Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN

ALIH FUNGSI LAHAN YANG TERJADI DI KELURAHAN LAPPA

Dosen Pengampu : Risma Niswati Tamrin, S.T., M.T.

Disusun Oleh :

MEIBUL MUZAKKIR

220332041

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SINJAI

2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam. Rahmat dan
keselamatan semoga senantiasa dilimpahkan Allah Kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga
dan para sahabatnya, serta para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Dan tak lupa penulis
bersyukur atas tersusunnya laporan ini yang berjudul” Dampak Pembangunan
TerhadapPemukiman Di Lappa Mas 3 “Tujuan kami menyusun lapora ini adalah tiada lain untuk
memperkaya ilmu pengetahuan kita semua.
Kami berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca dan pihak-pihak
yang membutuhkan untuk dijadikan literatur. Apabila dalam penulisan laporan ini terdapat
banyak kesalahan dan kekurangan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis

25 Januari 2024
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................
A. Latar belakang........................................................................................................................
B. Rumusan masalah..................................................................................................................
C. Tujuan penelitian...................................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI..............................................................................................................
A. Penggunaan Lahan.................................................................................................................
B. Pembangunan dan Permukiman.............................................................................................
BAB III RONA AWAL/IDENTIFIKASI MASALAH.....................................................................
A. Rona Awal Permasalahan......................................................................................................
B. Jenis Penelitian......................................................................................................................
C. Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................................................................
D. Sumber Data..........................................................................................................................
E. Teknik Pengumpulan Data.....................................................................................................
F. Metode Analisis Data.............................................................................................................
BAB IV :ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Identifikasi Masalah dan Sumber Masalah............................................................................
B. Pengaruh Pembangunan Perumahan Lappa Terhadap Perubahan Tata Guna Lahan
1. Dampak Pembangunan Perumahan Lappa Terhadap Perubahan Tata Guna Lahan
pemukiman.................................................................................................................
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tata Guna Lahan pemukiman di Perumahan
Lappa.........................................................................................................................
3. Solusi Dalam Pengaruh Tata Guna Lahan pemukiman menjadi Pembangunan
Perumahan Lappa......................................................................................................
BAB V :PENUTUP...........................................................................................................................
A. Kesimpulan............................................................................................................................
B. Saran......................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Alih fungsi lahan pertanian merupakan salah satu fenomena yang cukup banyak terjadi
pada saat ini dalam pemanfaatan lahan. Hal ini disebabkan seiring dengan pertambahan
penduduk dan kegiatan pembangunan sehingga mengakibatkan semakin tinggi dan
bertambahnya pula permintaan serta kebutuhan terhadap lahan yang dipergunakan untuk
menyelenggarakan kegiatan, baik dari sektor pertanian maupun dari sektor nonpertanian.
Hal ini sesuai dengan prinsip ekonomi, bahwa pengguna selalu akan memaksimalkan
penggunaan lahannya. Kegiatan-kegiatan yang dianggap tidak produktif dan tidak
menguntungkan.
Setiap daerah mempunyai tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di
daerahnya. Untuk mencapai tujuan tersebut pemerintah daerah dan masyarakat harus bekerja
sama untuk pertumbuhan ekonomi dalam pembangunan daerah. Dalam pengembangan
ekonomi suatu daerah, pertumbuhan penduduk dan pembangunan kota telah membuat
perubahan fungsi lahan yang semula berfungsi sebagai media untuk bercocok tanam dalam
pertanian –berubah menjadi multi fungsi dalam pemanfaatannya. Berubahnya pemanfaatan
lahan tersebut disebut juga alih fungsi lahan.
Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan. Hampir semua sektor
pembangunan fisik memerlukan lahan seperti; setor pertanian,kehutanan, perumahan,
industri, pertambangan dan transportasi. Di bidang pertanian,lahan merupakan sumber daya
yang sangat penting, baik bagi petani maupun bagi pembangunan pertanian. Hal ini
didasarkan pada kenyataan bahwa di Indonesia kegiatan pertanian masih bertumpu pada
lahan (land basedagricultu are activities) Pertambahan penduduk memerlukan lahan yang
semakin luas, tidak saja guna perluasan pemukiman namun juga sebagai ruang perluasan
kegiatan-kegiatan perekonomian agar kebutuhan manusia dapat terpenuhi lebih baik.
Permasalahan timbul ketika penduduk membangun tempat pemukiman serta prasarana
pendukungnya pada region pertanian yang subur.
mengemukakan bahwa lahan semakin terbatas, di satu pihak mendorong terjadinya
ketidaksesuaian penggunaan lahan dengan kondisi biofisik lahan dan peruntukannya, di
pihak lain, mendorong terjadinya penggunaan lahan secara intensif atau intesifikasi
penggunaan lahan. Selain itu, dapat meningkatkan produktivitas lahan, tetapi juga berakibat
pada peningkatan luas lahan semakin kritis. Hal ini di samping bergantung pada faktor
pendukung dan kendala pada lahan, juga sangat bergantung pada kemampuan manusia
sebagai pelaku. Artinya, pengambilan keputusan seseorang untuk memanfaatkan lahan,
bergantung pada pengetahuan mereka tentang informasi berbagai aspek kelingkungannya, di
mana pengetahuan tersebut akan mempengaruhi persepsi dan kesadaran dalam memilih
alternative penggunaan lahan.
Di lihat dalam realita bahwa masyarakat pedesaan sebagian besar bermata pencaharian
sebagai petani. Sektor pertanian yang memegang peran penting dalam
perekonomian merupakan hal mendasar mengapa sektor pertanian perlu mendapatkan
perhatian. Sector pertanian merupakan produsen produk-produk primer utama seperti
pangan, kayu dan lain-lain. Sektor pertanian juga penyerap tenaga kerja yang dominan
khususnya di pedesaan.
Pada dasarnya masyarakat petani yang berada di Kelurahan Lappa, menggantungkan
hidupnya pada sektor pertanian. Tetapi mengingat saat ini sejalan dengan kebutuhan
ekonomi yang semakin meningkat, maka masyarakat petani pun berhaluan untuk
menciptakan peluang pekerjaan yang lebih cepat dan mudah mengasilkan uang. Tujuannya
agar lebih meningkatkan pendapatan ekonomi, dibandingkan dengan pendapatan
sebelumnya pada saat menjadi petani.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka saya merumuskan masalah sebagai berikut
Bagaimana kondisi sosial ekonomi masyarakat petani setelah pengalihan fungsi lahan
pertanian menjadi lahan perumahan?

C. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini yakni untuk Mengetahui Kondisi Sosial
Ekonomi Masyarakat Petani Setelah Pengalihan fungsi lahan Pertanian Menjadi Lahan
perumahan.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian dan Penggunaan Lahan


1. Definisi Lahan
Lahan menurut (aristian f, 2018) merupakan keseluruhan kemampuan muka daratan
beserta segala gejala di bawah permukaannya yang bersangkut paut dengan
pemanfaatannya bagi manusia.Lahan adalah tanah/lahan terbuka yang dihubungkan
dengan arti atau fungsi sosiol ekonominya bagi masyarakat yang dapat berupa
tanah/lahan terbuka, tanah/lahan garapan maupun tanah/lahan yang belum diolah atau
diusahakan.
Menurut Vink (1979) dalam Su Ritohardoyo (2002 : 8) Lahan sebagai suatu wilayah
tertentu di atas permukaan bumi, khususnya meliputi semua benda penyusun biosfer yang
dapat dianggap bersifat menetap atau berpindah berada di atas dan di bawah wilayah
tersebut, meliputi atmosfer, tanah, dan batuan induk, topografi, air, tumbuhtumbuhan dan
binatang, serta akibat-akibat kegiatan manusia pada masa lalu maupun sekarang, yang
semuanya memiliki pengaruh nyata terhadap penggunaan lahan oleh manusia, pada masa
sekarang maupun masa datang.
Lahan adalah suatu lingkungan fisik terdiri atas tanah, iklim, relief, hidrologi,
vegetasi, dan benda-benda yang ada di atasnya yang selanjutnya semua faktorfaktor
tersebut mempengaruhi penggunaan, termasuk di dalamnya juga hasil kegiatan manusia,
baik masa lampau maupun sekarang (FAO, 1976) dalam Arsyad (1989:207).
Marbut (1968) dalam Su Ritohardoyo (2009:9) mengemukakan batasan arti lahan
yang diartikan sebagai gabungan dari unsur-unsur permukaan dan dekat dengan
permukaan bumi yang penting bagi manusia. Dari definisi di atas lahan merupakan
sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan manusia, lahan sangat penting
mengingat kebutuhan penduduk baik untuk melangsungkan hidupnya maupun kegiatan
kehidupan sosio-ekonomi dan sosio-budayanya. Lahan digunakan manusia sebagai
tempat aktivitasnya, sehingga manusia selalu mengolah lahan yang dimilikinya untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya dan untuk mencukupi kebutuhan keluarganya.
2. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan adalah cara atau kegiatan manusia dalam memanfaatkan lahan
untuk berbagai tujuan, seperti pertanian, industri, perumahan, atau rekreasi. Penggunaan
lahan yang efisien dan berkelanjutan menjadi penting untuk menjaga keseimbangan
ekosistem dan memenuhi kebutuhan manusia. Dalam penggunaan lahan, perlu
diperhatikan aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan agar dapat memberikan manfaat
maksimal tanpa merusak lingkungan dan memperburuk ketimpangan sosial. Penggunaan
Lahan merupakan aktivitas manusia pada dan dalam kaitannya dengan lahan, yang
biasanya tidak secara langsung tampak dari citra. Penggunaan lahan telah dikaji dari
beberapa sudut pandang yang berlainan, sehingga tidak ada satu defenisi yang benar-
benar tepatdi dalam keseluruhan konteks yang berbeda (Purbowaseso, 1995).

Penggunaan lahan adalah cara atau kegiatan manusia dalam memanfaatkan lahan
untuk berbagai tujuan, seperti pertanian, industri, perumahan, atau rekreasi. Penggunaan
lahan yang efisien dan berkelanjutan menjadi penting untuk menjaga keseimbangan
ekosistem dan memenuhi kebutuhan manusia. Dalam penggunaan lahan, perlu
diperhatikan aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan agar dapat memberikan manfaat
maksimal tanpa merusak lingkungan dan memperburuk ketimpangan sosial. Penggunaan
Lahan merupakan aktivitas manusia pada dan dalam kaitannya dengan lahan, yang
biasanya tidak secara langsung tampak dari citra. Penggunaan lahan telah dikaji dari
beberapa sudut pandang yang berlainan, sehingga tidak ada satu defenisi yang benar-
benar tepatdi dalam keseluruhan konteks yang berbeda (Purbowaseso, 1995).

B. Pembangunan dan Permukiman


1. Pembangunan
Menurut Rogers pembangunan adalah suatu proses perubahan sosial dengan
partisipatori yang luas dalam masyarakat yang dimaksudkan untuk kemajuan sosial dan
material (termasuk bertambah besarnya kebenaran, keadilan dan kualitas lainnya yang
dihargai) untuk mayoritas rakyat melalui kontrol yang lebih besar yang mereka peroleh
tehadap lingkungan mereka
Menurut Inayatullah, pembangunan adalah perubahan menuju pola-pola masyarakat
yang memungkinkan realisasi yang lebih baik dari nilai-nilai kemanusiaan yang
memungkinkan suatu masyarakat mempunyai kontrol yang lebih besar terhadap
lingkungan dan terhadap tujuan politiknya, dan yang memungkinkan pada warganya
memperoleh kontrol yang lebih terhadap diri mereka sendiri. Shoemaker memberikan
pengertian pembangunan merupakan suatu jenis perubahan sosial dimana ide-ide baru
diperkenalkan kepada suatu sistem sosial untuk menghasilkan pendapatan perkapita dan
tingkat kehidupan yang lebih tinggi melaui metode produksi yang lebih modernisasi pada
tingkat sistem sosial.
Menurut Kleinjans, pembangunan merupakan suatu proses pencapaian pengetahuan
dan ketrampilan baru, perluasan wawasan manusia, tumbuhnya suatu kesadaran baru,
meningkatnya semangat kemanusiaan, dan suntikan kepercayaan diri.
2. Pemukiman
Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup yang berfungsi sebagai lingkungan
tempat tinggal. Kondisi dari suatu permukiman sangat mempengaruhi kelangsungan
kehidupan dan kesejahteraan makhluk hidup di permukiman tersebut.
Permukiman diartikan secara sempit adalah tempat tinggal atau bangunan tempat
tinggal, sedangkan secara luas sebagai perihal tempat tinggal atau segala sesuatu yang
berkaitan dengan tempat tinggal (Yunus, 1989).
Permukiman Menurut Hadi Sabari Yunus (1987) dalam Wesnawa (2015:2) dapat
diartikan sebagai bentukan baik buatan manusia ataupun alami dengan segala
kelengkapannya yang digunakan manusia sebagai individu maupun kelompok untuk
bertempat tinggal baik sementara maupun menetap dalam rangka menyelenggarakan
kehidupannya. Sedangkan Perumahan dikenal dengan istilah housing. Housing berasal
dari bahasa inggris yang memiliki arti kelompok rumah. Perumahan adalah kumpulan
rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal. Sebagai lingkungan tempat
tinggal, perumahan dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan.
BAB III
IDENTIFIKASI MASALAH
A. Rona Awal Permasalahan

Pembangunan perumahan BTN Lappa dapat berdampak pada perubahan tata guna lahan
di Kelurahan Lappa. Beberapa dampak yang terjadi adalah sebagai berikut:

1. Perubahan pola permukiman, Dengan adanya pembangunan perumahan BTN Lappa


dapat terjadi perubahan pola permukiman di Kelurahan Lappa. Perumahan baru dapat
mempengaruhi tata ruang dan pola pengembangan permukiman di sekitarnya.
Namun, perlu diingat bahwa pengaruh pembangunan perumahan terhadap perubahan
tata guna lahan dapat bervariasi tergantung pada skala pembangunan, regulasi, dan
pengelola nnya yang ada. Diperlukan pengaturan dan pengawasan yang baik dari
pemerintah daerah dan instansi terkait untuk menghasilkan pembangunan perumahan
yang berkelanjutan dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
2 Konversi lahan pertanian menjadi perumahan, Jika perumahan BTN Lappa Mas 3
dibangun di area yang sebelumnya merupakan lahan pertanian, maka akan terjadi
konversi lahan pertanian menjadi perumahan. Hal ini dapat mengurangi luas lahan
pertanian yang tersedia di Kelurahan Lappa dan berpotensi mengurangi produksi
pertanian lokal.
3 Penurunan lahan terbuka hijau,Jika pembangunan perumahan dilakukan di area lahan
terbuka hijau, maka akan terjadi penurunan luas lahan terbuka hijau di Kelurahan
Lappa. Hal ini dapat berdampak pada penurunan kualitas lingkungan, seperti
peningkatan suhu dan penurunan kualitas udara.
4 Peningkatan infrastruktur, Pembangunan perumahan BTN Lappa Mas 3 juga dapat
berdampak pada peningkatan infrastruktur di Kelurahan Lappa. Pembangunan
perumahan akan membutuhkan akses jalan yang lebih baik, penyediaan listrik dan air
bersih, serta fasilitas umum lainnya. Hal ini dapat meningkatkan kualitas infrastruktur
di Kelurahan Lappa.
B. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deksriptif kualitatif dimana peneliti melihat
secara langsung keadaan yang ada tanpa mengubah perisitiwa yang terjadi di lapangan.dan
setelah itu membuat catatan penelitian lapangan dan mendeskripsikan keadaan yang ada di
lapangan.
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Kelurahan Lappa, Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten
Sinjai, pada hari saabtu 16 November- Rabu 28 Desember 2023
D. Sumber Data
a. Data primer, adalah data asli yang memuat informasi atau data yang langsung diperoleh
dengan menggunakan pedoman wawancara (interview guide) dari sumber data atau
informan.
b. Data sekunder, adalah data pendukung yang diperoleh tidak secara langsung dari
informan, bisa melalui dokumen, laporan-laporan dan sumber lainnya yang mempunyai
relevansi dengan obyek penelitian.
E. Teknik Pengumpulan Data
a. Studi Pustaka
Menurut Sarwono menjelaskan pengertian studi pustaka merupakan kegiatan
mempelajari berbagai buku referensi serta hasil penelitian sebelumnya yang sejenis yang
berguna untuk mendapatkan landasan teori mengenai masalah yang akan diteliti. Sedankan
Menurut Sugiyono adalah kajian teoritis, referensi serta literatur ilmiah lainnya yang
berkaitan dengan budaya, nilai dan norma yang berkembang pada situasi sosial yang
diteliti.
b.Dokumentasi
Dokumentasi menurut Sugiyono (2015) adalah suatu cara yang digunakan untuk
memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan angka dan
gambar yang berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung penelitian. Teknik
pengumpulan data dengan menggunakan dokumentasi merupakan suatu teknik
pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik
tertulis, gambar, maupun elektronik. Studi dokumen merupakan pelengkap dari
penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.
Sedangkan Menurut Suharsini Arikunto, metode dokumentasi ialah metode mencari
data mengenai hal-hal yang berupa catatan, buku, transkip, surat kabar,prasasti, majalah,
notulen rapat, agenda serta foto-foto kegiatan. untuk melengkapi data dari hasil wawancara
dan hasil pengamatan (observasi).
c. Observasi
Observasi adalah aktivitas yang dilakukan untuk mengamati secara langsung suatu
objek tertentu dengan tujuan memperoleh sejumlah data dan informasi terkait objek
tersebut, (Populix, 2022a). Teknik observasi dilakukan peneliti dengan mengadakan
pengamatan secara langsung di lokasi penelitian dengan maksud meng-cross check data
yang diperoleh berdasarkan teknik pengumpulan data lainnya. Observasi dilakukan pada
jaringan jalan, aktivitas, ruang terbuka dan bangunan yang ada pada kawasan.
d.Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.Percakapan dilaksanakan oleh
dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang
diwawancarai (intervieweer) yang memberikan jawaban atau pertanyaan tersebut. Teknik
wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam.Wawancara
mendalam merupakan cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung
bertatap muka dengan informan, dengan maksud mendapatkan gambaran lengkap tentang
topik yang diteliti, (Populix, 2022).
e. Metode Analisis Data
Miles dan Huberman (2014) menyebutkan bahwa analisis data selama pengumpulan data
membawa peneliti mondar-mandir antara berpikir tentang data yang ada dan
mengembangkan strategi untuk mengumpulkan data baru.
Definisikan sebagai upaya yang melibatkan data,mengorganisasikan data,memiloh data
agar dapat menjadi satuan yang dapat dikelola,mensintetiskannya,mencari dan menentukan
pola data, menemukan bagian penting dari data dan memutuskan apa yang dapat diceritakan
kepada orang lain.
Menurut Patton (1980), analisis data merupakan proses mengatur data,
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.
Menurut Taylor (1975:79) mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci usaha
secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang
disarankan dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan dan tema pada hipotesis.
Analisis data menurut Sugiyono (2018:482) adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi,
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola Teknik analisis data yang digunakan adalaah
Teknik analisis deskriptif dengan cara mengumpulkan data-data faktual dan selanjutnya
dideksripsikan.Data yang diperoleh berdasarkan hasil survey.
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Identifikasi Masalah dan Sumber Masalah
1. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dari pengaruh pembangunan peumahan BTN Lappa terhadap tata
guna lahan adalah:
a. Pengurangan lahan terbuka, pembangunan perumahan BTN Lappa dapat
menyebabkan pengurangan luas lahan terbuka seperti taman, lapangan, dan kebun
yang sebelumnya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar. Hal ini dapat
berdampak pada kualitas lingkungan, kesejahteraan masyarakat, dan kelestarian alam
sekitar.
b. Penyempitan fungsi lahan, BTN Lappa memiliki potensi untuk mengubah fungsi
lahan yang sebelumnya digunakan untuk pertanian, perkebunan, atau area hijau
menjadi lahan yang digunakan untuk perumahan. Hal ini dapat mengurangi
ketersediaan lahan untuk kegiatan pertanian atau perkebunan yang dapat berdampak
pada ketahanan pangan dan lingkungan.
c. Perubahan konfigurasi lahan, Perubahan BTN Lappa dapat mengakibatkan
fragmentasi atau pemecahan lahan yang sebelumnya luas menjadi bagian-bagian
kecil yang digunakan untuk bangunan, jalan, atau infrastruktur pendukung
perumahan. Hal ini dapat mengganggu keberlanjutan ekosistem dan keragaman
hayati di sekitar area perumahan lappa
d. Perubahan pola hidrologi, Pembangunan perumahan dapat mengubah pola aliran air
di area sekitar dan dapat menyebabkan perubahan dalam manajemen air. Misalnya,
pengurangan daerah resapan air akibat konstruksi bangunan dan perkerasan jalan
dapat menyebabkan peningkatan aliran permukaan dan bahaya banjir
e. Konflik penggunaan lahan, Perubahan fungsi lahan dari pertanian atau perkebunan
menjadi perumahan dapat memicu konflik antara pemilik lahan dengan pengembang
perumahan atau antara masyarakat dengan pemilik lahan. Konflik tersebut dapat
timbul karena perbedaan kepentingan dan nilai ekonomi.
f. Dampak negatif terhadap lingkungan, Pembangunan perumahan Lappa dapat
berpotensi menyebabkan dampak negatif terhadap lingkungan, seperti penurunan
kualitas udara akibat polusi dari kendaraan bermotor, peningkatan limbah domestik
yang dihasilkan, dan penurunan kualitas air akibat penggunaan pupuk dan pestisida.
g. Penurunan kualitas hidup masyarakat, Perubahan tata guna lahan dapat berdampak
pada penurunan kualitas hidup masyarakat. Misalnya, kemungkinan terjadinya
kemacetan lalu lintas, peningkatan polusi udara dan kebisingan, serta hilangnya akses
atau pening katan harga lahan yang dapat membawa dampak ekonomi negatif bagi
masyarakat
2. Sumber Masalah
Sumber masalah dari dampak BTN Lappa terhadap tata guna lahan adalah sebagai
berikut:
a. Penurunan area lahan pertanian, Perubahan fungsi lahan menjadi perumahan akan
menyebabkan penurunan area lahan yang dapat digunakan untuk pertanian. Hal ini
dapat mengganggu ketahanan pangan dan mengurangi ketersediaan lahan untuk
produksi pangan.
b. Pengelolaan air dan drainase, Perubahan tata guna lahan dari pertanian menjadi
perumahan dapat mempengaruhi pola aliran air dan sistem drainase di daerah
tersebut. Pembangunan perumahan yang tidak mempertimbangkan sistem drainase
yang memadai dapat menyebabkan banjir dan masalah terkait air lainnya.
c. Kualitas udara dan polusi lingkungan, Pembangunan perumahan dapat menyebabkan
peningkatan aktivitas manusia, yang pada gilirannya dapat meningkatkan polusi
udara dan polusi lingkungan. Peningkatan jumlah kendaraan bermotor dan aktivitas
industri dalam kawasan perumahan baru dapat menghasilkan emisi gas rumah kaca
dan polusi udara tambahan. Selain itu, keberadaan bangunan dan infrastruktur
perumahan dapat menyebabkan penggundulan hutan dan kerusakan ekosistem, yang
juga dapat mempengaruhi kualitas udara.
d. Sumber daya alam yang terbatas: Pembangunan perumahan membutuhkan banyak
sumber daya alam, seperti air, tanah, dan material konstruksi. Jika tidak dikelola
dengan baik, penggunaan sumber daya alam yang tidak terkontrol dapat
mengakibatkan degradasi lingkungan dan kekurangan sumber daya alam di masa
depan.
e. Pengurangan keanekaragaman hayati: Perubahan tata guna lahan dapat mengurangi
habitat alami bagi berbagai jenis makhluk hidup. Jika tidak dikelola dengan baik, ini
dapat menyebabkan penurunan keanekaragaman hayati dan penurunan populasi
spesies. Kehilangan keanekaragaman hayati dapat berdampak negatif terhadap
ekosistem dan ekologi setempat.
B .Pengaruh Pembangunan Perumahan Lappa ATerhadap Perubahan Tata Guna
Lahan
Pembangunan Perumahan BTN lappa dapat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
perubahan tata guna lahan di sekitarnya. Beberapa pengaruh tersebut antara lain:
a. Penurunan luas lahan pertanian ,Pembangunan perumahan akan memerlukan lahan yang
cukup luas, sehingga lahan pertanian yang ada di sekitar area pembangunan perumahan
dapat terganggu dan bahkan hilang. Hal ini dapat berdampak pada penurunan produksi
pertanian dan ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan pangan.
b. Peningkatan lahan pemukiman, Pembangunan perumahan akan meningkatkan lahan
pemukiman di sekitarnya. Hal ini dapat berdampak pada perubahan karakteristik
lingkungan, seperti peningkatan pembebasan lahan, peningkatan kepadatan penduduk,
peningkatan penggunaan air dan listrik, serta peningkatan limbah domestik.
c. Penurunan lahan hijau, Pembangunan perumahan akan mengur situasi lingkungan hidup,
mengurangi luas lahan hijau, dan mengurangi keberagaman hayati. Lahan yang
sebelumnya berfungsi sebagai habitat bagi flora dan fauna juga akan terganggu dan dapat
mengakibatkan penurunan keanekaragaman hayati.
d. Peningkatan urbanisasi, Pembangunan perumahan dapat menarik penduduk dari daerah
sekitarnya untuk pindah dan tinggal di perumahan baru tersebut. Hal ini dapat
menyebabkan peningkatan urbanisasi dan perubahan sosial dalam masyarakat, seperti
peningkatan permintaan akan infrastruktur dan layanan publik.
e. Perubahan pola transportasi,Pembangunan perumahan akan mempengaruhi pola
transportasi di sekitarnya. Dengan adanya penambahan penduduk di daerah tersebut,
volume lalu lintas juga akan meningkat, sehingga memerlukan perubahan dalam
infrastruktur transportasi, seperti penambahan jalan dan sarana transportasi umum.
Dalam menghadapi perubahan tata guna lahan akibat pembangunan perumahan, perlu
dilakukan pengelolaan tata ruang yang baik dengan mempertimbangkan aspek lingkungan,
sosial, dan ekonomi. Selain itu, juga perlu dilakukan mitigasi dampak negatif pembangunan,
seperti dengan mempertahankan lahan hijau, membangun infrastruktur yang berkelanjutan,
dan mengambil langkah-langkah untuk menyelaraskan kebutuhan perumahan dengan
pemenuhan kebutuhan pangan dan keberlanjutan lingkungan.
1. Dampak Pembangunan Perumahan Lappa Terhadap Perubahan Tata Guna
Lahan pemukiman
Pembangunan perumahan Lappa memiliki dampak terhadap perubahan tata guna
lahan di sekitar area pembangunan. Berikut adalah beberapa dampak yang mungkin
terjadi:
a. Menyebabkan Banjir ke bagian pemukiman warga ,Pembangunan perumahan di
BTN lappa bisa membuat lahan indutsri atau lahan pertanian menyebabkan banjir di
area pemukian warga dikarenakan ketika hujan deras air itu akan tergenang
melebihi batas di lahan tersebut maka air tersebut akan masuk ke permukiman.
b. Pengurangan lahan pertanian, Jika perumahan Lappa dibangun di area yang
sebelumnya digunakan untuk pertanian, maka akan ada pengurangan lahan
pertanian yang tersedia. Hal ini dapat berdampak negatif terhadap produksi pangan
lokal dan menyebabkan ketergantungan terhadap impor pangan.
c. Peningkatan kepadatan penduduk, Pembangunan perumahan Lappa akan membawa
peningkatan jumlah penduduk di daerah tersebut. Peningkatan kepadatan penduduk
ini akan memicu peningkatan kebutuhan akan fasilitas umum dan infrastruktur,
seperti sekolah, rumah sakit, pasar, dan jalan. Hal ini akan memicu perubahan tata
guna lahan untuk membangun fasilitas-fasilitas tersebut
d. Penurunan kualitas lingkungan, Pembangunan perumahan Lappa dapat
menyebabkan penurunan kualitas lingkungan di sekitar area pembangunan.
Pembangunan infrastruktur seperti jalan dan perumahan akan menghilangkan
vegetasi dan habitat alami, menyebabkan kerusakan ekosistem. Selain itu,
pembangunan perumahan juga akan meningkatkan polusi udara, air, dan kebisingan
akibat aktivitas konstruksi dan mobilitas penduduk yang lebih tinggi.
e. Peningkatan permukaan beton, Pembangunan perumahan Lappa akan menyebabkan
peningkatan permukaan beton di wilayah tersebut. Hal ini dapat mempengaruhi
siklus air dan drainase alami, mengurangi infiltrasi air ke dalam tanah, dan
meningkatkan risiko banjir. Peningkatan permukaan beton juga dapat
mengakibatkan peningkatan suhu permukaan dan efek pulau panas di daerah
tersebut.
f. Perubahan ekonomi, Pembangunan perumahan Lappa dapat memiliki dampak
positif terhadap perekonomian lokal. Pembangunan ini dapat menciptakan lapangan
kerja baru dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah. Namun, pembangunan
perumahan juga dapat menyebabkan harga tanah dan properti meningkat secara
signifikan, sehingga mengakibatkan kesenjangan ekonomi antara penduduk lokal
dan pendatang baru.
Dalam menghadapi dampak-dampak tersebut, perlu dilakukan upaya mitigasi dan
pengelolaan yang tepat. Misalnya, melakukan penggantian lahan pertanian yang hilang
dengan pertanian di lokasi baru atau melakukan konservasi lahan yang tersisa.
Diperlukan juga pengaturan tata ruang yang baik untuk menghindari kerusakan
lingkungan yang lebih lanjut dan memastikan keberlanjutan penggunaan lahan. Selain
itu, perlu dilakukan juga upaya pengembangan infrastruktur yang berkelanjutan dan
mempertimbangkan aspek lingkungan agar dampak negatif dapat diminimalisir.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tata Guna Lahan pemukiman di Perumahan
Lappa
Tata guna lahan adalah cara yang dilakukan oleh manusia untuk memanfaatkan lahan
sesuai dengan kebutuhan dan tujuan tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi tata
guna lahan antara lain:
a. Topografi, Topografi adalah bentuk dan kondisi fisik permukaan bumi, seperti
lereng, dataran, dan lembah. Topografi dapat mempengaruhi tata guna lahan karena
beberapa jenis lahan hanya cocok untuk penggunaan tertentu. Misalnya, lereng
curam mungkin tidak cocok untuk pertanian, sementara dataran luas lebih cocok
untuk pertanian dan pemukiman.
b. Iklim, Iklim, termasuk suhu, curah hujan, dan kelembapan udara, juga
mempengaruhi tata guna lahan. Iklim yang kering cenderung membatasi pertanian
dan menyebabkan munculnya gurun, sedangkan iklim yang lembap dan hangat
lebih cocok untuk pertanian dan pemukiman.
c. Hidrologi, Hidrolog i adalah studi tentang air dalam siklus hidrologi, seperti air
tanah, sungai, dan danau. Sistem hidrologi suatu daerah dapat mempengaruhi tata
guna lahan. Misalnya, daerah dengan sumber air yang melimpah mungkin cocok
untuk pertanian irigasi, sementara daerah dengan sumber air yang terbatas mungkin
lebih cocok untuk penggunaan industri atau permukiman.
d. Ketersediaan sumber daya alam, Ketersediaan sumber daya alam, seperti tanah
subur, air, mineral, dan kayu, juga dapat mempengaruhi tata guna lahan. Misalnya,
tanah subur yang cocok untuk pertanian dapat digunakan untuk menghasilkan
makanan, sementara lokasi yang kaya akan mineral mungkin lebih cocok untuk
pertambangan.
e. Infrastruktur, Infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan listrik juga mempengaruhi
tata guna lahan. Sebuah daerah dengan infrastruktur yang baik cenderung menjadi
lebih menarik bagi pengembangan ekonomi dan pem ukiman, sementara daerah
yang terisolasi dan sulit diakses mungkin membatasi penggunaan lahan.
Dalam kesel uruhan, faktor-faktor di atas saling berinteraksi dan saling
mempengaruhi satu sama lain dalam menentukan tata guna lahan. Sehingga, setiap
keputusan dalam tata guna lahan harus mempertimbangkan semua faktor ini secara
holistik untuk mencapai penggunaan lahan yang optimal dan berkelanjutan.
3. Solusi Dalam Pengaruh Tata Guna Lahan pemukiman menjadi Pembangunan
Perumahan Lappa
Pengaruh tata guna lahan yang baik dalam pembangunan Perumahan Lappa akan
memberikan beberapa solusi diantaranya:
a. Penggunaan Lahan yang Efektif dan Efisien, Dalam perencanaan tata guna lahan,
penting untuk memanfaatkan lahan secara efektif dan efisien. Salah satu 20
solusinya adalah dengan memanfaatkan lahan yang tersedia dengan membangun
rumah-rumah yang padat namun tetap nyaman untuk dihuni. Dengan
memanfaatkan lahan secara efektif, jumlah rumah yang dapat dibangun akan lebih
banyak sehingga dapat mengakomodasi lebih banyak keluarga.
b. Pengembangan Infrastruktur yang Tepat, Untuk mendukung pembangunan
perumahan, perlu adanya pengembangan infrastruktur yang tepat seperti jalan,
saluran air, listrik, dan fasilitas umum lainnya. Solusinya adalah dengan melakukan
studi terlebih dahulu mengenai kebutuhan infrastruktur di area tersebut dan
merencanakan dengan baik lokasi dan jenisinfrastruktur yang akan dibangun.
Misalnya, memastikan bahwa jalan-jalan utama dan akses ke fasilitas umum mudah
diakses oleh seluruh penduduk perumahan
c. Pelestarian Ruang Terbuka Hijau, Penting untuk mempertahankan ruang terbuka
hijau di Perumahan Lappa. Solusinya adalah dengan menetapkan daerah-daerah
tertentu yang akan dijadikan taman atau area rekreasi untuk penduduk. Dengan
mempertahankan ruang terbuka hijau, akan tercipta lingkungan yang sehat dan
nyaman untuk dihuni serta meningkatkan nilai estetika perumahan.
d. Penyediaan Fasilitas dan Layanan Publik, Penting untuk memastikan adanya
fasilitas dan layanan publik yang memadai di Perumahan Lappa. Solusinya adalah
dengan membangun fasilitas pendidikan seperti sekolah, fasilitas kesehatan seperti
puskesmas, dan pusat perbelanjaan yang memadai. Hal ini akan memberikan keny
amanan dan kenyamanan bagi penduduk perumahan serta meningkatkan kualitas
hidup mereka.
e. Pemisahan Lahan Fungsional, Salah satu solusi tata guna lahan yang baik adalah
dengan memisahkan lahan fungsional, seperti memisahkan antara area perumahan
dengan area komersial atau industri. Dengan pemisahan yang tepat, akan tercipta
lingkungan perumahan yang lebih tenang dan nyaman untuk dihuni.
f. Pengaturan Akses dan Parkir, Solusi lainnya adalah dengan mengatur akses dan
parkir di Perumahan Lappa. Penting untuk memiliki akses yang mudah dan parkir
yang cukup untuk penduduk perumahan. Hal ini dapat mengurangi kemacetan dan
membuat penghuni perumahan merasa lebih aman dan nyaman.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan laporan yang telah disusun tentang ahli fungsi lahan yang terjadi di
Kelurahan Lappa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai, dapat disimpulkan beberapa
hal sebagai berikut:
1. Pembangunan perumahan Lappa telah berdampak terhadap lahan pemukiman di
Kelurahan Lappa. Lahan yang sebelumnya digunakan untuk kegiatan
pertanian,industri dan perkebunan telah berubah menjadi lahan perumahan.
2. Pembangunan perumahan Lappa membawa dampak positif bagi masyarakat
setempat. Dengan adanya perumahan baru, masyarakat memiliki akses yang lebih
baik terhadap fasilitas umum seperti jalan, air bersih, dan listrik. Selain itu,
pembangunan perumahan juga memberikan peluang pekerjaan baru bagi masyarakat
sekitar.
3. Namun, perubahan tata guna lahan ini juga memiliki dampak negatif. Terjadinya
konversi lahan pertanian dan perkebunan menyebabkan berkurangnya lahan yang
bisa digunakan untuk produksi pangan dan sumber penghasilan bagi masyarakat. Hal
ini dapat berdampak pada ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat setempat.
4. Pemerintah setempat perlu memperhatikan secara serius perubahan tata guna lahan
pmukiman yang terjadi akibat pembangunan perumahan. Langkah-langkah mitigasi
harus dilakukan untuk mengurangi dampak negatif yang mungkin timbul, seperti
pengembangan lahan pertanian dan perkebunan baru di daerah lain, memberikan
kompensasi kepada masyarakat yang terdampak, dan memastikan adanya alternatif
penghasilan bagi masyarakat setempat.
5. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengkaji secara detail pengaruh
pembangunan perumahan Lappa terhadap perubahan tata guna lahan, termasuk
dampak sosial dan ekonomi yang terkait. Penelitian ini diharapkan dapat
menghasilkan rekomendasi kebijakan yang lebih baik dalam mengelola
pembangunan perumahan di wilayah Kelurahan Lappa.
B. Saran
Pembangunan perumahan Lappa memiliki pengaruh terhadap perubahan tata guna
lahan pemukiman di Kelurahan Lappa. Perubahan tersebut dapat dilihat dari konversi
lahan pertanian dan lahan kosong menjadi bangunan perumahan. Selain itu,
pembangunan perumahan juga membawa perubahan sosial dan ekonomi di kelurahan
tersebut.Namun, pembangunan perumahan juga memberikan dampak negatif, seperti
meningkatnya aktivitas kendaraan dan harga-harga kebutuhan pokok yang naik. Oleh
karena itu, perlu adanya upaya mitigasi yang dilakukan untuk mengatasi dampakdampak
negatif tersebut. Pemerintah daerah juga perlu melakukan pengawasan dan pengaturan
yang lebih baik dalam proses pembangunan perumahan agar dapat mengurangi dampak
negatif dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.

Anda mungkin juga menyukai