Anda di halaman 1dari 5

WACANA ANAK PETANI YANG MENG KHAWATIRKAN

NASIB AYAHNYA : WAKTUNYA BANGKIT MENUJU


PERTANIAN 4.0

Jepri Susanto

“Waktunya Indonesia bangkit menuju pertanian 4.0”

Sejak kapan kalian tahu jika perekonomian Indonesia sebagian besar ditopang oleh sektor
pertanian ? Februari 2020 Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk usia
kerja di Indonesia sebanyak 199,4 juta jiwa, yang sebagian besarnya bekerja di sektor
pertanian. Oleh karena itu Indonesia disebut sebagai negara agraris. Sektor pertanian
memegang peranan penting bagi perekonomian Indonesia karena merupakan sumber
pangan bagi kehidupan seluruh masyarakat, serta sebagai penopang pertumbuhan
perindustrian di Indonesia. Namun dibalik perannya yang begitu penting, tersimpan
permasalahan-permasalahan rumit yang mengancam keberlangsungan sektor pertanian.
Sebut saja permasalahan konversi lahan, sumber daya manusia yang rendah, harga hasil
pertanian yang sering turun, nilai tukar yang rendah, minimnya upah buruh tani sehinnga
tidak sedikit banyak terjadi alih profesi serta permasalahan kemiskinan yang berpusat di
pedesaan yang notabennya daerah sektor pertanian. Dengan permasalahan-permasalahan
tersebut apakah sektor pertanian masih mampu menopang perekonomian negera ini ?

Ketersedian lahan menjadi salah satu permasalahan umum yang dihadapi. Meningkatnya
konversi lahan pertanian ke non-pertanian menjadi suatu permasalahan umum yang
mengancam keberlangsungan sektor pertanian. Berbagai upaya dilakukan untuk menjaga
lahan pertanian agar tidak di alih fungsikan. Mulai dari dimuatnya aturan perlindungan
lahan pertanian pangan berkelanjutan pada tahun 2009 dalam Undang-undang No.41
sampai pembinaan petani agar dapat mempertahankan lahan pertanian mereka. Namun
nyatanya tetap saja terjadi alih fungsi lahan setiap waktunya. Selaras dengan signifikannya
jumlah pertumbuhan penduduk Indonesia sehingga konversi lahan pertanian pun tidak
dapat dihindari. Upaya memanfaatkan lahan perairan menjadi salah satu cara
memperbanyak lahan pertanian ditengah himpitan kebutuhan akan lahan. Apakah alih
fungsi lahan perairan dapat menjadi salah satu solusinya ? Sebenarnya hal ini bisa saja
menjadi solusi dalam mengatasi penurunan jumlah lahan pertanian karena menciptakan
lahan pertanian yang baru. Melihat jumlah lahan perairan Indonesia yang begitu luas
namun tidak termanfaatkan dengan sempurna menjadi latar belakang untuk mengalih
fungsikannya agar lebih bermanfaat. Biasanya lahan perairan hanya dimanfaatkan sebagai
tempat budidaya perikanan. Namun hal tersebut masih belum optimal karena hanya
mendapatkan satu hasil dalam satu kali kegiataanya. Ada berbagai jenis tanaman yang
dapat dibudidayakan di daerah perairain, namun hal tersebut terbatas karena kendala
kedalaman air tersebut. Oleh karena itu berbagai cara dilakukan agar hal tersebut tetap
dapat dilakukan. Salah satunya dengan mengaplikasikan sistem teknologi pertanian apung,
masyarakat dapat melakukan 2 budidaya secara bersamaan (budidaya ikan & budidaya
pertanian). Di Indonesia sendiri sistem pertanian apung masih sangat jarang diterapkan, hal
ini disebabkan rendahnya sumber daya manusia, sehingga kurangnya pengetahuan para
petani mengenai teknologi pada sektor pertania. Hal tersebut dapat dilihat dari hampir
semua sistem pertanian yang dilakukan di Indonesia masih di lakukan secara konvensional
yang masih tergantung pada beberapa faktor alam, salah satunya ketersediaan air,
kesuburan tanah dan sebagainya yang membuat hasil pertanian yang didapat tidak optimal.
Keunggulan pertanian apung salah satunya tidak dipengaruhi oleh ketersedian jumlah air,
karena dibudidayakan diatas perairan. Pertanian apung biasanya dilakukan dengan
menempatkan media tanam diatas rakit bambu, media tanam ini dapat berupa campuran
jerami , tanah dan sabut kelapa. Namun karena menggunakan rakit bambu, sistem pertanian
ini hanya dapat bertahan dalam waktu yang singkat. Melihat prospek kedepan yang dapat
menjadi solusi atas permasalahan lahan, diperlukan terobosan teknologi yang dapat
membuat sistem pertanian apung menjadi lebih unggul. Maka dari itu dibutuhkan campur
tangan pihak terkait dalam mengembangkan kembali teknologi pertanian apung ini.
Misalnya saja dengan membuat teknologi hidroponik apung diatas air sehinga dapat
bertahan lebih lama. Hidroponik merupakan teknologi budidaya pertanian tanpa
menggunakan tanah, hanya dengan memenuhi nutrisi unsur hara yang diperlukan tanaman.
Sebenarnya teknologi hidroponik juga merupakan salah satu solusi permasalahan lahan ini,
karena teknologi hidroponik ini dapat di aplikasikan di lahan yang sempit, bahkan atap
rumah pun juga dapat dijadikan lahan budidaya pertanian. Peran generasi muda sangat
diperlukan untuk memperkenalkan teknologi kepada petani agar sektor pertanian di
Indonesia dapat berkembang dengan baik.

Tidak mendukungnya sumber daya manusia karena berlatar belakang pendidikan rendah
serta didominasi oleh petani yang berusia lanjut membuat sektor pertanian di Indonesia
mengalami ketertinggalan. Sehingga dikedepan diperlukannya upaya untuk menarik minat
dari generasi muda agar dapat masuk ke sektor pertanian. Perguruan tinggi memegang
peranan yang sangat penting dalam menghasilkan lulusan pertanian yang berkompeten
sehingga diharapkan sektor pertanian dapat mengalami kemajuan dimasa yang mendatang.
Semakin banyaknya lulusan pertanian dapat menjadi ujung tombak pada kemajuan sektor
pertanian Indonesia menuju revolusi industri 4.0.

Revolusi Industri 4.0 mempunyai peranan yang begitu penting dalam mencapai target
swasembada pangan berkelanjutan melalui teknologi pertanian. Hal ini dapat berupa
teknologi digital yang terhubung langsung dengan internet sehingga diharapkan bisa
mencapai target swasembada tersebut. Beberapa wujud revolusi pertanian 4.0 antara lain.

 Smart Farming
Smart Farming merupakan metode pertanian cerdas berbasis teknologi. Teknologi yang
digunakan dalam Smart Farming 4.0 diantaranya Agri Drone Sprayer (Drone
penyemprot pestisida dan pupuk cair), Drone Surveillance (Drone untuk pemetaan
lahan) serta Soil and Weather Sensor (Sensor tanah dan cuaca).
 Precision Farming (Pertanian Terukur)
Salah satu paradigma baru dalam pertanian adalah pertanian presisi atau pertanian
terukur, atau yang lebih dikenal dengan precision farming. Pertanian presisi merupakan
konsep pertanian berbasis teknologi yang dalam pendekatannya bertumpuh pada
observasi dan pengukuran yang menghasilkan data untuk menentukan kegiatan kerja
bercocok tanam yang efektif dan efisien.
 Gene Editing (Bioteknologi)
Bioteknologi merupakan suatu teknik modern dalam mengubah bahan mentah melalui
transformasi biologis sehingga menjadi produk yang berguna. Supriatna (1992)
menyatakan pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah dan kerekayasaan terhadap organisme,
sistem atau proses biologis untuk menghasilkan dan atau meningkatkan potensi
organisme maupun menghasilkan produk dan jasa bagi kepentingan hidup manusia

Contoh pengaplikasian pertanian 4.0 di Indonesia dapat di lihat pada “Habibi


Garden” yang merupakan sebuah perusahaan digital yang berusaha memberikan solusi
untuk para petani berkomunikasi dengan tanaman dengan menggunakan teknologi IoT
seperti sensor suhu, kelembaban, nutrisi dan lain sebagainya. Sudah waktunya Indonesia
bangkit dan mempunyai sektor pertanian yang dikelolah secara modern sehingga Indonesia
mampu menjadi lumbung pangan kedepan.

Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal Samsul Widodo mengatakan,


penerapan teknologi di sektor pertanian mampu meningkatkan potensi daerah.“Teknologi
seperti ini sangat perlu untuk pertanian di Indonesia. Agriculture bisa jadi agri”cool”ture
dan menarik minat anak muda untuk bertani. Potensi daerah pun bisa meningkat” ujarnya.

Anda mungkin juga menyukai