Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM
KONSEP URBAN FARMING SEBAGAI PENGETAHUAN DAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM MENGATASI DEFISIT RUANG
TERBUKA HIJAU DI KELURAHAN PALEDANG, KOTA BANDUNG

BIDANG KEGIATAN
PKM M PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Diusulkan oleh :
M. Zaenal Ramdhani As Siddiq 133060021 / 2013
Aditya Ramdani 133060003 / 2013
Balebat Buana Puspa 133060026 / 2013
Siti As Asy Syifa 153060023 / 2015
Dini Rahmawati 143050053 / 2014

UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2016
LEMBAR PENGESAHAN

DAFTAR ISI

1
Halaman Judul...................................................................................................... i
Halaman Pengesahan............................................................................................ ii
Daftar Isi............................................................................................................... iii
Ringkasan............................................................................................................. iv

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
1.3 Tujuan............................................................................................................. 2
1.4 Luaran yang Diharapkan................................................................................ 2
1.5 Manfaat Kegiatan........................................................................................... 2

GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN


2.1 Kondisi Masyarakat Sasaran.......................................................................... 3
2.2 Deskripsi Umum............................................................................................ 3
2.3 Permasalahan yang Dihadapi Masyarakat...................................................... 3

METODE PELAKSANAAN
3.1 Metode Pelaksanaan Kegiatan....................................................................... 4

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


4.1 Anggaran Biaya.............................................................................................. 5
4.2 Jadwal Kegiatan............................................................................................. 5

LAMPIRAN LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing........................ 6
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Biaya............................................................ 10
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas........... 12
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Kegiatan.................................................. 13
Lampiran 5. Surat Pernyataan Kesediaan dari Mitra.......................................... 14
Lampiran 6. Denah Detail Lokasi Mitra Kerja................................................... 14

RINGKASAN

Akibat dari pertambahan penduduk dan desakan kebutuhan prasarana dan


sarana kota, pembangunan fisik kota telah menyebabkan perubahan struktur kota
dengan luas lahan terbangun terus meningkat, sementara lahan Ruang Terbuka
Hijau (RTH) yang menjadi penyeimbang kondisi suatu ekosistem kota semakin
berkurang, khususnya pada lahan-lahan RTH pertanian dan RTH permukiman.
Tercatat saat ini kota bandung hanya memiliki RTH 9,8 % dari ketentuan yang
mengharuskan 30%. Salah satu implikasi dari hal ini yaitu air hujan yang tidak

2
terserap dengan baik oleh tanah serta air tidak tertampung oleh drainase sehingga
kota bandung rawan banjir. Seperti yang terjadi di Kelurahan Paledang, yang
memiliki kepadatan penduduk 1987 jiwa/hektar. Penggunaan lahan didominasi oleh
permukiman, sehingga ketersediaan RTH sangat minim, fenomena ini terjadi karena
masyarakat belum peduli terhadap pentingnya Ruang terbuka hijau kota.
Terdapat karang taruna yang tersebar di tujuh RW pada kelurahan paledang
yang cukup aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. Namun kurangnya
pengetahuan dan pengalaman dalam hal menjaga lingkungan menjadi kendala
dalam menjaga lingkungan sekitar tersebut, sehingga belum dapat memecahkan
persoalan kurangnya RTH khususnya di Kelurahan Paledang. Hal ini seharusnya
dapat menjadi potensi dimana karang taruna sebagai garda terdepan untuk merubah
mindset masyarakat agar lebih peduli terhadap lingkungan.

Kata Kunci : Ruang Terbuka Hijau, Banjir, Kota Bandung, Urban Farming

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Permasalahan utama dalam perkembangan kota pada saat ini adalah
semakin meningkatnya aktifitas dan akumulasi penduduk sehingga menuntut
penyediaan ruang, sarana dan prasarana baru. Sebagai implikasinya adalah
perubahan dan pertumbuhan bangunan serta sarana dan prasarananya yang
ditandai dengan perubahan penggunaan lahan menjadi lahan terbangun. Proporsi
kota secara umum hanya menempati paling banyak sekitar 20 % dari keseluruhan
wilayah kabupaten dan kota tetapi beban lingkungan yang ditimbulkannya
menempati 80% dari keseluruhan wilayah. Hal ini terjadi pada kota besar dan
wilayah perkotaan dimana terjadi kelangkaan penyediaan perumahan, penyediaan
sarana dan prasarana, beban karbon yang tinggi, pencemaran air dan lingkungan
seperti halnya terjadi di Bandung.
Bandung disadari jika ditinjau dari data kependudukan, pertumbahan
penduduk sekitar 2,4 % per tahun. Saat ini jumlah penduduk Kota Bandung sekitar
2,5 juta jiwa dengan luas lahan yang hanya 16.729 Ha sehingga Kota Bandung
tergolong kota padat penduduk (Bappeda Kota Bandung, 2014). Akibat dari
pertambahan penduduk dan desakan kebutuhan prasarana dan sarana kota,
pembangunan fisik kota telah menyebabkan perubahan struktur kota dengan luas
lahan terbangun terus meningkat, sementara lahan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
yang menjadi penyeimbang kondisi suatu ekosistem kota semakin berkurang,
khususnya pada lahan-lahan RTH pertanian dan RTH permukiman.
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Kota Bandung Tahun 2011, tujuan
penataan ruang wilayah Kota Bandung adalah mewujudkan tata ruang kota yang
aman, nyaman, produktif, efektif, efisien, berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan, berbasis perdagangan, jasa dan industri kreatif yang bertaraf nasional.
Kota Bandung di masa mendatang diarahkan menjadi green city, dimana elemen
taman atau Ruang Terbuka Hijau (RTH) tersedia secara proporsional. Diharapkan
hingga tahun 2020 peruntukannya lahannya dapat dicapai 30% berupa ruang
terbuka hijau yang terdiri atas 20% RTH Publik dan 10% RTH Privat. Upaya
dalam pemenuhan kebutuhan RTH dengan membangun taman rukun tetangga,
taman rukun warga, taman kelurahan, taman kecamatan, taman kota, hutan kota,
jalur hijau, permakaman, penghijauan sempadan sungai, dan penghijauan
sempadan rel kereta api yang tersebar merata di tiap-tiap unit lingkungan
permukiman.
Kurangnya RTH hijau dan taman pasif dirasakan pula oleh warga
masyarakat Kelurahan Paledang Kecamatan Lengkong Kota Bandung dimana
padatnya aktifitas penduduk dan permukiman serta penggunaan lahan lain
menyebabkan hanya 7% RTH hijau yang terdapat di Kelurahan Paledang. Kondisi

1
ini disadari sangat kritis, sebab RTH hijau yang ada belum dapat menyediakan
kebutuhan oksigen secara micro. Walaupun demikian, warga masyarakat
Kelurahan paledang memiliki antusias terhadap penanganan masalah kurangnya
RTH. Disisi lain hal ini juga merangsang pencarian ide dan konsep dalam
menangani kelangkaan RTH hijau yang ada dilingkungannya.
Melihat realitas yang berkembang di atas, dilihat dari sisi pembangunan
kemasyarakatan adalah peluang bagi peneliti dalam merefleksikan ilmu
pengetahuan dan teknologinya dalam melakukan pendampingan terhadap inisiasi
dan inventarisasi ide yang akan dilakukan masyarakat untuk menghasilkan konsep
membangun artificial yang dapat meningkatkan RTH hijau. Untuk menyelaraskan
keinginan dan minat masyarakat Kelurahan Paledang dalam menangani
kelangkaan RTH hijau, maka tim mengusulkan arahannya pada Urban Farming.
Urban farming sesungguhnya adalah konsep agriculture yang
diimplementasikan pada lahan, ini merupakan konsep kontemporer yang biasa
dilakukan oleh petani. Konsep ini menjadi sophisticated karena diaplikasikan di
bangunan gedung, pemanfaatan sempadan sungai, serta pemanfaatan pada
bangunan lain di dalam bangunan-bangunan di perkotaan. Konsep urban farming
juga bukan sekedar usaha penyediaan RTH hijau tetapi juga dapat menjadi
peluang usaha bagi usaha ekonomi produktif di perkotaan.
Secara geografis Kelurahan Paledang terletak pada permukaan geografis
yang datar dengan curah hujan kurang lebih 2.460 mm/tahun dan dilalui 2 buah
sungai yaitu Sungai Cikapundung dan Sungai Cikapundung Kolot. Selain itu
juga terdapat 3 anak sungai yaitu Cikarees, Cibalong Montok dan Anak Kali
Cikapundung. Ditinjau dari sudut ketinggian tanah, Kelurahan Paledang berada
pada ketinggian 700mdpl. diatas permukaan air laut. Suhu maksimum dan
minimum di Kecamatan Lengkong berkisar 20,0 29,00C. Iklim tersebut sangat
baik untuk tanaman budidaya termasuk holikulura dan tanaman keras dalam
aplikasi urban farming.
Terdapat Karang Taruna di Kelurahan Paledang yang menjadi salah satu
penggerak dan pengembang program kegiatan kemasyarakatan. Karang Taruna
tidak terlepas dari bimbingan pihak kelurahan yang memiliki peranan penting
dalam mensosialisasikan program tersebut. Adanya koordinasi yang baik dan aktif
antara pihak Kelurahan Paledang dan Karang Taruna yang menjadi poin penting
dalam pelaksanaan kegiatan. Selain Kelurahan Paledang, pihak RT dan RW juga
berperan dalam mengkoordinasikan program terhadap masyarakat. Karang Taruna
di Kelurahan Paledang memiliki latar belakang yang berbeda seperti hal nya
pendidikan, dimulai dari siswa SMP, SMA, dan Mahasiswa bahkan yang sudah
bekerja.
Karang Taruna tersebut aktif dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh pihak
RW maupun kelurahan seperti kegiatan sosial kemasyarakatan akan tetapi dalam
hal pemberdayaan lingkungan masih kurang. Sehingga Karang Taruna Kelurahan
Paledang yang memiliki potensi dalam hal melaksanakan kegiatan masih

2
memerlukan pemberdayaan terkait lingkungan guna pengembangan wawasan agar
ruang yang tersedia dapat dimanfaatkan dan dilestarikan secara optimal.
Pemberdayaan masyarakat merupakan hal yang realistis dilakukan untuk
dapat meningkatkan kelembagaan dan modal sosial masyarakat. Pembentukan
kelompok masyarakat yang mandiri secara sosial dan pengambilan keputusan
berdasarkan kepentingan yang sama akan menciptakan solidaritas, kerjasama,
musyawarah, rasa aman dan rasa percaya diri. Melalui kelompok, para anggota
akan menyusun program dan merasakan adanya perkembangan dan kemajuan
sebagai hasil dari kegiatan yang mereka lakukan. Mereka akan dibawa beralih dari
situasi rutinitas ke situasi kerja kelompok. Disinilah peran motivator luar yang
berfungsi melakukan persiapan sosial menjadi penting dalam menemukan sisi lain
kreatifitas yang harus dibangkitkan. Persiapan sosial tidak lain adalah mengajak
segenap anggota kelompok sasaran untuk mulai bersedia melakukan kegiatan
mempersiapkan diri dengan mengidentifikasi kebutuhan dan mencari solusinya
(Karsidi, 1997).
Dari pendekatan research and development yang dilakukan sebelumnya,
direkomendasikan agar kegiatan pendampingan berbasis potensi daerah ini perlu
dikembangkan di Kelurahan Paledang dengan memperhatikan perbedaan potensi
lokal daerah dan penumbuhan life skills yang dapat memecahkan persoalan
mereka dalam lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah


Khalayak sasaran yang strategis dalam kegiatan ini adalah organisasi
masyarakat yang tergolong dalam karang taruna, yang terdapat di Kelurahan
Paledang, Kecamatan Lengkong Kota Bandung. Kegiatan PKM Pengabdian
Masyarakat ini berupa pendampingan inisiasi dan inventarisasi Ide Masyarakat
dalam membangun Urban Farming. Selanjutnya kelompok ini akan menjadi mitra
program PKM Pengabdian Masyarakat pada Program Studi Perencanaan Wilayah
dan Kota Universitas Pasundan. Anggota mitra terdiri dari masing-masing 5
orang dari karang taruna, dengan jumlah 15 orang.
Berdasarkan uraian analisis situasi di atas, permasalahan-permasalahan
mitra yang muncul dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Karang Taruna belum memahami konsep desain urban farming.
2. Karang Taruna belum memahami pemanfaatan konsep urban farming untuk
peningkatan wirausaha karang taruna.
3. Belum terbangunnya pemenuhan RTH hijau melalui pembangunan fisik urban
farming.
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka permasalahan prioritas
mitra adalah bagaimana memberikan penguatan ide-ide masyarakat menjadi
desain dan pembangunan fisik urban farming di lokasi kelompok sasaran sehingga
mampu mengaplikasikan konsep urban farming sebagai salah satu cara untuk
meningkatkan fungsi RTH hijau.

3
1.3 Tujuan Kegiatan
Tujuan kegiatan PKM - M Pengabdian Masyarakat ini adalah:
1. Sosialisasi pengenalan desain kepada kelompok sasaran dalam membangun
urban farming.
2. Pelatihan Pengenalan bahan membangun urban farming kepada kelompok
sasaran.
3. Mendampingi pembangunan artificial urban farming yang diinisiasi
kelembagaan masyarakat Karang Taruna.

1.4 Luaran yang Diharapkan


Keluaran yang diharapkan dari kegiatan PKM Pengabdian Masyarakat ini
adalah :
1. Karang taruna secara bertahap mendapatkan pengetahuan serta
teridentifikasi untuk melaksanakan konsep urban farming.
2. Terbentuknya artificial urban farming yang secara mandiri dalam
menangani permasalahan kurangnya RTH publik.
3. Adanya wirausaha berupa pokja urban farming dalam rangka
penyaluran ide kreatif dari Karang Taruna dalam pengembangan
ekonomi produktif perkotaan terhadap pemanfaatan konsep urban
farming.
4. Poster Kegiatan PKM-M.
5. Artikel Ilmiah.

1.5 Manfaat Kegiatan


Manfaat yang diharapkan dari kegiatan PKM Pengabdian Masyarakat ini
yaitu :
a) Manfaat yang diharapkan dari kegiatan PKM Pengabdian Masyarakat ini
Karang Taruna Kelurahan Paledang mendapatkan edukasi tentang konsep
urban farming sehingga secara bertahap masyarakat akan terberdaya untuk
mengimplementasikan konsep tersebut,.
b) Masyarakat mendapatkan keterampilan desain urban farming sehingga
program yang diterapkan berlanjut guna pengelolaan RTH publik yang
bijak.
c) Adanya pokja/outlet urban desain untuk wirausaha mandiri Karang Taruna
Kelurahan Paledang.
d) Jejaring bisnis melalui sistem informasi manager.
e) Publikasi.

4
BAB II
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

2.1 Profil Mitra


Kelurahan Paledang memiliki kepadatan penduduk yang terhitung tinggi
yaitu sebesar 198,7 jiwa/hektar. Dengan tingginya kepadatan penduduk disini,
pemanfaatan lahan menjadi terfokus kepada pengembangan kawasan terbangun
dan sarana prasarana pendukung. Sedangkan untuk usaha peningkatan RTH di
Kelurahan dirasakan masih minim. Perlu adanya peningkatan RTH di kelurahan
ini sebagai penyeimbang aktivitas masyarakat, mengasrikan Kota Bandung dan
diharapkan mampu mendongkrak perekonomian di kelurahan ini dengan bentuk
usaha kreatif dari pengembangan konsep urban farming.
Dilihat dari sisi pemanfaatan lahan untuk jenis perkebunan maupun ladang di
Kelurahan Paledang masih belum berkembang, mayoritas lahan di Kelurahan
Paledang yang memiliki luas 32,5 Ha yang dimanfaatkan untuk guna lahan
perumahan, bangunan dan sisanya untuk pekarangan kosong. Padahal sudah
terdapat potensi 1 pasar tradisional yang dapat mengakses hasil dari penanaman
tanaman holtikultura di Kelurahan Paledang.
Dalam kegiatan PKM M (Pengabdian Masyarakat) yang akan di laksanakan
di Kelurahan Paledang sasaran pelatihan yang akan di lakukan yaitu tertuju
kepada sekelompok Karang Taruna. Hal ini dikarenakan kelompok Karang
Taruna nantinya diharapkan dapat memberikan sosialisasi dan pelatihan yang
berkelanjutan kepada masyarakat di Kelurahan Paledang dalam pengembangan
konsep urban farming. Terdapat 7 RW yang berada di Kelurahan Paledang ini,
dimana dari masing masing RW tersebut mengkontribusikan minimal 3 orang
yang harus ada untuk mewakili ataupun menjadi anggota Karang Taruna di
Kelurahan Paledang ini. Dilihat dari komposisinya, anggota Karang Taruna yang
ada memiliki latar belakang pendidikan yang cukup bervariatif yaitu dari mulai
siswa kelas 2 SMP, siswa SMA, mahasiswa, maupun yang sudah bekerja. Sampai
saat ini, Karang Taruna yang ada di Kelurahan Paledang ini masih terfokus kepada
pergerakan terkait partisipatif program program skala RW, seperti memperingati
hari kemerdekaan, lomba lomba dan tour warga yang berguna untuk
meningkatkan index of happiness masyarakat, dan kerja bakti. Namun, Karang
Taruna di Kelurahan Paledang ini masih belum mengetahui prinsip pengembangan
konsep urban farming untuk mendukung peningkatan Ruang Terbuka Hijau
(RTH) sebagai salah satu pendukung 30% RTH di Kota Bandung pada tahun 2020
nanti. Selain itu, pengetahuan, cara mengatur pendanaan dan kondisi finansial
Karang Taruna di Kelurahan Paledang masih terhitung minim sehingga terdapat
keterbatasan dalam pengembangan program program terkait pengembangan
konsep urban farming.

5
2.2 Penanganan Masalah Mitra
Pengembangan dan pengimplementasian konsep urban farming di Kelurahan
Paledang mengambil konsep perlibatan partisipasi Karang Taruna secara aktif atau
seringkali disebut community development. Pada implementasinya nanti, Karang
Taruna akan disosialisasikan mengenai pengembangan konsep urban farming
secara teoritis dan best practice yang pernah ada terkait pengembangan urban
farming, kemudian setelah terjadinya penyamaan persepsi mengenai bentuk
pengembangan konsep urban farming ini, Karang Taruna akan di berikan
pelatihan mengenai aplikasi konsep ini di Kelurahan Paledang. Setelah itu, untuk
bentuk pengembangan secara aplikatifnya akan di musyawarahkan bersama
dengan Karang Taruna agar bentuk pengembangan urban farming dapat
disesuaikan dengan kapasitas dan kemampuan Karang Taruna disana. Harapan
kedepannya, aplikasi konsep pengembangan urban farming ini nantinya juga
dapat memicu pola pola ekonomi kreatif yang ada di Kelurahan Paledang dalam
bentuk kewirausahaan, agar produk produk yang dihasilkan dari urban farming
ini nantinya bisa bermanfaat dan menghasilkan nilai ekonomis yang dapat
membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat di Kelurahan Paledang. Apabila
hal tersebut dapat terimplementasikan dengan baik, kami mengharapkan konsep
ini dapat meningkatkan pengetahuan , minat, dan partisipasi Karang Taruna serta
masyarakat secara berkala untuk membantu usaha Kota Bandung dalam
memenuhi Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebanyak 30% pada tahun 2020.
Adapun anggota Karang Taruna yang akan dilibatkan dalam kegiatan
sosialisasi dan pelatihan pengembangan konsep urban farming ini berjumlah 35
orang. Dengan asumsi, 5 orang dari tiap RW yang ada di Kelurahan Paledang
dapat memberikan informasi secara jejaring kepada anggota Karang Taruna
lainnya dan juga masyarakat pada umumnya. Sehingga dapat tercapainya
pengembangan konsep urban farming yang dapat meningkatkan pengatahuan
kepada Karang Taruna untuk kedepannya agar dapat memberdayakan masyarakat
di Kelurahan Paledang dalam mengatasi defisit Ruang Terbuka Hijau (RTH) di
Kota Bandung.

6
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Mitra dipilih berdasarkan rekomendasi yang diberikan oleh Lurah
Paledang yang memiliki kesadaran dan kemauan untuk mengaplikasikan urban
farming, serta memiliki ketekunan dalam melaksanakan program. Mitra PKM
Pengabdian Masyarakat yaitu Karang taruna, Dewan Kemakmuran Masjid dan
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam kegiatan PKM Pengabdian
Masyarakat ini adalah sebagai berikut:
1. Tahap Brainstorming / Penyamaan Persepsi Menganai Desain RTH. Pada
tahap ini dilakukan beberapa sub kegiatan antara lain:
a. Melakukan pemahaman dasar (brainstorming) mengenai eksplorasi ide
kreatif, menajamkan ide kreatif seta melakukan penyamaan konsep urban
farming.
b. Kegiatan peningkatan pengetahuan dasar mengenai Desain RTH dan
Fungsinya serta komponen-komponen RTH dengan metode ceramah.
Metode ini dipilih untuk menyampaikan teori dan konsep yang penting
untuk dimengerti oleh peserta pelatihan. Materi teori mencakup RTH dan
Fungsinya, disamping itu juga dilaksanakan pemahaman mengenai lahan
yang dapat digunakan untuk RTH dalam hal ini urban farming sehingga
masyarakat terstimulasi mendapatkan wawasan yang luas dalam
menemukan karya dan rekayasa urban farmingnya.
c. Evaluasi Brainsorming dilakukan dalam rangka untuk mengetahui tingkat
pemahaman mitra terhadap materi yang diberikan, serta peningkatan
aktualisasi ide yang dimiliki masing-masing kelompok sasaran.

2. Meningkatkan Pengetahuan Mengenai Desain Untuk Membangun Urban


Farming. Pada tahap ini dilakukan beberapa sub kegiatan antara lain:
a. Demonstrasi yang dilakukan untuk memberikan contoh kepada peserta
mengenai desain-desain seperti apa yang dapat diaplikasikan pada desain
urban farming. Metoda yang dilakukannya adalah confirmatif
partisipatory sehingga mengerucutkan ide dan gagasan kelompok sasaran
menjadi inisiasi yang rasional (mudah dilaksanakan dengan biaya yang
terjangkau).
b. Pengenalan lingkungan Desain. Dilakukan dengan cara membawa peserta
pada lokasi-lokasi terpilih yang akan di gunakan urban farming, serta
beberapa lokasi menyesuaikan dengan desain yang terpilih yang digunakan
oleh masyarakat.

3. Meningkatkan Pengetahuan Mengenai Bahan/Material Untuk Membangun


Urban Farming

7
a. Demonstrasi yang dilakukan untuk memberikan contoh kepada peserta
mengenai bahan atau material seperti apa yang dapat diaplikasikan pada
desain urban farming. Metoda yang dilakukannya adalah confirmatif
partisipatory sehingga mengerucutkan ide dan gagasan kelompok sasaran
menjadi inisiasi yang rasional (mudah dilaksanakan dengan biaya yang
terjangkau).
b. Pengenalan lingkungan Desain. Dilakukan dengan cara membawa peserta
pada lokasi-lokasi yang memiliki bahan-bahan terpilih yang akan di
gunakan urban farming, serta beberapa lokasi menyesuaikan dengan desain
yang terpilih yang digunakan oleh masyarakat.

3. Bimbingan Aplikasi Konstruksi Urban Farming


a. Tahap ini dilakukan untuk mendampingi masyarakat bersama mahasiswa
Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Pasundan untuk membangun
konstruksi untuk aplikasi urban farming. Pendampingan disain ini sendiri
dilakukan oleh para pengusul untuk memastikan bahwa konstruksi yang sudah
dibangun sesuai dengan desain yang sudah dibuat oleh masyarakat dibantu
poleh para mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Pasundan.
b. Evaluasi Akhir. Dilaksanakan setelah pelaksanaan dilakukan sangat berguna
untuk mengukur penyampaian metoda yang dilakukan apakah sesuai dengan
yang diharapkan atau tidak, sehingga menjadi landasan bagi pengembangan
dan pelaksanaan PKM Pengabdian Masyarakat berikutnya.
Hubungan masalah dengan solusi pemecahan masalah yang ditawarkan
dalam PKM Pengabdian Masyarakat ini disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 3.2
Hubungan Masalah Dengan Solusi Pemecahan Masalah
SOLUSI YANG
PROSEDUR
MASALAH PERMASALAHAN DITAWARKAN
KERJA
(METODE)
Pelatihan pengenalan desain 1. Karang Taruna, belum 1. Brainstorming - Mempersiapkan
kepada kelompok sasaran memahami konsep 2. Demonstrasi sarana dan
dalam membangun urban desain urban farming. 3. Latihan atau prasarana
farming dan Pelatihan praktik pendampingan
4. Bimbingan
Pengenalan bahan - Melaksanakan
manajemen usaha
membangun urban farming penyuluhan.
kepada kelompok sasaran
Pelatihan dan 2. Karang Taruna, belum 1. Confirmatif - Mempersiapkan
Pemberdayaan Kelompok memahami Partisipatory sarana dan
sasaran dalam pemanfaatan pemanfaatan konsep 2. Latihan atau prasarana
urban farming untuk urban farming untuk praktik pendampingan
peningkatan ekonomi peningkatan ekonomi 3. Bimbingan - Melaksanakan
produktif perkotaan. produktif perkotaan. manajemen usaha penyuluhan.

Mendampingi 3. Belum terbangunnya 1. Wujud - Mempersiapkan


pembangunan artificial pemenuhan RTH hijau Fisik/Artificial sarana dan

8
SOLUSI YANG
PROSEDUR
MASALAH PERMASALAHAN DITAWARKAN
KERJA
(METODE)
urban farming yang melalui pembangunan Urban farming prasarana
diinisiasi kelembagaan fisik urban farming 2. Latihan atau - Bimbingan
masyarakat Karang Taruna, praktik pendekatan
3. Bimbingan verbal dan visual
manajemen usaha

Tahapan pelaksanaan kegiatan PKM Pengabdian Masyarakat ini disusun


dengan pertimbangan utama agar solusi ataupun metode yang direncanakan dalam
menyelesaikan sumber permasalahan yang dihadapi mitra sasaran berjalan dengan
baik. Serta pada akhir dari penelitian dan pelaksanaan PKM Pengabdian
Masyarakat ini yaitu diadakannya monitoring dan evaluasi dengan mitra secara
terukur baik secara kualitatif dan kuantitatif guna mengkoreksi kekurangan-
kekurangan selama PKM berlangsung, sehingga pelaksanaan urban farming dapat
berjalan berkelanjutan.

9
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya


Anggaran biaya kegiatan PKM Pengabdian Masyarakat ini seluruhnya
digunakan untuk kegiatan dan kelangsungan PKM-M ini. Adapun ringkasan
anggaran biaya disajikan dalam tabel 5.2 berikut ini:
Tabel 5.2 Ringkasan Anggaran Biaya
Biaya Yang Diusulkan
No Komponen
(Rupiah)
1 Peralatan penunjang 3.500.000
2 Bahan habis pakai 3.480.000
3 Perjalanan 2.100.000
4 Lain-lain: administrasi, publikasi, seminar, laporan 1.050.000
Jumlah 10.130.000

Pada tabel diatas anggaran biaya lebih banyak kepada pelatihan dan alat-
alat atau bahan dalam praktek langsung harapannya agar masyarakat memahami
betul tata acara desain urban farming, dan mengarahkan masyarakat kelompok
sasaran agar dapat mengembangkannya secara lebih kreatif.
4.2 Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan digambarkan dalam bentuk bar chart pada tabel 5.3
sebagai berikut:
Tabel 5.3 Jadwal Kegiatan
Bulan
No Jenis Kegaiatan 1 2 3 4 5
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Koordinasi tim dengan mitra
2 Penyusunan rencana kerja
3 Brainstorming
4 Eksplorasi inisiasi dan Ide kretif
urban farming
5 Penajaman ide menjadi konsep
6 Aplikasi di lapangan
7 Evaluasi
8 Pembuatan laporan
9 Seminar hasil
10 Pemantauan
Sumber : hasil diskusi dengan mitra kerja

10
1

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing


Biodata Ketua Kelompok
2

Biodata Anggota Kelompok


3

Biodata Anggota Kelompok


4

Biodata Anggota Kelompok


5

Biodata Anggota Kelompok


6

Biodata Dosen Pembimbing


7

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Biaya


1. Peralatan penunjang
Material Justifikasi pemakaian Kuantitas Harga satuan Jumlah (RP)
Pemateri Pelatihan dan Praktek 3 orang 200.000 600.000
Pemateri FGD 3 orang 200.000 600.000
Sosialisasi, FGD, 1 buah x 2
Proyektor 200.000 400.000
pelatihan pakai
Banner atau Sosialisasi, FGD,
2 buah 250.000 500.000
spanduk pelatihan,
Pembuatan Square
Pupuk 20 kg 100.000 100.000
Garden
Pembuatan Square
Bibit tanaman 20 buah 20.000 400.000
Garden
Pembuatan Square
Papan 5 batang 120.000 600.000
Garden
Pembuatan Square
Benang 10 buah 5.000 50.000
Garden
Pembuatan Square
Sekrup 50 nuah 5.000 250.000
Garden
SUB TOTAL (Rp) 3.500.000

2. Bahan habis pakai


Material Justifikasi pemakaian Kuantitas Harga satuan Jumlah (RP)
FGD, Pelatihan dan
Kertas 4 rim 35.000 210.000
Pelaporan
Alat Tulis Kantor Laporan Lupsum 100.000 100.000
Tentang
Buku Pelatihan pengembangan urban 35 buah 15.000 525.000
farming
Sosialisasi dan
Brosur atau poster 35 buah 5000 175.000
pendampingan
Operasional
Koneksi Internet 3 orang 100.000 300.000
kelompok
Sosialisasi dan
Konsumsi 4 orang x 3 20.000 240.000
pendampingan
35 karang
taruna, 3
Konsumsi Pelatihan dan Praktek 20.000 840.000
pemateri, 4
peserta
3 pemateri, 4
Konsumsi FGD 20.000 140.000
peserta
Masker Pelatihan 50 buah 2000 100.000
Sarung Tangan Pelatihan 50 buah 5000 250.000
Isi Ulang Tinta Pelaksanaan dan
1 dus 600.000 600.000
Printer Pelaporan
SUB TOTAL (Rp) 3.480.000

3. Perjalanan
Material Justifikasi Kuantitas Harga satuan Jumlah (RP)
8

pemakaian
Perjalanan dari
setiabudhi ke Kelurahan Sosialisasi 2 motor 100.000 200.000
Paledang (lokasi kajian)
Perjalanan dari Pengangkutan
setiabudhi ke Kelurahan alat dan bahan 1 mobil 300.000 300.000
Paledang (lokasi kajian) pelatihan
Perjalanan dari
2 motor dan
setiabudhi ke Kelurahan FGD 200.000 600.000
1 mobil
Paledang (lokasi kajian)
Perjalanan dari
Evaluasi 2 motor x 5
setiabudhi ke Kelurahan 100.0000 1.000.000
bulanan kali
Paledang (lokasi kajian)
SUB TOTAL (Rp) 2.100.000

4. Lain-lain
Justifikasi
Material Kuantitas Harga satuan Jumlah (RP)
pemakaian
Fotocopy,
Pembuatan Laporan Penjilidan, dan 5 eksemplar 50.000 250.000
ATK
Melihat
Kunjungan ke
percontohan 4 orang 200.000 800.000
kelurahan lain
urban farming
SUB TOTAL (Rp) 1.050.000
9

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas

Alokasi
Tugas Program Waktu Uraian
Nama/NIM Bidang Ilmu
No. Studi (jam/ Tugas
minggu)
Perencanaan Perencanaan
M. ZaenalRamdhani As Strategi
1. Wilayah dan Wilayah dan 7
Siddiq / 133060021 Pelaksanaan
Kota Kota
Komunikasi
Dini Rahmawati / Teknik Teknik
2. 5 dan
143050053 Lingkungan Lingkungan
Sosialisasi
Perencanaan Perencanaan
Aditiya Ramdani / Pelatihan dan
3. Wilayah dan Wilayah dan 6
133060003 Praktek
Kota Kota
Perencanaan Perencanaan
Siti Asy Syifa / Pelatihan dan
4. Wilayah dan Wilayah dan 6
153060023 Praktek
Kota Kota
Perencanaan Perencanaan
Balebat Buana Puspa / Monitoring
5. Wilayah dan Wilayah dan 4
133060026 dan Evaluasi
Kota Kota
10

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Kegiatan


11

Lampiran 5. Surat Pernyataan Kesediaan dari Mitra


12

ampiran 6. Denah Detail Lokasi Mitra Kerja

Sumber :
https://w

Anda mungkin juga menyukai