OLEH :
KELOMPOK 2 (Dua)
UNIVERSITAS LAKIDENDE
KONAWE
2019
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah tentang Visualisasi Masyarakat Tani Indonesia Yang
Menerapkan Digital Frming ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa penulis
juga mengucapkan terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
masih banyak pemilik lahan pertanian yang mengelola sawahnya dengan Cara
konvensional, dengan Cara monitoring dan controlling kondisi tanah serta
pertumbuhan tanaman secara langsung.
Melihat besarnya pengaruh pertanian terhadap perekonomian nasional dan
kesejahteraan masyarakat maka strategi untuk meningkatkan produktifitas dan
kualitas hasil pertanian menjadi sangat penting. Peningkatan produktifitas ini akan
memicu pada peningkatan kesejahteraan masyarakat tani. Pemanfaatan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) dapat menjadi salah satu strategi untuk
mewujudkan hal tersebut. Penerapan sistem informasi (SI) pada bidang pertanian
sudah dilakukan oleh banyak negara agraris seperti Kenya, Croatia, China, dan di
bawah lembaga National Agricultural Research System. Penerapan teknologi
informasi di negara – negara tersebut memberikan kontribusi terhadap
peningkatan produktifitas hasil pertanian yang berdampak pada peningkatan
pendapatan petani. "Digital Farming merupakan teknologi yang dapat
memudahkan pengambilan keputusan secara praktis dan bermanfaat, teknologi ini
membuat manajemen risiko di pertanian menjadi lebih mudah dan membantu
meningkatkan potensi keuntungan secara berkelanjutan," jelas dia dalam
keterangannya, Jumat (9/3).
Melalui kajian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai
masyarakat tani yang menerapkan Digital Farming dalam usahanya
mempermudah kinerja serta meningkatkan hasil yang ingin dicapai.
1.2 Rumusan Masalah
2
1.3 Tujuan
1.3.5 Mengetahui apa saja kendala yang dihadapi petani dalam menerapkan
teknologi dalam pertaniannya.
1.4 Manfaat
Makalah ini dibuat selain untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh
Bpk. Dosen dalam mata kuliah Dgital Farming, makalah ini membantu kita
mengetahui sudah seberapa jauh NKRI menerapkan sistem Digital Farming.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Jens mengatakan, Digital Farming dapat membantu meramal cuaca,
menetapkan waktu dan volume yang tepat dalam mengaplikasikan produk
perlindungan tanaman dan pemupukan, dan rekomendasi dapat dibuat khusus bagi
masing-masing petani di lahan yang berbeda. Ditambahkannya, pertanian digital
ini juga memungkinkan peningkatan hasil panen dengan meminimalkan dampak
pertanian pada lingkungan hidup.
5
3) Mendorong terlaksananya kegiatan pengembangan, pengelolaan dan
pemanfaatan informasi pertanian secara langsung maupun tidak langsung
untuk mendukung pengembangan pertanian lahan marjinal.
4) Memfasilitasi dokumentasi informasi pertanian di tingkat lokal (indigeneous
knowledge) yang dapat diakses secara lebih luas untuk mendukung
pengembangan pertanian lahan marjinal.
Petani perlu memanfaatkan dengan optimal teknologi-teknologi alternatif
tersebut sehingga mereka tidak ketinggalan informasi dan dapat mengembangkan
pertaniannya. Informasi yang didapatkan dapat menjadi acuan pengembangan
dalam budidaya maupun pengolahan pasca panen. Tentu saja hal yang kita
harapkan adalah peningkatan produktivitas dan nilai tambah yang merupakan ciri
pertanian modern dapat tercapai. Keterlibatan dari penyedia informasi tentu
sangat penting. Universitas-universitas, lembaga penelitian di bidang pertanian,
LSM, dan pemerintah harus secara proaktif menyediakan layanan-layanan
informasi melalui internet yang saat ini cukup murah dan terjangkau dai sisi
penyedia informasi. Permasalahannya adalah kita harus bersama-sama saling
melengkapi untuk memberikan yang terbaik bagi para petani kita, agar
kesejahteraan mereka meningkat.
6
dari mulai alat-alat pertanian, varietas-varietas unggul bibit pertanian, hingga
budidaya pertanian dengan cara modern. Terbukti, dengan adanya teknologi
pertanian dapat meningkatakan produktifitas pangan suatu negara. Contoh
nyatanya adalah negara Amerika. Teknologi pertanian Amerika semakin maju
sejak abad ke-19, banyak mesin dan teknologi pertanian yang ditemukan.
Kemajuan teknologi yang semakin pesat, tidak membuat orang Amerika
meninggalkan pertanian, namun justru pertanian di sana semakin berkembang.
Mesin dan teknologi yang ditemukan, digunakan untuk meningkatkan hasil dan
mutu pertanian.
Amerika Serikat merupakan salah satu negara pengekspor hasil tani
terbesar di dunia. Peralatan pertanian di Amerika sudah sangat modern. Di
Amerika, traktor dapat berfungsi sebagai penarik alat-alat lainnya, seperti mesin
pencangkul, pemupuk, penanam benih, pemotong, dan pemanen. Bahkan,
beberapa traktor dapat menjadi alat penggerak untuk mesin lainnya. Dengan
adanya alat atau mesin-mesin modern ini, kegiatan pertanian menjadi lebih efektif
dan efisien. Para petani di sana juga menggunakan pesawat terbang kecil untuk
menyemprotkan antihama atau menyirami ladang-ladang mereka.
Komoditas makanan yang dulunya belum bisa diproduksi di Amerika,
sekarang sudah dapat diproduksi. Salah satunya adalah kedelai, yang baru mulai
diproduksi di Amerika Serikat pada tahun 1950-an. Amerika Serikat kini menjadi
salah satu pengekspor kedelai terbanyak. Dan, salah satu importir kedelai
Amerika adalah negara kita sendiri, Indonesia. Dengan adanya teknologi
pertanian, tanpa membutuhkan sumber daya manusia yang banyak dan lahan yang
luas pun dapat memproduksi pangan dengan skala besar.
Berkaca dari apa yang telah terjadi di Amerika, Indonesia mulai
mencontoh atas apa yang telah terjadi di Amerika. Aadanya kemajuan teknologi
diterapkan di pertanian Indonesia, para petani akan lebih sejahtera dan
pengelolaannya lebih mudah. Apalagi dengan melihat potensi pertanian dan
kesuburan tanah di Indonesia. Akselerasi penerapan teknologi pertanian
merupakan upaya yang paling aplikatif dan paling logis apabila bangsa ini masih
mau untuk keluar dari zona keterpurukan di sektor pertaniannya.
7
Optimalisasi pengelolaan lahan pertanian dengan basis teknologi modern,
menjadi kunci sukses dalam pemenuhan kebutuhan pangan. Untuk dapat
mencapai hasil yang optimal, penggunaan berbagai peralatan modern harus segera
diterapkan. Modernisasi bukan berarti menghilangkan konsep tradisional
pengelolaan pertanian, tetapi dengan menerapkan teknologi pertanian dapat
memberikan hasil yang lebih baik dan lebih banyak. Selain itu, petani juga
mendapat nilai tambah yang besar. Produktivitas menjadi tinggi, efisien, beban
ongkos petani rendah, dan nilai tukar petani akan meningkat. Contohnya, untuk
menemukan bibit unggul padi, harus ada penelitian dan penyilangan benih padi,
jadi dapat dihasilkan bibit padi yang cepat panen dengan hasil yang lebih banyak
dan tahan hama.
Begitu juga dengan pengolahan lahan. Produksi pertanian tidak akan
efektif jika hanya mengandalkan tenaga pengolah lahan. Apalagi dengan semakin
terbatasnya tenaga pengolah lahan. Dengan modernisasi pertanian, waktu yang
dibutuhkan juga semakin singkat. Misalnya, pengolahan lahan/sawah dengan
menggunakan hand tractor, yang bukan saja mempercepat pengolahan tanah, tapi
juga lebih irit tenaga. Apalagi, populasi kerbau semakin berkurang karena
disembelih untuk dikonsumsi manusia.
Untuk menanam padi, digunakan transplanter, dengan waktu tanam yang
terhitung cepat. Satu hektare lahan dapat ditanami paling lama satu jam. Jauh
lebih cepat dibandingkan penggunaan tenaga manusia yang membutuhkan waktu
tiga sampai empat hari untuk menanami satu hektare lahan. Modernisasi peralatan
juga telah dilakukan untuk memanen padi. Seperti, penggunaan combine harvester
, yang dapat memotong padi jauh lebih cepat dibandingkan dengan cara dibabat
manual. Dengan mesin tersebut, satu hektare lahan bisa dipanen dalam waktu dua
jam. Sementara, dengan cara manual (dibabat) butuh waktu hingga tiga hari.
Penggunaan mesin itu juga dapat mencegah kerusakan padi menjadi lebih baik,
yaitu hanya 0,97 persen, dibanding menggunakan alat pemotongan manual,
seperti ani-ani atau sabit.
8
Perlu adanya kebijakan khusus serta berbagai terobosan baru dari
pemerintah dalam meningkatkan produktifitas pangan dalam negeri, dengan
penerapan teknologi-teknologi masa kini. Beberapa langkah dan terobosan yang
bisa dilakukan pemerintah untuk meningkatkan produktifitas pangan dalam negeri
dengan penerapan berbagai teknologi pertanian adalah:
9
benih dan bunga. Sektor pertanian merupakan pendorong utama ekonomi di
Belanda dengan menyumbang 20% pendapatan nasionalnya. Kunci dari
majunya pertanian di Belanda adalah Riset. Kebijakan-kebijakan dan
teknologi di adopsi dari riset-riset yang dilakukan para ahli.
10
2.4 Petani Indonesia Yang Menerapkan Digital Farming
Teknologi pertanian terbaru di Indonesia bisa dikatakan berkembang
cukup pesat. Tentu saja teknologi ini telah menarik perhatian berbagai kalangan,
bahkan tidak hanya orang-orang yang bergerak di bidang pertanian saja, orang-
orang awam juga penasaran dengan teknologi penemuan pertanian terbaru itu.
11
1. Memperoleh Benih Unggul
Teknologi pertanian terbaru tidak lepas dari perusahaan penghasil
benih, dengan melibatkan alat teknologi penghasil benih modern diharapkan
akan menghasilan produk benis yang modern. Misalnya seperti jagung hibrida
sebagai benih yang terproduk dengan bantuan perkembangan teknologi
pertanian. Karakter jagung hibrida ini nantinya memiliki kualitas yang baik,
kualitas tonggol yang unggul, dan biji jagung yang semakin banyak.
2. Menghasilkan Pupuk Kimia Terbaik
Perusahaan pupuk kimia dan obat pertanian kini menggunakan
teknologi modern untuk menghasilkan kualitas pupuk kimia dan obat
pertanian terbaik. Dengan menggunakan pupuk tersebut, tentu kualitas hasil
panen pun akan semakin meningkat. Omset petani akan bertambah, konsep
pemerintah tentang memanusiakan petani akan segera terwujud, derajat petani
akan naik, dan petani akan naik kelas sosial di masyarakat.
3. Adanya Alat Pertanian Modern
Alat pertanian memiliki pengaruh besar dalam produktivitas produk
yang dihasil dari bertani. Penggunaan alat yang canggih pun akan berpengaruh
pada kegiatan bercocok tanam, sehingga pekerjaan menjadi lebih cepat yang
tentunya hasil panin pun akan lebih banyak. Selain lebih cepat, tenaga yang
digunakan pun tidak akan sebesar penggunaan alat yang tradisional jika
dilakukan dengan teknologi pertanian terbaru.
4. Meningkatkan pendapatan petani
Dengan adanya teknologi yang berperan penuh dalam pertanian, tentu
akan berpengaruh juga pada pendapatan petani. Seperti halnya penggunaan
benih unggul yang akan menghasilkan padi yang berkualitas serta jumlah yang
dihasilkan dari setiap tungkai nya pu akan lebih banyak dari biasanya. Dengan
demikian hasil panen yang didapatkan dari penggunaan benih unggul akan
meningkatkan nilai jual dari biasanya.
5. Meningkatkan kemampuan petani
Melalui teknologi pertanian yang paling baru, tentu akan menghasilkan
alat yang canggih dan modern untuk kegiatan bercocok tanam. Secara
12
otomatis kemampuan petani akan mengalami perubahan, adanya alat modern
memberikan tuntutan baru bagi petani untuk bisa menggunakannya. Dengan
demikian petani harus bisa menyesuaikan perkembangan teknologi pertanian
yang ada pada saat ini.
Jenis Alat Untuk Mendukung Teknologi Pertanian Terbaru
13
Teknologi karya anak bangsa ini merupakan hasil produksi RiTx, unit
bisnis PT Mitra Sejahtera Membangun Bangsa (MSMB), sebuah perusahaan
teknologi agrikultur dari Yogyakarta. Direktur Jenderal Pembangunan Daerah
Tertinggal Samsul Widodo mengatakan, penerapan teknologi di sektor pertanian
mampu meningkatkan potensi daerah.
“Teknologi seperti ini sangat perlu untuk pertanian di Indonesia. Agriculture bisa
jadi agri-cool-ture dan menarik minat anak muda untuk bertani. Potensi daerah
14
Keberadaan sensor tanah dan cuaca yang terpasang di lahan pertanian,
juga akan membantu petani dalam memantau kondisi tanaman. Data yang dapat
diperoleh dari sensor ini diantaranya seperti kelembapan udara dan tanah, suhu,
pH tanah, kadar air, hingga estimasi masa panen.
15
2.5 Kendala Yang Dihadapi Petani Dalam Menerapkan Digital Farming
16
Pemerintah sudah lakukan upaya dengan membuka SMK pertanian. Bahkan di
Kementrian Pertanian saat ini ada program start up agribisnis yang merupakan
kerja sama dengan IPB serta kampus lain.
Sementara itu Head of Region Asia Pacific 1 Crop Science Division
Bayer, Jens Hartmann, mengatakan ada dua cara yang bisa dilakukan agar anak
muda bisa tertarik menjadi petani. Cara tersebut adalah digital pertanian dan
pendidikan.
Hartmann mengatakan, pertanian digital merupakan teknologi yang dapat
memudahkan keputusan secara praktis dan bermanfaat. Teknologi ini membuat
manajemen resiko di pertanian menjadi lebih mudah dan membantu meningkatkan
potensi keuntungan secara berkelanjutan.
Digital farming dapat membantu meramal cuaca, menetapkan waktu dan
volume yang tepat dalam mengaplikasikan produk perlindungan tanaman dan
pemupukan. Rekomendasi dapat dibuat khusus bagi masing-masing petani di
lahan yang berbeda.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Petani perlu memanfaatkan dengan optimal teknologi-teknologi
alternatifsehingga mereka tidak ketinggalan informasi dan dapat mengembangkan
pertaniannya. Informasi yang didapatkan dapat menjadi acuan pengembangan
dalam budidaya maupun pengolahan pasca panen. Tentu saja hal yang kita
harapkan adalah peningkatan produktivitas dan nilai tambah yang merupakan ciri
pertanian modern dapat tercapai. Keterlibatan dari penyedia informasi tentu
sangat penting. Universitas-universitas, lembaga penelitian di bidang pertanian,
LSM, dan pemerintah harus secara proaktif menyediakan layanan-layanan
informasi melalui internet yang saat ini cukup murah dan terjangkau dai sisi
penyedia informasi. Permasalahannya adalah kita harus bersama-sama saling
melengkapi untuk memberikan yang terbaik bagi para petani kita, agar
kesejahteraan mereka meningkat.
18
DAFTAR PUSTAKA
Nahry, A.H.E, R.R. Ali, A.A. El Baroudy. 2011. An approach for precision
farming under pivot irrigation system using remote sensing and GIS
techniques. Agricultural Water Management, 98(4), 517-531.
Ogata, K., 1997. Teknik Kontrol Automatik Jilid I dan II, Edisi 2. Penerbit
Erlangga, Jakarta.
19