Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL PENELITIAN

DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN TERHADAP


PRODUKSI PADI SAWAH DAN PENGARUHNYA
TERHADAP KETAHANAN PANGAN

DISUSUN OLEH:
ADE PRESIANA HESTI
NIM: C1021211027

PROGAM STUDI AGRIBISNIS


JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan
proposal penelitian yang berjudul “Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian
Terhadap padi Sawah dan Pengaruhnya Terhadap Ketahanan Pangan”

Dalam proposal penelitian ini, Penulis telah berusaha semaksimal mungkin


untuk dapat menyelesaikan proposal penelitian ini. Penulis mengucapkan terima
kasih yang tidak terhingga kepada:

1. Dr. Nurliza, SP, MM. selaku dosen pengampu mata kuliah Metode Penalitian.
2. Teman-teman dari program studi Agribisnis angkatan 2021 untuk semua kritik
dan saran yang diberikan.
3. Semua pihak yang terlibat secara langsung maupun yang tidak terlibat secara
langsung atas sumber-sumber materi sebagai bahan referensi, yang telah
membantu dalam penyusunan laporan praktikum ini.

Penulis menerima baik kritik dan saran sehingga dapat membangun motivasi
serta inspirasi dalam pembuatan proposal penelitian. Melalui proposal ini, Penulis
berharap agar semua yang membacanya bisa mendapat pengatahuan baru tentang
Dampak alih fungsi lahan pertanian terhadap padi sawah dan pengaruhnya terhadap
ketahanan pangan. Demikian proposal penelitian ini disusun dengan sebaik-
baiknya. Akhir kata Penulis mengucapkan terima kasih.

Pontianak, 15 April 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB 1 ..................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 2

1.3 Tujuan .......................................................................................................... 2

BAB II ..................................................................................................................... 3

TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 3

2.1 Landasan Teori ............................................................................................ 3

a. Alih fungsi Lahan......................................................................................... 3

b. Pangan dan Ketahanan Pangan .................................................................... 4

2.2 Penelitian Terdahulu ................................................................................... 4

2.3 Kerangka Konsep ........................................................................................ 5

BAB III ................................................................................................................... 6

METODE PENELITIAN ........................................................................................ 6

3.1 Tempat dan Waktu ..................................................................................... 6

3.2 Penentuan Responden ................................................................................. 6

3.3 Alat dan Bahan ............................................................................................ 6

3.4 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 6

3.5 Analisis Data ................................................................................................ 6

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 8

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada penyelenggaraan usaha tani, siapapun selalu berusaha agar hasil panennya
meningkat baik dari sektor pangan maupun hortikultura namun ditengah upaya tersebut
salah satu faktor yang menghambat penghasilan produksi adalah terjadinya Alih fungsi
lahan pertanian yang dimana pengalihan fungsi lahan pertanian dari penggunaan untuk
pertanian kepenggunaan lainnya, pada sebagian atau keseluruhan kawasan lahan yang
umumnya mempunyai dampak negatif terhadap lingkungan maupun pada potensi lahan
tersebut. Pada umumnya laju alih fungsi lahan dikaitkan dengan laju pertumbuhan penduduk
yang mengakibatkan meningkatnya pemenuhan kebutuhan yang berbasis pada penggunaan
lahan, seperti pemukiman dan fasilitas umum lainnya, namun tidak menutup kemungkinan
pengalihan fungsi lahan pertanian terjadi karena pergantian komoditas yang dibudidayakan
pada lahan tersebut.

Perkembangan perekonomian global yang berkembang sangat pesat berpengaruh


terhadap sektor pertanian, sedangkan Kebutuhan pangan masa depan akan semakin besar
seiring laju pertumbuhan penduduk yang terus bertambah, sehingga sungguh ironis dengan
kondisi Indonesia sebagai negara agraris namun harus mengimpor beberapa bahan makanan
pokok dari luar negeri, (Nurjanah, 2021)(Wibowo, 2015).

Menurut (Nurjanah & Suryantini, 2019), kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati
atau budidaya tanaman menjadi salah satu usaha memproduksi bahan pangan guna
pemenuhan kebutuhan pangan. Kontribusi sektor pertanian terhadap pembangunan nasional
meliputi ketahanan pangan, pengentasan kemiskinan, penyerapan tenaga kerja dan
penggerak ekonomi lainnya, dimana semua faktor ini dapat mempengaruhi produksi pangan
dan ketahanan pangan suatu daerah contohnya pada produksi padi sawah, diperkirakan
bahwa pada tahun 2022 luas panen padi sawah di Indonesia bisa mencapai sebesar 10,61
juta hektar yang dimana meningkat sebanyak 1,87% dibandingkan pada tahun 2021, dengan
jumlah produksi padi sekitar 55,67 juta ton GKG, dan jumlah produksi beras 32,07 juta ton
menurut(BPS Wonogiri, 2022). Namun produksi beras di Kabupaten Bengkayang
mengalami terjadi penurununan produksi beras, dimana pada tahun yang sama Kabupaten

1
Bengkayang memproduksi sebesar 31,688 ribu ton di tahun 2020 dengan luas lahan yang
dipakai 11,167 ribu hektar, berbanding dengan produksi pada tahun 2021 mengalami
penurunan baik dari segi produksi maupun luas lahan yang diperkirakan seluas 9,136 ribu
hektar 27,400 ribu ton produksi padi sawah (Kalbar, 2022).

Kabupaten Bengkayang merupakan saalah satu daerah yang bercocok tanam padi
sawah sebagai pemenuhan kebutuhan pangan, namun dengan adanya laju pertumbuhan
penduduk menyebabkan adanya pengalihan fungsi lahan pertanian menjadi lahan
permukiman. Seringkali terjadi transformasi kota ke daerah yang masih memiliki lahan luas
sebagai dampak pembangunan, maka kebutuhan akan lahan semakin meningkat, demikian
pula yang terjadi di Kabupaten Bengkayang, yang mempunyai tanah sawah yang cukup
produktif dan seluruh areal persawahan yang ada beririgasi teknis, yang dimana dapat
mempengaruhi produktivitas penghasilan padi sawah di Kabupaten Bengkayang dan dapat
mempengaruhi pasokan beras sebagai sumber pangan utama (Wibowo, 2015).

1.2 Rumusan Masalah


Perkembangan kegiatan masyarakat yang membutuhkan lahan sebagai wadahnya
meningkat dengan sangat cepat sejalan dengan perkembangan jumlah penduduk dan
pertumbuhan ekonomi. Akibatnya terjadi persaingan pemanfaatan lahan, sehingga banyak
terjadi pengalihan fungsi lahan seperti penggunaan lahan pertanian atau non pertanian
berubah fungsi menjadi lahan permukiman atau pun lahan terbangun lainnya.
Dari uraian diatas, maka masalah yang dapat dirumuskan pada penelitian ini adalah, apa
dampak dari pengalihan fungsi lahan sawah terhadap produksi padi dalam rangka ketahanan
pangan wilayah.
1.3 Tujuan
Mengetahui apakah ada pengaruh signifikan antara pengalihan fungsi lahan
dantingkat produksi beras serta dampaknya pada ketahanan pangan wilayah.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


a. Alih fungsi Lahan
Menurut Utomo dkk (1992) alih fungsi lahan adalah perubahan fungsi sebagian atau
seluruh kawasan lahan dari fungsi semula (seperti yang direncanakan) menjadi fungsi lain
dan memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan potensi lahan itu sendiri. Alih
fungsi lahan sendiri merupakan perubahan/penyesuaian peruntukan penggunaan,
disebabkan oleh faktor-faktor yang secara garis besar meliputi keperluan untuk memenuhi
kebutuhan penduduk yang makin bertambah jumlahnya dan meningkatnya tuntutan akan
mutu kehidupan yang lebih baik(Prihatin, 2015).

Menurut Wahyunto (2001) perubahan penggunaan lahan dalam pelaksanaan


pembangunan tidak dapat dihindari, dikarenakan semakin tingginya tingkat pertumbuhan
penduduk dan semakin tingginya permintaan akan lahan, sehingga hal ini menjadi salah satu
faktor terjadinya alih fungsi lahan. Alih fungsi lahan yang terjadi pada lahan pertanian
menjadi non pertanian merupakan kasus alih fungsi lahan yang sering terjadi khususnya di
negara berkembang seperti Indonesia yang memiliki banyak lahan pertanian. Beberapa
faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan secara langsung antara lain pertumbuhan
pembangunan sarana transportasi, pertumbuhan dan permintaan akan lahan industri yang
tinggi, dan pertumbuhan dan permintaan sarana permukiman(Sari & Yuliani, 2022).

Menurut Lestari (2009) terdapat tiga faktor yang mempengaruhi terjadinya alih fungsi
lahan yaitu faktor internal, faktor eksternal dan faktor kebijakan. Faktor internal merupakan
faktor yang dipengaruhi oleh kondisi sosial-ekonomi rumah tangga pertanian pengguna
lahan. Faktor eksternal merupakan faktor yang disebabkan oleh adanya dinamika
pertumbuhan perkotaan, demografi maupun ekonomi. Sementara yang dimaksud dengan
faktor kebijakan yaitu aspek regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat maupun
daerah yang berkaitan dengan perubahan fungsi lahan pertanian. Kelemahan pada aspek
regulasi atau peraturan itu sendiri terutama terkait dengan masalah kekuatan hukum, sanksi
pelanggaran, dan akurasi objek lahan yang dilarang dikonversi. Ketiga faktor ini saling
berkaitan dan sangat mempengaruhi antara satu dan yang lainnya.

3
b. Pangan dan Ketahanan Pangan
UU Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan menyebutkan bahwa pangan adalah segala
sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan,
perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang
diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan
tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses
penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman.

Ketahanan pangan yang selanjutnya sering disebut food security, menurut Food and
Agriculture Organization (1996) bahwa ketahanan pangan Alih Fungsi idefinisikan sebagai
suatu kondisi di mana semua orang, setiap waktu, mempunyai akses fisik, sosial dan
ekonomi pada bahan pangan yang aman dan bergizi sehingga cukup untuk memenuhi
kebutuhan tubuh, sesuai dengan kepercayaannya sehingga bisa hidup secara aktif dan sehat.

2.2 Penelitian Terdahulu


Pada bagian ini, peneliti mencantumkan hasil dari penelitian terdahulu yang dimana
memilki keterkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Hal ini juga bertujuan sebagi
referensi sebagai bahan kajian untuk penelitian penulis.

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Nur Isra Fajriany (2017) dalam penelitiannya
yang berjudul “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian di
Kabupaten Pangkep”. Penelitian terdahulu ini, menggunakan metode kuantitatif yang pada
dasarnya menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan
metode statistic, Jenis Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
diperoleh dalam bentuk sudah jadi dari BPS. Untuk analisis data, menggunakan alat bantu
kuantitatif berupa software Eviews 9.5 computer dalam mengelola data tersebut. Hasil dari
penelitian ini menunjukan bahwa variabel jumlah industri berhubungan positif dan
signifikan terhadap alih fungsi lahan pertanian (Fajriany, 2017).

kedua, penelitian yang dilakukan oleh Ferdy Firmansyah dkk (2021) dalam
penelitiannya yang berjudul “Strategi Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah di Provinsi
Jawa Timur”. Penelitian ini menggunakan metode survei sekunder secara instansional untuk
mendapatkan data spasial berupa peta lahan sawah wilayah dengan overlay peta melalui
software ArGIS, Penelitian ini melibatkan 12 variabel yang dihasilkan dari studi literatur
yaitu jumlah penduduk, pertumbuhan ekonomi, jumlah petani, produksi, harga jual
komoditas, biaya irigasi, biaya input, pendapatan, harga sewa, harga lahan, nilai produksi,

4
dan aksesibilitas wilayah. Dengan hasil terjadinya konversi lahan sawah di Jawa Timur
terjadi di Kabupaten Lamongan dengan prosentase konversi sebanyak 19.29% atau seluas
1894.19 hektar dari total luas konversi yang terjadi. Selain itu konversi terbesar juga terjadi
di Kabupaten Bojonegoro dengan prosentase konversi sebesar 11.54% atau seluas 1133.43
hektar dari luas konversi lahan sawah di Jawa Timur yang seluas 9817.69 hektar
(Firmansyah et al., 2021)

2.3 Kerangka Konsep


Berdasarkan landasan teori dan juga permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini,
maka variabel yang terdapat dalam model ini adalah efek dari alih fungsi lahan,
produktivitas padi sawah dan juga dampaknya bagi ketahanan pangan.

5
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu


Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bengkayang. Adapun pemilihan lokasi
didasarkan pada banyaknya kasus pengalihan fungsi lahan sawah dan kenaikan angka
penduduk serta jumlah produksi beras mengalami penurunan yang signifikan menurut data
BPS Kalbar. Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Mei
2023.

3.2 Penentuan Responden


Responden yang akan diambil dalam penelitian ini adalah petani yang melakukan alih
fungsi lahan padi sawah, serta melakukan Analisa pasar ketersediaan beras. Penentuan
sampel dilakukan dengan menggunakan metode simple random sampling dimana
dilakukannya pengambilan sampel secara acak dengan jumlah responden sebanyak 30
orang pengepul beras dan 30 orang petani padi sawah.

3.3 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang akan dipersiapkan seperti alat-alat tulis dimana terdiri dari buku,
pulpen, serta alat tulis lainnya untuk kegiatan wawancarad dan kuesioner, alat-alat
elektronik seperti recorder untuk merecord setiap penjelasan dari petani dan pengepul
beras, dan alat elektronik seperti laptop untuk melakukan analisis terhadap data yang
didapatkan dengan alat analisis dan juga untuk mencari setiap referensi yang diperlukan.

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Metode penelitian yang akan digunakan adalah deskriptif kualitatif dan metode survei
dengan pengkajian data yang terdiri dari data primer dan data sekunder. Pada data primer
sendiri digunakan untuk melihat persepsi responden terhadap variabel yang akan
digunakan, dilakukan dengan melakukan wawancara secara langsung ataupun dengan
menggunakan pengisisan kuesioner yang dimana menjawab setiap pertanyaan yang telah
disediakan oleh peneliti. Sedangkan pada data sekunder akan didapatkan secara tidak
langsung melalui instantsi ataupun lembaga yang bersangkutan serat literature seperti
jurnal nasional maupun internasional.

3.5 Analisis Data


Analisis data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif yang
dimana akan digunakan untuk mendeskripsikan pengaruh dari pengalihan fungsi lahan
6
pertanian yang dapat mempengaruhi produksi padi dan akan ditampilakan dalam berupa
tabel dan juga dalam bentuk narasi.

7
DAFTAR PUSTAKA

BPS Wonogiri. (2022). Luas lahan dan produksi padi.


Fajriany, N. I. (2017). Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Alih Fungsi Lahan
Pertanian Di Kabupaten Pangkep. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Firmansyah, F., Yusuf, M., & Okta Argarini, T. (2021). Strategi Pengendalian Alih Fungsi
Lahan Sawah di Provinsi Jawa Timur. PENATAAN RUANG, 16(01), 48–50.
Kalbar, B. pusat statistik. (2022). Luas lahan sawah dan produksi padi.
Nurjanah, D. (2021). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Petani Muda di Kabupaten
Temanggung. Agritech: Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah
Purwokerto, 23(1).
Nurjanah, D., & Suryantini, A. (2019). Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kredit
program KKPE dan KUR sektor pertanian di Indonesia. Jurnal Ekonomi Pertanian Dan
Agribisnis, 3(1), 96–107.
Prihatin, R. B. (2015). Alih fungsi lahan di perkotaan (Studi kasus di Kota Bandung dan
Yogyakarta). Jurnal Aspirasi, 6(2), 105–118.
Sari, R. W. S. W. S., & Yuliani, E. (2022). Identifikasi Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian
Ke Non Pertanian Untuk Perumahan. Jurnal Kajian Ruang, 1(2), 255.
https://doi.org/10.30659/jkr.v1i2.20032
Wibowo, C. S. (2015). Dampak pengalihan fungsi lahan sawah pada produksi padi sampai
tahun 2018 dan implikasinya terhadap ketahanan pangan wilayah (Studi di Kecamatan
Jaten Kabupaten Karanganyar Propinsi Jawa Tengah). Jurnal Ketahanan Nasional,
21(2), 107–117.

Anda mungkin juga menyukai