Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH MEKANISASI PERTANIAN

MEKANISASI PERTANIAN

OLEH:

CHARIS SUGANDA
1606115810

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan keselamatan kepada

penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah dengan judul “keunggulan dan kelemahan

mekanisasi pertanian”

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ir. Ardian MS, sebagai dosen pengasuh yang telah

banyak memberikan bimbingan, petunjuk dan motivasi sampai selesainya makalah ini. Penulis juga

mengucapkan terima kasih kepada seluruh rekan-rekan dan pihak lain yang telah membantu dalam

menyelesaikan penulisan makalahini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini belum sempurna seperti yang diharapkan.

Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak demi

kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, Februari 2018

Penulis
I. PENDAHULUAN

Kata pertanian memang sudah sangat erat di benak kita dan mungkin tanpa pertanian kita
tidak bisa hidup. Salah satu penunjang terjadinya pertanian adalah dengan adanya alat alat
pertanian. Indonesia merupakan negara agraris yang sudah sejak dahulu menjadikan sektor pertanian
sebagai penopang perekonomian negara. Sampai saat ini pun sektor pertanian masih tetap
menyumbang devisa yang cukup besar bagi perekonomian negara. Bahkan pada saat Indonesia
dilanda krisis ekonomi yang menghancurkan perekonomian negara, sektor pertanian melalui
agribisnis dan agroindustri justru dapat terus berkembang menjadi penyelamat perekonomian negara.
Namun, dengan sumber daya yang melimpah, proses perkembangan dan modernisasi sektor pertanian
Indonesia berjalan sangat lambat. Salah satu indikatornya yaitu produktivitas pertanian yang
cenderung menurun dan petani sebagai ujung tombaknya sebagian besar berada di bawah garis
kemiskinan. Teknologi dalam pertanian adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan pekerjaan dan
menghasilkan output yang lebih baik. Pembangunan pertanian tanpa teknologi ialah hal yang
mustahil. Keduanya berjalan secara beriringan saling mengikat.

Dalam pembangunan pertanian tentu akan sangat berbeda dalam segi kepraktisan maupun
hasil tani apabila petani tersebut mengadopsi teknologi dibandingkan ia memakai cara
tradisional.Teknik pertanian meliputi usaha tani (teknik penanaman, pemupukan, pengairan
perlindungan tanaman secara terpadu ) dan pasca panen (pengolahan hasil pengenalan alat perontol
yang dapat menekan kehilangan hasil, penyimpanan hasil pertanian yang dapat meningkatkan kualitas
produk pertanian ) dan teknologi yang digunakan dalam pertanian, seperti mesin – mesin.Dalam
pembangunan pertanian tentu akan sangat berbeda dalam segi kepraktisan maupun hasil tani apabila
petani tersebut mengadopsi teknologi dibandingkan ia memakai cara tradisional.Teknik pertanian
meliputi usaha tani (teknik penanaman, pemupukan, pengairan perlindungan tanaman secara terpadu )
dan pasca panen (pengolahan hasil pengenalan alat perontol yang dapat menekan kehilangan hasil,
penyimpanan hasil pertanian yang dapat meningkatkan kualitas produk pertanian ) dan teknologi yang
digunakan dalam pertanian, seperti mesin – mesin.

1.2. Tujuan
Ø Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pengertian mekanisasi peranian.
Ø Mahasiswa dapat mengetahui peranan mekanisasi pertanian.
Ø Mahasiswa dapat mengetahui keunggulan dan kelemahan mekanisasi pertanian.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Mekanisasi Pertanian

Alat pertanian ( mekanisasi pertanian) merupakan salah satu alat yang


sangat membantu petani. Maka dari itu maka diperlukanlah mekanisasi
pertanian. Mekanisasi pertanian diartikan secara bervariasi oleh beberapa orang.
Mekanisasi pertanian diartikan sebagai pengenalan dan penggunaan dari setiap
bantuan yang bersifat mekanis untuk melangsungkan operasi pertanian. Bantuan
yang bersifat mekanis tersebut termasuk semua jenis alat atau perlengkapan
yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan, motor bakar, motor listrik, angin,
air, dan sumber energi lainnya. Secara umum mekanisasi pertanian dapat juga
diartikan sebagi penerapan ilmu teknik untuk mengembangkan, mengorganisasi,
dan mengendalikan operasi di dalam produksi pertanian(Robbins,2005).
Ruang lingkup mekanisasi pertanian juga berkembang sejalan dengan
perkembangan teknologi dan modernisasi pertanian. Ada pula yang mengartikan
bahwa pada saat ini teknologi mekanisasi yang digunakan dalam proses
produksi sampai pasca panen (penanganan dan pengolahan hasil) bukan lagi
hanya teknologi yang didasarkan pada energi mekanis, namun sudah mulai
menggunakan teknologi elektronika atau sensor, nuklir, image processing,
bahkan sampai teknologi robotik. Dan digunakan baik untuk proses produksi,
pemanenan, dan penanganan atau pengolahan hasil pertanian (Mugniesyah,
2006).
Mekanisasi pertanian dalam arti luas bertujuan untuk meningkatkan produktifitas
tenaga kerja, meningkatkan produktifitas lahan, dan menurunkan ongkos produksi.
Penggunaan alat dan mesin pada proses produksi dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi,
efektifitas, produktifitas, kualitas hasil, dan mengurangi beban kerja petani. Pengalaman dari
negara-negara tetangga Asia menunjukkan bahwa perkembangan mekanisasi pertanian
diawali dengan penataan lahan (konsolidasi lahan), keberhasilan dalam pengendalian air,
masukan teknologi biologis, dan teknologi kimia. Penerapan teknologi mekanisasi pertanian
yang gagal telah terjadi di Srilangka yang disebabkan kecerobohan akibat penerapan mesin-
mesin impor secara langsung tanpa disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik
pertaniannya. Berbeda halnya dengan Jepang yang melakukan modifikasi sesuai dengan
kondisi lokal, kemudian baru memproduksi sendiri untuk digunakan oleh petani mereka (
Hamilton dkk,1996).
Suatu hal yang paling mendasar yang masih belum diperhatikan dalam
pengembangan teknologi pertanian di Indonesia hingga kini adalah kurang
memadainya dukungan prasarana pertanian. Prasarana pertanian kita belum
dikelola secara baik, sehingga masih agak sulit atau lambat dalam melakukan
introduksi mesin-mesin pertanian (Robbins,2005).
Pengelolaan lahan, pengaturan dan manejemen pengairan yang meliputi
irigasi dan drainase, serta pembuatan jalan-jalan transportasi daerah pertanian,
dan masih banyak lagi aspek lainnya yang belum disentuh secara sungguh-
sungguh dan profesional. Relevansinya dengan hal tersebut, beberapa hal
penting yang harus dilaksanakan antara lain adalah merencanakan atau
memperbaiki kondisi lahan (konsolidasi lahan). Selain itu juga mendatangkan
dan mengupayakan agar prasarana dan sarana pertanian sampai dan tersedia di
lapangan tepat waktu sehingga dapat mengakselerasi pencapaian visi dan misi
pertanian modern (Anonim, 2011).
Pengembangan teknologi pertanian diarahkan untuk meningkatkan
kesejahteraan dan kemandirian masyarakat kita umumnya dan petani
khususnya. Dapat dipastikan bahwa jika teknologi pertanian yang cocok tersebut
telah berhasil dikembangkan dan diterapkan di negara kita, maka ketahanan
pangan atau swasembada pangan pasti akan tercapai sehingga kemandirian
dalam hal ekonomi dan politik dapat kita wujudkan (Siahan,2001).
Pada akhirnya kita punya modal kemandirian minimal dalam satu aspek
pangan dan beberapa aspek lainnya misalnya keutuhan bangsa dan semangat
untuk berkompetesi demi kemajuan bangsa yang berdaulat dan bermartabat
(Siahan,2001).
Pembangunan pertanian akan bergerak dengan baik apabila mengandung
5 (lima) syarat pokok seperti , teknologi yang selalu berubah pasar bagi hasil –
hasil usaha tani tersedianya saprotan secara local perangsang bagi petani
transpotasi selain syarat pokok tersebut juga terdapat syarat pelancar yaitu
pendidikan pembangunan kredit produksi, kegiatan bersama atau kelompok oleh
petani perbaikan dan perluasan areal lahan perencanaan nasional pembangunan
pertanian (Mugniesyah, 2006).

III. PEMBAHASAN

3.1. Pengertian Mekanisasi Peranian

Teknologi pertanian (mekanisasi) sering dipahami sebagai penggunaan


mesin-mesin pertanian lapang (mechanization) pada proses produksi pertanian,
bahkan sering dipandang sebagai traktorisasi. Pemahaman seperti itu dapat
dimaklumi karena introduksi teknologi di bidang pertanian ketika itu diawali
dengan gerakan mekanisasi pertanian untuk memacu produksi pangan terutama
dengan penerapan traktor seperti percobaan mekanisasi pertanian di Sekon
Timor-Timur tahun 1946, pool-pool traktor pada tahun 1958, perusahaan bahan
makanan dan pembukaan lahan tahun 1958, serta PN. Mekatani (Mekanisasi
Pertanian) tahun 1962.

Mekanisasi pertanian diartikan secara bervariasi oleh beberapa orang.


Mekanisasi pertanian diartikan sebagai pengenalan dan penggunaan dari setiap
bantuan yang bersifat mekanis untuk melangsungkan operasi pertanian. Bantuan
yang bersifat mekanis tersebut termasuk semua jenis alat atau perlengkapan
yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan, motor bakar, motor listrik, angin,
air, dan sumber energi lainnya. Secara umum mekanisasi pertanian dapat juga
diartikan sebagi penerapan ilmu teknik untuk mengembangkan, mengorganisasi,
dan mengendalikan operasi di dalam produksi pertanian. Ruang lingkup
mekanisasi pertanian juga berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi
dan modernisasi pertanian. Ada pula yang mengartikan bahwa pada saat ini
teknologi mekanisasi yang digunakan dalam proses produksi sampai pasca
panen (penanganan dan pengolahan hasil) bukan lagi hanya teknologi yang
didasarkan pada energi mekanis, namun sudah mulai menggunakan teknologi
elektronika atau sensor, nuklir, image processing, bahkan sampai teknologi
robotik. Jenis teknologi tersebut digunakan baik untuk proses produksi,
pemanenan, dan penanganan atau pengolahan hasil pertanian.

Mekanisasi pertanian dalam arti luas bertujuan untuk meningkatkan


produktifitas tenaga kerja, meningkatkan produktifitas lahan, dan menurunkan
ongkos produksi. Penggunaan alat dan mesin pada proses produksi
dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, produktifitas, kualitas
hasil, dan mengurangi beban kerja petani. Pengalaman dari negara-negara
tetangga Asia menunjukkan bahwa perkembangan mekanisasi pertanian diawali
dengan penataan lahan (konsolidasi lahan), keberhasilan dalam pengendalian
air, masukan teknologi biologis, dan teknologi kimia. Penerapan teknologi
mekanisasi pertanian yang gagal telah terjadi di Srilangka yang disebabkan
kecerobohan akibat penerapan mesin-mesin impor secara langsung tanpa
disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik pertaniannya. Berbeda halnya
dengan Jepang yang melakukan modifikasi sesuai dengan kondisi lokal,
kemudian baru memproduksi sendiri untuk digunakan oleh petani mereka.
Ilmu mekanisasi Pertanian adalah bagian dari industri pertanian hari ini
yang penting karena produksi yang efisien dan pengolahan bahan-bahan
tergantung pada mekanisasi. Oleh karena itu, mayoritas pekerja bekerja pada
bidang keduanya baik di lahan maupun di pemasaran hasil-hasil pertanian yang
membutuhkan keahlian-keahlian yang memungkinkan mereka untuk
mengoperasikan, mempertahankan, dan memprebaiki mesin dan peralatan.
(Shin and Curtis, 1978).

3.2. Peranan Mekanisasi Pertanian

Perkembangan zaman dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan


teknologi memiliki dampak yang luar biasa terhadap kehidupan manusia.
Manusia sebagai makhluk yang memiliki potensi untuk berfikir akan selalu
mengembangkan sesuatu hal agar menjadikan kehidupannya menjadi lebih baik.
Oleh karena itu, proses perubahan akan terus berjalan.

Sesuai dengan defenisi dari mekanisasi pertanian (agriculture


mechanization), maka penggunaan alat mekanisasi pertanian adalah untuk
meningkatkan daya kerja manusia dalam proses produksi pertanian dan dalam
setiap tahapan dari proses produksi tersebut selalu memerlukan alat mesin
pertanian (Sukirno, 1999).

Setiap perubahan usaha tani melalui mekanisasi didasari tujuan tertentu


yang membuat perubahan tersebut bisa dimengerti, logis, dan dapat diterima.
Diharapkan perubahan suatu sistem akan menghasilkan sesuatu yang
menguntungkan dan sesuai dengan tujuan dan sesuai dengan peranan
makanisasi yang di harapkan. Secara umum, pernan mekanisasi pertanian
adalah :
1. mengurangi kejerihan kerja dan meningkatkan efisiensi tenaga manusia
2. mengurangi kerusakan produksi pertanian
3. menurunkan ongkos produksi
4. menjamin kenaikan kualitas dan kuantitas produksi
5. meningkatkan taraf hidup petani
6. memungkinkan pertumbuhan ekonomi subsisten (tipe pertanian kebutuhan
keluarga) menjadi tipe pertanian komersil (comercial farming)

peranana tersebut dapat dicapai apabila penggunaan dan pemilihan alat


mesin pertanian tepat dan benar, tetapi apabila pemilihan dan penggunaannya
tidak tepat hal sebaliknya yang akan terjadi (Rizaldi, 2006).
Menurut Hardjosentono dkk (1996) peranan mekanisasi pertanian dalam
pembangunan pertanian di Indonesia adalah:
1. Mempertinggi efisiensi tenaga manusia
2. Meningkatkan derajat dan taraf hidup petani
3. Menjamin kenaikan kuantitas dan kualitas serta kapasitas produksi pertanian
4. Memungkinkan pertumbuhan tipe usaha tani yaitu dari tipe pertania
untukebutuhan keluarga (subsistence farming) menjadi tipe pertanian
perusahaan (commercial farming)
5. Mempercepat transisi bentuk ekonomi Indonesia dari sifat agraris menjadi sifat
industri.

Hasil pertanian yang dapat memenuhi kebutuhan pangan harus memiliki


penanganan pasca panen yang baik. Penanganan yang dilakukan diusahakan
memperhatikan tingkat standarisasi mutu yang diizinkan. Penanganan yang tidak
baik akan berdampak pada kualitas bahan yang buruk, harga jual yang rendah,
serta dapat menimbulkan kerugian bagi para produsen hasil-hasil pertanian
tersebut.
.

3.3. Keunggulan Mekanisasi Pertanian

Aplikasi mekanis berupa mesin atau alat pada proses produksi pertanian
(dalam arti luas) baik on-farm maupun off-farm. Mekanisasi pertanian di
Indonesia telah dilakukan sejak zaman dulu. Mekanisasi pertanian yang tepat
berperan sangat signifikan untuk peningkatkan kualitas dan kuantitas produksi
pertanian serta pengolahannya. Mekanisasi pertanian mencakup keunggulan
efisiensi, efektifitas, kualitas dan produktifitas pertanian. Kemudian berdampak
sistemik pada kesejahteraan petani dan pemenuhan kebutuhan pangan , energi
dan bahan produksi masyarakat.
Mekanisasi pertanian dapat meningkatkan produktivitas pertanian melalui
pengolahan lahan yang lebih baik, mengurangi kehilangan hasil serta
meningkatkan ketepatan waktu dalam aktivitas pertanian. Selama musim tanam
dan musim panen, permintaan tenaga kerja sangat besar. Dengan menggunakan
alat dan mesin pertanian pekerjaan ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat
waktu. Dan tenaga kerja manusia dapat dialokasikan untuk pekerjaan lain.
Dengan mekanisasi pertanian yang modern dan berwawasan agribisnis
dikembangkan dan dibangun dari pertanian tradisional melalui proses
modernisasi. Pengembangan mekanisasi pertanian dan teknologi pasca panen
yang mampu memberikan kontribusi optimal kepada pembangunan sistem dan
usaha agribisnis.

3.4. Kelemahan Mekanisasi Pertanian


Sebagai komponen dalam sistem meningkatkan kesejahteraan petani,
alat dan mesin pertanian yang akan digunakan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari sistem itu sendiri. Dinamika perubahan yang mewarnai
perekembangan agribisnis akan berpengaruh pula pada ciri alsintan yang
dibutuhkan selain itu ada pula kelemahan lain dari mekanisasi pertanian
diantaraya yaitu:
1. Permodalan
Umumnya petani di Indonesia mempunyai lahan yang relatif sempit dan
kurang dalam permodalannya, sehingga tidak semua petani mampu untuk
membeli alsin pertaian yang harganya relatif mahal.
2. Kondisi Lahan
Tofogarapi lahan pertanian di Indonesia kebanyakan bergelombang dan
bergunung-gunung sehinga menyulitkan untuk pengoperasian mesin-mesin
pertanian,khususnya mesin prapanen.
3. Tenaga kerja
Tenaga kerja diIndonesia cukup melimpah/banyak. Oleh karena itu bila
digantikan dengan tenaga mesin , dikhawatirkan menimbulkan dampak
penganguran.
4. Tenaga Ahli
Kurangnya tenaga ahli atau orang yang kompeten dalam menangani mesin-
mesin pertanian. Mengingat hal tersebut, terutama poin nomer 3 maka
perngembangan mekanisasi pertanian di Indonesia menganut azas mekanisasi
pertanian selektif, yaitu mengintrodusir alat dan mesin pertanian yang
disesuaikan dengan kondisi daerah setempat.

Oleh sebab itu, prasyarat alat dan mesin pertanian agar mampu memberikan
dukungan kepada sistem agribisnis adalah tumbuh sesuai dinamika akar rumput
karena harus berpihak kepada kepentingan rakyat (berkerakyatan), tetapi juga
terus berkembang sesuai dengan tuntutan perekembangan teknologi untuk
mampu bersaing.
1. Memberikan kepastian secara kuantitatif terhapad hasil yang diproduksi dan
dibutuhkan oleh pelaku agribisnis pada saat yang tepat dan menjamin efisiensi
dalam pengelolaan sumber daya yang digunakan.
2. Kesepadanan (suitability) dengan aspek aspek teknis seperti lahan, iklim dan
karakteristik komoditi sehingga dijamin tercapainya produktivitas kerja, efisiensi
energi dan kualitas produk yang dihasilkan.
3. Pengembangan alsintan selaras dengan dinamika sosial ekonomi dan pranata
budaya setempat, sehingga tidak menimbulkan dampak pergeseran tenaga kerja
yang terlalu cepat dan dipaksakan.
4. Perlunya suatu standar mutu baik nasional maupun internasional yang diikuti
untuk menjamin terwujudnya kualitas hasil pertanian yang kompetitif.

IV. PENUTUP

4.1 kesimpulan
Teknologi pertanian sering dipahami sebagai penggunaan mesin-mesin
pertanian lapangan (mechanization) pada proses produksi pertanian, bahkan
sering dipandang sebagai traktorisasi, Mekanisasi pertanian dalam arti luas
bertujuan untuk meningkatkan produktifitas tenaga kerja, meningkatkan
produktifitas lahan, dan menurunkan ongkos produksi.
Adapun keunggulan dari mekanisasi pertanian diantaranya dapat
meningkatkan produktivitas pertanian melalui pengolahan lahan yang lebih baik,
mengurangi kehilangan hasil serta meningkatkan ketepatan waktu dalam
aktivitas pertanian selain keunggulan mekanisasi pertanian juga memiliki
kelemhan yaitu membutuhkan modal yang besar, Kondisi Lahan di Indonesia yang
bergelombang , kurangnya Tenaga Ahli mekanisasi pertanian dan dapat mengkibatkan berkurangnya
lapangan pekerjaan.

4.2 SARAN
Pesan yang dapat saya berikan pada makalah kali ini adalah
sebaiknya apabila ingin menganalisi tentang modernisasi pertanian alahkah baiknya
dikaji tentang bagaimana kaitannya modernisasi pertanian dengan medan yang ada di
indonesia sehingga mekanisasi pertanian bisa di gunakan di segala meda, Penulis masih
dalam tahap belajar dalam penulisan makalahini yang tentunya banyak kesalahan baik
dalam segi penulisan maupun isi makalah ini.Oleh karena itu, penulis mengharapkan
saran dan kritik yang dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan tersebut dalam penulisan
makalah di masa yang kan datang.

DAFTAR PUSTAKA

pertanian/agro_industri_non_pangan/15_pengenalan_alat_dan_mesin_pertanian
.pdf.
Anonimb.,2011.FungsiMesin Alat Pertanian.http:// mekanisasi. litbang. deptan.
go.id.

Diakses pada tanggal 20 februari Pukul 20.54.


Mugniesyah, Siti Sugiah M. 2006. Peranan Penyuluhan Pertanian dalam
Pembangunan. Pertanian .Bogor : IPB Press
Mulyoto, dkk. 2002. Mesin-Mesin Pertanian. PT Graha persada : Jakarta.
Robbins,2005. CRC handbook of engineering in agriculture. Boka Raton
.F1.CRC Press
hemat waktu, tidak memerlukan SDM yang banyak, factor penyebab kehilangan hasil
produksi bisa di minimalisir.

Anda mungkin juga menyukai