Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SISTEM PERTANIAN TERPADU

MODEL USAHA TANI DIKAWASAN URBAN FARMING

DOSEN PENGAMPUH: AAN WILHAN JULIATMAJA, S.P.,M.P

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

 SYAIRAH (220520105)  RAHMAWATI (220520106)  AGUNG GEMA


RAMADHAN (220530107)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN PERIKANAN


DAN PETERNAKAN UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER
KOLAKA 2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................................2
KATA PENGANTAR......................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.....................................................................................................4
C. TUJUAN..............................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...........................................................................................................................6
A. PENGERTIAN URBAN FARMING..................................................................................6
B. PENTINGNYA URBAN FARMING..................................................................................6
C. PENGEMBANGAN URBAN FARMING..........................................................................7
D. PENERAPAN URBAN FARMING....................................................................................9
E. PERAN URBAN FARMING............................................................................................11
F. REKOMENDASI PENERAPAN URBAN FARMING....................................................12
BAB III..........................................................................................................................................14
PENUTUP...................................................................................................................................14
A. KESIMPULAN.................................................................................................................14
B. SARAN..............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai macam
nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan, baik
kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak, sehingga semua cita-
cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Sangat disadari bahwa dengan kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki penulis,
walaupun telah dikerahkan segala kemampuan untuk lebih teliti, tetapi masih dirasakan banyak
kekurangan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran yang
membangun agar karya ilmiah ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan apa yang
kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang ingin
mengambil atau menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari judul tugas ini (Model
usahatani dikawasan urban Farming) sebagai tambahan dalam menambah referensi yang telah
ada.

Lamunde, 18 Mei 2023

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pertanian perkotaan merupakan sebuah upaya pemanfaatan ruang minimalis yang


terdapat di perkotaan untuk dimanfaatkan agar dapat memproduksi. Produksi ini berkaitan
dengan memenuhi kebutuhan pangan, kenyamanan hidup ditengah polusi udara perkotaan dan
menghadirkan nuansa estetika dirumah kota. Kegiatan ini juga dapat dilakukan didaerah
pinggiran kota, bahkan didaerah kecil sekalipun.

Selain itu, konsep Urban Farming juga mudah diterapkan karena dapat dilakukan dilahan
perkotaan sempit yang kosong bahkan dihalaman rumah masyarakat itu sendiri. Namun pada
kenyataannya, dibalik manfaat dan kemudahan dalam menerapkan konsep Urban Farming,
perkembangan konsep Urban Farming di Indonesia masih hanya sebatas komunitas sosial dan
belum bersifat masa. Mengingat masyarakat kota yang memiliki waktu sangat terbatas karena
harus bekerja dari pagi hingga sore, menyebabkan sulitnya untuk menerapkan konsep ini. Pada
masyarakat ekonomi menengah-bawah amat rentan terhadap inflasi yang biasanya dipicu oleh
harga BBM yang turun naik harganya setiap tahunnya, sehingga menyebabkan semua kebutuhan
pangan yang memerlukan biaya transportasi ikut mahal biayanya, Oleh karena itu, diperlukan
strategi agar masyarakat menengah-bawah tersebut tidak semakin terpuruk kehidupannya oleh
adanya inflasi BBM yang setiap tahun terjadi, salah satu cara yang dapat dilakukan yakni
pertanian kota. Hasil yang diharapkan oleh keberhasilan pertanian kota yakni ketahanan pangan,
ketahanan ekonomi, dan dapat menciptakan peluang usaha baru pada skala keluarga atau pada
skala kelompok pertanian perkotaan.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belaang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud Urban Farming ?


2. Bagaimana pentingnya Urban Farming ?
3. Bagaimana pengembangan Urban Farming ?
4. Bagaimana cara penerapan Urban Farming ?
5. Apa peran Urban Farming ?
6. Apa rekomendasi penerapan Urban Farming ?

C. TUJUAN

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui :

1. Untuk mengetahui apa itu Urban Farming !


2. Untuk mengetahui pentingnya Urban Farming !
3. Untuk mengetahui pengembangan Urban Farming ! 4. Untuk mengetahui cara penerapan
Urban Farming !
5. Untuk mengetahui peran Urban Farming !
6. Untuk mengetahui rekomendasi penerapan Urban Farming !

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN URBAN FARMING

Urban Farming adalah sebuah konsep pertanian yang dilakukan akibat banyaknya lahan
pertanian yang dialih fungsikan menjadi daerah pemukiman, industry dan perkotaan. Penerapan
konsep Urban farming disekitar perkotaan dapat memberikan kontribusi untuk ketahanan pangan
dan keamanan pangan dalam dua cara: yang pertama Urban Farming dapat meningkatkan jumlah
ketersediaan pangan untuk masarakat yang tinggal dikota, dan yang kedua dapat menyediakan
sayur-sayuran dan buah-buahan yang segar ntuk dikomsmsi oleh masyarakat kota.

Bentuknya meliputi pertanian dan peternakan kecil-intensif, produksi pangan


diperumahan, landsharing, taman-taman atap (rooftopgardens), rumah kaca disekolah-sekolah,
restoran yang terintegrasi dengan kebun, produksi pangan pada ruang public, serta produksi
sayuran dalam ruang vertical (Houetal, 2009; Mougeot, 2005; Nordahl, 2009; Redwood, 2008).

Peranan pertanian perkotaan jika ditinjau dari aspek ekonomi memiliki banyak keutungan
diantaranya yaitu stimulus penguatan ekonomi lokal, pembukaan lapangan kerja baru,
peningkatan penghasilan masyarkat serta mengurangi kemiskinan. Dalam situasi krisis ekonomi
yang tengah dialami oleh beberapa Negara dalam beberapa tahun terakhir, termasuk indonesia,
pengembangan pertanian perkotaan secara terpadu mempunyai manfaat yang sangat besar, tidak
hanya dari potensinya dalam menyerap tenaga kerja, tetapi juga meningkatkan pendapatan
masyarakat kota. Bahwa apabila masyarakat kota mampu memenuhi kebutuhan pangannya
sendiri, akan lebih banyak uang masyarakat kota digunakan untuk kepentingan lain seperti
kesehatan, pendidikan dan perumahan.

B. PENTINGNYA URBAN FARMING

Pertumbuhan jumlah penduduk yang sulit dikendalikan cenderung membuat jumlah penduduk
perkotaan kian meningkat setiap tahun. Awal mula munculnya berbagai persoalan dikota besar
adalah pertumbuhan jumlah penduduk terutama oleh over urbanization (urbanisasi yang pesat).
Arus urbanisasi yang terus menerus menjadi menimbulkan banyak masalah seperti kemiskinan,
kurang gizi, pengangguran, kepadatan penduduk, banyaknya bangunan-bangunan liar,
kriminalitas, dan jumlah kebutuhan bahan makanan pokok meningkat.

Meningkatnya jumlah penduduk diperkotaan juga membuat berkurangnya lahan pertanian


dan beralih fungsi menjadi lahan industry, pemukiman, maupun komersial. Menurut Sampeliling
(2012) lahan pertanian yang beralih fungsi adalah akibat adanya persaingan pemanfaatan lahan
antara sektor non pertanian dan sektor pertanian. Persoalan tersebut dapat muncul karena adanya
fenomena sosial dan ekonomi, yaitu pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi, dan
sumberdaya lahan yang terbatas. Semakin berkurangnya lahan pertanian secara tidak langsung
menyebabkan menurunnya ketersediaan bahan pangan diwilayah perkotaan. Berdasarkan
peraturan pemerintah tahun 2002 mengenai ketahanan pangan bahwa ketahanan pangan adalah
situasi terpenuhinya kebutuhan pangan bagi masyarakat yang dilihat dari cukupnya ketersediaan
pangan, mutu yang baik, merata, terjangkau, dan aman.

Urgentasi urban farming meningkat sejalan dengan krisis ekonomi yang berdampak pada
ketahanan pangan khususnya bagi masyarakat kota yang miskin. Sehingga semakin
meningkatnya tekanan pada produksi sumber pangan, meningkatnya jumlah masyarakat kota
yang miskin serta agar tercipta lingkungan yang berkualitas dan sehat maka pemerintah dan
masyarakat harus memperbaiki lingkungan. Salah satu cara yang bisa diterapkan adalah urban
farming.

Salah satu program yang sedang berkembang dalam memanfaatkan lahan terbatas
diperkotaan adalah urban farming (pertanian perkotaan). Aktivitas urban farming bertujuan untuk
memotivasi masyarakat dengan memanfaatkan lahan yang terbatas untuk melakukan kegiatan
pertanian. Tetapi ada juga pada aktivitas peternakan. Urban farming dapat dikatakan sebagai
kegiatan pertanian diwilayah perkotaan dan sekitarnya yang meliputi keahlian, inovasi, dan
keterampilan untuk memanfaatkan lahan kosong, pekarangan rumah serta dalam pengalihan
makanan untuk meningkatkan ekonomi, menambah gizi dan kesejahteraan keluarga.

C. PENGEMBANGAN URBAN FARMING

Pengembangan urban farming yang berkelanjutan adalah pengembangan urban farming yang
menggabungkan aspek lingkungan, sosial dan ekonomi dalam pembangunan perkotaan untuk
mencapai keberlanjutan lingkungan, sosial dan ekonomi. Program urban farming merupakan
bentuk solusi dengan terciptanya ketersediaan bahan makanan pokok dan memperkuat ketahanan
pangan dikota besar itu sendiri. Selain hal itu, rasa kebersamaan dan jiwa gotong royong juga
dapat diterapkan serta diperkuat dalam lingkungan masyarakat luas akibat dari dampak baik dari
urban farming. Penelitian menyebutkan bahwa jika urban farming dapat diaplikasikan
menyeluruh disemua kota besar didunia, produksi dari konsep pertanian ini mampu
menghasilkan sekitar 180 usus ton makanan.
Menurut Wahdah dan Maryono (2018) untuk pembangunan urban farming berkelanjutan
dibutuhkan kebijakan yang menyeluruh dan efektif dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut :

a) Luas tanah
Kebijakan dalam upaya perluasan luas tanah atau lahan diperlukan guna memperluas
ruang terbuka hijau (RTH). Terbatasnya lahan pekarangan akan menyebabkan sulitnya
menambah lahan pertanian sehingga perluasan ini bisa dilakukan dengan menggunakan konsep
pertanian secara vertical.
b) Pengembangan teknologi ramah lingkungan dan komoditas
Penanaman dan teknologi yang digunakan harus selektif, agar dapat menghasilkan
komoditas yang berkualitas dan sesuai dengan kondisi yang berkualitas dan sesuai dengan
kondisi pekarangan atau lahan yang digunakan. c) Pemasaran atau tata niaga
Terpenuhinya kebutuhan pangan merupakan tujuan utama dari program urban farming.
Namun, apabila urban farming berjalan baik hasil panen dapat didistribusikan kepada pihak luar.
Dalam rangka pengembangan program urban farming pemasaran atau tata niaga dapat dilakukan
dengan mengadakan kerjasama dengan perusahaan atau industry yang dapat memperkuat
keamanan pangan dalam jangka waktu yang panjang dan gan berbasis sumberdaya lokal. d)
Menjalin kerjasama dengan stakeholders
Apabila terdapat peraturan mengenai urban farming sebagai dasar dalam upaya
pengembangan urban farming yang berkelanjutan maka peran kerjasama dengan stakeholders
akan meningkat dalam implementasi kegiatan pertanian perkotaan.

D. PENERAPAN URBAN FARMING

Sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan pangan diperkotaan kian meningkat.
Namun, disisi lain lahan pertanian semakin berkurang sehingga mengakibatkan produksi hasil
pertanian semakin rendah, serta masih rendahnya tenaga kerja dibidang tersebut dan biaya
produksi yang tinggi dengan keuntungan yang sedikit. Untuk mengatasi hal tersebut, konsep
urban farming menjadi alternative yang sangat efektif untuk dilakukan. Konsep urban farming
perikanan adalah konsep budidaya ikan dilahan yang terbatas. Inovasi teknologi belum semakin
berkembang danterus diupayakan guna memenuhi kebutuhan pangan keluarga. Beberapa
teknologi budidaya ang bisa diterapkan sesuai dengan konsep urban farming adalah sebagai
berikut :

1. Hidroponik
Alternatif untuk memenuhi kebutuhan buah dan sayur dilahan yang terbatas atau sempit
diwilayah perkotaan bisa menanam dengan sistem hidroponik. Menanam dengan sistem ini
memiliki beberapa keuntungan yaitu dapat dilakukan dilahan yang terbatas seperti didapur atau
garasi, atap rumah.
Hidroponik merupakan cara menanam dengan menggunakan air (tanpa tanah) dengan
memberikan unsur hara yang berisi unsur-unsur esensial yang diperlukan oleh tanaman untuk
bertumbuh dan dilakukan secara terkendali atau terkontrol. Tanaman yang seringkali ditanam
dengan sistem hidroponik adalah sayuran karena ukuran pada batang sayuran tidak terlalu berat
dan kasar.
Menurut Roidah (2014) bercocok tanam dengan sistem hidroponik memberikanbanyak
keuntungan, antara lain :
a. Hasil produksi dan keberhasilan tanaman bisa tumbuh dengan baik lebih terjamin
b. Gangguan hama dapat lebih terkontrol serta perawatan tanaman lebih praktis
c. Efisiensi pemakaian pupuk
d. Hasil tanaman tidak kotor dan dapat tumbuh lebih cepat
e. Harga jual lebih tinggi dibandingkan dengan produk tanaman non-hidroponik
f. Memenuhi kebutuhan sayuran dan buah harian
g. Metode kerja hemat karena tidak memerlukan banyak tenaga kasar

2. Akuaponik
Teknologi akuaponik merupakan penggabungan antara budidaya ikan (akuakultur)
dengan hidroponik pada lahan terbatas. Sistem budidaya akuaponik ini tidak membutuhkan tanah
sebagai media tanam dan bahan yang lainnya. Akuaponik menggunakan sistem resirkulasi air
secara terus menerus sehingga kebutuhan air bagi tanaman tercukupi dari kolam ikan. Tanaman
tidak perlu diberi pupuk karena secara otomatis akan mendapat pupuk organic yang berasal dari
kotoran ikan dan sisa pakan yang ada dikolam. Selain itu, kita tidak perlu melakukan pergantian
air kolam sehingga akan menghemat air karena resirkulasi air yang berjalan secara terus menerus.
Ikan yang dapat dibudidayakan dalam sistem akuaponik ini adalah ikan lele, ikan nila,
ikan kmil, ikan koi,dan lainnya. Sedangkan tanaman yang bisa dipilih adalah selada, kangkung,
tomat, cabe, pakcoy, hingga tanaman yang dapat diperoleh dari penerapan urban farming dengan
sistem akuaponik adalah sebagai berikut :
a. Masyarakat perkotaan dapat memenuhi harian akan sayur dan ikan karena dapat
memanfaatkan lahan sempit yang ada
b. Dapat menghemat penggunaan air serta dapat menghemat waktu penyiraman sayuran
c. Ikan dapat tumbuh lebih baik karena ekosistem yang terjaga yaitu fases ikan akan terurai
kemudian memanfaatkan sebagai pupuk oleh tanaman.

3. Budikdamber
Budikdamber atau budidaya ikan dalam ember merupakan sistem budidaya ikan dengan
cara menebar ikan dan sayuran dalam satu wadah dan dipelihara bersama-sama. Budikdamber
sangat cocok dilakukan oleh masyarakat yang tinggal diwilayah perkotaan untuk memenuhi
kebutuhan pangan secara mandiri atau dengan kata lain sangat pas dengan penerapan urban
farming.
Beberapa keuntungan budikdamber adalah tidak memerlukan modal yang besar, tidak
memerlukan lahan yang luas,serta alat dan lahan yang diperlukan akan mudah ditemukan.
Disamping itu, budikdamber memiliki kelemahan yaitu jumlah ikan dalam ember yang dapat
dibudidayakan hanya sedikit atau tidak sebanyak ikan yang dipelihara pada kolam konvensional.

Pada umumnya ikan yang dipelihara adalah ukuran benih dengan jumlah padat tebar yang
terlalu tinggi. jenis ikan dan tanaman yang bisa di budidayakan hampir sama dengan budidaya
dengan sistem akuaponik.

E. PERAN URBAN FARMING

Program urban farming merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan pangan dan
memanfaatkan lahan diperkotaan. Selain itu, juga bertujuan untuk memotivasi masyarakat untuk
membangun dirinya agar lebih mandiri. Sejalan dengan perkembangan laju pertumbuhan
diperkotaan yang berlangsung dengan cepat tentunya akan berdampak terhadap berbagai aspek
salah satunya lingkungan. Seperti meningkatnya polusi sampah yang akan mengakibatkan
penurunan kualitas lingkungan. Oleh karena itu, urban farming menjadi solusi untuk
menciptakan lingkungan yang berkualitas dan sehat.

Kehadiran urban farming di perkotaan maupun memberikan dampak positif dalam kebutuhan
pangan dan berdampak bagi ekonomi diwilayah perkotaan. Menurut Fauzi, etal (2016) bahwa
nilai positif keberadaan urban farming dapat dilihat dari berbagai aspek diantaranya, sebagai
berikut :

a. Aspek Ekonomi
Ditinjau dari aspek ekonomi urban farming memberikan banyak manfaat seperti
membuka lapangan pekerjaan baru, pendapatan masyarakat menjadi meningkat sehingga angka
kemiskinan akan berkurang jika kebutuhan pangan masyarakat diwilayah kota bisa dipenuhi
secara mandiri maka sebagian besar pendapatannya akan digunakan untuk perumahan,
pendidikan, dan kesehatan. b. Aspek Ekologi
Peranan urban farming jika ditinjau dari aspek ekologi dapat memberikan berbagai
manfaat yaitu kualitas udara menjadi lebih baik, memberi nilai estetika, konversasi sumberdaya
tanah dan air serta menciptakan iklim mikro yang sehat. Urban farming sangat berperan dalam
meningkatkan kualitas iklim mikro dan dalam perhijauan sekaligus mengurangi jumlah sampah
dengan memanfaatkannya kembali. Oleh karena itu, kehadiran urban farming dapat mengurangi
beban sampah yang dihasilkan dari rumah tangga maupun industry. Kehadiran urban farming
juga dapat mengurangi polusi udara, menciptakan kesejukan dan keindahan tempat tinggal
masyarakat.
c. Aspek Sosial
Permasalahan sosial tidak dapat dipisahkan dari penduduk kota yang heterogen dan padat.
Permasalahan yang sering ditemui cukup rumit seperti masalah kesehatan, lapangan pekerjaan,
kebutuhan pangan yang tidak terpenuhi serta masalah kebersihan. manfaat urban farming dalam
aspek sosial yaitu mengurangi angka pengangguran, persediaan pangan meningkat sehingga
kebutuhan nutrisi masyarakat miskin dikota terpenuhi, dapat mengurangi konflik sosial, dan
meningkatkan kesehatan. Urban farming bisa menjadi sumber penghasilan masyarakat kotadan
bisa menjaga kestabilan ekonomi saat kritis sehinggaakan berhubungan dengan penanggulangan
kemiskinan dan membuat lingkungan menjadi lestari.
d. Aspek Wisata dan Edukasi
Pengembangan urban farming secara berkelanjutan memilikinilai edukasi, kesehatan, dan
wisata. Semakin terbatasnya ruang terbuka hijau diperkotaan membuat kualitas lingkungan
mengalami penurunan. Dengan adanya urban farming maka ruang terbuka hijau diperkotaan bisa
bertambah, sehingga kualitas udara semakin baik. Disamping itu, RTH berkontribusi sebagai
untuk kelanjutan lingkungan hidup diperkotaan. Urban farming juga bisa menjadi objek wisata
atau sarana untuk sekedar bersosialisasi bagi penduduk kota. Terbatasnya lahan pertanian dan
RTH menjadi daya tarik bagi masyarakat dan menjadi sarana edukasi bagi anak-anak.

F. REKOMENDASI PENERAPAN URBAN FARMING

Menurut Fauzi, Itlu al (2016) praktik urban farming diperkotaan dapat memanfaatkan
sumber daya yang berasal dari rumah dengan teknologi yang sederhana. Berikut beberapa
rekomendasi terkait dengan urban farming :
1. Memanfaatkan sumberdaya loksl
Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati disetiap daerah dengan berbagai ciri khasnya
sehingga praktik urban farming dapat dijadikan sebagai sarana untuk memajukan sumberdaya
alam setempat

2. Penerapan teknologi tepat guna dan sederhana sangat mudah untuk dilakukan oleh
seluruh masyarakat
3. Memanfaatkan kembali limbah organic untuk digunakan sebagai sumber nutrisi bagi
tanaman, sehingga limbah organic dapat berkurang
4. Penerapan urban farming dengan konsep berwawasan lingkungan dapat membuat
lingkungan yang nyaman, hijau, bersih, dan aman
5. Perlunya dukungan pemerintah berupa kepastian hukum maupun intensif terhadap pelaku
urban farming.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pertanian perkotaan merupakan sebuah upaya pemanfaatan ruang minimalis yang


terdapat di perkotaan untuk dimanfaatkan agar dapat memproduksi. Produksi ini berkaitan
dengan memenuhi kebutuhan pangan, kenyamanan hidup ditengah polusi udara perkotaan dan
menghadirkan nuansa estetika dirumah kota. Kegiatan ini juga dapat dilakukan didaerah
pinggiran kota, bahkan didaerah kecil sekalipun.

Selain itu, konsep Urban Farming juga mudah diterapkan karena dapat dilakukan dilahan
perkotaan sempit yang kosong bahkan dihalaman rumah masyarakat itu sendiri. Namun pada
kenyataannya, dibalik manfaat dan kemudahan dalam menerapkan konsep Urban Farming,
perkembangan konsep Urban Farming di Indonesia masih hanya sebatas komunitas sosial dan
belum bersifat masa. Mengingat masyarakat kota yang memiliki waktu sangat terbatas karena
harus bekerja dari pagi hingga sore, menyebabkan sulitnya untuk menerapkan konsep ini.

B. SARAN

Diharapkan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca juga pendengar, dan bisa
dipahami lebih dalam tentang teori Model usahatani dikawasan urban farming seperti yang
dijelaskan dalam makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Cahya, DL (2014), Kajian Peran Pertanian Perkotaan Dalam Pembangunan Perkotaan


Berkelanjutan (Studi Kasus: Pertanian Tanaman Obat Keluarga Di Kelurahan Sipil,
Jakarta Barat). Jurnal Forum Indah, 11 (3), 323-3333, Retrieved April 8, 2021, from
https://www.researchgate.net/publication/307931464
Fauzi, AR, Ichniarsyah, AN, & Agustin, H. (2016). Pertanian Perkotaan : Urgensi, Peranan, dan
Praktik Terbaik. Jurnal Agroteknologi, 10(1), 49-62, Retrieved April 2,2021, From
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JAGT/article/view/4339
Irfayanti, D., & Ningsih, P.W. (2020). Kemandirian Pangan dengan Pembuatan Budikdamber
(budidaya ikan dalam ember) di Kecamatan Telanaipura Kota Jambi. Jurnal
pembelajaran pemberdayaan masyarakat, 1(4), 350-355. Retrieved April 3, 2021, from
https://riset.unisma.ac.id/index.php/JP2M/article/view/8815

Anda mungkin juga menyukai