net/publication/367162017
CITATIONS READS
0 27
1 author:
Samsul Ardianto
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
1 PUBLICATION 0 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Samsul Ardianto on 15 January 2023.
Sebagai negara agraris, Indonesia yang terletak di daerah tropis berlimpah sinar matahari
dan sumber daya alam sudah sepatutnya menjadi negeri yang berlimpah dan berdaulat pangan.
Kenyataannya hingga saat ini untuk pemenuhan pangan (beras, kedelai, terigu, daging, susu,
garam, dan produk pangan olahan) masih belum berdaulat dan sangat bergantung pada impor. Di
sisi lain, berbagai produk pertanian (hortikultura dan produk olahan) dari manca negara semakin
mendesak produk dalam negeri. Pertanian Indonesia hingga saa ini masih sangat bertumpu pada
teknologi konvensional (padat karya atau tenaga kerja) dan inovasi dengan mengandalkan
sumber daya alam (natural resources based innovation).
Pertanian di era revolusi industri 4.0 mencakup ruang lingkup on farming, off farming
dan digital market place. Kendala yang dihadapi dalam menghadapi revolusi industri 4.0 adalah
keterbatasan infrastruktur mengingat kondisi geografis Indonesia sehingga internet belum dapat
menjangkau seluruh wilayah Indonesia. Melihat kondisi tersebut maka diperlukan peran
penyuluh yang mempunyai kompetensi sebagai jembatan dalam transfer teknologi dan
inovasi. Penyebaran informasi dilakukan dengan memanfaatkan berbagai media baik media
cetak, elektronik, maupun media daring. Penyuluh Pertanian berperan dalam transfer teknologi,
fasilitator dan penasehat. Menghadapi revolusi industri 4.0 Pemerintah melalui Badan Litbang
pertanian telah mem buat aplikasi cyber extension, Katam, Layanan Konsultasi Padi Indonesia,
MyAgri, Takesi dan Pakar Kopi yang dapat digunakan Penyuluh Pertanian untuk mencerdaskan
petani Indonesia. Penyampaian informasi daring yang saat ini dilaksanakan oleh Kementerian
Pertanian melalui internet aplikasi zoom meeting dan google meeting.
Penerapan Teknologi Informasi (TI) dalam bidang pertanian saat ini sangat diperlukan
untuk keberhasilan produktivitas tani yang dihasilkan. Dengan Teknologi Informasi (TI), petani
Indonesia dapat dengan cepat dan mudah memperoleh informasi tentang pertanian untuk
meningkatkan produktivitasnya. Teknologi Informasi (TI) juga berperan terhadap pemasaran
hasil pertanian, petani dapat memasarkan produknya melalui media internet. Selain itu, petani
juga dapat memantau dan mengatur dengan lebih praktis, lebih ekonomis dan efisien melalui
internet. Banyaknya manfaat yang diperoleh dari perkembangan TI dapat membantu
terbentuknya proses pembangunan pertanian. Dan harapan masyarakat untuk
mendapatkankesejahteraan dalam memenuhi kebutuhan pangan dapat terealisasi.