Anda di halaman 1dari 11

Makalah

BIOREMEDIASI DAN REKLAMASI LAHAN


‘’Alih Fungsi Lahan”

Oleh Kelompok IV :
Novita Nurputia Sangadji (613-418-047)
Yulianingsih Djafar (613-418-016)
Moh. Renaldi Pakaya (613-418-088)
Riski Ishak (613-418-070)

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2020

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya tidak akan sanggup untuk
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat
nanti.
Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa
sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga saya mampu menyelesaikan pembuatan makalah ini untuk
memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Bioremediasi Dan Reklamasi Lahan.
Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada bpk Ir. Mohammad Arif Aziz, MT, Dipl.Ing. selaku
dosen mata kuliah Bioremediasi Dan Reklamasi Lahan yang telah memberikan saya tugas untuk
menambah wawasan kepada saya. Serta tak lupa saya berterima kasih kepada teman-teman
seperjuangan serta pihak-pihak lainnya yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, baik
dengan materi maupun dengan non materi.
Saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, saya mengharapkan kritik serta saran
dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik
lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, saya mohon maaf yang sebesar-
besarnya.
Demikian, semoga proposal ini dapat bermanfaat. Terima kasih

Gorontalo, 14 Desember 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Tujuan .......................................................................................................2

BAB II : PEMBAHASAN.....................................................................................3
2.1 Pengertian Alih Fungsi Lahan Pertanian...................................................3
2.2 Dasar Hukum Alih Fungsi Lahan..............................................................3
2.3 Faktor Alih Fungsi Lahan .........................................................................4
2.4 Dampak Alih Fungsi Lahan.......................................................................4
2.4.1 Berkurangnya Lahan Pertanian........................................................4
2.4.2 Menurunnya Produksi Pangan Nasional..........................................5
2.4.3 Mengancam Keseimbangan Ekosistem...........................................5
2.4.4 Banyak Buruh Tani Kehilangan Pekerjaan......................................5
2.4.5 Harga Pangan Semakin Mahal.........................................................5
BAB III : PENUTUP.............................................................................................7
3.1 Kesimpulan..................................................................................................7
3.2 Saran............................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................8

3
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian merupakan basis utama perekonomian
nasional. Sebagian besar masyarakat Indonesia masih menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.
Sektor pertanian telah memberikan sumbangan besar dalam pembangunan nasional, seperti peningkatan
ketahanan nasional, penyerapan tenaga kerja, peningkatan pendapatan masyarakat, peningkatan
Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB), perolehan devisa melalui ekspor-impor, dan penekanan
inflasi, fungsi intermediasi perbankan memang masih belum berjalan secara optimal.
Konversi lahan atau alih fungsi lahan pertanian sebenarnya bukan masalah baru. Pertumbuhan
penduduk dan pertumbuhan perekonomian menuntut pembangunan infrastruktur baik berupa jalan,
bangunan industri dan pemukiman, hal ini tentu saja harus didukung dengan ketersediaan lahan. Konversi
lahan pertanian dilakukan secara langsung oleh petani pemilik lahan ataupun tidak langsung oleh pihak
lain yang sebelumnya diawali dengan transaksi jual beli lahan pertanian. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pemilik lahan mengkonversi lahan atau menjual lahan pertaniannya adalah harga lahan,
proporsi pendapatan, luas lahan, produktivitas lahan, status lahan dan kebijakan-kebijakan oleh
pemerintah.
Menurut Sudirja (2008) alih fungsi lahan pertanian bukan hanya sekedar memberi dampak negatif
seperti mengurangi produksi beras, akan tetapi dapat pula membawa dampak positif terhadap
ketersediaan lapangan kerja baru bagi sejumlah petani terutama buruh tani yang terkena oleh alih fungsi
tersebut serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dampak perubahan fungsi lahan pertanian terhadap
kondisi sosial ekonomi masyarakat pelaku (petani) yang dilihat dari pendidikan, kualitas rumah tinggal
dan kepemilikan barang berharga.
Menurut Irawan dan Friyatno (2005) proses alih fungsi lahan pertanian pada tingkat mikro dapat
dilakukan oleh petani sendiri atau dilakukan pihak lain. Alih fungsi lahan yang dilakukan oleh pihak lain
secara umum memiliki dampak yang lebih besar terhadap penurunan kapasitas produksi pangan karena
proses alih fungsi lahan tersebut biasanya mencakup hamparan lahan yang cukup luas, terutama ditujukan
untuk pembangunan kawasan perumahan. Alih fungsi lahan yang dilakukan oleh pihak lain tersebut
biasanya berlangsung melalui pelepasan hak pemilikan lahan petani kepada pihak lain yang kemudian
diikuti dengan, pemanfaatan lahan tersebut untuk kegiatan non pertanian.
1.2 Tujuan

1
Dari latar belakang diatas tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui dampak dari
alih fungsi lahan bagi lingkungan dan masyarakat.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Alih Fungsi Lahan Pertanian
Lahan merupakan sumber daya alam yang memiliki fungsi sangat luas dalam memenuhi berbagai
kebutuhan manusia dari sisi ekonomi lahan merupakan input tetap yang utama bagi berbagai kegiatan
produksi komoditas pertanian dan non-pertanian. Banyaknya lahan yang digunakan untuk setiap kegiatan
produksi tersebut secara umum merupakan permintaan turunan dari kebutuhan dan permintaan komoditas
yang dihasilkan. Oleh karena itu perkembagan kebutuhan lahan untuk setiap jenis kegiatan produksi akan
ditentukan oleh perkembagan jumlah permintaan setiap komoditas.
Alih Fungsi Lahan adalah suatu proses perubahan penggunaan lahan dari bentuk penggunaan
tertentu menjadi penggunaan lain misalnya ke-non pertanian. Dan biasanya dalam pengalih fungsiannya
mengarah ke hal yang bersifat negatif bagi ekosistem lingkungan alam sawah itu sendiri.
Menurut Lestari, mendefinisikan alih fungsi lahan atau lazimnya disebut sebagai konversi lahan
adalah perubahan fungsi sebagaian atau seluruh kawasan lahan dari fungsi semula (seperti yang
direncanakan) menjadi fungsi lain yang menjadi dampak negatif (masalah) terhadap lingkungan dan
potensi lahan itu sendiri. Dampak alih fungsi lahan juga mempengaruhi struktur sosial masyarakat,
terutama dalam struktur mata pencaharian

2.2 Dasar Hukum Alih Fungsi Lahan


Aturan dalam UU No. 24/1992 yang secar jelas berisi tentang pernyusunan Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) seharusnya dilaksanakan secara baik oleh berbagai pihak yakni mempertimbangkan
budidaya tanaman pangan (sawah irigasi teknis) agar tetap lestari dengan demikian pembangunan
ekonomi juga sudah seharusnya tetap mengikuti/mentaati Undang-undang RTRW untuk menjaga
ketahanan pangan.
Adapun peraturan lain yang dikeluarkan pemerintah adalah Undang-undang No 41 tahun 2009
tentang perlindungan lahan pertanian berkelanjutan, sebagai sumber pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan, efisiesnsi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, dan kemandirian,
serta dengan menjaga keseimbangan, kemajuan, dan kesatuan ekonomi nasional.
2.3 Faktor Alih fungsi Lahan
faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian dapat dibedakan menjadi dua yaitu
faktor langsung dan tak langsung.

3
Faktor langsung atau mikro yaitu faktor konversi di tingkat petani dimana faktor tersebut
mempengaruhi langsung keputusan petani. Faktor tersebut antara lain kondisi sosial ekonomi petani,
seperti pendidikan, pendapatan, kemampuan secara ekonomi, pajak tanah, harga tanah, dan lokasi tanah.
Sedangkan faktor tak langsung atau makro yaitu faktor konversi di tingkat wilayah dimana faktor
tersebut tidak secara langsung mempengaruhi keputusan petani. Faktor ini mempengaruhi faktor-faktor
lain yang nantinya berpengaruh terhadap keputusan petani. Faktor tersebut antara lain seperti
pertumbuhan penduduk yang mempengaruhi pertumbuhan pembangunan pemukiman dan perubahan
struktur ekonomi ke arah industri dan jasa yang akan meningkatkan kebutuhan akan sarana transportasi
dan lahan untuk industri..
Dua faktor terakhir berhubungan dengan sistem pemerintahan. Hal ini berkaitan dengan asumsi
bahwa pemerintah sebagai pengayom dan masyarakat seharusnya dapat bertindak sebagai pengendali
terjadinya alih fungsi lahan.

2.4 Dampak Alih Fungsi Lahan


Apabila terjadi adanya alih fungsi lahan menjadi non pertanian, maka sektor pertanian paling
banyak terdampak. Menurut Somaji (1994), alih fungsi lahan juga berdampak pada menurunnya porsi dan
pendapatan sektor pertanian petani pelaku alih fungsi dan menaikkan pendapatan dari sektor
nonpertanian.
Alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian sulit untuk dihindari, dikarenakan akibat
pesatnya pembangunan, areal sawah yang mengalami perubahan fungsi mempengaruhi jumlah dari
produksi padi.
Apabila dilihat dari dampak yang lebih luas maka, akan menimbulkan pengaruh terhadap kestabilan
dari politik, yang nantinya akan disebabkan oleh kerawanan pangan, perubahan sosial, menurunnya
kualitas lingkungan hidup.
2.4.1 Berkurangnya lahan pertanian
Dengan adanya alih fungsi lahan menjadi non-pertanian, maka otomatis lahan pertanian
menjadi semakin berkurang. Hal ini tentu saja memberi dampak negatif ke berbagai bidang baik
secara langsung maupun tidak langsung.
2.4.2 Menurunnya produksi pangan nasional
Akibat lahan pertanian yang semakin sedikit, maka hasil produksi juga akan terganggu.
Dalam skala besar, stabilitas pangan nasional juga akan sulit tercapai. Mengingat jumlah
penduduk yang semakin meningkat tiap tahunnya sehingga kebutuhan pangan juga bertambah,
namun lahan pertanian justru semakin berkurang.
2.4.3 Mengancam keseimbangan ekosistem

4
Dengan berbagai keanekaragaman populasi di dalamnya, sawah atau lahan-lahan pertanian
lainnya merupakan ekosistem alami bagi beberapa binatang. Sehingga jika lahan tersebut
mengalami perubahan fungsi, binatang-binatang tersebut akan kehilangan tempat tinggal dan
bisa mengganggu ke permukiman warga. Selain itu, adanya lahan pertanian juga membuat air
hujan termanfaatkan dengan baik sehingga mengurangi resiko penyebab banjir saat musim
penghujan.
2.4.4 Banyak Buruh Tani Kehilangan Pekerjaan
Buruh tani adalah orang-orang yang tidak mempunyai lahan pertanian melainkan
menawarkan tenaga mereka untuk mengolah lahan orang lain yang butuh tenaga. Sehingga jika
lahan pertanian beralih fungsi dan menjadi semakin sedikit, maka buruh-buruh tani tersebut
terancam akan kehilangan mata pencaharian mereka.
2.4.5 Harga pangan semakin mahal
Ketika produksi hasil pertanian semakin menurun, tentu saja bahan-bahan pangan di
pasaran akan semakin sulit dijumpai. Hal ini tentu saja akan dimanfaatkan sebaik mungkin bagi
para produsen maupun pedagang untuk memperoleh keuntungan besar. Maka tidak heran jika
kemudian harga-harga pangan tersebut menjadi mahal
Dampak lain yang terjadi karena alih fungsi lahan pertanian ini menurut Sumaryanto, dkk
(2001:9) yaitu:
 Adanya degradasi daya dukung ketahanan pangan nasional
 Pendapatan di bidang pertanian menurun dan meningkatnya kemiskinan masyarakat lokal.
 Pemubaziran investasi.
 Ekosistem sawah mengalami degradasi yang besar-besaran.
 Mengubah struktur kesempatan kerja dan pendapatan komunitas setempat.
 Perubahan budaya masyarakat yang tadinya agraris menjadi urban sehingga dapat
meningkatkan kriminalitas

5
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Alih Fungsi Lahan adalah suatu proses perubahan penggunaan lahan dari bentuk penggunaan
tertentu menjadi penggunaan lain misalnya ke-non pertanian. Dan biasanya dalam pengalih fungsiannya
mengarah ke hal yang bersifat negatif bagi ekosistem lingkungan alam sawah itu sendiri.
Adapun peraturan lain yang dikeluarkan pemerintah adalah Undang-undang No 41 tahun 2009
tentang perlindungan lahan pertanian berkelanjutan, sebagai sumber pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan, efisiesnsi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, dan
kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan, kemajuan, dan kesatuan ekonomi nasional.
Faktor ini mempengaruhi faktor-faktor lain yang nantinya berpengaruh terhadap keputusan
petani. Hal ini berkaitan dengan asumsi bahwa pemerintah sebagai pengayom dan masyarakat seharusnya
dapat bertindak sebagai pengendali terjadinya alih fungsi lahan.
Dengan adanya alih fungsi lahan menjadi non-pertanian, maka otomatis lahan pertanian menjadi
semakin berkurang.
ketika produksi hasil pertanian semakin menurun, tentu saja bahan-bahan pangan di pasaran akan
semakin sulit dijumpai.
3.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan dari makalah ini adalah semoga dengan adanya makalah ini
mahasiswa dapat mengetahui apa itu ahli fungsi lahan

6
DAFTAR PUSTAKA

Edrijani. 1994: Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Marjinalisasi Petani di Wilayah Jalur Bandung-Soreang,
Skripsi, Institut Teknologi Bandung. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V2N2 | 323

Irawan, Bambang dan Supeno Friyanto. 2002. Dampak Konversi Lahan Sawah di Jawa terhadap Produksi
Beras dan Kebijakan Pengendaliannya. Bogor : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian RI,
Bogor.

Kurniasari, Ariastita. 2014. Faktor faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian sebagai upaya
prediksi perkembangan pertanian di Kabupaten Lamongan. Jurnal Teknik Pomits. Vol 3, No. 2

Sudirja, R., 2008. Mewujudkan Kedaulatan Pangan Melalui Kebijakan Pengelolaan Lahan Pertanian
Pangan. Disampaikan pada Seminar Regional Musyawarah Kerja Badan Eksekutif Himpunan.
Mahasiswa Ilmu Tanah Indonesia Wilayah II, Gedung Student Centre Faperta Unpad- Jatinangor,
29 Januari 2008. Bandung

Soemarno, 2013. Konversi Lahan. Bahan Ajar Mata Kuliah Landuse Planning & Land Management.
Malang : Universitas Brawijaya

Anda mungkin juga menyukai