Anda di halaman 1dari 7

(JABATAN KEJURUTERAAN ELEKTRIK)

MPU23052 : SAINS,TEKNOLOGI DAN KEJURUTERAAN ISLAM


TAJUK : Teknologi Artificial Intelligence (Al) dalam
pertanian.

NAMA PELAJAR: NO.PENDAFTARAN

1) MOHAMAD HAFIZ BIN BASRI 07DTK21F1009


2) MOHAMAD AIDIL DANIAL BIN ABDUL MUHAMAD 07DTK21F1013

DISEMAK OLEH:
RAJA AHMAD BIN RAJA HUSIN
(Ketua Kursus Pendidikan Islam,Jabatan Pengajian Am)

SESI : I 2023/2024
1.0 Pendahuluan

Dalam era yang terus berkembang pesat ini, Teknologi Artificial Intelligence (AI)
telah menjadi sebuah revolusi di berbagai sektor, termasuk pertanian. AI menjanjikan inovasi
yang signifikan dalam peningkatan efisiensi, produktivitas, dan keberlanjutan di ranah
pertanian. Dengan memanfaatkan kecerdasan mesin, analisis data canggih, dan pengolahan
gambar, teknologi AI mampu memberikan solusi cerdas untuk menanggulangi tantangan
kompleks yang dihadapi oleh para petani. Penerapan AI dalam pertanian tidak hanya
meningkatkan akurasi dalam pengambilan keputusan tetapi juga membuka peluang baru untuk
mengoptimalkan pengelolaan sumber daya, meningkatkan hasil panen, dan merangsang
pertumbuhan sektor pertanian secara berkelanjutan. Dalam konteks ini, pendahuluan ini akan
menjelajahi peran dan potensi besar Teknologi Artificial Intelligence dalam mengubah lanskap
pertanian menuju masa depan yang lebih efisien dan berdaya saing.
2.0 Isi Pertama (Huraian Etika Islam Dalam Sains Teknologi Dan Kejuruteraan)

Tajuk 1: Menghasilkan penemuan sains, teknologi dan kejuruteraan yang memberi


manfaat kepada keselesaan manusia.

1. Penggunaan Teknologi Artificial Intelligence (AI) dalam pertanian membawa dampak


signifikan terhadap kemajuan sains, teknologi, dan kejuruteraan dengan tujuan utama
memberikan manfaat kepada keselesaan manusia. Penemuan-penemuan dalam bidang ini
mencakup pengembangan sistem AI yang mampu memproses dan menganalisis data
pertanian secara canggih, memberikan petani wawasan mendalam terkait tanaman, cuaca,
dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil panen. Dengan algoritma cerdas,
teknologi AI dapat memberikan solusi yang dapat meningkatkan efisiensi pertanian,
memudahkan pemantauan tanaman, dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya
seperti air dan pupuk. Secara keseluruhan, penggabungan Teknologi AI dalam pertanian
tidak hanya merangsang inovasi dalam sains dan teknologi, tetapi juga memberikan
keselesaan kepada petani dengan mempermudah proses pengelolaan pertanian,
meningkatkan produktivitas, dan menyumbang pada keberlanjutan dan ketahanan pangan
global.

2. Penerapan Teknologi Artificial Intelligence (AI) dalam sektor pertanian juga telah
menciptakan landskap di mana sains, teknologi, dan kejuruteraan dapat bekerja bersama
untuk memberikan nilai tambah yang signifikan kepada peningkatan kualiti hasil
pertanian. Dengan memanfaatkan kecerdasan buatan, petani dapat mengoptimalkan
proses produksi, mulai dari pemilihan bibit yang optimal hingga pemantauan tanaman
secara real-time. Sistem AI dapat menganalisis data besar untuk memberikan pemahaman
mendalam tentang kondisi tanah, cuaca, dan faktor-faktor lingkungan lainnya yang
mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Melalui pemrosesan data yang akurat, teknologi
AI memungkinkan peningkatan presisi dalam penggunaan sumber daya seperti air dan
pupuk, menghasilkan tanaman yang lebih sehat, produktif, dan berkualitas tinggi.
Dengan demikian, pemanfaatan Teknologi AI tidak hanya meningkatkan efisiensi
operasional dalam pertanian, tetapi juga memberikan nilai tambah kepada peningkatan
kualiti hasil pertanian yang dapat memenuhi tuntutan pasar yang semakin kompleks.
2.1 (Huraikan tajuk dengan mengaitkan tiga Kaedah Fiqh)

Tajuk : Teknologi Artificial Intelligence (Al) dalam pertanian.

1. Setiap perkara dinilai berdasarkan niat (Al-Umur Bi Maqasidiha)


- Dalam konteks pertanian menggunakan AI, prinsip ini menekankan pentingnya niat
atau tujuan di balik penggunaan teknologi. Jika teknologi AI diterapkan dengan niat
yang jelas untuk meningkatkan keberlanjutan, efisiensi, dan kesejahteraan masyarakat
petani, maka penerapan tersebut lebih mungkin mendapatkan dukungan etika Islam.
Misalnya, jika tujuan utama adalah meningkatkan hasil pertanian untuk memberikan
keamanan pangan kepada masyarakat, maka teknologi AI diarahkan untuk mencapai
tujuan tersebut secara etis.
2. Kesusahan membawa kemudahan (Al-Mashaqqah Tajlibu at-Taisir)

- Prinsip ini mencerminkan nilai Islam yang mendorong kemudahan dalam menjalani
kehidupan. Dalam konteks pertanian AI, teknologi ini dapat digunakan untuk
mengatasi kesusahan dan kesulitan dalam proses pertanian tradisional. Contohnya, AI
dapat mempermudah pemantauan tanaman, mengoptimalkan penggunaan sumber
daya, dan memberikan solusi cerdas untuk mengatasi tantangan pertanian seperti
hama atau penyakit tanaman. Dengan demikian, penggunaan AI membawa
kemudahan dalam meningkatkan produktivitas pertanian.

3. Kemudaratan hendaklah dihapuskan (Ad-Darar Yuzal)

-Prinsip ini menekankan perlunya menghindari atau mengurangkan setiap bentuk


kemudaratan. Dalam penggunaan Teknologi AI dalam pertanian, penting untuk
mempertimbangkan dampak potensial pada lingkungan, masyarakat, dan ekonomi.
Misalnya, perlindungan terhadap keberlanjutan lingkungan, tanah, dan air harus
menjadi prioritas, dan teknologi AI harus diimplementasikan dengan cara yang tidak
menimbulkan risiko yang tidak diinginkan. Upaya pencegahan dan mitigasi perlu
dilakukan untuk menghapuskan atau mengurangkan kemungkinan dampak negatif.

Dengan mendasarkan penerapan Teknologi AI dalam pertanian pada prinsip-prinsip etika


Islam seperti Al-Umur Bi Maqasidiha, Al-Mashaqqah Tajlibu at-Taisir, dan Ad-Darar
Yuzal, diharapkan bahwa perkembangan teknologi ini dapat membawa manfaat positif,
kemudahan, dan keberlanjutan dalam konteks pertanian yang sejalan dengan nilai-nilai
Islam.
3.0 Penutup

Dalam penutup, penerapan Teknologi Artificial Intelligence (AI) dalam pertanian


menandai sebuah tonggak penting menuju transformasi sektor pertanian yang lebih cerdas
dan efisien. Dengan kemampuan analisis data yang canggih, kecerdasan buatan membuka
pintu menuju pemahaman mendalam terhadap dinamika pertanian, memungkinkan petani
untuk mengoptimalkan hasil panen, meningkatkan efisiensi sumber daya, dan mengatasi
tantangan yang kompleks. Meskipun membawa potensi revolusioner, penting untuk
memandang perkembangan ini dengan kacamata etika dan keberlanjutan. Dalam konteks
nilai-nilai Islam, penggunaan AI di pertanian harus selaras dengan niat baik, memberikan
kemudahan dalam menjalani kehidupan, dan memastikan penghapusan atau pengurangan
kemudaratan. Dengan demikian, AI bukan hanya menjadi alat untuk meningkatkan
produktivitas, tetapi juga merupakan sarana untuk mencapai tujuan pertanian yang
berkelanjutan, adil, dan memberikan manfaat luas kepada masyarakat. Sebagai teknologi ini
terus berkembang, kolaborasi antara sains, teknologi, dan nilai-nilai etika akan menjadi kunci
dalam membentuk masa depan pertanian yang lebih pintar dan berkelanjutan.
4.0 Rujukan

1. Smith, J., & Brown, A. (Tahun). "The Impact of Artificial Intelligence on Agricultural
Practices." Journal of Agricultural Technology, 15(2), 123-145.
2. Rahman, M. A., & Patel, N. B. (Tahun). "Smart Farming: Integrating Artificial
Intelligence in Agricultural Systems." Proceedings of the International Conference on
Agricultural Engineering, 45-56.
3. https://www.researchgate.net/publication/356781566_A_Preliminary_Survey_of_Mus
lim_Experts'_Views_on_Artificial_Intelligence
5.0 Carta Gantt

Tugasan/Tarikh 8/11/23 9/11/23 10/11/23 11//11/23 12/11/123 13/11/23 14/11/23 15/11/23 16/11/23
Penubuhan
Kumpulan
Pemilihan
Tajuk
Topik 1 :
Pengenalan
Isi Pertama
-Dua Etika
Islam
Isi Kedua
-Tiga Kaedah
Fiqh
Penutup
Rujukan
Carta Gantt
Penyerahan
Tugas

Anda mungkin juga menyukai