Dinda Qhatrunnada
dindaqtnd@gmail.com
Ilmu Administrasi Bisnis
Universitas Padjadjaran
ABSTRAK
Capacity building adalah proses meningkatkan kemampuan, pengetahuan, keterampilan, dan
perilaku. Salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam perkembangan perusahaan adalah
kualitas SDM dalam menjalankan organisasi tersebut. Capacity building tidak hanya
berorientasi pada kemampuan manusia, namun mencakup keseluruhan lingkup organisasi
yang terdiri dari sistem penataan organisasi atau sering dikenal dengan sistem manajemen,
kebijakan target capaian, strategi pencapaian, dan peraturan organisasi. Lingkup demikian
mengisyaratkan adanya tingkat pengembangan kapasitas dari capacity development atau
capacity strengthening yang berarti mengembangkan kemampuan yang sudah ada (existing
capacity), dan pengembangan kapasitas yang mengedepankan proses kreatif untuk
membangun kapasitas yang belum terlihat atau constructing capacity.
Oleh karenanya, capacity building merupakan suatu proses untuk melakukan sesuatu, atau
serangkaian kegiatan untuk melakukan perubahan multilevel pada diri individu, kelompok-
kelompok, organisasi-organisasi, dan sistem-sistem guna memperkuat kemampuan
penyesuaian individu dan organisasi dalam menghadapi perubahan lingkungan yang ada.
INTRODUCTION
Pembangunan kapasitas internasional yang digerakkan oleh para praktisi sangat
penting bagi perkembangan masa depan negara-negara Afrika. Sayangnya, proyek
pembangunan kapasitas internasional tidak selalu efektif terutama karena mereka dirancang
tanpa keterlibatan praktisi Afrika (Costello 2010; Ika dan Donnelly, 2017). Di Afrika, faktor
paling penting untuk membuat peningkatan kapasitas internasional menjadi efektif telah
dinyatakan sebagai 'bagaimana' hal itu dilakukan, dengan melibatkan para ahli yang relevan,
alih-alih 'apa' yang sebenarnya dilakukan (Brautigam, Fjeldstad dan Moore, 2008).
Menurut literatur yang masih ada tantangan terbesar untuk pengembangan kapasitas
internasional di negara-negara Afrika adalah bahwa kita tidak tahu apa yang sebenarnya
dibutuhkan dari perspektif praktisi atau akademis (Awidi dan Cooper, 2015; Karikari,
Quansah dan Mohamed, 2015; Makinda, 2015; Omoruyi dan Omiunu, 2014; Stewart, 2015).
Penilaian kebutuhan dapat dilakukan untuk menutup celah ini (McGeary, 2009).
Ada banyak studi pengembangan kapasitas internasional yang berhasil dalam literatur
tetapi tidak ada arah penelitian yang jelas di masa depan untuk Afrika (Allen 2016; Alsudairi
dan Tatapudi 2014; Awidi dan Cooper 2015; Barnes dan van Laerhoven 2015; Beynaghi,
Trencher, Moztarzadeh, Mozafari, Maknoon dan Filho, 2016; Germak 2014; Karikari et al.
2015; Omoruyi dan Omiunu 2014; Steel, Anyidoho, Dadzie dan Hosier, 2016). Alasan lain
bahwa pembangunan kapasitas internasional di Afrika memerlukan lebih banyak penelitian
adalah karena dampak longitudinal dari krisis keuangan 2008 yang memaksa usaha kecil dan
nirlaba di seluruh dunia untuk mengevaluasi kembali strategi mereka (Strang, 2017). Oleh
karena itu penilaian kebutuhan saat ini mengenai pembangunan kapasitas di Afrika harus
dilakukan.
Berdasarkan pemikiran di atas, penelitian ini melibatkan para ahli materi pelajaran
Afrika untuk membantu dengan penilaian kebutuhan pembangunan kapasitas internasional
untuk negara-negara berkembang di Afrika. Desain penelitian pragmatis digunakan yang
melibatkan melakukan tinjauan literatur dan menerapkan teknik Delphi untuk menentukan
kebutuhan penelitian masa depan. Teknik statistik nonparametrik digunakan untuk
menganalisis data kualitatif secara objektif dan memprioritaskan temuan. Hasil penelitian ini
harus digeneralisasi ke pemerintah dan administrator kebijakan pembangunan kapasitas di
Afrika serta kepada peneliti dan praktisi lain di bidang ini.
METODELOGI
Penelitian ini menggunakan studi literatur dan analisis deskriptif. Alasan
menggunakan kualitatif dikarenakan peneliti ingin mengetahui masalah yang diteliti secara
mendalam, bukan secara meluas (kuantitatif). Metode ini memungkinkan peneliti dapat
menemui keadaan yang natural di lapangan, sehingga dapat mencari tahu lebih dalam
mengenai topik penelitian. Oleh karena itu, peneliti yang menggunakan jenis penelitian ini
tidak menggunakan konsep atau teori yang sudah ditemukan oleh para ilmuan lainnya untuk
rujukan sumber pendukung penelitian.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengembangan Kapasitas (Capacity Building) Penelusuran definisi capacity building
memiliki variasi antar satu ahli dengan ahli lainnya. Hal ini dikarenakan capacity building
merupakan kajian yang multi dimensi, dapat dilihat dari berbagai sisi, sehingga pendefinisian
yang masih sulit didapat. Secara umum konsep capacity building dapat dimaknai sebagai
proses membangun kapasitas individu, kelompok atau organisasi. Capacity building dapat
juga diartikan sebagai upaya memperkuat kapasitas individu, kelompok atau organisasi yang
dicerminkan melalui pengembangan kemampuan, ketrampilan, potensi dan bakat serta
penguasaan kompetensi-kompetensi sehingga individu, kelompok atau organisasi dapat
bertahan dan mampu mengatasi tantangan perubahan yang terjadi secara cepat dan tak
terduga. Capacity building dapat pula dimaknai sebagai proses kreatif dalam membangun
kapasitas yang belum nampak. Pengertian mengenai karakteristik dari pengembangan
kapasitas menurut (Milen,2004,h.16) bahwa Pengembangan kapasitas tentunya merupakan
proses peningkatan terus menerus (berkelanjutan) dari individu, organisasi atau institusi, tidak
hanya terjadi satu kali. Ini merupakan proses internal yang hanya bisa difungsikan dan
dipercepat dengan bantuan dari luar sebagai contoh penyumbang (donator).
PEMBAHASAN
Argumen utama untuk mengintegrasikan literatur pengembangan kapasitas dengan
literatur tentang ambidexterity kontekstual adalah salah satu dari komplementaritas yang
belum dijelajahi: Dalam literatur tentang ambidexterity kontekstual, sedikit yang diketahui
tentang proses aktual untuk menciptakan budaya pertanian ambidextrous (Raischetal, 2009;
WangandRa fiq, 2014; Havermans., 2009; et al., 2015), dan dalam pengembangan kapasitas
individu dan organisasi konteks ambidexterity belum diselidiki (Farazmand, 2004; Jensen dan
Krogstrup, 2017; KrogstrupandBrix, 2019). Diperlukan bahwa pelengkap penyelesaian
dapatdilakukandengan perspektif teoretis untuk mengambil langkah perilaku untuk mencapai
perspektif teori dan pengembangan organisasi. , dan keduanya menekankan pentingnya
pengaruh konteks pada pengembangan kapasitas inovasi (Farazmand, 2004; Raischetal.,
2009; WangandRa fi q, 2014; JensenandKrogstrup, 2017).
Berikut ini, argumen yang dibuat yang memberikan klaim untuk wawasan teoretis baru
berdasarkan pada beberapa tingkat konseptualisasi pekerjaan pembangunan kapasitas
REKOMENDASI
Untuk memiliki sebuah perusahaan yang selalu berkembang dan memiliki ekonomi diatas rata
– rata, tiap perusahaan seharusnya memaksimalkan SDM mereka dengan memberi pelatihan
terkait. Dengan begitu pekerja dalam perusahaan akan terus berkembang dan memberi kinerja
yang lebih tinggi dari waktu ke waktu. Seiring dengan perkembangan zaman, pekerja juga
harus memiliki skill yang kompeten di dunia kerja.
REFERENSI
Ahmad Tahir, F. F. (2015). Capacity building boost employees performance. 60-64.
Ahmed, E. M. (2017). Asia Pacific productivity development determinants. 60-63.
Authors, F. (2012). World Journal of Entrepreneurship , Management and Sustainable
Development Article information . 18.
Brix, J. (2018). Innovation capacity building An approach to maintaining balance in
organizational learning. 1-13.
Cruz, M. B. (2017). Journal of International Economics. 37-39.
Jenivia Dwi Ratnasari, M. M. (1999). PENGEMBANGAN KAPASITAS ( CAPACITY
BUILDING) KELEMBAGAAN PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
KABUPATEN JOMBANG. 103-110.
Kapucu, N. H. (2011). Survival of the fittest : Capacity building for small nonprofit
organizations. 236-245.
Keban, Y. T. (2000). sebagai Indikator Utama dan Fokus Penilaian Kinerja Pemerintahan. 1-
12.
Masser, I. (2007). CAPACITY BUILDING FOR SPATIAL DATA INFRASTRUCTURE
DEVELOPMENT ( SDI ). 1-20.
Sobeck, J. A. (2007). Organizational capacity building : Addressing a research and practice
gap. 237-246.
Strang, K. D. (2017). Needs assessment of international capacity building using a modified
Delphi technique Article information. 1-20.