Anda di halaman 1dari 13

Makalah Pengantar Ilmu Prtanian

Perkembangan Pertanian
“Agribisnis”

Disusun Oleh :

Kelompok 5

Zeta Novia Ramadhani 190301050


Tiara 190301046
Mutiara Niken Sary 190301051
Rusmayani Br Hasibuan 190301047
Rahmad Hamdani 190302052
Maulana Al Muhsy 190302067

Dosen Pengampu : Siti Balqies Indra, S.P., M.P


NIDN : 0112128502

Program Studi Agribisnis


Fakultas Pertanian
Universitas Samudra
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah yang
diberikannya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah kami
yang berjudul “Perkembangan Pertanian Agribsnis”.
Kami menyadari bahwa keberhasilan kami tidak terlepas dari bantuan
berbagi pihak yang telah memberikan dukungan dan semangat. Kami
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun senantiasa kami
nantikan, agar makalah berikutnya lebih baik. Semoga Makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Langsa, November 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LatarBelakang ................................................................................. 1
1.1. RumusanMasalah ............................................................................ 2
1.3. Maksud dan Tujuan ......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Agribisnis ..................................................................... 3
2.2. Agribisnis Sebagai Suatu Sistem .................................................... 4
2.3. Kaitan-Kaitan Dan Ruang Lingkup Agribisnis .............................. 6
2.4. Untuk Apa Belajar Agribisnis ........................................................ 8
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan ..................................................................................... 9
3.1. Saran ............................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pada awal pemenuhan kebutuhannya, manusia hanya mengambil dari alam
sekitar tanpa kegiatan budidaya, dengan demikian belum memerlukan sarana
produksi pertanian. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia, alam tidak
dapat menyediakan semua kebutuhan itu sehingga manusia mulai
membudidayakan secara ekstensif berbagai tanaman, hewan dan ikan untuk
memenuhi kebutuhannya. Pada tahap ini kegiatan budidaya mulai menggunakan
sarana produksi, dilakukan dalarn pertanian itu sendiri dan hanya untuk memenuhi
kebutuhan keluarga sendiri.
Tahap selanjutnya, ditandai dengan adanya spesialisasi dalam kegiatan
budidaya sebagai akibat pengaruh perkembangan diluar sektor pertanian dan
adanya perbedaan potensi sumber daya alam antar daerah, perbedaan
keterampilan dalam masyarakat serta terbukanya hubungan lalulintas antar daerah.
Pada tahap ini, selain dikonsumsi sendiri, hasil-hasil pertanian mulai dipasarkan
dan diolah secara sederhana sebelum dijual.
Perkembangan sektor pertanian selanjutnya dipacu oleh kemajuan teknologi
yang sangat pesat di sektor industri (kimia dan mekanik) dan
transportasi. Pertanian menjadi semakin maju dan kompleks dengan ciri
produktivitas per hektar yang semakin tinggi berkat penggunaan sarana produksi
pertanian yang dihasilkan oleh industri (pupuk dan pestisida). Kegiatan pertanian
semakin terspesialisasi menurut komoditi dan kegiatannya. Namun, petani hanya
melakukan kegiatan budidaya saja, sementara pengadaan sarana produksi
pertanian didominasi oleh sektor industri.
Dipihak lain karena proses pengolahan hasil-hasil pertanian untuk berbagai
keperluan membutuhkan teknologi yang semakin canggih dan skala yang besar
agar ekonomis, maka kegiatan ini pun didominasi oleh sektor industri
pengolahan. Melalui proses pengolahan, produk-produk pertanian menjadi lebih
beragam penggunaan dan pemasarannyapun menjadi lebih mudah sehingga dapat
diekspor. Pada tahap ini pembagian kerja di dalam kegiatan pertanian menjadi

1
semakin jelas, yaitu: kegiatan budidaya sebagai kegiatan pertanian dalam arti
sempit, kegiatan produksi sarana pertanian sebagai industri hulu dan kegiatan
pengolahan komoditi pertanian sebagai industri hilir. Spesialisasi fungsional
dalam kegiatan pertanian seperti yang telah dikemukakan diatas meliputi seluruh
kegiatan usaha yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan
pertanian dan keseluruhannya disebut sistem "Agribisnis'.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apakah Pengertian Agribisnis?


2. Apa Yang Dimaksud Dengan Agribisnis Sebagai Suatu Sistem?
3. Bagaimana Kaitan-Kaitan Dan Ruang Lingkup Agribisnis?
4. Untuk Apa Belajar Agribisnis?

1.3. Maksud dan Tujuan


1. Untuk Mengetahui Pengertian Agribisnis.
2. Untuk Mengetahui Agribisnis Sebagai Suatu Sistem.
3. Untuk Mengetahui Kaitan-Kaitan Dan Ruang Lingkup Agribisnis.
4. Untuk Mengetahui Tujuan Belajar Agribisnis.

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Agribisnis
Menurut asal muasalnya kata Agribisnis berangkat dari kata Agribusiness,
dimana Agri = Agriculture artinya pertanian dan Business berarti usaha atau
kegiatan yang berorientasi profit. Jadi secara sederhana
Agribisnis (agribusiness) adalah usaha atau kegiatan pertanian serta apapun
yang terkait dengan pertanian berorientasi profit.
Agribisnis merupakan bisnis berbasis usaha pertanian atau bidang lain
yang mendukungnya, baik di sector hulu maupun di hilir. Penyebutan “hulu”
dan “hilir” mengacu pada pandangan pokok bahwa agribisnis bekerja pada
rantai sector pangan.
Istilah “agribusiness” untuk pertama kali dikenal oleh
masyarakat Amerika Serikat pada tahun 1955, ketika John H. Davis
menggunakan istilah tersebut dalam makalahnya yang disampakan
pada "Boston Conference on Disiribution". Kemudian John H. Davis dan Ray
Goldberg kembali lebih memasyarakatkan agribisnis melalui buku mereka
yang berjudul "A Conception of Agribusiness" yang terbit tahun 1957 di
Harvard University. Ketika itu kedua penulis bekerja sebagai guru besar pada
Universitas tersebut. Tahun 1957, itulah dianggap oleh para pakar sebagai
tahun kelahiran dari konsep agribisnis.
Menurut Ikhsan Semaoen (1996)
 Agribisnis adalah suatu kegiatan usaha yang berkaitan dengan sector
agribisnis mencakup perusahaan yang pemasok input agribisnis dan jasa
pengangkutan,jasa keuangan.
 Agribisnis adalah sifat dari usaha yang yang berkaitan dengan agro-based
industries yang berorientasi pada bisnis ,yaitu yang bertujuan memperoleh
keuntungan.
Menurut Subiakto Tjakrawerdaya (1996)
 Agribisnis secara umum mengandung pengertian sebagai keseluruhan operasi
yang terkait dengan usaha untuk menghasilkan uasaha tani,untuk pengolahan
dan pemasaran.

3
 Dari pengertin diatas dapat disimpulkan bahwa agribisnis meliputi seluruh
sector bahan masukan usaha tani yang terlibat dalam bidang produksi dan
pada akhirnya menangani proses penyebaran,penjualan baik secara borongan
maupun penjualan eceran produk kepada konsumen akhir.

2.2. Agribisnis Sebagai Suatu Sistem


Secara konsepsional sistem agribisnis dapat diartikan sebagai semua aktifitas,
mulai dari pengadaan dan penyaluran sarana produksi (input) sampai dengan
pemasaran produk-produk yang dihasilkan oleh usaha tani serta agroindustri, yang
saling terkait satu sama lain. Dengan demikian sistem agribisnis merupakan suatu
sistem yang terdiri dari berbagai subsistem yaitu:
A. Sub Sistem Agribisnis/Agroindustri Hulu
Meliputi pengadaan sarana produksi pertanian antara lain terdiri dari benih,
bibit, makanan ternak, pupuk , obat pemberantas hama dan penyakit, lembaga
kredit, bahan bakar, alat-alat, mesin, dan peralatan produksi pertanian. Pelaku-
pelaku kegiatan pengadaan dan penyaluran sarana produksi adalah perorangan,
perusahaan swasta, pemerintah, koperasi. Betapa pentingnya subsistem ini
mengingat perlunya keterpaduan dari berbagai unsur itu guna mewujudkan
sukses agribisnis. Industri yang meyediakan sarana produksi pertanian disebut
juga sebagai agroindustri hulu (upstream). Subsistem agribisnis hulu memiliki
beberapa fungsi penting yaitu:
1. Menghasilkan dan menyediakan sarana produksi pertanian terbaik agar
mampu menghasilkan produk usahatani yang berkualitas.
2. Memberikan pelayanan yang bermutu kepada usahatani.
3. Memberikan bimbingan teknis produksi.
4. Memberikan bimbingan manajemen dan hubungan sistem agribisnis.
5. Memfasilitasi proses pembelajaran atau pelatihan bagi petani
6. Menyaring dan mensintesis informasi agribisnis praktis untuk petani
7. Mengembangkan kerjasama bisnis (kemitraan) untuk dapat memberikan
keuntungan bagi para pihak.
B. Sub Sistem Usahatani
Usaha tani menghasilkan produk pertanian berupa bahan pangan, hasil
perkebunan, buah-buahan, bunga dan tanaman hias, hasil ternak, hewan dan

4
ikan. Pelaku kegiatan dalam subsistem ini adalah produsen yang terdiri dari
petani, peternak, pengusaha tambak, pengusaha tanaman hias dan lain-lain.
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan usahatani antara lain tenaga
kerja, lahan, modal, dan tingkat teknologi yang dipaakai.
C. Subsistem Agribisnis/agroindustri Hilir
Dalam subsistem ini terdapat rangkaian kegiatan mulai dari pengumpulan
produk usaha tani, pengolahan, penyimpanan dan distribusi. Sebagian dari
produk yang dihasilkan dari usaha tani didistribusikan langsung ke konsumen
didalam atau di luar negeri. Sebagian lainnya mengalami proses pengolahan
lebih dahulu kemudian didistribusikan ke konsumen. Pelaku kegiatan dalam
subsistem ini ialah pengumpul produk, pengolah, pedagang, penyalur ke
konsumen, pengalengan dan lain-lain. Industri yang mengolah produk usahatani
disebut agroindustri hilir (downstream). Peranannya amat penting bila
ditempatkan di pedesaan karena dapat menjadi motor penggerak roda
perekonomian di pedesaan, dengan cara menyerap/mencipakan lapangan kerja
sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat
pedesaan.
D. Subsistem Jasa Layanan Pendukung Agribisnis (kelembagaan)
Subsistem jasa layanan pendukung agribisnis (kelembagaan) atau supporting
institution adalah semua jenis kegiatan yang berfungsi untuk mendukung dan
melayani serta mengembangkan kegiatan sub-sistem hulu, sub-sistem usaha tani,
dan sub-sistem hilir. Lembaga-lembaga yang terkait dalam kegiatan ini adalah
penyuluh, konsultan, keuangan, dan penelitian. Lembaga penyuluhan dan
konsultan memberikan layanan informasi yang dibutuhkan oleh petani dan
pembinaan teknik produksi, budidaya pertanian, dan manajemen pertanian.
Untuk lembaga keuangan seperti perbankan, model ventura, dan asuransi yang
memberikan layanan keuangan berupa pinjaman dan penanggungan risiko usaha
(khusus asuransi). Sedangkan lembaga penelitian baik yang dilakukan oleh
balai-balai penelitian atau perguruan tinggi memberikan layanan informasi
teknologi produksi, budidaya, atau teknik manajemen mutakhir hasil penelitian
dan pengembangan.

5
2.3. Kaitan-Kaitan Dan Ruang Lingkup Agribisnis
Kaitan-kaitan ini mengundang para pelaku agribisnis untuk melakukan
kegiatannya dengan berpedoman pada “4-Tepat” (yaitu: tepat waktu, tempat,
kualitas, dan kuantitas), atau dengan istilah lain yaitu “3 Tas” (yaitu: kualitas,
kuantitas, dan kontinuitas). Kehadiran dan peranan lembaga-lembaga penunjang
sangat dibutuhkan dalam hal ini, misalnya kelancaran transportasi, ketersediaan
permodalan dan peraturan-peraturan pemerintah. Dengan pendekatan sistem
tersebut di atas, orientasi pembangunan mencakup seluruh aspek di dalam sistem
agribisnis yang dilaksanakan secara terpadu, dengan memperhatikan kelestarian
sumberdaya alam dan lingkungan hidup.
Ada lima bidang yang merupakan Ruang lingkup Agribisnis meliputi:
a. Pertanian
Pertanian dalam arti luas adalah proses menghasilkan bahan pangan,
ternak, serta produk-produk agroindustri dengan cara memanfaatkan sumber
daya tumbuhan dan hewan. Pemanfaatan sumber daya ini terutama berarti
budi daya (cultivation, atau untuk ternak: raising). Sedangkan pertanian
dalam arti sempit adalah proses menghasilkan bahan makanan. Pertanian
terbagi dalam dua jenis:
1. Pertanian Lahan Basah atau Sawah
Merupakan usaha tani yang dilaksanakan pada hamparan yang
sangat membutuhkan perairan. Perairan sawah biasanya dilakukan untuk
komoditi padi,jagung dan kacang-kacang.
2. Perairan Lahan Kering atau Ladang
Merupakan pertanian yang tidak membutuhkan
pengairan.Komoditas lading biasanya berupa palawija, umbi-umbian dan
holtikultura.
b. Perkebunan
Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu
pada tanah dan atau media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai,
mengolah dan memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut, dengan
bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, permodalan serta manajemen untuk
mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan masyarakat.

6
Perkebunan mempunyai fungsi ekonomi, yaitu peningkatan kemakmuran dan
kesejahteraan rakyat serta penguatan struktur ekonomi wilayah dan
nasional; fungsi ekologi, yaitu peningkatan konservasi tanah dan
air, penyerap karbon, penyedia oksigen, dan penyangga kawasan lindung; dan
sosial budaya, yaitu sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Perkebunan
merupakan usaha tani di lahan kering yang ditanami dengan tanaman industri
yang laku di pasar, seperti : karet, kelapa sawit, tebu, cengkeh , dan lain-lain.
c. Peternakan
Ternak adalah hewan yang dengan sengaja dipelihara sebagai sumber
pangan, sumber bahan baku industri, atau sebagai pembantu pekerjaan
manusia. Sedangkan Peternakan merupakan usaha tani yang dilakukan
dengan membudidayakan ternak.
Usaha ternak dibedakan atas:
 Peternakan unggas (ayam dan itik)
 Peternakankecil (kambing,domba,kelinci,babi dan lain-lain)
 Ternak besar (kerbau,sapi dan kuda)
d. Perikanan
Perikanan adalah kegiatan manusia yang berhubungan dengan pengelolaan
dan pemanfaatan sumberdaya hayati perairan. Sumberdaya hayati perairan
tidak dibatasi secara tegas dan pada umumnya mencakup ikan. Amfibi dan
berbagai avertebrata penghuni perairan dan wilayah yang berdekatan, serta
lingkungannya. Perikanan terdiri dari:
 Perikanan tangkap, dapat dibedakan menjadi perikanan perairan (sungai dan
danau) dan perikanan air laut.
 Perikanan budidaya, dapat dibedakan dalam perikanan kolam, perikanan
rawa, perikanan empang dan perikanan tambak.
e. Kehutanan
kehutanan adalah sistem pengurusan yang bersangkut paut dengan hutan,
kawasan hutan, dan hasil hutan yang diselenggarakan secara
terpadu. Prisipnya ialah segala kegiatan pertanian yang dilakukan untuk
mempoduksi atau memanfaatkan hasil hutan, baik yang tumbuh atau hidup
secara alami maupun yang telah dibudidayakan.

7
2.4. Untuk Apa Belajar Agribisnis
Agribisnis merupakan lapangan kerja yang dinamik dan menantang.
Banyak perusahaan besar telah berkonsolidasi dan akan tetap melanjutkan
usaha konsolidasi dengan perusahaan yang berkaitan dengan agribisnis.
Kesempatan kerja akan bertambah, khususnya pada bidang penjualan dan
pemasaran.
Sektor masukan dan sektor produk menawarkan kesempatan kerja yang
cukup terbuka, tetapi sebagaimana halnya dengan sektor perekonomian
lainnya, hal ini juga tergantung siklus pengangguran.
Agribisnis melibatkan multi sektor kehidupan manusia, berbagai hasil
pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan, berperan dalam
memenuhi kebutuhan manusia. Agribisnis terkait dengan pengelolaan
keanekaragaman hayati dan kekayaan biodiversity Indonesia, berperan dalam
degradasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan sekaligus berperan dalam upaya
menjaga ketahanan Sumber Daya Alam Indonesia. untuk itulah Agribisnis
sangat penting dipelajari.
Agribisnis dapat dibagi menjadi tiga sector yang saling tergantung
secara ekonomis, yaitu sektor masukan (input), produksi (farm), dan sektor
keluaran (output). Sektor masukan menyediakan perbekalan kepada para
pengusaha tani untuk dapat memproduksi hasil tanaman dan ternak. Contohnya
bibit, makanan ternak, pupuk, bahan kimia, mesin pertanian, bahan bakar, dan
banyak perbekalan lainnya.

8
BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Agribisnis sebagai suatu sistem, bukan sebagai sektor karena jika tidak
ada salah satu sub sistemnya maka agribisnis tidak akan berjalan.
Susbsistem agribisnis itu sendiri ialah Hulu, Usahatani, Hilir dan
Kelembagaan. Ruang lingkup agribisnis terdiri dari 5 bidang yaitu
pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan dan kehutanan. Kegiatan
agribisnis berpedoman pada 4 tepat yaitu tepat waktu, tempat, kualitas, dan
kuantitas
Agribisnis melibatkan multi sektor kehidupan manusia, berbagai hasil
pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan, berperan dalam
memenuhi kebutuhan manusia. Agribisnis terkait dengan pengelolaan
keanekaragaman hayati dan kekayaan biodiversity Indonesia, berperan
dalam degradasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan sekaligus berperan
dalam upaya menjaga ketahanan Sumber Daya Alam Indonesia. untuk
itulah Agribisnis sangat penting dipelajari.

3.2.Saran
Semoga dalam makalah ini sasaran yang dibahas dapat menuju apa yang
telah diharapkan dan memperoleh apa yang telah di tetapkan dalam
makalah ini, oleh sebab itu kami meminta kritikan dari pembaca guna
kesempurnaan makalah ini selanjutnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://dokumen.tips/download/link/makalah-agribisnis
https://www.jurnal.id/id/blog/2018-perkembangan-usaha-agribisnis-di-
indonesia/
http://ojonhery.blogspot.com/2017/10/ruang-lingkup-agribisnis.html
https://sitisofingah.wordpress.com/2015/06/16/model-dan-strategi-
pengembangan-pertanian-agribisnis/

10

Anda mungkin juga menyukai