Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

”Faktor Produksi Tanah Dan Faktor Produksi Modal

dalam produksi Pertanian”

_Mata Kuliah Ekonomi Pertanian_

Di Susun Oleh:

Ayu Selvia Laloji_D1A116029

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan YME. Atas berkat-Nya lah makalah ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini berjudul “Faktor Produksi Tanah dalam
produksi pertanian dan Faktor produksi modal dalam produksi pertanian”.

Dalam penyusunan makalah ini, penyusun telah banyak mendapatkan bantuan-bantuan


dari beberapa pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu.

Semoga Allah SWT. senantiasa memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada semua
pihak yang telah memberikan bantuan. Penulisan ini tentu saja masih jauh dari sempurna,
sehingga penulis dengan senang hati menerima kritik demi perbaikan.
DAFTAR ISI

SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
I.2. Rumusan Masalah
I.3. Tujuan
II. PEMBAHASAN 1
2.1 Faktor produksi Tanah dalam pertanian
2.2 SDL yang dimanfaatkan sebagai lahan produksi
2.3 SDL yang ada di idonesia berdasarkan kondisi geografis
III. PEMBAHASAN 2
3.1 Faktor produksi Modal dalam pertanian
3.2 Kredit Dalam Pertanian
IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dengan meningkatnya kebutuhan dan persaingan dalam penggunaan lahan baik untuk

keperluan produksi pertanian maupun non pertanian, memerlukan pemikiran yang paling

menguntungkan dari sumber daya lahan yang terbatas, dan selain itu juga melakukan tindakan

pelestarian untuk penggunaan masa mendatang (Sitorus, 1985). Permasalahan dalam

penggunaan lahan sifatnya umum di seluruh dunia, baik di negara maju maupun negara sedang

berkembang, terutama akan menjadi menonjol bersamaan dengan terjadinya peningkatan

jumlah penduduk dan proses industrialisasi. Pertumbuhan penduduk dapat menimbulkan

kelebihan penduduk dengan tekanan penduduk yang berat, dan dapat mendorong penduduk

untuk mempertahankan diri. Dalam hal ini antara lahan yang labil dan lahan yang terlalu

miring dijadikan tempat hunian bercocok tanam, maupun kegiatan yang lain. Hubungan

manusia dengan alam menyangkut pertimbangan ekologis hal ini penting karena apabila

pembangunan melalaikan pertimbangan ekologis maka akan mengakibatkan rusaknya alam,

karena terkuras habisnya kesuburan tanah pertanian yang merupakan penghasil produk

pertanian, yaitu tempat dimana produksi berjalan dan hasil produksi tersebut keluar. Ini berarti

produktivitas pertanian tertentu juga tergantung pada jenis lahannya. Tanaman yang sesuai

jenis dan tanah yang ditumbuhinya maka akan menghasilkan produk dalam jumlah yang besar,

dan sebaliknya jika tanaman tersebut tidak sesuai dengan jenis lahannya maka tanaman tersebut

akan menghasilkan produksi kecil, oleh karena itu hendaknya petani mengetahui jenis tanah

dan tanaman yang cocok sehingga dapat mendatangkan hasil yang diharapkan. Untuk

memanfaatkan lahan diberikan kinerja analisis potensi lahan. Evaluasi sumber daya lahan

merupakan kegiatan pokok dalam rangka suatu perencanaan wilayah. Penggunaan lahan

diartikan setiap bentuk campur tangan manusia dalam rangka memenuhi kebutuhannya baik
material maupun spiritual. Penggunaan lahan dapat dikelompokkan dalam dua golongan besar

yaitu penggunaan lahan pertanian dan penggunaan lahan bukan pertanian.

Evaluasi kesesuaian lahan merupakan penilaian dan pendugaan potensi lahan untuk

penggunaan tertentu.Dengan evaluasi lahan tersebut, potensi lahan dapat dinilai dengan tingkat

pengelolaan yang dilakukan. Pelaksanaan evaluasi lahan pada dasarnya mengarah pada

rekomendasi penggunaan lahan dengan mempertimbangan semua aspek yang menjadi

pembatas dalam penggunaan lahan yang ditetapkan, agar lahan dapat berproduksi secara

optimal dan lestari (Mahi, 2004).

Hasil evaluasi lahan menggambarkan kesesuaian lahan untuk berbagai keperluan dan

sekaligus dapat diketahui hambatan dan kebutuhan biaya dalam pemanfaatan sumber daya

lahan tersebut, sehingga berapa besar keuntungan dan bahkan kemungkinan kerugian yang

didapat, baik secara fisik maupun secara finansial akan di ketahui melalui evaluasi lahan

tersebut (Mahi, 2005). Kesesuaian lahan dibedakan atas kesesuaian lahan aktual (present land

suitability) dan kesesuaian lahan potensial (potential land suitability). Kesesuaian lahan

sekarang adalah kesesuaian lahan yang dinilai berdasarkan keadaan lahan pada saat dilakukan

penelitian tanpa memperhitungkan jenis perbaikan lahan yang diperlukan, sedangkan

kesesuaian lahan potensial adalah kesesuaian lahan yang dinilai berdasarkan keadaan lahan

setelah diadakan perbaikan perbaikan (improvement) tertentu yang diperlukan seperti

penambahan pupuk, pengairan atau terasering tergantung dari jenis faktor pembatasnya (Dent

dan Young, 1981)

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan factor produksi tanah?

2. Apa Manfaat sumber daya lahan sebagai lahan produksi?

3. Apa saja Sumber Daya Lahan yang ada di idonesia berdasarkan kondisi geografis?
4. Apa yang dimaksud dengan factor produksi Modal?

5. Bagaiaman Proses Kredit Dalam Pertanian?

1.3 Tujuan Permasalahan

1. Mengetahui factor produksi tanah?

2. Mengetahui Manfaat sumber daya lahan sebagai lahan produksi?

3. Mengetahui Sumber Daya Lahan yang ada di idonesia berdasarkan kondisi geografis?

4. Mengetahui factor produksi Modal?

5. Mengetahui Proses Kredit Dalam Pertanian?


BAB II
PEMBAHASAN 1

2.1 Faktor produksi Tanah dalam pertanian


Tanah/lahan yang bersifat langka/terbatas (scarcity) adalah sebagai faktor produksi.

Pada era sebelum Masehi tanah ini juga belum bersifat scarcity, sama halnya dengan udara

dan cahaya. Air di beberapa daerah masih bersifat unscarcity, namun di beberapa

daerah sudah scarcity, karena itu dibangun irigasi, sprinkle dan kadang-kadang harus

diciptakan hujan buatan.

Tanah/lahan dalam arti sesungguhnya bukan termasuk modal, karena tanah bukan

buatan manusia atau hasil produksi. Orang awam menganggap tanah sebagai modal utama

atau satu-satunya modal bagi petani. Hal ini karena tanah mempunyai fungsi sosial dan

fungsi ekonomi. Fungsi ekonomi dari tanah adalah:

1. Dapat diperjual belikan

2. Dapat disewakan,

3. Dapat dijadikan jaminan kredit.

Areal tanah di pinggiran kota atau di dekat proyek industri/pemukiman, saat ini sudah

banyak diperjual belikan yang kemudian lahan pertanian beralih fungsi ke lahan non-

pertanian. Harga tanah per m² di lokasi tersebut cukup tinggi dan menggiurkan,

sehingga petani pemilik tanah menjualnya. Petani menganggap lebih beruntung tanah itu

dijual daripada diusahakan sebagai lahan pertanian. Bila tanah sudah beralih fungsi, maka

tingkat kesuburan tubuh tanah tidak berarti lagi. Tidak ada atau sangat langka tanah/lahan

nonpertanian beralih fungsi ke tanah/lahan pertanian.Antar sesama petani juga sering

terjadi transaksi jual beli tanah yang belum beralih fungsi. Menyusul ada pula penduduk

kota membeli lahan pertanian, ini juga menambah ketimpangan pemilikan lahan. Ada petani
yang dulunya memiliki lahan beberapa hektar, akhirnya dia berubah status menjadi petani

penyewa atau buruh tani.

Mengapa orang kota mau membeli lahan ke desa? Orang kota tahu bahwa membeli

lahan dan mengusahakannya bagi dia tidak layak kalau dihitung IRR atau B/C

Rationya. Namun keputusannya tetap membeli sebidang lahan karena:

 Sifat berjaga-jaga.

 Sifat harga tanah makin lama makin tinggi.

 Jumlah/luas lahan bersifat scarcity

 Menyimpan harta, tanah tidak dapat terbakar, mudah mengurusnya, sulit dicuri orang.

 Meningkatkan status sosial/gengsi/ dan kesejahteraan rohaninya.

UUPH (Undang2 Pokok Bagi Hasil) sejak tahun 1960 menganjurkan agar perjanjian

sewa-menyewa tanah dibuat secara tertulis agar supaya:

 ada jaminan dalam waktu penyakapan

 dapat ditentukan secara tegas hak dan kewajiban pemilik dan penyewa tanah

 pembagian hasil bersifat adil, tidak ada pihak ditekan.

Kenyataannya lebih sering perjanjian itu hanya secara lisan saja di setiap daerah.

Ke dua belah pihak lebih menyenangi perjanjian lisan dengan hubungan kekeluargaan,

biarpun nantinya terjadi konflik atau pemerasan terselubung.Pengaruh kesuburan tanah

terhadap jumlah hasil adalah berbeda untuk setiap sub sektor pertani. Tingkat kesuburan

berpengaruh kuat terhadap jumlah hasil pada usaha pertanian rakyat dan perkebunan, tetapi

tidak begitu berpengaruh pada kehutanan dan perikanan. Pada subsektor peternakan tidak

secara langsung kesuburan tanah mempengaruhi tingkat hasilnya. Bagi ternak ayam, babi

dan ternak lain yang dipelihara di kandang, kesuburan tanah tidak ada pengaruhnya

terhadap produksi. Bagi ternak ruminansia (pemakan rumput) yang digembalakan (sistem

pasture), kesuburan tanah sangat berpengaruh nyata.


2.2 Sumber Daya Lahan yang dimanfaatkan sebagai lahan produksi

1. Budidaya Tanaman Perkebunan


Tanaman perkebunan adalah tanaman semusim dan/atau tanaman tahunan yang

karena jenis dan tujuan pengelolaannya ditetapkan sebagai tanaman perkebunan. Dengan

demikian tanaman perkebunan bisa dikelompokkan jadi dua, yaitu tanaman semusim dan

tanaman tahunan. Tanaman semusim adalah jenis tanaman yang hanya dipanen satu kali

dengan siklus hidup satu tahun sekali, contohnya tanaman tebu, kapas dan tembakau.

Sementara tanaman tahunan membutuhkan waktu yang panjang untuk berproduksi dan

bisa menghasilkan sampai puluhan tahun dan bisa dipanen lebih dari satu kali, misalnya

tanaman kelapa sawit, karet, kakao, cengkeh, kopi dan lada.

Sebagai komoditas tanaman perkebunan memiliki sebutan lain yaitu tanaman

perdagangan dan tanaman industri. Sebutan ini menunjukkan legitimasi bahwa ada

peluang bisnis dari pengusahaan tanaman perkebunan. selain itu tanaman sub sektor

perkebunan mempunyai peranan penting dalam pembangunan nasional, terutama dalam

meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, penerimaan devisa negara,

penyedia lapangan kerja.

2. Budidaya Tanaman Pangan

budidaya tanaman pangan adalah dapat di artikan sebagai kegiatan tanam menanam

tanaman yang bisa menjadi sember penghasil karbohidrat dan protei yang nantinya bisa di

konsumsi sendiri mau pun untuk di jual sebagai mata pencaharian bagi petani sebagai

penanamnya.Berbicara tentang tanaman pangan, sebenarnya Indonesia merupakan negara

dengan penghasil tanaman pangan yang baik. Karena Indonesia merpakan negara dengan

tanah yang subur sehingga tanaman yang di tanam disini sangat mudah tumbuh dengan

subur.Namun, ternyata kenyataan itu hanya berlaku dulu sebelum tanah dan laha
Indonesia di sempitkan oleh berbagai pembangunan di mana mana. Bahkan sekarang

Indonesia harus mengimpor bahan bahan pangan dari luar negri yang sebenarnya bisa kita

dapatkan di negara sendiri.Melihat kenyataan ini, tentunya sangat tidaksesuai dengan

julukan negara kita sebagai negara agraris yang seharusnya mampu mensuplai bahan

pangan ke negara lain bukan kita yang mengimpor bahan dari luar negri. Hal ini terjadi

karena kurangnya perhatian terhadap petani dan penyediaan lahan kurang.Nah, untuk

lebih jelasnya tentang budidaya tanaman pangan ini, hari ini saya akan berbagi tentang

jenis jenis tanaman panganyang tentunya bisa tumbuh dengan baik di Indonesia.

3. Budidaya Tanaman Holticultura

Hortikultura ialah cabang ilmu yang membahas perihal pertanian yang meliputi

tanaman buah, sayur, dan tanaman hias tentunya. kata holtikultra berasal dari bahasa latin

yakni hortus yang di artikan adalah taman dan colere yang diartikan untuk

menumbuhkan. sebagai istilah yang pada umumnya, mencakup keseluruhan dari

pembahasan mengenai pengelolaan taman, akan tetapi penggunaan biasa menjurus pada

produksi komersial intensif. perihal skala berbeda jauh antara berkebun rumah tangga dan

pertanian di lapangan. meskipun begitu semua macam budidaya memiliki kaitan pada

bidang keilmuannya. Hortikultura berfokus pada penanaman tanaman buah (pomologi /

frutikultura), tanaman bunga (florikultura), tanaman sayuran (olerikultura), tanaman obat

(biopharmaca), dan taman (lansekap). Salah satu ciri khas produk hortikultura adalah

perisabel atau mudah rusak karena kesegaran. Hortikultura adalah salah satu metode

pertanian modern. Seseorang yang menekuni bidang hortikultura secara profesional

disebut sebagai hortikulturis.


 Budidaya Hortikultura

Membudidayakan tanaman Hortikultura memiliki beberapa tahapan dan persiapan

tentunya, diantaranga :

a. Persiapan lahan

Tahap awal dari proses budidaya Hortikultura adalah hal yang terpenting karena tanaman

yang dihasilkan akan bergantung pada :

 Jenis tanaman yang akan di kembangankan, dari ukuran tanaman tersebut, dan usia

memanennya haruslah di ketahui.

 Teknik atau cara budidaya apa yang akan dilakukan, apakah dengan menggunakan sistem

hidroponik, organik atau mungkin dengan teknik konvensional.

 Luas Bidang tanah atau lahan yang akan dipakai

 Persiapan lahan bisa juga menggunakan cara yang moderen atau konvensional, tentu saja

ada kelebihan dan kekurangannya.

b. Proses Pembibitan

Pembibitan dilakukan ketika ingin mendapatkan tanaman yang akan dibudidayakan

biasanya disebut juga perbanyakan tanaman. memperbanyak tanaman memiliki dua cara

yakni generatif dan vegetatif, generatif dilakukan dengan penggunaan biji dan vegetatif

dilakukan dengan tangan manusia.

c. Penanaman Bibit
apabila proses pembibitan sudah selesai maka langkah selanjutnya adalah penanaman

baiknya penanamanan dilakukan dipagi hari atau disore hari ketika terik matahari tidak

terlalu panas.

d. Pemeliharaan Tanaman

Peliharaan yang dilakukan pada tanaman Hortikultura haruslah lebih ekstra dan

membutuhkan perhatian lebih yakni dalam hal pemupukan, penyiangan dan mecegak

serangan hama penyakit, tentunya berbeda tanaman akan berbeda pulsa cara

pemeliharaannya.

e. Panen

Proses terakhir yang selalu dinantikan oleh seorang petani, dimana hasil panen sesuai

dengan apa jenis tanamannya bisa saja berupa umbi, buah, daun dan lain lain.

2.3 Sumber Daya Lahan yang ada di idonesia berdasarkan kondisi geografis

1. Lahan Basah

 Wilayah-wilayah dimana tanahnya jenuh dengan air,baik bersifat permanen

(menetap) atau Musiman

 Wilayah-wilayah itu sebagian atau seluruhnya kadang-kadang tergenangi oleh

lapisan air yang dangkal.

 Digolongkan ke dalam lahan basah ini, di antaranya, adalah rawa-rawa

(termasuk rawa bakau), paya, dan gambut.

 Air yang menggenangi lahan basah dapat tergolong ke dalam air tawar,payau atau

asin.
2. Lahan Kering

 Lahan kering adalah lahan yang dapat digunakan untuk usaha

pertanian dengan menggunakan air secara terbatas dan biasanya hanya

mengharapkan dari curah hujan.

 Untuk usaha pertanian lahan kering dapat dibagi dalam tiga jenis penggunaan

lahan, yaitu lahan kering berbasis palawija (tegalan), lahan kering berbasis

sayuran (dataran tinggi) dan pekarangan.

3. Lahan Gambut

 Indonesia memiliki lahan gambut di antara Negara tropis yaitu sekita 21 juta ha,

yang tersebar terutama di Sumatera, Kalimantan, dan papua.

 Karena variabilitas lahan ini sangat tinggi, baik dari segi ketebalan

gambut, kematangan maupun kesuburannya, tidak semua lahan gambut layak

untuk dijadikan areal pertanian.

 Dari 18,3 juta Ha Lahan gambut di pulau-pulau utama Indonesia, hanya sekitar 6

juta ha yang layak untuk pertanian.


BAB III

PEMBAHASAN 2

3.1 Faktor produksi Modal dalam pertanian

Modal dalam arti ekonomi adalah hasil produksi yang digunakan untuk menghasilkan

produksi selanjutnya. Von Bohm-Bawerk menjelaskan sebagai berikut: Segala jenis barang

yang dihasilkan dan dimiliki masyarakat disebut kekayaan masyarakat. Kekayaan itu

digunakan:

 Sebagian untuk konsumsi.

 Sebagian untuk memproduksi barang-barang baru, inilah yang disebut modal

masyarakat atau modal sosial.

 Perkataan modal atau kapital dalam arti sehari-hari digunakan dalam

bermacam arti,yaitu:

 modal sama artinya dengan harta kekayaan seseorang.

 modal dapat mendatangkan penghasilan bagi si pemilik modal, dan

ini terlepas dari kerjanya.

 Menurut sifatnya modal dibagi menjadi:

 Modal tetap adalah barang-barang modal yang digunakan dalam proses produksi

yang dapat digunakan beberapa kali. Meskipun akhirnya modal itu tandas atau habis

juga, tetapi sama sekali tidak terhisap dalam hasil. Contoh modal tetap : mesin,

bangunan, alat-alat pertanian.

 Modal bergerak adalah barang-barang modal yang dipakai dalam proses produksi

dan habis terpakai dalam proses produksi. Contoh modal bergerak: pupuk, bahan bakar,

bahan mentah.
 Apakah Uang termasuk Modal?

1) Sebagian ahli mengatakan bahwa uang bukan termasuk modal, karena uang tidak

dapat menghasilkan barang-barang baru.

2) Sebagian ahli mengatakan bahwa uang termasuk modal, karena uang sebagai alat

tukar, tindakan tukar-menukar itu adalah sebagai usaha produksi.

3) Sebagian ahli mengatakan bahwa tergantung penggunaan uang itu. Bila uang itu

dibelikan barang konsumsi, maka uang tersebut bukan sebagai modal. Bila uang

itu dibelikan barang untuk usaha produksi, maka itu termasuk modal.

 Mengapa tanah tidak termasuk

modal??

1. Tanah pemberian alam bukan sebagai barang yang dihasilkan

2. Tanah tidak dapat diperbanyak, modal dapat diperbanyak

3. Pada hakekatnya tanah itu tidak dapat dihancurkan

4. Tanah tidak dapat dipindah-pindahkan, terikat pada alam

5. Laba yang diperoleh dari tanah adalah sewa. Makin intensif tanah digunakan

makin tinggi sewanya, makin intensif modal digunakan makin turun labanya.

6. Nilai tanah tidak mengalami penyusutan (bahkan naik dari tahun ke tahun??),

modal mengalami penyusutan.


 Mengapa tanah dianggap sebagai

modal??

1. Tanah dapat memberikan penghasilan (modal pribadi)

2. Tanah yang telah diusahakan sudah mengalami berbagai perubahan dan

perbaikan, dia bukan lagi sebagai anugrah alam.


 Bagaimana asal mula terbentuk

modal??

Kasus pada nelayan:

Mula-mula nelayan menangkap ikan hanya dengan tangan saja, cara ini tidak

efisien

menurut nelayan. Timbul ide memakai alat (jala) dalam menangkap ikan. Untuk

membuat jala dibutuhkan waktu. Bila jala sudah selesai maka dengan alat ini nanti

akan diperoleh hasil tangkapan ikan yang lebih banyak. Hasil pembuatan ini (jala)

yang akan nanti digunakan dalam proses selanjutnya disebut m o d a l.

Jadi modal itu terbentuk karena

adanya:

 produksi

 penabungan dari produksi

 pemakaian benda tabungan untuk produksi selanjutnya.

Karena modal menghasilkan barang-barang baru atau alat untuk memupuk pendapatan,

maka timbul minat atau motivasi untuk menciptakan modal (capital information).

Capital information diperoleh melalui tabungan, warisan, kredit, bantuan pihak lain.

Modal pertanian selalu dinyatakan dalam bentuk uang. Modal sendiri atau modal dari

kredit/pinjaman pada hakekatnya sama saja dalam proses produksi. Modal sendiri juga

harus diperhitungkan bunga uangnya sebagai balas jasa modal dalam berproduksi.

3.2 Kredit Dalam Pertanian


Petani kecil atau petani yang tidak mempunyai modal sendiri memerlukan kredit

untuk modal, karena mereka kurang/tidak mampu menabung. Bermacam-macam kredit


dalam pertanian dan semuanya ini bertujuan untuk menaikkan produksi dan pendapatan

petani penerima kredit. Antara lain kredit di pertanian itu:

 Kredit Bimas pada pertanian rakyat

 Kredit Investasi Kecil (KIK) dan Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP) pada

nelayan dan pada peternakan.

 Kredit Usaha Tani (KUT) pada usahatani.

Mengapa BRI/KUD sulit membantu petani dengan menyalurkan kredit? Hal ini

disebabkan beberapa faktor, antara lain adalah:

1. Lahan petani sempit

2. Populasi atau calon penerima kredit sangat banyak

3. Tingkatan berproduksi petani masih bercampur subsisten

4. Kegiatan berproduksi bercampur dengan konsumsi. Bank mem-berikan

kredit produksi ke petani, akan tetapi petani menggunakan uang itu untuk

konsumsi.

Oleh karena itu petani mengambil kredit atau pinjaman di perdesaan melalui

ijon. Walaupun tingkat bunga pada ijon lebih tinggi daripada bunga pinjaman pada

bank, namun petani masih lebih suka atau lebih mau mengambil pinjaman atau kredit

melalui ijon. Dengan kata lain sistem ijon masih dapat berkembang di perdesaan, antara

lain disebabkan oleh:

Uraian Sistem Ijon Bank/KUD


1.Jaminan Hasil tanaman yang belum Barang atau lahan yang

dipanen. punya sertifikat.

2.Perjanjian Tanpa tertulis, cukup saksi Harus tertulis dan harus

hidup. ditanda tangani.

3.Prosedur Mudah/praktis. Berbelit-belit.

4.Pendekatan Kekeluargaan. Individual/bisnis.

5.Waktu tunggu Singkat/cepat. Lama/lambat.

6.Arti kredit Masih ada. Sudah hilang.

7.Penggunaan Sesuka hati petani. Harus tertentu/jelas.

8.Bunga kredit Lebih tinggi. Lebih rendah.

Arti kredit pada dasarnya adalah kepercayaan, bagi warga desa

menandatangani itu kurang menyenangkan, sekali gus dianggap tidak ada lagi disitu

unsur kepercayaan. Walaupun dalam tindakan ekonomi, namun unsur sosiologi/budaya

ikut berperan dalam pengambilan keputusan dalam prilaku ekonomi itu.


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Munculnya masalah-masalah pertanian seperti yang tercantum dalam petani sebagai

pelaksana kegiatan usahatani mengharapkan produksi yang lebih besar agar memperoleh

pendapatan yang lebih besar pula. Untuk itu petani menggunakan tenaga, modal, dan sarana

produksi untuk memperoleh hasil produksi yang tinggi. Suatu usahatani dikatakan berhasil

apabila usahatani tersebut mampu memenuhi kewajiban membayar bunga modal, alat-alat

yang digunakan, upah tenaga luar, serta sarana produksi lain.

Pertanian dapat diartikan sebagai suatu proses produksi untuk menghasilkan bahan-

bahan kebutuhan manusia yang berasal dari tumbuhan maupun hewan yang disertai dengan

usaha memperbaharui, memperbanyak (reproduksi), dan mempertimbangkan faktor

ekonomis. Pertanian merupakan suatu hubungan kegiatan manusia dengan lahan tertentu

yang disertai dengan pertimbangan tertentu pula. Salah satu tantangan dalam pembangunan

pertanian adalah adanya kecendrungan menurunnya produktivitas lahan. Disisi lain

sumberdaya alam terus menurun sehingga perlu diupayakan untuk tetap menjaga

kelestariannya.

B. SARAN

. Salah satu tantangan dalam pembangunan pertanian adalah adanya kecendrungan

menurunnya produktivitas lahan. Disisi lain sumberdaya alam terus menurun sehingga perlu

diupayakan untuk tetap menjaga kelestariannya.

Anda mungkin juga menyukai