Anda di halaman 1dari 8

Arahan Dirjen PKTL Sosialisasi SK 136 Tahun 2024 dan

SK 137 Tahun 2024:

Arahan Terkait Penerapan SK 136 Tahun


2024 dan SK 137 Tahun 2024 dalam
Rangka Percepatan Persetujuan
Lingkungan
Jakarta, 29 Februari 2024

Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh,

Selamat pagi,
Salam Sejahtera untuk kita semua,

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan
rahmatnya kita dapat berkumpul pada hari ini untuk bersama-sama
dapat mengikuti Sosialisasi Penerapan SK 136 Tahun 2024 tentang
Penugasan Proses Persetujuan Lingkungan yang merupakan
Kewenangan Pusat kepada Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam
Rangka Mendukung Pelaksanaan Perizinan Berusaha dan SK 137
Tahun 2024 tentang Petunjuk Teknis Tata Kelola Penerbitan
Persetujuan Lingkungan, Persetujuan Teknis, Rincian Teknis dan
Dokumen Rincian Teknis Lingkup Kementerian Lingkungan Hidup
Dan Kehutanan.
Saya sangat menghargai kehadiran bapak dan ibu semua, hadir di
ruangan ini dan dalam 2 hari ke depan akan saling berdiskusi terkait
penugasan Persetujuan Lingkungan beserta mekanismenya.

Yang saya hormati,


1. Seluruh Pejabat Eselon II, III Lingkup Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan;
2. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Seluruh Provinsi dan
Kabupaten/Kota; serta
3. Para Peserta Sosialisasi yang hadir baik secara offline dan online;

1|Page
Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang saya hormati,
Sebagai suatu hukum dasar, Sesuai Pasal 28 ayat (1) UUD 1945 telah
mengamanatkan bahwa “Setiap orang berhak mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat”. Di sisi lain sesuai Pasal 33
ayat 4 UUD 1945 telah mengamanatkan “Kegiatan perekonomian
[seperti Infrastruktur pelabuhan, waduk, ketenagalistrikan, jalan dan
lain-lain] diselenggarakan berdasar prinsip berkelanjutan,
berwawasan lingkungan”. Untuk itulah Sesuai dengan Amanat
Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaaan Lingkungan Hidup terdapat instrument perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup yang dikembangkan baik di level
perencanaan, pemanfaatan, pengendalian dan sampai sampai di level
pengawasan dan penegakan hukum. Sebagai salah satu bentuk
instrument yang diciptakan di UU 32 Tahun 2009, Amdal, UKL-UPL
dan Persetujuan Lingkungan merupakan safeguard untuk mengawal
Pasal 33 ayat 4 UUD 1945 dan Pasal 28 H ayat (1) UUD 1945 tersebut.

Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang saya hormati,


Seperti yang telah kita ketahui, sudah 4 tahun (sejak 3 November
2020), kita bersama mengimplementasikan UU Nomor 3 Tahun 2020
tentang Cipta Kerja yang dimana telah dirubah dengan UU Nomor 6
Tahun 2023.
Undang-Undang Cipta Kerja ini diselenggarakan dengan tujuan untuk
menciptakan lapangan kerja yang seluas-luasnya bagi rakyat
Indonesia secara merata di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia melalui antara lain peningkatan ekosistem investasi dan
kegiatan berusaha. Lebih lanjut dalam rangka peningkatan ekosistem
investasi dan kegiatan berusaha, beberapa upaya yang dilakukan
Pemerintah meliputi :1) penerapan Perizinan Berusaha berbasis risiko;
2) penyederhanaan persyaratan dasar Perizinan Berusaha dan
pengadaan lahan; 3) penyederhanaan Perizinan Berusaha sektor; dan
4) penyederhanaan persyaratan investasi.

Dalam UU Cipta Kerja ini aspek lingkungan merupakan salah satu


fokus yang merupakan persyaratan dasar perizinan berusaha dalam
rangka peningkatan ekosistem investasi dan kegiatan berusaha. Di
satu sisi lain UU ini juga mendorong pemenuhan aspek daya dukung
dan daya tampung lingkungan hidup.
Pada dasarnya dari sisi lingkungan, Pemerintah dapat melakukan
kontrol terhadap segala potensi dampak lingkungan dan resiko
lingkungan lainnya yang terjadi dalam dunia usaha dengan

2|Page
menetapkan pengaturan penerapan standar untuk melakukan suatu
kegiatan usaha. Menggunakan Standar akan dapat diidentifikasi
kemungkinan/ probabilitas terjadinya dampak lingkungan atau resiko
lingkungan dari suatu kegiatan usaha. Dengan menggunakan konsep
penerapan standar, Pemerintah dapat menetapkan kelayakan
lingkungan suatu usaha dan/atau kegiatan sebagai dasar penerbitan

Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang saya hormati,


Menindaklanjuti amanat UU Cipta Kerja tersebut serta demi
memastikan proses implementasi PP 22 Tahun 2021 dapat berjalan
secara maksimal, maka oleh karena itu kami KLHK menerbitkan 2
Surat Keputusan ini yaitu:
1. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
136 Tahun 2024 tentang Penugasan Proses Persetujuan
Lingkungan yang merupakan Kewenangan Pusat kepada
Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam Rangka Mendukung
Pelaksanaan Perizinan Berusaha
2. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
137 Tahun 2024 tentang Petunjuk Teknis Tata Kelola
Penerbitan Persetujuan Lingkungan, Persetujuan Teknis,
Rincian Teknis dan Dokumen Rincian Teknis Lingkup
Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan.
Penerbitan 2 Keputusan Menteri ini didasari beberapa hal yang yang
melatarbelakangi antara lain:
1. Meningkatnya Permohonan PL di Pusat, (Meningkat 17 x lipat)
dibanding sebelum UUCK
2. Perubahan Skema Pembagian Urusan Kewenangan Proses
Dokumen Lingkungan Pasca UUCK
3. Regulasi Terkait Kewenangan Tumpang Tindih dan Tidak
Sinkron (PP 5 Tahun 2021 dan UU Nomor 23/2014) yang malah
menghambat percepatan penyelesaian Proses Persetujuan
Lingkungan
4. Percepatan Proses dan Ketepatan Waktu Penyelesaian
Permohonan menjadi Standar dan Implementasi Yang Harus
ditetapkan

Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang saya hormati,


Di tahun 2023, terdapat ± 1723 Permohonan yang telah dimohonkan
kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan berdasarkan
hasil evaluasi yang telah dilakukan oleh internal KLHK melalui

3|Page
Inspektorat Jenderal KLHK serta oleh BPK RI menyebutkan terkait
Persetujuan Lingkungan terdapat beberapa hal yang menjadi temuan
salah satunya terkait waktu penyelesaian Persetujuan Lingkungan
yang sebagian masih belum sesuai tata waktu. Terkait dengan
penyelesaian sesuai tata waktu ini, maka dapat dipahami kita
bersama, berdasarkan hasil evaluasi maka perlu ada perbantuan
kepada Direktorat Pencegahan Dampak Lingkungan Usaha dan
Kegiatan. Oleh karena itulah bentuk perbantuan ini adalah melalui
perbantuan dari Provinsi/Kabupaten/Kota.

Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang saya hormati,


Saya sekali lagi perlu mengingatkan kepada Bapak dan Ibu Semua
terkait 7 butir hasil Rakernas Amdal Tahun 2023 antara lain:
1. Lembaga Uji Kelayakan (LUK) perlu segera dibentuk dan
memberikan pendampingan terhadap TUK melalui Kegiatan
Pembinaan dan Evaluasi secara berkala minimal 1 kali dalam 3
tahun yang meliputi: peningkatan kapasitas sumberdaya
manusia, pemenuhan NSPK Tatalaksana Proses Penilaian dan
Penerbitan Persetujuan Lingkungan serta Kualitas Mutu
Dokumen Kajian dan Kualitas Pengambilan Keputusan
Kelayakan Lingkungan.
2. TUK Amdal dan Penyusun Amdal perlu bersinergi dan kembali
memposisikan bahwa Kajian Amdal adalah kajian scientific
mendalam untuk Pengambilan Keputusan Kelayakan
Lingkungan sekaligus sebagai Alat Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan Hidup. Untuk itu Amdal harus
Ringkas, Focus, Mendalam dengan tetap memperhatikan
Ketersediaan Sumber Daya, Standar dan Prinsip Continual
Improvement dalam Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
3. Penyusun Amdal wajib memenuhi Kompetensi sesuai NSPK,
serta secara terus menerus mengembangkan kemampuan SDM
dan memperhatikan Perkembangan Ilmu Teknologi untuk
mampu Memberikan Pertimbangan Terbaik yang Berpihak pada
Aspek Lingkungan, Sosial dan Ekonomi yang akan menjadi
dasar Pengambilan Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup
dalam Persetujuan Pemerintah dan Persetujuan Lingkungan.
4. Proses administrasi penilaian dan pemeriksaan dokumen
lingkungan hidup dalam Penerbitan Persetujuan Pemerintah
dan Persetujuan Lingkungan wajib memperhatikan Persyaratan
Awal Perizinan Berusaha yang diterbitkan instansi sektor yang

4|Page
berwenang serta secara Terus Menerus Melakukan Koordinasi
untuk memastikan kesesuaian substansi dari KKPR, KKPRL
dan/atau Kebijakan di bidang Kehutanan.
5. Pelaksanaan Standardisasi dan Penyusunan Pedoman Teknis
terkait Perangkat Penting dalam proses Persetujuan Lingkungan
harus segera tersedia untuk dapat diimplementasikan secara
baik.
6. Sistem Informasi Dokumen Lingkungan Hidup (Amdalnet) harus
segera diimpletasikan dengan dukungan Asistensi, Pembinan
SDM dan Evaluasi terutama terhadap Provinsi dan
Kabupaten/Kota serta Pengembangan Sistem secara
Berkesinambungan sehingga Kualitas Pengambilan Keputusan
Kelayakan Lingkungan Hidup lebih Efektif, Efisien, Cermat dan
Tepat serta dapat Dipertanggungjawabkan secara publik.
7. Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan
(PKTL) KLHK perlu memberikan arahan pokok-pokok penting
terhadap posisi Pengambilan Keputusan Kelayakan Lingkungan
Hidup (Amdal – UKL UPL) yang berada pada level proyek yang
mampu Berperan Penting pada Tata Kelola Bidang Lingkungan
Hidup dan Kehutanan pada level Regional (KLHS) dan Nasional.

Maka tujuan sosialisasi yang kita adakan sekarang adalah bagian dari
implementasi pelaksanaan hasil rakernas angka 4, angka 5, dan
angka 6. Mengapa saya mengatakan demikian, hal itu dikarenakan
antara lain:
1. Implementasi 2 Keputusan Menteri ini yaitu Kepmen 136 Tahun
2024 dan Kepmen Kepmen 137 Tahun 2024, mengutamakan
agar Pelaku Usaha agar pelaku usaha dalam proses Persetujuan
Lingkungan dapat memenuhi dulu persyaratan tata ruang,
persetujuan teknis dan persetujuan awal
2. 2 Keputusan Menteri ini untuk memastikan adanya pedoman
standar teknis yang jelas terkait tata laksana penilaian Amdal,
UKL-UPL serta standar teknis jelas penyelesaian Persetujuan
Lingkungan sesuai tata waktu dan Service Level Agreement yang
jelas.
3. Implementasi 2 Keputusan Menteri ini yaitu Kepmen 136 Tahun
2024 dan Kepmen Kepmen 137 Tahun 2024 dilakukan melalui
Sistem Informasi Amdalnet, sehingga penggunaan Amdalnet
menjadi hal yang wajib digunakan agar 2 Keputusan Menteri ini
berjalan dengan maksimal.

5|Page
Tentu kita berharap satu persatu yang menjadi hasil Rakernas Amdal
tahun 2023 segera kita terapkan termasuk yang sedang dalam proses
finalisasi akhir dan kita tunggu bersama adalah terbentuknya
Lembaga Uji Kelayakan Lingkungan Hidup dan Tim Uji Kelayakan
Lingkungan Hidup.

Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang saya hormati,


Terkait dengan penugasan, seperti kita ketahui, penugasan ini adalah
merupakan tindak lanjut dari pelaksanaan SK 1296 Tahun 2023 yang
telah selesai dilaksanakan di April 2023. Harus diakui, bahwa proses
penugasan yang telah dilakukan selama 4 bulan tersebut, belumlah
sesuai dengan hasil yang diharapkan. Namun dari hasil yang telah
diselesaikan terdapat beberapa temuan yang mendasar mengapa
proses penugasan ini tetap dilanjutkan dan diberlakukan secara
nasional. Hal ini didasari terkait beberapa hal antara lain:
1. Bahwa lambatnya proses Persetujuan Lingkungan tidak hanya
terkendala faktor pemerintah, namun juga ada peran Pelaku
Usaha dan Konsultan Penyusun Dokumen Lingkungan yang
belum menuhi standar yang ditetapkan;
2. Bahwa proses yang lama, belum memuat alur yang
diimplementasikan ke dalam sistem informasi Amdalnet,
sehinggga membuat KLHK tidak dapat memonitor dengan baik
terkait dengan proses Penugasan;
3. Bahwa Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota tetap memiliki
komitmen yang tinggi dalam Proses Penugasan

Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang saya hormati,


Terkait dengan penugasan yang sekarang diterapkan maka ada
beberapa hal mendasar yang perlu bapak dan ibu perhatikan antara
lain;
1. Penugasan yang dilakukan sekarang tidak hanya sebatas
penugasan penilaian dan pemeriksaan dokumen lingkungan,
namun juga termasuk penugasan penerbitan Persetujuan
Lingkungan atas nasma Menteri LHK termasuk juga penugasan
Persetujuan Teknis;
2. Semua Proses Notifikasi akan dikirimkan Melalui Amdalnet,
sehingga Setiap Daerah Wajib Dapat Mefungsikan Amdalnet;
3. Setiap Proses Penilaian, Wajib melibatkan Unit Teknis KLHK
baik itu PDLUK dan Unit Teknis KLHK Di Daerah;
4. Penerbitan Persetujuan Lingkungan atas Nama Menteri tidak
dapat diwakilkan ke Kepala DPM PTSP atau Kepala Dinas LH,

6|Page
Oleh karena itu koordinasi antar instansi di Daerah Menjadi
Penting;
5. Provinsi/Kabupaten/Kota Tidak diperkenankan melakukan
Penilaian/Pemeriksaan bila tidak ada Notifikasi dari Amdalnet
atau Permohonan tidak Melalui Menteri LHK;
6. Setiap SKKL dan PKPLH Yang Diterbitkan harus dilaporkan
melalui Amdalnet;
7. Semua Permohonan wajib diselesaikan Mengikuti tata waktu
Yang Diatur dalam Kepmen LHK Nomor 137 Tahun 2024

Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang saya hormati,


Selain terkait dengan Penugasan, maka saya berharap bahwa kita
bersama dapat menerapkan dan mengimplementasikan Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 137 Tahun 2024
tentang Petunjuk Teknis Tata Kelola Penerbitan Persetujuan
Lingkungan, Persetujuan Teknis, Rincian Teknis dan Dokumen
Rincian Teknis Lingkup Kementerian Lingkungan Hidup Dan
Kehutanan. Keputusan ini adalah jawaban kami terhadap isu bahwa
proses Persetujuan Lingkungan tidak terstandar dan lama. Dalam
pengaturan ini telah di atur proses Persetujuan Lingkungan beserta
tata waktunya.
Terkait keputusan ini, maka yang menjadi sangat penting adalah
kedisiplinan kita bersama, karena telah diatur tata waktu baik di level
pemerintah dan tata waktu di Pelaku Usaha dan konsultan. Terkait
dengan ini, penerapannya akan dilakukan full melalui Sistem
Informasi Amdalnet. Oleh karena itu saya berpesan kepada semua
stakeholder bahwa penggunaan Amdalnet itu bukan lagi pilihan atau
opsional tapi sudah menjadi kewajiban. Saya berharap terutama
Direktorat PDLUK dapat segera memastikan bahwa ini
terimplementasi di seluruh Indonesia. Masih banyak info yang saya
terima bahwa terkait Amdalnet belum di terapkan di daerah. Oleh
karena itu, dengan adanya SK ini, maka tak ada kata untuk menolak
implementasi Amdalnet secara penuh.

Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang saya hormati,


Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih kepada bapak dan ibu
semua yang telah hadir baik offline dan online. Semoga kegiatan
sosialisasi pada hari ini mencapai pada tujuannya, segala masalah
dan problematika harus dibicarakan hari ini agar juga kita rumuskan
solusi secara bersama.

7|Page
Sekian dan Terima Kasih saya ucapkan. Wabilahitaufik wal hidayah,
Wassalamu’alikum warahmatullahi wabarakatuh.

Jakarta, 29 Februari 2024


Direktur Jenderal PKTL

Dr. Hanif Faisol Nurofiq, S.Hut, M.P

8|Page

Anda mungkin juga menyukai