DISUSUN OLEH :
DOSEN PEMBIMBING :
Ir. KHAIRIL ANWAR, MSi
FAKULTAS PERTANIAN
MATARAM 2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya yang telah memberikan banyak kesempatan, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
PKL dengan baik. Laporan ini disusun guna melengkapi salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan PKL (Praktek Kerja Lapangan) bagi mahasiswa Fakultas Pertanian
Universitas Islam Al-Azhar Mataram.
Tujuan utama dari kerja lapangan ini adalah untuk memantapkan teori dan praktek
yang telah dipelajari di kampus dan dapat diselesaikan dengan serta diaplikasikan di
lapangan.Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa selesainya
laporan PKL ini tidak terlepas dari dukungan, semangat, serta bimbingan dari berbagai pihak,
baik bersifat moril maupun materil,oleh karena-Nya, kami ingin menyampaikan ucapan
terima kasih yang sebesar besarnya.
Tim Penyusun
2
DAFTAR ISI
Halaman judul...................................................................................................................... 1
Kata pengantar..................................................................................................................... 2
Pendahuluan......................................................................................................................... 4
Latar Belakang..................................................................................................................... 4
Tinjauan pustaka.................................................................................................................. 7
Metode PKL......................................................................................................................... 11
Daftar pustaka...................................................................................................................... 18
Halaman pengesahan............................................................................................................ 11
3
PENDAHULUAN
4
1.2 Tujuan Praktik Kerja Lapangan
Tujuan dari praktik kerja lapangan ini yaitu mengaplikasikan ilmu yang di dapat pada
bangku kuliah langsung secara nyata diaplikasikan khususnya terkait teknik pembibitan yang
letaknya di UD.ANEKA FLORA LESTARI Dusun Penjangka,Desa Sepakek, Kecamatan
Pringgarata,Lombok Tengah
Awal mula didirikannya usaha pembibitan ini dimulai pada tahun 1997, pada saat
boomingnya tanaman Gaharu. Ini adalah salah satu motivasi beliau untuk memulai usaha
pembibitan pada tahun tersebut pemasaran pohon gaharu masih kawasan lokal bahkan
provinsi setelah melihat potensi dari pemasaran lokal sampai provinsi, beliau bertemu dengan
seorang penasihat yang bernana Pak Farman yang mengarahkan untuk membuat surat izin
yang berkekuatan hukum sebagai syarat izin angkut tumbuhan keluar daerah pada tahun
2009.
Syarat izin tersebut tidak sia-sia karena pada tahun 2003 beliau berhasil memasarkan
dan mengirim bibit gaharu ke PT. Badak Internasional di bontang, Kalimantan Timur.
Kemudian pada tahun 2014 beliau berhasil mengirim bibit ke Sumba, NTT
Lama kelamaan popularitas gaharu mulai menurun dan pada akhirnya beliau
memutuskan untuk menambah komoditi yang lain dan sampai sekarang beliau masih aktif
dalam menjalankan pembibitan komoditi berupa beringin, kayu putih, kemiri, bambu,
alpukat, sengon, durian, kluih, gaharu, mahoni, nangka, kepundung, pinang, dan sonokling.
5
2.2. Struktur Organisasi
6
TINJAUAN PUSTAKA
Sampai sekarang pengertian bibit masih sering dirancukan dengan pengertian benih
(seed) dan tanaman induk (parent stock). Banyak orang yang tertukar untuk mengistilahkan
bibit pada benih. Pengertian bibit juga sering tertukar dengan tanaman induk penghasil benih
atau bibit.
Pengertian bibit yang dimaksud ialah tanaman kecil (belum dewasa) yang berasal dari
pembiakan generatif (dari biji), vegetatif, kultur jaringan, atau teknologi perbanyakan
lainnya. Selain itu, bibit juga dapat diperoleh dari kombinasi cara-cara perbanyakan tersebut
(Setiawan, 1999).
Bibit merupakan salah satu penentu keberhasilan budidaya tanaman. Budidaya
tanaman sebenarnya telah dimulai sejak memilih bibit tanaman yang baik, karena bibit
merupakan obyek utama yang akan dikembangkan dalam proses budidaya selanjutnya. Selain
itu, bibit juga merupakan pembawa gen dari induknya yang menentukan sifat tanaman setelah
berproduksi.
Oleh karena itu untuk memperoleh tanaman yang memiliki sifat tertentu dapat
diperoleh dengan memilih bibit yang berasal dari induk yang memiliki sifat tersebut
(Setiawan, 1999).Pengertian bibit biasanya diterapkan bagi tanaman buah tahunan. Pada
tanaman buah tahunan, “calon tanaman” dijual dalam bentuk tanaman kecil (bibit). Lain
halnya dengan tanaman sayuran, hias, dan buah semusim yang sering dijual dalam bentuk biji
hasil penangkaran yang biasa disebut benih untuk perbanyakannya (Setiawan, 1999).
Berdasarkan cara perbanyakan, bibit dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Bibit Generatif
Bibit generatif diperoleh dari hasil perbanyakan secara kawin (sexual). Bibit generatif lebih
dikenal konsumen dengan bibit dari biji sebab bibit ini dikembangkan dari biji. Anggapan
seperti ini tidak selalu benar sebab ada bibit dari biji yang tidak diperoleh dari hasil
perkawinan (biji apomiktik). Namun, pada kebanyakan buah memang biji ini telah dibuahi
atau sebagai hasil perkawinan antara bunga jantan dan bunga betina. Mekanisme perkawinan
terjadi pada saat penyerbukan, yaitu kepala putik diserbuki dengan serbuk sari yang berlanjut
sampai pembentukan biji.
2. Bibit Vegetatif
Bibit vegetatif diperoleh dari pembiakan secara tak kawin (asexual). Alasan yang utama
sehingga banyak bibit yang diperbanyak secara vegetatif ialah untuk mendapatkan bibit yang
memiliki sifat-sifat yang serupa dengan induknya. Pada perkembangan selanjutnya, sistem
7
pembiakan vegetatif memungkinkan penggabungan dua atau lebih induk yang masing-
masing memiliki sifat tertentu. Sebagai contoh pada bibit sambung atau okulasi, bibit yang
dihasilkan dapat memiiki sifat yang baik dari batang atas (misal kualitas buah baik) dan sifat
yang baik dari batang bawah (misal perakaran baik) (Setiawan, 1999).Di pasaran dikenal
berbagai macam jenis bibit. Konsumen sudah akrab dengan jenis bibit biji, cangkokan,
sambung, atau okulasi. Berdasarkan jenis perbanyakannya, bibit terbagi enam jenis, yaitu :
1. Bibit dari biji
Manusia pertama kali mengenal cara perbanyakan tanaman yaitu dari biji. Cara perbanyakan
ini bahkan dapat terjadi secara alami. Biji tanaman yang jatuh ke tanah, baik secara alami
atau melalui tangan manusia (setelah buahnya dikonsumsi), akan tumbuh menjadi tanaman
jika mendapat kondisi yang sesuai untuk pertumbuhannya. Kelebihan bibit ini ialah
perakarannya kuat, tetapi kelemahannya ialah sifat bibit belum tentu sama dengan sifat induk
dan pertumbuhan generatifnya lambat. Dengan demikian tidak mengherankan kalau umur
berbuahnya tidak secepat tanaman yang berasal dari bibit vegetatif. Bibit dari biji dapat
dikenali dari sosoknya yang lebih tinggi dan percabangannya lebih sedikit dari bibit vegetatif.
Selain itu pada bibit ini tidak ditemukan luka bekas okulasi atau sambungan.
2. Bibit Setek (cuttage)
Bibit setek diperoleh dengan memisahkan atau memotong beberapa bagian dari tanaman,
seperti akar, batang, daun, dan tunas dengan maksud agar bagian-bagian tersebut membentuk
akar. Kelebihan dari cara perbanyakan ini ialah caranya sederhana (tidak memerlukan teknik-
teknik tertentu yang rumit) dan bibit yang diperoleh mewarisi sifat-sifat yang dimiliki
induknya. Kelemahannya ialah tidak banyak jenis tanaman yang dapat diperbanyak dengan
cara ini sehingga penggunaannya terbatas.
3. Bibit cangkok (air layerage)
Bibit cangkokan termasuk jenis bibit yang diperoleh secara vegetatif, tanpa melalui proses
perkawinan (aseksual). Pencangkokan lebih banyak digunakan pada tanaman buah karena
kebanyakan cabang tanaman ini tidak dapat dilengkungan seperti cara pembubunan yang
umum. Kelebihan cara pembiakan cangkokan ialah pohon dari bibit cangkokan lebih cepat
berbuah dan dapat mewarisi sifat baik dari tanaman induk karena induknya dapat dipilh yang
memiliki sifat baik. Sedangkan kelemahannya ialah perakaran cangkokan krang kuat dan
dangkal, bentuk pohon menjadi rusak, tidak dapat menyediakan bibit yang relatif banyak
dalam waktu yang cepat, cara pengerjaan sedikit lebih rumit dan memerlukan ketelatenan,
serta jika sering dilakukan pencangkokan, produksi buah pohon induk menjadi terganggu.
Jenis bibit dapat dikenali dengan memperhatikan percabangannya yang lebih banyak. Selain
8
itu, bibit cangkokan dapat dibedakan dari bibit biji dengan melihat sosoknya yang lebih
pendek pada umur dan kondisi yang sama dengan bibit dari biji, dapat juga dengan dilihat
dengan tidak adanya bekas luka tempelan atau sambungan.
4. Bibit okulasi (budding)
Bibit okulasi termasuk jenis bibit yang diperoleh secara vegetatif, tanpa melalui proses
perkawinan (aseksual). Sebenarnya bibit ini tidak murni bibit vegetatif sebab batang
bawahnya berasal dari biji. Bibit ini diperoleh dengan menempel tunas pada batang bawah
yang telah disiapkan sebelumnya. Namun, batang bawahnya lebih banyak berfungsi sebagai
penopang tanaman dan menghasilkan perakaran yang baik. Setelah tunas tempelan (entris)
tumbuh dengan baik, kelebihan batang bawah yang berada di atas tunas dipotong. Untuk
pertumbuhan selanjutnya, pertumbuhan tunas tempelan lebih dominan dibandingkan dengan
batang bawahnya. Kelebihan dari pembibitan okulasi ialah dapat mewarisi sifat baik dari
induk entries (tempelan) karena induk dipilih memiliki sifat baik, perakaran bibit cukup kuat
karena batang bawahnya berasal dari biji, dapat mewarisi sifat baik dari batang bawah karena
batang bawah dipilih dari yang memiliki sifat baik, dan lebih cepat berbuah dibandingkan
bibit dari biji. Kelemahan dari pembibitan ini terutama dalam masalah teknis pengerjaannya
karena memerlukan keterampilan teknis yang baik melalui pengalaman dan latihan. Selain
dapat dikenali dari bekas tempelan, bibit okulasi mempunyai percabangan yang cukup
banyak dibandingkan bibit dari biji,. Hal ini dapat digunakan untuk membedakannya dari
bibit biji, tetapi perbedaannya tidak terlalu mencolok sehingga tidak semua orang dapat
membedakannya dengan cara ini.
5. Bibit sambung (detached scion grafting)
Bibit ini banyak dijumpai di pasaran, bibit ini sama dengan bibit okulasi yaitu termasuk bibit
vegetatif, walaupun sebenarnya tidak murni vegetatif karena batang bawahnya berasal dari
perbanyakan biji. Prinsip pembuatannya sama dengan biji okulasi, yang membedakannya
ialah, pada bibit okulasi yang disambungkan adalah mata tunas, sedangkan pada bibit
sambungan yang disambungkan adalah kumpulan mata tunas atau batang. Kelebihan dan
kekurangan dari cara pembibitan ini sama dengan cara pembibitan okulasi.
6. Bibit susuan (approach grafting)
Bibit susuan sebenarnya sama-sama merupakan bibit sambungan. Hal yang membedakan
antara bibit susuan dengan bibit sambungan ialah pada bibit susuan batang atas maupun
batang bawah masih berhubungan dengan batang sistem perakaranya. Bibit susuan dipero leh
dengan cara menyambungkan batang atas dan batang bawah yang masih berhubungan dengan
perakarannya dengan cara menempelkannya secara bersinggungan. Setelah sambungan
9
terbentuk, kelebihan batang atas dan batang bawah dipotong. Kelebihan dan kekurangan cara
pembibitan ini hampir sama dengan cara pembibitan sambungan lainnya. Pada cara
pembibitan ini, kemungkinan gagal karena kematian batang lebih kecil karena masih tetap
berhubungan dengan perakarannya dan mendapat suplai zat hara. Bibit susuan dikenali dari
adanya dua luka bekas pemotongan batang, yaitu luka bekas pemotongan batang bawah dan
luka bekas pemotongan batang atas (Setiawan, 1999).
10
3. METODE PKL
11
JADWAL PELAKSANAAN PKL
26 Juli Libur
30 Juli Pengangkutan bibit Joet, raja mas dan sengon ke truk untuk
II dipasarkan
1 Agustus - Penyiraman
- Pembersihan
2 Agustus Libur
3 Agustus Penyiraman
12
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Mengangkut Tanah
Tanah yang telah diturunkan dari mobil pickup selanjutnya diangkut menggunakan gerobak
dorong artco, untuk dibawa ke tempat bedeng sapih dan akan digunakan untuk pengisian
polybag
2. Mengisi Polybag
13
Mengisi polybag dengan tanah hingga terisi penuh tetapi tidak terlalu padat, tujuannya agar
akar bibit semai mudah tumbuh dan berkembang setelah ditanam. Mengisi polybag dilakukan
langsung di bedeng.
3. Penyapihan
Penyapihan adalah menanaman bibit/anakan semai ke polybag di bedeng sapih.
Penyapihan yang kami lakukan yaitu terhadap bibit/anakan semai kayu putih, dan siap untuk
proses penyapihan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyapihan antara laim:
1. Pencabutan bibit/anakan semai dari bedeng tabur harus hati-hati agar batang dan akar
tidak patah.
2. Kecambah tidak boleh luka.
3. Penyapihan dilakukan pada pagi atau sore hari dan harus di bawah naungan (Paranet)
karena bibit/anakan semai belum mampu menerima sinar matahari langsung.
Prosedur Kerja
a. Persiapan peralatan dan perlengkapan.
b. Cabut semai kayu putih lalu letakan dalam wadah ember.
c. Melubangi tanah dalam polybag dengan tongkat kecil dengan ke dalaman cm.
d. Memasukan semai kayu putih ke dalam polybag yang telah dilubangi
f. Melakukan penyiraman dua kali dalam sehari yaitu pagi dan sore hari.
4. Penyiraman
Bibit sangat bergantung pada intensitas penyiraman untuk memenuhi kebutuhan airnya,
karena ruang gerak akar yang terbatas karena masih berada dalam polybag. Penyiraman
dilakukan dua kali dalam sehari yaitu pada pagi dan sore hari. Penyiraman pada pembibitan
14
UD. ANEKA FLORA LESTARI dilakukan pada bibit/anakan semai yang berada di bedeng
sapih dan bibit yang berada pada bedeng bibit yang sudah dalam polybag. Frekuensi
penyiraman dapat dikurangi pada musim hujan dan harus selalu diperhatikan agar media
jangan sampai kekeringan atau terlalu basah karena keduanya dapat mengganggu kesehatan
bibit.
5. Penyulaman
Kegiatan penyulaman dilakukan pada bibit kayu putih, dan kemiri. Tujuan penyulaman
yaitu penanaman kembali bagian-bagian yang kosong bekas tanaman yang mati atau diduga
akan mati dan rusak sehingga terpenuhi jumlah tanaman pada tiap bedengnya.
Kegiatan penyulaman pada UD. ANEKA FLORA LESTARI yaitu dilakukan pada bibit
kayu putih dan kemiri.
6. Penyiangan
Penyiangan yaitu untuk membersihkan rumput pengganggu bibit/anakan semai, dengan
mencabut menggunakan tangan.
8. Pengangkutan Bibit
Pengangkutan bibit dilaksanakan setelah ada orang yang memesan bibit di Ud. Aneka Flora
Lestari bibit-bibit yang sudah cukup umur untuk dipasarkan, dikumpulkan dalam ember
penampungan, dalam satu ember penampungan berisi 50 buah bibit untuk diangkut kedalam
truk.
15
VISI DAN MISI
Visi
Menjadi perusahaan pembibitan terdepan dengan varietas unggul dan kualitas terbaik
Misi
Menghasilkan bibit bermutu dengan varietas unggul yang tahan hama penyakit.
Memberikan nilai tambah berupa bibit bermutu dengan varietas unggul untuk
peningkatan kesejahteraan
Menciptakan kondisi terbaik dengan dan untuk tim perusahaan untuk terus
berprestasi.
16
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktik kerja lapagan diperoleh kesimpulan bahwa : Pelaksanaan
kegiatan pembibitan tanaman UD.ANEKA FLORA LESTARI diawali dari proses,
pengangkutan tanah, pengisian polybag, penyapihan, penyiraman, penyulaman, penyiangan,
penyiapan bedeng sapih dan pengangkutan bibit, dimana semua proses tersebut memerlukan
ketelitian, ketekunan serta kesabaran yang tinggi sehingga dapat memperoleh hasil
/keuntungan yang maksimal.
4.2 Saran
1. UD. ANEKA FLORA LESTARI terkadang tidak sanggup memenuhi jumlah pesanan
bibit tanaman diakibatkan karena kurangnya jumlah tenaga kerja, sehingga UD. ANEKA
FLORA LESTARI perlu untuk menambah jumlah tenaga kerjanya.
2. Diharapkan agar UD. ANEKA FLORA LESTARI perlu menambah/mencari jaringan
bisnis baru agar supaya jumlah bibit yang terjual semakin meningkat.
17
DAFTAR PUSTAKA
Adinugraha, H.A. 2011. Teknik Pembibitan Tanaman Hutan.
Alrasjid H, Ardikusuma RI. 1974. Beberapa Keterangan Tentang Kayu putih
Duladi, 2010. Pembibitan Kayu Putih
ICRAF. 2006. Tehnik Pembibitan dan Perbanyakan Vegetatif Tanaman Buah.
World Agroforestry Centre. Bogor
http://portalrimbawan.blogspot.com/
18
Lampiran Foto-Foto Kegiatan PKL
19
Foto keg. penyiraman bibit
Foto kegiatan Penyapihan; Mencabut bibit kayu putih dari bedeng sapih
20
Foto kegiatan penyapihan; menanam bibit kayu putih ke polybag di bedeng sapih
21
Foto pengangkutan tanah untuk membuat bedeng sapih
22
Foto kegiatan pengangkutan bibit ke dalam truk untuk pemasaran
23
HALAMAN PENGESAHAN
Lokasi PKL: Ud. Aneka Flora Lestari Jln. Raya Sweta-Lab. Lombok KM 19 Dusun
Penjangka, Desa Sepakek, Kec. Pringgarata, Kab. Lombok Tengah, Provinsi Nusa
Tenggara Barat
Nama :
Disetujui Oleh:
Pembimbing:
24