Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH GEOGRAFI

“Alih Fungsi Lahan Pedesaan”


Kelompok 4

Anggota:

M. Rayhanafraa Gibran Maulana (23)

M. Syarief Nur Hakim (24)

Mutiara Salsabila (25)

Nadiyah Nur Hafizhah (26)

Nailah Khairunnisa (27)

Nasywa Aqilah Putri (28)

Nibras Alyassar (29)


PENDAHULUAN

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang tanpa rahmat
dan hidayah-Nya kami tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini. Terima kasih
juga tidak lupa kami sampaikan kepada Ibu Siti Rokhmah, selaku guru mata pelajaran
Geografi kelas XII MIPA 5, yang telah memberikan kami kesempatan untuk membuat
makalah ini, dan menyampaikan informasi dan opini yang telah kami rangkum.

Dalam penyusunan makalah ini, kami bertujuan untuk menyelesaikan tugas


kelompok Geografi, serta mencurahkan analisis dan pendapat kami terkait materi “Alih
Fungsi Lahan Pedesaan”. Harapan kami dalam menyusun makalah ini adalah, makalah
ini mampu jadi bahan pelajaran dan pertimbangan bagi pembacanya. Selain itu, kami
juga berharap agar pandangan kami sebagai siswa mampu dibaca melalui rangkaian
tulisan ini.

Kami mengerti bahwa masih banyak sekali kekurangan yang terdapat dalam
susunan makalah ini. Oleh karena itu, kami memohon maaf sebesar-besarnya atas
kesalahan kata dan informasi apapun yang kami berikan. Kami juga membuka lebar
pintu bagi saran dan kritik konstruktif yang pembaca mampu sampaikan. Semoga
makalah ini mampu menjadi media belajar, baik bagi kami maupun pembaca.

Sekian dari kami, terima kasih atas perhatiannya.

Jakarta, November 2020

Tim Penyusun Makalah

i
DAFTAR ISI

Pembukaan………………………………………………………………………………... i

Latar Belakang……………………………………………………………………………. 1

Pengertian…………………………………………………………………………………. 2

Rumusan Masalah………………………………………………………………………... 3

Tujuan……………………………………………………………………………………… 4

Sebab………………………………………………………………………………………. 4

Akibat………………………………………………………………………………………. 4

Contoh Peristiwa …………………………………………………………………………. 5

Kesimpulan………………………………………………………………………………… 7

ii
iii
A. LATAR BELAKANG
Indonesia adalah negara agraris dimana mayoritas penduduknya mempunyai
mata pencaharian sebagai petani. Berbagai hasil pertanian diunggulkan sebagai
penguat perekonomian Indonesia. Sebagian besar wilayah Indonesia memiliki kondisi
tanah yang subur. Hal inilah yang menjadikan masyarakat berusaha untuk mengolah
tanah dengan melakukan kegiatan pertanian.
Hingga saat ini sektor pertanian menyumbang penyerapan tenaga kerja dan
masih menjadi tumpuan hidup bagi sebagian besar angkatan kerja di Indonesia.
Bahkan kebutuhan akan pangan nasional masih menumpukan harapan kepada sektor
pertanian. Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan penting dalam
struktur pembangunan perekonomian nasional. Walaupun perhatian pemerintah
terhadap sektor ini masih dianggap kurang karena tidak adanya kebijakan pemerintah
yang secara langsung berdampak positif terhadap para petani.
Sektor pertanian merupakan sektor yang strategis dan berperan penting dalam
perekonomian nasional dan kelangsungan hidup masyarakat, terutama dalam
sumbangannya terhadap PDB, penyedia lapangan kerja dan penyediaan pangan dalam
negeri. Kesadaran terhadap peran tersebut menyebabkan sebagian besar masyarakat
masih tetap memelihara kegiatan pertanian mereka meskipun negara telah menjadi
negara industri. Sehubungan dengan itu, pengendalian lahan pertanian merupakan
salah satu kebijakan nasional yang strategis untuk tetap memelihara industri pertanian
primer dalam kapasitas penyediaan pangan, dalam kaitannya untuk mencegah
kerugian sosial ekonomi dalam jangka panjang mengingat sifat multi fungsi lahan
pertanian.
Menurut publikasi Badan Pusat Statistik (2013), sektor pertanian pada tahun
2010, 2011 dan 2012 menyumbang sebesar Rp.985,5 triliun. Jika berdasarkan harga
konstan, pertanian, peternakan, pada tahun 2010, 2011, dan 2012 menyumbang
Rp.304,8 triliun. Sumbangan sektor pertanian ini mengalami kenaikan dari tahun ke
tahun. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertanian masih memberikan sumbangan
yang cukup besar untuk pembangunan di Indonesia.
Di masa ini, sektor pertanian banyak menghadapi kendala, salah satunya adalah
masalah semakin sempitnya lahan yang tersedia untuk kegiatan pertanian yang
disebabkan oleh adanya alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian yang
saat ini terus mengalami peningkatan.
Menurut Harsono, “alih fungsi lahan merupakan kegiatan perubahan
penggunaan lahan dari suatu kegiatan menjadi kegiatan lainnya.” Pertambahan
penduduk dan peningkatan kebutuhan tanah untuk kegiatan pembangunan telah
mempengaruhi penggunaan tanah secara terus menerus. Selain untuk memenuhi

1
kebutuhan industri, alih fungsi lahan pertanian juga terjadi secara cepat untuk
memenuhi kebutuhan perumahan dalam jumlah yang lebih besar.
Lahan pertanian sangat bermanfaat baik dari aspek ekonomi, sosial maupun
lingkungan. Oleh karena itu, semakin sempitnya lahan pertanian akibat adanya alih
fungsi lahan dapat menimbulkan dampak negatif secara lingkungan fisik, ekonomi dan
sosial. Persoalan alih fungsi lahan dapat merugikan petani khususnya dan masyarakat
Indonesia pada umumnya. Para petani memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap
lahan pertanian, jika lahan pertanian berkurang bahkan hilang, maka berkurang pula
sarana produksi dan penghasilan petani.
Alih fungsi lahan berarti menyusutnya sarana produksi petani yang
menyebabkan berkurang pula pendapatan petani sehingga petani mengalami kesulitan
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Penghasilan yang dianggap tidak cukup dan
lahan sebagai sarana produksi yang semakin berkurang menyebabkan para petani
meninggalkan bahkan kehilangan pekerjaan sebagai petani. Hal ini yang kemudian
memicu terjadinya perubahan orientasi pekerjaan pada para petani.
Jika fenomena alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian terus terjadi secara
tidak terkendali, hal ini dapat menjadi ancaman tidak hanya bagi petani, lingkungan fisik
dan lingkungan sosial, tetapi hal ini bisa menjadi masalah nasional dan mengancam
ketahanan pangan.

B. PENGERTIAN
Pengalihan fungsi lahan atau lazimnya disebut sebagai konversi lahan adalah
perubahan fungsi sebagian atau seluruh kawasan lahan dari fungsinya semula (seperti
yang direncanakan) menjadi fungsi lain yang dapat berdampak negatif (masalah)
terhadap lingkungan dan potensi lahan itu sendiri. Alih fungsi lahan juga dapat diartikan
sebagai perubahan untuk penggunaan lain disebabkan oleh faktor-faktor yang secara
garis besar meliputi keperluan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang makin
bertambah jumlahnya dan meningkatnya tuntutan akan mutu kehidupan yang lebih
baik.
Pada tingkat desa, alih fungsi lahan yang terjadi biasanya berada pada sektor
pertanian. Menurut Bambang Irawan dan Supena Friyatno, Pada tingkatan mikro,
proses alih fungsi lahan pertanian (konversi lahan) dapat dilakukan oleh petani sendiri
atau dilakukan oleh pihak lain. Alih fungsilahan yang dilakukan oleh pihak lain memiliki
dampak yang lebih besar terhadap penurunan kapasitas produksi pangan karena
proses alih fungsi lahan tersebut biasanya mencakup hamparan lahan yang cukup luas,
terutama ditujukan untuk pembangunan kawasan perumahan. Proses alih fungsi lahan
yang dilakukan oleh pihak lain tersebut biasanya berlangsung melalui dua tahapan,
yaitu:
a. Pelepasan hak pemilikan lahan petani kepada pihak lain

2
b. Pemanfaatan lahan tersebut untuk kegiatan non pertanian

Konversi lahan dapat dilakukan oleh orang atau individu kepada individu dan
individu dengan dengan pemerintah untuk kegiatan non pertanian sesuai dengan
rencana tata ruang wilayah di daerah tersebut.
Alih fungsi lahan khususnya di pedesaan sangat erat kaitannya dengan
ketersediaan tanah. Tanah dalam kehidupan manusia mempunyai arti yang sangat
penting, oleh karena sebagian besar dari kehidupan manusia adalah bergantung pada
tanah. Tanah mempunyai berbagai macam arti dalam kehidupan sehari-hari, oleh
karena itu dalam penggunaannya maka perlu adanya batasan untuk mengetahui dalam
pengertian dari istilah tanah yang digunakan. Tanah adalah tempat bermukim dari
sebagian besar umat manusia disamping sebagai sumber penghidupan bagi mereka
yang mencari nafkah melalui usaha pertanian dan atau perkebunan.
Pengertian tanah membawa implikasi yang luas di bidang pertanahan. Menurut
Herman Soesangobeng, secara filosofis hukum adat melihat tanah sebagai benda
berjiwa yang tidak boleh dipisahkan persekutuannya dengan manusia. Meskipun
berbeda wujud dan jati diri, namun merupakan suatu kesatuan yang saling
mempengaruhi dalam jalinan susunan keabadian tata alam besar (macro-cosmos) dan
alam kecil (micro-cosmos). Sehingga, tanah dapat dipahami secara luas meliputi semua
unsur bumi, air, udara, kekayaan alam, serta manusia sebagai pusat, maupun roh-roh
di alam supernatural yang terjalin secara utuh menyeluruh. Di dalam buku Pengantar
Ilmu Pertanian mengartikan tanah sebagai berikut “Tanah yaitu transformasi mineral
dan bahan organik dipermukaan bumi sampai kedalaman tertentu, dipengaruhi bahan
induk, iklim, organisme hidup (makro maupun mikro), topografi dan waktu”.
Dari uraian diatas dapat diartikan bahwa tanah merupakan hal yang penting bagi
kehidupan karena mengandung banyak unsur yang baik untuk menunjang kehidupan
dimasa sekarang dan masa yang akan datang.

C. RUMUSAN MASALAH
Dari penjelasan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah yang akan di
bahas sebagai berikut:
• Apa yang dimaksud dengan alih fungsi lahan?
• Faktor apa saja yang mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian?
• Bagaimana dampak dari alih fungsi lahan?

3
D. TUJUAN
Berdasarkan permasalahan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa tujuan
dari pembuatan tugas ini adalah untuk:
(i) Mengidentifikasi masalah yang dihadapi dalam pengendalian alih fungsi
lahan pertanian khususnya lahan sawah di pedesaan.
(ii) Menganalisis efektivitas kebijakan pengendalian alih fungsi lahan yang telah
dilakukan.

E. SEBAB
Penyebab alih fungsi lahan di pedesaan bisa diawali karena kondisi dimana hasil
produksi pertanian tidak mencukupi kebutuhan hidup petani, akhirnya petani berujung
menjual lahan pertaniannya. Namun selain itu, penyebab alih fungsi lahan di pedesaan
dapat disebabkan karena perkembangan kota.
Perkembangan kota sangat mempengaruhi jumlah lahan pemukiman di wilayah
itu. Kota yang maju sebagian besar memiliki SDM yang banyak, hal itu menyebabkan
lahan pemukiman di kota menjadi berkurang. Oleh karenanya, banyak kegiatan alih
fungsi lahan di pedesaan yang digunakan untuk pemukiman warga kota. Selain
kekurangan lahan pemukiman, perkembangan kota juga dapat menyebabkan
kekurangan lahan untuk industri, sehingga alih fungsi lahan di pedesaan digunakan
untuk membangun perindustrian warga kota.
Perkembangan kota sering dianggap sebagai sesuatu yang membawa kemajuan
besar. Oleh karena itu, terjadilah urbanisasi dimana masyarakat desa yang kurang
produktif berbondong-bondong pindah ke kota untuk mencari lapangan pekerjaan dan
hal tersebut menyebabkan kekosongan lahan di desa. Lahan kosong tersebut akhirnya
beralih fungsi tidak lagi digunakan sesuai dengan potensinya, dan lagi banyak oknum
yang menggunakannya secara semena-mena.

F. AKIBAT
Alih fungsi lahan pedesaan khususnya pada lahan pertanian yang berubah
menjadi lahan non pertanian membawa dampak yang sangat besar, bukan hanya
berdampak pada ketahanan pangan dan meningkatnya harga pangan saja namun
berdampak juga terhadap kesejahteraan petani, kerusakan ekologi di pedesaan. Dan
meningkatnya angka urbanisasi.

4
Jika lahan di pedesaan yang biasanya digunakan untuk kegiatan pertanian di alih
fungsikan menjadi lahan industri hal ini akan membuat lahan pertanian berkurang,
maka hasil produksi juga akan berkurang dan terganggu. Dalam skala besar, stabilitas
pangan nasional juga akan sulit tercapai. Mengingat jumlah penduduk yang semakin
meningkat tiap tahunnya sehingga kebutuhan pangan juga bertambah. Berkurangnya
hasil panen juga berakibat menurunnya kesejahteraan petani, tidak heran banyak
petani yang akan kehilangan sumber penghasilan mereka, hal ini berujung
meningkatnya angka urbanisasi, orang orang dari desa akan berbondong-bondong
pergi kekota untuk mencari pekerjaan yang layak padahal bisa jadi setelah sampai di
kota keadaan mereka tidak berubah karena persaingan semakin ketat. Berkurangnya
hasil pertanian juga berdampak pada meningkatnya harga pangan karena ketika
produksi hasil pertanian semakin menurun, tentu saja bahan-bahan pangan di pasaran
akan semakin sulit dijumpai. Hal ini tentu saja akan dimanfaatkan sebaik mungkin bagi
para produsen maupun pedagang untuk memperoleh keuntungan besar. Maka tidak
heran jika kemudian harga-harga pangan tersebut menjadi mahal.
Selain berdampak pada pangan, alih fungsi lahan akan berdampak negatif pada
ekologi pedesaan. Ekosistem di pedesaan terdapat beranekaragam populasi di
dalamnya, sawah atau lahan-lahan pertanian lainnya merupakan ekosistem alami bagi
beberapa binatang. Sehingga jika lahan tersebut mengalami perubahan fungsi,
binatang-binatang tersebut akan kehilangan tempat tinggal dan bisa mengganggu ke
permukiman warga. Selain itu, adanya lahan pertanian juga membuat air hujan
termanfaatkan dengan baik sehingga mengurangi resiko penyebab banjir saat musim
penghujan.
Akan tetapi alih fungsi lahan pedesaan juga memiliki dampak positif jika
dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku, maka alih fungsi ini dapat membuat
daerah pedesaan menjadi lebih modern dan maju karena akan banyak hal baru seperti
teknologi yang berkembang dan digunakan oleh masyarakat di desa.

G. CONTOH PERISTIWA
Teluk Tomini Kehilangan Mangrove Akibat Alih Fungsi Lahan

5
 Teluk Tomini memiliki keanekaragaman hayati dengan tingkat endemisitas tinggi.
Namun mutu lingkungan dan sumber daya pesisir dan lautnya cenderung menurun.
 Hutan mangrove di Teluk Tomini mengalami degradasi signifikan dari 27,672 hektar
[1988] menjadi 16,105 hektar [2010]. Diperkirakan saat ini tinggal 10,321 hektar
[2020]. Penyebabnya, alih fungsi kawasan hutan menjadi tambak.

Program Biodiesel Ancam Alih Fungsi Lahan? Libatkan Petani Sawit dalam Rantai
Pasok

 Program biodiesel ini dinilai tanpa peta jalan jelas, dan belum melibatkan petani
dalam rantai pasok. Pengembangan program ini juga hanya fokus pada produk hilir
belum memperhatikan serius sektor hulu atau sumber sawit. Muncul ancaman, alih-
alih tekan emisi malah berpotensi lebih tinggi dari kala pakai solar atau fosil.
 Ricky H Amukti, Manajer Riset Traction Energy Asia, mengatakan, dalam penetapan
bauran biodiesel ini, Indonesia dan pemerintah hanya fokus pada kuota tetapi belum
ada peta jalan (roadmap) jelas. Kondisi ini bisa memicu defisit ketersediaan minyak
sawit dan bisa berujung alih fungsi lahan atau hutan.
 Penggunan tandan buah segar sawit petani, bisa mengurangi emisi keseluruhan
proses produksi biodiesel. Riset Traction Energy Asia pada 2019 memperlihatkan,
emisi perkebunan petani lebih rendah dari emisi perkebunan besar.

6
Alih Fungsi Lahan Penyebab Angin Kencang, Petani Apel Kota Batu Gagal Panen

 Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah


(BPBD) setempat total kerusakan tanaman apel ini kurang lebih 200 hektare. Faktor
terjadinya angin kencang yaitu karena alih fungsi lahan yang tidak terkendali.

H. KESIMPULAN

Banyak sekali yang berhubungan tentang berjalannya sebuah kegiatan, diawali


dengan penyebab hingga akibat yang terjadi maupun akan terjadi jika diperhitungkan ke
masa depan kegiatannya. Semua kegiatan yang terjadi pastinya memiliki dampak
negatif maupun positif. Jika dilihat dari perspektif general atau umum, dampak akan
dapat dilihat dari kedua sisi, dan tidak hanya satu sisi. Namun yang menjadi
permasalahan adalah perbandingan dari kedua sisi tersebut yang tidak seimbang, perlu
lebih diperhatikan agar tidak menimbulkan masalah. Dalam melaksanakan sesuatu
yang akan datang, semua pastinya ingin sisi positif lebih berat dibanding sisi negatifnya.
Namun dari hal tersebut, kita tidak boleh melupakan sisi negatif. Dengan maksud, untuk
melaksanakan kegiatan, semuanya harus terencana dengan mencari sisi positifnya
7
selebih-lebihnya dan mencoba menghindari atau mengurangi kemungkinan buruk se-
efektif mungkin.

Sebagai akhir dari pembahasan masalah tentang “Alih Fungsi Lahan” dengan
lokasinya adalah pedesaan. Banyak faktor yang menjadi penyebab maupun akibat, dari
sisi positif maupun negatif. Pada akhirnya akan merubah apapun itu yang berhubungan
dengan kegiatan alih fungsi lahan ini.

Sebagai contoh negatif selain hilangnya ketahanan pangan, rusaknya ekologi


dipedesaan dengan hilangnya perlahan-lahan budaya bertani karena pergantian lahan
pertanian menjadi lahan untuk industri misalnya. Begitupun juga berpengaruh terhadap
petani yang menjual lahan pertaniannya dan kehilangan pekerjaan atau profesi sebagai
petani. Hal itu lebih buruk lagi jika hasil jual lahan hanya digunakan sebagai kebutuhan
sehari-hari hingga habis dan tidak menjadi modal untuk kerja lain. Kehidupan ekonomi
mereka lama-lama akan menipis dan berujung pada jalan buntu.

Kalau dilihat dari sisi lain, pindahnya fungsi lahan pertanian akan berakhir pada
tranformasi wilayah desa menjadi kota jika diperhitungkan secara sistematis. Skala
dalam melaksanakan transformasi wilayah desa tidaklah kecil dan tidak boleh
dijalankan dengan ketidakseriusan dan kurangnya usaha dari tenaga kerja fisik dan
pikiran. Karena dampak yang akan diambil pastilah besar dan akan berpengaruh
terhadap wilayah maupun masyarakatnya. Kembali lagi ke masalah lahan di suatu
wilayah. Berhubungan dengan SDA (Sumber Daya Alam), suatu wilayah akan memiliki
karakteristik tertentu dari kegiatan ekonominya jika dilihat dari sumber daya alamnya.
Jika hal ini tidak diperhatikan, usaha transformasi wilayah akan sia-sia. Suatu wilayah
akan lebih baik jika sudah terlihat karakteristik SDA dan contoh kegiatan
perekonomiannya. Jika terjadi masalah, yang harus dilakukan adalah bukan merubah
semuanya dari awal. Tetapi dengan membantu mencari solusi dan mendukung lebih
terhadap kedua hal tersebut agar wilayah tersebut menjadi lebih sejahtera beserta
masyarakatnya.

Dan sebagai kesimpulan, dalam melaksanakan suatu kegiatan yang berdampak


besar, haruslah melihat semuanya yang berhubungan dengan kegiatan, dari faktor apa
saja yakni contohnya penyebab, dampak dan lain-lainnya.

Anda mungkin juga menyukai