Anda di halaman 1dari 6

AGROEKOSISTEM

1) Pengertian Agroekosistem
Aktivitas pertanian merupakan interaksi antara manusia dengan lingkungan alam yang memberikan arti bagi ekologi pertanian. Analisis agroekosistem merupakan hal baru yang dikembangkan untuk memperbaiki kapasitas kita dalam melihat persoalan-persoalan yang muncul dari penerapan berbagai teknologi di bidang pertanian. Khususnya persoalan yang muncul sejak Revolusi Hijau. Menurut pengertian agroekosistem adalah sistem ekologi yang dimodifikasi manusia dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, terutama bahan makanan.

Agroekosistem memiliki kaidah-kaidah ekologi umum yang memiliki khas tersendiri seperti yang terlihat pada ekosistem sawah dengan ekosistem lainnya. Agroekosistem dapat diartikan pula sebagai suatu unit yang tersusun oleh semua organism di dalam areal pertanaman bersama-sama dengan keseluruhan kondisi lingkungan dan lingkungan yang telah dimodifikasi manusia lebih lanjut, yaitu pertanian, industri, tempat rekreasi, dan aktifitas sosial manusia yang lainnya. (Anonymous, 2010)

Gambar : Agro Ekosistem di lahan Pertanian

Gambar : Komponen, fungsi, dan strategi meningkatkan keanekaragaman hayati dalam agroekosistem

2) Pengelolaan Agroekosistem
Pengelolaan Agroekosistem dikatakan sehat dan memenuhi standar jika memenuhi 4 aspek penting dalam agroekosistem. Di dalam suatu tatanan agroekosistem, terdapat empat aspek penting yang dapat mendukung terciptanya keseimbangan agroekosistem, yaitu : a) Produktivitas (Productivity). Measured either as yield or income per unit of input or resource i.e. yield/ha. Produktivitas dapat didefinisikan sebagai suatu tingkat produksi atau keluaran berupa barang atau jasa, misalnya produktivitas padi/ha/tahun. Hasil akhir panen atau pendapatan bersih, nilai produksi dibandingkan masukan sumber. Produktifitas selalu diukur dalam pendapatan per hektar, atau total produksi barang dan jasa per rumah tangga atau negara. Produktifitas juga dapat diukur dalam kilogram butiran, ikan atau daging, atau juga dapat dikonversikan dalam kalori, potein, vitamin atau unit-unit uang. Input sumberdaya dasar adalah tanah, tenaga kerja,dan modal.

Artinya, apabila produktifitas dari suatu agroekosistem itu tinggi maka hendaknya kebutuhan hidup bagi manusia akan terpenuhi, dan sepantasnya untuk diupayakan kondisi agroekosistem yang lestari. Namun, pada kenyataannya upaya konservasi terhadap agroekosistem itu jarang sekali dilakukan. Seharusnya disusun suatu model pendekatan agroekosistem yang di desain untuk pencegahan dan pengendalian terjadinya kemerosotan kualitas sumberdaya lahan dan lingkungan dan tetap mernpertahankan produktivitas pertanian. Karena, sejatinya keterpaduan dua aspek tersebut merupakan konsepsi pembangunan pertanian berkelanjutan dan melembagakan aspek ekologi ke dalam kebijakan ekonomi. b) Stabilitas (Stability). Measured as the constancy of the productivity. Stabilitas diartikan sebagai tingkat produksi yang dapat dipertahankan dalam kondisi konstan normal, meskipun kondisi lingkungan berubah. Suatu sistem dapat dikatakan memiliki kestabilan tinggi apabila hanya sedikit saja mengalami fluktuasi ketika sistem usaha tani tersebut mengalami gangguan. Sebaliknya, sistem itu dikatakan memiliki kestabilan rendah apabila fluktuasi yang dialami sistem usaha tani tersebut besar. Produktifitas menerus yang tidak terganggu oleh perubahan kecil dari lingkungan sekitarnya. Fluktuasi ini mungkin disebabkan karena perubahan iklim atau sumber air yang tersedia, atau kebutuhan pasar akan bahan makanan. Stabil, artinya dalam hal ini tercipta kondisi yang konsisten terhadap suatu hasil produksi. Namun secara menyeluruh, hal ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti variasi curah hujan, serangan hama periodik, fluktuasi harga, dll. c) Keberlanjutan (Sustainability). The ability of an agroecosystem to maintain productivity in respond to environmental disturbance. Kemampuan agroekosistem untuk memelihara produktifitas ketika ada

gangguan besar. Gangguan utama ini berkisar dari gangguan biasa seperti salinasi tanah, sampai ke yang kurang biasa dan lebih besar seperti banjir, kekeringan atau terjadinya introduksi hama baru. Aspek keberlanjutan sebenarnya mengacu pada bagaimana

mempertahankan tingkat produksi tertentu dalam jangka panjang. Apakah pada kondisi tertentu produktivitas dapat dipertahankan dari waktu ke waktu (artinya bisa sustain). Prinsipnya, keberlanjutan melibatkan kemampuan manajemen pertanian untuk mempertahankan fungsi agroekosistem (termasuk produksi) , meskipun proses-proses ekologi alami yang cenderung mengubah agroekosistem menuju suatu titik degradasi. Seperti dengan

stabilitas, keberlanjutan (sustainability) memiliki berbagai kebijakan yang terkait dengan tindakan berbagai produktivitas. Beberapa langkah keberlanjutan bisa tinggi sementara yang lain rendah untuk agroekosistem yang sama. d) Pemerataan (Equitability). Expresses how evenly the products of an agroecosystem are distributed among its human beneficiaries >Prosperity. Aspek Ekuitabilitas digunakan untuk menggambarkan bagaimana hasil-hasil pertanian dinikmati oleh segenap lapisan masyarakat. Contoh apabila suatu sistem usaha tani dapat dikatakan memiliki suatu ekuitabilitas atau pemerataan sosial yang tinggi apabila penduduknya memperoleh manfaat pendapatan, pangan, dan lain-lain yang cukup merata dari sumber daya yang ada. Indikatornya antara lain rata-rata keluarga petani memiliki akses lahan yang luasnya tidak terlalu berbeda atau senjang. Pemerataan biasanya diukur melalui distribusi keuntungan dan kerugian yang terkait dengan produksi barang dan jasa dari agroekosistem.

3) Metode Budidaya Agroekosistem


Metode bubidaya agroekosistem atau yang biasa disebut Konsep agroekosistem adalah sistem ekologi yang terdapat didalam lingkungan pertanian, yang biasanya merupakan sistem alami yang terjadi setelah dibentuk oleh manusia. Seperti yang kita ketahui, di dalam suatu ekosistem tentunya terdapat berbagai komponen, dari yang abiotic sampai dengan yang biotik. Di dalam agroekosistem juga demikian, dan antara komponen-komponen tersebut menjalin interaksi satu sama lain yang apabila interaksi tersebut normal, akan terjadi sebuah keseimbangan ekosistem dan sebaliknya apabila tidak normal, atau ada salah satu di ntara komponen tersebut yang jumlahnya melampaui batas, missal meledaknya hama maka interaksinya akan terganggu dan tidak akan seimbang. Komponen abiotik dan biotik di dalam agroekosistem saling berinteraksi untuk mencapai keseibampangan ekosistem pertanian. Kebutuhan pangan atau sumber nutrisi bagi faktor biotik tersedia dengan adanya faktor abiotik tanah, air, unsur hara, dan anasir iklim yang mendukung nutrisi dalam tanah maupun udara menjadi tersedia. Adanya daur unsur atau daur biogeokimiawi di alam menunjukkan keterkaitan antara faktor biotik dan abiotik.

Komponen Agroekosistem terdiri dari komponen biotik dan abiotik : A. Komponen Biotik a. Produsen Jasad-jasad hidup yang mampu menangkap energi matahari dan membentuk bahan-bahan yang mengandung energi (tumbuh-tumbuhan berklorofil hijau). b. Konsumen Jasad-jasad hidup yang memakan tumbuh-tumbuhan dan atau hewan; mampu membentuk bahan-bahan organis yang lebih tinggi mutunya dari bahan yang dimakannya. Konsumen terbagi menjadi herbivora, karnivora, omnivora. c. Decomposer Jasad-jasad hidup (mikrobia) yang dapat mengurai sisa-sisa dari jasad hidup yang mati (proses mineralisasi) d. Tanaman atau vegetasi Tanaman dalam agroekosistem berfungsi sebagai produsen atau unsur/ komponen yang diusahakan oleh manusia untuk budidaya. e. Hewan Hewan sebagai penyeimbang atau pendukung komponen-komponen dalam agroekosistem. Contoh : cacing membantu menyuburkan tanah. B. Komponen Abiotik a. Air Tak kurang dari 50% penyusun tubuh organisme terdiri atas air. Oleh sebab itu air merupakan salah satu komponen abiotik yang sangat menentukan kelangsungan hidup organisme. Kalau kita perhatikan berbagai daerah di sekitar kita maka ada daerah yang kaya akan air, tapi ada pula daerah kering. Perbedaan keadaan tersebut menyebabkan cara adaptasi organisme berbeda-beda. Organisme yang hidup pada daerah kurang air/kering memiliki cara untuk mendapatkan air serta menghemat air. b. Udara Gas-gas di atmosfer ini di samping sebagai selimut bumi, juga sebagai sumber berbagai unsur zat tertentu, seperti oksigen, karbon dioksida, nitrogen, dan hidrogen. Udara juga merupakan komponen utama tanah, tanah yang cukup pori atau rongganya akan baik pertukaran udara atau aerasinya. Tanah yang baik aerasinya akan baik proses mineralisasinya. c. Suhu Setiap makhluk hidup memerlukan suhu lingkungan tertentu. Hal ini dapat diterima oleh akal kita karena pada setiap tubuh makhluk hidup akan berlangsung proses kimia. Semua makhluk hidup dimanapun berada selalu menghindari suhu lingkungan yang terlalu tinggi, dan terlalu rendah, tetapi selalu berusaha untuk mendapatkan suhu lingkungan yang optimum.

d. Tanah Tanah merupakan komponen sumberdaya alam yang mencakup semua bagian padat di atas permukaan bumi, termasuk semua yang ada di atas dan didalamnya yang terbentuk dari bahan induk yang dipengaruhi oleh kinerja iklim, jasad hidup, dan relief setempat dalam waktu tertentu. Dalam satu toposekuen akan dijumpai berbagai jenis tanah, sebagai akibat adanya perbedaan bahan induk, iklim, topografi dan penggunaan lahan (Hardjowigeno, 2003). e. Cahaya Cahaya matahari merupakan komponen abiotik yang berfungsi sebagai sumber energi primer bagi ekosistem. Keberadannya mampu mempengaruhi dan mengontrol organisme yang ada pada suatu ekosistem. f. Salinitas Salinitas berhubungan erat dengan pH tanah. Jika pH tanah semakin tinggi maka akan menghambat proses pertumbuhan tanaman. Karena ada beberapa tanaman yang tidak cocok dengan pH yang tinggi. (Anonymous, 2010)

PENUTUP
Dari pembahasan di atas kita dapat menyimpulkan bahwa agroekosistem merupakan suatu ekosistem batan manusia yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Agroekosistem mempunyai komponen-komponen yang saling berinteraksi satu sama lain yang apabila interaksinya tidak normal atau salah satu sari komponennya melebihi batas normal akan mengakibatkan masalah. Dan apabila interaksi berjalan normal maka akan tercipta suatu keseimbangan.

Anda mungkin juga menyukai