MEKANISASI PERTANIAN
Oleh :
Ayub Pramana
A1D018059
Oleh :
Ayub Pramana
A1D018059
A. Latar Belakang
Alat dan mesin pertanian adalah berbagai alat dan mesin yang digunakan
dalam usaha pertanian. Alat dan mesin pertanian selalu berhubung sejalan dengan
berkembangnya tingkat peradaban manusia. Para petani di Indonesia belum
mengetahui adanya alat dan mesin penanam sehingga masih banyak yang
memakai cara-cara tradisional dalam kegiatan penanaman.
Teknologi dalam pertanian adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan
pekerjaan dan menghasilkan produk yang lebih baik. Pembangunan pertanian
tanpa teknologi ialah hal yang mustahil. Keduanya berjalan secara beriringan
saling mengikat. Pembangunan pertanian tentu akan sangat berbeda dalam segi
kepraktisan maupun hasil apabila petani tersebut mengadopsi teknologi lain.
Teknik pertanian meliputi suatu usaha tani (teknik penanaman, pemupukan,
pengairan, perlindungan tanaman secara terpadu) dan pasca panen (pengolahan
hasil pengenaan alat perontok yang dapat menekan kehilangan hasil,
penyimpangan hasil pertanian yang dapat meningkatkan kualitas produk
pertanian) dan teknologi yang digunakan dalam pertanian, seperti mesin-mesin.
Penanganan pasca panen merupakan upaya yang sangat strategis dalam rangka
mendukung peningkatan produksi dapat tercermin dari penurunan kehilangan
hasil dan tercapainya mutu hasil panen. Penanganan pasca panen merupakan salah
satu permasalahan yang sering dihadapi adalah masih kurangnya kesadaran dan
pemahaman petani terhadap penanganan pasca panen yang didasarkan pada
prinsip agar dapat menekan kehilangan hasil dan mempertahankannya.
Sehubungan dengan hal di atas, maka praktikum alat dan mesin pertanian perlu
dilakukan untuk dapat mengetahui prinsip kerja alat penanam.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum acara 1 tentang pengenalan alat mesin pertanian, yaitu:
1. Mengetahui bagian-bagian utama dari alat mesin pertanian.
2. Mengetahui cara-cara penggunaan alat mesin pertanian.
3. Mengetahui kapasitas dan spesifikasi dari alat mesin pertanian.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Alat pertanian merupakan salah satu alat yang sangat membantu petani.
Maka dari itu maka diperlukanlah mekanisasi pertanian. Mekanisasi pertanian
diartikan secara bervariasi oleh beberapa orang. Mekanisasi pertanian diartikan
sebagai pengenalan dan penggunaan dari setiap bantuan yang bersifat mekanis
untuk melangsungkan operasi pertanian. Bantuan yang bersifat mekanis tersebut
termasuk semua jenis alat atau perlengkapan yang digerakkan oleh tenaga
manusia, hewan, motor bakar, motor listrik, angin, air, dan sumber energi lainnya.
Secara umum mekanisasi pertanian dapat juga diartikan sebagi penerapan ilmu
teknik untuk mengembangkan, mengorganisasi, dan mengendalikan operasi di
dalam produksi pertanian (Robbins,2005). Ruang lingkup mekanisasi pertanian
juga berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan modernisasi
pertanian. Ada pula yang mengartikan bahwa pada saat ini teknologi mekanisasi
yang digunakan dalam proses produksi sampai pasca panen (penanganan dan
pengolahan hasil) bukan lagi hanya teknologi yang didasarkan pada energi
mekanis, namun sudah mulai menggunakan teknologi elektronika atau sensor,
nuklir, image processing, bahkan sampai teknologi robotik. Dan digunakan baik
untuk proses produksi, pemanenan, dan penanganan atau pengolahan hasil
pertanian (Mugniesyah, 2006).
Mekanisasi pertanian dalam arti luas bertujuan untuk meningkatkan
produktifitas tenaga kerja, meningkatkan produktifitas lahan, dan menurunkan
ongkos produksi. Penggunaan alat dan mesin pada proses produksi dimaksudkan
untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, produktifitas, kualitas hasil, dan
mengurangi beban kerja petani. Pengalaman dari negara-negara tetangga Asia
menunjukkan bahwa perkembangan mekanisasi pertanian diawali dengan
penataan lahan (konsolidasi lahan), keberhasilan dalam pengendalian air, masukan
teknologi biologis, dan teknologi kimia. Penerapan teknologi mekanisasi
pertanian yang gagal telah terjadi di Srilangka yang disebabkan kecerobohan
akibat penerapan mesin-mesin impor secara langsung tanpa disesuaikan dengan
kondisi dan karakteristik pertaniannya. Berbeda halnya dengan Jepang yang
melakukan modifikasi sesuai dengan kondisi lokal, kemudian baru memproduksi
sendiri untuk digunakan oleh petani mereka ( Sukirno, 1999). Suatu hal yang
paling mendasar yang masih belum diperhatikan dalam pengembangan teknologi
pertanian di Indonesia hingga kini adalah kurang memadainya dukungan
prasarana pertanian. Prasarana pertanian kita belum dikelola secara baik, sehingga
masih agak sulit atau lambat dalam melakukan introduksi mesin-mesin pertanian
(Robbins,2005).
Pengembangan teknologi pertanian diarahkan untuk meningkatkan
kesejahteraan dan kemandirian masyarakat kita umumnya dan petani khususnya.
Dapat dipastikan bahwa jika teknologi pertanian yang cocok tersebut telah
berhasil dikembangkan dan diterapkan di negara kita, maka ketahanan pangan
atau swasembada pangan pasti akan tercapai sehingga kemandirian dalam hal
ekonomi dan politik dapat kita wujudkan (Siahaan,2001). Pada akhirnya kita
punya modal kemandirian minimal dalam satu aspek pangan dan beberapa aspek
lainnya misalnya keutuhan bangsa dan semangat untuk berkompetesi demi
kemajuan bangsa yang berdaulat dan bermartabat (Siahaan,2001). Pembangunan
pertanian akan bergerak dengan baik apabila mengandung 5 (lima) syarat pokok
seperti , teknologi yang selalu berubah pasar bagi hasil –hasil usaha tani
tersedianya saprotan secara local perangsang bagi petani transpotasi selain syarat
pokok tersebut juga terdapat syarat pelancar yaitu pendidikan pembangunan kredit
produksi, kegiatan bersama atau kelompok oleh petani perbaikan dan perluasan
areal lahan perencanaan nasional pembangunan pertanian (Mugniesyah, 2006).
III. METODOLOGI
Alat dan bahan digunakan sebagai penunjang saat praktikum. Bahan dan alat
yang digunakan dalam praktikum acara ini diantaranya alat tulis, traktor roda dua,
tractor roda empat sprayer, transplanter, dan seeder.
B. Prosedur Kerja
Prosedur yang dilakukan pada praktikum acara satu tentang pengenalan alat
dan mesin pertanian, sebagai berikut:
1. Amati dan gambar semua alat kendali yang ada pada traktor yang digunakan.
2. Catat spesifikasi alat yang digunakan.
3. Memperhatikan lngkah-langkah pengoperasian alsintan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
B. Pembahasan
A. Kesimpulan
Jenis tenaga penggerak yang sering dipakai adalah motor diesel, tetapi ada
juga yang menggunakan motor bensin atau minyak tanah (kerosin). Daya yang
dihasilkan kurang dari 12 Hp, dengan menggunakan satu silinder. Motor
penggerak dipasang pada kerangka dengan empat buah baut pengencang. Lubang
baut pada kerangka dibuat memanjang agar posisi motor dapat digerakkan maju
mundur. Tujuannya untuk memperoleh keseimbangan traktor dan untuk
menyesuaikan ukuran v-belt yang digunakan. Traktor akan lebih berat ke depan
apabila posisi motor digeser maju, begitu juga sebaliknya. Untuk menghidupkan
motor diesel digunakan engkol, sedangkan untuk motor bensin dan minyak tanah
menggunakan tali starter. Sebagian besar traktor menggunakan motor diesel.
Penggunaan motor diesel umumnya lebih murah baik pada saat pengoperasiannya
maupun perawatannya. Motor diesel lebih awet dibanding motor jenis lain, asal
perawatannya dilakukan dengan baik dan benar sejak awal.
Konstruksi mesin penanam biji-bijian seeder. Bagian utama mesin penanam
terdiri atas:
1. Pembuka alur tipe double disk, bahan stainless steel.
2. Pengumpan (hopper) benih, bahan akrilik transparan untuk
memudahkan
mengontrol volume benih.
3. Matering benih, tipe piringan menyudut (inclined disk)
4. Roda penggerak sekaligus sebagai roda penekan (press wheel)
5. Rangka tipe lengan ayun (swing arm), menghubungkan pembuka alur
dan bagian roda transmisi.
Bagian utama dari alat transplanter antara lain:
1. Tali starter berfungsi untuk menghidupkan mesin penggerak
2. Pengarah berfungsi untuk memadu kelurusan pada sat proses
penanaman dilakukan
3. Tempat penyimpanan bibit berfungsi untuk meletakkan bibit padi
sebagai bahan persediaan bibit apabila bibit padi pada tray penanam
dapat diambil langsung sehingga tidak mengganggu proses penanaman.
4. Meja penanam bibit (tray) berfungsi untuk tempat meletakkan bibit padi
yang akan ditanam melalui jari-jari penanam. Prinsip kerja dari meja
penanam (tray) ini sama halnya dengan mesin ketik manual bergeser
secara perlahan dari kiri kekanan atau sebaliknya.
5. Handel Pengendali terdiri dari dua buah batang stang yang berfungsi
untuk mengedalikan arah penanaman dan dilengkapi oleh dua buah tuas
kopling kanan dan kiri yang berfungsi pada saat pembelokan, bila ingin
berbelok ke kakan maka tuas kanan ditekan dan bila inin berbelok ke
kiri maka kopling kiri ditekan.
6. Lengan Tanam (Planting Arm) berfungsi untuk menggerakkan jari-jari
penanam agar proses penanaman dapat berjalan dengan baik.
7. Transmisi berfungsi untuk memindahkan daya yang terdapat pada
mesin yang kemudian disalurkan ke penggerak lainnya yang
membutuhkan energi gerak berputar yang kemudian diubah menjadi
energi gerak lainnya sesuai dengan kebutuhan.
8. Pelampung (Floating Skid) berfungsi untuk mengapung pada
permukaan air pada lahan sawah agar dapat mengatur ketinggian pada
kedalaman bibit yang akan ditanam.
9. Roda sirip berfungsi untuk memudahkan perpindahan alat pada lahan
sawah yang berair dan becek sehingga memudahkan dalam
pengoperasian dan pengendaliannya.
10. Mesin penggerak adalah sumber tenaga yang berfungsi untuk
menggerak bagian-bagian yang membutuhkan mekanisme penggerak.
Berikut Cara mengoperasikan tractor roda empat:
1. Memulai menjalankan traktor roda empat
a. Lakukan langkah menghidupkan traktor
b. Posisi gas digeser sedikit lebih besar dari posisi idle.
c. Tuas rem parkir dilepas
d. Pedal kopling diinjak penuh
e. Tuas persneleng cepat lambat dibindah ke posisi “cepat” atau
“lambat” f). Tuas persneleng utama dipindah ke posisi jalan (1,2,3
atau R).
f. Pedal kopling utama dilepas pelan-pelan agar traktor tidak
meloncat pada saat mulai jalan.
2. Menjalankan lurus ke depan
a. Lakukan langkah “mulai menjalankan traktor roda empat” .
b. Pada saat traktor berjalan, kedua tangan berada pada kemudi. Posisi
ibu jari keluar.
c. Mata memandang ke depan.
d. Gas diperbesar untuk mempercepat jalannya traktor sesuai
keinginan.
e. Kedua kaki dipindah ke landasan, jangan di pedal gas, kopling atau
rem.
f. Jangan membelokkan stang kemudi.
g. Jangan memindah posisi gigi persneleng Mengoperasikan Traktor
Roda Empat 45
3. Menghentikan tractor
a. Gas dikecilkan pada posisi idle untuk mengurangi kecepatan.
b. Injak pedal kopling sehingga posisi transmisi terlepas.
c. Injak pedal rem, traktror akan berhenti.
d. Persneleng utama dan persneleng cepat lambat dinetralkan.
Alat transplanter memiliki kapasitas dan spesifikasi yang sedang dengan
rincian sebagai berikut: 30 mm Syarat bibit Metode pembibitan Umur bibit : 15 –
20 hari Syarat bibit Metode pembibitan Tinggi bibit : 150 – 200 mm Syarat bibit
Metode pembibitan Ukuran dapog (panjang x lebar) : 180 x 580 mm Syarat bibit
Metode pembibitan Kebutuhan dapog/ha (legowo): 300 buah Syarat bibit Metode
pembibitan Kebutuhan benih/ha : 40 kg Syarat lahan Penyiapan lahan :
Pengolahan sempurna Syarat lahan Penyiapan lahan : Kedalaman lapisan keras
(hardpan)/ kedalaman kaki (foot sinkage) max 250 mm Syarat lahan Penyiapan
lahan Tinggi genangan air saat tanam : 30 – 50 mm Unjuk kerja Kecepatan : 1,5 –
2,5 km/jam Unjuk kerja Kapasitas lapang : 6 – 7 jam/ha Unjuk kerja Jumlah bibiit
per rumpun : 2 – 5 tanaman Unjuk kerja Kedalaman tanam : 30 – 60 mm.
B. Saran
Saran untuk praktikum acara satu tentang pengenalan alat dan mesin
pertanian, yaitu praktikan diharapkan dapat mengamati dan memahami dengan
baik kemudian mencatat segala informasi yang disampaikan oleh narasumber.
DAFTAR PUSTAKA
Patabang, D. 2012. Karakteristik termal briket arang sekam padi dengan variasi
bahan perekat. Jurnal Mekanikal, 3 (2): 286-292.
Putra, R. E., Suryaningrat, I. B., Soekarno, S. 2015. Ergonomy analysis of mobile
rice milling unit based on anthropometry aspects. Bulletin Ilmu
Pertanian, 1-6.
Putri, R. E., Andasuryani, & Mardalena, L. 2019. Analisis perbandingan konsumsi
energi penggilinggan gabah pada rice milling unit (rmu) statis dan
dinamis. Jurnal Teknologi Pertanian, 8 (1): 29-38.
Rachmat, Ridwan. 2012. Model penggilingan padi terpadu untuk meningkatkan
nilai tambah. Buletin Teknologi Pascananen Pertanian, 8 (2): 99-111.
Robbins,2005. CRC handbook of engineering in agriculture. Boka Raton .F1.CRC
Press.
Oleh :
Ayub Pramana
A1D018059
A. Latar Belakang
Ilmu mekanisasi pertanian adalah bagian dari industri pertanian hari ini yang
penting karena produksi yang efisien dan pengolahan bahan-bahan tergantung
pada mekanisasi. Oleh karena itu, mayoritas pekerja bekerja pada bidang
keduanya baik di lahan maupun di pemasaran hasil-hasil pertanian yang
membutuhkan keahlian-keahlian yang memungkinkan mereka untuk
mengoperasikan, mempertahankan, dan memperbaiki mesin dan peralatan (Shin
and Curtis, 1978).
Penggunaan alat dan mesin pertanian sudah sejak lama digunakan dan
perkembangannya mengikuti dengan perkembangan kebudayaan manusia. Awal
mulanya alat dan mesin pertanian masih sederhana dan terbuat dari batu atau kayu
kemudian berkembang menjadi bahan logam. Susunan alat ini mula-mula
sederhana, kemudian sampai ditemukannya alat mesin pertanian yang komplek.
Perkembangan terjadi pada pemanfaatan sumber daya alam dengan motor secara
langsung mempengaruhi perkembangan dari alat mesin pertanian .Sesuai dengan
definisi dari mekanisasi pertanian (agriculture mechanization), maka penggunaan
alat mekanisasi pertanian adalah untuk meningkatkan daya kerja manusia dalam
proses produksi pertanian dan dalam setiap tahapan dari proses produksi tersebut
selalu memerlukan alat mesin pertanian (Sukirno, 1999).
Pengolahan tanah merupakan hal yang dianjurkan sebelum melakukan
penanaman. Tanah yang baik untuk tanaman adalah tanah yang telah
memenuhi persyaratan tumbuh bagi suatu tanaman, baik dari segi kecukupan
unsur hara, iklim lingkungan, ketersediaan air yang cukup dan kondisi tanah yang
mudah untuk dilakukan pengolahan lahan. Pengertian dari Pengolahan lahan
adalah suatu usaha untuk mempersiapkan lahan bagi pertumbuhan tanaman
dengan cara menciptakan kondisi tanah yang siap tanam. Pengolahan tanah
dapat dilakukan secara tradisional maupun modern. Pengolahan secara
tradisional meliputi pengolahan dengan menggunakan tenaga manusia dengan
memakai cangkul dan pengolahan dengan tenaga hewan berupa bajak tradisional.
Sedangkan pengolahan secara modern dapat dilakukan dengan menggunakan
traktor roda dua ataupun roda empat. Traktor pertanian berperan penting sebagai
sumber penggerak peralatan pertanian. Atas dasar bentuk dan ukuran traktor,
maka traktor pertanian dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu : traktor
besar, traktor mini, dan traktor tangan (Kementrian Pertanian, 2015).
Traktor tangan merupakan (hand tractor) merupakan sumber penggerek dari
implement (peralatan) pertanian. Biasanya traktor tangan digunakan untuk
mengolah tanah. Sebenarnya traktor tangan ini merupakan mesin yang serba guna,
karena dapat digunakan untuk tenaga penggerek implemen yang lain, seperti
pompa air, alat prosesing, trailer, dan lain – lain (Mulyoto, 2002).
Traktor kecil terdapat dua tipe yaitu traktor roda dua tipe standard an traktor
rantai. Traktor besa dibedakan menjadi traktor roda empat dan traktor mini.
Traktor roda dua atau traktor tangan (power tiller/hand tractor) adalah mesin
pertanian yang dapat dipergunakan untuk mengolah tanah dan lain-lain pekerjaan
dengan alat pengolah tanahnya digandengkan atau dipasang di bagian belakang
mesin. Mesin ini mempunyai efisiensi tinggi, karena pembalikan dan pemotongn
tanah dapat dikerjakan dalam waktu yang bersamaan. Traktor roda dua merupakan
mesin serba guna karena dapat juga berfungsi sebagai tenaga penggerak untuk alat
alat lain seperti pompa air, alat pengolahan, gandengan (trailer), dan lain-lain
(Hardjosentono et al,2000).
Traktor roda empat saat ini sudah tidak asing lagi baki kita semua, kita dapat
menjumpai traktor roda empat dalam kegiatan dunia pertanian. Penggunaan
traktor roda empat sudah sangat variatif sesuai dengan kebutuhan penggunanya,
antara lain sebagai alat pengolah lahan yang pada umunya digunakan,
sebagai alat transportasi untuk mengangkut hasil komoditas pertanian, untuk
menggerakkan mesin-mesin pertanian serta pekerjaan-pekerjaan lain yang
memungkinkan dilakukan traktor roda empat, seperti menggali, melubang,
membuat saluran dan sebagainya (Kementrian Pertanian, 2015).
III. METODOLOGI
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah traktor roda
empat, traktor tangan dan alat tulis.
B. Prosedur Kerja
A. Hasil
B. Pembahasan
Penggunaan alat dan mesin pertanian sudah sejak lama digunakan dan
perkembangannya mengikuti dengan perkembangan kebudayaan manusia. Awal
mulanya alat dan mesin pertanian masih sederhana dan terbuat dari batu atau kayu
kemudian berkembang menjadi bahan logam. Susunan alat ini mula-mula
sederhana, kemudian sampai ditemukannya alat mesin pertanian yang komplek.
Perkembangan terjadi pada pemanfaatan sumber daya alam dengan motor secara
langsung mempengaruhi perkembangan dari alat mesin pertanian .Sesuai dengan
definisi dari mekanisasi pertanian (agriculture mechanization), maka penggunaan
alat mekanisasi pertanian adalah untuk meningkatkan daya kerja manusia dalam
proses produksi pertanian dan dalam setiap tahapan dari proses produksi tersebut
selalu memerlukan alat mesin pertanian (Sukirno, 1999).
Setiap perubahan usaha tani melalui mekanisasi didasari tujuan tertentu
yang membuat perubahan tersebut bisa dimengerti, logis, dan dapat diterima.
Diharapkan perubahan suatu sistem akan menghasilkan sesuatu yang
menguntungkan dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Secara umum,
tujuan mekanisasi pertanian menurut Irwanto (1980) adalah :
a. Mengurangi kejerihan kerja dan meningkatkan efisiensi tenaga manusia.
b. Mengurangi kerusakan produksi pertanian.
c. Menurunkan ongkos produksi.
d. Menjamin kenaikan kualitas dan kuantitas produksi.
e. Meningkatkan taraf hidup petani.
f. Memungkinkan pertumbuhan ekonomi subsisten (tipe pertanian kebutuhan
keluarga) menjadi tipe pertanian komersil (comercial farming).
Tujuan tersebut di atas dapat dicapai apabila penggunaan dan pemilihan alat
mesin pertanian tepat dan benar, tetapi apabila pemilihan dan penggunaannya
tidak tepat hal sebaliknya yang akan terjadi (Rizaldi, 2006). Perubahan-perubahan
untuk memperbaiki dan meningkatkan kesejahteraan rakyat yang dilakukan
pemerintah sekarang berjalan dengan diarahkan pada semua sektor. Tidak
terkecuali sektor pertanian. Pertanian memiliki peranan yang sangat penting bagi
kesejahteraan rakyat. Berhasilnya sektor pertanian akan berdampak pada
ketahanan pangan.
Alat dan mesin pertanian adalah susunan dari alat-alat yang kompleks yang
saling terkait dan mempunyai sistem transmisi (perubah gerak), serta mempunyai
tujuan tertentu di bidang pertanian dan untuk mengoperasikannya diperlukan
masukan tenaga. Alat dan mesin pertanian bertujuan untuk mengerjakan pekerjaan
yang ada hubungannya dengan pertanian, seperti alat mesin pengolahan tanah, alat
mesin pengairan, alat mesin pemberantas hama, dan sebagainya (Hardjosentono,
dkk, 2000).
Ilmu mekanisasi pertanian adalah bagian dari industri pertanian hari ini yang
penting karena produksi yang efisien dan pengolahan bahan-bahan tergantung
pada mekanisasi. Oleh karena itu, mayoritas pekerja bekerja pada bidang
keduanya baik di lahan maupun di pemasaran hasil-hasil pertanian yang
membutuhkan keahlian-keahlian yang memungkinkan mereka untuk
mengoperasikan, mempertahankan, dan memperbaiki mesin dan peralatan (Shin
and Curtis, 1978).
Pada abad ke-18, motor uap berhasil diciptakan dan pada permulaan abad
ke-19 traktor dengan motor uap mulai diperkenalkan. Sementara itu penelitian
untuk membuat motor bakar internal di mulai sekitar tahun 1800. Antara tahun
1800 dan 1860 banyak motor bakar internal yang dibuat, tetapi tidak ada satupun
yang memuaskan. Beau de Rochas, insinyur perancis memberikan sumbangan
pemikiran yang besar pada perkembangan traktor yang ada sekarang. Pada tahun
1862 ahli tersebut mengemukakan teori untuk mendapatkan motor bakar internal
yang efisien, dimana harus memenuhi 4 syarat yaitu:
1. Volume silinder sebesar mungkin dengan luas permukaan sekecil mungkin.
2. Kecepatan torak sebesar mungkin.
3. Tekanan sebesar mungkin pada permulaan ekspansi.
4. Ekspansi sebesar mungkin.
Beau de Rochas menambahkan harus ada 4 langkah dari torak di dalam
silinder yaitu langkah pemasukan, pemampatan, penyaluran daya dan
pembuangan. N.A. Otto pada tahun 1876 dari Jerman berdasarkan teori Beau de
Rochas berhasil menciptakan hak paten untuk motor bakar internal bensin.
Selanjutnya pada tahun 1898, Rudolph Diesel yang juga berasal dari Jerman
berhasil membuat motor diesel.Perkembangan selanjutnya adalah ke arah
kenyamanan, keamanan serta pengontrolan jarak jauh. Traktor dikembangkan
tanpa operator dengan pengendalian ultrasonic echo ranging steer dan penggunaan
sel-sel listrik yang menyadap sinar matahari sebagai sumber daya untuk traktor
akibat krisis bahan bakar. Di indonesia sendiri penggunaan traktor kecil dan besar
pada tahun 1970-an mulai berkembang. Traktor tersebut semuanya masih
diimpor. Pada periode 1980-an ada beberapa perusahaan di Indonesia mulai
memproduksi traktor tangan dengan konstruksi sederhana dan harga yang murah
dengan desain yang dicontoh dari Jepang maupun IRRI di Philipina (Dawyin et
al, 1991).
Traktor merupakan kendaraan yang dirancang khusus untuk keperluan
menarik trailer atau implemen yang digunakan dalam pertanian khususnya
implement yang digunakan untuk mengolah tanah. Istilah traktor umum
digunakan untuk mendefinisikan jenis kendaraan untuk pertanian. Implemen
pertanian pada umumnya digerakkan dengan menggunakan kendaraan traktor ini,
ditarik ataupun didorong, dan menjadi sumber utama mekanisasi pertanian.
Penggunaan kata trakto di Negara Inggris, Irlandia, Australia, India, Spanyol,
Argentina, dan Jerman, kata "traktor" umumnya berarti "traktor pertanian", dan
penggunaan kata traktor yang merujuk pada jenis kendaraan lain sangat jarang
sedangkan di Kanada dan Amerika Serikat, kata "traktor" juga berarti truk semi-
trailer. (Supli R, dalam Kardiman, 2017).
Dari asal katanya, traktor berarti alat penghela. Memang fungsi utama
traktor ialah untuk menghela sesuatu. Itulah sebabnya semua traktor tentu pada
bagian belakangnya dilengkapi dengan sambungan untuk tempat menggandeng
alat yang akan dihela tersebut. Pengertian traktor ialah kendaraan bermesin yang
khusus dirancang untuk menjadi penghela. Dari sejarahnya, traktor memang
dirancang awalnya untuk mengganti hewan hela dengan mesin yang lebih kuat.
Traktor adalah alat/mesin penarik beban yang bersumberdaya mekanis. Klasifikasi
traktor dibedakan menjadi dua macam, yaitu berdasarkan kegunaan dan jenis roda
penggeraknya. (Defredo. 2005).
Berdasarkan kegunaannya, traktor dibagi atas :
1. General purpose tractor, yaitu traktor yang dirancang untuk melaksanakan
pekerjaan yang bersifat umum dengan kedudukan poros roda relatif rendah.
2. Special purpose tractor, yaitu traktor yang dirancang untuk melaksanakan
pekerjaan yang lebih khusus, mudah dirangkai atau digandengkan dengan
peralatan khusus (misalnya alat pengolahan tanah, pemeliharaan tanaman,
pemanen) dengan kedudukan poros roda relatif tinggi.
3. Industrial tractor, yaitu traktor yang dirancang khusus untuk keperluan
industri atau kegiatan pembangunan, biasanya ukuran roda depan dan
belakang sama dan menggunakan dua gardang sehingga kemampuan tarik
traktor besar.
4. Plantation tractor, yaitu traktor yang dirancang untuk dapat dengan mudah
dan aman digunakan pada lahan yang banyak tanamannya. Dibuat dengan
konstruksi pusat titik berat rendah sehingga dapat digunakan pada lahan
dengan kemiringan tinggi. 5. Garden tractor, yaitu traktor yang dirancang
untuk pekerjaan ringan, misalnya pertanian kecil atau pemangkas rumput
dan mempunyai daya yang relatif rendah (±12,5 HP). (Rizaldi, 2006).
Berdasarkan model atau tipenya, traktor dapat dibagi atas :
1. Traktor kecil
a. Traktor roda dua (tipe standar)
- Tipe unit (integral mounted type)
- Tipe gusur (trailing type)
- Tipe kombinasi (combination type)
b. Traktor rantai (crawler)
2. Traktor besar
a. Traktor roda empat (wheel tractor)
b. Traktor rantai (crawler) (Hardjosentono, et al., 2000).
Atas dasar bentuk dan ukuran traktor, maka traktor pertanian dapat
dibedakan menjadi traktor besar, traktor mini, dan traktor tangan.
1. Traktor besar, yaitu traktor yang mempunyai dua poros roda (beroda empat atau
lebih), panjangnya berkisar 2650 hingga 3910 mm, lebar berkisar 1740 hingga
2010 mm, dan dayanya berkisar antara 20 sampai 120 HP.
2. Traktor mini, yaitu traktor yang mempunyai dua poros roda (beroda empat)
tetapi ukurannya relatif lebih kecil, panjangnya antara 1790 hingga 2070 mm,
lebar antara 995 sampai 1020 mm, berat 385 sampai 535 kg, dan daya antara
12,5 sampai 20 HP.
3. Traktor tangan, yaitu traktor pertanian yang hanya mempunyai sebuah poros
roda (beroda dua), panjangnya antara 1740 hingga 2290 mm, lebar antara 710
sampai 880 mm, dan dayanya antara 6 sampai 10 HP. (Rizaldi, 2006).
Berdasarkan besarnya daya motor, traktor tangan dapat dibagi menjadi tiga jenis
yaitu :
1. Traktor tangan berukuran kecil, tenaga penggeraknya kurang dari 5 hp
2. Traktor tangan berukuran sedang, tenaga penggeraknya antara 5 - 7 hp
3. Traktor tangan berukuran besar, tenaga penggeraknya antara 7–12 hp (Ideelok,
2011).
Salah satu contoh alat mesin pertanian untuk bagian pengolahan tanah
adalah traktor roda dua atau traktor tangan (power tiller/hand tractor). Traktor
roda dua atau traktor tangan (power tiller/hand tractor) adalah mesin pertanian
yang dapat dipergunakan untuk mengolah tanah dan lain-lain pekerjaan dengan
alat pengolah tanahnya digandengkan/dipasang di bagian belakang mesin. Mesin
ini mempunyai efisiensi tinggi, karena pembalikan dan pemotongan tanah dapat
dikerjakan dalam waktu yang bersamaan. Traktor roda dua merupakan mesin
serba guna karena dapat juga berfungsi sebagai tenaga penggerak untuk alat alat
lain seperti pompa air, alat pengolahan, gandengan (trailer), dan lain-lain
(Hardjosentono, dkk, 2000)
Implemen traktor adalahperalatan yang digunakan pada traktor sesuaidengan
kegunaannya. Sebuah traktor tidak dapat digunakan untuk mengolah tanah jika
traktor tersebut tidak dipasangi oleh implement. Implement pada traktor dapat
digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu :
a. Bajak singkal ditujukan untuk pemecahan banyak tipe tanah dan cocok sekali
untuk pembalikan tanah serta penutupan sisa-sisa tanaman. Telapak bajak
secara keseluruhan merupakan hal yang sangat esensial untuk pembajakan
yang baik, pemotongan oleh mata bajak dan sedikit pengangkatan irisan alur,
pengendalian sisi samping, kemantapan bajak, sementara singkal
menyelesaikan pengangkatan, penggemburan, dan pembalikan pemotongan
tanah paliran. Terutama pada singkallah tergantung pembajakan yang berhasil.
Lengkung dan panjang singkal menentukan derajat kegemburan yang diberikan
kepada tanah potongan paliran (Smith dan Wilkes, 1990).
b. Bajak rotari telah digunakan di Eropa selama bertahun-tahun, sedangkan petani
Amerika tidak terlalu tertarik pada bajak tipe ini. Yang menjadi sebab
kurangnya minat ini adalah tingginya biaya dan kebutuhan daya. Pada
umumnya bajak rotari dapat dibagi menjadi tiga tipe yaitu mesin bantu tarik,
digerakkan oleh daya disadap, serta tipe kebun swagerak. Bajak rotari ini sama
sekali mempunyai desain yang berbeda dari bajak singkal dan piringan (Smith
dan Wilkes, 1990).
c. Garu adalah peralatan yang digunakan untuk meratakan tanah dan memecahkan
bongkahan-bongkahan tanah, mengaduk tanah, mencegah dan membinasakan
gulma. Dibawah kondisi tertentu, garu dapat digunakan untuk menutup biji.
Ada tiga jenis utama garu, yaitu garu piringan, garu gigi paku dan garu gigi
pegas (Smith dan Wilkes, 1990).
Traktor roda dua mempunyai bagian-bagian yang memiliki fugngsi tertentu
sehingga dapat berjalan dengan baik. Adapun bagian-bagian pada traktor roda dua
antara lain, yaitu:
1. Handle, berfungsi sebagai pegangan operator untuk mengendalikan traktor
2. Tuas gas, berfungsi untuk mengubah kecepatan putaran poros motor
penggerak
3. Tuas kopling, berfungsi untuk mengatur traktor agar berjalan atau berhenti
4. Tuas perseleng utama, berfungsi untuk memindahkan susunan gigi
5. Mesin, berfungsi untuk tenaga penggerak traktor
6. Roda, berfungsi untuk media berjalan traktor
7. Implemen, berfungsi untuk mengolah tanah
8. Tuas kopling kemud, berfungsi untuk mengoprasikan kopling kemudi
sehingga traktor dapat berbelok
9. Lampu, sebagai media penerangan
10. Tangki bahan bakar, berfungsi untuk menampung bahan bakar
11. Van belt, berfungsi untuk penghubung transmisi
12. Penutup tangki bbm, berfungsi untuk menutupi tangki BBM
13. AS roda, berfungsi sebagai tempat mengkaitkan roda
14. Bajak, berfungsi sebagai pengolah tanah
15. Pengatur ketinggian bajak, berfungsi mengatur naik turunnya bajak (Frans
Jusuf Daywint, 2008).
Untuk menghidupkan traktor tangan dilakukan dengan langkah-langkah
berikut :
1. Tuas kopling utama diposisikan “OFF” atau “rem”, sehingga traktor tidak
berjalan pada saat dihidupkan
2. Untuk keamanan, semua tuas persneleng pada posisi netral.
3. Buka kran bahan bakar, sehingga terjadi aliran bahan bakar ke ruang
pembakaran
4. Gas dibesarkan pada posisi “start”, sehingga ada aliran bahan bakar (solar)
yang cukup banyak di ruang pembakaran.
5. Tuas dekompresi ditarik dengan tangan kiri, untuk menghilangkan tekanan
di ruang pembakaran pada saat engkol diputar.
6. Engkol dimasukkan ke poros engkol, lalu putar engkol searah jarum jam
beberapa kali, agar oli pelumas dapat mengalir ke atas melumasi bagian-bagian
traktor. Biasanya dilengkapi dengan indikator, untuk menunjukkan adanya
aliran pelumas.
7. Percepat putaran engkol, sehingga akan menghasilkan cukup tenaga untuk
menghidupkan motor.
8. Lepaskan tuas dekompresi, untuk menghasilkan tekanan, sementara
engkol masih tetap diputar sampai motor hidup.
9. Setelah motor hidup, engkol akan terlepas sendiri dari poros engkol. Hal
ini disebabkan bentuk pengait engkol yang miring.
10. Geser posisi tuas gas pada posisi “idle” atau stasioner
11. Hidupkan motor tanpa beban kurang lebih selama 2-3 menit, agar proses
pelumasan dapat berjalan dengan baik
12. Traktor siap untuk dioperasikan (Nawawi, 2001).
Untuk pemeliharaan dan perawatanTraktor Roda Dua dapat dilakukan
membaca buku petuntuk yang berisi :
1. Petunjuk perawatan : Berisi tentang jadwal perawatan termasuk pelumasan
mesin, transmisi dan oli hidrolik , penggantian filter dan perawatan lainnya.
2. Spesifikasi : Berisi informasi spesifikasi komponen utama system transmisi,
system hidrolik, system rem dan pendingin mesin à type oli dan kapasitasnya.
3. Petunjuk Penggunaan : Berisi dasar-dasar cara mengoperaikan traktor.
Traktor roda dua mempunyai kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dari
traktor roda dua yaitu Harganya lebih murah dikarenakan komponen yang lebih
sedikit, Kontruksinya lebih sederhana, sehingga perawatan lebih mudah, biaya
pemeliharaan lebih murah dibanding traktor roda empat, bisa dirakit sendiri di
pedesaan, kemampuan untuk digunakan pada petak yang kecil serta petak yang
berada di tengah sawah milik orang lain serta Penggunaannya lebih mudah, tidak
memerlukan ketrampilan yang tinggi. Adapun kelemahan dari traktor roda dua
yaitu Kekurangan menggunakan traktor tangan adalah biaya operasionalnya
mahal, kebanyakan petani menggunakan bahan bakar.yang tidak ramah
lingkungan (solar) : butuh waktu lama untuk membajak sawah yang area, teknik
penoperasiannya relatif rumit karena harus dirangkaikan sedemikian rupa
(Nawawi, 2001).
Traktor roda empat saat ini sudah tidak asing lagi baki kita semua, kita dapat
menjumpai traktor roda empat dalam kegiatan dunia pertanian. Penggunaan
traktor roda empat sudah sangat variatif sesuai dengan kebutuhan penggunanya,
antara lain sebagai alat pengolah lahan yang pada umunya digunakan,
sebagai alat transportasi untuk mengangkut hasil komoditas pertanian, untuk
menggerakkan mesin-mesin pertanian serta pekerjaan-pekerjaan lain yang
memungkinkan dilakukan traktor roda empat, seperti menggali, melubang,
membuat saluran dan sebagainya (Kementrian Pertanian, 2015).
Traktor roda empat merupakan suatu peralatan yang diciptakan oleh
manusia yang sangat bermanfaat untuk membantu meringankan tugas manusia
terutamanya pada kegiatan-kegiatan dibidang pertanian. Klasifikasi traktor Roda 4
Berdasarkan fungsinya yaitu:
1. Crawler tractor, yaitu traktor dengan roda rantai
2. Standard Row Crop, umum digunakan di berbagai perkebunan
3. High clearance, traktor dengan jarak antara badan traktor dan tanah (ground
clearance) yang tinggi, cocok untuk perkebunan sayuran atau perawatan tunas
4. Orchard, traktor yang digunakan di wilayah perkebunan pepohonan yang besar,
ukurannya cukup ramping dan mudah membelok
5. Multipurpose, dapat digunakan untuk berbagai keperluan
6. Lawn And Garden, untuk kebun
7. Tree Skidder, digunakan untuk menarik kayu yang baru ditebang
8. Skid Steer Loader, memiliki loader di depannya
9. Four Wheel Drive with front steering wheel, traktor 4WD yang roda depannya
lebih kecil dari roda belakang. Traktor tipe ini memiliki traksi yang besar
sehingga memiliki tarikan yang kuat. Four wheel drive with equal sized wheel
and articulated steel framing. Roda depan dan belakang traktor ini sama
besarnya, bisa digunakan untuk lahan yang berat (Rizaldi, T. 2006).
Traktor roda empat dioperasikan oleh operator yang duduk di atas tempat
duduk sambil mengemudikannya. Peralatan pengolah tanah dipasangkan atau
disambungkan dengan traktor melalui perangkat yang disebut three hitch point
atau penyambungan titik tiga, yang terdiri sepasang garpu kiri dan kanan,
sedangkan satu tuas lainnya berada di bagian atas sistem penyambungan titik tiga,
disebut top link (tuas penyambung bagian atas). Dengan menggunakan sistem
penyambungan ini pengaturan posisi peralatan (bajak, dll.) yang diinginkan dapat
diatur dengan memanjangkan atau memendekkan tuas penyambung atas. Untuk
mengamankan agar traktor tidak terangkat pada saat dioperasikan untuk
pengolahan tanah, maka traktor perlu diseimbangkan dengan memasang beban
tambahan pada bagian depan traktor. Dengan melakukan persiapan seperti ini,
maka traktor telah siap dioperasikan untuk pengolahan tanah(Mulyoto, 1996).
Traktor roda empat mempunyai bagian-bagain yang mempunyai fungsi
masing-masing. Bagian-bagian tersebut akan menunjang penggunaan traktor roda
empat. Adapun bagian-bagian dari traktor roda empat yaitu:
1. Implemen, berfungsi sebagai alat pengolah tanah
2. Roda, berfungsi sebagai media berjalannya traktor
3. Mesin, berfungsi sebagai perangkat utama penggerak traktor
4. Pedal gas, berfungsi untuk mengatur kecepatan traktor
5. Pedal rem, berfungsi untuk menghambat kecepatan traktor
6. Pedal koplimg, berfungsi untuk mengatur jalannya gardon. Apabila diinjak
gardon akan lote
7. Tuas perseling, berfungsi untuk mengatur maju atau mundurnya traktor
8. Tuas hidrolik, berfungsi sebagai mengatur naik turunnya bajak
9. Tuas sili low, berfungsi untuk mengatur mode kecepatan tinggi atau rendah
10. Kemudi, berfungsi sebagai kendali traktor
11. Tuas PTO, berfungsi sebagai pengatur kekuatan gedrak traktor
(Kardiman, 2017).
Traktor dapat digunakan sebagai sumber tenaga untuk menunjang operasi
pertanian yang efektif baik tenaga waktu maupun biaya. Dengan traktor, petani
dapat meningkatkan kapasitas kerja, mengurangi biaya produksi, meningkatkan
hasil pertanian serta mengurangi kelelahan dan kebosanan dalam bekerja. Traktor
memiliki peran dalam usaha pertanian, salah satu diantaranya meningkatkan
kapasitas kerja sehingga luas tanam dan intensitas tanam dapat meningkat.
Sebagai contoh untuk pembanding antara tenaga manusia, tenaga hewan dan
tenaga mesin atau traktor sebagai berikut: hasil pengamatan suatu kegiatan
pengolahan tanah dengan luas I ha, apabila menggunakan tenaga manusia akan
membutuhkan waklu lebih kurang 50 hari, sementara jika menggunakan tenaga
hewan akan membutuhkan waktu lebih kurang 25 hari. Sementara jika
menggunakan tenaga mesin atau traktor hanya membutuhkan waktu lebih kurang
l0 jam (Widata, 2015).
Penggunaan traktor dalam bidang pertanian merupakan suatu tindakan yang
tepat dan tidak terfokus pada kegiatan pengolahan tanah saja, tetapi juga untuk
kegiatan pertanian lainnya. Traktor sebagai sumber tenaga dalam pengolahan
tanah, diharapkan dapat mengurangi waktu dan biaya operasional yang
diperlukan. Oleh karena itu, untuk kelancaran pengerjaan pengolahan tanah
dengan alat mekanis, maka diperlukan perhitungan yang tepat antara lain dengan
melihat kondisi lahan yang akan diolah dalam hal ini tingkat kelembaban tanah,
topografi dan pola pembajakan yang tepat (Al-Hadi et al., 2012).
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Al-Hadi, B., Yunus, Y. dan M. Idkham. 2012. Analisis sifat fisika tanah akibat
lintasan dan bajak traktor roda empat. Jurnal Manajemen Sumberdaya
Lahan. 1 (1) : 43-53.
Kementrian Pertanian. 2015. Modul Traktor Roda Dua (Hand Tractor). Badan
Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian. Jakarta.
Widata, S. 2015. Uji kapasitas hand tractor untuk pengolah tanah lahan kering.
Jurnal Agro UPY. 6(2). 64-67. ISSN 1978-2276.
Oleh :
Ayub Pramana
A1D018059
A. Latar Belakang
Alat dan mesin pertanian adalah berbagai alat dan mesin yang digunakan
dalam usaha pertanian. Alat dan mesin (alsin) pertanian dikelompokkan menjadi
dua: alsin budidaya tanaman dan alsin pengolahan hasil pertanian . Alsin budidaya
pertanian adalah alsin yang digunakan untuk produksi tanaman dan ternak .
Contoh alsin untuk produksi tanaman adalah alsin pengolah tanah, mesin tanam,
sprayer, mesin pemanen, dan sebagainya . Contoh alsin budidaya ternak adalah
alsin penyiapan pakan, aerator, pemerah susu, dan sebagainya . Alsin pengolahan
hasil pertanian adalah alsin yang digunakan untuk menangani atau mengolah hasil
tanaman atau hasil ternak. Contoh alsin penanganan dan pengolahan hasil
tanaman dan ternak adalah Rice Milling Unit, pengering, thresher, mesin sortasi,
mesin pengolah biji sawit, dan sebagainya. (Haryadi, 1982).
Pengeringan adalah suatu cara untuk mengeluarkan atau mengilangkan
sebagian air dari suatu bahan dengan menguapkan sebagian besar air yang di
kandung melalui penggunaan energi panas. Biasanya, kandungan air bahan
tersebut di kurangi sampai batas sehingga mikroorganisme tidak dapat tumbuh
lagi di dalamya (Winarno, 1994). Keuntungan pengeringan adalah bahan menjadi
lebih awet dan volume bahan menjadi lebih kecil sehingga mempermudah dan
menghemat ruang pengangkutan dan pengepakan, berat bahan juga menjadi
berkurang sehingga memudahkan transpor, dengan demikian di harapkan biaya
produksi menjadi lebih murah. Kecuali itu, banyak bahan-bahan yang hanya dapat
di pakai apabila telah di keringkan, misalnya tembakau, kopi, the, dan biji-bijian .
Di samping keuntungan-keuntunganya, pengeringan juga mempunyai beberapa
kerugian yaitu karena sifat asal bahan yang di keringkan dapat berubah, misalnya
bentuknya, misalnya bentuknya, sifat-sifat fisik dan kimianya, penurunan mutu
dan sebagainya (Hardjoanidjojo, 1976). Kerugian yang lainya juga disebabkan
beberapa bahan kering perlu pekerjaan tambahan sebelum di pakai, misalnya
harus di basahkan kembali (rehidratasi) sebelum di gunakan. Agar pengeringan
dapat berlangsung, harus di berikan energi panas pada bahan yang di keringkan,
dan di perlukan aliran udara untuk mengalirkan uap air yang terbentuk keluar dari
daerah pengeringan. Penyedotan uap air ini daoat juga di lakukan secara vakum .
Pengeringan dapat berlangsung dengan baik jika pemanasan terjadi pada setiap
tempat dari bahan tersebut, dan uap air yang di ambil berasal dari semua
permukaan bahan tersebut. Factor-faktor yang mempengaruhi pengeringan
terutama adalah luas permukaan benda, suhu pengeringan, aliran udara, tekanan
uap di udara, dan waktu pengeringan (Hardjosentono, 2009).
pengeringan langsung (adiabatik), zat padat bersentuhan dengan udara panas
menurut salah satu sebagai berikut: udara panas ditiupkan melintas permukaan
hamparan atau lembaran zat padat atau melintas satu atau kedua sisi lembaran
atau film sinambung. Proses ini disebut pengeringan dengan sirkulasi
silang. Udara panas ditiupkan mela:ui hamparan zat padat butiran kasar yang
tembus. Zat padat disiram ke bawah melalui suatu arus udara panas yang bergerak
perlahan-Iahan ke atas, kadang-kadang dalam hal ini terdapat pembawa ikutan
yang tidak dikehendaki daripada partikel halus oleh udara panas . Udara panas
dialirkan melalui zat padat dengan kecepatan yang cukup untuk memfluidisasi
hamparan. Zat padat seluruhnya dibawa ikut dengan arus udara panas kecepatan
tinggi dan diangkut secara pneumatic dari piranti percampuran ke pemisah
mekanik.
pengeringan tidak langsung (non adiabatik) dibedakan terutama menurut
caranya zat padat itu berkontak dengan permukaan panas atau sumber kalor
lainnya yaitu: zat padat dihamparkan di atas permukaan horisontal yang stasioner
atau bergerak lambat dan dimasak hingga kering, pemanasan permukaan ini dapat
dilakukan dengan listrik atau fluida perpindahan kalor seperti uap atau air panas .
Zat padat bergerak di atas permukaan panas, yang biasanya berbentuk silinder,
dengan bantuan pengaduk atau conveyor sekrup atau conveyor dayung. Zat padat
tergelincir dengan gaya gravitasi di atas permukaan panas yang miring atau di
bawa naik bersama permukaan itu selama suatu waktu tertentu dan kemudian
diluncurkan lagi ke suatu lokasi baru (Hadi, 2015).
III. METODOLOGI
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum acara tiga tentang alat
pengering (Dryer) adalah pengering tipe rak.
B. Prosedur Kerja
Prosedur yang dilakukan pada acara tiga tentang alat pengering (Dryer)
sebagai berikut:
1. Amati dan gambar alat pengering yang digunakan.
2. Sebutkan bagian-bagian utama dan fungsinya masing-masing.
3. Uraikan prinsip kerja alat pengering yang digunakan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
B. Pembahasan
penguapan air. Cara ini dilakukan dengan menurunkan kelembaban udara dengan
mengalirkan udara panas di sekeliling bahan, sehingga tekanan uap air bahan
lebih besar daripada tekanan uap air di udara. Perbedaan tekanan ini
dan cara pemanasan yang digunakan. Dengan sangat terbatasnya kadar air pada
bahan yang telah dikeringkan, maka enzim-enzim yang ada pada bahan menjadi
tidak aktif dan mikroorganisme yang ada pada bahan tidak dapat tumbuh.
Pengeringan alami atau pengeringan manual yaitu pengeringan dengan
menggunakan sinar matahari langsung atau tidak langsung. Pengeringan alami
memanfaatkan radiasi surya, suhu dan kelembaban udara sekitar serta
kecepatan untuk proses pengeringan. Pengeringan dengan cara penjemuran
mempunyai beberapa kelemahan antara lain tergantung dengan cuaca, sukar
dikontrol,memerlukan tempat penjemuran yang luas, mudah terkontaminasi dan
memerlukan waktu yang lama(Taib, 1988).
Menurut Yuarni (2015) dalam Maryam et al (2019) Tujuan dari pengeringan
adalah mengurangi kadar air bahan sampai batas dimana mikroorganisme dan
kegiatan enzim yang dapat menyebabkan pembusukan akan terhenti, dengan
demikian bahan yang dikeringkan dapat mempunyai waktu simpan yang lama .
Disamping itu juga pengolahan dapat digunakan untuk meningkatkan nilai tambah
(added value) suatu produk. Pengeringan merupakan proses pengurangan kadar
air bahan hingga mencapai kadar air tertentu sehingga menghambat laju
kerusakan bahan akibat aktifitas biologis dan kimia (Syuhada, 2001). Beberapa
faktor yang mempengaruhi kecepatan pengeringan yaitu suhu dan kelembaban
udara lingkungan, kecepatan aliran udara pengering, besarnya persentase
kandungan air, daya pengering, efesiensi mesin pengering dan kapasitas
pengeringannya (Dhanika, 2010). Pada saat proses pengeringan suatu bahan,
perpindahan bahan dari massa bahan ke udara berlangsung dalam bentuk uap atau
terjadi pengeringan pada permukaan bahan. Setelah itu tekanan uap air pada
permukaan bahan akan menurun. Setelah kenaikan suhu terjadi pada seluruh
bagian bahan, maka terjadi pergerakan air secara difusi dari bahan ke
permukaannya dan seterusnya proses penguapan bahan pada permukaan bahan
diulang lagi sampai terjadi keseimbangan dengan udara disekitarnya (Hatta,
2019).
Petani pada umumnya masih menggunakan beragam alas penjemur gabah,
misalnya tikar, anyaman bambu, lembaran plastik, karung goni, seng dan kadang-
kadang tanpa alas (tanah, aspal) yang dapat mengakibatkan butir retak dan
bertambahnya benda asing. Dalam musim penghujan, butiran padi rusak karena
penjemuran terhambat dan terjadi akumulasi panas dalam tumpukan jagung yang
ditutup plastik karena tidak sempat diangkat dari penjemuran pada saat hujan
turun atau matahari tidak terik seperti pada malam hari atau musim penghujan .
Alat pengering hybrid energi surya dan biomassa yang telah dirancang ini belum
dilakukan pengujian kinerja berdasarkan sumber energi yang digunakan .
Pengeringan yang baik memerlukan panas yang seragam dan laju pengeringan
yang tidak terlalu cepat, agar tidak terjadi keretakan dan kadar air menjadi lebih
seragam. Syarat ini sukar dipenuhi dengan penjemuran langsung dengan matahari,
saja atau tidak tergantung cuaca dan ruang. Selain itu, pengeringan dengan Tray
panas dan uap air. Ukuran rak yang digunakan bermacam-macam, ada yang
luasnya 200 cm2 dan ada juga yang 400 cm2 . Luas rak dan besar lubanglubang
rak tergantung pada bahan yang akan dikeringkan . Selain alat pemanas udara,
biasanya juga digunakan kipas (fan) untuk mengatur sirkulasi udara dalam alat
pengering. Kipas yang digunakan mempunyai kapasitas aliran 7-15 fet per detik .
Udara setelah melewati kipas masuk ke dalam alat pemanas, pada alat tersebut
udara dipanaskan lebih dahulu kemudian dialirkan diantara rak-rak yang sudah
berisi bahan. Arah aliran udara panas di dalam alat pengering dapat dari atas ke
bawah dan juga dari bawah ke atas. Suhu yang digunakan serta waktu
berkisar antara 80-1800C. Tray dryer dapat digunakan untuk operasi dengan
keadaan vakum dan seringkali digunakan untuk operasi dengan pemanasan tidak
langsung. Uap air dikeluarkan dari alat pengering dengan pompa vakum. Alat
panjang 95 cm; lebar 55 cm; tinggi 73 cm; jumlah rak 4; jarak antara rak 16 cm .
Dimensi alat dirancang demikian untuk memenuhi skala laboratorium yang
disesuaikan dengan tempat dan jumlah produksi (Panggabean et al, 2017).
Pengering mekanis tipe rak ini dilengkapi dengan 2 buah kipas yang dipasang
diatas dan disamping kanan alat. Menurut Mukkun dan Dana (2016), kipas
dipasang dengan tujuan menarik udara lembab yang ada didalam alat pengering
agar proses pengeringan bisa dilakukan dengan baik juga berfungsi untuk
menstabilkan suhu dalam pengering. Lampu pijar 25 watt sebanyak 22 buah,
dengan posisi : atas 2 buah, kanan rak I ada 3 buah, rak II ada 3, rak III ada 2, rak
IV ada 3 dan kiri rak I ada 3, rak II ada 2, rak III ada 2, rak IV ada 3 buah . lampu
pijar digunakan karena dapat menghasilkan panas dan ekonomis untuk keperluan
waktu yang lama dan suhu yang stabil . Elemen pembuat alat pengering mekanis
tipe rak ini adalah kayu dan triplek, pada bagian dalam dilapisi plat aluminium
sebagai penghantar panas yang baik, dilengkapi dengan pintu untuk
penutup/pembuka yang dipasang kaca bening dengan ukuran panjang 29 cm; lebar
18 cm, lubang pada bagian samping kiri alat. Pada bagian luar alat pengering
A. Kesimpulan
dan cara pemanasan yang digunakan. Dengan sangat terbatasnya kadar air pada
bahan yang telah dikeringkan, maka enzim-enzim yang ada pada bahan menjadi
tidak aktif dan mikroorganisme yang ada pada bahan tidak dapat tumbuh.
B. Saran
Saran untuk praktikum acara tiga tentang alat pengering (Dryer), yaitu
praktikan diharapkan dapat mengamati semua bagian-bagian alat pengering
(Dryer) dan selalu mendokumentasikan kegiatan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Oleh :
Ayub Pramana
A1D018059
A. Latar Belakang
Beras merupakan bahan makanan yang dihasilkan dari tanaman padi. Beras
juga merupakan bahan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia.
Beras memiliki nilai tersendiri bagi orang yang mengkonsumsinya dan tidak
dapatmudah digantikan dengan bahan pangan yang lain. Beras adalah salah satu
bahan makanan yang mengandung gizi dan sebagai sumber tenaga bagi tubuh
manusia.
Penanganan pascapanen padi merupakan upaya sangat strategis dalam
rangka mendukung peningkatan produksi padi. Konstribusi penanganan pasca
panen terhadap peningkatan produksi padi dapat tercermin dari penurunan
kehilangan hasil dan tercapainya mutu gabah/ beras sesuai persyaratan mutu.
Penggilingan padi mempunyai peranan yang sangat vital dalam mengkonversi
padi menjadi beras yang siap diolah untuk dikonsumsi maupun untuk disimpan
sebagai cadangan. Dalam kaitan dengan proses penggilingan padi, karakteristik
fisik padi sangat perlu diketahui karena proses penggilingan padi sebenarnya
mengolah bentuk fisik dari butiran padi menjadi beras putih. Butiran padi yang
memiliki bagian-bagian yang tidak dapat dimakan atau tidak enak dimakan,
sehingga perlu dipisahkan. Selama proses penggilingan, bagian-bagian tersebut
dilepaskan sampai akhirnya didapatkan beras yang enak dimakan yang disebut
dengan beras sosoh (beras putih).
Penggilingan padi adalah tahap kegiatan setelah pengeringan, kegiatan ini
bertujuan untuk memisahkan kulit gabah yang akan menghasilkan beras putih dan
hasil sampingnya adalah dedak dan menir. Penggilingan padi ini biasanya
menggunakan huller. Penggilingan padi yang ada di masyarakat umumnya
menggunakan mesin dua tahap yaitu, mesin pecah kulit (husker) dan penyosoh
beras (polisher). Mesin pecah kulit digunakan untuk mengupas gabah dari
kulitnya dan akan menghasilkan beras pecah kulit yang selanjutnya akan
dilakukan penyosohan beras dengan mesin penyosoh dan menjadi beras putih.
B. Tujuan
Alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan adalah rice mill unit, gabah,
timbangan, kantong plastik, dan stopwatch.
B. Prosedur Kerja
A. Hasil
B. Pembahasan
A. Kesimpulan
3600 X w
dengan waktu yang dibutuhkan. Dihitung dengan cara q=
t
B. Saran
Rice mill unit merupakan salah satu alat yang digunakan dalam
penggilingan beras. Kebersihan alat harus dijaga sehingga alat tidak mudah rusak
dan beras yang dihasilkan juga baik.
DAFTAR PUSTAKA