Anda di halaman 1dari 7

SMART FARMING WITH AGRICULTURAL DRONE

Evandio Martin 07111740000095 Teknik Elektro 2017


Mauritz William 07111740000062 Teknik Elektro 2017
Lambang Sukma 07111740000074 Teknik Elektro 2017

PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terbesar di dunia. Karena wilayahnya
yang luas maka kekayaan alam di Indonesia juga cukup besar. Salah satunya yaitu di bidang
pertanian. Dari sektor pertanian, Indonesia cukup menyumbang banyak produk pertanian
seperti padi, kedelai, jagung, kacang tanah, ketela pohon, dan ubi jalar. Di sektor perdagangan
akan hasil pertanian, Indonesia cukup menyumbang banyak tanaman pertanian seperti kopi,
kelapa, kina, cengkeh, tebu, karet, dan yang lainnya. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia setiap
tahunnya terus bertumbuh pesat setiap tahunnya. Di sektor pertanian khususnya hingga tahun
2018 mencapai angka 9%. Sektor pertanian juga menjadi penunjang ekonomi Indonesia karena
pertumbuhannnya di kuartal II 2020 cukup tinggi. untuk kedepannya Indonesia menargetkan
terus bertambah pesat di sektor pertanian.
Melihat pesatnya pertumbuhan kebutuhan hasil pertanian di Indonesia kita perlu
mengembangkan inovasi yang relevan dengan perkembangan zaman. Kalau dilihat kondisi
sekarang masih banyak para petani yang menggunakan alat tradisional untuk bertani dan harus
setiap hari keladang untuk mengecek proses pertumbuhan tanamannya seperti apa. Hal itu
menurut kami akan banyak membutuhkan banyak waktu yang terpakai. Dari situlah kami
menawarkan sistem smart farming yaitu pengaplikasian teknologi drone untuk pertanian.
Pengaplikasian drone ini digunakan untuk mengetahui kondisi tanaman dari mulai mau
ditanam sampai masa panen. Dalam teknologi ini kita menggunakan teknologi yang dapat
membaca suhu, kelembapan, warna buah/hasil tanaman, dan kondisi tanaman yang menjadi
satu dalam teknologi drone, drone dihubungkan dengan ponsel pintar yang ada dirumah.
Sehingga kita dapat melacak kapan kebun atau sawah siap ditanami tanaman, kita juga bisa
bisa mengetahui buah siap panen, kita juga bisa mengetahui ketika ada hama yang menyerang
kebun tanpa harus datang kekebun itu. Jadi kita bisa datang kekebun dengan waktu yang tepat
ketika ada masalah.
Penerapan sistem smart farming ini adalah sistem yang paling cocok dalam
menyelesaikan masalah-masalah pertanian yang ada di indonesia kedepannya terutama dalam
proses penanaman sampai masa panen. Hal ini penting untuk kita bisa meminimalisir waktu
yang tidak efektif untuk pekerja dalam merawat tanamannya dan memaksimalkan waktu itu
untuk keperluan lainnya. Semua peranan itulah yang akan menjadi solusi efektif untuk
pertanian indoensia sekarang dan masa yang akan datang
Tujuan
Karya tulis ini bertujuan untuk merumuskan suatu konsep baru upaya pemanfaatan
banyaknya daerah pertanian dengan memanfaatkan konsep Internet of Things (IoT) yang jauh
lebih efisien. Yaitu dengan menggunakan Agricultural Drone.
Manfaat
Konsep ini bermanfaat bagi para petani di Indonesia sebagai upaya meningkatkan hasil
panen, serta mengurangi pengeluaran dan tenaga kerja dan berpotensi memodernisasikan
pertanian di Indonesia.
GAGASAN
Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan
Menurut data dari Badan Pusat Statistik Jawa Timur tahun 2018 terdapat hanya 10,3%
para petani yang menggunakan internet. Itu menunjukkan para petani pada saat ini masih
banyak menggunakan peralatan tradisional dalam menunjang pekerjaannya, dalam hal
memonitoring kondisi tanaman juga masih harus melihat ke perkebunan/sawah setiap hari
untuk memastikan kondisinya baik-baik saja dan tidak ada hama yang menyerang. Jadi dapat
disimpulkan belum banyak para petani yang dapat menggunakan teknologi smart farming ini
dalam menjalani proses bertaninya.
Teknologi yang sudah pernah ada di Indonesia
Di Indonesia, sudah ada beberapa aplikasi yang menerapkan IoT untuk mendorong
penerapan smart farming. Berikut ini adalah aplikasinya.
RiTx Bertani
Bertani lebih presisi menjadi solusi untuk mencapai efisiensi produksi dan
meningkatkan hasil panen. Mitra Sejahtera Membangun Bangsa (MSMB), melakukan
pemasangan sensor pertanian berbasis Internet of Things (IoT) diantaranya sensor tanah dan
cuaca serta sensor debit air pada 13 dan 18 Agustus 2019 lalu di Pasaman Barat dan
Sukabumi.Teknologi sensor yang terhubung dengan aplikasi RiTx Bertani ini dapat membantu
petani untuk bertani lebih presisi. Pemasangan sensor ini dilaksanakan sebagai bagian dari
program Implementasi Teknologi Pertanian Presisi untuk Daerah Irigasi.
Difasilitasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika, ratusan petani juga
mendapatkan pelatihan penggunaan aplikasi RiTx Bertani. Penggunaan aplikasi RiTx Bertani
ini sejalan dengan program Petani Go Online yang menjadi program Kementerian Komunikasi
dan Informatika. Berbasis Internet of Things (IoT), petani bisa mendapatkan informasi terkait
kondisi lahan mereka langsung melalui aplikasi RiTx Bertani. Notifikasi dan rekomendasi
perlakukan terhadap lahan akan didapatkan petani setiap hari. Menggunakan RiTx Bertani,
petani juga bisa melakukan pencatatan lahan, komoditas, dan aktivitas bertani. Sehingga, petani
bisa mendapatkan praktik budidaya terbaiknya. Petani juga bisa memanfaatkan berbagai fitur
yang tersedia di dalam aplikasi RiTx Bertani ini seperti identifikasi hama, chatbot, membaca
artikel pertanian hingga berdiskusi melalui fitur forum.

BLK Latihan Kerja Lembang


Smart Farming
Balai Latihan Kerja (BLK) Lembang membuat aplikasi Smart Farming berbasis
Android yang dapat mempermudah kerja petani dengan menggunakan Internet of Things (IoT).
Dengan aplikasi smart farming ini, petani dapat melakukan penyiraman dan pemupukan
dengan menekan tombol pada aplikasi smart farming di smart phone saja, serta dapat mengatur
kelembaban air, mengatur nutrisi menjadi lebih efisien dan efektif. Terdapat indikator di
aplikasi sehingga para petani tahu kapan harus menyiram atau memupuk tanaman,yang dapat
dimonitoring pada aplikasi smart farming
Smart Nutrient
Balai Latihan Kerja (BLK) Lembang menciptakan otomatisasi untuk budidaya tanaman
melalui sistem hidroponik yang diberi nama Smart Nutrients. Sistem tersebut diciptakan untuk
memudahkan petani hidroponik dalam pemberian nutrisi pupuk cair tanaman secara otomatis.
Melalui smart nutrients ini, petani hidroponik tidak perlu repot untuk memantau dan melakukan
pencampuran nutrisi pupuk cair di bak (tandon) penampungan air setiap saat. Smart nutrient
dikembangkan untuk pertanian hidroponik. Sebab, hidroponik dianggap sebagai sistem
pertanian di masa depan.
Berkurangnya lahan pertanian membuat orang beralih ke hidroponik karena sistem ini
tidak membutuhkan lahan yang luas seperti pertanian konvensional. Selain itu, tanaman
hidroponik juga memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi karena lebih bersih, sehat, dan bebas
pestisida.
Cara kerja sistem ini adalah petani menginput kebutuhan nutrisi tanaman ke sistem,
setelah itu sistem akan mengukur dan memonitor kandungan nutrisi di tandon dan secara
otomatis akan menambah dan melakukan pencampuran nutrisi ketika sudah berkurang. Melalui
smart nutrients ini kandungan nutrisi di tandon bisa terus terjaga hingga masa panen tanaman
tiba.
Masih Membutuhkan Inovasi
Beberapa aplikasi di atas sudah menerapkan sistem IoT. Akan tetapi, penggunaannya
masih sebatas untuk pertanian yang kecil dan bukan di tempat terbuka. Pada aplikasi BLK
Lembang, smart farming, harus melakukan pemasangan tiang-tiang untuk menyiram serta
sensor-sensor di setiap tanaman untuk dapat berjalan. Kemudian, pada smart nutrient hanya
berfokus kepada pertanian hidroponik saja. Sehingga, pertanian di Indonesia masih
membutuhkan teknologi untuk pertanian luas yang outdoor agar dapat membantu para petani
lebih baik lagi agar tidak membuang tenaga ke sawah yang luas panas-panas untuk melakukan
kegiatan yang berulang-ulang.
Gagasan Baru yang Ditawarkan
Revolusi Industri dan Adaptasi
Berdasarkan beberapa solusi yang sudah ada di atas dan untuk meningkatkan efisensi
tenaga kerja dan mengurangi biaya pemasangan alat-alat per bagian lahan, solusi baru yang
dapat digunakan dalam upaya pengembangan smart farming adalah dengan menggunakan
drone khusus untuk pertanian.
Selain dapat meningkatkan efisiensi secara keseluruhan, ada banyak hal yang dapat
dilakukan oleh drone. Karena drone menjadi bagian integral dari smart farming. Keberhasilan
bertani biasanya bergantung pada sejumlah besar faktor yang sedikit atau tidak dapat dikontrol
oleh petani: cuaca dan kondisi tanah, suhu, curah hujan, dll. Kunci efisiensi terletak pada
kemampuan mereka untuk menyesuaikan diri, yang sebagian besar dipengaruhi oleh
ketersediaan informasi akurat hampir real-time.
Teknologi drone dapat mengakses ke kumpulan data yang luas, petani dapat
meningkatkan hasil panen, menghemat waktu, mengurangi biaya, dan bertindak dengan
akurasi dan presisi yang tak tertandingi. Revolusi industri di dunia ini terjadi sangat cepat
sehingga adaptasi menjadi sangat penting, dan mengingat pertumbuhan populasi dan
perubahan kondisi cuaca global, petani akan diminta untuk memanfaatkan teknologi generasi
baru untuk mengatasi tantangan yang muncul.
Cara Kerja Agricultural Drone
Konstruksi drone mencakup sistem propulsi dan navigasi, GPS, sensor dan kamera,
pengontrol yang dapat diprogram, serta peralatan untuk penerbangan otomatis. Teknologi yang
digunakan untuk drone UAV (unmanned aerial vehicles) untuk pertanian dibangun dengan
cara yang memungkinkan mereka untuk menangkap informasi yang lebih akurat daripada yang
dapat dikumpulkan oleh pesawat terbang dan satelit. Perangkat lunak agritech berbasis drone
memproses data yang dikumpulkan dan mengirimkannya dalam format yang mudah dibaca.
Proses pengumpulan data drone mencakup empat langkah:
1. Mengindikasi parameter penerbangan: Outlining dan mengevaluasi area pengawasan
dan mengunggah info GPS ke dalam sistem navigasi drone.
2. Penerbangan Autonomous: Drone UAV melakukan pola penerbangan sesuai dengan
parameter yang telah ditetapkan sebelumnya dan mengumpulkan data yang diperlukan.
3. Data Upload: Drone mengirimkan data yang telah di-capture untuk diproses dan
dianalisa.
4. Information Output: Setelah diproses, data akan dikirim ke petani dalam format yang
dapat dibaca. Laporan tersebut berisi informasi yang menjelaskan keputusan
manajemen pertanian yang lebih baik

Pengaplikasian Drone di bidang pertanian

Penggunaan drone memungkinkan untuk memberikan info terkini dengan cepat dan
efisien. Evolusi perangkat lunak drone dan affordability secara keseluruhan juga menyebabkan
peningkatan aplikasi dari drone. Secara spesifik, drone dapat digunakan untuk hal-hal ini dalam
pertanian.
1. Memperkirakan kondisi tanah
Dengan data, petani dapat mengambil tindakan berdasarkan informasi akurat tentang
kondisi tanah. Pengambilan data ini sebelumnya melibatkan kunjungan fisik ke sawah dan
pengumpulan metrik dilakukan secara manual. Dilengkapi dengan banyak smart sensor
pertanian, drone dapat mengumpulkan dan mengirimkan data-data ini dengan cara yang lebih
cepat dan lebih presisi.
2. Menanam tanaman
Tanah dipersiapkan untuk penanaman dan drone menumbuhkan benih di dalamnya. Hal
ini lebih efisien dibandingkan dengan menggunakan teknik penanaman yang dilakukan oleh
para petani sendiri. Menggunakan drone untuk penanaman benih relatif baru, namun beberapa
perusahaan bereksperimen dengan pendekatan ini. Drone juga dapat menyemprot ladang
dengan air, pupuk atau herbisida, mengurangi biaya, tenaga kerja manual, dan waktu yang
dihabiskan untuk proses ini.
3. Memerangi infeksi dan hama
Drone pertanian tidak hanya dapat memberi informasi kepada petani tentang kondisi
tanah menggunakan teknologi termal, multispectral, dan hyperspectral, mereka juga dapat
mendeteksi area lapangan yang terpengaruh oleh rumput liar, infeksi, dan hama. Berdasarkan
data ini, petani dapat memutuskan jumlah pasti bahan kimia yang dibutuhkan untuk melawan
infestasi, dan tidak hanya membantu mengurangi biaya, tetapi juga untuk meningkatkan
kesehatan sawah
4. Penyemprotan pertanian
Smart farm juga menggunakan drone untuk penyemprotan di pertanian, yang
membantu membatasi kontak manusia dengan pupuk, pestisida, dan bahan kimia berbahaya
lainnya. Drone dapat menangani tugas ini lebih cepat dan lebih efisien daripada kendaraan dan
pesawat terbang, drone juga merupakan alternatif yang bagus untuk pertanian yang masih
menggunakan tenaga kerja manual.
Drone juga tak tergantikan dalam hal perawatan di tempat. Mereka dapat mendeteksi
area yang terinfeksi dengan sensor dan kamera dan dapat memulihkan bagian yang terinfeksi
dengan membiarkan bagian yang tidak terinfeksi dari lapangan. Hal ini tidak hanya menghemat
waktu dan meningkatkan keamanan, tetapi juga membantu mengurangi biaya.
5. Pengawasan tanaman
Lahan pertanian merupakan area yang luas, dan seringkali hampir tidak mungkin untuk
memperkirakan keadaan tanaman secara keseluruhan. Dengan menggunakan drone untuk
pemetaan pertanian, petani dapat mengetahui informasi terbaru tentang kesehatan tanaman di
area tertentu dan menunjukkan area lapangan mana yang perlu diperhatikan.
Untuk memperkirakan keadaan tanaman, drone memeriksa lapangan dengan kamera
infrared dan menentukan tingkat penyerapan cahaya. Berdasarkan info yang akurat dan real-
time, petani dapat mengambil tindakan untuk memperbaiki kondisi tanaman di lokasi mana
pun.
6. Pemantauan ternak
Dalam peternakan, drone dapat mengawasi ternak saat merumput di padang rumput,
mengurangi kebutuhan tenaga kerja manusia dengan menunggang kuda dan truk. Dengan
menggunakan teknologi sensor termal, drone dapat menemukan ternak yang hilang,
mendeteksi hewan yang terluka atau sakit, dan menghitung jumlah pastinya.
Pihak-Pihak yang Dapat Mengimplementasikan Gagasan
Untuk merealisasikan Gagasan Smart Farming with Agricultural Drone, diperlukan kerjasama
dan partisipasi aktif dengan berbagai pihak, di antaranya:
1. Kementrian Komunikasi dan Informasi RI selaku pihak yang berwewenang
mengeluarkan kebijakan-kebijakan serta perizinan Gagasan Smart Farming dengan
memanfaatkan Agricultural Drone.
2. Departemen Pertanian sebagai pihak pemberdaya lahan dan teknologi pertanian
3. Pemerintah daerah masing-masing pertanian yang ikut memberikan dukungan
penyaluran produk-produk dan memberikan perizinan
4. Para petani yang siap untuk memodernisasi pertanian mereka
Langkah-Langkah Strategis Implementasi Gagasan
Langkah-langkah strategis untuk mewujudkan Gagasan Smart Farming with Agricultural
Drone adalah:
1. Memasukkan rancangan konsep Smart Farming ke dalam program Kemenkominfo
2. Inisiasi kerjasama antara instansi pemerintah dengan para petani dalam memberikan
penyuluhan dan bimbingan pemanfaatan Drone
3. Mobilisasi dengan para petani untuk merealisasikan program Smart Farming
4. Melakukan evaluasi secara periodik dan profesional

KESIMPULAN
Inti Gagasan
Smart farming dengan teknologi drone adalah sebuah ide yang dapat memodernisasi
pertanian di Indonesia dari upaya untuk meringankan pekerjaan para petani yang berulang-
ulang dan membuang biaya dan tenaga. Dalam konsep ini, pertanian akan menggunakan
teknologi drone untuk melakukan aktivitas yang dapat diautomasi seperti menyiram tanaman,
menganalisa tanah.
Diharapkan dengan dirancangnya sistem pertanian yang modern ini, dapat mengubah
pandangan masyarakat terhadap pertanian di Indonesia yang terkesan tradisional dan
melelahkan menjadi suatu image yang modern dan semakin menginspirasi anak-anak muda
yang bergerak di bidang teknologi untuk dapat melirik pertanian di Indonesia yang memiliki
banyak sekali potensi untuk dikembangkan.
Teknik Implementasi Gagasan
Gagasan Smart farming dengan teknologi drone ini dapat diimplementaskan dengan
baik apabila didukung oleh hal-hal sebagai berikut:
1. Adanya riset berkelanjutan terhadap penerapan drone yang efektif untuk pertanian di
Indonesia.
2. Komitmen antara pemerintah dan para petani yang ingin menerapkan konsep smart
farming ini.
3. Metode konsep ini diaplikasikan ke dalam RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah)
pemerintah daerah.
4. Kerjasama yang baik antara pemerintah daerah dengan pemerintah provinsi dan kepala
desa.
5. Penataan sawah, ditambah dengan kerjasama antar masyarakat, para petani dan
pemerintah untuk mewujudkan Smart Farming dengan Teknologi Drone.

Prediksi Keberhasilan Gagasan


Dengan direalisasikannya sistem pertanian di Indonesia akan lebih efektif dan modern.
Pengembangan dan implementasinya dapat dilaksanakan sedikit demi sedikit. Sehingga
sebagai tolok ukur realisasinya dapat berdasarkan pada beberapa tahapan sebagai berikut:
1. Tahun 1-5 : Studi mengenai pertanian di Indonesia
2. Tahun 2-10 : Penetapan kebijakan mengenai penggunaan drone di pertanian
3. Tahun 2-10 : Pemesanan prototype drone yang cocok untuk pertanian
4. Tahun 2-10 : Pelatihan penggunaan drone bagi para petani
5. Tahun 10-20 : Pemesanan drone yang cocok secara budget dan teknologi untuk
pertanian di Indonesia dan penerapan sistem drone di pertanian
6. Tahun 10-20 : Realisasi smart farming dengan teknologi drone di pertanian Indonesia,
dimulai dari beberapa daerah terlebih dahulu

DAFTAR PUSTAKA
D. Murugan, A. Garg, T. Ahmed and D. Singh, "Fusion of drone and satellite data for precision
agriculture monitoring," 2016 11th International Conference on Industrial and Information
Systems (ICIIS), Roorkee, 2016, pp. 910-914, doi: 10.1109/ICIINFS.2016.8263068.
G. Potrino, N. Palmieri, V. Antonello and A. Serianni, "Drones Support in Precision
Agriculture for Fighting Against Parasites," 2018 26th Telecommunications Forum
(TELFOR), Belgrade, 2018, pp. 1-4, doi: 10.1109/TELFOR.2018.8611876.
P. Worakuldumrongdej, T. Maneewam and A. Ruangwiset, "Rice Seed Sowing Drone for
Agriculture," 2019 19th International Conference on Control, Automation and Systems
(ICCAS), Jeju, Korea (South), 2019, pp. 980-985, doi: 10.23919/ICCAS47443.2019.8971461.
S. Namani and B. Gonen, "Smart Agriculture Based on IoT and Cloud Computing," 2020 3rd
International Conference on Information and Computer Technologies (ICICT), San Jose, CA,
USA, 2020, pp. 553-556, doi: 10.1109/ICICT50521.2020.00094.
T. Moribe, H. Okada, K. Kobayashl and M. Katayama, "Combination of a wireless sensor
network and drone using infrared thermometers for smart agriculture," 2018 15th IEEE Annual
Consumer Communications & Networking Conference (CCNC), Las Vegas, NV, 2018, pp. 1-
2, doi: 10.1109/CCNC.2018.8319300.
Ditjen Aptika. 2020. Petani Dan Nelayan Go Online. [online] Available at:
<https://aptika.kominfo.go.id/2020/01/petani-dan-nelayan-go-online-2/>
Republika Online. 2020. BLK Lembang Terapkan Otomatisasi Untuk Pertanian Hidroponik
|Republika Online. [online] Available at:
<https://republika.co.id/berita/ekonomi/pertanian/19/05/24/ps04k9423-blk-lembang-
terapkan-otomatisasi-untuk-pertanian-hidroponik>
Chalimov, A., 2020. Why Use Agriculture Drones? Main Benefits and Best Practices | Eastern
Peak. [online] Eastern Peak - Technology Consulting & Development Company. Available at:
<https://easternpeak.com/blog/why-use-agriculture-drones-main-benefits-and-best-
practices/>
UAV Coach. 2020. Agriculture Drones: Drone Use in Agriculture and Current Job Prospects.
[online] Available at: <https://uavcoach.com/agricultural-drones/.>

Anda mungkin juga menyukai