Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMBIBITAN PRE NURSERY

DISUSUN OLEH :

NOVIA SEPTIANI SNAGA 1813010158

LABORATORIUM KEBUN PERCOBAAN DAN PETERNAKAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI
MEDAN
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................2
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................3
1.1. Latar Belakang..........................................................................................3
1.2. Tujuan Praktikum......................................................................................4
BAB II......................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................5
2.1. Morfologi Tanaman Kelapa Sawit................................................................5
2.2. Syarat Tumbuh..............................................................................................7
2.3. Sistem Pembibitan.........................................................................................8
BAB III..................................................................................................................10
BAHAN DAN METODE......................................................................................10
3.1. Waktu dan Tempat......................................................................................10
3.2. Bahan dan Alat............................................................................................10
3.3. Prosedur Percobaan.....................................................................................10
BAB IV..................................................................................................................11
HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................11
4.1. Hasil............................................................................................................11
4.2. Pembahasan.................................................................................................11
BAB V....................................................................................................................12
KESIMPULAN......................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan kesempatam kepada saya, untuk berhasil menyelesaikan Laporan

Praktikum Teknologi Produksi Tanaman Perkebunan ini. Laporan ini akan saya

gunakan sebagai Laporan akhir Praktikum Teknologi Produksi Tanaman

Perkebunan.

Diharapkan laporan ini dapat memberikan banyak informasi untuk kita

semua khususnya di bidang pertanian. Tidak lupa, saya mengucapkan terimakasih

khususnya kepada Bpk. Andi Setiawan, S.P,M.Agr selaku dosen pengampu mata

kuliah Praktikum Teknologi Produksi Tanaman Perkebunan .

Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena

itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya

harapkan demi kesempurnaan laporan ini. Saya ucapakan terima kasih

Medan, 5 januari 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) sebagai tanaman penghasil minyak

sawit dan inti sawit merupakan salah satu primadona tanaman perkebunan yang

menjadi sumber penghasil devisa nonmigas bagi Indonesia. Cerahnya prospek

komoditi minyak kelapa sawit dalam perdagangan minyak nabati dunia telah

mendorong pemerintah Indonesia untuk memacu pengembangan areal perkebunan

kelapa sawit. Pada tahun 2005 luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia

mencapai 5.597.158 ha dan mengalami peningkatan pada tahun 2010 menjadi

seluas 8.430.206 ha (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2010).

Kelapa sawit di Indonesia ini merupakan komoditas primadona, luasnya

terus berkembang dan tidak hanya merupakan monopoli perkebunan besar negara

atau perkebunan swasta. Saat ini perkebunan rakyat sudah berkembang pesat.

Perkebunan kelapa sawit yang semula hanya di Sumatera Utara dan di Daerah

Istimewa Aceh saat ini sudah berkembang di beberapa provinsi, antara lain

Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Riau, Irian Jaya, Sulawesi

Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Jawa Barat, Kalimantan Barat,


Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan khususnya Kalimantan Timur yang

sedang dalam tahap perluasan daerah budidaya tanaman kelapa sawit

(Sastrosayono, 2006).

Kelapa sawit merupakan salah satu komoditi pertanian terpenting bagi

Indonesia, baik dilihat dari devisa yang dihasilkan maupun bagi pemenuhan akan

kebutuhan minyak nabati di dalam negeri. Sasaran utama yang harus dicapai

dalam mengusahakan perkebunan kelapa sawit adalah memperoleh produksi

maksimal dan kualitas minyak yang baik dengan biaya yang efisien. Untuk

mencapai sasaran tersebut diperlukan standart kegiatan teknis budidaya yang baik,

salah satunya adalah pembibitan kelapa sawit.

Produksi yang maksimal dapat tercapai apabila tanaman berasal dari bibit

yang baik dan sehat serta penerapan teknis budidaya yang benar sesuai dengan

standart. Pembibitan kelapa sawit memerlukan kecermatan dan ketelitian dalam

pekerjaan. Keberhasilan pembibitan tidak ditentukan oleh banyaknya jumlah bibit

yang dapat ditanam di lapangan, tetapi dari kualitas yang dihasilkan. Pembibitan

merupakan awal kegiatan lapangan yang harus dimulai setahun sebelum

penanaman di lapangan dan merupakan faktor utama yang paling menentukan

produksi per hektar tanaman. Pengelolaan bibit yang dapat menciptakan kualitas

bibit yang baik akan menghasilkan pertumbuhan tanaman dan buah yang baik

pula. Umur tanaman kelapa sawit mulai saat ditanam sampai peremajaan kembali

(replanting) dapat mencapai umur ekonomis antara 25-30 tahun. Keadaan ini

sangat ditentukan oleh kualitas bibit yang ditanam. Oleh sebab itu teknik dan

pengelolaan pembibitan harus menjadi perhatian utama dan serius.


Bibit merupakan produk yang dihasilkan dari suatu proses pengadaan bahan

tanaman yang dapat berpengaruh terhadap pencapaian hasil produksi pada masa

yang akan datang. Perawatan bibit yang baik di pembibitan awal dan pembibitan

utama melalui dosis pemupukan yang tepat merupakan salah satu uapaya untuk

meencapai hasi yang optimal dalam pengembangan budidaya kelapa sawit. Oleh

karena itu, dalam penuliasan makalah ini akan dibahas tentang pemupukan

sebagai salah satu perawatan yang dilakukan pada pembibitan pre nursery.

1.2. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui perawatan

pembibitan pre nursery serta mahasiswa diharapkan mampu mengerjakan

praktikum ini secara maksimal.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Morfologi Tanaman Kelapa Sawit

Tanaman kelapa sawit merupakan salah satu komoditi perkebunan yang

memiliki nilai jual yang cukup tinggi dan penyumbang devisa terbesar bagi

negara Indonesia dibandingkan dengan komoditi perkebunan lainnya. Setiap

tanaman memiliki morfologi yang berbeda-beda cirinya dan fungsinya yang

dijual.Sehingga pada budidaya tanaman kelapa sawit memerlukan pengetahuan

awal terlebih dahulu mulai dari morfologinya sebelum melakukan

budidaya. Tanaman kelapa sawit secara morfologi terdiri atas bagian vegetatif

(akar, batang, dan daun) dan bagian generatif (bunga dan buah). Morfologi

tanaman sawit adalah sabagai berikut

 Akar

Kelapa sawit termasuk tanaman yang mempunyai perakaran yang dangkal

(akar serabut), sehingga mudah mengalami cekaman kekeringan. Adapun

penyebab tanaman mengalami kekeringan diantaranya transpirasi tinggi dan

diikuti dengan ketersediaan air tanah yang terbatas pada saat musim kemarau

(Maryani,2012). Pada tanaman kelapa sawit yaitu akar serabut, yang terdiri atas

akar primer, sekunder, tersier, dan kuartieryang mana setiap bagian tersebut

memiliki fungsi.

Untuk akar primer dapat tumbuh vertikal (radicle) maupun mendatar 

(adventitious roots) dan berdiameter sekitar 6-10 mm. Akar sekunder, yaitu akar

yang tumbuh dari akar primer, arah tumbuhnya mendatar maupun ke bawah,
berdiameter sekitar 2-4 mm. Sedangkan pada akar tertiera adalah akar yang

tumbuh dari akar sekunder. Arah tumbuhnya mendatar ke samping, dengan

panjang sekitar 0.7-1.2 mm. Dan pada akar kuartier yaitu akar cabang dari akar

tersier berdiameter 0,2-0,8 mm dan panjang sekitar 2cm. Akar tersier dan kuarter

berada 2-2,5 m dari pangkal pokok atau luar piringan dan berada di dekat

pemukaan tanah. Pada akar tanaman kelapa sawit tidak berbuku, kemudian

ujungnya  meruncing, dan berwarna putih atau kekuningan.

 Batang

Batang pada kelapa sawit memiliki ciri yaitu tidak memiliki kambium dan

umumnya tidak  bercabang. Pada pertumbuhan awal setelah pafe muda terjadi

pembentukan batang yang melebar tanpa terjadi pemanjangan internodia

(Sunarko,2007). Batang tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai struktur

pendukung tajuk (daun, bunga, dan  buah). Kemudian fungsi lainnya adalah

sebagai sistem pembuluh yang mengangkut unsur hara dan makanan bagi 

tanaman. Tinggi tanaman biasanya bertambah secara optimal sekitar 35-75

cm/tahun sesuai dengan keadaan lingkungan jika mendukung. Umur ekonomis 

tanaman sangat dipengaruhi oleh pertambahan tinggi batang/tahun. Semakin

rendah pertambahan tinggi batang, semakin panjang umur ekonomis tanaman

kelapa sawit.

 Daun

Daun merupakan pusat produksi energi dan bahan makanan bagi tanaman.

Bentuk daun, jumlah daun dan susunannya sangat berpengaruhi terhadap tangkap

sinar mantahari (Vidanarko,2011). Pada daun tanaman kelapa sawit memiliki ciri

yaitu membentuk susunan daun majemuk, bersirip  genap, dan bertulang sejajar.
Daun-daun kelapa sawit disanggah oleh pelepah yang panjangnya kurang lebih 9

meter.Jumlah anak daun di setiap pelepah sekitar 250-300 helai sesuai dengan

jenis tanaman kelapa sawit.  Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning

pucat. Duduk pelepah daun pada  batang tersusun dalam satu susunan yang

melingkari batang dan membentuk  spiral. Pohon kelapa sawit yang normal

biasanya memiliki sekitar 40-50 pelepah daun. Pertumbuhan pelepah daun pada

tanaman muda yang berumur 5-6 tahun mencapai 30-40 helai, sedangkan pada

tanaman yang  lebih tua antara 20-25 helai. Semakin pendek pelepah daun maka

semakin banyak populasi kelapa sawit yang dapat ditanam persatuan luas

sehingga semakin tinggi prokdutivitas hasilnya per satuan luas tanaman.

 Bunga

Tanaman kelapa sawit akan mulai berbunga pada umur sekitar 12-14

bulan. Bunga tanaman kelapa sawit termasuk monocious yang berarti bunga

jantan dan betina terdapat pada satu pohon tetapi tidak pada tandan yang sama.

Tanaman kelapa sawit dapat menyerbuk silang ataupun menyerbuk sendiri karena

memiliki daun jantan dan betina.Biasanya bunganya muncul dari ketiak

daun.Setiap ketiak daun hanya menghasilkan satu infloresen (bungan

majemuk).Biasanya, beberapa bakal infloresen melakukan gugur pada fase-fase

awal perkembangannya sehinga pada individu tanaman terlihat beberapa ketiak

daun tidak menghasilkan infloresen.

 Biji

Setiap jenis kelapa sawit biasanya memiliki ukuran dan bobot biji yang

berbeda. Jenis biji dura panjangnya sekitar 2-3 cm dan bobot rata-rata mencapai 4

gram, sehingga dalam 1 kg terdapat 250 biji. Biji dura deli memiliki bobot 13
gram per biji, dan biji tenera afrika rata-rata memiliki bobot 2 gram per biji. Biji

kelapa sawit umumnya memiliki periode  dorman (masa non-aktif).

Perkecambahannya dapat berlangsung lebih dari 6 bulan dengan keberhasilan

sekitar 50%.Agar perkecambahan dapat berlangsung lebih cepat dan tingkat

keberhasilannya lebih tinggi, biji kelapa sawit memerlukan pre-treatment.

2.2. Syarat Tumbuh

 Iklim

Lama penyinaran matahari rata‐rata 5‐7 jam/hari..Ketinggian tempat yang

ideal antara 1‐500 m dpl. suhu optimal 26°C, kelembaban rata-rata 75 %, dapat

tumbuh pada bermacam-macam tanah, asalkan gembur, aerasi dan draenasinya

baik, kaya akan humus dan tidak mempunyai lapisan padas dan dengan pH tanah

antara 5,5 - 7,0.

 Curah Hujan

Curah hujan tahunan 1.500‐4.000 mm. Temperatur optimal 24‐280C.

 Angin

Kecepatan angin 5‐6 km/jam untuk membantu proses penyerbukan,

terbagi merata sepanjang tahun dan Kelembaban optimum yang ideal untuk

tanaman sawit sekitar 80-90%.

 Tanah

Tanah yang baik mengandung banyak lempung, beraerasi baik dan

subur.Berdrainase baik, permukaan air tanah cukup dalam, solum cukup dalam

(80 cm), pH tanah 4‐6, dan tanah tidak berbatu. Tanah Latosol, Ultisol dan
Aluvial, tanah gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai dapat dijadikan

perkebunan kelapa sawit.

 Tinggi Tempat

Ketinggian tempat yang ideal antara 1-500 m dpl. Kecepatan angin 5-6

km/jam untuk membantu proses penyerbukan.

2.3. Sistem Pembibitan

Sistem pembibitan yang banyak dipakai sekarang adalah pembibitan satu

tahap (single stage nursery) atau dua tahap (double stage nursery). Pada

sistem satu tahap kecambah langsung ditanam di dalam kantong plastik besar.

Sedangkan pada pembibitan dua tahap kecambah ditanam dan dipelihara dulu

dalam kantong plastik kecil selama 3 bulan, yang disebut juga tahap

pembibitan pendahuluan (pre nursery), selanjutnya dipindah pada kantong

plastik besar selama 9 bulan. Tahap terakhir ini disebut juga sebagai

pembibitan utama (main nursery) (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2008

dalam Jefry, 2016).

Pembibitan Awal (Pre Nursery). Ciri utama pembibitan tahap awal adalah

penggunaan polibag kecil, sehingga jumlah bibit per ha areal pembibitan

menjadi banyak. Polibag yang dipakai berukuran 15 cm (diameter), tinggi 23

cm, dan tebal 0,07 mm, berlubang - lubang sebanyak lebih kurang 20 lubang

di bagian bawah, setelah diisi tanah bagian bawahnya rata. Tiap polibag berisi

sekitar 1,5 kg tanah, disusun di bedengan dengan lebar deretan berisikan 12

polibag, sedang panjang bedengan sekitar 10 m. Kantong plastik disiram 2

kali selama 2 hari agar tanah dalam kantongmenjadi agak padat dan mudah di
gunakan untuk penanaman bibit kelapa sawit yang akan di budidayakan

(Mangoensoekarjo dan Semangun, 2008 dalam Jefry, 2016).

Dalam waktu 3 – 4 bulan pertama dari pertumbuhan bibit diperlukan

naungan. Naungan dibuat dengan memasang tiang-tiang pancang yang biasanya

terbuat dari bilah bambu setinggi 2 m, kemudian di bagian atas dibuat kerangka

atap yang lalu ditutup dengan daun kelapa atau pelepah kelapa sawit, sedemikian

sehingga intensitas cahaya yang diterima sekitar 40 % dari kondisi normal

(Mangoensoekarjo dan Semangun, 2008 dalam Jefry, 2016).

Pembibitan Utama (Main Nursery). Dalam rangka pelaksanaan pembibitan

utama, bibit dari pemindahan tahap awal dipindah ke kantong plastik yang lebih

besar pada umur sekitar 4 bulan. Ukuran kantong plastik besar adalah 40

cm (diameter), tingginya 50 cm, dan tebalnya 0,12 mm, setelah diisi tanah

bagian bawahnya datar (agar mudah berdiri tegak) agar mudah di gunakan dan

memiliki lubang-lubang (perforasi) (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2008

dalam Jefry, 2016).

Pembibitan kelapa sawit memerlukan kecermatan dan ketelitian dalam

pekerjaan. Keberhasilan pembibitan tidak ditentukan oleh banyaknya jumlah bibit

yang dapat ditanam di lapangan, tetapi dari kualitas yang dihasilkan. Harga pupuk

per satuan unsur lebih murah, efektivitasnya tidak kalah dibandingkan SP-36

atau TSP dan dapat digunakan sekaligus untuk beberapa musim, sehingga biaya

aplikasi lebih murah. Penelitian pengaruh pupuk P-alam untuk tanaman jagung

telah dilakukan pada Typic Hapludox di Tanah Laut, Kalsel (Kasno, 2010).
BAB III

BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan dirumah pmasing masing dan dilaksanakan pada

bulan oktober sampai dengan desember.

3.2. Bahan dan Alat

 Bahan

 Kecambah kelapa sawit

 topsoil

 Alat

 Polibag

 Penggaris

 Alat tulis

3.3. Prosedur Percobaan

 siapkan kecambah. Germinated Seed (GS) atau kecambah bersertifikat

yang dikeluarkan lembaga yang dipilih pemerintah

 Tanah yang digunakan sebagai media tanam adalah tanah berasal dari

lapisan atas (top soil).


 Petakan bedengan pesemaian/pembibitan pendahuluan berukuran 8 m x

11,2 m, dalam satu satuan naungan terdapat 4 – 6 petakan. Setiap petakan

memuat 1 000 bibit (kecambah).

 siapkan naungan untuk tempat bibit semaian

 Kecambah ditanam dalam kantong plastik berukuran 14 cm x 22 cm

dengan tebal 0,1 mm. Sebelum kecambah ditanam kantong plastik tersebut

dilubangi dengan diameter 0,5 cm sebanyak 12 lubang.

 Tanah tersebut terlebih dahulu disaring dengan saringan kurang lebih 1

cm. Satu hari sebelum waktu penanaman, kantong plastik yang telah berisi

tanah disiram agar pada waktu penanaman dapat dipadatkan.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Diameter pangkal Indeks luas daun


Pengamatan ke Tinggi tanaman Jumlah daun
batang

1 15 cm 2 helai 5 mm 28,08 cm2

2 20 cm 3 helai 6 mm 28,45 cm2

3 23 cm 3 helai 6,1 mm 30, 20cm2

4 25 cm 3 helai 6,1 mm 31. 20 cm2

4.2. Pembahasan

Tabel diatas menunjukkan pertumbuhan pada pembibitan pre nursery

berjalan dengan baik dan bibit yang ditanam sudah menghasilkan 3 helai daun .

Bibit tersebut akan dipindahkan ke pembibitan main nursey apabila sudah

berumur 3 bulan. Pembibitan main nursery dilakukan pada polibag yang lebih

besar, namun sebelumnya akan dilakukan seleksi pada pembibitan pre nursery.

Bibit yang kurang baik tidak akan dilanjutkan ke pembibitan berikutnya.

Pada pembibitan perlu dilihat jenis kecambah yang digunakan untuk

menghindari pemakaian benih palsu yang mengakibatkan kerugian pada

perkebunan tersebut. Benih yang digunakan adalah hasil breeding atau

persilangan varietas Dura dan Pisifera yang kemudian akan menghasilkan varietas

Tenera yang akan dikembangkan menjadi bibit pada perkebunan.


BAB V

KESIMPULAN

1. Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman tahunan yang dapat menjadi

sumber devisa bagi Indonesia.

2. Pembibitan kelapa sawit memerlukan kecermatan dan ketelitian dalam

pekerjaan. Keberhasilan pembibitan tidak ditentukan oleh banyaknya

jumlah bibit yang dapat ditanam di lapangan, tetapi dari kualitas yang

dihasilkan.

3. Kegiatan pemeliharaan Tanaman Menghasilkan meliputi pemangkasan,

pemupukan, penimbunan pelepah dan sampah, penyiangan, dan

peremajaan tanamaan secara berkala.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2001. BukuPintarMandor (BPM). Seri Budidaya Tanaman Kelapa


Sawit.Edisi Revisi.Lembaga Pendidikan Perkebunan.

Anonim. 2002. Manajemen Produksi Kelapa Sawit. Materi Presentasi pada Diklat
Guru SMK se Indonesia Bidang Studi Perkebunan. Jakarta

Badan Pusat Statistik Riau. 2010. Riau Dalam Angka 2008. Pekanbaru.

Bangun.2007. Abstak Hasil Penelitian Pusat penelitian Kelapa Sawit 1997 –


2000.Pusat Penelitian Kelapa Sawit( Marihat ). Medan.

Fauzi, Y. Widyastuti, E. Setyawibowo, I. Hartono, R, 2003. Budidaya Kelapa


Sawit, Pemanfaatan Hasil dan Limba, Analisis Usaha dan
Pemasaran.Penebar Swadaya. Jakarta.
Kasno. 2010. Efektivitas Beberapa Deposit Fosfat Alam Indonesia Sebagai
Pupuk Sumber Fosfor Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit Pada
Tanah Ultisols. Jurnal Littri, Vol.16, No.4
Mangoensoekarjo dan Semangun.2005. Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan
pada Perkebunan KelapaS awit.Materi In House Training Budidaya
Tanaman Kelapa Sawit. Perkebunan Sangyang damar. Jawa Barat  

Anda mungkin juga menyukai