Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PANEN DAN PASCA PANEN TANAMAN KEDELAI

Ade Indah

H0713133

Ratryningtyas Nindyastuti

H0713151

Reni Margani

H0713152

Rina Siwanti

H0713159

Rizka Nugraheni P

H0713161

Robby Yatul Adawiyah

H0713162

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kedelai merupakan komoditas tanaman pangan terpenting ketiga
setelah padi dan jagung. Selain itu, kedelai juga merupakan tanaman
palawija yang kaya akan protein yang memiliki arti penting dalam industri
pangan dan pakan. Kedelai berperan sebagai sumber protein nabati yang
sangat penting dalam rangka peningkatan gizi masyarakat karena aman
bagi kesehatan dan murah harganya. Kebutuhan kedelai terus meningkat
seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan kebutuhan bahan
industri olahan pangan seperti tahu, tempe, kecap, susu kedelai, tauco,
snack, dan sebagainya.
Kedelai mempunyai potensi yang amat besar sebagai sumber
utama protein bagi masyarakat Indonesia. Sebagai sumber protein yang
tidak mahal, kedelai telah lama dikenal dan dipakai dalam beragam produk
makanan, seperti tahu, tempe, tauco, dan kecap. Konsumsi kedelai
menyediakan sama banyak, kalau tidak lebih banyak, protein dan kalori
dibandingkan dengan produk-produk hewani.
Kebutuhan kedelai di Indonesia setiap tahun selalu meningkat
seiring dengan pertambahan penduduk dan peningkatan pendapatan.
Peningkatan kebutuhan kedelai ini perlu diimbangi dengan kualitas serta
kuantitas dari produksi kedelai dalam negeri. Produksi kedelai yang baik
dapat ditentukan oleh berbagai macam faktor, salah satu dari faktor yang
perlu diperhatikan ialah proses penangan panen dan pasca panen.
Penanganan panen dan pasca panen bisa menjadi salah satu faktor dalam
upaya peningkatan jumlah produksi kedelai. Untuk mendapatkan hasil
olahan kedelai yang bermutu tinggi dibutuhkan biji kedelai yang bermutu
baik pula, sementara kedelai termasuk biji-bijian yang sangat mudah
rusak, sehingga penanganan pasca panennya harus dilakukan secara lebih
seksama, karena kehilangan dan kerusakan pasca panen kedelai terjadi

sejak saat panen sampai siap diperdagangkan atau disimpan. Selain


penanganan pasca panen yang tepat, umur panen yang optimal juga
menentukan jumlah dan mutu produksi kedelai, sebab panen yang terlalu
awal akan menyebabkan banyaknya biji muda yang akan menjadi butir
keriput dalam kondisi kering dan mudah rusak selama penyimpanan.
B. Tujuan Pembuatan Makalah
Pembuatan makalah ini memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai,
antara lain :
1. Mahasiswa mampu mengetahui tentang proses panen yang baik yang
seharusnya dilakukan untuk tanaman kedelai.
2. Mahasiswa mampu mengetahui tentang proses pasca panen yang tepat
untuk dilakukan terhadap tanaman kedelai.
3. Mahasiswa mampu mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh dalam
proses panen dan pasca panen.
4. Mahasiswa mampu mengetahu dampak yang muncul saat terjadi proses
panen dan pasca panen yang kurang optimal.
C. Rumusan Makalah
Penyusunan makalah ini memiliki dasar atau rumusan masalah yang akan
dijadikan sebagai acuan, yaitu :
1. Bagaimana proses pemanenan yang baik yang seharusnya dilakukan
terhadap tanaman kedelai ?
2. Bagaimanan proses pasca panen yang baik yang seharusnya dilakukan
terhadap tanaman kedelai ?
3. Apa saja faktor yang dapat dijadikan dasar untuk indikator bahwa
kedelai siap dipanen?
4. Apa saja faktor yang diperlukan dalam proses pasca panen ?
5. Bagaimana efek yang muncul apabila proses panen dan pasca panen
kurang optimal ?

BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Panen dan PascaPanen
Panen merupakan

serangkaian kegiatan pengambilan

hasil

budidaya tanaman dengan cara dipetik, dipotong, ditebang, dikuliti,


disadap dan atau dicabut pada umur atau waktu, cara atau sarana yang
tepat. Pascapanen padi adalah kegiatan yang dimulai dari proses panen
sampai dengan proses yang menghasilkan beras. Kegiatannya meliputi
pengumpulan, penumpukan, perontokan, pembersihan, pengangkutan,
pengeringan, penggilingan, penyimpanan dan pengemasan. Sarana
pascapanen padi adalah alat dan atau mesin (alsin) pascapanen padi yang
antara lain terdiri dari alsin panen (paddy mower, reaper dan stripper),
perontokan (power thresher dan pedal thresher), dan revitalisasi
penggilingan padi terdiri dari Husker, Separator, Polisher, Paddy Cleaner,
dan Moisture tester atau komponen polisher (screen, milling, spiral)
( Pedum Pasca Panen 2012 ).
Pascapanen kedelai adalah kegiatan yang dimulai dari proses panen
sampai dengan proses yang menghasilkan biji kedelai yang siap
dipasarkan. Kegiatannya panen, pengeringan, perontokan, pembersihan
biji, dan penyimpanan. Brangkasan kedelai adalah hasil panen kedelai
yang terdiri atas batang beserta polongnya. Biji kedelai adalah hasil
perontokan brangkasan kedelai dan telah lepas dari kulit polongnya.
Sarana pascapanen kedelai adalah alat dan atau mesin (alsin) pascapanen
kedelai yang terdiri dari alsin panen (sabit atau sabit bergerigi), perontokan
(power thresher dan pedal thresher), dan pengeringan (bed dryer).

2. Metode Panen dan Pasca Panen Kedelai


a. Panen Kedelai
Panen kedelai dilakukan apabila sebagian besar daun sudah
menguning, tetapi bukan karena serangan hama atau penyakit, lalu
gugur, buah mulai berubah warna dari hijau menjadi kuning kecoklatan
dan retak-retak, atau polong sudah mulai kelihatan tua, batang berwarna
kuning agak coklat dan gundul. Perlu diperhatikan perbedaan usia
pemetikan kedelai untuk bahan konsumsi dan untuk benih. Sebagai
bahan konsumsi, kedelai dapat dipetik pada usia 75 hari, dan untuk
benih pada umur 100-110 hari. Pemanenan yang terlalu awal,
memberikan hasil panen dengan jumlah butir muda yang tinggi
sehingga kualitas biji dan daya simpannya rendah, sedangkan
pemanenan yang terlambat mengakibatkan penurunan kualitas dan
peningkatan kehilangan hasil sebagai akibat pengaruh cuaca yang tidak
menguntungkan maupun serangan hama dan penyakit pada lahan.
Panen kedelai pada umumnya dilakukan pada saat tidak hujan,
dikarenakan agar hasil panen kedelai dapat segera dijemur. Proses
panen

kedelai

pada

umumnya

memiliki

dua

cara

utama,

yaitu (Pustaka Unpad 2009) :


1) Pemungutan dengan cara mencabut
Sebelum

tanaman

dicabut,

keadaan

tanah

perlu

diperhatikan terlebih dulu. Pada tanah ringan dan berpasir, proses


pencabutan akan lebih mudah. Cara pencabutan yang benar ialah
dengan memegang batang poko, tangan dalam posisi tepat di bawah
ranting dan cabang yang berbuah. Pencabutan harus dilakukan
dengan hati-hati sebab kedelai yang sudah tua mudah sekali rontok
bila tersentuh tangan.
2) Pemungutan dengan cara memotong
Alat yang biasanya digunakan untuk memotong adalah sabit yang
cukup tajam, sehingga tidak terlalu banyak menimbulkan goncangan.
Di samping itu dengan alat pemotong yang tajam, pekerjaan bisa

dilakukan dengan cepat dan jumlah buah yang 33 rontok akibat


goncangan bisa ditekan. Pemungutan dengan cara memotong bisa
meningkatkan kesuburan tanah, karena akar dengan bintil-bintilnya
yang menyimpan banyak senyawa nitrat tidak ikut tercabut, tapi
tertinggal di dalam tanah. Pada tanah yang keras, pemungutan
dengan cara mencabut sukar dilakukan, maka dengan memotong
akan lebih cepat.
b. Pasca Panen Kedelai
Proses pasca panen kedelai pada umumnya dilakukan dengan tiga
kali proses penanganan utama, yaitu ( Pustaka Unpad 2009 ) :
1) Pengumpulan dan Pengeringan
Setelah pemungutan selesai, seluruh hasil panen hendaknya
segera dijemur. Kedelai dikumpulkan kemudian dijemur di atas tikar,
anyaman bambu, atau di lantai semen selama 3 hari. Penjemuran
dilakukan sampai kadar air 10%-15%. Selain itu pengeringan dapat
di bagi menjadi beberapa mancam, seperti berikut:
a) Pengeringan alami
Secara alami brangkasan kedelai dikeringkan dengan energi dari
matahari. Dapat di lakukan diatas lantai jemur atau menggunakan
alas plastik, sebaiknya dipilih yang berwarna hitam/gelap agar
mempercepat proses pengeringan. Brangkasan yang baru di panen
jang ditumpuk dalam jumlan yang besar kerika hujan karena dapat
menyebabkan kerusakan biji.
b) Pengeringan dengan para-para
Cara ini dapat dilakukan waktu musim penghujan karena kurang
adanya

penyinaran

matahari.

Para-para

dibuat

bertingkat,

kemudian brangasan kedelai di sebarkan diatas para-para tersebut.


Dari bawah dialirkan panas dari sekam, untuk menurunkan kadar
air. Brangkasan dianggap cukup kering bila kadar air telah
mencapai kurang lebih 18%.
Sesudah kering sempurna dan merata, polong kedelai akan
mudah pecah sehingga bijinya mudah dikeluarkan. Agar kedelai

kering sempurna, pada saat penjemuran hendaknya dilakukan


pembalikan berulang kali. Pembalikan juga menguntungkan karena
dengan pembalikan banyak polong pecah dan banyak biji lepas dari
polongnya.
2) Penyortiran dan Penggolongan
Proses penyortiran dilakukan dengan cara memisahkan biji dari
kulit polongan dapat dilakukan secara manual dengan memukulmukul tumpukan brangkasan kedelai secara langsung dengan kayu
atau dirontokkan dengan alat pemotong padi. Setelah biji terpisah,
proses selanjutnya adalah penggolongan yakni memisahkan biji dari
kotoran, serta memilah-milah antara biji yang baik dan yang buruk.
Biji yang baik perlu dijemur kembali hingga kadar airnya mencapai
9-11 %. Pemberbihan untuk kedelai yang telah dirontokkan dapat
menggunakan

alat

mesin

pembersih

(winower).

Mesin

ini

merupakan kombinasi antara ayakan dengan blowe.


3) Penyimpanan dan pengemasan
Sebagai tanaman pangan kedelai dapat disimpan dalam waktu
yang lama disimpan dalam karung, kemudian diletakkan di tempat
yang kering. Karung-karung tersebut diberi alas kayu agar tidak
langsung tersentuh dengan tanah atau lantai. Apabila disimpan dalam
waktu lama, maka 2-3 bulan harus dijemur sampai kadar airnya
9-11%. Tempat penyimpanan harus teduh, kering, dan bebas hama
atau penyakit. Apabila akan diangkut pada jarak jauh, hendaknya
dipilih jenis wadah atau kemasan yang kuat. Apabila kedelai ingin
langsung di jual, tidak perlu melewati tahap penyimpanan, cukup
melakukan pengemasan yang cukup baik dan benar agar kedelai
tidak mengalami kerusakan.
Biji kedelai yang digunakan untuk benih dijemur secara
terpisah. Penjemuran dilakukan sampai kadar airnya 10%-15% dan
biasanya dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 10.00 sampai 12.00
siang. Brangkasan kedelai yang baru dipanen tidak boleh ditumpuk
dalam timbunan besar, terutama dalam musim hujan. Hal ini untuk

mencegah

kerusakan

biji,

karena

kelembaban

yang

tinggi.

Keuntungan dari pengemasan yang baik antara lain:


a) Melindungi komoditas dari kerusakan, seperti melindungi dari
gesekan, tekanan, serta pengaruh lingkungan.
b) Memudahkan penanganan, penggunaan berbagai
pengemasan

memudahkan

kesinambungan

dalam

penanganan

penanganan

serta

yang

fasilitas

memberikan

mengacu

pada

standarisasi wadah.
c) Meningkatkan pelayanan dalam pemasaran, dengan demikian
dapat membuat praktis konsumen serta lebih menarik.
d) Mengurangi atau menekan biaya transportasi.
3. Faktor-faktor Pengaruh Panen dan Pasca Panen
Faktor- faktor yang mempengaruhi pasca panen adalah sebagai
berikut :
a. Kondisi lingkungan
Kondisi iklim inilah yang akan mempengaruhi proses
pengeringan kedelai. Kondisi lingkungan yang panas dan tidak hujan
akan dibutuhkan untuk mempercepat proses pengeringan. Proses
pegeringan yang cepat akan lebih menguntungkan untuk segera
dilakukan proses selanjutnya.
b. Kandungan air
Kandungan air sangat berpengaruh terhadap penanganan pasca
panen berupa penyimpanan tanaman kedelai. Kandungan air yang
berlebih pada suatu produk pasca panen akan menyebabkan tingginya
kelembaban di sekitar produk tersebut. Kondisi lembab ini
menyebabkan konidium atau spora jamur untuk tumbuh aktif.
Mengatasi hal tersebut dapat digunakan cara penjemuran sebelum
penyimpanan agar kandungan air tidak terlalu tinggi.
c. Suhu dan kelembaban ruang penyimpanan
Suhu dan kelembaban merupakan faktor penting dalam
penyimpanan produk pasca panen Karena akan mempengaruhi daya
simpannya.

Suhu dan kelembaban

berperan penting dalam

pertumbuhan jamur dan pathogen. Kelembaban 90% dan suhu 5 C


mempengaruhi perkembangan penyakit. Kelembaban yang baik
untuk penyimpanan adalah kurang dari 90%.

4. Keuntungan dari Proses Pasca Panen yang Optimal


Penanganan pasca panen harus dilakukan secara optimal. Hal ini
disebabkan terdapat beberapa manfaat yang diperoleh oleh para petani
apabila mampu melakukan proses pasca panen yang optimal. Keuntungan
atau manfaat yang dapat diperoleh, yaitu :
a. Jumlah pangan yang dapat dikonsumsi lebih banyak
b. Resiko kerugian pada pasca panen kecil
c. Energi yang digunakan untuk memproduksi hasil dapat dihemat
d. Waktu yang diperlukan lebih singkat, yaitu sekitar 1-7 hari setelah
perlakuan
5. Dampak yang ditimbulkan apabila Proses Panen dan Pasca Panen
kurang Optimal
Penanganan proses panen dan pasca panen terkadang masih jauh
diperhatikan oleh sebagian besar petani di Indonesia. Hal ini disebabkan
karena petani di Indonesia kebanyakan adalah petanig urem yang mereka
tidak memperhatikan adanya persaingan dalam hal mutu produk yang
dihasilkan, padahal apabila mereka memperhatikan hal tersebut akan
memberikan keuntungan yang lebih bagi petani. Dampak yang
ditimbulkan apabila proses panen dan pasca panen yang kurang optimal
adalah :
a. Produk yang dihasilkan kurang bermutu baik.
b. Penyimpanan yang tidak memperhatikan pola juga dapat menyebabkan
produk diserang jamur yang akan merusak dan mengurangi hasil
panen.
c. Hasil produk akan kalah saing denganproduk lain utamanya produk
dari luar negeri.
d. Pendapatan yang dihasilkan akan rendah bahkan bisa saja petani akan
mengalami kerugian.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Panen merupakan serangkaian kegiatan pengambilan hasil
budidaya tanaman dengan cara dipetik, dipotong, ditebang,
dikuliti, disadap dan atau dicabut pada umur atau waktu, cara
atau sarana yang tepat.
2. Pasca panen kedelai adalah kegiatan yang dimulai dari proses
panen sampai dengan proses yang menghasilkan biji kedelai
yang siap dipasarkan.
3. Panen kedelai dilakukan apabila sebagian besar daun sudah
menguning, tetapi bukan karena serangan hama atau penyakit,
lalu gugur, buah mulai berubah warna dari hijau menjadi
kuning kecoklatan dan retak-retak, atau polong sudah mulai
kelihatan tua, batang berwarna kuning agak coklat dan gundul.
4. Pemanenan kedelai ada dua yakni, pemungutan dengan cara
mencabut dan pemungutan dengan cara memotong.
5. Proses pasca panen kedelai pada umumnya dilakukan dengan
tiga kali proses penanganan utama, yaitu: pengumpulan dan
pengeringan, pernyortiran dan penggolongan, penyimpanan
dan pengemasan.
6. Faktor pengaruh panen dan pasca panen adalah kondisi
lingkungan, kandungan air, serta suhu dan kelembaban tempat
penyimpanan.
B. Saran
Proses penanganan panen dan pasca panen yang optimal
akan lebih menguntungkan, dengan demikian bagi petani supaya
lebih memperhatikan dan meningkatkan mutu dari pada kedelai
dengan menggunakan penanganan panen dan pasca panen yang
lebih tepat.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen
pertanian
2012.
Pedoman
umum
pasca
panen.
http://www.pascapanenkedelaiyangbaik.com. Diakses pada tanggal 20
September 2014.
Unpad,

pustaka
2009.
Budidaya
tanaman
kedelai.
http://www.budidayatanaman.com. Diakses pada tanggal 20 September
2014.

Anda mungkin juga menyukai