Anda di halaman 1dari 17

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI KARET

DI KABUPATEN MEMPAWAH

PROPOSAL PENELITIAN

Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian
Dosen Pengampu: Dr. Nurliza, SP, MM

Disusun oleh:

Riki Riyansah (C1021211033)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunianya sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul
Penerapan Sistem Hukum Dalam Keadilan Masyarakat Indonesia. Peneliti menyadari bahwa
proposal ini masih jauh dari kesempurnaan seperti apa yang diharapkan. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati peneliti mengharapkan segala kritik dan saran-saran demi
kesempurnaan proposal ini. Dalam menyusun proposal penelitian ini tentu saja peneliti banyak
menemui kesulitan dan hambatan, akan tetapi berkat bantuan, bimbingan, dan nasehat dari
berbagai pihak peneliti dapat menyelesaikan proposal ini sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan rasa terimakasih
yang sebesar-besarnya terutama kepada :
1. Dr. Nurliza, SP, MM selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Metode Kuantitatif
Agribisnis yang telah memberikan arahan, masukan, dan bimbingan dalam penyusunan
proposal penelitian ini;
2. Semua Dosen di Universitas Tanjungpura Pontianak yang telah memberikan ilmu
kepada peneliti;
3. Keluarga yang selalu memberikan doa, motivasi, serta dorongan kepada peneliti
sehingga dapat menyelesaikan proposal penelitian ini;
4. Rekan-rekan mahasiswa, teman-teman, serta segenap sahabat yang telah banyak
memberikan masukan beserta dorongan kepada peneliti hingga selesainya proposal
penelitian ini;
5. Seluruh pihak yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan proposal penelitian
ini;
Peneliti berharap agar proposal ini dapat menjadi masukan bagi kita semua dan berguna
bagi peneliti sendiri dan semua orang yang membacanya. Akhirnya dengan penuh hati tulus
dan ikhlas peneliti memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar dapat membalas budi
baik dan jasa Bapak/Ibu semua serta rekan-rekan sekalian.
Pontianak, 17 April 2023
Peneliti,

Riki Riyansah
C1021211033

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ................................................................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian ............................................................................................................... 3
1. Secara Praktis .................................................................................................................. 3
2. Secara Teoritis.................................................................................................................. 4
BAB II KAJIAN TEORI ................................................................................................................ 4
A. Landasan Teori .................................................................................................................... 4
B. Tinjauan Pustaka ................................................................................................................. 7
BAB III METODE PENELITIAN................................................................................................. 9
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................................. 9
B. Metode Penelitian ................................................................................................................ 9
C. Popilasi dan Sampel ........................................................................................................... 10
D. Sumber dan Metode Pengumpulan data ........................................................................... 11
E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel .................................................... 11
F. Analisis Data ...................................................................................................................... 13
Daftar pustaka ............................................................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karet merupakan salah satu komoditas perkebunan yang bernilai ekonomi tinggi,
mudah dibudidayakan, serta sebagai sumber pendapatan rumah tangga. Sebagai sumber
pendapatan, tanaman karet harus diusahakan sebaik mengkin agar dapat memperoleh
produksi yang optimal dengan keuntungan yang maksimal (Elinur, 2019). Besar kecilnya
pendapatan petani berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan keluarga tani. Keluarga
dikatakan sejahtera jika semua kebutuhan terpenuhi baik kebutuhan primer maupun
sekunder.
Kabupaten Mempawah merupakan satu diantara beberapa Kabupaten penghasil
karet di Provinsi Kalimantan Barat. Perkebunan karet di Kabupaten Mempawah
merupakan perkebunan rakyat dengan jenis karet yang diusahakan adalah karet alam.
Hampir sebagian masyarakat tani di Kabupaten Mempawah berprofesi sebagai petani
penyadap karet sekaligus petani padi. Namun seiring berjalannya waktu jumlah petani
karet di Kabupaten Mempawah mengalami penyusutan yang cukup signifikan, hal ini
disebabkan penurunan harga karet sehingga minat masyarakat dalam usahatani karet
menjadi berkurang, serta produktivitas karet yang rendah menjadi pertimbangan petani
dalam mengusahakan karet (BPS, 2018).
Dapat dilihat beberapa tahun terakhir harga karet dunia mengalami tren negatif, hal
tersebut karena produktivitas yang rendah dengan kualitas karet yang kurang baik memicu
terjadinya penurunan pada harga karet. Selain itu permintaan luar negeri akan karet alam
mengalami penurunan sehingga berdampak terhadap harga karet lokal. Munculnya karet
sintetis menjadi masalah baru terhadap keberadaan karet alam. Karet sintetis merupakan
pesaing utama bagi karet alam, dimana munculnya karet sintetis dapat mengeser posisi
karet alam dalam industri otomotif dan industri lain yang berbahan dasar karet (Santoso,
2018).
Pada dasarnya kelemahan yang dihadapi petani karet yaitu kurangnya pengetahuan
serta keterampilan petani dalam mengembangkan dan mengusahakan karet. Selain itu
produktivitas karet yang masih rendah menjadi permasalahan dalam perkebunan karet.
Penyebab rendahnya produktivitas kebun rakyat karena sebagian kebun karet kurang
terawat, menggunakan bibit hasil cabutan, pohon karet yang tidak produktif, praktek

1
penanganan pasca panen yang buruk, tidak tersedianya akses kepasar yang transparan dan
kualitas dan mutu bokar yang rendah sering terdapat partikel lain sehingga menghasilkan
produktivitas karet yang jauh dari potensi normal, serta rendahnya harga jual karet
ditingkat petani (Suharyon, 2021). Rendahnya harga karet ditingkat petani sering pula
disebabkan harga jual dari tiap saluran pemasaran yang ada. Hasil produksi karet petani di
daerah pada umumnya dijual pada pedagang pengumpul, sehingga harga yang dibayarkan
kepada petani dikurangi (Siswandi, 2018).
Namun demikian meskipun harga karet rendah, kehidupan keluarga tani tentu harus
tetap bertahan. Sebagai upaya untuk menjaga standar hidup petani karet, harus dilakukan
beberapa strategi untuk dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga petani karet, satu
diantaranya yaitu mencoba membuka usaha baru seperti berkebun maupun beternak dan
usaha lain yang dapat menambah pemasukkan.
Kelebihan usahatani karet didaerah ini adalah kesesuaian iklim, keadaan topografi
yang sesuai, serta ketersediaan lahan yang masih luas. Untuk meningkatkan pendapatan
dan produksi, diperlukan adanya faktor produksi yang mendukung seperti pupuk,
herbisida dan lain sebagainya.
Ancaman yang sering terjadi dalam usahatani karet terutama karet alam yaitu
tanaman karet rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Selain itu muncul pula
usahatani lain yang lebih banyak diminati masyarakat yaitu usahatani kelapa sawit. Tidak
sedikit petani karet mengalihfungsikan lahan karetnya menjadi lahan sawit baik dikelola
sendiri maupun dijual kepada perusahaan.
Tantangan kedepannya bagi petani karet yaitu terutama perbaikan mutu dan kualitas
karet yang diproduksi untuk menjaga kestabilan harga sehingga dapat meningkatkan
pendapatan yang diperoleh petani (BPS, 2014). Pentingnya pendapatan untuk dapat
mencukupi kebutuhan hidiiup dan keluarga masyarakat tani serta meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Sebagian besar petani memproduksi karet jenis lumb (kulat), sedangkan jenis sheet
(lembaran) sudah jarang ditemui. Hal ini karena produksi lumb (kulat) lebih mudah dan
murah sedangkan sheet (lembaran) lebih lama serta membutuhkan perlakuan khusus untuk
dapat membentuk lembaran karet. Oleh karena itu karet lumb (kulat) menjadi alternatif
pilihan yang diproduksi. Berdasarkan penelitian dilapangan harga karet jenis lumb (kulat)
kisaran Rp. 6000 sampai Rp. 6.500 per kilo, sedangkan harga karet sheet (lembaran)
kisaran Rp. 10.000 per kilo berdasarkan harga ditingkat tengkulak.

2
B. Rumusan Masalah
Berikut rumusan masalah berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas :
1. Apa yang di maksud dengan karet?
2. Faktor apa yang mempengaruhi pendapatan petani karet di Kabupaten
Mempawah?
3. Jelaskan apa kelemahan yang dihadapi oleh petani?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pendapatan petani karet di


Kecamatan Sadaniang Kabupaten Mempawah, serta mengetahui apakah terdapat pengaruh
variabel factor-faktor terhadap pendapatan petani karet di Kecamatan Sadaniang
Kabupaten Mempawah. lokasi penelitian dilakukan secara purposive dengan jumlah
sampel sebanyak 100 responden. Data yang digunakan adalah data primer dengan metode
wawancara. Analisis data menggunakan regresi linear berganda dengan pendekatan fungsi
keuntungan Coob- Douglass dibantu aplikasi SPSS.

Hasil penelitian menunjukkan rata-rata tingkat pendapatan petani karet diKecamatan


Sadaniang Kabupaten Mempawah perbulan sebesar Rp. 2.961.521,83 per petani per hektar
dengan rata – rata jumlah produksi sebanyak 1.241,23 kg per petani, serta rata -rata biaya
produksi sebesar Rp.300.684,17 per petani.

Sedangkan variabel yang memengaruhi pendapatan petani karet secara signifikan


adalah variabel harga herbisida yang dinormalkan, harga pupuk urea yang dinormalkan,
dan luas lahan. Variabel yang tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani
karet yaitu jumlah tanggunga keluarga, curahan tenaga kerja keluarga, umur,
Pendidikan,dan pengalaman berusahatani.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Praktis
Karet mempunyai banyak kegunaan dalam kehidupan manusia. Semua bagian
pada tanaman karet mempunyai bermanfaat, salah satunya yaitu getah lateks. Petani karet di
Kecamatan Sadaniang Kabupaten Mempawah rata-rata mengusahakan karet alam sehingga
perawatannya tidak sulit dan petani dapat merawatnya sesuai pengetahuan yang diperoleh dari

3
pengalaman yang sudah dialami. Berikut penggunaan herbisida dan pupuk urea untuk
perawatan karet.
Herbisida merupakan bahan aktif yang selalu dibutuhkan dalam setiap kegiatan
usahatani, karena herbisida digunakan untuk mengendalikan gulma penganggu tanaman yang
diusahakan. Berdasarkan hasil penelitian penggunaan herbisida tertinggi berada pada interval
3 – 4 liter yakni sebanyak 46 orang. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan herbisida pada
usahatani karet di Kecamatan Sadaniang Kabupaten Mempawah cukup efektif untuk
pengendalian gulma terhadap luas lahan yang dimiliki petani.
Pupuk merupakan unsur hara yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
ketahanan setiap tanaman sehingga dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik. Pupuk terbagi
kedalam dua jenis pupuk organic dan anorganik. Petani karet di Kecamatan Sadaniang
menggunakan pupuk urea dalam usahataninya. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan atau
pemakaian pupuk urea di Kecamatan Sadaniang berada pada interval 50 kilo yaitu sebanyak
48 orang.
2. Secara Teoritis

Bagi petani karet yaitu terutama perbaikan mutu dan kualitas karet yang diproduksi
untuk menjaga kestabilan harga sehingga dapat meningkatkan pendapatan yang diperoleh
petani (BPS, 2014)

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori

Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan yaitu pada bulan januari 2021 sampai
bulan maret 2021 di Kecamatan Sadaniang Kabupaten Mempawah. Lokasi penelitian
ditentukan secara purposive. Adapun alasan pemilihan daerah tersebut adalah dengan
pertimbangan bahwa Kecamatan Sadaniang merupakan daerah dengan produksi karet dan luas
lahan karet terbanyak dibanding Kecamatan lainnya di Kabupaten Mempawah (BPS, 2020).
Pengambilan sampel dilakukan secara sengaja menggunakan rumus slovin diperoleh sampel
sebanyak 100 responden. Analisis data menggunkan analisis regresi linear berganda dengan
model fungsi keuntungan Coob – Douglass. Untuk menghitung tingkat pendapatan petani
menggunakan rumus berikut:

π PPK = TRPK – TCPK


TRPK = PPK . QPK
TCPK = FCPK + VCPK
Dimana :
π PPK : besarnya pendapatan petani karet di
Kecamatan Sadaniang Kabupaten Mempawah
TR : penerimaan dari kegiatan pengolahan kare (Rp)

4
TC : biaya yang betul-betul dikeluarkan dalam pengolahan karet
(Rp)
P : harga output dari jenis olahan karet yang dihasilkan (Rp)
Q : Kuantitas dari jenis olahan karet yang dihasilkan(Rp)
FC : biaya tetap yang dikeluarkan dalam kegiatan produksi karet
(Rp)
VC : biaya variabel yang digunakan dalam kegiatan produksi
karet (Rp).
Sedangkan model analisis fungsi keuntungan Coob- Douglass yaitu sebagai berikut:
LnπPPK = Ln𝛽0 +𝛽1𝐿𝑛 𝐻𝐻𝑒𝑟𝑏 ∗ + 𝛽2 𝐿𝑛𝐻𝑃𝑢𝑝𝑘 ∗
+ 𝛽3LnJTK + 𝛽4 𝐿𝑛𝐶𝑇𝐾𝐾 + 𝛽5 𝐿𝑛𝑈𝑚𝑟 +𝛽6𝐿𝑛𝑃𝑒𝑛𝑑 + 𝛽7 𝐿𝑛 𝐿𝐿 + 𝛽8𝐿𝑛𝑃𝑔𝑙𝑚𝑛 +
𝜇𝑒
Keterangan :
πPPK : pendapatan petani karet yang dinormalkan (Rp / bulan )
𝛽0 : intersep / konstanta
𝛽1 ,…, 𝛽7 : koefisien arah regresi
HHerb (X1) : harga herbisida yang dinormalkan (Rp)
HPupk (X2) : harga pupuk NPK yang dinormalkan (Rp)
JTK (X3) : jumlah tanggungan keluarga (orang)
CTKK (X4) : Curahan tenaga kerja keluarga (orang)
Umr (X5) : umur petani (tahun)
Pend (X6): Pendidikan (tahun)
LL (X7) : luas lahan ( hektar)
Pglmn (X8) : pengalaman berusahatani ( tahun)
μ : error term
Untuk mengukur tingkat kelayakan suatu model menggunakan uji asumsi klasik
(normalitas, multikolienaritas dan heteroskedastitas) sedangkan untuk pengukuran ketepatan
atau kesesuaian model (goodness of fit) dihitung melalui adjusted 𝑅2. Uji F digunakan untuk
pengujian hipotesis koefisien regresi secara bersama-sama. Sedangakan uji T digunakan untuk
mengukur ada tidaknya pengaruh secara signifikan antara variabel independent terhadap
variabel dependen (Gujarati, 2003).

Usahatani Karet Di Kecamatan Sadaniang Kabupaten Mempawah


Karet mempunyai banyak kegunaan dalam kehidupan manusia. Semua bagian pada
tanaman karet mempunyai bermanfaat, salah satunya yaitu getah lateks. Petani karet di
Kecamatan Sadaniang Kabupaten Mempawah rata-rata mengusahakan karet alam sehingga
perawatannya tidak sulit dan petani dapat merawatnya sesuai pengetahuan yang diperoleh dari
pengalaman yang sudah dialami. Berikut penggunaan herbisida dan pupuk urea untuk
perawatan karet.
Tabel 2. Penggunaan Herbisida Dan Pupuk Petani Karet Di Kecamatan Sadaniang Kabupaten
Mempawah.
Penggunaan Herbisida (Liter) Jumlah orang Persentase %
1–2 38 38%
3-4 46 46%
5–6 12 12%
>6 4 4%
Penggunaan Pupuk urea (Kg) Jumlah orang Persentase %
25 kg 31 31%
50 kg 48 48%
100 kg 21 21%

5
Sumber : Olahan Data Primer, 2021
Herbisida merupakan bahan aktif yang selalu dibutuhkan dalam setiap kegiatan
usahatani, karena herbisida digunakan untuk mengendalikan gulma penganggu tanaman yang
diusahakan. Berdasarkan hasil penelitian penggunaan herbisida tertinggi berada pada interval
3 – 4 liter yakni sebanyak 46 orang. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan herbisida pada
usahatani karet di Kecamatan Sadaniang Kabupaten Mempawah cukup efektif untuk
pengendalian gulma terhadap luas lahan yang dimiliki petani.
Pupuk merupakan unsur hara yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
ketahanan setiap tanaman sehingga dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik. Pupuk terbagi
kedalam dua jenis pupuk organic dan anorganik. Petani karet di Kecamatan Sadaniang
menggunakan pupuk urea dalam usahataninya. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan atau
pemakaian pupuk urea di Kecamatan Sadaniang berada pada interval 50 kilo yaitu sebanyak
48 orang.

Analisis Biaya, Penerimaan Dan Pendapatan


Analisis biaya adalah total biaya yang dikeluarkan petani dalam melakukan usahatani
karet sehingga dapat memperoleh hasil produksi yang diinginkan. Dalam analisis biaya
usahatani karet terdapat dua jenis biaya yang mempengaruhinya yaitu biaya tetap dan biaya
variabel. Penerimaan total pada penelitian ini adalah pendapatan bersih yang diperoleh petani
karet di Kecamatan Sadaniang Kabupaten Mempawah dalam kurun waktu satu bulan.
Pendapatan petani karet pada penelitian ini adalah total penerimaan bersifat tunai maupun tidak
tunai yang diperoleh petani karet di Kecamatan Sadaniang Kabupaten Mempawah dalam
proses produksi hingga penjualan hasil karet yang diusahakan.

Tabel 3 Analisis Biaya, Penerimaan Dan Pendapatan Petani Karet Di Kecamatan Sadaniang
Kabupaten Mempawah
No Jenis biaya Rata-rata biaya petani / ha
1 Biaya tetap 18.733.06
2 Biaya variabel 172.631.67
Total 300.684,17
No Uraian Rata-Rata produksi petani (Rp / Kg)
1 Harga karet 6.150
2 Jumlah produksi 530,44
Total Penerimaan 3.262.206
No Uraian Rata-Rata pendapatan petani (ha/Bulan)
1 Total Penerimaan 3.262.206
2 Biaya total 300.684,17
Pendapatan bersih 2.961.521,83
Sumber:Olahan Data Primer,2021
Berdasarkan penelitian biaya produksi dikeluarkan petani karet di Kecamatan
Sadaniang Kabupaten Mempawah adalah sebesar Rp. 300.684,17 per petani selama satu bulan.
Hal ini menunjukkan bahwa penggunaaan biaya produksi karet di Kecamatan Sadaniang
Kabupaten Mempawah relative rendah, ini karena dalam produksi lumb (kulat) petani tidak
menggunakan asam semut sehingga biaya asam semut tidak dimasukan kedalam biaya
variabel.
Penerimaan merupakan perkalian antara harga karet dengan jumlah produksi. Hal ini
dapat dilihat dari rata-rata harga karet lumb (kulat) sebesar Rp.6.150 perkilo, sedangkan rata-
rata jumlah produksi sebesar 530,44 kg per petani. Jadi, rata-rata total penerimaan petani karet
sebesar Rp.3.262.206 per petani selama satu bulan. Ini menunjukkan bahwa penerimaan petani
Karet di Kecamatan Sadaniang Kabupaten Mempawah cukup besar sehingga dapat mendorong
petani tetap melakukan usahatani karet.Total rata-rata pendapatan petani karet di Kecamatan
Sadaniang Kabupaten Mempawah adalah sebesar Rp.2.961.521,83 per petani per hektar dalam

6
satu bulan. Hal ini menunjukkan bahwa usahatani karet di Kecamatan Sadaniang Kabupaten
Mempawah layak untuk dilakukan dan dikembangkan karena masih menguntungkan.

Uji asumsi klasik


Uji normalitas menunjukkan nilai asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,068 yang artinya lebih
besar dari taraf yang ditentukan yaitu 5%, maka dapat disimpulkan bahwa semua variabelyang
akan dimasukkan kedalam model persamaan regresi dalam penelitian ini telah berdistribusi
normal.
Uji multikolienaritas menunjukkan semua variabel bebas yang dimasuukan kedalam
penelitian menunjukkan nilai tolerance diatas 0,10 dan nilai VIF dibawah 10 sehingga dapat
ditarik kesimpulan bahwa seluruh variabel bebas tidak mengalami masalah multikolienaritas
sehingga layak menggunakan regresi linear berganda
Hasil uji heteroskedastitas pada penelitian ini menunjukkan bahwa titik-titik yang
terdapat pada grafik plot tidak membentuk pola tertentu serta menyebar diatas dan dibawah
angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel yang digunakan
pada penelitian ini tidak mengalami masalah heteroskedastitas.

B. Tinjauan Pustaka
Hubungan antara faktor-faktor yang memengaruhi pendapatan dapat dimodelkan ke
dalam suatu fungsi pendapatan. Pada penelitian ini model yang digunakan adalah fungsi
keuntungan Cobb-Douglas dengan regresi linear berganda. Berdasarkan hasil pendugaanmodel
fungsi keuntungan yang diperoleh, koefisien regresi yang dihasilkan bernilai positif dannegatif.
Model persamaan regresi linear yang diubah kedalam persamaan fungsi keuntungan
coob -douglass dengan meng- anti Ln sebagai berikut:
LnπPPK = anti Ln0,058 𝐻𝐻𝑒𝑟𝑏∗0,395𝐻𝑃𝑈𝑟𝑒𝑎∗−0,010
𝐽𝑇𝐾0,003 𝐶𝑇𝐾𝐾−0,027𝑈𝑚𝑟−0,002𝑃𝑒𝑛𝑑−0,005𝐿𝐿0,001𝑃𝑔𝑙𝑚𝑛−0,002 + μLne
Tabel 4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Karet Di Kecamatan
Sadaniang Kabupaten Mempawah.
Variabel TH B t – hit Sig
independent

1 Harga + 0,385*** 90,544 0,000


Herbisida
dinormalkan
2 Harga Pupuk - -0,010* -1,746 0,085
urea
dinormalkan
3 Jumlah + 0,003ns 1,547 1,126
tanggungan
keluarga
4 curahan tenaga - -0,027ns -1,355 0,180
kerja keluarga
5 Umur petani + 0.002ns 0,280 0,780
6 Pendidikan - -0,005ns -1,077 0,285
7 Luas lahan + 0,001** 2,617 0,011
8 Pengalaman - -0,002ns -0,572 0,569
berusahatani
Konstanta 0,058
Sig F 0,000b
Adjusted 𝑅2 0,995
N 100
Sumber: olahan data primer, 2021

7
Keterangan :
TH : Tanda Harapan
*** : Taraf signifikansi dan kesalahan 0,001(1%) atau tingkat kepercayaan
99%
** : Taraf signifikansi dan kesalahan 0,05 ( 5%) atau tingkat kepercayaan 95%
* : taraf signifikansi dan kesalahan 0,10 ( 10%) atau tingkat kepercayaan
90%
ns : tidak signifikan
Terjadinya pengaruh positif pada harga herbisida yang dinormalkan karena herbisida
selalu dibutuhkan dalam setiap usahatani termasuk usahatani karet. Penggunaan herbisida
dapat mengurangi biaya tenaga kerja, karena dengan menggunakan herbisida pekerjaan akan
lebih mudah dan efisien. Jadi berapapun harga herbisida petani akan tetap membelinya karena
kebutuhan akan herbisida selalu ada. Jadi untuk menekan biaya pembelian herbisida, maka
petani karet menggunakan herbisida sesuai kebutuhan d engan jumlah yang terbatas. Selain itu,
penggunaan herbisida dilakukan tiga kali pertahun sedangkan karet dapat berproduksi setiap
saat sehingga pendapatan akan diterima setiap minggu bahkan perhari, jadi meskipun harga
herbisida naik namun petani akan tetap memperoleh pendapatan setiap bulannya. Pernyataan
ini sejalan dengan penelitian (Dalimunthe, 2016) menyatakan berapapun harga herbisida petani
akan tetap membelinya karena karet membutuhkan perawatan untuk dapat meningkatkan
produksi dan petani memperoleh pendapatan sesuai harapan.
Harga pupuk urea yang dinormalkan berpengaruh negative dan signifikan terhadap
pendapatan petani karet di Kecamatan Sadaniang Kabupaten Mempawah. Hal ini cukup
rasional mengingat penggunaan jumlah pupuk yang diberikan petani dengan dosis 50kg/ ha
dan tidak berlebihan sehingga petani tidak perlu menambah maupun mengurangi penggunaan
pupuk urea. Hal ini sejalan dengan penelitian (Sahara, 2016) yang menyatakan harga pupuk
urea berpengaruh negative dan signifikan terhadap pendapatan petani, hal ini membuktikan
jika terjadi kenaikan harga pupuk urea maka akan mengurangi jumlah pendapatan petani.
Luas Lahan berpengaruh terhadap pendapatan jika petani menambah luas lahan yang
dimiliki, seperti yang terdapat pada penelitian (Dinni, 2019) dalam penelitiannya mengatakan
bahwa luas lahan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani karet di Desa Mudung
Laut, Jambi. Hal ini mengidentifikasikan bahwa dengan meningkatnya luas lahan baik dari segi
kualitas maupun kuantitas berpengaruh terhadap kenaikan produksi dan peningkatan
pendapatan. Luas lahan merupakan penentu dari komoditas pertanian, semakin luas lahan yang
di garap / ditanami semakin besar jumlah produksi yang dihasilkan oleh lahan tersebut.
Sedangkan variabel yang tidak berpengaruh terhadap pendapatan petani karet di
Kecamatan Sadaniang Kabupaten Mempawah yaitu jumlah tanggungan keluarga, curahan
tenaga kerja keluarga, umur, Pendidikan, dan pengalaman berusahatani dengan masing-
masing nilai signifkan yaitu 1,126, 0,180 0,780, 0,285 dan 0,569 lebih dari taraf signifikan
yang digunakan yaitu 1%, 5%, dan 10%.
Jumlah tanggungan keluarga tidak berpengaruh terhadap pendapatan petani karet karena
jumlah dan harga kebutuhan pokok yang semakin meningkat tidak sebanding dengan
pendapatan yang diperoleh petani. Hai ini sejalan dengan penelitian (Arwinni, 2016) yang
menyatakan semakin bertambah jumlah anggota keluarga yang ditanggung, konsumsi rumah
tangga akan meningkat sehingga berpengaruh terhadap penurunan pendapatan petani.
Curahan tenaga kerja keluarga tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani
karet disebabkan karena jumlah HOK petani yang tergolong singkat terutama HOK pada
kegiatan penyadapan, dimana jumlah HOK penyadapan akan mempengaruhi besar kecilnya
pendapatan yang diperoleh petani. Jumlah HOK penyadapan kurang dipengaruhi oleh kondisi
cuaca yang tidak menentu. Hal ini sejalan dengan penelitian (Sahara, 2016) menyatakan bahwa
curahan tenaga kerja tidak berpengaruh terhadap pendapatan petani.

8
Umur petani tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan petani karet
disebabkan karena karakteristik responden yang berumur tua walaupun masih tergolong umur
produktif namun kemampuan dalam mengadopsi teknologi dengan tujuan meningkatkan
produksi dan pendapatan masih belum diterima baik oleh petani karet. Selain itu, dengan umur
yang sudah bertambah dapat menurunkan performa atau tenaga petani karet seperti pada
penelitian yang dilakukan (Arwinni, 2016) dimana pada usia petani yang sudah bertambah
maka tenaga petani akan menurun dalam melakukan usahatani karet sehingga pendapatan yang
diperoleh akan berkurang.
Pendidikan tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani karet dikarenakan
rata-rata tingkat pendidikan yang dimiliki petani hanya sebatas Sekolah Dasar sehingga
kemampuan dan keterampilan petani dalam mengolah dan mengembangkan usahatani karet
sangat terbatas. Selain itu, karena usahatani menjadi pekerjaan turun-temurun dari orang tua
sehingga pengetahuan tentang usahatani karet hanya dapat diperoleh dari pengalaman orang
tua. Hal ini sejalan dengan penelitian (Kristina, 2020) bahwa variabel pendidikan tidak
berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani di Kelurahan Karang Jaya Prabumulih
karena rendahnya pengetahuan dan kurangnya motivasi untuk mendorong minat petani dalam
melakukan perubahan berushatani karet yang berkualitas dan modern.
Pengalaman berusahatani tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani
karet disebabkan karena petani hanya mengandalkan pengalaman yang diturunkan orang tua
dahulu, sehingga meskipun pengalaman berusahatani lama namun dari segi keterampilan dan
pengetahuan terhadap perkembangan karet petani tidak mempunyai pengalaman. Hal inisejalan
dengan penelitian (Nugraha, 2019) yang menyatakan bahwa pengalaman berusahatani
berpengaruh negative terhadap pendapatan petani.

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan yaitu pada bulan januari 2021 sampai
bulan maret 2021 di Kecamatan Sadaniang Kabupaten Mempawah. Lokasi penelitian
ditentukan secara purposive. Adapun alasan pemilihan daerah tersebut adalah dengan
pertimbangan bahwa Kecamatan Sadaniang merupakan daerah dengan produksi karet dan
luas lahan karet terbanyak dibanding Kecamatan lainnya di Kabupaten Mempawah (BPS,
2020).

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah analisis deskriptif-kualitatif,


berdasarkan data dan kualitatif, dengan memperhatikan pendapat pakar dan narasumber. Data
kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, atau data kualitatif yang diangkakan (skoring).
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kalimat, kata atau gambar (Sugiyono, 2017). Alat
penelitian yang digunakan adalah DEA dengan merujuk pada atribut SCOR.

9
C. Popilasi dan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan secara sengaja menggunakan rumus slovin diperoleh
sampel sebanyak 100 responden. Analisis data menggunkan analisis regresi linear berganda
dengan model fungsi keuntungan Coob – Douglass. Untuk menghitung tingkat pendapatan
petani menggunakan rumus berikut:
π PPK = TRPK – TCPK
TRPK = PPK . QPK
TCPK = FCPK + VCPK
Dimana :
π PPK : besarnya pendapatan petani karet di
Kecamatan Sadaniang Kabupaten Mempawah
TR : penerimaan dari kegiatan pengolahan kare (Rp)
TC : biaya yang betul-betul dikeluarkan dalam pengolahan karet
(Rp)
P : harga output dari jenis olahan karet yang dihasilkan (Rp)
Q : Kuantitas dari jenis olahan karet yang dihasilkan(Rp)
FC : biaya tetap yang dikeluarkan dalam kegiatan produksi karet
(Rp)
VC : biaya variabel yang digunakan dalam kegiatan produksi
karet (Rp).
Sedangkan model analisis fungsi keuntungan Coob- Douglass yaitu sebagai berikut:
LnπPPK = Ln 𝛽0 + 𝛽1𝐿𝑛 𝐻𝐻𝑒𝑟𝑏 ∗ + 𝛽2 𝐿𝑛𝐻𝑃𝑢𝑝𝑘 ∗
+ 𝛽3LnJTK + 𝛽4 𝐿𝑛𝐶𝑇𝐾𝐾 + 𝛽5 𝐿𝑛𝑈𝑚𝑟 +𝛽6𝐿𝑛𝑃𝑒𝑛𝑑 + 𝛽7 𝐿𝑛 𝐿𝐿 + 𝛽8𝐿𝑛𝑃𝑔𝑙𝑚𝑛 + 𝜇𝑒
Keterangan :
πPPK : pendapatan petani karet yang dinormalkan (Rp / bulan )
𝛽0 : intersep / konstanta
𝛽1 ,…, 𝛽7 : koefisien arah regresi
HHerb (X1) : harga herbisida yang dinormalkan (Rp)
HPupk (X2) : harga pupuk NPK yang dinormalkan (Rp)
JTK (X3) : jumlah tanggungan keluarga (orang)
CTKK (X4) : Curahan tenaga kerja keluarga (orang)
Umr (X5) : umur petani (tahun)
Pend (X6) : Pendidikan (tahun)
LL (X7) : luas lahan ( hektar)

10
Pglmn (X8) : pengalaman berusahatani ( tahun) μ
: error term
Untuk mengukur tingkat kelayakan suatu model menggunakan uji asumsi klasik
(normalitas, multikolienaritas dan heteroskedastitas) sedangkan untuk pengukuran ketepatan
atau kesesuaian model (goodness of fit) dihitung melalui adjusted 𝑅2. Uji F digunakan untuk
pengujian hipotesis koefisien regresi secara bersama-sama. Sedangakan uji T digunakan untuk
mengukur ada tidaknya pengaruh secara signifikan antara variabel independent terhadap
variabel dependen (Gujarati, 2003).

D. Sumber dan Metode Pengumpulan data

Hubungan antara faktor-faktor yang memengaruhi pendapatan dapat dimodelkan ke dalam


suatu fungsi pendapatan. Pada penelitian ini model yang digunakan adalah fungsi keuntungan
Cobb-Douglas dengan regresi linear berganda. Berdasarkan hasil pendugaan model fungsi
keuntungan yang diperoleh, koefisien regresi yang dihasilkan bernilai positif dan negatif.

E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel


Model persamaan regresi linear yang diubah kedalam persamaan fungsi keuntungan
coob -douglass dengan meng- anti Ln sebagai berikut:

LnπPPK = anti Ln0,058 𝐻𝐻𝑒𝑟𝑏∗0,395𝐻𝑃𝑈𝑟𝑒𝑎∗−0,010


𝐽𝑇𝐾0,003 𝐶𝑇𝐾𝐾−0,027𝑈𝑚𝑟−0,002𝑃𝑒𝑛𝑑−0,005𝐿𝐿0,001𝑃𝑔𝑙𝑚𝑛−0,002 + μLne

Tabel 4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Karet Di Kecamatan Sadaniang


Kabupaten Mempawah.

Variabel TH B t – hit Sig


independent

1 Harga + 0,385*** 90,544 0,000


Herbisida
dinormalkan
2 Harga - -0,010* -1,746 0,085
Pupuk urea
dinormalkan

11
3 Jumlah + 0,003ns 1,547 1,126
tanggungan
keluarga
4 curahan - -0,027ns -1,355 0,180
tenaga kerja
keluarga
5 Umur petani + 0.002ns 0,280 0,780
6 Pendidikan - -0,005ns -1,077 0,285
7 Luas lahan + 0,001** 2,617 0,011
8 Pengalaman - -0,002ns -0,572 0,569
berusahatani
Konstanta 0,058
Sig F 0,000b
Adjusted 0,995
𝑅2
N 100
Sumber: olahan data primer, 2021
Keterangan :
TH : Tanda Harapan
*** : Taraf signifikansi dan kesalahan 0,001(1%) atau tingkat kepercayaan
99%
** : Taraf signifikansi dan kesalahan 0,05 ( 5%) atau tingkat kepercayaan 95 %
* : taraf signifikansi dan kesalahan 0,10 ( 10%) atau tingkat kepercayaan
90%
ns : tidak signifikan
pada tabel 4 menunjukkan nilai adjusted 𝑅2 sebesar 0,995, artinya variabel faktor harga
herbisida, harga pupuk urea, jumlah tanggungan keluarga, curahan tenaga kerja keluarga, umur
petani, pendidikan, luas lahan dan pengalaman berusahatani berdistribusi sebesar 99,5%
sedangkan sisanya 0,5% dipengaruhi oleh factor lain yang tidak digunakan dalam penelitian
ini.
Uji F menunjukkan bahwa nilai signifikan sebesar 0,000 lebih kecil dari taraf signifikan
yang digunakan ( 1%, 5% dan 10%) artinya variabel factor-faktor yang digunakan berpengaruh
signifikan terhadap pendapatan petani karet di Kecamatan Sadaniang Kabupaten Mempawah.

12
Pada pendugaan fungsi keuntungan Coob- Douglass pada uji t berdasarkan nilai
signifikansinya diperoleh variabel yang berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani
karet adalah harga herbisida yang dinormalkan, harga pupuk urea yang dinormalkan dan luas
lahan dengan taraf signifikan masing- masing 1%, 10% dan 5%, sedangkan koefisien
regresinya masing- masing 0,385, -0,010 dan 0,001. Artinya apabila terjadi kenaikan harga
herbisida 1% akan meningkatkan pendapatan sebesar 3,85%. Pernyataan ini bertentangan
dengan teori yang ada, dimana seharusnya jika harga herbisida naik maka akan mengurangi
pendapatan. Jika terhadi kenaiakn harga pupuk urea sebesar 10% akan mengurangi pendapatan
sebesar 0,10%, dan apabila petani menambah luas lahan sebesar 5% akan meningkatkan
pendapatan sebesar 0,01%.

F. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis deskriptif, berdasarkan
data kuantitatif dan kualitatif, dengan memperhatikan pendapat pakar dan narasumber dengan
metode deskriftif kualitatif yang didukung dengan pendapat narasumber praktisi, observasi
lapangan, dan studi Pustaka.

13
Daftar pustaka
Arwinni, N. A. (2016). Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Dan Pendapatan
Usahatani Kacang Tanah Di Kecamatan Camba Kabupaten Maros. Skripsi, Makassar.
BPS. (2020). Kecamatan Sadaniang Dalam Angka . Pontianak .
Elinur. (2019). Optimasi Produksi Usahatani Karet Di Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten
Kampar Riau. Unri Conference, 15 - 25.
Fauziah, N. R. (2019). Profil Petani Karet Desa Bumiarjo Makmur Kecamatan Lempung
Kabupaten Oki Provinsi Sumatera Selatan . Jurnal Penelitian Geografi (Jpg), 1-13.
Kristina, F. (2020). Analisis Fungsi Kentungan Usahatani Karet Pada Kondisi Harga Turun Di
Kelurahan Karang Jaya Kecamatan Prabumulihtimur Kota Prabumulih. Prabumulih:
Agripa.
Nugraha, I. S. (2019). Faktoor-Faktor Yang Memengaruhi Tingkat Pendapatan Petani Karet Di
Desa Sako Suban, Kecamatan Batang Hari Leko, Sumatera Selatan. Jipi, 93 - 100.
Sahara, D. (2016). Analisis Fungsi Keuntungan Pada Usahatani Kedelai Di Kabupten
Grobogan, Jawa Tengah. Ppktp, 85-92.
Sari, N. (2018). Pengaruh Harga, Luas Lahan Dan Biaya Produksi Di Kecamatan Betung
Kabupaten Banyu Asin. Palembang: UIN Raden Patah Palembang.
Asni, N. (2016). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Dan
Pendapatan Usahatani Jambu Mente Di Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa .
Skripsi , 75.
Dinni, Z. (2019). Pengaruh Luas Lahan Dan Modal Usahatani Terhadap Pendapatan
Petani Karet Desa Mudung Laut Kecmatan Pelayangan Kota Jambi. Jambi: Uin
Sutha .

14

Anda mungkin juga menyukai