Anda di halaman 1dari 15

PENGAMATAN AKTIVITAS PERTANIAN KOTA

(Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Geografi Pertanian)

Oleh Kelompok 4 :
1. Sulis Tri Endarwati NPM 1613034020
2. Gilang Wijaya NPM 1613034042
3. Desy Rahmadini NPM 1613034058
4. Dita Kania Diandra NPM 1653034010
5. Ghina Nabila NPM 1653034012

Program Studi : Pendidikan Geografi

Mata Kuliah : Geografi Pertanian


Dosen : Annisa Salsabilla, S.Pd., M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Allah S.W.T yang telah memnerikan nikmat-
Nya, sholawat serta salam kita ucapkan kepada baginda Nabi besar kita Nabi
Muhammad S.A.W. yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan paper ini. paper ini penulis susun sebagai prasyarat
mengikuti perkuliahan Geografi Pertanian, yaitu mengenai pengamatan aktivitas
pertanian,

Dalam penyajian materi paper ini akan penulis jabarkan pengamatan aktivitas di
kota. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan paper ini masih terdapat kesalahan
dan kekurangan, untuk itu penulis berharap seluruh pembaca berkenan memberikan
kritik dan saran. Akhirnya tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada
seluruh pihak yang membantu penyelesaian paper ini.

Bandar Lampung 9 oktober 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER ............................................................................................. i


KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................1

2.1.Konsep Pertanian Kota ...................................................................................3

2.2. Keuntungan Pertanian Kota...........................................................................6

2.3. Perspektif Dasar Pertanian Kota ....................................................................8

2.4.Bentuk Pertanian di Kota ...............................................................................8

2.4.1. Vertikular ..............................................................................................9

2.4.2. Aquaponik .............................................................................................9

2.4.3. Hidroponik ..........................................................................................10

2.4.4. Taman Minimalis ................................................................................10

BAB III PENUTUP ..............................................................................................11


DAFTAR PUSTAKA

iii
1. PENDAHULUAN

Secara umum pertanian kota (urban agriculture) dapat didefinisikan sebagai setiap
bentuk usaha, komersial ataupun bukan, yang berkaitan dengan produksi,
distribusi, serta konsumsi dari bahan pangan atau hasil pertanian lain yang
dilakukan di lingkungan perkotaan. Pertanian kota meliputi penanaman, panen,
dan pemasaran berbagai bahan pangan serta berbagai bentuk peternakan yang
memanfaatkan lahan-lahan yang tersedia di lingkungan perkotaan.

Pertanian kota biasanya memanfaatkan limbah sampah yang diubah menjadi


kompos, air yang didaur ulang. Bentuk pertanian kota yang lain adalah dengan
memanfaatkan kemajuan teknologi seperti hidroponik dan berbagai bentuk
pertanian vertikal. Bahan-bahan yang dihasilkan pertanian kota beragam, mulai
dari bahan pangan, sayur-mayur, ikan, berbagai jenis unggas, bunga-bunga,
tanaman obat-obatan, buah-buahan, dan berbagai bentuk umbi-umbian dan
kacang-kacangan.

Lingkungan perkotaan di Indonesia dicirikan dengan banyaknya tanah-tanah


terbuka dan air permukaan yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian. Hal
ini disebabkan karena proses perkembangan kota yang tak terencana sehingga
banyak tanah-tanah kosong di antara kawasan-kawasan permukiman. Lebih lanjut
proses spekulasi tanah yang tidak terkontrol juga memacu terjadinya tanah-tanah
terlantar yang dapat dimanfaatkan untuk pertanian.

Tanah-tanah negara yang tidak dimanfaatkan juga dapat menjadi lokasi yang baik
untuk pertanian kota. Begitu pula dengan tanah-tanah marjinal di sepanjang tepi
sungai, rel kereta api, di bawah jembatan, pada lereng-lereng perbukitan, di bawah
jalur/jaringan listrik dapat dimanfaatkan untuk pertanian yang produktif.

1
Mayoritas orang berpikir bahwa pertanian sebagai suatu kegiatan yang terjadi
hampir sepenuhnya di tanah pedesaan. Akan tetapi dewasa ini banyak kegiatan
pertanian juga dikembangkan di perkotaan. Pelaksanaan pertanian perkotaan
dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan kemiskinan perkotaan. Kemiskinan
tidak lagi merupakan masalah yang menjadi dominasi di daerah pedesaan, tetapi
juga akan semakin meningkat di daerah perkotaan (urban) dan pinggiran kota
(peri-urban).

2
2. PEMBAHASAN

2.1.Konsep Pertanian Kota

Pengertian pertanian kota secara umum dapat digambarkan sebagai kegiatan


budidaya, pengolahan dan distribusi tanaman pangan dan non pangan, pohon dan
peternakan yang secara langsung untuk memenuhi pasar perkotaan baik di dalam
maupun di sekitar wilayah perkotaan (Mougeot 2006). Sedangkan menurut
Hanani (2009) pertanian kota (Urban agriculture) didefinisikan sebagai usahatani,
pengolahan, dan distribusi dari berbagai komoditas pangan, termasuk sayuran dan
peternakan di dalam atau pinggir kota di daerah perkotaan.

Dubbeling et al (2010) menyatakan pertanian kota memiliki karakteristik (1)


masyarakat miskin kota sebagai pelaku utama pertanian kota, (2) pertanian kota
berlokasi di dalam maupun sekitar perbatasan kota, (3) produk yang dihasilkan
berupa bahan pangan dari tanaman, ternak dan ikan serta produk bukan pangan
seperti tanaman obat dan aromatik, tanaman hias dan pohon yang biasanya
memiliki nilai ekonomis tinggi, (4) skala produksi bervariasi dari pertanian mikro
dan kecil sampai pertanian medium dan beberapa diantaranya merupakan
pertanian besar, teknologi yang digunakan relatif sederhana namun ada
kecenderungan pengembangan teknis dan praktek intensifikasi, (5) aktivitas
ekonomi pertanian kota meliputi produksi on farm, pengolahan dan pemasaran
serta pendistribusian sarana produksi pertanian dan (6) kebanyakan kota di negara
berkembang menggunakan hasil produksi untuk konsumsi sendiri dan
kelebihannya untuk dijual.

Di Indonesia, konsep urban farming telah mulai dikembangkan di sejumlah kota


besar, seperti Kota Surabaya, bandung dan Makassar. Diharapkan konsep ini bisa

3
menjadi budaya baru yang tak hanya bermanfaat secara ekologi tetapi juga
memiliki nilai ekonomi dan estetika

Ada tiga langkah yang harus dilakukan supaya urban farming ini bisa berjalan
lancar dan berhasil, antara lain yakni :

1. Memberikan penyuluhan bagaimana caranya meningkatkan kualitas


produk dengan cara membimbing dengan bekerja.
2. Transplantasi manajemen.
3. Jaminan pasar. “Jaminan pasar kita melakukan sebisa mungkin untuk
memenuhi spesifikasi produk yang diberikan oleh swalayan.

Sektor pertanian di kota-kota besar seperti Surabaya, bandung, Makassar selama


ini kurang memberikan kontribusi pada ekonomi wilayah secara keseluruhan.
Sektor ini masih kalah oleh sektor lain yang dominan seperti sektor perdagangan,
hotel dan restoran.

Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi penurunan sektor pertanian.


Penggunaan tanah adalah salah satu faktornya dimana tanah di daerah kota
semakin terbatas. Tanah yang terbatas membuat lahan-lahan pertanian semakin
sempit terhimpit oleh penggunaan lahan selain pertanian terutama untuk
permukiman, perdagangan dan industri. Oleh karena itu, sangat penting untuk
membuat usaha-usaha yang dapat meningkatkan produksi pertanian di perkotaan
dengan berbagai keterbatasan.

Program pertanian perkotaan merupakan salah satu solusi meningkatkan produksi


pertanian. Pertanian perkotaan adalah makanan dan bahan bakar tumbuh di
tengah-tengah aktivitas perkotaan atau kota, untuk dipasarkan dan sering juga
diolah lalu dipasarkan. Hal ini termasuk Budidaya perikanan dalam tangki, kolam,
sungai dan teluk/pantai; serta sayuran dan tanaman lainnya ditanam di atap, di
halaman belakang, lahan kosong kawasan industri, sepanjang kanal, di lapangan
perkantoran, di pinggir jalan dan di banyak peternakan kecil di pinggiran kota
(Smit,1992).

4
Kegiatan pertanian perkotaan juga memiliki manfaat posisif lainnya. Dampak
Positif dari sektor ini antara lain: peningkatan gizi dan kesehatan, perbaikan
lingkungan untuk hidup, meningkatkan kewirausahaan, dan peningkatan
kesetaraan. Pada intinya Pertanian perkotaan adalah proses utama pengentasan
kemiskinan selama periode pemulihan ekonomi.

Hal ini juga meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan melalui penghijauan dan
pengurangan polusi dimulai di lingkungan berpenghasilan rendah. Sektor ini juga
memperkuat basis ekonomi suatu kota dengan menambahkan “substitusi impor”
industri yang meliputi produksi, pengolahan, pengemasan dan pemasaran dan
akhirnya, pertanian perkotaan membuat kontribusi besar untuk menyeimbangkan
ekologi global (Smit,1992 dan Losada, 1998).

Adapun para pendukung dari pertanian perkotaan mengutarakan beberapa manfaat


ke pertanian perkotaan (Kaufman,2000), meliputi: (1) mengurangi lahan kota
yang tidak produktif di bawah manajemen dengan pemerintah daerah; (2)
meningkatkan citra publik dari lingkungan bermasalah; (3) meningkatkan jumlah
kawasan ruang hijau; (4) memasok penduduk berpenghasilan rendah dengan sehat
dan lebih bergizi; (5) mengembangkan swasembada antara penduduk dalam kota
yang menanam makanan untuk diri mereka sendiri dan orang lain; (6) revitalisasi
lingkungan termiskin dengan menciptakan lapangan kerja berbasis pangan
(terutama bagi kaum muda), sehingga membawa lebih banyak pendapatan untuk
penduduk; (7) menyediakan kegiatan program non-tradisional yang baru untuk
nirlaba berbasis organisasi masyarakat; (8) mengkonversi limbah makanan dari
supermarket menjadi kompos dan pupuk yang digunakan dalam produksi pangan;
(9) mengurangi transportasi makanan melalui ketersediaan yang lebih besar dari
produk lokal; dan (10) mendukung sistem pangan lokal dan regional secara
umum.

Manfaat yang dapat dirasa oleh warga kota dengan adanya pertanian perkotaan
adalah satu manfaatnya adalah menyediakan bahan pangan untuk konsumsi
anggota keluarga sehingga dapat meningkatkan gizi keluarga.

5
Dengan terpenuhinya bahan pangan dari hasil bertani sendiri dapat meningkatkan
kesejahteraan karena alokasi uang yang tadinya digunakan untuk membeli bahan
pangan kini dapat disediakan sendiri.

Manfaat selanjutnya adalah dapat menambah penghasilan keluarga jika hasil


bertani dijual. Jika banyak keluarga yang melakukan usaha pertanian perkotaan
dan hasilnya dijual ke pasar, maka menambah pasokan bahan pangan bagi
masyarakat di kota.

Dengan dijual ke pasar, pasokan akan bertambah sehingga kota dapat mencukupi
kebutuhan masyarakatnya akan pangan. Dengan kata lain ketahanan pangan di
daerah perkotaan akan terbantu dengan pertanian perkotaan. Kestabilan harga
pangan juga akan terbantu oleh adanya panen dari pertanian perkotaan. Serta yang
juga penting adalah manfaat ekologis dengan diterapkannya program ini yakni
turut berkontribusi dalam meningkatkan proporsi Ruang Terbuka Hijau (RTH)
kota.

Pertanian perkotaan ini banyak memberikan mafaat yang dirasakan langsung oleh
masyarakat baik dalam hal pemenuhan kebutuhan gizi dalam makanan,
peningkatan pendapatan keluarga, estetika lingkungan dan sebagai ruang terbuka
hijau perkotaan. Keberlanjutan gerakan pertanian perkotaan di Surabaya masih
harus dipertahankan melalui peningkatan pendekatan terhadap keluarga miskin,
meningkatkan kualitas hasil panen melalui peningkatan sarana dan prasarana
produksi, pelatihan dan intervensi teknologi, dan memperluas jangkauan
pemasaran hasil panen.

2.2. Keuntungan Pertanian Kota

Pertanian kota, apabila dilakukan dengan baik dan memperhatikan aspek-aspek


lingkungan, mempunyai banyak keuntungan. Keuntungan-keuntungan tersebut
dapat dikelompokkan menjadi tiga yakni : keuntungan sosial, ekonomi dan
lingkungan.

6
Kesemuanya, apabila dikaitkan dengan konsepsi pembangunan kota yang
berkelanjutan sangatlah sesuai oleh karena tidak saja pertanian kota meningkatkan
produktivitas kota, melainkan juga mengatasi persoalan sosial dan lingkungan
kota. Dengan kata lain, pertanian kota, apabila dikembangkan secara terpadu
merupakan alternatif penting dalam mewujudkan pembangunan kota yang
berkelanjutan.

Dari aspek sosial, pertanian kota mempunyai banyak keuntungan, antara lain: (1)
meningkatkan persediaan pangan; (2) meningkatkan nutrisi banyak kaum miskin
kota; (3) meningkatkan kesehatan masyarakat; (4) mengurangi pengangguran; (5)
meningkatkan solidaritas komunitas; (6) mengurangi kemungkinan konflik sosial;
(7) dengan meningkatnya jumlah masyarakat miskin kota, pertanian kota menjadi
alternatif bagi sumber bahan pangan yang terjangkau; (8) secara tidak langsung
membantu terwujudnya keadilan sosial terutama dengan memberikan kesempatan
pada masyarakat miskin kota untuk memenuhi kebutuhan pangan serta
meningkatkan nutrisi dan kesehatannya.

Dari aspek ekonomi, pertanian kota juga mempunyai banyak keuntungan antara
lain: (1) membuka lapangan kerja; (2) peningkatan penghasilan masyarakat; (3)
mengurangi kemiskinan; (4) meningkatkan jumlah wiraswasta; dan (5)
meningkatkan produktivitas lingkungan kota.

Dalam situasi krisis ekonomi sebagaimana dialami Indonesia, pengembangan


pertanian kota mempunyai manfaat yang sangat besar, tidak saja dari potensinya
untuk menyerap tenaga kerja, melainkan juga potensinya untuk meningkatkan
pendapatan masyarakat kota. Lebih lanjut, apabila masyarakat miskin kota dapat
memenuhi kebutuhan pangannya sendiri, akan lebih banyak uang mereka yang
dapat digunakan untuk kepentingan lain seperti kesehatan, pendidikan, dan
perumahan.

Bagi kota secara keseluruhan, pertanian kota sangat membantu ekonomi kota
karena seluruh rangkaian kegiatan tersebut, mulai dari persiapan, penanaman,
prosesing, kemasan, dan distribusi serta pemasaran membantu penciptaan
lapangan kerja baru di kota.

7
Akhirnya, tidak kalah penting, dari aspek lingkungan, pertanian kota membawa
beberapa manfaat antara lain: (1) konservasi sumberdaya (tanah dan air); (2) daur
ulang limbah kota (pemanfaatan sampah untuk kompos, dan lain-lain); (3)
efisiensi sumberdaya tanah; (4) membantu menciptakan iklim mikro yang sehat;
dan (5) meningkatkan kualitas lingkungan.

2.3. Perspektif Dasar Pertanian Kota

Pertanian kota didasar akan perspektf nilai ekonomis dan lingkungan.


keterbatasan lahan yang ada bukanlah hal yang menjadi hambatan untuk
mengaktualkan potensi nilai ekonomi yang dimilikinya. Lahan tersebut
dioptimalkan untuk ditanami tanaman-tanaman dengan nilai ekonomi tinggi
seperti tanaman pangan, tanaman hias, dan tanaman penyuplai oksigen dalam
jumlah besar. Selain itu perspektif lingkungan pun turut mendukung. Isu Global
warming, tingginya polusi udara di perkotaan merupakan ancaman bagi
masyarakat kota. Hidup yang sehat dapat terwujud jika dimulai dengan
pembangunan berprespektif menjaga lingkungan. Atau memandang bahwa
manusia bukanlah hal yang terpisah dari lingkungan dan begitupun sebaliknya.
Antara lingkungan dan manusia adalah hal yang satu dalam alam raya ini. Jarak
perkotaan yang jauh dari sumber produksi pangan juga menjadi alasan pentingnya
pertanian perkotaan. kesegaran makanan yang tersedia seperti sayur dan buah
mengalami degradasi kualitas dalam perjalanannya. hal yang bisa dilakukan
adalah memperdekat akses terhadap bahan makanan tersebut.Akses ke makanan
bergizi adalah perspektif lain dalam upaya untuk mencari produksi pangan dan
ternak di kota-kota. Dengan in-put luar biasa dari populasi dunia untuk daerah
perkotaan, kebutuhan makanan segar dan aman pun meningkat.

2.4. Bentuk Pertanian di Kota

Kesadaran masyarakat kota sangat dibutuhkan untuk menjaga lingkungannya.


Skema gagasan Pertanian Kota merupakan hal yang sangat mudah untuk

8
dilakukan oleh masyarakat kota. Mulai dari optimalisasi Lahan hingga
pemanfaatan limbah rumah tangga untuk dimagunakan kembali. didukung pula
daya beli masyarakat kota untuk mendesain pertanian yang ada di rumahnya.
Beberapa hal yang biasa dilakukan dalam masyarakat kota adalah. :

2.4.1. Vertikular

Lahan yang sempit memang membuat kegiatan berkebun jadi kurang leluasa,
namun dengan memanfaatkan ruang secara vertikal, berkebun menjadi lebih
menyenangkan dengan kuantitas yang dapat ditingkatkan. Vertikultur adalah
pola bercocok tanam yang menggunakan wadah tanam vertikal untuk
mengatasi keterbatasan lahan. Pada kesempatan ini saya tertarik mencoba
vertikultur dengan bambu berdiri sebagai wadahnya. Karena skalanya
percobaan, saya hanya menggunakan dua batang bambu. Tidak semua jenis
tanaman bisa atau cocok untuk vertikultur. Untungnya, hampir semua jenis
sayuran bisa digunakan, yang kebetulan juga memang sesuai keinginan saya
berkebun sayur mayur untuk kepentingan dapur. Dalam hal ini saya memilih
tomat dan cabe merah. Untuk media tanam saya gunakan campuran tanah,
kompos, dan sekam. Saya menggunakan bahan dan pola organik dalam
bercocok tanam
.

2.4.2. Aquaponik

Aquaponik adalah kombinasi menarik antara Akuakultur dan Hidroponik yang


mampu mendaur ulang nutrisi, dengan menggunakan sebagian kecil air daur
ulang hingga memungkinnya pertumbuhan ikan dan tanaman secara terpadu.
Sistim ini sebenarnya sudah biasa dipakai para petani Indonesia khusunya di
Jawa. Yakni apa yang disebut dengan tumpang sari. menanam padi di sawah,
sekaligus memelihara ikan di lahan persawahan itu. Hanya saja pada
aquaponik media tumbuh tanaman tidak di atas tanah, namun menggunakan
media tanam (grow beds) seperti batu kerikil.

9
2.4.3. Hidroponik

Hidroponik (latin; hydro = air; ponos = kerja) adalah suatu metode bercocok
tanam tanpa menggunakan media tanah, melainkan dengan menggunakan
larutan mineral bernutrisi atau bahan lainnya yang mengandung unsur hara
seperti sabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batu bata, serbuk kayu, dan
lain-lain sebagai pengganti media tanah.

2.4.4. Taman Minimalis

Pekarangan Rumah yang sempit bukanlah batasan untuk melahirkan nuansa


estetis dan kenyamanan. Taman minimalis menjadi trend perumahan yang
menjadi pilihan favorit para konsumen rumah yang menjadi simbol baru
kehidupan masyarakat kosmopolitan, yang merupakan refleksi cara hidup –
berpikir – dan bekerja masyarakat urban yang serba praktis, ringan, efisien,
dan penuh kesederhanaan.

Semoga gagasan akan pertanian kota ini dapat terpahami dengan baik, agar
kelak kita dapat hidup dengan nyaman dan turut terlibat dalam menjaga
kualitas dunia kita. Apa yang kita lakukan hari ini adalah warisan buat anak
cucu kita nanti. Maka dari itu, mulailah dari hal kecil, saatnya untuk mulai
dari rumah anda dan mulai hari ini.

10
3. PENUTUP

Secara garis besar, tulisan ini dapat kami simpulkan sebagai berikut :

1. Secara umum pertanian kota(urban agriculture) dapat didefinisikan sebagai


setiap bentuk usaha, komersial ataupun bukan, yang berkaitan dengan
produksi, distribusi, serta konsumsi dari bahan pangan atau hasil pertanian
lain yang dilakukan di lingkungan perkotaan.
2. Pertanian kota meliputi penanaman, panen, dan pemasaran berbagai bahan
pangan serta berbagai bentuk peternakan yang memanfaatkan lahan-lahan
yang tersedia di lingkungan perkotaan.
3. Bentuk Pertanian yang ditemui di perkotaan berupa pertanian vertikular,
hidroponik, aquaponik dan taman minimalis

11
DAFTAR PUSTAKA

Agronomersindonesia. 2011. Pertanian Kota Urban Farming.


http://agronomersindonesia.blogspot.com/2011/06/pertanian-kota-urban-
farming.html
(diakses pada hari selasa 9 oktober 2018 19.22 WIB)

Eko Budi Santoso, Rini Ratna Widya. Gerakan Pertanian Perkotaan Dalam
Mendukung Kemandirian Masyarakat Di Kota Surabaya. Jurusan
Perencanaan Wilayah dan Kota FTSP, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS), 2014

Gafar, Abdul. 2015. Lorong Garden Konsep Pertanian.


https://fkthltbppsulsel.wordpress.com/2015/07/22/lorong-garden-konsep-
pertanian-perkotaan-urban-farming/
(diakses pada hari selasa 9 oktober 2018 Pukul 19.36 WIB)

Sodak Maharisi. 2014. Pertanian Kota Urban Argicultural


http://smaharisi.blogspot.com/2014/04/pertanian-kota-urban-
agriculture.html
(diakses pada hari selasa 9 oktober 2018 Pukul 20.16 WIB)

12

Anda mungkin juga menyukai