PENDAHULUAN
2.2 PEMANGKASAN
Pemangkasan sebenarnya sangat diperlukan bagi kebanyakan tanaman, dan
apabila pemangkasan diterapkan dalam kegiatan pemeliharaan maka akan
diperoleh beberapa keuntungan antara lain :
Menguatkan, mengatur percabangan, mempermudah pemeliharaan. Hal ini
dapat dilakukan pada tanaman perdu atau pohon. Pemangkasan yang
dilaksanakan bertahap akan memperoleh percabangan yang kuat, dan dengan
percabangan yang memiliki jarak baik dan teratur akan memberi kesan
keseimbangan secara visual. Tanaman yang yang tidak dipangkas akan menjadi
tinggi, sukar dijangkau sehingga pengendalian hama/penyakit sulit dilaksanakan.
2.3 PENDANGIRAN
Kegiatan ini adalah menggemburkan daerah sekitar tanaman agar oksigen
dapat masuk ke dalam tanah (aerasi) sehingga memudahkan akar dalam
penyerapan unsur hara dalam tanah. Umumnya dilakukan apabila tanah sudah
mulai mengeras akibat tanah yang memadat karena air siraman atau akibat tanah
yang terlalu kering yang mengakibatkan air siraman tidak dapat meresap dengan
baik ke dalam tanah. Dengan demikian kegiatan pendangiran dapat dilakukan tanpa
batasan waktu, yang menjadi indikator adalah kondisi tanah di sekitar tanaman. Alat
yang digunakan pun cukup alat yang sederhana yang terpenting mampu untuk
menembus tanah yang akan di dangir/di gemburkan.
2.4 PENYIANGAN
Penyiangan adalah pembersihan tanaman liar/gulma pada area sekitar
tanaman. Hal ini di maksudkan agar tidak ada persaingan dalam penyerapan unsur
hara dalam tanah. Dan pada taman juga di maksudkan agar keindahan serta
kerapihan taman dapat dicapai secara maksimal. Tanaman liar/gulma biasanya
muncul akibat pemakaian pupuk kandang, dan lebih banyak lagi pada musim
penghujan. Oleh karenanya kegiatan ini lebih intensif dilakukan pada musim
penghujan dibanding pada musim kemarau.
2.6 PEMUPUKAN
Tanaman paling sedikit memerlukan 12 unsur esensial untuk pertumbuhan
tanaman yang sehat dan normal. Unsur hara esensial tersebut antara lain : Nitrogen,
Pospor, Kalium, Calsium, Magnesium, Belerang, Besi, Mangan, Tembaga, Zeng, dll.
Unsur-unsur seperti : Nitrogen Pospor, Kalium, Calsium, Magnesium, dan Belerang
di butuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang relatif banyak dan disebut unsur hara
makro. Sedang unsur Besi, Mangan, Tembaga, Zeng, Borium di butuhkan tanamn
Tiap tanaman tidak selalu membutuhkan jenis pupuk yang sama. Pada
tanaman hias berdaun indah (Dieffenbachia, Aglaonema, Nephrolepis, dsb)
kebutuhan pupuknya berbeda dengan tanaman berbunga (Ixora, Hibiscus,
Gardenia, dsb). Pada tanaman berdaun indah digunakan pupuk dengan kandungan
Nitrogen yang tinggi, dan sebaliknya tanaman berbunga memerlukan kandungan
fosfor yang tinggi seperti TSP.
Untuk mengetahui kadar masing-masing unsure pada pupuk NPK, perhatikan
angka-angka yang tertera pada kemasan. Contohnya : angka 20-30-50
menunjukkan bahwa pupuk tersebut mengandung 20 % Nitrogen, 30 % Fosfor, dan
50 % Kalium. Tanaman yang menghasilkan bunga yang tidak dapat mekar penuh,
tetapi keriting dan ada bercak-bercak kecoklatan serta daunnya cepat layu,
Berikut ini adalah beberapa contoh hama dan bagian dari tubuh tanaman
yang diserang :
Nematoda (cacing akar), menyerang bagian akar sehingga menyebabkan
pembusukan atau pembengkakan pada akar. Akibat selanjutnya adalah
menguningnya daun.
Uret, merupakan larva dari kumbang yang merusak atau memakan bagian akar
atau merusak bibit dipersemaian.
Rayap, merusak batang stek yang baru di tanam.
CARA PENGENDALIANNYA
Istilah pengendalian di bedakan dengan pemberantasan, karena pembrantasan
mengandung arti pemusnahan habis hama pengganggu tanaman. Secara ekologis
hal ini tidak dibenarkan. Jadi pengendalian dimaksudkan membatasi jumlah populasi
sampai pada tingkat yang tidak merugikan.
Pendekatan yang dilakukan untuk mengendalikan hama yaitu :
Mencampuri atau mempengaruhi beberapa tahap/siklus hidup hama.
Melindungi tanaman, baik yang bersifat pencegahan (Preventif) atau
penyembuhan (Kuratif).
Ada beberapa cara atau metode yang di gunakan dalam pengendalian hama
antara lain :
a. Cara kultur teknis, meliputi :
Penggunaan jenis tanaman yang tahan hama
Pembuangan tanaman atau bibit yang terserang
Pemangkasan terhadap bagian tanaman yang terserang
Membuat penghalang (barrier) tanaman.
Rotasi tanaman (pergiliran tanaman).
Penganeka ragaman tanaman (difersifikasi tanaman)
Karantina.
Pengolahan tanah.
b. Cara Fisik/Mekanik, meliputi :
Membuat barrier (pagar/penghalang)
Membuat perangkap.
Dengan tangan.
Pembakaran.
Semprot air bertekanan.
c. Cara Biologi
Yaitu pengendalian secara biologi dengan mengarahkan atau meningkatkan
persaingan antara serangga bukan hama, berupa parasit atau predator
(pemangsa) dengan hama pengganggu, misalnya :
Memasukkan musuh alami dari hama pengganggu (parasit/predator)
Memberikan ketahanan (resisitensi) terhadap tanaman (inang)
Melepaskan serangga atau hama jantan yang mandul, untuk menurunkan
populasi.
d. Cara Kimia
3.1 SHELTER
Bangunan taman yang digunakan untuk tempat berteduh sementara bagi para
pengguna taman dan umumnya terbuat dari bahan kayu (bahan alam lainnya), dari
beton atau dari logam. Pemeliharaan yang biasanya dilakukan adalah pengecatan
ulang karena warna yang memudar, atau penggantian atap yang bocor.
3.2 GAZEBO
Sama halnya dengan shelter yang juga berfungsi sebagai tempat berteduh
sementara bagi pengguna taman, namun penempatan gazebo lebih khusus lagi
yaitu di tengah-tengah areal taman. Bahan yang digunakan biasanya yang bersifat
alami, misalnya kayu, bambu, atau campuran beton dan kayu dan dengan atap dari
genteng, sirap atau ijuk. Pemilihan material atap inilah yang memiliki ketahanan
kualitas yang berbeda, penggunaan genteng jauh lebih awet dari penggunaan ijuk
yang harus diganti setiap 2-3 tahun, dan penggunaan sirap dapat bertahan 4-8
tahun. Tingkat pemeliharaan pada gazebo umumnya sama dengan pemeliharaan
pada shelter, yaitu dilakukan pengecatan ulang, pada kayu/tiang atau dudukannya,
dan pengecatan pada atap atau penggantian material atap yang telah usang,
pembersihan pada materi lainnya serta perbaikan konstruksi yang mulai rusak.
Berikut ini adalah beberapa contoh gazebo yang biasa terdapat di taman:
Gazebo bambu
3.3 PERGOLA
Sebagai tempat merambatnya tanaman, pergola memiliki beban yang
terkadang lebih berat dari shelter atau gazebo. Oleh karenanya pengecekan
kekuatan pergola merupakan kegiatan pemeliharaan yang harus rutin dilakukan
selain pemeliharaan tampilan fisiknya, misalnya pengecatan pada tiang-tiang
penyangga. Pemeliharaan terhadap tanaman yang merambatinya juga termasuk
dalam pemeliharaan pergola. Misalnya melakukan pemangkasan pada tanaman
Jalan setapak terbuat dari pasangan batu alam dan menyatu dengan
pemasangan dinding pembatas yang terbuat dari bahan yang sama. Dalam
pemeliharaannya yang perlu diperhatikan adalah adanya batu alam yang terkelupas.
Bila hal itu terjadi harus segera diperbaiki. Juga perlu diperhatikan adanya genangan
air pada sudut-sudut jalan tersebut. Jalan setapak di atas dibuat dari perpaduan
antara beton dan rumput, pemeliharaan yang perlu diperhatikan pada pola demikian
adalah mengatur ketinggian rumput sehingga sejajar dengan beton serta menjaga
agar kondisi beton tidak rusak karena proses pemeliharaan rumputnya. Pekerjaan ini
sangat membutuhkan ketelitian dan kehati-hatian.
Berikut ini adalah contoh papan nama, yang tidak kalah penting keberadaanya
untuk menunjukkan nama suatu wilayah. Pemeliharaan yang dilakukan sangat
sederhana, yang penting keberadaan papan naman tersebut tidak terhalang
sehingga fungsinya dapat tercapai secara maksimal.
3.6 KOLAM
Sebagai salah satu elemen dalam taman maka kolam pun harus dipelihara
secara rutin agar tetap menarik, dan frekuensi pemeliharaan tersebut dipengaruhi
oleh air dan sumber air karena air membawa endapan kotoran yang berbeda-beda.
Pemeliharaan kolam terutama yang terbuat dari keramik meliputi :
pencucian filter kolam
penggunaan kaporit pada air kolam sehingga kotoran akan mengendap di dasar
kolam dan memudahkan dalam pembersihan kolam.
pembersihan kotoran/sampah yang mengapung di air kolam di lakukan setiap hari.
pembersihan bibir kolam
penyikatan dinding kolam untuk mencegah tumbuhnya lumut
Untuk efek cahaya, dengan teknik sederhana yang mudah, kekuatan cahaya
lampu taman bisa direkayasa untuk menciptakan beragam efek sesuai keinginan, di
antaranya :
1. Memberi aksentuasi atas obyek yang di sinari, lampu di pasang di atas tanah dan
sinarnya di arahkan ke atas sepanjang obyek (Uplighting).
2. Menonjolkan detil obyek, menyilangkan cahaya lampu dari dari arah samping
pada permukaan obyek.
3. Memberi kesan silhouetting, menyinari obyek dari belakangnya sehingga pohon
dengan tonjolan-tonjolan bekas dahan serta ranting-ranting yang kering akan
terlihat lebih fantastis.
Berikut adalah beberapa contoh lampu taman yang banyak di pakai pada taman:
Alat bermain anak ini terbuat dari kayu bengkiray dan fiberglass, pemeliharaan
pada area ini bukan hanya pada alat bermain yang harus selalu dalam kondisi yang
kuat dengan konstruksi yang masih utuh, tetapi juga harus diperhatikan pada area
bawahnya apabila menggunakan pasir, usahakan agar terhindar dari kotoran
binatang, dan usahakan agar konstruksi bagian bawahnya belum mencuat keluar,
misalnya pasir sudah mulai menipis, sehingga batu koral sebagai lapisan bawahnya
terlihat di permukaan. Bila sudah demikian segera dilakukan penambahan pasir agar
tetap tebal sehingga tidak membahayakan anak-anak dalam menggunakan alat
permainan. Juga menghindari adanya tanaman liar yang dimungkinkan akan tumbuh
di antara pasir tersebut.
Pada ornamen ini pemeliharaan dilakukan secara berkala agar warna dari
ornamen tersebut tidak pudar, dan mempertahankan tampilan fisiknya agar tetap
menarik.
Guci / Gerabah
Contoh beberapa gerabah / guci yang biasa diletakkan di taman.
Bak sampah ditempatkan sejajar dengan bangku pada taman lingkungan ini
memudahkan pengguna taman untuk membuang sampah. Namun demikian harus
dicermati volume sampah yang tertampung pada bak sampah tersebut agar tidak
menimbulkan aroma yang tidak sedap pada taman tersebut. Pembuangan sampah
harus rutin dilakukan dalam beberapa kali seminggu, dan tetap menjaga
kebersihan lingkungan sekitarnya.
3.11 RAYAP
Ada 3 jenis rayap :
1. Rayap kayu lembab / damp wood termite, yaitu rayap yang bersarang pada kayu-
kayu yang basah dan membusuk.
2. Rayap kayu kering / dry wood termite, yaitu rayap yang menyerang kayu-kayu
kering seperti kusen, dan perabot dari kayu.
3. Rayap tanah / sub terranean termite, yaitu rayap yang hidup di tanah yang banyak
mengandung kayu/ bahan organik yang mengandung selulosa dan membutuhkan
kelembaban tinggi.
Di antara ketiga jenis di atas, jenis yang paling banyak menimbulkan kerusakan
adalah rayap kayu kering dan rayap tanah.
METODE PEMBRANTASAN RAYAP
a. Metode Fisik, dengan cara pembentukan penghalang (barrier) di bawah tanah
untuk mencegah masuknya rayap ke dalam bangunan. Bahan yang biasa
digunakan sebagai penghalang adalah pasir, granit, stainless steel. Dan cara ini
kurang populer di sini.
b. Metode Hayati, dengan cara menggunakan musuh alami dari rayap, misalnya
jamur dan bakteri pengendali rayap. Namun metode ini juga tidak popouler di sini.
c. Metode Kimia, sesuai namanya metode ini menggunakan bahan kimia. Dan
berdasarkan aplikasinya ada 2 cara , yaitu :
Pre Construction, di laksanakan sebelum bangunan jadi. Dengan cara
pemberian cairan kimia pada lubang-lubang pondasi dan pada lantai
bangunan.
Post Construction, di laksanakan setelah bangunan sudah jadi. Dengan
cara membuat lubang pada sisi kanan dan kiri pondasi dengan jarak kurang
lebih 30 cm dan kedalaman sampai menyentuh tanah. Kemudian disuntikkan
cairan kimia (baycarb) ke dalam lubang kurang lebih 5 liter per m2. Untuk
kayu disemprotkan ke seluruh bagian.
d. Metode Pengumpanan, menggunakan bahan kimia yang sudah dicampur bahan
yang disukai rayap dan dikemas sedemikian rupa. Umpan tersebut dipasang di
sekeliling bangunan pada tempat yang terdapat rayap. Rayap akan makan umpan
dan tidak mengusik kayu. Rayap yang sudah makan umpan akan mentransfer
makanan pada koloninya. Secara perlahan – lahan seluruh koloni akan terinfeksi
dan mati. Metode ini paling lama memakan waktu 3 bulan.