Anda di halaman 1dari 3

EKOSISTEM PERTANIAN (AGROEKOSISTEM)

Agroekosistem adalah sebuah sistem lingkungan yang telah dimodifikasi dan dikelola oleh manusia
untuk kepentingan produksi pangan, serat dan berbagai produk pertanian lain (Conway, 1987).

Agroekosistem tidak memiliki kontinyuitas temporal (tidak stabil). Keberadaannya hanya dalam waktu
yang terbatas dan sering mengalami perubahan iklim mikro secara mendadak akibat tindakan
manusia, seperti pencangkulan, penyiangan, pengairan dan sebagainya.
 Struktur agroekosistem didominasi oleh jenis tanaman tertentu yang dipilih oleh manusia dan
sering merupakan tanaman baru yang dimasukkan ke dalam ekosistem tersebut.
 Agroekosistem pada umumnya tidak memiliki keragaman biotik dan genetik yang tinggi sehingga
kurang stabil.
 Umur tanaman yang ada dalam agroekosistem relatif seragam.
 Terdapat masukan berupa pupuk, pestisida dan air irigasi, sehingga jaringan tanaman menjadi
kaya akan unsur hara dan air.
 Akibat dari sifat-sifat tersebut di atas, dalam agroekosistem sering terjadi letusan populasi
organisme pengganggu tumbuhan (OPT).

Pengelolaan OPT dalam Agroekosistem

Pengelolaan OPT dalam agroekosistem memerlukan perencanaan, karena merupakan suatu


tindakan yang mengoptimalkan pengendalian OPT secara ekonomi dan ekologi • Oleh karena itu
semua tindakan pengendalian harus didasarkan pada aspek ekonomi dan ekologi yang secara pasti
telah sesuai dengan kondisi masyarakat setempat.

Analisis Agroekosistem dalam Pengelolaan OPT


OPT dapat dikendalikan dengan baik jika dilakukan pendekatan analisis agroekosistem sebagai
berikut :
 Melakukan pengambilan contoh secara rutin (pemantauan) untuk mengetahui perkembangan OPT
dan musuh alaminya.
 Menetapkan faktor yang berpengaruh terhadap mortalitas OPT.
 Menetapkan status OPT.
 Membuat keputusan pengendalian.
 Melakukan tindakan pengendalian.
Agroekosistem, Suatu Ekosistem Penyedia Pangan

“Pangan”, apa yang kita pikirkan jika terbesit kata tersebut? Kebutuhan pokok paling utamakah?
Sebagai kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia maka sudah sepantasnya pangan dijadikan isu
strategis dalam pembangunan. Penyediaan pangan sebagai kebutuhan pokok diperlukan untuk
memenuhi konsumsi pangan bagi masyarakat secara berkelanjutan. Program ketahanan pangan
sukses terwujud apabila ketersediaan pangan terpenuhi.
Pernahkah terpikir bagaimana tersedianya pangan di negeri ini? Kita ambil contoh saja beras sebagai
bahan pangan pokok yang paling utama dan favorit di negara kita yang terkenal dengan negara
agraris. Dari manakah asalnya beras yang nantinya kita konsumsi untuk memenuhi kebutuhan energi
kita sehari-hari? Semua itu kita peroleh dari usaha yang dilakukan di sektor pertanian.
Pertanian pangan adalah usaha manusia untuk mengelola lahan dan agroekosistem dengan bantuan
teknologi, modal, tenaga kerja, dan manajemen untuk mencapai kedaulatan dan ketahanan pangan
serta kesejahteraan rakyat. Jelas disebutkan bahwa cakupan wilayah kerja pertanian pangan adalah
lahan pertanian sebagai bidang lahan yang digunakan untuk usaha pertanian dan agroekosistem.
Agroekosistem atau dikenal juga dengan ekosistem pertanian merupakan ekosistem buatan manusia
dan dibina untuk keperluan produksi pertanian. Seperti halnya pada ekosistem lainnya, di dalam
agroekosistem terdapat sumber daya alam hayati dan non hayati. Indonesia memiliki potensi
agroekosistem yang cukup untuk mendukung pengembangan pertanian diantaranya adalah
ketersediaan tanah, air, hara, dataran rendah dan tinggi, curah hujan yang merata di sebagian
wilayah, sinar matahari yang terus menyinari sepanjang tahun, kelembaban udara dan organisme-
organisme yang mendukung keberlanjutan pertanian. Manusia dalam hal ini petani memainkan
peranannya untuk mengelola semua sumber daya yang ada di dalam agroekosistem untuk mencapai
produktivitas pertanian yang optimal.
Banyak opini miring terkait keberadaan dan pengadaan agroekosistem karena
termasuk ekosistem buatan yang memiliki keanekaragaman biotik rendah, bahkan untuk beberapa
jenis komoditas dengan tuntutan produktivitas maksimal akan terjadi pola keanekaragaman biotik
yang makin seragam, sehingga terdapat kesimpulan agroekosistem menyederhanakan struktur
komunitas, membuat beragam menjadi seragam.
Selain opini miring di atas ternyata pertanian juga menyumbangkan beberapa jasa lingkungan
sebagai contoh pada ekosistem sawah mempunyai jasa lingkungan positif seperti mengatur tata air,
mengurangi erosi, mempertahankan biodiversitas fauna dan flora akuatik meskipun tidak
sebesar ekosistem alami. Sedangkan pada sub sektor hortikultura dan perkebunan pada komoditas
jenis tanaman pohon-pohonan mempunyai jasa lingkungan positif seperti mitigasi perubahan iklim
melalui penyerapan CO2 yang relatif tinggi dan meningkatkan daya infiltrasi tanah serta mengurangi
risiko erosi dan tanah longsor. Semua jasa lingkungan positif dari pertanian tidak terlepas juga dari
sistem penggunaan dan pengelolaan lahan.
Semakin pesatnya pembangunan ekonomi sekarang ini membuat tarik menarik kepentingan yang
berakibat pada perubahan fungsi lahan. Konversi lahan pertanian ke non pertanian merupakan
momok yang menakutkan bagi keberlanjutan agroekosistem terutama di Pulau Jawa. Sungguh ironis
di saat tuntutan penyediaan pangan semakin meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk
terjadi penyusutan jumlah lahan pertanian, sehingga untuk meningkatkan atau bahkan cuma
mempertahankan produktivitas pertanian harus ditempuh dengan program intensifikasi yang justru
berdampak tidak baik pada agroekosistem itu sendiri.
Dari sisi regulasi, upaya pengendalian alih fungsi lahan melalui Undang-Undang Nomor 41 Tahun
2009 Tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (PLP2B) dan Peraturan
Pemerintah pendukungnya, belum sepenuhnya berjalan sebagaimana yang diharapkan karena
konversi lahan pertanian ke non pertanian seperti perumahan dan industri terus berlangsung. Hal ini
menjadi tantangan yang cukup berat bagi keberlanjutan produksi pertanian dan terwujudnya
ketahanan pangan, mengingat ketersediaan lahan dalam usaha pertanian merupakan conditio sine-
quanon (syarat mutlak) untuk mewujudkan peran sektor pertanian yang berkelanjutan.

Sumber:
http://hortikultura.litbang.pertanian.go.id/Modul%20PTT/Bawang_Merah/Agroekosistem.pdf

http://jateng.tribunnews.com/2017/06/22/agroekosistem-suatu-ekosistem-penyedia-pangan

Anda mungkin juga menyukai