Oleh :
Sebagian besar limbah merupakan bahan berbahaya dan butuh untuk diolah sebelum
dibuang, akan tetapi banyak perusahaan yang mengabaikan pengolahan limbah. Seringkali
limbah membawa dampak negatif dalam kehidupan kita terutama dalam kesehatan, untuk itu
sangat diperlukan penanganan untuk limbah.
Pencemaran tanah yang terjadi berlokasi di Desa Lakardowo Kecamatan Jetis Kabupaten
Mojokerto, dengan luas wilayah 6,25 km². Tanah yang ada di Desa Lakardowo kebanyakan
adalah tanah ladang atau tegalan. Sehingga banyak penduduk desa yang memiliki mata
pencaharian sebagai petani. Mayoritas adalah petani jagung, lombok (cabai), terong, dan padi.
Jumlah penduduk berkisar 3.551 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki 1.837 jiwa dan
jumlah penduduk perempuan 1.714 jiwa. Batas wilayahnya adalah sebagai berikut:
Kecamtan Jetis sebelah selatan, timur dan barat merupakan dataran rendah sedangkan
sebelah utara merupakan pegunungan kapur dari rangkaian pegunungan kendeng, dengan
ketingan sekitar 200 meter dari permukaan air laut. Jenis tanah yang ada di Desa Lakardowo
adalah tanah lempung dan berpasir dengan warna coklat hingga abu-abu gelap.
Ayu Candra Puspita (1652010001)
Anisa Nurrahma (1652010028)
Mubayyinatuth Thohiroh (1652010030)
Dorti Jouba Nababan (1652010038)
PT Putra Restu Ibu Abadi (PT PRIA) berdiri pada tahun 2010 hingga saat ini. Perusahaan
yang bergerak dalam bidang jasa pengangkutan, pemanfaatan limbah B3, dan engolahan
limbah B3. Perusahaan ini hadir ditengah-tengah masyarakat yang mulai menyadari betapa
pentingnya menjaga kelestarian lingkungan di bumi dengan semakin meningkatnya kemajuan
teknologi di bidang industri yang akan berdampak besar terhadap kelestarian lingkungan dari
limbah yang dihasilkan yang dapat meresahkan dan merugikan kelangsungan makhluk hidup
lainnya (manusia, hewan dan tumbuhan), khususnya limbah yang bersifat berbahaya dan
beracun. Dengan kemajuan riset dan teknologi, PT Putra Restu Ibu Abadi (PT PRIA)
melaksanakan kegiatan pemanfaatan limbah B3 sebagaimana telah diatur dalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia. No. 18 Tahun 1999 dan No. 85 Tahun 1999 Tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, dan Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup No. 02 Tahun 2008, bahwa prinsip kegiatan yang meliputi reuse, recycle, dan reduce.
Jenis limbah yang dikelola adalah fly ash, botton ash, furnace, steel slag, iron, slag, paint
sludge, sludge IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah), tinta bekas, toner bekas, sand
faundry atau blasting, dust gridding atau collector, dust casting, furnace slag, scrap
terkontaminasi limbah B3, oli bekas, spent oil coolant, minyak kotor, solvent, larutan bekas,
kain majun, sarung tangan bekas, dan tonsil atau spent earth.
Ayu Candra Puspita (1652010001)
Anisa Nurrahma (1652010028)
Mubayyinatuth Thohiroh (1652010030)
Dorti Jouba Nababan (1652010038)
Pada awal proses penempatan dan pembangunan PT PRIA ada beberapa keganjilan yang
terjadi seperti apa yang disampaikan oleh masyarakat, seperti keganjilan pertama yang
dirasakan masyarakat adalah ketika proses perizinan penempatan dan pembangunan PT PRIA
hanya beberapa orang saja yang diundang, yaitu sebagian masyarakat setuju atau pro dengan
pabrik sedangkan warga yang tidak setuju atau kontra tidak dilibatkan.
Pada awal proses penempatan luas tanah yang digunakan untuk lokasi pembangunan PT
PRIA adalah seluas setengah hektar kemudian hingga sekarang bertambah menjadi sekitar
enam atau tujuh Hektar. Pada proses pembangunan tersebut, diketahui oleh warga
bahwasanya tanah yang digunakan untuk lokasi PT PRIA adalah termasuk dalam kategori
Ayu Candra Puspita (1652010001)
Anisa Nurrahma (1652010028)
Mubayyinatuth Thohiroh (1652010030)
Dorti Jouba Nababan (1652010038)
tanah mencorok, hampir seperti dengan jurang, dan pada proses pembangunan untuk
meratakan jurang dengan dataran lain, PT PRIA sama sekali tidak mendatangkan tanah atau
material keras lain untuk meratakan jurang, namun malah memasukan bahan limbah seperti
limbah batu bara, limbah padat, dan limbah cair lainnya.
Pada dasarnya PT PRIA juga memberikan manfaat ekonomis lain selain menyumbang
pajak daerah yaitu menyerap tenaga kerja dari sekitar warga Desa Lakardowo yang berjumlah
sekitar 3000 jiwa, dijelaskan oleh Bapak Aba Maji serta bapak Abdul Ghofur bahwa terdapat
sekitar 100 orang atau sekitar 10% dari penduduk desa Lakardowo yang menjadi karyawan
PT PRIA, dan mendapatkan manfaat ekonomis dari industrialisasi PT PRIA di desa
Lakardowo.
Kemudian dengan berjalannya waktu mulailah muncul berbagai masalah yang timbul
pada masyarakat yang kemudian dirasa masyarakat sebagai dampak dari beroperasinya
pengolahan limbah B3 oleh PT PRIA, dampak yang muncul antara lain:
Hasil kajian Geologi dan Geolistrik tanah di sekitar aktivitas PT PRIA tersebut
menunjukkan adanya kontaminasi logam berat timbal dan beberapa logam berbahaya lainnya.
Uji kimia ini dilakukan pada sampel hasil coring dengan tiap kedalaman, khususnya pada bor
Deep-01, Deep-02, dan Deep-03 yang dilakukan di sekitar pabrik. Di sini lalu dilakukan uji
XRF untuk mengetahui kandungan unsur (XRF) dan mineral dari sampel uji. Tanah yang ada
dilokasi dapat digolongkan menjadi dua jenis tanah, yakni:
Ayu Candra Puspita (1652010001)
Anisa Nurrahma (1652010028)
Mubayyinatuth Thohiroh (1652010030)
Dorti Jouba Nababan (1652010038)
Tanggapan Penulis
PT. PRIA (Putra Restu Ibu Abadi) yang merupakan Pusat Pengolahan dan
Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3, sudah sepatutnya berfungsi sebagai reducer dampak
limbah B3 terhadap lingkungan, bukan malah menambah dampak buruk limbah B3
kelingkungan sekitar. Diketahui bahwa PT. PRIA berdiri di dekat kawasan pemukiman da
pertanian. Dampak yang disebabkan oleh PT. PRIA tentu akan berimbas langsung kepada
warga Lakardowo sebagai penduduk dan pemilik lahan pertanian. Hal tersebut tentu sangat
merugikan. Gejala-gelaja gangguan kesehatan yang dialami oleh warga dapat berkibat lebih
serius ke depannya jika tidak segera ditangani.
Selain berdampak pada kesehatan, peristiwa ini juga berdampak pada pertanian warga
Lakardowo yang mayoritas warganya bermata pencaharian sebagai petani. Gagal panen yang
mereka alami bukanlah persoalan main-main. Kegagalan dalam panen yang terjadi bukan satu
atau dua tahun, melainkan delapan tahun berturut-turut. Hasil bumi yang mereka panen bisa
berkurang hingga setengahnya. Hal tersebut tentu menurunkan perekonomian masyarakat
Lakardowo dan sekitarnya.
Kandungan logam berat telah dipastikan terkandung dalam hasil panen warga
Lakardowo. Warga Lakardowo telah melakukan uji laboratorium terhadap kandungan hasil
panen mereka. Biaya untuk uji logam berat di laboratorium cukup mahal, akan tetapi karena
keputusasaan mereka akan aspirasi yang tidak kunjung didengarkan, mereka melakukannya.
Begitu pula aksi mereka di Kantor Staf Presiden (KSP). Keluhan mereka kepada aparatur desa
seperti RT, RT, dan Kepala Desa tidak mendapatkan solusi apapun. Bahkan kepala desa
mereka memilih mengundurkan diri.
Usaha mereka ke aparatur daerah seperti bupati dan gubernur pun mendapatkan hasil
yang tidak jauh berbeda. Rekomendasi DPR terkait perusahaan pemulihan lingkungan belum
Ayu Candra Puspita (1652010001)
Anisa Nurrahma (1652010028)
Mubayyinatuth Thohiroh (1652010030)
Dorti Jouba Nababan (1652010038)
juga berjalan sejak 8 Desember 2016. Rekomendasi Audit lingkungan pun sejak hari itu
sampai sekarang belum ada kabar. Hal tersebut yang mendasari 4 perempuan dari Desa
Lakardowo melakukan aksinya di Kantor Staf Presiden (KSP). Harapannya, mereka bisa
didengar disana dan pihak berwenang mau menindaklanjuti kasus yang terjadi di Desa
mereka.
Kementrian Lingkungan Hidup yang seharusnya bertugas mengurus masalah ini pun
rasanya tidak cukup cakap dalam mengatasinya. Warga bukannya belum pernah melaporkan
hal tersebut ke KLHK, akan tetapi tidak adanya tindakan yang serius yang dilakukan KLHK
membuat mereka berkurang harap dan mencari pijakan yang lebih besar.
Tanah sawah Desa Lakardowo yang saat ini telah tercemar logam berat dapat
diperbaiki melalui penggunaan vegetasi pengikat logam, bahan organik maupun bakteri.
Seluruh pendekatan tersebut memiliki kemampuan alami dalam memperbaiki sifat tanah,
karena bahan yang digunakan berasal dari alam. Upaya mengurangi kandungan logam berat
dalam tanah dengan remediasi secara biologi yaitu menggunakan tanaman bioakumulator
mampu menyerap dan mengakumulasikan logam berat di dalam jaringan tanaman. Beberapa
hasil penelitian telah menunjukkan bahwa beberapa vegetasi mampu menurunkan kandungan
logam berat tersedia dalam tanah serta mengakumulasi logam berat dalam jaringan tanaman.
Hal ini menunjukkan bahwa perbaikan tanah melalui penggunaan vegetasi dapat
dilakukan untuk mengurangi keberadaan logam berat tersedia dalam tanah. Walaupun
Ayu Candra Puspita (1652010001)
Anisa Nurrahma (1652010028)
Mubayyinatuth Thohiroh (1652010030)
Dorti Jouba Nababan (1652010038)
penggunaan vegetasi relatif berjalan lambat untuk menurunkan kandungan logam berat dalam
tanah, namun upaya ini dapat menjadi satu masukkan karena penanaman dengan jangka
waktu lama diharapkan dapat menghasilkan penurunan kandungan logam berat yang lebih
besar lagi.
Kewenangan untuk menutup pabrik memang ada di pemerintah pusat. Namun Gubernur
minimal bisa menghentikan sementara aktivitas industri ini lokasinya di Jawa Timur yang
sudah sangat meresahkan warga.
Sebaik apapun upaya perbaikan tanah tercemar logam berat, bila sumber pencemar
masih mengandung senyawa-senyawa yang dapat mengkontaminasi tanah sawah sekitar maka
tidak akan memberi hasil yang berarti. Diperlukan adanya koordinasi bersama dengan
melibatkan dukungan berbagai pihak, baik dari pemerintah daerah, pengusaha maupun
masyarakat setempat untuk menjaga kelestarian lingkungan termasuk air sungai dan
lahanlahan pertanian sekitarnya.
1. Pemerintah perlu member perhatian lebih terhadap tata cara proses pengolahan limbah
B3 pada setiap pabrik pengolahan limbah B3 yang ada di Indonesia. Sehingga
diperlukannya pengawasan secara ketat dan bersih harus dilakukan oleh pihak
pemerintahan agar masyarakat yang tinggal di sekitaran lokasi pabrik tidak terkena
dampak kerugian langsung.
2. Diharapkan pabrik-pabrik pengolahan limbah B3 yang ada di Indonesia agar lebih
menjaga kelestarian lingkungan dan memberikan suatu jaminan yang lebih pasti
kepada masyarakat sekitar pabrik yang terkena dampak langsung akibat adanya pabrik
pengolahan limbah B3.
3. Agar dibangun lebih banyak pusat pengolahan dan pemanfaatan limbah B3 dan non
B3 di Jawa Timur akan tidak terjadi over capacity.
Ayu Candra Puspita (1652010001)
Anisa Nurrahma (1652010028)
Mubayyinatuth Thohiroh (1652010030)
Dorti Jouba Nababan (1652010038)
Ketika Lahan Tercemar Limbah B3, Warga Lakardowo Hadapi Beragam Masalah
Selama delapan tahun hidup berdampingan dengan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3)
sekitar delapan tahun, perempuan asal Desa Lakardowo, Mojokerto, mengadu ke Jakarta.
Akhir bulan lalu, mereka mendatangi Kantor Staf Presiden (KSP) dan (lagi) Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Empat perempuan berpakaian hitam berdiri di seberang Istana Negara, Jakarta. Masing-
masing membawa bakul ‗berisi‘ bahan-bahan infeksius, beracun, berbahaya untuk
lingkungan.
Mereka aksi menuntut Presiden Joko Widodo mencabut izin PT. Pria, pabrik pengolahan
limbah B3 dan mendesak pemerintah—pemberi izin– membongkar pabrik dari Desa
Lakardowo, Mojokerto Jawa Timur, guna membuktikan terjadi pencemaran.
Rumiati, perempuan petani tergabung dalam Green Women, atau Gerakan Perempuan
Lakardowo Nandiri, bilang, aksi kali ini ingin memberitahu pemerintah pusat, bahwa, sejak
dua tahun terakhir, selain pencemaran dan bau limbah, masyarakat juga alami gagal panen.
―Kebun saya di dekat situ (pabrik). Ada tumbuh tapi gagal berbuah. Ada menguning seperti
mengering,‖ katanya.
Hasil kajian geologi dan geolistik tanah di sekitar operasi perusahaan ini menunjukkan ada
kontaminasi logam berat timbal dan beberapa zat berbahaya. Sekitar 95% kehidupan
masyarakat Lakardowo adalah petani jagung, lombok (cabai), terong dan padi.
Rumiati mengatakan, kontaminasi lahan ini tak urung menimbulkan penurunan kualitas dan
produksi panen.
―Biasa bisa panen empat kuintal padi, sekarang cuma dua,‖ kata Rumiati.
Dinas Lingkungan Hidup Jatim merekomendasikan, uji kualitas hasil pertanian. Gerakan
perempuan telah uji kualitas padi yang menunjukkan ada kontaminasi logam berat.
Kondisi lahan pertanian memburuk diduga kuat karena aktivitas perusahaan pengelola dan
pemanfaat limbah B3 yang beroperasi sejak 2010 ini.
Gerakan perempuan, katanya, jadi saksi sejak 2010 ada kegiatan penimbunan limbah B3 di
area Pria.
Limbah ini, berupa fly ash, bottom ash, sludge kertas, sludge industri, limbah media bahkan
bahan makanan olahan kadaluarsa menyebar dan meresap ke sumur-sumur warga serta tanah
sekitar pabrik.
Pada 2016, teridentifikasi 230 lebih anak-anak Desa Lakardowo menderita dermatitis karena
air sumur terkontaminasi logam berat, sulfat dan kandungan total padatan terlarut (total
dissolve solid /TDS) mencapai 2.000ppm.
―Yang banyak kalau musim kemarau, air kami tak tercampur air hujan. Kalau musim
hujan gini tercampur air hujan agak sedikit kena gatal-gatal,‖ kata ibu dua anak ini.
Anak-anak, katanya, paling rentan terkontaminasi karena air sumur tercemar. Bagi mereka
yang punya bayi, terpaksa membeli air isi ulang, baik untuk masak maupun mandi.
―Kalau mandi air sumur langsung gatel-gatel. Kalau isi ulang langsung sembuh. Sehari bisa
habis dua galon.‖
Bahkan dalam uji sumur pantau di dalam perusahaan pada Juni 2016 ditemukan beberapa
parameter melewati baku mutu dan terjadi peningkatan dibandingkan data rona awal.
Ayu Candra Puspita (1652010001)
Anisa Nurrahma (1652010028)
Mubayyinatuth Thohiroh (1652010030)
Dorti Jouba Nababan (1652010038)
―Anak saya juga gatal-gatal. Kulitnya jadi kering. Anak tetangga kami ada sampai keriput
kulitnya padahal baru 10 tahun. Jadi, di sekolah nilai turun karena belajar terganggu.‖
Berbagai zat berbahaya terdapat dalam air yang terkontaminasi di Lakardowo. Foto: Della
Syahni/ Mongabay Indonesia
Mengapa ke Presiden?
―Mencari keadilan di desa itu angel (sulit). Kami sudah mengadu ke RT, RW, sampai-sampai
lurah mengundurkan diri. Bupati, gubernur nggak ada yang mau menemui kami,‖ kata Sujiati,
petani perempuan lain.
Kesulitan muncul saat masyarakat susah dapat bukti, misal, visum dokter soal penyebab
penyakit kulit paling banyak dialami ibu dan anak-anak.
―Dokter nggak mau mengeluarkan itu penyakit apa. Katanya kalau kami keluarkan dari mana
penyakitnya, ya anak kami tidak makan.‖
Keprihatinan Sujiati mengingat Mojokerto hanya 45 kilometer dari Jawa Timur. Hingga kini,
sekitar 5.000 jiwa terdampak pencemaran air sumur dan tanah karena operasi perusahaan itu
di dua desa, Lakardowo dan Sidorejo.
Ayu Candra Puspita (1652010001)
Anisa Nurrahma (1652010028)
Mubayyinatuth Thohiroh (1652010030)
Dorti Jouba Nababan (1652010038)
―Memprihatinkan, saya sampai putus asa. Kami sudah ke Komisi VII, KLHK, kemana-mana.
Pokoknya tinggal RI 1 (presiden-red) ini,‖ katanya.
Pada 10 November 2017, Komnas HAM juga merekomendasikan KLHK mengebor sampel
tanah di area perusahaan untuk membuktikan kecurigaan penduduk Lakardowo. Perusahaan
menolak.
KLHK juga dinilai lambat menyelesaikan kasus ini tanpa mempertimbangkan dampak buruk
pada lingkungan dan kesehatan masyarakat Lakardowo. Bahkan, kini
perusahaan memperluas area industri.
Yanuar Nugroho, Deputi II KSP berjanji, menemui semua dirjen terkait masalah ini, seperti
Dirjen Pengelolaan Limbah B3, Dirjen Planologi dan Dirjen Penegakan Hukum. KSP juga
berjanji verifikasi lapangan terkait laporan mereka.
Sigit Hardwinanto, Dirjen Planologi, KLHK berjanji, hasil audit KLHK diumumkan sebelum
Maret 2018.
―Ini mereka anggap serius karena lama, sudah delapan tahun. Tak hanya Lakardowo, tapi
meluas,‖ kata Direktur Ecoton, Prigi Arisandi.
Saat ini, ada lima zona pembuangan limbah B3 di Jatim. Kala masyarakat mulai protes dan
kasus jadi perhatian publik, limbah tak semua dibuang ke Pria.
Sementara itu jatim berencana memperluas kawasan industri sampai 43.000 hektar di
sembilan kabupaten.
―Kami ibaratkan ini bangun hotel tapi nggak bangun toilet. Karena itu kita salah satunya
mendorong mempercepat pembangunan instalasi limbah B3 lain di Jatim.‖
Foto utama: Para perempuan tani Lakardowo protes ke Jakarta, karena panen gagal gara-gara
lahan terkontaminasi limbah B3. Foto: Della Syahni/ Mongabay Indonesia
Warga Lakardowo aksi di depan istana Negara, Jakarta, karena lingkungan mereka rusak
dampak dari limbah B3. Hingga kini, penanganan dari pemerintah masih tak jelas. Foto: Della
Syahni/ Mongabay Indonesia
Sumber : http://www.mongabay.co.id/2018/02/16/ketika-lahan-tercemar-limbah-b3-warga-
lakardowo-hadapi-beragam-masalah/
Ayu Candra Puspita (1652010001)
Anisa Nurrahma (1652010028)
Mubayyinatuth Thohiroh (1652010030)
Dorti Jouba Nababan (1652010038)
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Kabupaten Mojokerto. 2019. Kecamatan Jetis Dalam Angka.
Mojokerto: BPS Kabupaten Mojokerto
Della Syahni. 2018. ―Ketika Lahan Tercemar Limbah B3, Warga Lakardowo Hadapi
Beragam Masalah‖. https://www.mongabay.co.id/2018/02/16/ketika-lahan-tercemar-
limbah-b3-warga-lakardowo-hadapi-beragam-masalah/. (Diakses 29 September 2019,
pukul 23.30 WIB)
Mochamad Toha. 2018. ―Penelitian Lakardowo (1): Kandungan Ferrum Tergolong Tinggi‖.
https://pepnews.com/2018/05/28/penelitian-lakardowo-1-kandungan-ferrum-
tergolong-tinggi. (Diakses 29 September 2019, pukul 23.15 WIB)
Mochamad Toha. 2018. ―Penelitian Lakardowo (2): Uji XRF, Ditemukan Unsur Logam Berat
Lainnya‖. https://pepnews.com/2018/05/29/penelitian-lakardowo-2-uji-xrf-ditemukan-
unsur-logam-berat-lainnya (Diakses 29 September 2019, pukul 23.20 WIB)