Anda di halaman 1dari 20

Nama Kelompok:

1. Muhammad Daniswara A. (22024010064)


2. Shintia Gadis M. (22024010059)
3. Sintia Cindy M. (22024010066)
4. Venosa Putri M. (22024010073)
5. Vanessa Mutia P. (22024010050)
6. Brian Piktonaldi (22024010052)

Ciri – ciri Agribisnis Modern

1. Adopsi Teknologi Canggih


1.1. Pengertian Agribisnis Modern
Agribisnis modern dapat diartikan sebagai suatu sistem pengelolaan dan pemasaran
hasil pertanian yang mengadopsi teknologi modern dan strategi bisnis yang efektif. Agribisnis
modern menekankan pada efisiensi dalam produksi dan pemasaran, penggunaan teknologi
canggih dalam produksi dan manajemen, serta pengelolaan sumber daya alam yang
berkelanjutan. (Sihombing, 2022).
Agribisnis modern juga mencakup integrasi vertical dalam produksi dan pemasaran, di
mana produsen bertanggung jawab atas produksi, pengolahan, distribusi, dan pemasaran
produk pertanian. Dalam agribisnis modern, pentingnya pengelolaan rantai pasok terpadu,
kemitraan antara petani dan pengusaha, dan pengetahuan pasar internasional juga ditekankan.
Penerapan agribisnis modern dapat membawa manfaat bagi para petani, seperti meningkatkan
kualitas dan kuantitas hasil pertanian, mengurangi biaya produksi, meningkatkan efisiensi
pengelolaan sumber daya alam, serta meningkatkan pendapatan melalui pemasaran hasil
pertanian yang lebih baik. (Saptana, 2015).

1.2. Teknologi Canggih Pertanian


Pertanian merupakan kunci awal dari suatu kehidupan. karena makanan yang dimakan
manusia berasal dari kegiatan pertanian. Faktor-faktor yang dapat meningkatkan aktivitas
pertanian adalah: Dukungan dan kekayaan alam yang sangat luar biasa dengan tanah yang
subur dan dapat ditumbuhi dengan berbagai macam tumbuhan, Kretivitas masyarakat dalam
pembutan pupuk alami yang sangat berguna bagi kegiatan pertanian, Adanya peluang sebagai
penyerapan ketenagakerjaan bagi pengangguran yang sebelumnya lahan pertanian tersebut
telah terlebih dahulu dikelola oleh pemerintah, Pemberian bimbingan dan pengajaran
mengenai pertanian dan pengembangannya, Pengenalan teknologi canggih dalam kegiatan
pertanian, Lahan yang luas yang biasa memungkinkan untuk melakukan kegiatan pertanian,
Adanya saling gotong royong dan saling membantu dalam kegiatan pertanian (Askina, Nur.
2016).
Muhammad Ngafifi, 2013, dalam bukunya Kemajuan Teknologi dan Pola Kehidupan
Manusia menjelaskan tentang pembagian Teknologi dimana menjelaskan adanya Teknologi
bisa melakukan apa saja yang ingin kita lakukan dengan cara cepat seperti adanya teknologi
modern kusunya taktor dalam bidang pertanian.
Teknologi canggih pertanian adalah inovasi teknologi yang digunakan dalam pertanian
untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi produksi. Teknologi ini mencakup berbagai
jenis teknologi seperti robotika, sensor tanah, drone, internet of things (IoT), dan teknologi
genetika. Teknologi canggih pertanian membantu petani untuk memantau pertumbuhan
tanaman, kelembaban tanah, dan kondisi lingkungan secara real-time, serta memudahkan
kegiatan seperti penanaman, panen, dan pengolahan tanah. (Kilmanun, 2020).
Teknologi canggih pertanian juga dapat membantu petani dalam mengurangi biaya
produksi dan meningkatkan pendapatan melalui pemanfaatan teknologi pengolahan hasil
pertanian yang lebih efisien dan akurat. Teknologi ini juga memungkinkan petani untuk
memperoleh informasi terkait kondisi cuaca, pasar, dan harga yang dapat membantu dalam
pengambilan keputusan. Penerapan teknologi canggih pertanian dapat membantu
meningkatkan produktivitas, mempercepat pertumbuhan tanaman, dan meningkatkan
efisiensi penggunaan sumber daya alam. Namun, teknologi canggih pertanian juga
membutuhkan investasi yang besar dan pemahaman teknologi yang cukup agar dapat
dimanfaatkan secara optimal. (Lakitan, 2019).

1.3. Adopsi Teknologi Canggih Pada Agribisnis Modern


Teknologi pertanian di masa mendatang harus dapat membantu meningkatkan pangan
secara simultan. Beberapa teknologi dan inovasi yang diprediksi dapat menjadi solusi
antara lain urban farming (pertanian di perkotaan), vertikultur (pertanian secara vertical)
serta plant factory (perusahaan tanaman terintegrasi). Teknologi pertanian juga harus
memiliki kapasitas yang tinggi dan sangat presisi agar dapat menurunkan kebutuhan
terhadap sumber daya manusia yang saat ini minat anak muda pada bidang pertanian
semakin menurun. Teknologi penunjang produksi pertanian diprediksi akan menggunakan
berbagai teknologi yang lebih canggih mulai dari alat mesin berbasis artificial intelligence,
robot pertanian, serta sistem yang berbasis internet of thing (IoT). Tujuan kajian ini adalah
untuk memberikan informasi terkait peranan teknologi pertanian di masa yang akan datang
berdasarkan teknologi yang saat ini sedang dikembangkan serta memberi gambaran
mengenai aplikasinya di masa yang akan datang khususnya ketahanan pangan (Efendi,
Rustam., Sagita, Dian. 2022).
Adopsi teknologi canggih pada agribisnis modern merujuk pada penerapan dan
penggunaan teknologi canggih dalam kegiatan pertanian dan peternakan. Adopsi teknologi ini
mencakup penggunaan teknologi seperti robotika, sensor, internet of things (IoT), dan
teknologi genetika untuk meningkatkan efisiensi produksi, mengurangi biaya, dan
meningkatkan kualitas hasil pertanian. Adopsi teknologi canggih pada agribisnis modern
tidak hanya melibatkan penerapan teknologi itu sendiri, tetapi juga melibatkan perubahan
dalam cara berpikir dan bekerja petani. Petani harus mampu memahami dan menggunakan
teknologi tersebut secara efektif, serta mengintegrasikannya dengan cara berpikir dan cara
bekerja yang telah ada. (Piran et al., 2022).
Adopsi teknologi canggih pada agribisnis modern sangat penting untuk meningkatkan
efisiensi produksi, meningkatkan daya saing, dan memperluas pasar. Namun, adopsi
teknologi canggih juga dapat menimbulkan beberapa tantangan seperti biaya yang tinggi,
kurangnya pemahaman teknologi, dan perubahan sosial dan budaya yang diperlukan. Oleh
karena itu, adopsi teknologi canggih pada agribisnis modern perlu didukung oleh berbagai
pihak seperti pemerintah, lembaga riset, perusahaan teknologi, dan masyarakat. Dukungan
tersebut dapat berupa pelatihan, pengembangan infrastruktur, penyediaan pendanaan, dan
pengembangan kebijakan yang mendukung penerapan teknologi canggih pada sektor
pertanian dan peternakan. (Kurniawan, 2020).

1.4. Alat Teknologi Canggih Agribisnis Modern


Menurut Soedarto (2022) berikut adalah contoh alat teknologi canggih pada
agribisnis modern:
1. Sistem Irigasi Otomatis
Sistem irigasi otomatis adalah sistem pengairan yang diatur secara otomatis
berdasarkan kebutuhan tanaman. Sistem ini menggunakan sensor untuk mengukur
kelembaban tanah dan memutuskan apakah perlu memberikan air atau tidak. Manfaat
penggunaan sistem irigasi otomatis adalah menghemat penggunaan air dan energi,
meningkatkan kualitas dan produktivitas tanaman, serta mengurangi biaya dan waktu
dalam pengelolaan irigasi.
2. Robot Panen
Robot panen adalah robot yang dirancang untuk mengumpulkan hasil pertanian,
seperti buah atau sayuran. Robot panen dilengkapi dengan sensor dan penglihatan
mesin yang memungkinkannya untuk menemukan dan memetik buah dengan cepat dan
akurat. Manfaat penggunaan robot panen adalah meningkatkan produktivitas,
mengurangi waktu dan biaya dalam panen, serta meningkatkan efisiensi penggunaan
tenaga kerja.
3. Sistem Pemantauan Cuaca
Sistem pemantauan cuaca adalah sistem yang digunakan untuk memantau dan
memprediksi cuaca dan iklim. Sistem ini mengumpulkan data dari berbagai sumber
seperti stasiun cuaca dan satelit dan menggunakan teknologi kecerdasan buatan
(artificial intelligence) untuk memprediksi cuaca di masa depan. Manfaat penggunaan
sistem pemantauan cuaca adalah membantu petani dalam merencanakan penanaman
dan panen, mengurangi risiko kegagalan panen, serta meningkatkan efisiensi
penggunaan sumber daya.
4. Internet of Things (IoT) untuk Peternakan
IoT untuk peternakan adalah sistem yang digunakan untuk memantau dan
mengumpulkan data terkait dengan kesehatan dan kinerja hewan ternak seperti sapi
atau kambing. Sistem ini menggunakan sensor untuk memantau kondisi kesehatan,
nutrisi, dan lingkungan hewan. Manfaat penggunaan IoT untuk peternakan adalah
memudahkan peternak dalam memantau kesehatan dan kinerja hewan, meningkatkan
kualitas dan produktivitas hewan, serta mengurangi biaya pengelolaan peternakan.
5. Teknologi Pengolahan Limbah Organik
Teknologi pengolahan limbah organik adalah teknologi yang digunakan untuk
mengubah limbah organik seperti sisa panen atau kotoran hewan menjadi pupuk atau
bahan bakar. Teknologi ini menggunakan metode fermentasi dan komposisi untuk
mengurai limbah organik menjadi bahan yang berguna. Manfaat penggunaan teknologi
pengolahan limbah organik adalah mengurangi pencemaran lingkungan, menghasilkan
pupuk yang berkualitas, serta mengurangi biaya pengelolaan limbah organik.
6. Traktor Swakemudi (Autonomous Tractor)
Traktor swakemudi adalah traktor yang dapat berjalan sendiri tanpa pengemudi.
Alat ini dilengkapi dengan teknologi GPS dan sensor yang memungkinkannya untuk
melakukan tugas-tugas pertanian seperti pengolahan tanah, penanaman, dan panen
secara otomatis. Traktor Swakemudi (Autonomous Tractor) adalah alat teknologi
canggih pada agribisnis modern yang dapat melakukan tugas-tugas pertanian secara
otomatis tanpa pengemudi manusia. Manfaat penggunaan traktor swakemudi meliputi
meningkatkan efisiensi waktu, meningkatkan akurasi, mengurangi biaya produksi, dan
memperbaiki kesejahteraan petani.
7. Drone Pertanian
Drone pertanian adalah pesawat tanpa awak yang dilengkapi dengan kamera dan
sensor. Drone ini digunakan untuk memetakan keadaan tanaman, mengumpulkan data
cuaca, serta memonitor kondisi pertanian secara real-time. Penggunaan drone pertanian
pada agribisnis modern dapat memberikan manfaat seperti pemetaan lahan pertanian
dengan akurasi tinggi, deteksi hama dan penyakit tanaman secara dini, penggunaan
pupuk dan pestisida dengan tepat sasaran, meningkatkan efisiensi waktu dan
produktivitas pertanian, serta meminimalkan risiko kerusakan lingkungan dan dampak
negatif pada kesehatan manusia.
8. Greenhouse Sensor
Greenhouse sensor adalah sensor yang digunakan untuk memantau lingkungan di
dalam rumah kaca, termasuk suhu, kelembaban, dan kualitas udara. Sensor ini
membantu petani dalam mengatur kondisi lingkungan di dalam rumah kaca agar lebih
optimal dan meningkatkan kualitas hasil pertanian. Penggunaan greenhouse sensor
pada agribisnis modern dapat memberikan manfaat seperti pengukuran dan pemantauan
kondisi lingkungan tumbuhan secara real-time, pemberian nutrisi dan air secara tepat
sesuai kebutuhan tanaman, mendeteksi dan mengatasi masalah pada pertumbuhan
tanaman dengan cepat, meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen, serta
mengurangi biaya produksi dan penggunaan bahan kimia yang berlebihan.
9. Pemotong Pemangkas Tanaman
Alat ini digunakan untuk memotong dan memangkas tanaman dengan lebih cepat
dan akurat. Alat ini dapat membantu petani dalam mempercepat proses produksi dan
meningkatkan produktivitas.
10. Teknologi Identifikasi Hewan
Teknologi ini digunakan untuk mengidentifikasi hewan secara otomatis dengan
menggunakan chip atau label elektronik yang ditempelkan pada tubuh hewan.
Teknologi ini memudahkan peternak dalam memantau kesehatan dan lokasi hewan,
serta membantu dalam manajemen data terkait hewan.
11. Teknologi Genetika
Teknologi genetika digunakan untuk mengembangkan varietas tanaman atau
hewan yang lebih produktif, tahan terhadap penyakit, dan dapat tumbuh di kondisi
lingkungan yang tidak ideal. Teknologi genetika pada agribisnis modern dapat
memberikan manfaat seperti peningkatan produktivitas dan kualitas hasil panen,
pengurangan risiko terhadap serangan hama dan penyakit, pengembangan tanaman
tahan cuaca ekstrem dan lingkungan yang tidak bersahabat, perbaikan nutrisi dan
kandungan gizi dalam tanaman, dan peningkatan ketersediaan pangan bagi populasi
dunia yang terus bertambah. Namun, penggunaan teknologi genetika juga memerlukan
regulasi yang ketat untuk memastikan keamanan dan keberlanjutan lingkungan serta
kesehatan manusia.
12. Teknologi Pengolahan Makanan
Teknologi pengolahan makanan modern digunakan untuk menghasilkan produk
makanan yang berkualitas dan tahan lama, seperti pengeringan makanan, pengolahan
minyak, dan pengolahan susu. Teknik pengolahan makanan pada agribisnis modern
dapat memberikan manfaat seperti meningkatkan daya tahan dan kualitas makanan,
mengurangi risiko keracunan makanan, meningkatkan ketersediaan dan keamanan
pangan, dan meningkatkan nilai tambah produk pertanian. Namun, penggunaan teknik
pengolahan makanan juga memerlukan pengawasan ketat terhadap bahan baku,
penggunaan bahan tambahan, dan kualitas produk akhir untuk memastikan keamanan
dan kualitas produk yang dihasilkan.
2. Penggunaan Teknik Pertanian Presisi Untuk Pengelolaan Sumberdaya Secara
Efisien
Teknik pertanian presisi adalah pendekatan pengelolaan sumber daya pertanian yang
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengumpulkan, menganalisis, dan
memanfaatkan data dalam pengambilan keputusan. Tujuan utama teknik pertanian presisi
adalah untuk meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya pertanian dan memaksimalkan
hasil produksi. Kelahiran pertanian presisi diawali ide pada 1994 oleh John Deere’s Precision
Farming group di Moline-Iowa USA melalui penggunaan traktor. Lalu pada 1995, Rockwell
International Corp. Menggunakan GPS yang dipasang pada alat panen untuk membuat peta
detail kebun disertai dengan data hasil panen. Dengan cara itu, lahan-lahan yang lebih subur
dapat dipetakan. Berikutnya petani dapat menentukan jenis tanah dan pemupukan dan
pestisida yang lebih spesifik untuk setiap lokasi.
Teknik ini melibatkan penggunaan sistem informasi geografis (SIG) untuk memetakan
lahan dan memperoleh informasi mengenai kualitas tanah dan kelembaban udara. Saat ini,
Sistem Informasi Geografis (SIG) mengalami perkembangan yang berarti seiring kemajuan
teknologi informasi. SIG merupakan sistem informasi berbasis komputer yang
menggabungkan antara unsur peta (geografis) dan informasinya tentang peta tersebut (data
atribut) yang dirancang untuk mendapatkan, mengolah, memanipulasi, analisa,
memperagakan dan menampilkan data spasial untuk menyelesaikan perencanaan, mengolah
dan meneliti permasalahan (Budiyanto, 2002). Dalam perkembangannya, kebutuhan akan
suatu sistem yang dapat membantu dalam hal penyimpanan laporan dan mempersiapkan
laporan sudah tidak biasa lagi karena terus berkembangnya teknologi. Informasi saat ini
sudah menjadi suatu kebutuhan bagi seluruh masyarakat (Palvia & Hunter, 2014). Hal ini
memungkinkan petani untuk mengetahui kondisi lahan secara detail dan mengoptimalkan
penggunaan pupuk, air, dan pestisida.
Pertanian presisi merupakan penerapan teknologi yang memiliki konsep sistem
pertanian yang padu dengan prinsip mengelola variabilitas spasial serta temporal berbasis
data informasi yang memiliki tujuan meningkatkan dan mengefisiensi produksi pertanian.
Pertanian presisi memiliki konsep yang didasarkan pada keakuratan penggunaan input
produksi, sehingga dapat diperoleh keuntungan penghematan biaya input tenaga kerja, dan
hasil panen yang baik (Pitono, 2019). Pemantauan /monitoring lokasi dan lahan pada
pertanian presisi dilakukan untuk memperoleh data dan informasi pada keadaan tertentu serta
memantau aktivitas budidaya tanaman pertanian. Penerapan sistem montring pada lahan
pertanian memiliki tujuan untuk memperoleh informasi pada kondisi lahan tertentu (Mustard
dan Wiyagi, 2017), mengurangi adanya gagal panen dan diharapkan mampu meningkatkan
produktivitas tanaman (Ayaz dkk., 2019).
Pertanian presisi (precision agriculture) adalah bertani dengan input dan teknik yang
tepat sehingga tidak terjadi pemborosan sumberdaya. Teknik ini banyak dikembangkan
petani, sesuai namanya precision = presisi = tepat, petani melakukan tindakan budidaya
secara tepat berdasarkan informasi yang mereka terima . Dengan precision farming, petani
mengolah tanah, menanam, merawat, memanen tanaman secara presisi. Itu dilakukan dengan
bantuan perangkat teknologi digital yang membantu petani mampu menghitung jarak tanam
tepat, kebutuhan benih dan pupuk tepat, umur panen dan jumlah panen tepat. Itu dibarengi
dengan penggunaan alat mesin pertanian yang serba pintar.
Indonesia merupakan salah satu wilayah yang berada di tropika basah. Selain memiliki
laju pelapukan, erosi, dan pencucian hara tinggi juga memiliki laju pengkayaan mineral dan
keanekaragaman jenis organisme (megabiodiversity) yang tinggi. Secara potensial kandungan
mineral/hara dalam tanah pada prinsipnya telah ada, namun tingkat ketersediaannya sangat
beragam dan tergantung pada kondisi lahan dan kemampuan tanaman melakukan serapan.
Dengan mempertimbangkan dukungan sumberdaya seperti ini Indonesia memiliki peluang
yang baik untuk pengembangan pertanian dengan berbasis pada pemanfaatan sumberdaya
tanah/lahan. Dalam batas tertentu laju pelapukan tinggi potensial dimanfaatkan untuk
mempercepat pelapukan mineral-mineral primer, sehingga hara yang terkandung di dalamnya
dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi dan kualitas produk pertanian. Pengkayaan
hara/bahan organik di dalam tanah dapat meningkatkan aktivitas organisme tanah yang pada
tahap selanjutnya akan memperbaiki dan mempertahankan kesuburan tanah.
Peranan bahan organik terhadap aktivitas organisme tanah
Masalah yang penting dalam usahatani di kawasan tropika basah adalah rendahnya
kandungan hara tanah, ketersediaan bahan organik tanah, dan kemampuan tanah menahan
air . Pemberian bahan organik ke dalam tanah akan membantu mengurangi
erosi,mempertahankan kelembaban tanah, mengendalikan pH tanah, memperbaiki drainase,
mencegah pengerasan dan retakan, meningkatkan kapasitas pertukaran ion, dan
meningkatkan aktivitas biologi tanah (Vidyarthy and Misra, 1982). Semua peran tersebut
dapat berlangsung setelah bahan organik mengalami perombakan oleh aktivitas organisme
tanah. Tanpa adanya aktivitas organisme tanah bahan organik tersebut akan tetap utuh (tidak
terurai) dalam tanah dan dapat mengganggu sistem produksi tanaman seperti halnya yang
banyak terjadi di kawasan subtropika. menyatakan penurunan jumlah dan kualitas bahan
organik serta aktivitas biologi maupun keanekaragaman spesies fauna tanah merupakan
bentuk degradasi tanah yang penting untuk tanah tropika basah. Sebagai wilayah
megabiodiversity Indonesia layak memberdayakan potensi sumberdaya hayati tanah tersebut
untuk memberikan sumbangan yang besar dalam upaya meningkatkan kesuburan dan
produktivitas tanah.
Perbaikan sifat fisik tanah
Masalah kesuburan tanah di kawasan tropika basah yang sementara ini sulit diatasi
dengan upaya pengelolaan lahan, baik melalui pengolahan tanah ataupun pemupukan adalah
perbaikan sifat fisik tanah. Kerusakan sifat fisik tanah ini terjadi akibat tingginya laju
pelapukan bahan organik, erosi dan iluviasi/eluviasi liat serta sistem pengolahan tanah yang
kurang tepat. Tanah lapisan atas memiliki kandungan bahan organik rendah dan terdapat
akumulasi liat di lapisan bawah. Tanah didominasi oleh Ultisols, Inseptisols, dan Oxisols.
Untuk memperbaiki kondisi fisik tanah ini dapat diupayakan dengan perbaikan stabilitas
agregat tanah, perbaikan aerasi tanah di lapisan yang memadat dan pencampuran kembali
tanah lapisan bawah dengan lapisan atas. Erfandi et al.(2004) mendapatkan bahwa pemberian
bahan organik pada tanah Ultisols dapat memperbaiki berat isi, pori aerasi, air tersedia, dan
stabilitas agregat tanah lapisan 0 – 20 cm. Lebih dari 50% pembentukan agregat tanah di
Eropa dilakukan oleh cacing tanah, sehingga dapat meningkatkan ruang pori, meningkatkan
kapasitas tanah menahan air dan laju infiltrasi (Strok and Eggleton, 1992).
Peningkatan ketersediaan hara tanah
Tanaman merupakan organisme authotrof yang dalam pertumbuhannya memerlukan
hara dalam bentuk anorganik (ion). Pelepasan hara tanaman yang berasal dari bahan induk
tanah ataupun dari bahan organik diawali oleh proses demineralisasi. Proses demineralisasi
ini berlangsung secara fisiko-kimia ataupun oleh aktivitas biologis yang dalam kenyataan di
lapangan kedua proses ini selalu berlangsung bersama-sama saling melengkapi satu dengan
yang lain. Tanpa adanya peran organisme tanah mineralisasi/dekomposisi mineral ataupun
bahan organik tanah berlangsung lambat. Adanya aktivitas dekomposisi bahan organik, hara-
hara yang terkandung di dalamnya dilepaskan dalam bentuk tersedia bagi tanaman, baik hara
makro maupun mikro. Selama dekomposisi bahan organik unsur hara Na, Ca, Mg, dan K
terus dilepaskan sebagai kation-bebas, tetapi Fe dan Al banyak dalam ikatan, dan N banyak
diasimilasi dalam sel mikroba (Coleman and Crossley, 1995). juga menyatakan bahwa bahan
tanah mineral maupun bahan organik yang dicerna cacing tanah dikembalikan ke dalam tanah
dalam bentuk kotoran dan hara yang lebih tersedia bagi tanaman. Diperkirakan cacing tanah
mempunyai andil pengkayaan N tanah sebesar 3,41 – 4,1 g/tahun melalui sekresi, lendir, dan
kotorannya/ kascing.
Pengendalian hama-penyakit tular tanah
Organisme yang hidup di dalam tanah ada yang dapat berperan sebagai predator,
detritifor ataupun sebagai hama-penyakit tanaman. Peledakan hama penyakit tular tanah
sering terjadi akibat hilangnya predator akibat penggunaan pestisida ataupun sistem
pengelolaan lahan yang kurang selektif. Sementara dalam rangka menetapkan evaluasi
kesesuaian lahan faktor populasi organisme yang memiliki peluang sebagai organisme
penyubur tanah ataupun yang berpotensi sebagai hama penyakit tidak termasuk dalam
parameter yang dipertimbangkan (Tabel 3). Akibatnya sering terjadi wilayah yang
direkomendasikan untuk kegiatan produksi pertanian pada saat tertentu muncul serangan
hama-penyakit tanah. Kasus serangan jamur upas (Fusarium) pada lahan pisang, serangan
jamur akar putih pada lahan karet, serangan Ganoderma pada lahan kelapa sawit merupakan
bukti pentingnya mempertimbangkan sumberdaya hayati tanah sebagai faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam evaluasi kesesuaian lahan. Sementara pengendalian secara kimiawi
dengan aplikasi di dalam tanah akan memerlukan biaya yang cukup besar dan kurang efektif.
Apabila terjadi pada tanaman tahunan yang memerlukan investasi besar dan berjangka
panjang, maka kondisi ini akan menimbulkan kerugian yang sangat besar.
3. Diversifikasi Produk Dan Nilai Tambah Melalui Proses Pengolahan
Indonesia mempunyai berbagai hasil pertanian, karena sebagian besar wilayah
Indonesia merupakan lahan pertanian untuk berbagai tanaman. Pertanian merupakan salah
satu sektor tumpuan bagi perekonomian negara diantaranya yaitu sebagai
penghasil/penyediaan pangan, sebagai penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat, sebagai
sumber devisa negara, dan sebagai pasar bagi produk sektor lain. Strategi pemasaran produk
adalah suatu kegiatan yang harus dilakukan untuk memperkenalkan produk secara lebih luas
ke masyarakat, sebagai usaha dalam memasarkan sebuah produk, barang, atau jasa dengan
cara tertentu sehingga penjualan akan meningkat. Kegiatan pemasaran umumnya berpokus
pada produk, penetapan harga, kebijakan distribusi, dan cara promosi yang dikenal sebagai
bauran pemasaran (Sangadah et al., 2017).
Diversifikasi yaitu strategi mengembangkan produk baru untuk pasar baru. Situasi yang
mendukung penerapan strategi ini adalah jika sudah tidak ada lagi peluang pertumbuhan
untuk produk atau pasar saat ini, lingkungan pasar yang dilayani sangat tidak stabil, dan
berdampak pada fluktuasi penjualan atau laba, dan perusahaan bermaksud mengoptimalkan
kompetensi intinya. Diversifikasi produk adalah strategi bisnis yang bertujuan untuk
meningkatkan variasi produk yang ditawarkan oleh sebuah perusahaan. Tujuan dari
diversifikasi produk adalah untuk meningkatkan keuntungan dan mengurangi risiko bisnis
(Hermawan, 2015).
Diversifikasi produk dapat dilakukan dengan mengembangkan produk baru, mengubah
produk yang sudah ada, atau memperluas produk yang sudah ada ke pasar yang berbeda.
Diversifikasi merupakan penganekaragaman produk dalam usaha memenuhi kebutuhan
konsumen. Produk baru sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan, sehingga
perusahaan perlu melakukan diversifikasi produk. Produk baru punya andil yang besar dalam
pertumbuhan dan seringkali merupakan penyumbang utama bagi laba keseluruhan untuk
bisnis yang ditekuni. keberhasilan diversifikasi sangat berhubungan dengan daya tarik
industri (pasar), biaya masuk pasar yang menguntungkan, dan peluang untuk meningkatkan
keunggulan bersaing. jika perusahaan yang melakukan diversifikasi dapat mengalokasikan
sumber daya serta memantau dan mengawasi manajer operasional secara lebih efektif
dibandingkan dengan sistem pasar, dalam jangka panjang, perusahaan yang terdiversifikasi
akan memperlihatkan keuntungan yang lebih besar dan pertumbuhan yang lebih cepat
dibandingkan dengan perusahaan yang terspesialisasi. Berdasarkan uraian di atas, maka
diversifikasi produk dapat dijadikan salah satu alternatif bagi perusahaan untuk dapat
meningkatkan penjualannya, dan memperluas jangkauan pasar serta penting bagi perusahaan
mengadakan diversifikasi produk yang terencana dan berkelanjutan karena adanya pengaruh
positif antara pengenalan produk baru dengan peningkatan penjualan. Usaha ini dilakukan
untuk menghasilkan nilai tambah serta meningkatkan penjualan. Sementara itu, nilai tambah
melalui proses pengolahan adalah suatu konsep yang berkaitan dengan peningkatan kualitas
dan nilai produk melalui proses pengolahan atau penambahan fitur dan manfaat pada produk.
Dengan menambahkan nilai tambah pada produk, perusahaan dapat meningkatkan daya tarik
produk dan meningkatkan keuntungan (Khamidi, 2013). Peran diversifikasi produk yaitu
menganekaragamkan suatu produk yang dipasarkan. Untuk meningkatkan nilai tambah hasil
suatu pertanian perlu dilakukan usaha pengolahan hasil pertanian. Salah satu produk
pertanian yang cukup menjanjikan, diolah menjadi produk agroindustry (Fauzani, 2021).
Menurut (Bulan, 2017), Strategi diversifikasi yang dilakukan oleh perusahaa
terhadap suatu produk ada tiga macam, antara lain:
1. Strategi Diversifikasi yang Terkonsentrasi Strategi ini bertujuan untuk menarik
konsumen baru dengan menambah jenis-jenis produk baru yang mempunyai
teknologi dan cara pemasaran yang sama.
2. Strategi Diversifikasi Horizontal Strategi ini dilakuka untuk memperluas product
line yang dapat ditawarkan kepada konsumen saat ini. Perluasan product line ini
dilakukan dengan teknologi yang digunakan pada produksi sekarang.
3. Strategi Diversifikasi KonglomeratStrategi ini bertujuan untuk menarik kelompok
konsumen baru melalui diversifikasi pada produk yang tak memiliki hubungan
teknologi, produk pasar yang dilayani perusahaan pada saat ini.
Beragamnya produk yang dihasilkan dari satu sumber bahan baku akan meningkatkan
jumlah konsumen, karena konsumen akan bebas memilih produk yang mereka sukai. Selain
itu, menurut Wijaya dan Karneli (2017) diversifikasi produk pangan memberikan pengaruh
positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Untuk meningkatkan nilai tambah
produk, perusahaan dapat melakukan proses pengolahan atau penambahan fitur dan manfaat
pada produk. Beberapa contoh proses pengolahan yang dapat dilakukan antara lain
penambahan fitur dan manfaat pada produk, peningkatan kualitas produk, penambahan
layanan purna jual, dan pengembangan produk baru. Penambahan fitur dan manfaat pada
produk dapat meningkatkan nilai tambah produk dan membuatnya lebih menarik bagi
konsumen. Peningkatan kualitas produk dapat dilakukan dengan mengubah bahan baku atau
cara pembuatan produk. Penambahan layanan purna jual dapat membuat konsumen merasa
lebih terjamin dan percaya dengan produk yang ditawarkan. Sedangkan, pengembangan
produk baru dapat memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk menciptakan produk yang
lebih inovatif dan sesuai dengan kebutuhan pasar.
Keragaman produk yang dihasilkan juga tidak lepas dari pelaksanaan unsur
strategi diversifikasi produk. Unsur-unsur mengenai diversifikasi produk, meliputi jenis
produk, tipe produk, warna, mode, dan ukuran produk.Penganekaragaman produk perlu
dilakukan untuk mengantisipasi kejenuhan akan suatu produk, konsumen akan lebih
tertarik jika jenis dan tipe produk yang ditawarkan beraneka ragam. produk dapat
diklasifikasikan berdasarkan jenisnya, diantaranya berdasarkan wujud, aspek daya tahan, dan
tujuan konsumsi. Sedangkan tipe produk ialah item-item pada suatu product line yang
mempunyai bentuk tertentu pada bentuk produk yang lainnya. Berdasarkan hal tersebut dapat
dipahami bahwa jenis produk dapat dikelompokkan berdasarkan wujud dan tujuan konsumsi
pada produk tersebut. Penganekaragaman dalam unsur warna juga dilakukan sebagai salah
satu faktor yang menjadikan konsumen tertarik untuk membeli sebuah produk, oleh
karena itu pemberian warna pada produk sangat penting untuk menarik minat
konsumen untuk membeli. Penganekaragaman suatu produk harus mengikuti mode saat ini
agar konsumen tertarik untuk membeli. Perlu dilakukan perubahan tampilan sesuai dengan
gaya atau mode yang popular pada saat ini dengan tujuan agar produk yang dihasilkan tetap
digemari oleh masyarakat sehingga masyarakat dapat melakukan pembelian ulang.
Selanjutnya terdapat Ukuran produk yang dapat mempengaruhi harga yang ditawarkan,
semakin besar produk maka bahan baku yang digunakan semakin banyak sehingga harga
yang ditawarkan semakin tinggi (Wulandari et al., 2021).
Menurut (Syafriani, 2014) Diversifikasi produk dan nilai tambah melalui proses
pengolahan juga dapat membantu perusahaan mengurangi risiko bisnis. Dengan menawarkan
produk yang lebih beragam, perusahaan tidak terlalu bergantung pada satu produk atau pasar
saja. Dengan begitu, jika satu pasar mengalami penurunan, perusahaan masih memiliki opsi
lain untuk memperoleh keuntungan. Dalam era persaingan yang semakin ketat, diversifikasi
produk dan nilai tambah melalui proses pengolahan menjadi kunci untuk memenangkan
persaingan di pasar. Perusahaan harus selalu berinovasi dan beradaptasi dengan perubahan
pasar untuk tetap eksis dan berkembang. Proses pengolahan merupakan upaya untuk
mengubah bahan mentah menjadi produk jadi dengan nilai tambah yang lebih tinggi.
Berbagai jenis bahan mentah dapat diolah dengan proses pengolahan, seperti bahan makanan,
bahan kimia, dan bahan baku lainnya. Proses pengolahan dapat dilakukan dengan berbagai
teknologi, seperti teknologi mekanik, kimia, fisika, dan biologi (Nugroho, 2015). Contoh
nyata dari diversifikasi produk dan nilai tambah melalui proses pengolahan adalah produk
olahan makanan yaitu:
1. Sosis adalah produk olahan makanan yang dibuat dari daging sapi atau babi yang
dihaluskan dan dicampur dengan bahan-bahan lain seperti garam, gula, dan bumbu. Proses
pengolahan sosis meliputi penggilingan, pencampuran bahan, pengadukan, dan pengemasan.
Sosis memiliki nilai tambah yang tinggi karena sudah dalam bentuk yang siap dikonsumsi
dan memiliki rasa yang lebih variatif
2. Susu UHT adalah produk olahan makanan yang melalui proses pemanasan pada suhu
tertentu selama beberapa detik untuk membunuh bakteri dan membuatnya lebih
keuntungan dari diversifikasi produk dan nilai tambah melalui proses pengolahan:
1. Meningkatkan daya saing perusahaan
Diversifikasi produk dan nilai tambah melalui proses pengolahan dapat meningkatkan
daya saing perusahaan. Produk yang lebih bervariasi dan memiliki nilai tambah yang tinggi
akan lebih menarik bagi konsumen dan membuat perusahaan menjadi lebih kompetitif di
pasar.
2. Meningkatkan profit perusahaan
Diversifikasi produk dan nilai tambah melalui proses pengolahan dapat meningkatkan
profit perusahaan. Produk yang lebih bervariasi dan memiliki nilai tambah yang tinggi akan
memiliki harga jual yang lebih tinggi, sehingga perusahaan dapat menghasilkan keuntungan
yang lebih besar.
3. Menambah nilai bagi konsumen
Diversifikasi produk dan nilai tambah melalui proses pengolahan dapat menambah nilai
bagi konsumen. Produk yang lebih bervariasi dan memiliki nilai tambah yang tinggi akan
lebih memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
Penambahan fitur dan manfaat pada produk dapat meningkatkan nilai tambah produk
dan membuatnya lebih menarik bagi konsumen. Peningkatan kualitas produk dapat dilakukan
dengan mengubah bahan baku atau cara pembuatan produk. Penambahan layanan purna jual
dapat membuat konsumen merasa lebih terjamin dan percaya dengan produk yang
ditawarkan. Sedangkan, pengembangan produk baru dapat memberikan kesempatan bagi
perusahaan untuk menciptakan produk yang lebih inovatif dan sesuai dengan kebutuhan
pasar. Diversifikasi produk dan nilai tambah melalui proses pengolahan juga dapat membantu
perusahaan mengurangi risiko bisnis. Dengan menawarkan produk yang lebih beragam,
perusahaan tidak terlalu bergantung pada satu produk atau pasar saja. Dengan begitu, jika
satu pasar mengalami penurunan, perusahaan masih memiliki opsi lain untuk memperoleh
keuntungan (Marsigit W, 2010).

4. Keterlibatan Rantai Global dan Pemasaran Berbasis Digital


Setiap perubahan pada revolusi industri membawa keuntungan dan tantangannya sendiri.Pada
revolusi industri keempat, internet menjadi kunci utama dan sukses karena itu dianggap
sebagai teknologi infrastruktur publik daripada teknologi yang bersifat paten (Carr,2003).
Internet telah merubah wajah ekonomi di dunia, dan perubahan ini diharapkan untuk
berlanjut dengan Internet of Things (IoT). Semua revolusi industrial telah menghasilkan pada
perkembangan ekonomi, peningkatanproduktivitas dan peningkatan kesejahteraan pada
negara yang mampu mengambil semua pengaruh positif, termasuk di dalamnya barang dan
jasa dengan kualitas tinggi (Morrar et al,2017)

Pemasaran
Pemasaran melihat aktivitas itu berhubungan dengan pengembangan dan pembuatan produk
musik yang melibatkan penulisan lagu,rekaman dan membawakan lagu yang telah dibuat dan
setelahnya membagi atau menukarkan karya yang telah dibuat untuk memuaskan kebutuhan
akan sebuah hiburan dan juga koneksi sosial dan budaya (Murphy,2015). Mengacu kepada
konsep pemasaran, kesuksesan dari sebuah bisnis musik bergantung kepada keinginan dan
kebutuhan apa dari target audiens dan kemudian mengantarkan paket hiburan yang lebih
memuaskan dari pesaing lainnya (Kotler,2012:15).Proses pemasaran musik melibatkan hal-
hal seperti membentuk produk( produksi dari lagu, proses rekaman ,pertunjukan), mengemas
produk itu (pengemasan fisik, format, karya seni, foto, simbol, logo, pengembangan citra),
membuat produk dapat dibeli(melalui sistem distribusi), dan membuat konsumen sadar
melalui aktivitas promosiona

Media Baru
New Media merupakan media yang menggunakan internet, media online berbasis teknologi,
berkarakter fleksibel, berpotensi interaktif dan dapat berfungsi secara privat maupun secara
public (Mondry, 2008:13). Definisi media online adalah media yang di dalamnya terdiri dari
gabungan berbagai elemen. Itu artinya terdapat konvergensi media di dalamnya, dimana
beberapa media dijadikan satu (LievrLittlejohn (2009:686) mengemukakan, media baru
merupakan digitalisasi yang mana sebuah
konsep pemahaman dari perkembangan zaman mengenai teknologi dan sains, dari semua
yang bersifat manual menjadi otomatis dan dari semua yang bersifat rumit menjadi ringkas.
Salah satu bagian dari new media adalah “Network Society”. “Network society” adalah
formasi

Konsep Digital Marketing


Pemasaran digital dapat diartikan sebagai pemasaran di mana pesan dikirim menggunakan
media yang tergantung pada tekonologi digital. Namun sejauh ini, internet menjadi media
teknologi digital paling signifikan. (Bird, 2007). Digital marketing banyak dipilih sebagai
strategi peningkatan usaha karena biayanya yang murah dan efektif. Karena dapat diakses
oleh siapa saja dan dimana saja selagi terhubung dengan internet. Para pelaku usaha dapat
lebih mudah dan cepat mendapatkan informasi mengenai keadaan pasar dan dapat
berkomunikasi dengan mudah dengan relasi untuk menambah jaringan dimanapun dengan
kemudahan teknologi internet. Selain itu, keuntungan dari digital marketing menggunakan
internet adalah lebih mudah, lebih murah atau lebih cepat untuk berkomunikasi (Ryan &
Jones, 2009 ; Chaffey dan Smith, 2002).
Strategi mencapai hasil dari digital marketing harus diupayakan oleh para pelaku usaha
dengan baik. Seperti pada penelitian Yasmin, et.al (2015) dan Gibson (2018) yang
mengatakan bahwa pemasar harus memiliki strategi bisnis dalam pemasaran digital untuk
dapat mencapai hasil yang maksimal. Yasmin et.al (2015) juga mengemukakan bahwa
diperlukan upaya, percobaan dan kesalahan. Dengan berbagai proses tersebut, pemasar atau
pelaku usaha tentu mendapat berbagai pengalaman yang berguna untuk terus membenahi
strategi penjualan mereka.

Metode Pelaksanaan
1. Survey dan Sosialisasi
Langkah pertama yang dilaksanakan dalam program ini adalah survey untuk mengetahui
tingkat pemahaman pelaku bisnis UMKM di Kelurahan Plamongansari, Kecamatan
Pedurungan, Kota Semarang tentang digital marketing. Hasil temuan di lapangan ini
digunakan sebagai materi pelatihan. Kegiatan ini diawali dengan sosialisasi program dengan
kepala kelurahan dan tokoh masyarakat. Rencana pengabdian dipaparkan untuk memberikan
gambaran secara menyeluruh tentang program oleh tim pengabdi. Kegiatan dilanjutkan
dengan survey macam-macam usaha yang dijalankan oleh masyarakat di Kelurahan
Plamongansari. Berdasarkan hasil survey menunjukkan bahwa rata-rata usaha yang
dijalankan oleh Masyarakat Kelurahan Plamongansari adalah Usaha makanan seperti
Camilan, kue kering, dan snack. Usaha-usaha tersebut ternyata masih memiliki kendala
dalam pemasarannya karena kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai digital marketing
yang dapat membantu memperluas jaringan konsumen mereka sehingga diperlukan
sosialisasi mengenai cara untuk meningkatkan penjualan melalui digital marketing baik
melalui social media, website maupun marketplace. Hal ini sesuai dengan penelitian
Oktaviyani dan Rustandi (2018) digital marketing juga dapat membangun brand awareness,
yang dilakukan dengan cara menentukan media sosial yang akan digunakan perencanaan
pesan, dan menentukan teknik bauran promosi yang akan digunakan. Dengan menggunakan
beberapa strategi ini, diharapkan UMKM di Kelurahan Plamongansari dapat meningkatkan
penghasilan usahanya dan menciptakan daya saing global dengan mengadopsi beberapa
teknologi untuk kefektifan operasional usahanya.
2. Pelaksanaan Kegiatan
Pelatihan digital marketing dilakukan sebagai upaya pengembangan UMKM di Kelurahan
Plamongansari, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang. Pelatihan dilaksanakan dengan
mengundang masyarakat yang memiliki bisnis UMKM di Kelurahan Plamongansari,
Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang. Materi yang disampaikan berupa pengetahuan
tentang apa itu digital marketing dan pelatihan untuk penggunaan salah satu aplikasi e-
commers yang disampaikan oleh tim pengabdi. Jenis pelatihan adalah pemeberian sosialisasi
mengenai bagaimana cara memasarkan usaha melalui salah satu platform digital marketing
yaitu Marketplace Shopee, pemanfaatan social media WhatsApp, Instagran dan Facebook.
Para peserta pelatihan dibekali cara menggunakan Aplikasi Shopee dimulai dari mendaftar,
membuat akun, mengupload produk dan memberikan tips tertentu agar konsumen dapat
menjumpai produk kita di urutan teratas dengan mengoptimalkan hastag, upload di feed dan
memberikan edukasi kepada konsumen mengenai produk kita. Aplikasi dan social media ini
dipilih karena cocok
dengan produk yang dihasilkan oleh UMKM kelurahan Plamongasari seperti aneka camilan,
snack atau kue kering yang dapat diposting di marketplace maupun social media lainnya
untuk menjangkau konsumen lebih luas. Dalam sosialisasi juga diberikan pemahaman
mengenai cara pengemasan yang bagus untuk menghindari kerusakan paket selama di jalan
sehingga dapat meminimalisir kerugian yang ada. Produk-produk camilan seperti itu dapat
dikembangkan lebih baik lagi jika pemasaran yang digunakan mendukung sehingga tidak lagi
menggunakan pemasaran tradisional seperti dari mulut ke mulut. Potensi usaha ini dapat
mendapatkan keuntungan yang menjajnjikan seiring dengan pengetahuan konsumen akan
produk tersebut.
3. Evaluasi dan Diseminasi Hasil
Pelatihan digital marketing diberikan dengan materi antara lain pengertian, konsep, dan
manfaat digital marketing, serta pelatihan praktik membuat akun dan membuka toko di
aplikasi shopee.

DAFTAR PUSTAKA

Cordes, F., & Stacey, N. 2017. Is UK Industry Ready for the Fourth Industrial Revolution?
Boston, MA: The Boston Consulting Gro
Murphy,S. 2015. Independent music Marketing in the digital age: an Examination of the
decision Making Process and Key Issues Facing an Independent Singer-Songwriter
Producing and Marketing an album (LP) in the Digital Age
Mondry. 2008. Teori dan praktik Bogor: Ghalia Indonesia.
Lievrouw, L., Sonia, L. 2011 Handbook of New Media: Social Shaping and Social
Consequences of ICTs. London: Sage Publications Ltd.
Chaffey, D & & Smith, PR. .2008. E-marketing : Excellence, UK:
Bird, D., 2007, Commonsense Direct & Digital Marketing, Kogan, London.
Chaffey, D., & Smith, P. R, 2008, e-Marketing Excellence : Planning and optimizing your
digital marketing, Elsevier
Kurniawan, A., & Asharudin, M., 2018, Small an Medium Enterprises (SMES) Face Digital
Marketing.
Muhammadiyah International Journal of Economics and Business, no 2, vol 1.
Oktafiyani, F., & Rustandi, D., 2018, Digital Marketing dalam Membangun Brand
Awareness.
Bulan, T. P. L. (2017). Pengaruh diversifikasi produk dan harga terhadap kepuasan konsumen
pada juragan Jasmine Langsa. Jurnal Manajemen Dan Keuangan, 6(1), 679-687.
Fauzani, E. (2021). Strategi Pemasaran dan Diversifikasi Produk terhadap Volume Penjualan
Buah Nanas (Studi Kasus pada Petani UMKM di Desa Tangkit Baru Kabupaten Muaro
Jambi Provinsi Jambi). Citra Ekonomi, 2(1), 100-111.
Khamidi, S. (2013). Pengaruh Diversifikasi Produk terhadap Penjualan (Studi Kasus pada
Perusahaan Konveksi “Faiza Bordir” Bangil–Pasuruan) (Doctoral dissertation,
Brawijaya University).
Marsigit, W. 2010. Pengembangan Diversisfikasi Produk PanganOlahan Lokal Bengkulu
untuk Menujang Ketahanan PanganBerkelanjutan. Jurnal AgritechVol. 30, No. 4,
November 2010.Pp: 256-264.
Nugroho 2015.Characterization of Nata de CocoProduced by Fermentation ofImmobilized
Acetobacter xylinum.Agriculture and AgriculturalScience Procedia 3. Pp: 278– 282.
Hermawan, L. 2015. Strategi Diversifikasi Produk Pangan Olahan Tahu Khas Kota Kediri.
Jurnal Jibeka Vol. 9, No. 2, Agustus 2015. Pp: 26-32.
Syafriani 2014. The Effect of Coconut Water (Cocos nucifera L.) and An Isotonic Drink on
The Change ofHeart Rate Frequency in The RatsInduced Hypertension.
ProcediaChemistry 13. Pp: 177 – 180.
Sangadah, U. (2017). Analisis Strategi Pemasaran Dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan
Petani Dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi pada petani buah naga di Desa Sri
Pendowo Kecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah) Skripsi (Doctoral
dissertation, UIN Raden Intan Lampung).
Wijaya, Y.E. dan Karneli, O. 2017. Pengaruh Diversifikasi Produk dan Harga terhadap
Kepuasan Pelanggan (Studi pada Pelanggan Kentucky Fried Chicken (KFC)
Metropolitan City Pekanbaru.
Wulandari, M., Wahyuni, S., & Zulianto, M. (2021). Strategi Diversifikasi Produk Pada
Umkm Kerajinan Bambu Di Desa Gintangan Kecamatan Blimbingsari Kabupaten
Banyuwangi. Jurnal Pendidikan Ekonomi: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Ilmu
Ekonomi dan Ilmu Sosial, 15(1), 103-109.
Budiyanto, E. (2002). Sistem Informasi Geografis Menggunakan ArcView GIS. Penerbit
Andi
Palvia, S. C., & Hunter, M. G. (2014). Information Systems Development. Journal of Global
Information Management. https://doi.org/10.4018/jgim.1996070101
Pitono, J. 2019. Pertanian Presisi dalam Budidaya Lada. Perspektif, 18(2): 99-111.
Mustar, M. Y., dan Wiyagi R. O. (2017). Implementasi Sistem Monitoring Deteksi Hujan dan
Suhu Berbasis Sensor Secara Real Time (Implementation of Rain Detection and
Temperature Monitoring System Based on Real Time Sensor). Semesta Teknika, 20(1),
20–28.
Ayaz, M., Ammad-Uddin, M., Sharif, Z., Mansour, A., and Aggoune, E. H. M. (2019).
Internet-ofThings (IoT)-based smart agriculture: Toward making the fields talk. IEEE
Access, 7, 129551–129583
Erfandi, D., U. Kurnia, dan I. Juarsah. 2004. Pemanfaatan Bahan Organik dalam Perbaikan
Sifat Fisik dan Kimia Tanah Ultisols. Hlm 77-85. Dalam Prosiding Semnas.
Pendayagunaan Tanah Masam, Buku II, Puslitbang Tanah dan Agroklimat, Bogo
Stork, N.E. and P. Eggleton. 1992. Invertebrates as determinants and indicators of soil quality.
American Journal of Alternative Agriculture 7(1 and 2):38-47.
Coleman, D.C. and D.A. Crossley Jr. 1995. Fundamental of Soil Ecology. Academic Press.
San Diego. New York. Boston. London. Sydney. Tokio. Toronto.
Vidyarthy, G.S. and R.V. Misra. 1982. The role and importance of organic materials and
biological nitrogen fixation in rational improvement of agricultural production. FAO
Soils Bulletine, No. 45.
Askina, Nur. 2016. Teknologi Modern Terhadap Aktivitas Pertanian Masyarakat
Perkampungan Bukkang Mata Kelurahan Paccarakang Kecamatan Biringkanayya Kota
Makassar
Efendi, Rustam., Sagita, Dian. 2022. Teknologi pertanian masa depan dan peranannya dalam
menunjang ketahanan pangan. Sultra Journal of Mechanical Engineering. 1 (1).
Kilmanun, J. C., & Astuti, D. W. (2020). Potensi dan kendala revolusi industri 4.0. di sektor
pertanian.
Kurniawan, Y. (2020). Adaptation of the Era of Disruption in the Agricultural Sector to
Realize the Welfare of Farmer Families. Journal of Creativity Student, 5(2).
Lakitan, B. (2019, November). Strategi Jalur-Ganda dalam Pemajuan Pertanian Indonesia:
Memfasilitasi Generasi Milenial dan Menyejahterakan Petani Kecil. In Seminar
Nasional Lahan Suboptimal (No. 1, pp. 1-8).
Ngafifi, Muhammad. 2013. Kemajuan Teknologi dan Pola Kehidupan Manusia, Jurnal
Pembangun dan Pendidikan.
Piran, R. D., Payong, P., & Cordanis, A. P. (2022, October). Growth Of Young Entrepreneurs
Farmer In Manggarai District. In E-PROSIDING SEMINAR NASIONAL INOVASI
TEKNOLOGI PERTANIAN BERKELANJUTAN (INOPTAN) (Vol. 1, No. 1, pp. 25-40).
Saptana, S., & Saliem, H. P. (2015). Tinjauan konseptual makro-mikro pemasaran dan
implikasinya bagi pembangunan pertanian. In Forum Penelitian Agro Ekonomi (Vol.
33, No. 2, pp. 127-148). Indonesian Center for Agricultural Socioeconomic and Policy
Studies.
Soedarto, T., & Ainiyah, R. K. (2022). TEKNOLOGI PERTANIAN MENJADI PETANI
INOVATIF 5.0: TRANSISI MENUJU PERTANIAN MODERN. Uwais Inspirasi
Indonesia.
Sihombing, Y. (2022, June). Kebijakan Pembangunan Pertanian Berbasis Inovasi Teknologi
sebagai Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis dan Pendapatan
Petani Mendukung Ketahanan Pangan. In Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian
Agribisnis (Vol. 6, No. 1, pp. 137-143).

Anda mungkin juga menyukai