Anda di halaman 1dari 17

PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

(BAPPEDA)
Jln. Veteran No. 2 Telp/Fax. (0287) 381570
KEBUMEN
Kebumen, 12 Januari 2016
Nomor

: 050/25

Lampiran

: 2 (dua) lampiran
: Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Forum SKPD Tahun 2016

Hal

K EPADA
Yth. Sdr. Kepala Satuan Kerja
Perangkat Daerah
Se-Kabupaten Kebumen
di KEBUMEN

SURAT EDARAN
Sebagaimana amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentan Pemerintahan Daerah, daerah wajib
menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sebagai rencana
pembangunan
tahunan
dan
merupakan
penjabaran
Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). RKPD disusun melalui
pendekatan politik, teknokratik, partisipatif, botton up dan top down,
mengacu kebijakan nasional dan provinsi sebagaimana tertuang pada
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan RKPD Provinsi Jawa Tengah.
Penyusunan
RKPD
dilakukan
melalui
suatu
mekanisme
perencanaan pembangunan yang melibatkan seluruh pemangku
kepentingan sehingga perlu dukungan dan partisipasi masyarakat.
Partisipasi masyarakat diharapkan terwujud dalam bentuk keterlibatan
stakeholders dalam setiap mekanisme pembangunan yang dimulai dari
musyawarah rencana pembangunan tingkat desa dan kelurahan
(Musrenbangdes/kel), musrenbang RKPD kabupaten di kecamatan
(musrenbangcam) dan musrenbang RKPD kabupaten (Musrenbangkab)
agar kualitas perencanaan pembangunan dapat semakin meningkat dan
sesuai dengan perencanaan pembangunan yang diharapkan.
Berkaitan dengan hal tersebut perlu adanya penyelenggaraan
Forum SKPD sebagai forum untuk klarifikasi hasil musrenbangcam
dengan Rancangan Rencana Kerja (Renja) SKPD sebelum penyelenggaraan
Musrenbangkab.
Selanjutnya, guna kelancaran pelaksanaan Forum SKPD, bersama
ini disampaikan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Forum SKPD Tahun 2016
yang didasarkan pada Peraturan Bupati Nomor 37 Tahun 2015 tentang
Tata Cara Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Rencana
Kerja Pemerintah Daerah sebagai berikut :

A. Ketentuan-ketentuan Penyelenggaraan
1. Forum SKPD Kabupaten merupakan wahana antar pihak-pihak
yang langsung atau tidak langsung mendapatkan manfaat atau
dampak dari program dan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi
SKPD Kabupaten.
2. Pelaksanaan Forum SKPD Tahun 2016 dilaksanakan pada bulan
Februari 2016 sesuai jadwal yang telah ditentukan.
3. Pelaksanaan Forum SKPD memperhatikan masukan usulan
kegiatan hasil musrenbangcam, evaluasi pelaksanaan kegiatan
SKPD tahun berjalan, Rancangan Renja SKPD Tahun 2017, Renstra
SKPD dan RPJMD periode terkait dan regulasi-regulasi lain terkait
perencanaan pembangunan. Namun demikian, apabila dokumen
tersebut diatas ada yang belum tersedia, pelaksanaan Forum SKPD
tetap dilaksanakan.
4. Penyelenggaraan
forum
SKPD
dilakukan
dengan
mempertimbangkan urgensi, efisiensi dan efektivitas sesuai dengan
kebutuhan bersama, dan diselenggarakan oleh masing-masing
SKPD di bawah koordinasi Bappeda.
5. Jumlah Forum SKPD serta jadwal acara pelaksanaannya ditentukan
dan dikoordinasikan Bappeda, disesuaikan dengan volume
kegiatannya dan kondisi setempat.
6. Bappeda memprioritaskan pembentukan Forum SKPD pada fungsifungsi pelayanan dasar pemerintahan daerah meliputi: pendidikan
dasar, kesehatan, prasarana, dan ekonomi masyarakat.
B. Tujuan
Forum SKPD bertujuan untuk:
1. Menyelaraskan program dan kegiatan SKPD sebagaimana
Rancangan Renja SKPD Tahun 2017 dengan usulan program dan
kegiatan hasil musrenbangcam;
2. Mempertajam indikator serta target program dan kegiatan SKPD
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD;
3. Menyelaraskan program dan kegiatan antar SKPD dengan SKPD
lainnya dalam rangka optimalisasi pencapaian sasaran sesuai
dengan kewenangan untuk sinergi pelaksanaan prioritas
pembangunan daerah;
4. Menetapkan kegiatan prioritas yang akan dimuat dalam RenjaSKPD tahun 2017;
5. Menyesuaikan pendanaan program dan kegiatan prioritas
berdasarkan pagu indikatif untuk masing-masing SKPD dan
prioritas pembangunan daerah pada Rancangan Awal RKPD serta
berbagai regulasi yang terkait;
C. Unsur-Unsur yang Terlibat
1. Peserta
Peserta Forum SKPD terdiri dari para delegasi kecamatan yang
ditetapkan dalam forum musrenbangcam, unsur pelaksana teknis
SKPD yang bersangkutan, dan delegasi dari kelompok-kelompok
masyarakat di tingkat kabupaten yang berkaitan langsung dengan
tugas pokok dan fungsi SKPD yang bersangkutan dengan
memperhatikan keterwakilan perempuan.

2. Narasumber
Narasumber forum SKPD berasal dari Bappeda, Kepala SKPD,
Unsur SKPD lain yang terkait, anggota DPRD dari Komisi yang
membidangi masing-masing SKPD, LSM dengan bidang kerja
sesuai fungsi SKPD, ahli/profesional dari kalangan praktisi
maupun akademisi, dan atau unsur lain sesuai kebutuhan.
3. Penyelenggara
Tim Penyelenggara terdiri atas unsur SKPD penyelenggara yang
ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala SKPD.
Tugas Tim Penyelenggara adalah sebagai berikut :
a. Memfasilitasi penyelenggaraan Forum SKPD
b. Menyusun hasil pemutakhiran rancangan Renja-SKPD
berdasarkan hasil Forum SKPD.
c. Merangkum berita acara penyelenggaraan Forum SKPD.
d. Melaporkan kepada Bappeda hasil pemutakhiran rancangan
Renja-SKPD.
D. Masukan/Bahan/Materi/ Informasi Yang Harus disiapkan
1. Rancangan Renja-SKPD sesuai pagu Indikatif SKPD yang
merupakan hasil entry melalui Sistem Informasi Perencanaan
Pembangunan Daerah (SIMPER).
Adapun entry Renja SKPD
melalui SIMPER telah dilakukan sejak awal Desember 2015 dan
akan ditutup pada tanggal 28 Januari 2016. Adapun Pagu
Indikatif SKPD akan dibagikan pada Minggu III Januari 2016.
2. Daftar kegiatan prioritas pembangunan di wilayah kecamatan hasil
Musrenbangcam yang telah dientry oleh kecamatan dan telah
divalidasi oleh SKPD melalui SIMPER.
Adapun entry Hasil
musrenbangcam oleh kecamatan akan ditutup pada tanggal 8
Januari 2016 yang terdiri dari :
a. Daftar Usulan yang didanai dengan kuota kecamatan wajib
diimplementasikan ke dalam Renja SKPD dan harus dientry
bersamaan dengan entry Renja SKPD
b. Daftar Usulan yang didanai dengan Kuota SKPD selanjutnya
divalidasi oleh SKPD dan hasil validasi dipaparkan pada saat
Forum SKPD. Adapun validasi oleh SKPD dapat dimulai
pada tanggal 9 Januari 2016 dan ditutup pada tanggal 28
Januari 2016.
3. Daftar Hasil Validasi terhadap Hasil Reses DPRD. Validasi oleh
SKPD dapat dilakukan melalui SIMPER mulai tanggal 9 Januari
s/d 28 Januari 206.
4. Berbagai dokumen perencanaan dan regulasi yang terkait dengan
pembangunan
5. Informasi kegiatan yang bersumber dari APBN dan APBD Provinsi.
E. Mekanisme Penyelenggaraan
Mekanisme penyelenggaraan Forum SKPD dilakukan dengan tahapan
sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
Kepala SKPD menetapkan Tim Penyelenggara Forum SKPD;

a. Menyiapkan penyelenggaraan Forum SKPD meliputi : jadwal,


tempat, peserta, paparan bahan/materi, tata tertib, dan
peralatan serta notulen untuk Forum SKPD;
b. Menyiapkan bahan Forum SKPD untuk dibagikan kepada
peserta sebagai bahan pokok pembahasan sebagai berikut :
1) Tabel Renja SKPD Tahun 2017 hasil entry SIMPER dan
telah memuat usulan kegiatan pembangunan dari kuota
kecamatan dan dari usulan kecamatan ke SKPD yang telah
divalidasi SKPD. Hasil validasi diimplementasikan pada
lokasi kegiatan.
2) Daftar Usulan Kegiatan Pembangunan Tahun 2017
Sumberdana APBD Provinsi Sektoral yang telah memuat
lokasi desa dan kecamatan termasuk usulan dari
kecamatan yang tidak divalidasi atau tidak dapat
diakomodir pada renja SKPD (keterangan : jika usulan
kecamatan tersebut memenuhi syarat untuk di usulkan ke
sumber dana provinsi sektoral).
Form Usulan dibuat
manual mengacu pada Form usulan tahun sebelumnya.
3) Daftar Usulan Kegiatan Pembangunan tahun 2017
Sumberdana APBD Provinsi Bantuan Pembangunan
Kabupaten/Kota atau Bankeu yang memuat lokasi desa
dan kecamatan termasuk usulan dari kecamatan yang
tidak dapat diakomodir pada renja SKPD (keterangan : jika
usulan kecamatan tersebut memenuhi syarat untuk
diusulkan melalui sumberdana provinsi Bankeu). Form
Usulan dibuat manual mengacu pada Form usulan tahun
sebelumnya.
4) Daftar Usulan Kegiatan Pembangunan tahun 2017
Sumberdana APBN/Tugas Pembantuan(TP) yang memuat
lokasi desa dan kecamatan termasuk usulan dari
kecamatan yang tidak dapat diakomodir pada renja SKPD
(keterangan : jika usulan kecamatan tersebut memenuhi
syarat untuk diusulkan melalui sumberdana APBN/TP).
Form Usulan dibuat manual mengacu pada Form usulan
tahun sebelumnya.
5) Daftar Validasi terhadap Pokok Pikiran/Hasil Reses DPRD.
6) Tabel Daftar Kegiatan Pembangunan Lintas SKPD
c. Mengundang narasumber dan calon peserta Forum SKPD yang
berasal dari delegasi kecamatan dan kelompok-kelompok
masyarakat yang bekerja dalam bidang yang terkait dengan
tugas pokok dan fungsi SKPD selambat-lambatnya 3 hari
sebelum pelaksanaan dengan melampirkan bahan Forum
SKPD.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pendaftaran peserta oleh Tim penyelenggara.
b. Acara pembukaan Forum SKPD.
c. Pembacaan dan penyepakatan tata tertib.
d. Pemaparan dan atau sambutan antara lain:

1) Kebijakan pemerintah daerah terkait dengan prioritas


pembangunan daerah yang perlu dipedomani dan
diperhatikan dalam menyusun Renja SKPD oleh Bappeda;
2) Pemaparan Prioritas Pembangunan berdasar Rancangan
Renja SKPD Tahun 2017 secara makro oleh Kepala SKPD.
3) Pemaparan Bahan Pembahasan Forum SKPD sebagaimana
pada poin E.1.b.1) s/d 6). Pemaparan dapat dibuat per
bidang tugas di masing-masing SKPD.
e. Pembahasan/Musyawarah/Tanya Jawab/Diskusi
1) Pembahasan/ Tanggapan dan masukan dari peserta
terhadap Pemaparan Bahan Forum SKPD.
2) Tanggapan
DPRD
selaku
narasumber
terhadap
Reasoning/Penjelasan SKPD mengenai Pokok Pikiran/Hasil
Reses DPRD
3) Penjelasan SKPD terhadap tanggapan peserta dan DPRD
f. Memilih dan menetapkan 1 orang delegasi Forum SKPD yang
berasal dari organisasi kelompok-kelompok masyarakat skala
Kabupaten untuk mengikuti Musrenbang RKPD Kabupaten.
Adapun Tugas delegasi Forum SKPD yaitu membantu Tim
Penyelenggara Forum SKPD dalam memutakhirkan rancangan
Renja-SKPD dan memperjuangkan kegiatan prioritas RenjaSKPD dalam Musrenbang RKPD Kabupaten.
g. Penandatanganan Berita Acara kesepakatan hasil Forum SKPD
dengan lampiran sebagaimana pada bahan forum SKPD (poin
E.1.b.1) s/d 6) yang telah dibahas dan disepakati forum.
F. Laporan Hasil Forum SKPD
Keluaran yang dihasilkan dari Forum SKPD dijadikan sebagai laporan
hasil Forum SKPD berupa Berita Acara Kesepakatan Hasil Forum
SKPD dengan lampiran-lampiran sebagai berikut :
1. Tabel Renja SKPD Tahun 2017 hasil entry SIMPER yang telah
memuat usulan kegiatan pembangunan kuota kecamatan dan
usulan kecamatan yang divalidasi dan disepakati dalam forum
SKPD. Apabila terdapat perbedaan antara bahan forum SKPD
dengan hasil kesepakatan Forum SKPD, maka SKPD harus entry
revisi Tabel Renja SKPD melalui SIMPER 3 hari setelah Forum
SKPD dan berkoordinasi dulu dengan Bappeda
2. Daftar Usulan Kegiatan Pembangunan Tahun 2017 Sumberdana
APBD Provinsi Sektoral yang telah memuat lokasi desa dan
kecamatan sebagaimana yang dipaparkan dan disepakati peserta
forum SKPD. Daftar usulan sudah berdasar hasil entry ke SIPPD
Provinsi dengan alamat sippd.jatengprov.go.id dimulai pada
minggu III Pebruari 2016. Pemilihaan kegiatan yang akan
diusulkan
dengan
memperhatikan
Arah
dan
Kebijakan
Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017
(Lampiran 2)
3. Daftar Usulan Kegiatan Pembangunan tahun 2017 Sumberdana
APBD Provinsi Bantuan Pembangunan Kabupaten/Kota atau
Bankeu yang memuat lokasi desa dan kecamatan termasuk usulan
dari kecamatan sebagaimana yang dipaparkan dan disepakati

peserta forum SKPD. Daftar usulan sudah berdasarkan hasil entry


ke SIPPD Provinsi dengan alamat sippd.jatengprov.go.id dimulai
pada minggu III Pebruari 2016. Pemilihaan kegiatan yang akan
diusulkan
dengan
memperhatikan
Arah
dan
Kebijakan
Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017
(Lampiran 2)
4. Daftar Usulan Kegiatan Pembangunan tahun 2017 Sumberdana
APBN/Tugas Pembantuan(TP) yang memuat lokasi desa dan
kecamatan sebagaimana yang dipaparkan dan disepakati peserta
forum SKPD. Daftar usulan ini dibuat manual yang akan menjadi
dasar entry ke UKPPD. Adapun entry UKPPD menunggu informasi
lebih lanjut dari Bappeda Provinsi Jateng.
5. Daftar Validasi terhadap Pokok Pikiran / Hasil Reses DPRD
berdasarkan hasil validasi melalui SIMPER.
6. Tabel Daftar Kegiatan Pembangunan Lintas SKPD
7. Daftar delegasi Forum SKPD dan Daftar hadir peserta Forum SKPD
Tahun 2016
Selanjutnya keseluruhan laporan tersebut dikirim ke Bappeda dalam
bentuk Hard Copy rangkap 2 (dua) paling lambat minggu 4 Februari
2016 atau setelah sippd provinsi jateng di tutup.
G. Biaya
Pelaksanaan Forum SKPD dibiayai oleh APBD Kabupaten Kebumen
yang dibebankan di masing-masing SKPD pada kegiatan atau Sub
Kegiatan penyelenggaraan Forum SKPD Tahun 2016 atau pada
kegiatan lain yang dapat digunakan untuk membiayai forum SKPD.
Demikian Petunjuk Teknis Pelaksanaan Forum SKPD Kabupaten
Kebumen Tahun Anggaran 2016 untuk dilaksanakan dengan penuh rasa
tanggung jawab.

TEMBUSAN : Disampaikan kepada Yth:


1. Ketua DPRD Kabupaten Kebumen;
2. Sekretaris Daerah Kabupaten Kebumen;
3. Para Asisten Sekda Kabupaten Kebumen;
4. Kepala Bappeda Kabupaten Kebumen;
5. Inspektur Kabupaten Kebumen;
6. Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah Kabupaten Kebumen.

Lampiran 1. Format Rancangan Berita Acara Kesepakatan Hasil Forum SKPD

BERITA ACARA
KESEPAKATAN HASIL FORUM SKPD
KABUPATEN KEBUMEN
Pada hari .......... tanggal............ sampai dengan hari ..........
tanggal.............
bulan............... tahun............ telah diselenggarakan Forum
SKPD.......... Kabupaten Kebumen yang dihadiri pemangku kepentingan sesuai
dengan daftar hadir sebagaimana tercantum dalam Lampiran berita acara ini.
Setelah memperhatikan, mendengar, dan mempertimbangkan:
1. Pemaparan materi (disesuaikan dengan materi dan nama pejabat yang
menyampaikan).
2. Tanggapan dan saran dari seluruh peserta Forum SKPD terhadap materi yang
dipaparkan sebagaimana telah dirangkum menjadi hasil keputusan Forum
SKPD, maka pada:
Hari/Tanggal
Jam
Tempat

:
:
:

Forum SKPD........................................... Kabupaten Kebumen Tahun 2016


MENYEPAKATI
1. Program dan kegiatan prioritas dan indikator kinerja yang disertai target dan
kebutuhan pendanaan yang telah diselaraskan dengan usulan kegiatan
prioritas dari musrenbang RKPD Kabupaten di kecamatan sebagaimana yang
tercantum pada Tabel 1,2,3,4,5 dan 6 Lampiran I Berita Acara ini;
2. Menyepakati berita acara ini beserta lampirannya, merupakan satu kesatuan
dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari berita acara hasil
kesepakatan Forum SKPD ..................................................... Kabupaten
Kebumen.
4. Berita acara ini beserta lampirannya dijadikan sebagai bahan penyempurnaan
rancangan RKPD Kabupaten Kebumen Tahun 2017
Demikian berita acara ini dibuat dan disahkan untuk digunakan
sebagaimana mestinya.
tanggal .............................................
Pimpinan Sidang
(Nama Jabatan Kepala SKPD)
Tanda tangan dan stempel

(Nama)

Menyetujui,
Wakil Peserta Forum SKPD ............................................................ Kabupaten
Kebumen
NO
1.
2.
3.
4.
5.

Nama

Unsur
Perwakilan
DPRD*
Unsur Bappeda
Unsur SKPD
Unsur
Masyarakat
Delegasi
Kecamatan

Alamat

Tanda
Tangan

Lampiran 2. Arah dan Prioritas Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Tengah


Isu Strategis Pembangunan Jawa Tengah Tahun 2017
Mendasarkan berbagai permasalahan pembangunan di Jawa Tengah,
maka isu strategis pembangunan Jawa Tengah Tahun 2017 dapat dirumuskan
sebagai berikut :
1. Pengurangan Kemiskinan dan Pengangguran
Kemiskinan dan pengangguran merupakan masalah yang bersifat
multidimensi dan sangat penting untuk ditangani secara terpadu dan
terarah melalui pelibatan atau dukungan seluruh pemangku kepentingan.
Penurunan kemiskinan di Jawa Tengah cenderung masih lambat dan
sampai dengan bulan Maret Tahun 2015 jumlah penduduk miskin di Jawa
Tengah mencapai 4,577 juta orang (13,58%). Sedangkan jumlah
pengangguran pada bulan Agustus Tahun 2015 sebanyak 0,86 juta jiwa
(4,99%).
2. Kedaulatan Pangan
Permasalahan yang masih dihadapi dalam pencapaian kedaulatan
pangan antara lain terganggunya produktivitas pertanian akibat perubahan
iklim, gangguan organisme pengganggu tanaman dan alih fungsi lahan
pertanian; belum meratanya akses pangan sehingga masih terdapat daerah
rawan pangan; belum optimalnya pengolahan dan masih rendahnya daya
saing produk pangan lokal; masih tingginya konsumsi beras; semakin
berkurangnya minat generasi muda di bidang pertanian. Selain hal tersebut,
rendahnya produksi kedelai juga masih merupakan tantangan ke depan
yang perlu secara optimal ditingkatkan.
3. Kedaulatan Energi
Ketergantungan terhadap energi yang bersumber dari fosil masih
cukup besar serta masih terdapat potensi dan sumberdaya energi EBT yang
belum dimanfaatkan secara optimal, masih terdapat rumah tangga belum
berlistrik terutama di daerah terpencil, pola konsumsi energi masyarakat
dan industri masih boros, meningkatnya penggunaan kendaraan pribadi,
dan kurangnya fasilitasi dan apresiasi bagi kelompok-kelompok masyarakat
yang memanfaatkan EBT oleh Pemerintah.
4. Pembangunan Infrastruktur
Kondisi infrastruktur yang masih belum merata kualitas, kapasitas
dan sebarannya utamanya pada prasarana jalan dan jembatan serta irigasi,
baik untuk infrastruktur kewenangan Nasional, Provinsi maupun
Kabupaten/Kota serta Desa mengakibatkan sistem jaringan infrastruktur
masih belum dapat optimal dalam melayani kebutuhan masyarakat. Selain
itu, infrastruktur sebagai pembentuk struktur ruang wilayah masih
terkendala belum selesainya secara keseluruhan infrastruktur strategis di
Provinsi Jawa Tengah (diantaranya Jalan Tol, JJLS, Bandara A. Yani,
13

Pelabuhan Tanjung Emas, Embung, Kereta Api dan PLTU), kelestarian


lingkungan dan Penurunan Gas Rumah Kaca perlu semakin diperhatikan
termasuk upaya mitigasi, adaptasi dan penanggulangan bencana utamanya
peningkatan
penanggulangan
kekeringan
dengan
memperbanyak
tampungan air /embung.
5. Tata Kelola Pemerintahan, Kondusivitas dan Demokratisasi
Tingkat partisipasi masyarakat masih perlu ditingkatkan terutama
dalam setiap pengambilan kebijakan dan kehidupan berdemokrasi.
Demikian pula dengan kondusivitas daerah masih perlu untuk dimantapkan
dalam rangka menciptakan rasa aman dan nyaman sehingga dapat
berdampak pada meningkatnya investasi. Selain hal tersebut, perlu
ditingkatkan perbaikan kinerja birokrasi yang mencakup 8 area perubahan
(penataan organisasi, tatalaksana, peraturan perundang-undangan, sumber
daya manusia aparatur, penguatan pengawasan, akuntabilitas kinerja,
peningkatan kualitas pelayanan publik, serta perubahan pola pikir (mindset)
dan budaya kerja (cultural set) aparatur.
Arah Kebijakan dan Prioritas Pembangunan Jawa Tengah Tahun 2017
Sebagai upaya pencapaian target sasaran pembangunan dan
mempertimbangkan permasalahan yang dihadapi, maka pembangunan daerah
Jawa Tengah Tahun 2017 diarahkan untuk Meningkatkan ketahanan pangan
dan energi berkelanjutan serta percepatan penanggulangan kemiskinan dan
pengangguran guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan kemandirian
wilayah. Dalam kerangka ini, maka prioritas pembangunan Jawa Tengah
Tahun 2017 ditujukan untuk :
1. Peningkatan ketahanan pangan dan energi melalui pembangunan
pertanian dalam arti luas serta pengembangan dan pemanfaatan energi
secara berkelanjutan, dengan fokus pada :
a. Peningkatan produksi dan produktivitas pertanian dalam arti luas
melalui pengembangan bibit unggul bersertifikat tahan perubahan iklim
dan OPT, pengembangan induk dan benih ikan unggul, pengembangan
pakan ikan mandiri/pakan lokal, rekayasa dan pemanfaatan teknologi
pertanian dan perikanan; validasi RDKK dan pengendalian distribusi
pupuk bersubsidi; menjamin ketersediaan BBM bersibsidi untuk
nelayan; pengendalian hama terpadu; pengendalian alih fungsi lahan
persawahan/ pertanian; peningkatan populasi ternak dengan
penyediaan bibit unggul dan pencegahan pemotongan betina produktif;
pemanfaatan lahan hutan dibawah tegakan; pembangunan dan
peningkatan sarpras pelabuhan perikanan; pengembangan alat tangkap
ikan ramah lingkungan; peningkatan kualitas mutu dan perbaikan
sistem penyimpanan dan pendistribusian garam rakyat.
b. Peningkatan dan produktivitas kedelai antara lain melalui fasilitasi
sarana produksi, optimalisasi pemanfaatan lahan dan peningkatan
kapasitas petani dengan pelatihan.
14

c. Peningkatan ketersediaan air baku utamanya dengan memperbanyak


pembangunan embung/tambungan air sebagai bagian dari program
pembangunan 1.000 embung serta mendorong dukungan Nasional,
Kabupaten/kota dan masyarakat/swasta terhadap program tersebut.
d. Peningkatan kondisi jaringan irigasi yang tersinkronisasi dengan
Kabupaten/kawasan utama penghasil padi dan sawah LP2B serta
mendorong peninngkatan partisipasi masyarakat.
e. Peningkatan daya saing produk pangan lokal melalui pengembangan
sertifikasi pangan organik, Prima 3 serta penyediaan pangan yang
Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman.
f. Revitalisasi Balai Perbenihan pertanian, peternakan, perkebunan dan
perikanan.
g. Peningkatan diversifikasi, distribusi dan aksesibilitas pangan melalui
pengembangan pemanfaatan pekarangan; pengembangan diversifikasi
pengolahan pangan berbasis sumber daya lokal; penguatan Lembaga
Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM); peningkatan kemandirian dan
penanganan kerentanan pangan masyarakat, pengembangan lumbung
pangan masyarakat, peningkatan ketersediaan dan cadangan pangan
masyarakat serta pengembangan cadangan pangan Provinsi Jawa
Tengah.
h. Peningkatan kapasitas petani melalui pelatihan, akses teknologi,
sumber-sumber pembiayaan, informasi harga dan akses pasar.
i. Peningkatan pelayanan jaringan listrik melalui pembangunan jaringan
listrik perdesaan, EBT, sambungan listrik murah, fasilitasi perijinan
dan jaringan pelayanan dan akses listrik kepada PLN, fasilitasi
dukungan pembangunan PLTU Batang dan Cilacap serta mendorong
upaya-upaya untuk hemat energi.
2. Percepatan penanggulangan kemiskinan secara terpadu melalui
pengurangan beban pengeluaran masyarakat miskin, peningkatan
pendapatan masyarakat miskin serta pemberdayaan usaha ekonomi mikro
dan kecil bagi masyarakat miskin, dengan fokus pada :
a. Pengurangan beban pengeluaran masyarakat miskin, antara lain
dengan :
1) Pola sharing program dan pendanaan antara Pemerintah Pusat,
Provinsi dan Kabupaten/Kota, yaitu :
Akses layanan pendidikan melalui pemberian Bantuan Siswa
Miskin (BSM) dengan pola sharing yaitu Pemerintah Provinsi
untuk Pendidikan Menengah dan Khusus, sedangkan
Pemerintah Kabupaten/Kota untuk Pendidikan Dasar.
Akses kesehatan melalui Jamkesda/pembiayaan kesehatan
masyarakat miskin non kuota APBN, dengan sharing
pembiayaan
Pemerintah
Provinsi
sebesar
40%
dan
Kabupaten/Kota sebesar 60%.
Catatan : Apabila seluruh pembiayaan kesehatan masyarakat
miskin sudah ditangani Pemerintah Pusat (universal coverage),

15

2)

3)
4)

5)

6)

maka alokasi anggaran dari APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota


hanya untuk pembiayaan buffer/cadangan.
Akses infrastruktur pada perbaikan Rumah Tidak Layak Huni
(RTLH), dengan pola sharing penanganan Pemerintah Pusat
sebesar 20%, Pemerintah Provinsi sebesar 30% dan
Kabupaten/Kota sebesar 50%.
Catatan : Apabila proporsi Pusat kurang atau lebih dari 20%,
maka
penanganan
kekurangan
perbaikan
RTLH
akan
diperhitungkan secara proporsional antara Provinsi dan
Kabupaten/Kota
Peningkatan pemenuhan kecukupan pangan, akses pelayanan dan
infrastruktur dasar, diutamakan pada Kabupaten/Kecamatan/Desa
dengan tingkat kemiskinan tinggi.
Pengembangan pasar lelang dan sistem resi gudang serta fasilitasi
penyelenggaraan pasar murah menjelang lebaran.
Peningkatan pembinaan dan fasilitasi kelompok rentan dan PMKS
dengan peningkatan jumlah PSKS, pembinaan kelompok binaan
PMKS non Panti, dan fasilitasi pemenuhan dokumen kependudukan
bagi kelompok rentan.
Pemenuhan layanan kebutuhan dasar PMKS yang tidak produktif
dengan pelibatan Pemerintah Daerah, Dasa Wisma (Dawis) serta
Dunia Usaha dan Industri (DUDI) didukung dengan data pemetaan
dan penyebaran PMKS.
Peningkatan pelayanan adminduk bagi kelompok miskin melalui
unit layanan penduduk miskin sebagai upaya mempermudah dalam
mendapatkan layanan dasar.

b. Peningkatan pendapatan melalui pemberdayaan masyarakat miskin


antara lain :
1) Peningkatan kemampuan berusaha dengan pemberdayaan ekonomi
masyarakat berbasis potensi sumber daya lokal; pembangunan
karakter dan jiwa berusaha bagi pemuda; jaminan dan kepastian
usaha serta kepastian harga jual/produk; pengembangan Usaha
Kecil Menengah; peningkatan kewirausahaan perempuan melalui
optimalisasi kelompok Dawis; dan pelibatan DUDI untuk
menumbuhkan kesempatan berusaha.
2) Membangun sinergitas dengan dunia usaha, masyarakat dan para
pemangku
kepentingan
untuk
berpartisipasi
aktif
dalam
penanganan kemiskinan.
c. Pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil bagi masyarakat miskin,
antara lain dengan :
1) Pengembangan wirausaha baru berbasis Usaha Kecil Menengah.
2) Fasilitasi perluasan akses permodalan, pasar dan jaminan harga.
3) Fasilitasi kepengurusan sertifikat hak atas tanah kerjasama dengan
BPN sehingga bisa digunakan sebagai agunan pengajuan kredit
usaha.
16

3. Peningkatan kualitas dan kompetensi sumber daya manusia diberbagai


bidang dan layanan sosial dasar masyarakat secara berkelanjutan, dengan
fokus pada :
a. Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, kualitas, kesetaraan dan
kepastian dalam penyelenggaraan pendidikan melalui optimalisasi
pengelolaan pendidikan menengah dan pendidikan khusus dengan
pemberian BOSDA Dikmen dan Diksus; peningkatan sarpras
pendidikan guna memenuhi SPM dan SNP utamanya peningkatan
ketersediaan SMA/SMK di wilayah kecamatan yang belum memiliki
satuan pendidikan menengah; pengembangan kurikulum muatan lokal
dengan penambahan substansi kewirausahaan khususnya untuk
pendidikan menengah; peningkatan kualifikasi dan kompetensi
pendidik dan tenaga kependidikan dengan studi lanjut ke S1/D4 dan
pelatihan kompetensi teknis guru dan tendik; pengembangan potensi
siswa dan peningkatan mutu lulusan dengan fasilitasi lomba-lomba dan
karya ilmiah; optimalisasi peran swasta dan masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan dengan program CSR dan partisipasi
masyarakat dalam pembiayaan pendidikan.
b. Peningkatan minat dan budaya baca masyarakat melalui peningkatan
sarana prasarana dan pengembangan layanan perpustakaan daerah;
serta pengembangan jaringan kemitraan.
c. Peningkatan akses serta mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
melalui peningkatan sarana prasarana pelayanan kesehatan;
optimalisasi pelaksanaan Bintek, Diklat dan Workshop bagi Tenaga
Medis dan Non Medis; optimalisasi peran Dokter dan Bidan PTT;
stimulan pemberian bantuan jamban keluarga di kab/kota;
Peningkatan upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
di 35 kab/kota; serta Peningkatan partisipasi dan pemberdayaan
masyarakat di bidang kesehatan.
4. Penguatan potensi ekonomi kerakyatan berbasis komoditas lokal, industri
kreatif dan sentra/klaster dalam rangka percepatan pengurangan
pengangguran, dengan fokus pada :
a. Peningkatan produktivitas dan daya saing koperasi dan UMKM melalui
pengembangan Produk Unggulan Daerah berbasis Sumber Daya Lokal
melalui Pendekatan OVOP; penguatan kapasitas dan kelembagaan
Koperasi; perluasan akses pembiayaan dengan pendampingan
manajemen dan usaha; peningkatan kualitas sumber daya manusia
pengurus/pengelola koperasi dan UMKM dengan pendidikan dan
pelatihan berbasis kompetensi, bimbingan teknis, magang serta PKL;
serta perluasan pangsa pasar bagi produk koperasi dan UMKM dengan
pameran dan promosi.
b. Pengembangan klaster industri yang berbasis potensi lokal yang
menyerap tenaga kerja.
c. Peningkatan penguasaan akses dan informasi pasar, promosi,
kemitraan/kerjasama usaha dengan mengoptimalkan perkuatan

17

jejaring antar sentra/klaster industri dan mendorong penerapan


standar mutu produk lokal.
d. Peningkatan kualitas dan kompetensi tenaga kerja; perluasan dan
pengembangan kesempatan bekerja; perbaikan iklim serta penguatan
hubungan industrial ketenagakerjaan.
e. Peningkatan kemampuan dan produktivitas kerja serta peningkatan
etos kerja untuk meningkatkan kondisi kerja yang kompetitif; perluasan
dan pengembangan kesempatan bekerja; program magang kerja;
perbaikan iklim serta penguatan hubungan industrial ketenagakerjaan
f. Peningkatan realisasi dan persebaran investasi di Jawa Tengah dengan
pemberian kemudahan perizinan melalui PTSP, pengembangan klaster
industri yang berbasis potensi lokal yang menyerap tenaga kerja,
peningkatan promosi, membangun citra positif potensi dan peluang
investasi Jawa Tengah.
g. Pembangunan pariwisata sesuai potensi lokal daerah untuk
meningkatkan perekonomian masyarakat melalui peningkatan daya
tarik destinasi wisata, penyediaan infrastruktur pendukung,
peningkatan kualitas dan kapasitas SDM Pariwisata, serta optimalisasi
pemasaran pariwisata.
5. Pemantapan
pembangunan
infrastruktur
dengan
memperhatikan
keberlanjutan sumberdaya alam dan lingkungan hidup, dengan fokus
pada:
a. Peningkatan kualitas dan kapasitas jalan dan jembatan menuju Jawa
Tengah bebas lubang dengan ruas tuntas utamanya pada ruas-ruas
jalan strategis serta menjaga kondisi baik meningkat dari tahun 2016.
b. Peningkatan penanganan banjir pada Wilayah Sungai Bodri Kuto dan
Pemali-Comal utamanya di S. Bodri, Kendal, Blukar, Damar, Bulanan,
Meduri, Bremi, Pemali, Comal serta mendorong pada Wilayah Sungai
kewenangan Pusat utamanya di Sungai Bengawan Solo, BKT, Serang,
Juwana, Lusi, Wulan, Kabuyutan, Cisanggarung, Gelis, Piji, Logung,
Mangkang, progo, Wawar, Tipar, Serayu, Citanduy, Cibereum, Cikonde,
Luk Ulo dan sabuk pantai di wilayah Pantura.
c. Memfasilitasi
percepatan
penyelesaian
dan
operasionalisasi
pembangunan infrastruktur strategis di Jawa Tengah diantaranya Jalan
Tol (Bawen-Solo, Pejagan-Semarang); JJLS; Bandara Internasional A.
Yani Semarang; Pelabuhan Tanjung Emas; Waduk (Logung, Pidekso,
Gondang, Kuningan); DI Slinga Purbalingga; Reaktivasi KA; Jalan
Nasional (antara lain Pelebaran Klampok - Banjarnegara, WangonTemanggung, Tegal Purwokerto).
d. Peningkatan cakupan pelayanan air bersih utamanya percepatan
penyelesaian dan operasionalisasi pengembangan SPAM Regional
(Bregas, Keburejo); pelibatan peran swasta dan masyarakat dalam
penyediaan serta pengelolaan air bersih.
e. Peningkatan pelayanan transportasi publik dan keselamatan utamanya
percepatan
operasionalisasi
Angkutan
massal
anglomerasi
Kedungsapur (koridor Semarang - Bawen); keselamatan lalu lintas
18

angkutan jalan dan fasilitasi percepatan rencana Bandara Wirasaba


Purbalingga.
f. Menurunkan beban pencemaran akibat pembuangan air limbah melalui
Program Penilaian Kinerja Perusahaan dan Program Kali Bersih,
Pembangunan IPAL di sentra-sentra IKM dan Peningkatan kapasitas
pelaku usaha UMKM.
g. Peningkatan mitigasi dan penanganan pasca bencana melalui
Peningkatan dan pemeliharaan saluran air; rehabilitasi dan konservasi
Daerah Aliran Sungai termasuk lahan kritis dan kawasan pesisir;
Penangan darurat pasca banjir/longsor.
h. Percepatan pembangunan Tempat Pembuangan Akhir sampah (TPA
Regional).
6. Pemantapan implementasi reformasi birokrasi menuju penyelenggaraan
tata kelola pemerintahan yang bersih dan baik, dengan fokus pada :
a. Perbaikan kinerja birokrasi yang mencakup 8 area perubahan, yaitu :
1) Penataan organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran antara lain
melalui penyusunan produk hukum daerah bidang kelembagaan,
fasilitasi usulan pengembangan kapasitas kelembagaan perangkat
daerah dan UPT, dan penataan Lembaga Non Struktural.
2) Penataan Tatalaksana meliputi Sistem, proses dan prosedur kerja
yang jelas, efektif efisien, terukur dan sesuai prinsip-prinsip good
governance melalui Penerapan sistem tata kerja birokrasi berbasis
teknologi informasi; Peningkatan sarana PTSP; penanganan
pengaduan masyarakat berbasis pada teknologi informasi;
Pelaksanaan survei kepuasan masyarakat (SKM) pelayanan publik.
3) Penataan peraturan perundang-undangan yang lebih tertib, tidak
tumpang tindih dan kondusif, serta selaras melalui Penerapan
kebijakan peraturan perundang-undangan; pengawasan dan
penanganan terhadap pelanggaran peraturan daerah; Pemantauan
dan evaluasi efektivitas Perda/Perkada secara periodik.
4) Peningkatan kapasitas SDM Aparatur yang berintegritas, netral,
kompeten, capable, profesional, berkinerja tinggi dan sejahtera
melalui penghitungan kebutuhan pegawai dengan analisis jabatan
dan ABK, penyusunan peta jabatan, penetapan nomenklatur
jabatan fungsional umum, pengadaan pegawai dengan selesi/tes
CAT dan sistem permbinaan karier yang terbuka.
5) Peningkatan Pengawasan pelaksanaan pembangunan yang bebas
KKN melalui Pengimplementasian aksi PPK yang difokuskan pada
peningkatan kemudahan berusaha, transparansi perencanaan dan
penganggaran; penerapan SPIP, pembangunan Zona Integritas,
transparansi pengadaan barang/jasa pemerintah, penanganan
pengaduan masyarakat melalui berbagai media,
6) Peningkatan Akuntabilitas dengan kapasitas dan kapabilitas kinerja
birokrasi melalui Reformasi Birokrasi Berbasis Kompetensi;
pengembangan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
Peningkatan
efektivitas
dan
efisiensi
penyelenggaraan
19

pemerintahan, pengelolaan keuangan, optimalisasi pemberdayaan


aset daerah, serta kepatuhan terhadap peraturan perundangundangan
7) Peningkatan Pelayanan publik dengan Pelayanan prima sesuai
kebutuhan dan harapan masyarakat melalui Peningkatan kualitas
pelayanan berupa kecepatan, kemudahan dan kepastian serta
transparansi proses perizinan; Peningkatan sarana penanganan
pengaduan masyarakat berbasis pada teknologi informasi;
penerapan Sistem Manajemen Mutu (SMM) dan Sertifikasi ISO
9001:2008; Optimalisasi fungsi SPIP sebagai media pengawasan.
8) Pembentukan mindset dan cultural set aparatur yang memiliki
integritas dan kinerja tinggi melalui peningkatan prioritas
perubahan cara pandang dan perilaku dari birokrat menjadi pelayan
publik dan pengembangan budaya kerja.
b. Peningkatan
partisipasi
masyarakat
terutama
dalam
setiap
pengambilan kebijakan dan kehidupan berdemokrasi.
c. Pemantapan kondusivitas wilayah dari gangguan resiko sosial dan
antisipasi dampak pelaksanaan Pilkada.
d. Peningkatan pemanfaatan dan pengelolaan aset daerah.
e. Gerakan revolusi mental guna mengembalikan nilai-nilai luhur
Pancasila melalui pengembangan seni, budaya daerah dan olahraga
serta menghidupkan kembali budaya gotong royong dan handarbeni.
f. Penataan administrasi kependudukan guna optimalisasi pembangunan
berbasis administrasi kependudukan melalui fasilitasi dan sosialisasi
masyarakat. Sebagai suatu kesatuan wilayah, sektor dan sistem
pembangunan di Jawa Tengah, selain hal tersebut di atas diharapkan
pula dukungan dari Kabupaten/Kota untuk dapat memprioritaskan
program/kegiatan pembangunan pada Tahun 2017 yaitu :
1) Meningkatakan kondisi baik prasarana jalan dan jembatan
utamanya di Kabupaten Magelang, Kendal, Sukoharjo, Batang,
Grobogan, Banyumas, Kudus, Jepara, Blora, Klaten, Semarang,
Wonogiri, Cilacap, Kebumen, Pati, Karanganyar, Rembang,
Purworejo, Tegal dan Kota Magelang.
2) Meningkatan kondisi baik jaringan irigasi utamanya di Kabupaten
Blora, Grobogan, Tegal, Banyumas, Batang, Purbalingga, Semarang,
Brebes, Jepara, Cilacap, Kota Semarang dan Salatiga.
3) Dapat mendukung Program Pembangunan 1.000 Embung dengan
membangun/revitalisasi
embung/tampungan
air
sesuai
kewenangan Kabupaten/Kota utamanya untuk mendukung air
baku pertanian dan air minum masyarakat di wilayah rawan
kekeringan.
5) Dukungan dan fasilitasi untuk percepatan pembangunan
infrastruktur starategis di Provinsi Jawa Tengah.
6) Dukungan untuk mendorong petani menanam kedelai.

20

7) Meningkatkan upaya-upaya untuk pengendalian pemanfaatan


ruang dan alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian utamanya
di sawah LP2B.
8) Usulan Bantuan Keuangan Provinsi Kepada Kabupaten/Kota dan
Desa pada Tahun 2017 diharapkan untuk diprioritaskan pada :
a) Pembangunan/revitalisasi embung/tampungan air, peningkatan
infrastruktur jalan, jembatan, irigasi dan penanggulangan
banjir.
b) Penanganan infrastruktur desa utamanya pada desa miskin
dengan katagori kuning dan merah.
c) Merupakan kewenangan Kabupaten/Kota atau Desa (Bantuan
Keuangan Kepada Pemerintah Desa), sudah siap secara teknis
dan dapat diselesaikan pada tahun berkenaan serta tidak
duplikasi anggaran dengan sumber dana lainnya.

21

Anda mungkin juga menyukai