Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

Tujuan pembuatan taman adalah untuk mengembangkan tata ruang terbuka


hijau menjadi bermanfaat sekaligus mencerminkan keindahan dengan keharmonisan
antara struktur bangunan dengan lingkungannya, juga memberi fungsi kenyamanan
dan keamanan bagi penggunanya. Taman-taman dengan tanamannya sebagai
ruang terbuka hijau berperan dalam memproduksi oksigen, mengontrol iklim
setempat, mencegah erosi, dan menyimpan air tanah. Juga dapat mereduksi polusi
debu dan kebisingan, menahan angin, serta menyerap sinar matahari.
Tindakan pemeliharaan taman direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan
tujuan agar taman dapat mencapai fungsinya tersebut secara maksimal.
Permasalahan yang sering dihadapi adalah banyak taman yang dibangun dengan
indah dan dengan biaya yang relatif mahal tetapi setelah beberapa waktu
terbengkalai. Taman yang demikian jelas terlihat tidak merencanakan dan
melaksanakan pemeliharaan sebagai tindak lanjut pekerjaan.
Tanaman butuh makan, minum, dan berkembang biak, maka bila kita yang
memperlakukannya sebagai benda mati, yang setelah ditempatkan pada suatu
tempat kemudian kita tinggalkan maka jangan berharap kita dapat manfaat dari
tanaman tersebut. Dan pemeliharaan ideal adalah suatu upaya agar taman tersebut
dapat mencapai fungsi dan tujuan semula dibangunnya taman tersebut, atau
mencapai kesinambungan lanskap. Taman dibangun bukan hanya untuk memenuhi
kebutuhan awalnya saja, namun taman juga merupakan suatu investasi yang harus
tetap terpelihara. Taman yang sangat indah dengan biaya mahal karena
menggunakan material yang mahal terkadang untuk pemeliharaannya sangat sulit
dan memerlukan biaya yang mahal pula. Hal inilah yang sering menjadi kendala
dalam pekerjaan pemeliharaan.
Berikut ini ada beberapa upaya yang dapat di lakukan untuk mempermudah
pekerjaan pemeliharaan agar tercapai suatu taman yang ideal :
1. Merencanakan taman dengan pola yang sederhana, sehingga pemeliharaan fisik
mudah di akukan.
2. Membuat pola sirkulasi yang jelas dan rasional agar alur kegiatan di dalamnya
selalu lancar tanpa kesulitan.
3. Memiliki struktur yang kuat dan awet serta bahan perkerasan yang sesuai.
4. Melengkapi taman dengan fasilitas yang memadai.
Karena dalam taman material yang digunakan adalah bukan hanya tanaman
tetapi juga material yang non tanaman, maka pemeliharaan taman juga harus
ditujukan pada kedua unsur tersebut, yang dalam pekerjaan lansekap disebut
dengan:
a. Pemeliharaan Softcape, yaitu pemeliharaan yang ditujukan pada tanaman yang
membentuk taman tersebut.
b. Pemeliharaan Hardscape, yaitu pemeliharaan yang ditujukan pada material selain
tanaman yang mendukung fungsi dan tujuan keberadaan taman tersebut.
Selain pada perencanaan pekerjaan pemeliharaan secara fisik pada material
pendukung taman tersebut hendaknya dilakukan pula perencanaan biaya
pemeliharaan yang dikeluarkan secara berkala / setiap periode waktu tertentu.
Dengan demikian taman tersebut tetap indah dan asri serta mencapai manfaat
secara fungsional dan estetika sesuai tujuan dibangunnya taman tersebut.

SOP Perawatan Taman SMKN 63 Jakarta


2
BAB II
PEMELIHARAAN SOFTSCAPE
Untuk mencapai berhasil atau tidaknya suatu pekerjaan taman, kegiatan tidak
berhenti pada penanaman yang baik, ada satu kata yang sering dianggap
sederhana dan sepele dibandingkan proses perencanaan dan pelaksanaan sebuah
taman yaitu pemeliharaan. Dan pada kenyataannya pemeliharaan ialah suatu
pekerjaan yang sama penting dan sama derajatnya dengan disain dan pelaksanaan
taman itu sendiri. Hasil pemeliharaan yang baik berawal dari perencanaan yang
tepat serta pelaksanaan yang sesuai dengan standar. Terdapat banyak gangguan
selama tanaman tumbuh, baik yang datang dari lingkungan atmosfer (iklim) maupun
dari lingkungan tanah. Dari lingkungan atmosfer misalnya, adanya persaingan
(kompetisi dalam memperoleh cahaya matahari, curah hujan yang tinggi sehingga
menyebabkan terjadinya genangan, intensitas cahaya tinggi dan angin kencang
menyebabkan penguapan yang tinggi pada tanaman, adanya serangan hama dan
patogen yang menyebabkan kerusakan pada tanaman.

2.1 PEMBERSIHAN LAHAN


Pembersihan lahan adalah upaya agar daerah sekitar taman selalu dalam
kondisi yang bersih dari sampah-sampah, baik itu sampah sisa tanaman ataupun
sampah non tanaman (kertas, plastik-plastik pembungkus, batu, dll). Ada masanya
beberapa jenis tanaman akan menggugurkan daunnya karena musim, atau ada
tanaman yang karena usia daun akan menguning lalu gugur. Atau pembersihan
yang dilakukan setelah pemangkasan tanaman atau pemangkasan rumput, dimana
sisa tanaman tersebut harus segera dibersihkan dari lokasi taman. Pekerjaan
pembersihan lahan rutin dilakukan setiap hari pada sekitar taman, hal ini biasanya
dilakukan dengan penyapuan lahan pada pagi hari atau sore hari.
Contoh Penyapuan Taman Lingkungan

2.2 PEMANGKASAN
Pemangkasan sebenarnya sangat diperlukan bagi kebanyakan tanaman, dan
apabila pemangkasan diterapkan dalam kegiatan pemeliharaan maka akan
diperoleh beberapa keuntungan antara lain :
Menguatkan, mengatur percabangan, mempermudah pemeliharaan. Hal ini
dapat dilakukan pada tanaman perdu atau pohon. Pemangkasan yang
dilaksanakan bertahap akan memperoleh percabangan yang kuat, dan dengan
percabangan yang memiliki jarak baik dan teratur akan memberi kesan
keseimbangan secara visual. Tanaman yang yang tidak dipangkas akan menjadi
tinggi, sukar dijangkau sehingga pengendalian hama/penyakit sulit dilaksanakan.

SOP Perawatan Taman SMKN 63 Jakarta


3
 Menjaga kesehatan tanaman, dengan pemangkasan tanaman menjadi rendah
sehingga akan mempermudah pengendalian terhadap hama/penyakit. Dan
pemangkasan merupakan cara teknis untuk menghilangkan bagian tanaman yang
sakit atau terserang hama.
Mendapat keseimbangan antara pertumbuhan vegetatif dan generatif.
Tanaman yang sedang dalam pertumbuhan vegetatif aktif menghasilkan sedikit
bunga, dengan adanya pemangkasan akan diperoleh banyak percabangan atau
tunas, sehingga akan meningkatkan jumlah bunga.
Memperbaiki kualitas daun, bunga dan buah. Daun, bunga dan buah yang
dihasilkan terlalu banyak tidak akan diperoleh ukuran dan berat yang optimal perlu
dilakukan pengurangan atau penjarangan.
Membatasi pertumbuhan terhadap tanaman yang tumbuh pada ruang
terbatas. Secara alami tanaman akan tumbuh mencapai ukuran yang maksimal,
apabila tanaman tumbuh pada ruang yang terbatas perlu pemangkasan untuk
membatasi pertumbuhannya.
Memperoleh kesan yang khusus seperti pagar, dekorasi, dll. Dengan
pemangkasan yang teratur akan diperoleh bentuk atau ukuran yang tetap. Pada
prinsipnya bentuk tajuk yang terjadi karena pemangkasan diusahakan sehingga
seluruh permukaan tajuk mendapat sinar matahari dalam jumlah cukup.
Contoh Pemangkasan untuk mendapatkan bentuk khusus.

Berikut ini adalah contoh dari bentuk-bentuk pangkasan pada tanaman :

SOP Perawatan Taman SMKN 63 Jakarta


4
Waktu pemangkasan tergantung dari tujuan yang ingin dicapai. Akan tetapi
pada umumnya pemangkasan dilaksanakan pada tahap pertumbuhan vegetatif aktif,
karena luka bekas pangkasan akan sembuh dengan cepat. Namun demikian
pemangkasan yang ditujukan untuk menjaga kesehatan, mempertahankan bentuk,
dekorasi dan pagar dapat dilaksanakan setiap saat. Sedang pemangkasan untuk
mengurangi penguapan pada tanaman dapat dilakukan pada musim kering atau
keadaan dimana persediaan air dalam tanah terbatas. Pemangkasan pada rumput
dilakukan pada saat rumput sudah mulai meninggi, dan biasanya pada musim
penghujan pemangkasan lebih sering dilakukan, karena kecepatan tumbuh rumput
lebih cepat. Pada musim kemarau pemangkasan rumput dimaksudkan juga untuk
mengurangi penguapan sehingga rumput tidak terlihat berwarna coklat.
Pemangkasan rumput pada taman lingkungan

2.3 PENDANGIRAN
Kegiatan ini adalah menggemburkan daerah sekitar tanaman agar oksigen
dapat masuk ke dalam tanah (aerasi) sehingga memudahkan akar dalam
penyerapan unsur hara dalam tanah. Umumnya dilakukan apabila tanah sudah
mulai mengeras akibat tanah yang memadat karena air siraman atau akibat tanah
yang terlalu kering yang mengakibatkan air siraman tidak dapat meresap dengan
baik ke dalam tanah. Dengan demikian kegiatan pendangiran dapat dilakukan tanpa
batasan waktu, yang menjadi indikator adalah kondisi tanah di sekitar tanaman. Alat
yang digunakan pun cukup alat yang sederhana yang terpenting mampu untuk
menembus tanah yang akan di dangir/di gemburkan.

2.4 PENYIANGAN
Penyiangan adalah pembersihan tanaman liar/gulma pada area sekitar
tanaman. Hal ini di maksudkan agar tidak ada persaingan dalam penyerapan unsur
hara dalam tanah. Dan pada taman juga di maksudkan agar keindahan serta
kerapihan taman dapat dicapai secara maksimal. Tanaman liar/gulma biasanya
muncul akibat pemakaian pupuk kandang, dan lebih banyak lagi pada musim
penghujan. Oleh karenanya kegiatan ini lebih intensif dilakukan pada musim
penghujan dibanding pada musim kemarau.

SOP Perawatan Taman SMKN 63 Jakarta


5
2.5 PENYIRAMAN
Tanaman butuh disiram agar tanah tetap lembab sehingga akar tanaman dapat
menyerap zat makan dari dalam tanah. Selain itu, penyiraman dibutuhkan tanaman
untuk meluruhkan kotoran debu pada daun-daunnya. Penyiraman baru dapat
dikatakan sempurna bila air terisap oleh tanah sedalam 30-40 cm. Dan apakah
tanah mengandung lebih banyak tanah liat atau pasir, secara alami sesudah
penyiraman pasti akan terjadi proses penguapan air dari dalam tanah. Oleh
karenanya penyiraman satu kali sehari masih di anggap memadai untuk kondisi
tanah pada umumnya di Indonesia.
Dalam memberikan air pada tanaman perlu diperhatikan mengenai waktu dan
jumlah yang teratur, agar fluktuasi atau perbedaan jumlah air pada daerah
perakaran tidak terlalu besar. Sedangkan waktu pemberian air yang baik adalah
pada pagi hari atau sore hari. Jumlah air yang diberikan tergantung dari jenis tanah,
dan fase pertumbuhan, serta keadaan cuaca atau musim. Perlu menjadi perhatian
juga bahwa dalam pemberian air jangan sampai menunggu tanaman mengalami
kekeringan, karena dapat menyebabkan tanaman tidak akan segar kembali
meskipun diberi air cukup banyak. Ada beberapa cara pemberian air pada tanaman
antara lain :
Irigasi permukaan (surface irrigations), yaitu air didistribusikan secara merata
pada seluruh permukaan tanah. Irigasi permukaan dapat berupa penggenangan
atau dapat dilakukan pada alur-alur di antara tanaman. Sistem ini hanya dapat
diterapkan pada daerah yang mempunyai sumber air yang besar, seperti :
sungai ,waduk , mata air , dsb.
Irigasi penyiraman (pressure drop irrigations), yaitu air diberikan dalam bentuk
percikan bertekanan. Alat yang digunakan dapat berupa: alat siram, gembor,
sprayer, atau yang sifatnya permanent dengan menggunakan sprinkler.
Sub irigasi (sub irrigations), Air diberikan melalui permukaan tanah kemudian
meresap pada daerah perakaran oleh gaya kapiler. Pemberian air melalui bawah
permukaan secara permanen dapat dilakukan dengan menggunakan pipa
berlubang yang dibenamkan dalam tanah. Cara ini juga sering digunakan pada
tanaman dalam pot. Penyiraman cara ini memiliki keuntungan karena tidak
menyebabkan tanah menjadi padat.
Pelaksanaan penyiraman tanaman pada suatu taman ada bermacam-macam
cara, tergantung pada besar atau kecilnya ukuran taman dan ketersediaan alat.
Cara yang sering dilakukan antara lain dengan menggunakan ember, gayung,
embrat, selang plastik, sprinkle. Cara yang paling umum di lakukan yaitu dengan
menggunakan selang plastik dan terkadang selang ini dilengkapi dengan sprayer
untuk mengatur air yang keluar. Untuk taman yang terdiri dari hamparan rumput
yang luas maka penyiraman menggunakan alat bantu springkle yang dapat
menyiram otomatis berdasarkan mekanisme tekanan air.

2.6 PEMUPUKAN
Tanaman paling sedikit memerlukan 12 unsur esensial untuk pertumbuhan
tanaman yang sehat dan normal. Unsur hara esensial tersebut antara lain : Nitrogen,
Pospor, Kalium, Calsium, Magnesium, Belerang, Besi, Mangan, Tembaga, Zeng, dll.
Unsur-unsur seperti : Nitrogen Pospor, Kalium, Calsium, Magnesium, dan Belerang
di butuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang relatif banyak dan disebut unsur hara
makro. Sedang unsur Besi, Mangan, Tembaga, Zeng, Borium di butuhkan tanamn

SOP Perawatan Taman SMKN 63 Jakarta


6
oleh tanaman dalam jumlah relatif sedikit tetapi harus tersedia, dan disebut dengan
unsur hara mikro.
Dan unsur hara esensial di dalam tanah jumlahnya terbatas dan semakin
berkurang oleh karena penghanyutan/pencucian dan diserap oleh tanaman, dengan
demikian perlu penambahan unsur melalui pemupukan. Pemupukan ditujukan
untuk memperbaiki kesuburan tanah, yaitu dengan penambahan bahan ke dalam
tanah atau tubuh tanaman. Penambahan bahan ke dalam tanah juga dimaksudkan
untuk memperbaiki sifat fisik, sifat kimia, dan sifat biologi tanah. Dari pengertian
tersebut maka yang bisa dimaksudkan dalam kegiatan pemupukan adalah :
Penambahan pasir pada tanah liat atau sebaliknya.
Penambahan tanah mineral pada tanah organik.
Pengapuran, dsb.
2.6.1 JENIS PUPUK
Berdasarkan bahan pembuatannya maka pupuk dapat dibedakan menjadi
dua jenis, yaitu :
Pupuk alam (organic) , pupuk yang langsung didapat dari alam, contohnya pupuk
kandang, kompos dan pupuk hijau, karena terbuat secara alami maka biasanya
kandungan unsur haranya rendah.
Pupuk buatan (an organic) , pupuk yang dibuat di pabrik dengan jenis dan
kandungan unsur yang sudah di tentukan.
 Pupuk alam (organic), kini mulai populer kembali dan sangat baik untuk
memperbaiki sifat fisik tanah, seperti : memperbaiki struktur tanah, memperbaiki
kemampuan tanah dalam mengikat air, memperbaiki aerasi tanah. Pupuk yang
dikenal sebagai pupuk ramah lingkungan ini tidak membasmi jasad-jasad renik
seperti cacing yang hidup di dalam tanah, yang kemudian akan membuat tanah
selalu gembur dan kaya akan unsur hara. Akan tetapi pupuk alam ini juga memiliki
beberapa kelemahan, seperti : lambat tersedia bagi tanaman, menggunakannya
harus dalam jumlah banyak (karena kandungan unsur hara yang rendah), juga
sering membawa bibit hama/penyakit.
 Pupuk buatan (an organic), berdasarkan kandungan unsur hara, dibedakan
menjadi, pupuk tunggal dan pupuk majemuk.
1. Pupuk tunggal : adalah pupuk yang hanya mengandung satu unsur hara.
Misalnya : pupuk urea 45 % N, pupuk TSP 48 % P 205, pupuk ZK 45 % K2O,
dsb.
2. Pupuk majemuk : adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara,
misalnya : Amofos 16-20-0, mengandung unsur N dan P, atau NPK 15-15-15,
mengandung unsur N, P, dan K.

Tiap tanaman tidak selalu membutuhkan jenis pupuk yang sama. Pada
tanaman hias berdaun indah (Dieffenbachia, Aglaonema, Nephrolepis, dsb)
kebutuhan pupuknya berbeda dengan tanaman berbunga (Ixora, Hibiscus,
Gardenia, dsb). Pada tanaman berdaun indah digunakan pupuk dengan kandungan
Nitrogen yang tinggi, dan sebaliknya tanaman berbunga memerlukan kandungan
fosfor yang tinggi seperti TSP.
Untuk mengetahui kadar masing-masing unsure pada pupuk NPK, perhatikan
angka-angka yang tertera pada kemasan. Contohnya : angka 20-30-50
menunjukkan bahwa pupuk tersebut mengandung 20 % Nitrogen, 30 % Fosfor, dan
50 % Kalium. Tanaman yang menghasilkan bunga yang tidak dapat mekar penuh,
tetapi keriting dan ada bercak-bercak kecoklatan serta daunnya cepat layu,

SOP Perawatan Taman SMKN 63 Jakarta


7
umumnya disebabkan karena tanahnya kurang memiliki unsur kalium, dan pupuk
popular yang mengandung unsure K yang tinggi misalnya KCl 80, KCl 90, ZK 90,
dan ZK 96.
Bagaimanapun, takaran pupuk buatan perlu diperhatikan karena bila berlebih,
justru akan menyerap air dari lingkungan dan mengakibatkan jaringan akar menjadi
kering sehingga tanaman bisa mati. Pada pupuk buatan ada juga yang dikenal
dengan pupuk daun, pada dasarnya mengandung dua kelompok unsur hara (makro
dan mikro). Pupuk daun banyak jenisnya, ada yang untuk menyuburkan daunnya
saja, misalnya Hyponex hijau, Vitabloom N 30, Gandasil D, dll. Ada pula yang
berguna untuk memperbanyak bunga dan buah, diberikan ketika tunas daun atau
kuncup mulai muncul, misalnya BASF foliar B, Gandasil B, Hyponex biru, dll.

2.6.2 FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PEMUPUKAN


Dalam kegiatan pemupukan ada beberapa factor yang harus diperhatikan agar
pekerjaan pemupukan dapat berlangsung dengan baik, antara lain :
Jenis tanaman, yaitu tujuan yang ingin dicapai dari tanaman, Misalnya daun yang
indah, bunga yang banyak, buah atau biji serta tujuan estetika dan ekologis, akan
menentukan jumlah dan jenis yang berbeda. Tahap pertumbuhan tanaman juga
sangat berpengaruh, pada fase pertumbuhan vegetatif lebih banyak membutuhkan
unsure Nitrogen, sedang pada fase pertumbuhan generatif atau pembungaan
memerlukan lebih banyak unsure Pospat dan Kalium.
Tanah yang dipupuk, kandungan unsur dalam tanah berbeda dalam jenis dan
jumlahnya sehingga hal ini juga akan berpengaruh dalam perbedaan jumlah dan
jenis pupuk yang akan ditambahkan. Begitu juga dengan keasaman tanah (pH)
juga menentukan jenis pupuk yang digunakan, karena setiap jenis pupuk
memberikan reaksi yang berbeda dalam tanah.
Jenis pupuk, pada setiap jenis pupuk mempunyai kandungan unsur ketersediaan,
kelarutan yang berbeda, sehingga jumlah, waktu pemberian berbeda untuk setiap
jenis tanaman.
 Cara Pemupukan :
1. Disebar, biasanya di lakukan pada waktu pengolahan tanah untuk penanaman
rumput/tanaman penutup tanah.
2. Pupuk dapat pula di tempatkan pada alur-alur/parit di antara barisan tanaman.
Biasanya di gunakan pada jenis tanaman semak atau penutup tanah.
3. Pupuk dapat ditempatkan pada lubang-lubang yang dibuat melintang di bawah
tajuk, atau pada galian/selokan yang melingkar di bawah tajuk. Setelah pupuk
dimasukkan di bawah lubang, galian ditutup dengan pasir/tanah. Secara perlahan
pupuk akan larut oleh siraman atau air hujan sehingga dapat diserap oleh akar.
Cara ini biasanya di lakukan pada penanaman pohon.
4. Pupuk dilarutkan dalam air kemudian disiramkan. Dosis pupuk harus tepat,
karena dengan konsentrasi terlalu tinggi menyebabkan kerusakan pada tanaman,
biasanya digunakan pada rumput.
5. Pemberian lewat daun, pupuk dilarutkan dalam air kemudian disemprotkan pada
daun. Jenis pupuk seperti ini biasanya diberikan pada tanaman pot/bak tanaman.
6. Cara pemberian pupuk daun yang ideal adalah dengan menggunakan sprayer.
Yang harus diperhatikan dalam penggunaan pupuk daun :
Penyemprotan jangan dilakukan pada malam hari karena saat itu tanaman sedang
mengeluarkan CO, sehingga tidak mampu menyerap pupuk.
 Juga jangan dilakukan pada siang hari. Karena ketika matahari tinggi, pupuk akan
mudah menguap sehingga tak sempat diserap tanaman.

SOP Perawatan Taman SMKN 63 Jakarta


8
 Tidak dilakukan pada saat hujan, pupuk akan cepat luruh karena guyuran air hujan.
 Jangan disemprot pada tunas daun, kuntum bunga baru, dan bunga yang sedang
mekar penuh karena mudah terbakar dan rusak.
 Pupuk daun dan pestisida tidak dapat diberikan pada waktu yang bersamaan.
 Tanaman yang baru dibongkar, ditanam, atau di pindahkan harus mengalami
adaptasi lingkungan dahulu. Pemberian pupuk daun pada saat ini akan sia-sia
karena akar-akar yang terputus belum siap melakukan penyerapan.
 Pemberian pupuk daun yang tepat adalah sekitar pukul 8 - 10 pagi, pada bagian
bawah daun, batang dan akar.

2.7 PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT


Bentuk-bentuk gangguan terhadap tanaman dapat disebabkan oleh organisme
maupun bukan organisme. Bentuk gangguan yang disebabkan oleh organisme,
yang kini lebih populer dengan sebutan “Organisme pengganggu Tanaman” (OPT)
dapat berupa serangga, tungau, molusca (siput/keong), penyakit tanaman (bakteri,
Cendawan/fungi, Virus, Micoplasma), Vertebrata hama (tikus, tupai, kelelawar,
burung), dan Gulma (berdaun lebar, rumput liar, teki, dll). Dan gangguan terhadap
tanaman yang penyebabnya bukan organisme, berasal dari kondisi lingkungan
tempat tumbuhnya tanaman. Sebagai contoh, Intensitas cahaya yang sangat
tinggi/rendah, Difisiensi unsur hara, suhu yang terlalu tinggi/rendah, dan sebagainya.
Kerugian karena hal ini biasanya adalah kerugian secara kuantitatif yaitu
berkurangnya hasil produksi dan kerugian secara kualitatif yaitu menurunnya
mutu/kualitas dari tanaman pada khususnya dan taman secara umum kurang
mencapai fungsinya. Upaya untuk menekan bentuk gangguan-gangguan terhadap
tanaman dapat ditempuh usaha pengendalian. Dan cara pengendalian yang tepat
perlu mengetahui/mengenali bentuk gangguan pada tanaman tersebut. Dengan
demikian dapat diupayakan beberapa alternatif cara pengendalian sehingga akan
diperoleh hasil yang memuaskan dan tidak menyebabkan efek yang merugikan bagi
lingkungan.

2.7.1 MENGENAL HAMA DAN CARA PENGENDALIANNYA


Hama adalah bentuk gangguan terhadap tanaman oleh hewan atau binatang
tingkat tinggi yang pada umumnya bersifat makroskopis (dapat di lihat mata). Hama
dapat menimbulkan kerusakan dengan berbagai cara, misalnya :
Merusak dengan cara memakan daun.
Membuat lubang atau member batang, dahan, dan ranting.
Makan dan membuat lubang pada akar.
Makan pada dan di dalam biji-bijian.
Menghisap cairan daun, batang, akar, bunga, atau buah.
Menyebarkan penyakit.

Berikut ini adalah beberapa contoh hama dan bagian dari tubuh tanaman
yang diserang :
 Nematoda (cacing akar), menyerang bagian akar sehingga menyebabkan
pembusukan atau pembengkakan pada akar. Akibat selanjutnya adalah
menguningnya daun.
 Uret, merupakan larva dari kumbang yang merusak atau memakan bagian akar
atau merusak bibit dipersemaian.
 Rayap, merusak batang stek yang baru di tanam.

SOP Perawatan Taman SMKN 63 Jakarta


9
 Semut, merusak akar/batang dengan membuat sarang. Kadang semut ini hidup
bersama dengan beberapa jenis kutu, karena kotoran yang dikeluarkan merupakan
makanan bagi semut.
 Ulat (caterpillar) merupakan larva dari berbagai jenis kupu-kupu, yang
merusak/memakan daun, menggerek batang, akar, dan buah.
 Siput, merusak atau memakan tanaman yang masih muda, aktivitasnya pada
malam hari.
 Kutu (aphids), biasanya hidup berkoloni pada bagian tanaman yang masih muda
(pucuk tanaman), merusak tanaman dengan cara mengisap cairan sel.
 Belalang (grasshopper), merusak tanaman dengan jalan memakan daun, hama ini
sangat rakus, terutama pada malam hari.
 Kumbang (bettle), merusak tanaman dengan menggerek daun atau pucuk dan
batang tanaman.

CARA PENGENDALIANNYA
Istilah pengendalian di bedakan dengan pemberantasan, karena pembrantasan
mengandung arti pemusnahan habis hama pengganggu tanaman. Secara ekologis
hal ini tidak dibenarkan. Jadi pengendalian dimaksudkan membatasi jumlah populasi
sampai pada tingkat yang tidak merugikan.
Pendekatan yang dilakukan untuk mengendalikan hama yaitu :
Mencampuri atau mempengaruhi beberapa tahap/siklus hidup hama.
Melindungi tanaman, baik yang bersifat pencegahan (Preventif) atau
penyembuhan (Kuratif).
Ada beberapa cara atau metode yang di gunakan dalam pengendalian hama
antara lain :
a. Cara kultur teknis, meliputi :
Penggunaan jenis tanaman yang tahan hama
Pembuangan tanaman atau bibit yang terserang
Pemangkasan terhadap bagian tanaman yang terserang
Membuat penghalang (barrier) tanaman.
Rotasi tanaman (pergiliran tanaman).
Penganeka ragaman tanaman (difersifikasi tanaman)
Karantina.
Pengolahan tanah.
b. Cara Fisik/Mekanik, meliputi :
Membuat barrier (pagar/penghalang)
Membuat perangkap.
Dengan tangan.
Pembakaran.
Semprot air bertekanan.
c. Cara Biologi
Yaitu pengendalian secara biologi dengan mengarahkan atau meningkatkan
persaingan antara serangga bukan hama, berupa parasit atau predator
(pemangsa) dengan hama pengganggu, misalnya :
Memasukkan musuh alami dari hama pengganggu (parasit/predator)
Memberikan ketahanan (resisitensi) terhadap tanaman (inang)
Melepaskan serangga atau hama jantan yang mandul, untuk menurunkan
populasi.
d. Cara Kimia

SOP Perawatan Taman SMKN 63 Jakarta


10
Menggunakan bahan kimia (pestisida) untuk mengendalikan hama
pengganggu tanaman. Pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta
jasad renik dan virus yang digunakan untuk memberantas hama dan penyakit,
memberantas rumpu-rumputan (gulma). Dan pada dasarnya pestisida adalah
racun bagi manusia dan hewan, oleh karenanya penggunaannya perlu
pertimbangan yang matang. Usahakan penggunaan pestisida merupakan cara
terakhir bila cara lain tidak berhasil. Penggunaan Pestisida yang tidak bijaksana
akan menimbulkan akibat yang merugikan, antara lain :
Residu yang di tinggalkan dapat meracuni hewan dan manusia.
Dapat mematikan serangga atau hewan yang bukan sasaran (musuh alam;
parasit/predator)
Menimbulkan resistensi (kekebalan) pada hama/pathogen.
Penggolongan Pestisida
1. Berdasarkan cara kerja :
 Racun kontak, cara kerja melalui alat pernafasan (contoh: Sumithion, Diasinon)
 Racun perut, cara kerja melalui alat pencernaan (contoh : Pb. Arsenat, Ca
arsenat)
 Racun Sistemik, cara kerja dengan diisap oleh tanaman (contoh: Furadan,
Hostachion, Dimecron)
 Fumigan, racun dalam bentuk gas, diberikan pada ruang tertutup (contoh :
Methyl bromide)
 Attractant, senyawa kimia yang baunya menarik serangga tetapi tidak
mematikan (contoh : Wetaldehide t C2H4O untuk siput)
2. Berdasarkan organisme yang di pengaruhi :
 Insektisida, untuk mengendalikan serangga ( contoh : Diasinon 6 EC, Halation,
Furadan 3G, Bayrusil 5G)
 Fungisida untuk mengendalikan jamur. (contoh : Dithane, Antracol)
 Bakterisida untuk mengendalikan bakteri (contoh : Benlate, Difolatan,
Agrimicyn)
 Nematisida untuk mengendalikan nematode/cacing akar (contoh : Nemacur,
Furadan, Hostachion)
 Akarisida untuk mengendalikan kutu ( Kelthane, Morestan 25 WP, Morocide 40
EC, Roxinon 40 EC)
 Rodentisida untuk mengendalikan binatang mengerat seperti tikus (contoh:
Racumin, Gisorin, Ratak, Ratilan)
 Herfoisa, untuk mengendalikan gulma (contoh : Actril, Atalon 50 WP, Agroxone,
Gramoxon, Roundup )
Beberapa Faktor yang harus diperhatikan dalam pendendalian secara kimia,
antara lain :
1. Cara aplikasi :
bentuk cairan dan tepung, dapat disemprokan/hembusan
bentuk granula, di masukkan dalam tanah atau diberikan menurut larikan.
2. Waktu aplikasi :
Penyemprotan dan penghembusan di lakukan pada pagi hari (angin kurang,
daun-daun masih lembab sehingga mudah menempel)
Searah dengan arah angin.
3. Alat yang digunakan :
 alat tabor, alat infuse, alat suntik, alat semprot/hembusan

SOP Perawatan Taman SMKN 63 Jakarta


11
4. Konsentrasi pestisida :
 konsentrasi formulasi, sejumlah bahan yang di hitung dalam gram/cc per liter air.
 Konsentrasi bahan aktif, adalah persentasi bahan aktif suatu pestisida yang
terdapat dalam larutan jadi.
 Konsentrasi larutan adalah persentasi kandungan pestisida yang terdapat dalam
larutan jadi.
5. Dosis pestisida : adalah jumlah pestisida ( liter/kg ) yang digunakan
mengendalikan hama persatuan luas tertentu yang di lakukan dalam 1x aplikasi
atau lebih.
Pengendalian terhadap pengganggu tanaman sebaiknya dilakukan sedini
mungkin melalui pencegahan sebelum terjadinya serangan (tindakan preventif).
Tindakan pengendalian setelah terjadinya serangan (kuratif) dapat dilaksanakan
apabila memang diperlukan dan tindakan melalui upaya teknis budidaya adalah
pilihan yang terbaik. Penggunaan pestisida merupakan alternative terakhir apabila
cara kultur teknis, cara fisik dan cara biologi tidak memberi hasil yang memadai.

2.7.2 MENGENAL PENYAKIT DAN CARA PENGENDALIANNYA


Penyakit adalah suatu proses dimana bagian-bagian tertentu dari organisme
(mahluk hidup) tidak dapat menjalankan fungsi dengan sebaik-baiknya. Penyebab
penyakit (pathogen) adalah bentuk gangguan terhadap tanaman. Penyebab penyakit
biasanya bersifat mikroskopis, hanya dapat dilihat dengan alat pembesar
(mikroskop). Berbeda dengan hama yang dapat dilihat langsung penyebabnya,
sedang pada penyakit yang bisa di lihat adalah akibat atau gejala yang ditimbulkan.
PENYAKIT
Berdasarkan pathogen yang menyebabkan penyakit, dibedakan :
1. Penyebab penyakit yang bukan organisme atau mahluk hidup, misalnya: oleh
pengaruh suhu yang tinggi/rendah, sinar matahari yang sangat terik, oleh gas
yang beracun bagi tanaman, penggunaan pestisida yang kurang tepat,
kekurangan unsur hara.
2. Penyebab penyakit berupa organisme (mahluk hidup), misalnya : tumbuhan
parasit, seperti : benalu (Loranthus) dan tali putri (Cuscuta), jamur (fungi), bakteri,
dan virus.
Berikut adalah beberapa contoh penyakit dan penyebabnya :
Nekrose, matinya bagian tanaman, biasanya berbentuk noda atau bercak (spot)
dan kadang-kadang berlubang. Penyebabnya adalah jamur.
 Klorose, menguning, sebagai akibat dari rusaknya klorofil dan merupakan gejala
sekunder dari penyakit akar/pembuluh. Penyebabnya adalah bakteri Pseudomonas
sp.
 Layu, sebagai akibat hilangnya turgor pada sel, penyebabnya bisa bermacam-
macam, misalnya : serangan nematode pada akar, akibat kekeringan, serangan
bakteri Xanthomonas sp.
 Busuk, matinya bagian tanaman pada jaringan yang lunak (berdaging) dan
penyebabnya jamur.
 Kanker, busuknya kulit batang kemudian di ikuti runtuhnya bagian kulit sehingga
bagian kayunya kelihatan, penyebabnya jamur.
 Kerdil, terjadinya hambatan pertumbuhan pada seluruh organ tanaman
penyebabnya virus.

SOP Perawatan Taman SMKN 63 Jakarta


12
 Etiolasi, tanaman pucat, batang kurus, memanjang dan daunnya kecil,
penyebabnya kekurangan cahaya.
 Tumor, pembengkakan setempat berupa bintil atau bisul, penyebabnya nematode
atau jamur.
 Menggulung (mengeriting), terjadi karena pertumbuhan sisi daun bagian atas dan
bawah tidak sama cepatnya, pemyebab keadaan tersebut adalah virus atau larva.

CARA PENGENDALIAN PENYAKIT TANAMAN


Ada 4 cara pengendalian penyakit pada tanaman :
1. Eksklusif (Pengaturan), menjaga agar pathogen tidak masuk ke daerah baru
atau menginvasi lahan baru, dengan cara :
Karantina tanaman
Perlakuan bibit sebelum di tanam
Pengaturan lalulintas tanaman dari satu daerah ke daerah lain
Sertifikasi bibit/benih (bebas penyakit)
2. Eradikasi (pemusnahan), memberantas pathogen yang telah ada atau
memusnahkan pathogen bersama tanaman inangnya di tempat-tempat serangan
berat, dengan cara :
Penggunaan fungisida
Pemusnahan tanaman inang suatu penyakit berbahaya di benam/dibakar
Penebangan/pemotongan bagian-bagian tanaman yang terserang penyakit
Pembakaran tanaman atau bekas tanaman yang terserang penyakit
(pemusnahan)
Pengadaan sanitasi lapangan, yang tanamannya mendapat serangan penyakit
berat.
Pergiliran tanaman berfungsi untuk memutus siklus hidup penyakit
Rogueing, membuang tanaman yang terserang yang terletak di antara tanaman-
tanaman sakit agar tidak menular kepada tanaman yang lain.
Sterilisasi atau disinfeksi tanah, dengan zat kimia, air panas, dan uap panas
agar tanah bebas dari pathogen.
3. Proteksi (perlindungan), melindungi tanaman dari kemungkinan terjadinya
serangan penyakit, dengan cara :
Penyemprotan/penghembusan fungisida terhadap tanaman sehat untuk
melindungi serangan penyakit
Perlakuan bibit/benih dengan fungisida sebelum di tanam.
Melaksanakan teknik menanam yang baik.
4. Immunization (pemuliaan), yaitu memberi kekebalan pada tanaman dari
serangan suatu penyakit, dengan cara menanam tanaman yang tahan terhadap
suatu penyakit
5. Pengendalian penyakit dengan cara Kimia : Penggunaan Fungisida, zat kimia
untuk mengendalikan penyakit yang disebabkan cendawan. (efektif untuk
penyakit : downy mildew, busuk daun, cacar daun, karat daun, dsb)

2.8 PENYULAMAN TANAMAN


Pada pelaksanaan penanaman terutama dalam jumlah yang sangat besar dan
areal yang cukup luas sering terjadi kegagalan hingga tidak semua tanaman yang
ditanam dapat tumbuh dengan baik. Beberapa hal yang menyebabkan kegagalan
tumbuh antara lain teknis penanaman yang tidak benar, kondisi bibit yang tidak

SOP Perawatan Taman SMKN 63 Jakarta


13
memenuhi spesifikasi, kondisi iklim, dan pemeliharaan yang kurang intensif.
Penyulaman atau penggantian tanaman yang mati/pertumbuhan buruk, seharusnya
dilakukan secepat mungkin. Hal ini di maksudkan agar tanaman susulan dapat
segera tumbuh dengan baik sebelum tanaman di sekitarnya saling menutupi.
Penyulaman yang di lakukan terlambat menyebabkan pertumbuhan tanaman
susulan terhambat. Terjadi kompetisi dengan tanaman sekitarnya, baik dalam
memperoleh cahaya matahari maupun unsur hara.

Sebaiknya penyulaman dengan memperhatikan hal-hal sbb :


Bahan tanam/bibit yang mempunyai ukuran yang sama dengan tanaman yang
sudah tumbuh di lapangan.
Bahan tanam tumbuh baik dan sehat pada pot atau polibag.
Pada waktu penanaman di usahakan bola akar tidak pecah, sehingga setelah
penanaman tanaman tidak mengalami ‘shock’.
Tanaman susulan perlu mendapatkan pemeliharaan yang lebih intensif.
Taman lingkungan yang terpelihara dengan baik akan terlihat bukan hanya
secara sepintas dari luar, tetapi juga bila kita ingin menikmatinya dalam taman itu,
maka suasana yang ditimbulkan sangat teduh dan nyaman, seperti tampak pada
taman di atas. Walaupun pola dan pemilihan material yang digunakan sangat
sederhana, tapi dengan dilakukan pemeliharaan maka jalur hijau pada plaza ini
terlihat sangat rapi.

SOP Perawatan Taman SMKN 63 Jakarta


14
BAB III
PEMELIHARAAN HARDSCAPE
Pemeliharan suatu taman tidak hanya pada materi tanaman (SoftScape) tetapi
juga pada materi selain tanaman (Hardscape) / bangunan taman juga perlu
dilakukan pemeliharaan secara berkala, agar fungsi dan nilai estetika tetap dapat
tercapai dengan baik. Fungsi dan nilai estetika tersebut merupakan fasilitas yang
ditujukan untuk memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pengguna taman
serta memberikan unsur keindahan pada taman. Keindahan taman tidak hanya
dapat dinikmati di siang hari, oleh karenanya fungsi lampu taman sangat penting
bagi keberadaan taman di malam hari. Dan lampu taman akan selalu berfungsi
dengan baik serta terjaga keindahannya apabila di lakukan pemeliharaan.
Sama halnya dengan keberadaan bangku taman, walaupun jarang digunakan
tetapi terkena panas dan hujan dalam jangka waktu lama maka warna akan
memudar, dan perlu di adakan pengecatan ulang sebagai upaya pemeliharaan agar
selain fungsinya dicapai tetapi keindahan disain bangku taman tetap terjaga. Dari
ilustrasi di atas berikut ini adalah beberapa contoh Hardscape / bangunan
taman, yang pada umummya ada pada taman/lingkungan taman :
a. Shelter
b. Gazebo
c. Pergola
d. Plaza / pedestrian
e. Pos satpam / bangunan fasilitas pelayanan
f. Kolam
g. Lampu taman
h. Tempat bermain anak
i. Jaringan pipa, dll

3.1 SHELTER
Bangunan taman yang digunakan untuk tempat berteduh sementara bagi para
pengguna taman dan umumnya terbuat dari bahan kayu (bahan alam lainnya), dari
beton atau dari logam. Pemeliharaan yang biasanya dilakukan adalah pengecatan
ulang karena warna yang memudar, atau penggantian atap yang bocor.

3.2 GAZEBO
Sama halnya dengan shelter yang juga berfungsi sebagai tempat berteduh
sementara bagi pengguna taman, namun penempatan gazebo lebih khusus lagi
yaitu di tengah-tengah areal taman. Bahan yang digunakan biasanya yang bersifat
alami, misalnya kayu, bambu, atau campuran beton dan kayu dan dengan atap dari
genteng, sirap atau ijuk. Pemilihan material atap inilah yang memiliki ketahanan
kualitas yang berbeda, penggunaan genteng jauh lebih awet dari penggunaan ijuk
yang harus diganti setiap 2-3 tahun, dan penggunaan sirap dapat bertahan 4-8
tahun. Tingkat pemeliharaan pada gazebo umumnya sama dengan pemeliharaan
pada shelter, yaitu dilakukan pengecatan ulang, pada kayu/tiang atau dudukannya,
dan pengecatan pada atap atau penggantian material atap yang telah usang,
pembersihan pada materi lainnya serta perbaikan konstruksi yang mulai rusak.
Berikut ini adalah beberapa contoh gazebo yang biasa terdapat di taman:

SOP Perawatan Taman SMKN 63 Jakarta


15
Gazebo kayu dengan atap rumbia

Gazebo kayu dengan atap sirap

Gazebo bambu

3.3 PERGOLA
Sebagai tempat merambatnya tanaman, pergola memiliki beban yang
terkadang lebih berat dari shelter atau gazebo. Oleh karenanya pengecekan
kekuatan pergola merupakan kegiatan pemeliharaan yang harus rutin dilakukan
selain pemeliharaan tampilan fisiknya, misalnya pengecatan pada tiang-tiang
penyangga. Pemeliharaan terhadap tanaman yang merambatinya juga termasuk
dalam pemeliharaan pergola. Misalnya melakukan pemangkasan pada tanaman

SOP Perawatan Taman SMKN 63 Jakarta


16
yang terlalu keluar dari alurnya, membuang ranting/daun yang kering, serta
menambahkan rambatan baru bila rambatan yang ada sudah tidak mencukupi lagi.
Di bawah ini adalah beberapa contoh pergola :
Pergola terbuat dari bahan besi pada
rambatan tanaman. Pemeliharaan tidak
hanya pada pergolanya tetapi juga pada
tanamannya, dan juga plaza yang
digunakan sebagai alasnya.

Pergola terbuat dari bahan


kayu. Pemeliharaan cukup
dengan mengecek kekuatan
pergola dan menjaga
kebersihan serta perawatan
pada tanaman yang
merambatinya.

Pergola dengan atap Fiberglass.


Pergola ini juga berfungsi
sebagai peneduh pada carport.

3.4 PLAZA / PEDESTRIAN DAN JALAN SETAPAK


Bangunan taman ini merupakan area terbuka yang diberi perkerasan sebagai
alasnya, biasanya berfungsi sebagai tempat berkumpul dan tempat pejalan kaki
dalam taman tersebut. Perkerasan tersebut biasanya terbuat dari keramik, koral
sikat, plesteran atau penggunaan batu alam lainnya. Bagi taman-taman yang
dikunjungi secara intensif maka pemeliharaan pada area ini harus dilakukan setiap
hari. Dan pemeliharaan dapat berupa :
pembersihan dari sampah dengan sapu

SOP Perawatan Taman SMKN 63 Jakarta


17
pengepelan lantai yang terbuat dari keramik
penyikatan lantai pada lantai yang terbuat dari batu alam
pembersihan lantai dari noda-noda yang berat dengan bahan kimia
Berikut adalah contoh beberapa plaza pada taman :

Plaza pintu masuk, kegiatan pemeliharaan lebih ditujukan pada kebersihan


lingkungan sekitarnya dan ornamen pada plaza tersebut, juga pengecekan pada
fungsi dari ornamen taman yang dipakai. Plaza pada taman lingkungan ini juga
berfungsi sebagai jalan pintas di tengah-tengah perumahan. Dan pemeliharaan
selain ditujukan pada bangunan Plazanya juga pada lingkungan sekitarnya,
misalnya pada bak tanaman dan tanamannya juga pada kolam yang ada di tengah-
tengah plaza.
Contoh jalan setapak:
Terbuat dari batuan alami

Terbuat dari conblock

SOP Perawatan Taman SMKN 63 Jakarta


18
Dari kedua jenis ini terdapat perbedaan dari kemampuannya menyerap air.
Dan dari sisi pemeliharaan pada penggunaan batuan alami harus sering dicermati
adanya tanaman liar yang dimungkinkan tumbuh di antara batuan.

Jalan setapak terbuat dari pasangan batu alam dan menyatu dengan
pemasangan dinding pembatas yang terbuat dari bahan yang sama. Dalam
pemeliharaannya yang perlu diperhatikan adalah adanya batu alam yang terkelupas.
Bila hal itu terjadi harus segera diperbaiki. Juga perlu diperhatikan adanya genangan
air pada sudut-sudut jalan tersebut. Jalan setapak di atas dibuat dari perpaduan
antara beton dan rumput, pemeliharaan yang perlu diperhatikan pada pola demikian
adalah mengatur ketinggian rumput sehingga sejajar dengan beton serta menjaga
agar kondisi beton tidak rusak karena proses pemeliharaan rumputnya. Pekerjaan ini
sangat membutuhkan ketelitian dan kehati-hatian.

3.5 BANGUNAN FASILITAS PELAYANAN / BANGUNAN TAMAN


YANG LAIN
Seperti halnya dengan komponen taman yang lain, pada bangunan ini juga
perlu dilakukan pemeliharaan secara menyeluruh agar fungsi dari masing-masing
bangunan dapat berjalan baik. Pemeliharaan yang dilakukan pada umumnya
meliputi:
pengecatan ulang
perbaikan plafon
penggantian atap yang retak/bocor
perawatan alas bangunan (misalnya : rusaknya nat-nat tegel/keramik, pecahnya
material lantai, lantai yang amblas/anjlok)
perbaikan konstruksi dan instalasi
Kegiatan perbaikan hendaknya dilakukan dengan segera, sementara
pengecekan dapat dilakukan setahun sekali. Dan pemeliharaan yang rutin dilakukan
setiap hari misalnya : pengepelan/penyucian bagian-bagian yang terlihat kotor.
Bangunan ini biasanya adalah : pos satpam, toilet/kamar mandi umum, musholla,
pintu gerbang, landmark / ciri khusus suatu kawasan, dan sebagainya.

SOP Perawatan Taman SMKN 63 Jakarta


19
Pemeliharaan ini meliputi pemeliharaan bangunan dan lingkungan sekitarnya,
sehingga kenyamanan dan keberadaan bangunan tersebut memberi nilai tersendiri
dalam wilayahnya. Ciri khas suatu daerah biasanya dengan di hadirkannya elemen-
elemen tertentu sebagai Landmark, dan ini adalah salah satu contohnya. Patung
tersebut di letakkan di pintu masuk, dan di bawahnya dibuat susunan tanaman
sebagai penunjang patung tersebut. Pemeliharaan pada patung ini biasanya hanya
berupa menjaga kebersihannya dan keutuhan disainnya, juga menjaga agar warna
dari patung tersebut tidak kusam. Yang tidak kalah pentingnya adalah pemeliharaan
tamannya.

Berikut ini adalah contoh papan nama, yang tidak kalah penting keberadaanya
untuk menunjukkan nama suatu wilayah. Pemeliharaan yang dilakukan sangat
sederhana, yang penting keberadaan papan naman tersebut tidak terhalang
sehingga fungsinya dapat tercapai secara maksimal.

3.6 KOLAM
Sebagai salah satu elemen dalam taman maka kolam pun harus dipelihara
secara rutin agar tetap menarik, dan frekuensi pemeliharaan tersebut dipengaruhi
oleh air dan sumber air karena air membawa endapan kotoran yang berbeda-beda.
Pemeliharaan kolam terutama yang terbuat dari keramik meliputi :
pencucian filter kolam
penggunaan kaporit pada air kolam sehingga kotoran akan mengendap di dasar
kolam dan memudahkan dalam pembersihan kolam.
pembersihan kotoran/sampah yang mengapung di air kolam di lakukan setiap hari.
pembersihan bibir kolam
penyikatan dinding kolam untuk mencegah tumbuhnya lumut

SOP Perawatan Taman SMKN 63 Jakarta


20
Vacuming merupakan pemeliharaan untuk menjernihkan air kolam dan
membersihkan lantai kolam dengan alat (pompa pembersih kolam)
Di bawah ini beberapa contoh kolam / air mancur yang sering terdapat di taman :

Pemeliharaan pada pola sirkulasi menjadi kegiatan utama, dengan lancarnya


sirkulasi maka maksud dan tujuan pada kolam ini akan tercapai secara optimal. Juga
yang tidak boleh diabaikan adalah kebersihan kolam. Kolam artificial seperti di atas,
dalam pemeliharaannya lebih mengutamakan pada keutuhan desain, dan
mempertahankan agar warna yang dibuat tidak pudar. Pengecekan terhadap
kebocoran kolam juga harus dilakukan selain juga menjaga agar lumut tidak tumbuh
pada dinding-dinding kolam. Pada ornamen kolam ini, pemeliharaan ditujukan pada
sistem sirkulasi agar tetap berjalan lancar, dan pada fisik ornamen tersebut agar
selalu tampak bersih dan tidak kusam.

SOP Perawatan Taman SMKN 63 Jakarta


21
3.7 LAMPU TAMAN
Sebagai fungsi penerangan pada malam hari maka harus dipastikan bahwa
lampu taman dalam kondisi baik dan berfungsi baik pula. Pemeliharaan pada
elemen ini terutama pada instalasinya. Pengecekan rutin harus dilakukan pada
jaringan instalasinya terutama pada musim penghujan. Biasanya pada musim ini ada
area-area yang tergenang yang bisa menyebabkan terjadinya penyumbatan lumpur
pada instalasi, terutama yang di bawah tanah sehingga aliran listrik tidak lancar/mati.
Pemeliharaan selain pada instalasi juga dari segi fisik lampu taman tersebut. Lampu
taman ada yang terbuat dari bahan logam yang standar ataupun bahan alami, oleh
karenanya perlakuan yang berbeda dilakukan bagi pemeliharaannya tergantung
material yang digunakan. Begitu pula pada pemeriksaan kondisi bohlam yang
terdapat pada lampu taman tersebut harus segera diganti apabila telah mati. Di
samping memiliki kekuatan fungsional tata cahaya yang tepat mampu menyulap
taman tampil lebih memikat. Sebelum menentukan rangkaian lampu taman
sebaiknya kita memahami 3 hal mendasar tentang sistem tata cahaya taman, yaitu :
fungsi lampu
sistem perlistrikan
efek cahaya
Berdasarkan fungsi dan tujuan dikenal 5 tata cahaya lampu :
1. Di gunakan untuk menonjolkan ornamen tertentu.
2. Untuk penerangan di malam hari.
3. Untuk menerangi area khusus, misalnya gazebo, area barbeque.
4. Untuk kelengkapan memandu orang pada malam hari, misalnya pada jalan
setapak, pada tangga, atau kolam.
5. Untuk mengamankan area pada malam hari dari tamu tak di undang

Untuk efek cahaya, dengan teknik sederhana yang mudah, kekuatan cahaya
lampu taman bisa direkayasa untuk menciptakan beragam efek sesuai keinginan, di
antaranya :
1. Memberi aksentuasi atas obyek yang di sinari, lampu di pasang di atas tanah dan
sinarnya di arahkan ke atas sepanjang obyek (Uplighting).
2. Menonjolkan detil obyek, menyilangkan cahaya lampu dari dari arah samping
pada permukaan obyek.
3. Memberi kesan silhouetting, menyinari obyek dari belakangnya sehingga pohon
dengan tonjolan-tonjolan bekas dahan serta ranting-ranting yang kering akan
terlihat lebih fantastis.
Berikut adalah beberapa contoh lampu taman yang banyak di pakai pada taman:

SOP Perawatan Taman SMKN 63 Jakarta


22
3.8 TEMPAT BERMAIN ANAK
Pada sarana ini pada umumnya terbuat dari bahan kayu, logam dan fiberglass.
Pemeliharaan pada fasilitas bermain anak terutama di tujukan bagi keamanan alat
bermain tersebut, misalnya kekuatan konstruksinya dan jarak penempatan antara
satu permainan dengan permainan lainnya, serta kelengkapan sarana bermain
tersebut. Sedangkan pemeliharaan dari segi fisik terutama di lakukan pengecatan
ulang pada alat permainan, penambahan material yang telah berkurang (misalnya
:pasir ), perbaikan alat yang rusak.

Alat bermain anak ini terbuat dari kayu bengkiray dan fiberglass, pemeliharaan
pada area ini bukan hanya pada alat bermain yang harus selalu dalam kondisi yang
kuat dengan konstruksi yang masih utuh, tetapi juga harus diperhatikan pada area
bawahnya apabila menggunakan pasir, usahakan agar terhindar dari kotoran
binatang, dan usahakan agar konstruksi bagian bawahnya belum mencuat keluar,
misalnya pasir sudah mulai menipis, sehingga batu koral sebagai lapisan bawahnya
terlihat di permukaan. Bila sudah demikian segera dilakukan penambahan pasir agar
tetap tebal sehingga tidak membahayakan anak-anak dalam menggunakan alat
permainan. Juga menghindari adanya tanaman liar yang dimungkinkan akan tumbuh
di antara pasir tersebut.

3.9 JARINGAN PIPA


Jaringan pipa pada taman umumnya adalah saluran air, telepon, listrik dan
gas. Dan jaringan ini harus terhindar baik teknis maupin non teknis dari upaya
pemeliharaan taman, oleh karenanya keberadaannya terutama yang di dalam tanah
harus di ketahui secara benar, bila perlu diberi tanda yang jelas. Bila diduga telah
terjadinya kerusakan akibat bocor atau karat harus dilakukan segera penggantian
pipa.

SOP Perawatan Taman SMKN 63 Jakarta


23
3.10 ORNAMEN TAMAN DAN BANGUNAN PENUNJANG TAMAN
Bangunan ini dapat berfungsi sebagai pelengkap dalam mencapai fungsi
taman tersebut ataupun memberi nilai tambah bagi taman tersebut. Baik dari segi
estetika ataupun dari segi fungsional. Keberadaan elemen ini dapat memberi
sentuhan yang manis dalam desain taman. Dan elemen penunjang taman tersebut
contohnya adalah : gentong / guci, batu-batu alam, patung, bangku taman, bak
sampah, jembatan, bangku taman, dll. Pemeliharaan pada elemen ini selain tetap
mempertahankan keberadaannya, juga memperhatikan dalam penampilan fisiknya,
baik dari sisi konstruksinya ataupun dari sisi keutuhan desainnya. Berikut adalah
beberapa contoh elemen penunjang taman tersebut :
Jembatan

Selain sebagai alat penghubung yang fungsional pada taman tersebut,


jembatan ini juga dapat berfungsi sebagai elemen pemanis dan memberi nilai
estetika tersendiri. Pemeliharaan selain pada konstruksi jembatan tersebut juga
ditujukan pada tampilan fisiknya yang menarik, dan mengusahakannya agar tidak
kusam.
Patung

Pada ornamen ini pemeliharaan dilakukan secara berkala agar warna dari
ornamen tersebut tidak pudar, dan mempertahankan tampilan fisiknya agar tetap
menarik.

Guci / Gerabah
Contoh beberapa gerabah / guci yang biasa diletakkan di taman.

SOP Perawatan Taman SMKN 63 Jakarta


24
Pada guci tersebut harus diusahakan kedudukan yang kokoh agar guci
tersebut tidak mudah goyah apabila tersentuh. Pemeliharaan hanya dengan
menjaga kedudukannya dan mempertahankan keaslian warnanya.
Bak sampah dan bangku taman

Bak sampah ditempatkan sejajar dengan bangku pada taman lingkungan ini
memudahkan pengguna taman untuk membuang sampah. Namun demikian harus
dicermati volume sampah yang tertampung pada bak sampah tersebut agar tidak
menimbulkan aroma yang tidak sedap pada taman tersebut. Pembuangan sampah
harus rutin dilakukan dalam beberapa kali seminggu, dan tetap menjaga
kebersihan lingkungan sekitarnya.

Di bawah ini beberapa contoh disain bangku taman :

SOP Perawatan Taman SMKN 63 Jakarta


25
Selain dari kegiatan pemeliharaan yang telah di sebutkan di atas, dikarenakan
material hardscape yang pada umumnya terbuat dari kayu maka pada kegiatan
pemeliharaan hardscape kita perlu juga mengetahui dan mengenal kegiatan anti
rayap, hal ini dimaksudkan agar meminimalkan kerugian akibat rayap yang
mengganggu pada material yang terbuat dari bahan kayu.

3.11 RAYAP
Ada 3 jenis rayap :
1. Rayap kayu lembab / damp wood termite, yaitu rayap yang bersarang pada kayu-
kayu yang basah dan membusuk.
2. Rayap kayu kering / dry wood termite, yaitu rayap yang menyerang kayu-kayu
kering seperti kusen, dan perabot dari kayu.
3. Rayap tanah / sub terranean termite, yaitu rayap yang hidup di tanah yang banyak
mengandung kayu/ bahan organik yang mengandung selulosa dan membutuhkan
kelembaban tinggi.

Di antara ketiga jenis di atas, jenis yang paling banyak menimbulkan kerusakan
adalah rayap kayu kering dan rayap tanah.
METODE PEMBRANTASAN RAYAP
a. Metode Fisik, dengan cara pembentukan penghalang (barrier) di bawah tanah
untuk mencegah masuknya rayap ke dalam bangunan. Bahan yang biasa
digunakan sebagai penghalang adalah pasir, granit, stainless steel. Dan cara ini
kurang populer di sini.
b. Metode Hayati, dengan cara menggunakan musuh alami dari rayap, misalnya
jamur dan bakteri pengendali rayap. Namun metode ini juga tidak popouler di sini.
c. Metode Kimia, sesuai namanya metode ini menggunakan bahan kimia. Dan
berdasarkan aplikasinya ada 2 cara , yaitu :
 Pre Construction, di laksanakan sebelum bangunan jadi. Dengan cara
pemberian cairan kimia pada lubang-lubang pondasi dan pada lantai
bangunan.
 Post Construction, di laksanakan setelah bangunan sudah jadi. Dengan
cara membuat lubang pada sisi kanan dan kiri pondasi dengan jarak kurang
lebih 30 cm dan kedalaman sampai menyentuh tanah. Kemudian disuntikkan
cairan kimia (baycarb) ke dalam lubang kurang lebih 5 liter per m2. Untuk
kayu disemprotkan ke seluruh bagian.
d. Metode Pengumpanan, menggunakan bahan kimia yang sudah dicampur bahan
yang disukai rayap dan dikemas sedemikian rupa. Umpan tersebut dipasang di
sekeliling bangunan pada tempat yang terdapat rayap. Rayap akan makan umpan
dan tidak mengusik kayu. Rayap yang sudah makan umpan akan mentransfer
makanan pada koloninya. Secara perlahan – lahan seluruh koloni akan terinfeksi
dan mati. Metode ini paling lama memakan waktu 3 bulan.

SOP Perawatan Taman SMKN 63 Jakarta


26
RANGKUMAN
BAB I PENDAHULUAN
Tindakan pemeliharaan taman di rencanakan dan di laksanakan sesuai dengan
tujuan agar taman dapat mencapai fungsinya tersebut secara maximal.
Permasalahan yang sering di hadapi adalah banyak taman yang di bangun dengan
indah dan dengan biaya yang relatif mahal tetapi setelah beberapa waktu
terbengkalai. Taman yang demikian jelas terlihat tidak merencanakan dan
melaksanakan pemeliharaan sebagai tindak lanjut pekerjaan. Oleh karena itu perlu
diupayakan agar taman tersebut dapat mencapai fungsi dan tujuan semula di
bangunnya taman tersebut, atau mencapai kesinambungan lansekap. Taman di
bangun bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan awalnya saja, namun taman juga
merupakan suatu investasi yang harus tetap terpelihara.

BAB II PEMELIHARAAN SOFTSCAPE


Pemeliharaan ialah suatu pekerjaan yang sama penting dan sama derajatnya
dengan disain dan pelaksanaan taman itu sendiri. Hasil pemeliharaan yang baik
berawal dari perencanaan yang tepat serta pelaksanaan yang sesuai dengan
standar. Terdapat banyak gangguan selama tanaman tumbuh, baik yang datang dari
lingkungan atmosfer (iklim) maupun dari lingkungan tanah. Dalam pekerjaan
pemeliharaan ini diperlukan langkah-langkah, yaitu pembersihan lahan,
pemangkasan, pendangiran, penyiangan, penyiraman, pemupukan, pengendalian
hama dan penyakit, penyulaman tanaman.

BAB III PEMELIHARAAN HARDSCAPE


Pemeliharan suatu taman tidak hanya pada materi tanaman (SoftScape) tetapi
juga pada materi selain tanaman (Hardscape) / bangunan taman juga perlu
dilakukan pemeliharaan secara berkala, agar fungsi dan nilai estetika tetap dapat
tercapai dengan baik. Fungsi dan nilai estetika tersebut merupakan fasilitas yang
ditujukan untuk memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pengguna taman
serta memberikan unsur keindahan pada taman.

SOP Perawatan Taman SMKN 63 Jakarta


27

Anda mungkin juga menyukai