Anda di halaman 1dari 32

Manfaat dan resiko lingkungan

dalam pembangunan

Analisis resiko lingkungan


Untuk dapat mengelola risiko lingkungan diperlukan
Analisis Resiko Lingkungan (ARL). ARL ini dapat
digunakan sebagai bagian Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL) atau terlepas darinya.

Arti risiko lingkungan dalam analisis


dampak lingkungan
Resiko (manfaat) lingkungan adalah suatu faktor
atau proses dalam lingkungan yang mempunyai
kementakan tertentu untuk menyebabkan konsekuensi
yang merugikan (menguntungkan) kepada manusia atau
lingkungannya (Soemarwoto, 2005).
Berdasarkan batasan di atas, baik risiko maupun
manfaat mengandung unsur tidak pasti.

lanjutan

Kementakan terjadinya dapat tinggi atau rendah, tetapi tidak


dapat dikatakan pasti akan terjadi atau pasti tidak akan terjadi.
Karena itu menurut batasan tersebut, risiko tidaklah sama dengan
biaya yang bersifat pasti.
Demikian pula manfaat tidaklah sama dengan keuntungan
atau istilah manfaat dalam kehidupan sehari-hari yang bersifat
pasti. Di dalam Analisis Dampak Lingkungan banyak prakiraan
mengandung ketidakpastian. Karena itulah ada kementakan besar
atau kecil, prakiraan yang disebut ANDAL di kemudian hari
ternyata tidak benar. Karena itu akronim ANDAL memberikan
kesan salah pada masyarakat, seolah-olah proyek yang telah
disertai ANDAL sudahlah beres dan aman, yaitu sudah bisa
diandalkan.

lanjutan

Sumber ketidakpastian dalam prakiraan kita bermacam-macam,


yakni:
1.
2.

3.
4.

Kesalahan metodologi, contoh pemilihan metode prakiraan, pengambilan


contoh, dan pengukuran data.
Pengetahuan kita yang terbatas tentang sifat dan kelakuan sistem yang
kita perkirakan, misal fluktuasi alamiah, dan tanggapan suatu sistem
dalam perubahan. Contoh: prakiraan berbagai dampak pembangunan.
Kementakan kejadian yang rendah (low probability event). Contoh :
bocornya zat radioaktif dari PLTN di Three Mile Island.
Kejadian yang tidak dapat diperkirakan. Kesalahan manusia waktu
pengoprasian suatu instrumen atau penilaian (jugment), tidak dapat
diprakirakan. Contoh pecahnya perang Arab-Israel dalam tahun 1973
yang diikuti oleh penggunaan minyak sebagai senjata diplomatik oleh
OPEC yang menimbulkan krisis energi dan melonjaknya harga minyak,
ini merupakan contoh kelakuan manusia yang tidak dapat diprakirakan
sebelumnya .
( Soemarwoto,2005:218)

Hal-hal yang bisa dilakukan untuk


mengurangi ketidakpastian
1. Memperbaiki metodologi ANDAL.
Contoh meminta bantuan seorang atau beberapa pakar yang
berpengalaman, menggunakan peralatan yang lebih baik dan
melakukan kalibrasi serta standarisasi antar-lembaga.
2. Menambah pengetahuan kita tentang sistem tersebut, baik dari literatur
dan penelitian baru maupun data statistik jangka panjang.
Misalnya fluktuasi alamiah dapat dibatasi, jika tersedia data
statistik yang cukup banyak yang meliputi jangka panjang waktu
panjang, cara ini dilakukan untuk digunkaan memprediksi prakiraan
banjir 50-an atau 100-an.
3. Prakiraan dalam ANDAL haruslah disertai dengan keterangan tentang
ketidakpastian prakiraan tersebut.
Keterangan itu dapat dalam bentuk angka standart deviasi, angka
kementakan, atau keterangan verba.

Dasar analisis resiko lingkungan


Analisis Risiko Lingkungan (ARL) terdiri beberapa langkahlangkah yang tertera pada Gambar 1. Analisis risiko Lingkungan
(ARL)terdiri beberapa langkah. Model umum Analisis Resiko
Lingkungan yang dikutip dari kuliah Dr. J.E Dooley di Lembaga
Ekologi, UNPAD. ARL dimulai dari analisis aktivitas , baik
aktivitas oleh manusia maupun alam yang menjadi sumber
terjadinya ancaman bahaya potensial. Analisis ini disusul oleh
analisis proses, analisis pendedahan, analisis konsekuensi dan
analisis manfaat/risiko. Di bawah masing-masing kotak analisis
dicantumkan ketidakpastian utama. Nampaknya masing-masing
langkah mengandung ketidakpastian.

lanjutan

Langkah-langkah dalam ARL serupa dengan langkah-langkah pada


Analisis Dampak Lingkungan, karena itu dalam hal ARL merupakan
bagian dari ANDAL. Langkah itu dapat dan seyogyanya diintergarsikan
dalam ANDAL. Perbedaan utama terletak dalam prakiraan: pada ANDAL
umumnya prakiraan bersifat Deterministik dan ARL bersifat Probabilistik.
Misalnya pada ANDAL prakiraan sering berbentuk: jumlah jenis
akan turun dari y menjadi x
Dalam ANDAL yang lebih canggih dinyatakan ketidakpastian dalam
bentuk: Jumlah jenis akan turun dari y menjadi b
Dalam ARL akan terjadi penurunan jumlah jenis pun tidaklah
dianggap pasti, sehingga kita nyatakan:
terdapat kemetakan p akan terjadi penurunan jumlah jenis dari y a
menjadi x b.
Dengan demikian ARL tidak menggantikan ANDAL melainkan
menyempurnakan ANDAL. ANDAL tersebut menjadi lebih canggih.

Metode prakiraan risiko


Soemarwoto (2005:223) membedakan metode prakiraan risiko dalam prakiraan
langsung dan prakiraan tidak langsung.

a. Prakiraan langsung
Resiko dapat dinyatakan dengan rumus:
R= f(p.K)
Keterangan:
R : risiko
p : kemetakan
K:Konsekuensi
Rumus ini menunjukan besarnya risiko merupakan fungsi besarnya kemetakan
dengan konsekuensi tertentu. Umumnya, makin serius konsekuensi yang dihadapi,
makin kecil kementakan yang terjadi.

lanjutan

Contoh: berdasarkan data curah hujan dan debit sungai jangka


panjang serta karakteristik DAS, besar banjir menurut frekuensi berulang
diperkirakan, yaitu banjir 10 tahunan, banjir 25 tahunan, dan seterusnya.
Kemudian dengan menggunakan data peta topografi, dan peta tata guna
lahan sepanjang sungai, pola permukiman, besarnya penduduk bisa
diprakirakan risiko terjadinya kerusakan dan jatuhnya korban pada
masing-masing jenis banjir.
Disamping data statistik besarnya risiko harus didasarkan juga pada
asumsi tertentu. Berdasarkan asumsi itu disusunlah suatu skenario.
Biasanya untuk suatu masalah disusun beberapa skenario, yaitu berturutturut terburuk, sedang dan ringan. Masing-masing mempunyai nilai risiko
tertentu.
Pada penggunaan ARL sebagai bagian ANDAL harus pula
dilakukan pelingkupan, yaitu identifikasi risiko yang penting.
Perhitungan berbagai jenis risiko yang penting itu merupakan profil
resiko daerah tempat proyek yang sedang direncanakan. Profil resiko
tersebut menjadi landasan untuk penyusunan garis dasar risiko ANDAL.

lanjutan

b. Prakiraan tidak langsung


Letusan dan kebocoran zat beracun Bhopal dan PLTN di Chenobyl
adalah kejadian langka. Karena itu tidak cukup tersedia data statistik
untuk melakukan perhitungan langsung.
Risiko dihitung secara tidak langsung berdasarkan terjadinya
kecelakaan dengan tingkat konsekuensi tertentu pada industri dan
instansi lain. Kecelakaan dapat disebabkan oleh pecahnya pipa, macetnya
pompa, bocornya kran, dan kegagalan bekerja komponen lainnya serta
kesalahan manusia. data statistik dari masing-masing kegagalan itu dapat
dikumpulkan dari industri dan instansi lain itu, sehingga kementakan
kegagalan bekerjanya masing-masing dihitung. Umumnya masingmasing kegagalan tidaklah menyebabkan kecelakaan yang besar.
Kecelakaan besar terjadi, apabila terjadi koinsidensi, yaitu terjadinya
bersama-sama secara simultan atau berurutan, dan beberapa kegagalan.

lanjutan

Cara analisis prakiraan tidak langsung ini dikenal dengan nama


Probabilistik Risk Assessment (PRA). Hasil PRA ialah suatu distribusi
kementakan konsekuensi K yaitu kementakan p per tahun-industri atau
tahun reaktor (reactor-year) dengan konsekuensi pada tingkat K
(Weinberg, 1986).
Teknik yang umum digunakan adalah disebut analisis pohon
kegagalan (fault tree analysis), (Herney &Kumamoto, 1981).
Analisis pohon kegagalan ada dua cara:
Pertama, dimulai dari suatu kejadian.
Misalnya kebakaran, ledakan dan bekerja mundur sampai ke
penyebabnya. Analisis ini digunakan jika terjadinya telah diidentifikasi
atau telah terjadi.

lanjutan

Kedua, dimulai dari penyebab dan bekerja maju sampai kejadian


yang mungkin terjadi. Yang akhir ini digunakan pada perencanaan
proyek, jadi bagian dari AMDAL, atau untuk mengevaluasi risiko
sebuah pabrik atau instalansi lain yang sedang operasional, yaitu bagian
dari audit lingkungan.
Contoh perhitungan :
Sebuah pabrik pengemasan udang akan dibangun dan terdapat
risiko kebocoran gas amonia: kebocoran gas amonia yang besar dapat
meluas ke ke luar pabrik. Di dekat pabrik terdapat sebuah desa dengan
penduduk 500 orang. Penelitian menghasilkan data sebagai berikut:
Kemetakan kebocoran besar: P1 = 2 x 10-4/tahun (data statistik)
Kementakan seorang pekerja ada di tempat kebocoran: P 2 = 0,8 (analisis
proses dan analisis pendedahan);

lanjutan

Kementakan kematian: P3 = 0,06 (analisis konsekuensi);


Besarnya jumlah penduduk di tempat kebocoran = 500 orang
Kementakan terjadinya kematian 5 orang : P4 = 0,01 (analisis
konsekuensi);
Kementakan terjadinya cidera pada 100 orang: P5 = 0,15;
Risiko individual kematian seorang pekerja ialah :
2 x 10-4x 0,8x 0,06 = 1 x 10-5tahun
Risiko masyarakat untuk mengalami kematian 5 orang ialah :
2 x 10-4 x 0,01=2 x 10-6/tahun
Risiko masyarakat untuk mengalami cidera 100 orang ialah :
2 x 10-4 x 0,15 = 3 x 10-5/tahun
Catatan: angka-angka di atas bersifat hipotesis, sekedar sebagai
contoh perhitungan.

Evaluasi dampak
Dampak dapat dievaluasi secara informal dan formal.
a. Metode informal
Metode informal yang sederhana ialah dengan memberi
verbal, misalnya kecil, sedang dan besar. Cara lain dengan
memberi skor, misalnya dari 1 sampai 5 tanpa patokan yang
jelas.
b. Metode formal
Metode formal dapat dibedakan menjadi 2 yaitu ;
Metode pembobotan
Metode ekonomi

lanjutan

Metode pembobotan
Metode ini ditentukan secara eksplisit dengan contoh sebuah sistem
pembobotan menurut Bettelle untuk pengembangan sumberdaya air (Dee
et al, 1973). Dalam sistem Bettelle ini lingkungan dibagi dalam 4 katagori
utama, yaitu ekologi, fisik, estetik dan kepentingan sosial/manusia.
Komponen dibagi dalam indikator dampak. Masing-masing kategori,
komponen dan indikator dampak dinilai pentingnya relatif terhadap yang
lainnya dengan menggunakan angka desimal antara 0 dan 1.

Prosedur pemberian bobot ialah:


Langkah 1. Pilih sekelompok orang dan terangkan kepada mereka secara
terinci konsep pembobotan dan penggunaannya.
Langkah 2. Buat daftar kategori dampak. Mintalah kepada masing-masing
orang untuk sendiri-sendiri membuat daftar urutan katagori dari yang
terpenting sampai paling rendah tingkat pentingnya.

lanjutan

Langkah 3. Masing-masing orang memberi nilai 1 pada kategori


pertama dalam daftarnya. Kemudian ia diminta untuk membuat
perkiraan nilai kategori kedua dibandingkan dengan yang pertama.
Perkiraan ini dinyatakan sebagai desimal 0 dan 1.
Langkah 4. Setiap orang membuat perkiraan yang serupa untuk
berturut-turut kategori ketiga, keempat, dst.
Langkah 5. Rata-rata nilai semua individu dihitung.
Langkah 6. Hasil kelompok ditunjukan kepada semua orang.
Langkah 7. Eksperimen diulang dengan kelompok orang yang sama.
Langkah 8. Eksperimen diulang dengan kelompok orang lain untuk
menguji apakah hasilnya dapat di reproduksi.

lanjutan

Mongkol (1982) membuat modifikasi sistem evaluasi lingkungan


Battelle. Pertama, fungsi nilai tidaklah dibuat dari grafik mutu
lingkungan terhadap indikator dampak, melainkan grafik mutu
lingkungan terhadapM/S. M ialah indikator dampak dan S ialah batas
maksimum batau minimum indikator dampak yang tidak boleh
dilampui. Modifikasi kedua adalah mongol tidak menggunakan biaya
lingkungan netto atau manfaat lingkungan netto. Melainkan nisbah
manfaat/biaya lingkungan sebgai berikut:
Pos. E
Nisbah manfaat/biaya lingkungan =
Neg. E
Keterangan ;
Pos. E = jumlah total dampak positif
Neg. E = jumlah total dampak negatif.

lanjutan

Metode ekonomi

Metode ini diterapkan pada dampak yang mempunyai nilai uang.


Contoh dampak penurunan produksi padi. Untuk dampak yang tidak
mempunyai nilai uang penerapan metode ini masih mengalami
banyak kesulitan. Cara umum yang dipakai adalah untuk memberikan
bayangan itu didasarkan pada kesediaan orang atau pemerintah untuk
membayar atau untuk menerima ganti rugi untuk lingkungan yang
terkena dampak tersebut. Misalnya pemerintah mengalokasikan
anggaran belanja tertentu untuk penjagaan dan pemeliharaan cagar
alam dan taman nasional.
Menurut Hueting ( 1980), harga bayangan fungsi lingkungan
adalah biaya marginal pembersihan pada restorasi optimum fungsi
tersebut (Soemarwoto, 2005:236).

lanjutan

Berdasarkan konsep tersebut pada dasarnya semua fungsi atau


indikator lingkungan yang dapat diberi baku mutu dapat diberi harga
bayangan, yaitu uang yang diperlukan untuk mengembalikan kualitas dan
ketersediaan indikator lingkungan dan sumber daya yang mengalami
kerusakan karena kegiatan produksi atau konsumsi pada baku mutu yang
ditentukan (hueting, 1987).
Hueting memberikan contoh: pemerintah menentukan baku mutu laju
erosi tanah sebesar a mm/tahun. Suatu daerah terkena dampak kegiatan
tertentu dan terjadi laju erosi sebesar b mm/tahun dan b> a.
Tindakan diperlukan untuk menurunkan laju erosi hingga tidak
melampaui a mm/tahun dan menjaga kondisi tersebut, yaitu:
Membuat saluran irigasi pada garis kontur yang tinggi agar para
petani membuat sawah di bawah garis kontur tersebut sehingga
menghindari terjadinya erosi.
Reboisasi di atas saluran tersebut.
Membuat sengkedan di bawah saluran.

lanjutan

Membuat drainase jalan dan apabila perlu mengubah konstruksi jalan


agar sedapat-dapatnya mengikuti kontur.
Menetapkan hak milik atau dan hak guna lahan sebagai insentif
kepada petani untuk pemeliharaan saluran, sengkedan, dan hutan.
Menanam modal untuk industri lokal untuk menciptakan lapangan
pekerjaan baru sehingga tekanan penduduk dapat dikurangi dan para
petani tidak membuka lahan baru yang marjinal.
Merehabilitasi lahan kritis untuk mengurangi tekanan penduduk.
Memberi penyuluhan tentang tindakan yang perlu diambil untuk
mengurangi resiko erosi.
Mengangkat pegawai dari penduduk lokal untuk pengawasan.

Biaya untuk tindakan tersebut di atas merupakan biaya bayangan


sosial fungsi lingkungan atau sumberdaya tersebut.

Evaluasi resiko
Evaluasi resiko bersifat subyektif, evaluasi ini sangat dipengaruhi
oleh pesepsi orang terhadap resiko. Menurut Whyte & Burton (1982)
untuk pakar yang menganalisis resiko, resiko dinyatakan sebagai
berikut:
R = Kementakan x Konsekuensi
Akan tetapi bagi masyarakat umum persepsi risiko adalah
R = Kementakan x (Konsekuensi) p
Besarnya eksponen p dipengaruhi oleh banyak faktor. Daftar 1
menyajikan faktor yang mempengaruhi kesediaan mayarakat untuk
menerima risiko.

lanjutan

Rumitnya evaluasi risiko yakni, mempunyai dua faktor utama


yang selalu diingat, pertama adanya ketidakpastian ilmiah dan kedua,
persepsi masyarakat terhadap risiko hanyalah sebagian saja
didasarkan pada bukti ilmiah. Mengingat rumitnya evaluasi risiko
pada pakar menyarankan, agar evaluasi risiko dijalankan melalui
proses negosiasi dan mediasi dengan masyarakat (Bidwell et al.
Klapp, 1987).
Penelitian Bidwell et al ( 1987) menunjukkan beberapa prinsip
umum, yaitu:

Dapat diterimanya suatu keputusan dengan mudah dapat


dipengaruhi oleh kelompok-kelompok berkepentingan (interest
group), yaitu kelompok yang terkena risiko dan kelompok yang
berminat.

Politik dapat dengan mudah membuat suatu masalah spesifik


menjadi masalah yang jauh lebih luas.

lanjutan

Jika kelompok yang menentang diajak ikut serta dalam proses


pengambilan keputusan, walaupun pada tahap yang telah lambat,
kementakannya lebih kecil mereka akan menghambat pelaksanaan
keputusan yang diambil.
Konsensi sederhana, misalnya kompensasi, dapat memainkan
peranan yang penting dalam proses.
Evaluasi teknis formal, jika dilakukan oleh instansi peerintah sendiri
saja atau oleh salah satu kelompok berkempetingan sendiri saja, akan
menjauhkan kelompok berkepentingan yang lain dan tidak dapat
menarik dukungan mereka.
Evaluasi teknis formal, dapat merupakan sarana yang berguna dalam
proses pengambilan keputusan bersama.
Ketidakpastian ilmiah karena data yang tidak cukup atau temuan
yang saling berlawanan, dapat menimbulkan kontriversi, akan tetapi
jarang merupakan hambatan kritis untuk mencapai keputusan yang
dapat diterima bersama.

Amalgamasi
Tujuan amalgamasi adalah untuk mempermudah pemilihan
alternatif oleh pengambil keputusan.
Pengertian amalgamasi adalah merangkum semua nilai yang
didapat menjadi satu atau sejumlah kecil indeks dampak
komposit. Amalgamasi disebut juga agregat.
Sistem evaluasi lingkungan Batelle juga menghasilkan
indeks dampak komposit dengan satuan dampak lingkungan.

lanjutan

Keterangan ;
Dk = Indeks dampak komposit,
SDLdpi = Satuan Dampak Lingkungan dengan proyeksi,
SDLtp = Satuan Dampak Lingkungan tanpa proyek.
Metode amalgamasi lain yang terkenal ialah metode tumpang
tindih, McHarg(1969). Teknik ini pertama kali digunakan oleh
McHarg (1969), antara lain, untuk menentukan rute jalan raya.
McHarg mengidentifikasi faktor-faktor yang penting dalam
konstruksi jalan raya, baik faktor fisik secara tradisional
diperhitungkan oleh insinyur jalan raya, maupun faktor biologi
dan sosial ekonomi, misalnya: kemiringan lereng, drainase
permukaan, drainase tanah, kepekaan terhadap erosi, nilai tanah,
nilai sejarah, nilai rekreasi dan nilai permukiman.

lanjutan

McHarg menyatakan faktor yang kurang sesuai untuk kostruksi jalan


akan menaikkan biaya konstruksi jalan dan biaya sosial, mengingat
masyarakat menampung biaya konstruksi jalan itu, seperti melalui pajak
yang dibayarnya. Demikian pula kerusakan faktor biologis dan faktor
sosial ekonomi oleh konstruksi jalan raya merupakan biaya sosial.
Konstruksi jalan raya itu haruslah mempunyai biaya sosial serendahrendahnya.
Untuk mengidentifikasi rute jalan raya mempunyai biaya terendah,
dibuatlah oleh McHarg pada bahan transparan peta bertema (tematik)
masing-masing faktor yang dianggap penting untuk daerah yang
direncanakan akan dilalui jalan raya, masing-masing peta menunjukkan
tiga zona, yaitu zona 1 dengan nilai sosial tertinggi digambar dengan
warna kelabu tua, zona 2 dengan nilai sosial sedang digambar dengan
warna kelabu muda dan zona 3 dengan nilai sosial rendah digambar
dengan warna putih.
Metode McHarga bukanlah metode untuk mengidentifikasi dampak
melainkan metode untuk memilih alternatif dengan nilai dampak negatif
terendah.

Untung rugi amalgamasi


Dengan amalgamasi pengambil keputusan hanya mempertimbangkan
satu angka, sedangkan tanpa indeks komposit pengambil keputusan
harus menghadapi banyak data yang sebagian bersifat verbal.
Dalam metode Leopold dan Battelle, tinggal memilih indeks terkecil,
dalam metode Mongkol indeks terbesar dan dalam metode Mcharg
warna termuda atau putih. Banyak perdebatan mengenai setuju atau
tidaknya dengan indeks komposit.
Keberatan berlandaskan atas dua alasan utama, yakni;
Pertama, indeks komposit pada hakekatnya adalah nilai rata-rata
dampak. Karena itu indeks komposit tersebut dapat menutupi dampak
yang tingkat besarnya atau tingkat pentingnya tinggi pada sistem Batelle
keduanya ini bahkan telah disatukan menjadi satu angka, yaitu Satuan
Dampak Lingkungan. Karena itu indeks komposit dapat menyesatkan
pengambil keputusan.

lanjutan

Keberatan kedua terhadap amalgamasi ialah pada waktu orang


melakukan amalgamasi, orang kurang atau tidak memperhatikan
kaidah matematik. Pada data nominal dan ordinal semua operasi
aljabar, seperti mengurangi, menambah, mengalikan, dan membagi
tidak boleh dilakukan. Data nominal ialah pemberian angka pada
suatu hal tertentu. Misalnya angka 8 untuk lukisan yang indah.
Data ordinal ialah data yang diatur menurut peringkat tertentu,
contoh pemberian angka dari 1 sampai 10 tanpa adanya skala yang
jelas dan konsisten.
Pada data skala interval hanya boleh dilakukan operasi
matematik yang tidak mengubah perbedaan relatif antara unit-unit,
misalnya menambah, mengurangi, membagi, dan mengalikan
dengan konstanta, serta operasi integral dan diferensial.

Ketidakpastian dalam pemilihan alternatif


Dalam AMDAL yang canggih unsur ketidakpastian dimasukkan
juga dalam pemilihan alternatif. Pemilihan alternatif terbaik haruslah
berdasarkan pada kriteria tertentu. Tidak ada alternatif terbaik
ataupun alternatif terburuk. Terbaik atau terburuk tergantung pada
kriteria yang dipakai. Kriteria yang dipakai sangat tergantung pada
situasi perencanaan dan sifat pengambil keputusan
Apabila terdapat desakan yang kuat untuk melaksanakan suatu
proyek, misalkan karena kondisi ekonomi yang buruk, serta pengambil
keputusan adalah seorang optimis dan pemberani, kriteria yang dipakai
ialah optimis dengan lebih menekankan pada manfaat dan memperkecil
arti resiko. Sebaliknya pengambil keputusan yang hati-hati dan bersifat
pesimis, apabila jika keadaan tidak mendesak untuk melaksanakan
proyek dengan segera, akan cenderung menggunakan kriteria yang
tidak mengandung risiko tinggi yaitu memilih strategi yang aman.
.

lanjutan

Kriteria pengambilan keputusan dinyatakan secara eksplisit


dengan memperhatikan kementakan keberhasilan dan kegagalan
serta konsekuensi keberhasilan dan kegagalan tersebut.
Pelaksanaan AMDAL wajib mendorong pengambilan keputusan.

Anda mungkin juga menyukai