DISUSUN OLEH :
DAFTAR ISI............................................................................................................2
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................3
1.1. Latar Belakang..........................................................................................3
1.2. Tujuan Praktikum......................................................................................4
BAB II......................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................5
2.1. Morfologi Tanaman Kelapa Sawit................................................................5
2.2. Syarat Tumbuh..............................................................................................7
2.3. Sistem Pembibitan.........................................................................................8
BAB III..................................................................................................................10
BAHAN DAN METODE......................................................................................10
3.1. Waktu dan Tempat......................................................................................10
3.2. Bahan dan Alat............................................................................................10
3.3. Prosedur Percobaan.....................................................................................10
BAB IV..................................................................................................................11
HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................11
4.1. Hasil............................................................................................................11
4.2. Pembahasan.................................................................................................11
BAB V....................................................................................................................12
KESIMPULAN......................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
Praktikum Teknologi Produksi Tanaman Perkebunan ini. Laporan ini akan saya
Perkebunan.
khususnya kepada Bpk. Andi Setiawan, S.P,M.Agr selaku dosen pengampu mata
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
sawit dan inti sawit merupakan salah satu primadona tanaman perkebunan yang
komoditi minyak kelapa sawit dalam perdagangan minyak nabati dunia telah
kelapa sawit. Pada tahun 2005 luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia
terus berkembang dan tidak hanya merupakan monopoli perkebunan besar negara
atau perkebunan swasta. Saat ini perkebunan rakyat sudah berkembang pesat.
Perkebunan kelapa sawit yang semula hanya di Sumatera Utara dan di Daerah
Istimewa Aceh saat ini sudah berkembang di beberapa provinsi, antara lain
Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Riau, Irian Jaya, Sulawesi
(Sastrosayono, 2006).
Indonesia, baik dilihat dari devisa yang dihasilkan maupun bagi pemenuhan akan
kebutuhan minyak nabati di dalam negeri. Sasaran utama yang harus dicapai
maksimal dan kualitas minyak yang baik dengan biaya yang efisien. Untuk
mencapai sasaran tersebut diperlukan standart kegiatan teknis budidaya yang baik,
Produksi yang maksimal dapat tercapai apabila tanaman berasal dari bibit
yang baik dan sehat serta penerapan teknis budidaya yang benar sesuai dengan
yang dapat ditanam di lapangan, tetapi dari kualitas yang dihasilkan. Pembibitan
produksi per hektar tanaman. Pengelolaan bibit yang dapat menciptakan kualitas
bibit yang baik akan menghasilkan pertumbuhan tanaman dan buah yang baik
pula. Umur tanaman kelapa sawit mulai saat ditanam sampai peremajaan kembali
(replanting) dapat mencapai umur ekonomis antara 25-30 tahun. Keadaan ini
sangat ditentukan oleh kualitas bibit yang ditanam. Oleh sebab itu teknik dan
tanaman yang dapat berpengaruh terhadap pencapaian hasil produksi pada masa
yang akan datang. Perawatan bibit yang baik di pembibitan awal dan pembibitan
utama melalui dosis pemupukan yang tepat merupakan salah satu uapaya untuk
meencapai hasi yang optimal dalam pengembangan budidaya kelapa sawit. Oleh
karena itu, dalam penuliasan makalah ini akan dibahas tentang pemupukan
sebagai salah satu perawatan yang dilakukan pada pembibitan pre nursery.
TINJAUAN PUSTAKA
memiliki nilai jual yang cukup tinggi dan penyumbang devisa terbesar bagi
(akar, batang, dan daun) dan bagian generatif (bunga dan buah). Morfologi
Akar
diikuti dengan ketersediaan air tanah yang terbatas pada saat musim kemarau
(Maryani,2012). Pada tanaman kelapa sawit yaitu akar serabut, yang terdiri atas
akar primer, sekunder, tersier, dan kuartieryang mana setiap bagian tersebut
memiliki fungsi.
(adventitious roots) dan berdiameter sekitar 6-10 mm. Akar sekunder, yaitu akar
yang tumbuh dari akar primer, arah tumbuhnya mendatar maupun ke bawah,
berdiameter sekitar 2-4 mm. Sedangkan pada akar tertiera adalah akar yang
panjang sekitar 0.7-1.2 mm. Dan pada akar kuartier yaitu akar cabang dari akar
tersier berdiameter 0,2-0,8 mm dan panjang sekitar 2cm. Akar tersier dan kuarter
berada 2-2,5 m dari pangkal pokok atau luar piringan dan berada di dekat
pemukaan tanah. Pada akar tanaman kelapa sawit tidak berbuku, kemudian
Batang
Batang pada kelapa sawit memiliki ciri yaitu tidak memiliki kambium dan
umumnya tidak bercabang. Pada pertumbuhan awal setelah pafe muda terjadi
pendukung tajuk (daun, bunga, dan buah). Kemudian fungsi lainnya adalah
sebagai sistem pembuluh yang mengangkut unsur hara dan makanan bagi
kelapa sawit.
Daun
Daun merupakan pusat produksi energi dan bahan makanan bagi tanaman.
Bentuk daun, jumlah daun dan susunannya sangat berpengaruhi terhadap tangkap
sinar mantahari (Vidanarko,2011). Pada daun tanaman kelapa sawit memiliki ciri
yaitu membentuk susunan daun majemuk, bersirip genap, dan bertulang sejajar.
Daun-daun kelapa sawit disanggah oleh pelepah yang panjangnya kurang lebih 9
meter.Jumlah anak daun di setiap pelepah sekitar 250-300 helai sesuai dengan
jenis tanaman kelapa sawit. Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning
pucat. Duduk pelepah daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang
melingkari batang dan membentuk spiral. Pohon kelapa sawit yang normal
biasanya memiliki sekitar 40-50 pelepah daun. Pertumbuhan pelepah daun pada
tanaman muda yang berumur 5-6 tahun mencapai 30-40 helai, sedangkan pada
tanaman yang lebih tua antara 20-25 helai. Semakin pendek pelepah daun maka
semakin banyak populasi kelapa sawit yang dapat ditanam persatuan luas
Bunga
Tanaman kelapa sawit akan mulai berbunga pada umur sekitar 12-14
jantan dan betina terdapat pada satu pohon tetapi tidak pada tandan yang sama.
Tanaman kelapa sawit dapat menyerbuk silang ataupun menyerbuk sendiri karena
Biji
Setiap jenis kelapa sawit biasanya memiliki ukuran dan bobot biji yang
berbeda. Jenis biji dura panjangnya sekitar 2-3 cm dan bobot rata-rata mencapai 4
gram, sehingga dalam 1 kg terdapat 250 biji. Biji dura deli memiliki bobot 13
gram per biji, dan biji tenera afrika rata-rata memiliki bobot 2 gram per biji. Biji
Iklim
ideal antara 1‐500 m dpl. suhu optimal 26°C, kelembaban rata-rata 75 %, dapat
baik, kaya akan humus dan tidak mempunyai lapisan padas dan dengan pH tanah
Curah Hujan
Angin
terbagi merata sepanjang tahun dan Kelembaban optimum yang ideal untuk
Tanah
subur.Berdrainase baik, permukaan air tanah cukup dalam, solum cukup dalam
(80 cm), pH tanah 4‐6, dan tanah tidak berbatu. Tanah Latosol, Ultisol dan
Aluvial, tanah gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai dapat dijadikan
Tinggi Tempat
Ketinggian tempat yang ideal antara 1-500 m dpl. Kecepatan angin 5-6
tahap (single stage nursery) atau dua tahap (double stage nursery). Pada
sistem satu tahap kecambah langsung ditanam di dalam kantong plastik besar.
Sedangkan pada pembibitan dua tahap kecambah ditanam dan dipelihara dulu
dalam kantong plastik kecil selama 3 bulan, yang disebut juga tahap
plastik besar selama 9 bulan. Tahap terakhir ini disebut juga sebagai
Pembibitan Awal (Pre Nursery). Ciri utama pembibitan tahap awal adalah
cm, dan tebal 0,07 mm, berlubang - lubang sebanyak lebih kurang 20 lubang
di bagian bawah, setelah diisi tanah bagian bawahnya rata. Tiap polibag berisi
kali selama 2 hari agar tanah dalam kantongmenjadi agak padat dan mudah di
gunakan untuk penanaman bibit kelapa sawit yang akan di budidayakan
terbuat dari bilah bambu setinggi 2 m, kemudian di bagian atas dibuat kerangka
atap yang lalu ditutup dengan daun kelapa atau pelepah kelapa sawit, sedemikian
utama, bibit dari pemindahan tahap awal dipindah ke kantong plastik yang lebih
besar pada umur sekitar 4 bulan. Ukuran kantong plastik besar adalah 40
cm (diameter), tingginya 50 cm, dan tebalnya 0,12 mm, setelah diisi tanah
bagian bawahnya datar (agar mudah berdiri tegak) agar mudah di gunakan dan
yang dapat ditanam di lapangan, tetapi dari kualitas yang dihasilkan. Harga pupuk
per satuan unsur lebih murah, efektivitasnya tidak kalah dibandingkan SP-36
atau TSP dan dapat digunakan sekaligus untuk beberapa musim, sehingga biaya
aplikasi lebih murah. Penelitian pengaruh pupuk P-alam untuk tanaman jagung
telah dilakukan pada Typic Hapludox di Tanah Laut, Kalsel (Kasno, 2010).
BAB III
Bahan
topsoil
Alat
Polibag
Penggaris
Alat tulis
Tanah yang digunakan sebagai media tanam adalah tanah berasal dari
dengan tebal 0,1 mm. Sebelum kecambah ditanam kantong plastik tersebut
cm. Satu hari sebelum waktu penanaman, kantong plastik yang telah berisi
4.1. Hasil
4.2. Pembahasan
berjalan dengan baik dan bibit yang ditanam sudah menghasilkan 3 helai daun .
berumur 3 bulan. Pembibitan main nursery dilakukan pada polibag yang lebih
besar, namun sebelumnya akan dilakukan seleksi pada pembibitan pre nursery.
persilangan varietas Dura dan Pisifera yang kemudian akan menghasilkan varietas
KESIMPULAN
jumlah bibit yang dapat ditanam di lapangan, tetapi dari kualitas yang
dihasilkan.
Anonim. 2002. Manajemen Produksi Kelapa Sawit. Materi Presentasi pada Diklat
Guru SMK se Indonesia Bidang Studi Perkebunan. Jakarta
Badan Pusat Statistik Riau. 2010. Riau Dalam Angka 2008. Pekanbaru.