Anda di halaman 1dari 16

Responsive, Volume

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN


INDUSTRIAL MELALUI MEDIASI DI INDONESIA
(STUDI KASUS: KABUPATEN SUMEDANG)

Friska Prastya Harlis1, Herwan Abdul Muhyi2, Mohammad Benny Alexandri3


friska.p.h@gmail.com1, herwan_am@yahoo.com2, mohammad.benny@unpad.ac.id3
Program Pasca Sarjana Kebijakan Publik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Padjadjaran

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengapa implementasi kebijakan penyelesaian
perselisihan hubungan industrial melalui mediasi di Indonesia dengan studi kasus di
Kabupaten Sumedang yang dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Sumedang belum efektif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan
pendekatan induktif. Dimana dengan melalui metode kualitatif, peneliti berusaha mencari
pemahaman terhadap suatu objek. Dari hasil penelitian diketahui bahwa implementasi
kebijakan penyelesaian perselisihan hubungan industrial melalui mediasi yang dilaksanakan
oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sumedang belum efektif karena belum
terpenuhinya variabel ukuran dan tujuan kebijakan, sumber daya, karakteristik agen
pelaksana, sikap para pelaksana, aktivitas implementasi dan komunikasi antar organisasi serta
lingkungan ekonomi, sosial dan politik.
Kata Kunci : Implementasi Kebijakan, Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial,
Mediasi, Indonesia

ABSTRACT
This study aims to find out why the implementation of industrial relations dispute resolution
policies through mediation in Indonesia with a case study in Sumedang District carried out
by the Sumedang District Manpower and Transmigration Office has not been effective. The
method used in this research is descriptive qualitative research methods and tends to use
analysis with an inductive approach. Where through qualitative methods, researchers try to
find an understanding of an object. From the results of the study note that the implementation
of industrial relations dispute resolution policies through mediation carried out by the
Department of Manpower and Transmigration of Sumedang Regency has not been effective
because of the unfulfilled variable size and policy objectives, resources, characteristics of
implementing agencies, attitudes of the implementers, implementation activities and
communication between economic, social and political organization and environment.
Keywords: Policy Implementation, Industrial Relations Dispute Settlement, Mediation,
Indonesia

PENDAHULUAN dan diterapkan. Di Indonesia, masalah


Kebijakan ketenagakerjaan ketenagakerjaan masih sangat
merupakan hal yang penting untuk dibuat memprihatinkan. Kurang harmonisnya
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENYELESAIAN PERSELISIHAN
HUBUNGAN INDUSTRIAL MELALUI MEDIASI DI INDONESIA
(STUDI KASUS: KABUPATEN SUMEDANG)
(Friska Prastya Harlis, Herwan Abdul Muhyi, Mohammad Benny Alexandri)

hubungan industrial, sejumlah bentuk signifikan. Salah satu faktor pendorong


perselisihan antara pekerja dan pengusaha
perubahan tersebut adalah tumbuhnya
yang meliputi masalah upah, kecelakaan
sektor industri di Kabupaten Sumedang
kerja, jam kerja dan yang melanggar
norma ketenagakerjaan. Situasi ini dikenal yang didominasi melalui sektor industri
dengan perselisihan hubungan industrial.
skala kecil, skala menengah dan skala
Mengenai perselisihan hubungan industrial
besar. Berdasarkan data tahun 2018
di dunia ketenagakerjaan ini, Pemerintah
Indonesia mengeluarkan kebijakan terdapat 913 jumlah perusahaan yang ada
mengenai Penyelesaian Perselisihan
di Kabupaten Sumedang. Dengan
Hubungan Industrial melalui Undang-
banyaknya perusahaan yang ada di
Undang Nomor 2 tahun 2004 tentang
Penyelesaian Perselisihan Hubungan Kabupaten Sumedang mengakibatkan
Industrial. Undang-Undang Nomor 2
kompleksitas perselisihan hubungan
Tahun 2004 tentang Penyelesaian
industrial yang terjadi antara pengusaha
Perselisihan Hubungan Industrial
mengatur bagaimana cara menyelesaikan dan pekerja/buruh semakin meningkat.
perselisihan hubungan industrial.
Tercatat dari tahun 2016 sampai tahun
Kabupaten Sumedang merupakan
2018 terjadi peningkatan perselisihan
salah satu Kabupaten yang berada di
hubungan industrial di Kabupaten
wilayah Provinsi Jawa Barat yang tepat
Sumedang yang signifikan. Hal ini terlihat
berada di tengah-tengah Provinsi yang
pada grafik di bawah ini :
menghubungkan Kota dan Kabupaten yang

akan menuju ke ibu kota Provinsi Jawa

Barat yaitu Kota Bandung. Dalam

perkembangannya, Kabupaten Sumedang

tumbuh dan mengalami perubahan yang


Responsive, Volume

Grafik Perselisihan Hubungan Kabupaten Sumedang adalah Dinas


Industrial di Kabupaten Sumedang
Tahun 2016-2018 Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten

Sumedang.
Perselisihan Hubungan
Industrial Berdasarkan hasil wawancara awal,
Kolom2
penulis menemukan indikasi masalah
25
23
20 dalam pelaksanaan kebijakan penyelesaian
15
1011 perselisihan hubungan industrial melalui
7
5
mediasi di Dinas Tenaga Kerja dan
0
2016 2017 2018
Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sumedang, yang
Transmigrasi Kabupaten
Sumedang Tahun 2019 pertama diketahui bahwa tujuan kebijakan

penyelesaian perselisihan hubungan


Berdasarkan kebijakan Peraturan
industrial melalui mediasi belum
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
terealisasi, dari 23 kasus perselisihan
Nomor 17 Tahun 2004 tentang
hubungan industrial hanya ada 6 perjanjian
Pengangkatan dan Pemberhentian
bersama (PB) yang dapat diselesaikan
Mediator Hubungan Industrial Serta Tata
melalui mediasi, sisanya 6 perselisihan
Kerja Mediasi Pasal 9 menyebutkan bahwa
hubungan industrial lanjut ke Pengadilan
Dinas Kabupaten/Kota adalah instansi
Hubungan Industrial (PHI) dan 11 masih
yang bertanggung jawab di bidang
bersifat anjuran, dengan kata lain hasil
ketenagakerjaan kabupaten/kota. Dalam
penyelesaian perselisihan hubungan
melaksanakan tugas sebagaimana
industrial tidak tercapai kesepakatan. Yang
dimaksud dalam Pasal 9, disini yang
kedua tidak adanya jabatan fungsional
bertanggung jawab atas penyelesaian
murni mediator di Dinas Tenaga Kerja dan
perselisihan hubungan industrial di
Transmigrasi Kabupaten Sumedang dan
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENYELESAIAN PERSELISIHAN
HUBUNGAN INDUSTRIAL MELALUI MEDIASI DI INDONESIA
(STUDI KASUS: KABUPATEN SUMEDANG)
(Friska Prastya Harlis, Herwan Abdul Muhyi, Mohammad Benny Alexandri)

terakhir kurangnya pemahaman dan kebijakan sebagai tindakan-tindakan yang

kesadaran pihak-pihak yang berselisih baik dilakukan oleh individu-individu (atau

pengusaha maupun pekerja/buruh terhadap kelompok-kelompok) pemerintah maupun

kebijakan Penyelesaian Perselisihan swasta yang diarahkan untuk mencapai

Hubungan Industrial (PPHI) melalui tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam

mediasi. keputusan-keputusan kebijakan

Tujuan penulisan artikel ini adalah sebelumnya.

untuk mengetahui mengapa implementasi Untuk menilai implementasi

kebijakan penyelesaian perselisihan kebijakan perlu pemahaman mengenai

hubungan industrial melalui mediasi di pendekatan dan model apa saja dalam

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi mengukur implementasi kebijakan publik.

Kabupaten Sumedang belum berjalan Pemahaman mengenai pendekatan dan

efektif. model implementasi kebijakan ini dikaji

oleh beberapa ahli. Salah satunya yang

TINJAUAN PUSTAKA dikemukakan oleh Van Meter dan Van

Implementasi kebijakan merupakan Horn. Menurut Donald Van Meter & Carl

tahapan yang sangat penting dalam Van Horn dalam buku Leo Agustino yang

keseluruhan struktur kebijakan, karena berjudul “Dasar-Dasar Kebijakan Publik

tahapan ini dapat mepengaruhi tingkat (Edisi Revisi)” (2017:133), model

keberhasilan atau pencapaian tujuan dari implementasi kebijakan yang dikenal

proses kebijakan secara keseluruhan. Van dengan istilah “A Model of The Policy

Meter dan Van Horn (dalam Winarno Implementation”. Model ini

2014:149) mengartikan implementasi mengandaikan bahwa implementasi


Responsive, Volume

kebijakan berjalan secara linier dari e) Komunikasi Antar Organisasi dan

keputusan politik yang tersedia, pelaksana Aktivitas Pelaksanaan

dan kinerja kebijakan publik. Ada enam f) Lingkungan Ekonomi, Sosial dan

variabel, menurut Van Meter & Van Horn Poltik

yang mempengaruhi kinerja implementasi Model implementasi kebijakan dari

kebijakan publik, diantaranya sebagai Van Meter dan Van Horn ini menunjukkan

berikut : bahwa implementasi kebijakan merupakan

a) Ukuran dan Tujuan Kebijakan model yang sangat kompleks dimana satu

b) Sumber Daya variabel dapat mempengaruhi variabel

c) Karakteristik Agen Pelaksana lain. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

d) Sikap atau Kecenderungan pada gambar di bawah ini :

(Disposition) Para Pelaksana

Model Pendekatan The Policy Implementation Process

Aktivitas
Implementasi dan
komunikasi
Antarorganisasi
Standar dan
Tujuan
Kecenderungan/D
KINERJA
KEBIJAKAN Karakteristik dari isposisi dari
KEBIJAKAN
PUBLIK Agen Pelaksana Pelaksana
PUBLIK
Sumber-Sumber
Kebijakan
Kondisi
Ekonomi, Sosial
dan Politik

Sumber: Van Meter & Van Horn (dalam Agustino 2017:136)


IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENYELESAIAN PERSELISIHAN
HUBUNGAN INDUSTRIAL MELALUI MEDIASI DI INDONESIA
(STUDI KASUS: KABUPATEN SUMEDANG)
(Friska Prastya Harlis, Herwan Abdul Muhyi, Mohammad Benny Alexandri)

Model implementasi kebijakan HASIL DAN PEMBAHASAN

yang ditawarkan oleh Van Meter dan Van Kebijakan penyelesaian

Horn ini menjadi landasan teori di dalam perselisihan hubungan industrial melalui

melakukan kajian atas implementasi mediasi yang dituangkan di dalam

kebijakan penyelesaian perselisihan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004

hubungan industrial melalui mediasi yang berisikan aspek kelembagaan dan aspek

dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan prosedur penyelesaian. Dimana pada aspek

Transmigrasi Kabupaten Sumedang. Hal kelembagaan telah jelas diatur bahwa

ini karena adanya relevansi dengan lembaga yang dapat melaksanakan

fenomena kondisi permasalahan yang ada kebijakan penyelesaian perselisihan

saat ini. hubungan industrial adalah lembaga

ketenagakerjaan. Berikut dengan mediator

METODOLOGI PENELITIAN yang dapat melaksanakan kebijakan

Dalam penelitian ini penulis penyelesaian perselisihan hubungan

menggunakan metode penelitian kualitatif industrial melalui mediasi adalah mediator

bersifat deskriptif dan cenderung yang berada di instansi ketenagakerjaan.

menggunakan analisis dengan pendekatan Sehingga dalam melaksanakan kebijakan

induktif. Dimana dengan melalui metode penyelesaian hubungan industrial tidak

kualitatif, peneliti berusaha mencari dapat sembarang instansi dan mediator.

pemahaman terhadap suatu objek. Teori Ditinjau dari aspek prosedur

yang ada akan dikembangkan dengan data penyelesaian bahwa penyelesaian

yang dikumpulkan. perselisihan hubungan industrial ini

terlebih dahulu dilakukan melalui


Responsive, Volume

perundingan bipartit. Apabila melalui UKURAN DAN TUJUAN KEBIJAKAN

perundingan bipartit tidak dapat Kebijakan penyelesaian

terselesaikan maka dapat melalui perselisihan hubungan industrial melalui

konsiliasi/arbitrasi/mediasi. Namun mediasi telah jelas bertujuan untuk

apabila pada tahap ini tetap tidak ada menyelesaikan perselisihan hubungan

kesepakatan antara pihak berselisih maka industrial antara pengusaha dan

dilanjutkan menyelesaikan melalui pekerja/buruh di luar pengadilan. Sehingga

Pengadilan Hubungan Industrial (PHI). ukuran standar dari kebijakan penyelesaian

Implementasi kebijakan perselisihan hubungan industrial melalui

penyelesaian perselisihan hubungan mediasi adalah keberhasilan penyelesaian

industrial melalui mediasi pada Dinas perselisihan hubungan industrial melalui

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten mediasi. Realisasi tujuan implementasi

Sumedang di atur di dalam Peraturan kebijakan penyelesaian perselisihan

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi hubungan industrial melalui mediasi pada

Nomor 17 Tahun 2014 Tentang Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Pengangkatan Dan Pemberhentian Kabupaten Sumedang ini pelaksanaannya

Mediator Hubungan Industrial Serta Tata belum dapat diselenggarakan secara

Kerja Mediasi, menjadi pedoman bagi maksimal. Hal ini terlihat pada kasus

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi perselisihan hubungan industrial pada

Kabupaten Sumedang dalam tahun 2018 hanya ada 6 kasus yang dapat

melaksanakan penyelesaian perselisihan diselesaikan melalui mediasi, sisanya ada

hubungan industrial melalui mediasi di 11 kasus yang ditangani dengan bersifat

Kabupaten Sumedang. anjuran dengan artian tidak ada

kesepakatan antara pihak yang berselisih


IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENYELESAIAN PERSELISIHAN
HUBUNGAN INDUSTRIAL MELALUI MEDIASI DI INDONESIA
(STUDI KASUS: KABUPATEN SUMEDANG)
(Friska Prastya Harlis, Herwan Abdul Muhyi, Mohammad Benny Alexandri)

baik pengusaha maupun pekerja/buruh dan kebijakan. Hal ini mengakibatkan adanya

6 perselisihan lainnya lanjut ke tahap beban tugas yang tidak seimbang yang

Pengadilan Hubungan Industrial (PHI). berdampak terhadap ketidaksesuaian

SUMBER DAYA waktu yang ditentukan dalam penanganan

Sumber daya merupakan salah satu penyelesaian perselisihan hubungan

faktor yang penting terhadap keberhasilan industrial melalui mediasi, di dalam

implementasi kebijakan publik. Van Meter Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004

dan Van Horn (dalam Agustino 2017:134) Pasal 10 dengan jelas telah ditentukan

mengatakan bahwa manusia merupakan bahwa dalam waktu selambat-lambatnya 7

sumber daya yang terpenting dalam (tujuh) hari kerja setelah menerima

menentukan suatu keberhasilan proses pelimpahan penyelesaian perselisihan

implementasi. Dilihat dari aspek sumber mediator harus sudah mengadakan

daya manusia di dalam pelaksanaan penelitian tentang duduknya perkara dan

kebijakan penyelesaian perselisihan segera mengadakan sidang mediasi.

hubungan industrial melalui mediasi Namun pada kenyataannya, mediator baru

mediator sebagai pelaksana kebijakan di mengadakan sidang mediasi lebih dari 7

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi hari kerja.

Kabupaten Sumedang hanya terdapat dua Selain dari segi sumber daya

orang dengan merangkap sebagai pejabat manusia, dilihat dari segi sumber daya

struktural. Dengan kata lain di Dinas anggaran dan sumber daya peralatan juga

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten belum memadai. Dengan tidak optimalnya

Sumedang tidak ada mediator jabatan sumber daya yang dimiliki oleh Dinas

fungsional murni untuk melaksanakan Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten


Responsive, Volume

Sumedang mengakibatkan tidak efektif SIKAP DAN KECENDERUNGAN

impelementasi kebijakan penyelesaian (DISPOSISI) PARA PELAKSANA

perselisihan hubungan industrial melalui KEBIJAKAN

mediasi. Dari hasil penelitian yang penulis

KARAKTERISTIK AGEN lakukan di lapangan ditemukan bahwa

PELAKSANA adanya ketidaknetralan disposisi mediator

Karakteristik yang dimiliki oleh dalam melaksanakan kebijakan

mediator sebagai pelaksana kebijakan di penyelesaian perselisihan hubungan

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi industrial melalui mediasi. Adanya

Kabupaten Sumedang cenderung memiliki keberpihakan kepada salah satu pihak yang

ketegasan dan keberanian yang baik dan berselisih (pengusaha dan pekerja/buruh).

memadai, karena kedua mediator juga Berdasarkan pengamatan yang penulis

mempunyai latar belakang keilmuan yang lakukan karena adanya tekanan dari pihak

sama, berasal dari ilmu hukum sehingga pekerja/buruh dengan tujuan yang menjadi

kedua mediator telah jelas mengetahui tuntutan pekerja/buruh dapat terpenuhi.

aturan-aturan dalam pelaksanaan mediasi. Dengan situasi yang demikian ini baik

Selain itu mediator di Dinas Tenaga Kerja langsung maupun tidak langsung akan

dan Transmigrasi Kabupaten Sumedang mempengaruhi sikap mediator baik dalam

telah melaksanakan kebijakan memediasi maupun dalam membuat

penyelesaian perselisihan hubungan anjuran.

industrial melalui mediasi telah sesuai Dengan adanya dorongan luar yang

SOP yang ada. sering melakukan aksi unjuk rasa,

mengakibatkan mediator yang merangkap

sebagai pejabat struktural di Dinas Tenaga


IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENYELESAIAN PERSELISIHAN
HUBUNGAN INDUSTRIAL MELALUI MEDIASI DI INDONESIA
(STUDI KASUS: KABUPATEN SUMEDANG)
(Friska Prastya Harlis, Herwan Abdul Muhyi, Mohammad Benny Alexandri)

Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Komunikasi yang dimaksud diantara

Sumedang tidak ingin keadaan hubungan pelaksana kebijakan dengan kelompok

industrial di Kabupaten Sumedang sasaran kebijakan. Berdasarkan temuan di

runyam. Untuk mengkondusifkan lapangan bahwa komunikasi antara

hubungan industrial di Kabupaten mediator dengan pengusaha maupun

Sumedang seringkali hasil mediasi lebih pekerja/ buruh belum terjalin dengan

berpihak ke pekerja/buruh. efektif. Hal ini ditandai dengan masih ada

AKTIVITAS PELAKSANAAN DAN kelompok sasaran yang belum paham

KOMUNIKASI ANTARORGANISASI terhadap kebijakan penyelesaian

Berdasarkan hasil wawancara perselisihan hubungan industrial melalui

dengan mediator bahwa aktivitas mediasi. Kondisi ini karena mediator

pelaksanaan kebijakan penyelesaian Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

perselisihan hubungan industrial melalui Kabupaten Sumedang belum mampu

mediasi dirasa telah sesuai dengan melakukan sosialisasi kebijakan

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan penyelesaian perselisihan hubungan

Transmigrasi Nomor 17 Tahun 2014 industrial melalui mediasi ke seluruh

Tentang Pengangkatan Pengangkatan dan perusahaan yang ada di Kabupaten

Pemberhentian Mediator Hubungan Sumedang. Selama ini mediator Dinas

Industrial Serta Tata Kerja Mediasi. Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten

Keberhasilan aktivitas pelaksanaan Sumedang hanya menjangkau sebagian

kebijakan penyelesaian perselisihan kecil perusahaan yang ada di kawasan

hubungan industrial melalui mediasi dapat Kabupaten Sumedang. Berdasarkan hasil

dilihat dari komunikasi yang terjalin. wawancara yang penulis lakukan hal ini
Responsive, Volume

karena adanya keterbatasan sumber daya pekerja/buruh masing-masing mempunyai

manusia dan sumber daya anggaran yang kepentingan yang berbeda sehingga sulit

dimiliki oleh Dinas Tenaga Kerja dan untuk mencapai kesepakatan dalam proses

Transmigrasi Kabupaten Sumedang. sidang mediasi. Dimana adanya pihak

LINGKUNGAN EKONOMI, SOSIAL pengusaha yang ingin memberhentikan

DAN POLITIK pekerja/buruh karena dianggap telah

Lingkungan kebijakan merupakan melanggar ketentuan perusahaan yang

salah satu faktor penting dalam berlaku tanpa memberikan pesangon

keberhasilan suatu implementasi karena kondisi ekonomi perusahaan, dan

kebijakan. Keadaan sosial, ekonomi, ada juga pihak pekerja/buruh terlepas dari

politik dan dukungan publik suatu melakukan kesalahan atau tidak dia boleh

kelompok sasaran akan mempengaruhi saja diberhentikan tetapi harus diberikan

implementasi kebijakan. Berdasarkan hasil pesangon sebagaimana yang telah diatur di

penelitian yang penulis lakukan ditemukan dalam Undang-Undang Nomor 13 tahun

bahwa belum adanya dukungan yang 2003 Tentang Ketenagakerjaan.

positif baik dari segi lingkungan ekonomi, Dilihat dari lingkungan sosial,

lingkungan sosial dan lingkungan politik seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa

terhadap keberhasilan implementasi adanya unjuk rasa yang dilakukan oleh

kebijakan penyelesaian perselisihan pekerja/buruh sehingga memberi tekanan

hubungan industrial melalui mediasi yang terhadap disposisi mediator dalam

dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan melaksanakan kebijakan penyelesaian

Transmigrasi Kabupaten Sumedang. perselisihan hubungan industrial melalui

Dilihat dari lingkungan ekonomi, mediasi.

pihak yang berselisih baik pengusaha dan


IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENYELESAIAN PERSELISIHAN
HUBUNGAN INDUSTRIAL MELALUI MEDIASI DI INDONESIA
(STUDI KASUS: KABUPATEN SUMEDANG)
(Friska Prastya Harlis, Herwan Abdul Muhyi, Mohammad Benny Alexandri)

Dan dari lingkungan politik, Di dalam ukuran dan tujuan kebijakan, sumber daya,

implementasi kebijakan penyelesaian karakteristik agen pelaksana, sikap para

perselisihan hubungan industrial melalui pelaksana, aktivitas implementasi dan

mediasi telah jelas yang dimuat di dalam komunikasi antarorganisasi dan

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan lingkungan ekonomi, sosial dan politik

Transmigrasi Nomor 17 Tahun 2014 dalam implementasi kebijakan.

dijelaskan bahwa mediator secara khusus SARAN

diatur oleh keputusan menteri tenaga kerja 1. Untuk berhasilnya Implementasi

dan transmigrasi namun dalam Kebijakan Penyelesaian Perselisihan

pelaksanaannya Peraturan Menteri Tenaga Hubungan Industrial melalui mediasi

Kerja dan Transmigrasi Nomor 17 Tahun yang dilaksanakan oleh mediator maka

2014 ini berbenturan dengan peraturan mediator di Dinas Tenaga Kerja dan

daerah dimana pemutasian pegawai Transmigrasi Kabupaten Sumedang

merupakan keputusan bupati setempat. Hal menyelenggarakan

ini tak lepas dari adanya kepentingan sosialisasi/pemahaman prosedur dan

politik yang ada. tata cara khususnya kebijakan

KESIMPULAN penyelesaian perselisihan hubungan

Implementasi kebijakan industrial melalui mediasi yang dapat

penyelesaian perselisihan hubungan menjangkau/diikuti oleh semua

industrial melalui mediasi yang dilakukan perusahaan dan atau serikat

oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi pekerja/pekerja yang ada di wilayah

Kabupaten Sumedang belum berjalan Kabupaten Sumedang.

efektif karena belum terpenuhinya variabel


Responsive, Volume

2. Setelah Dinas Tenaga Kerja dan 5. Mediator Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Sumedang Transmigrasi Kabupaten Sumedang

menerima pendaftaran/pencatatan harus tetap bisa menjaga kenetralan

perselisihan hubungan industrial baik dalam pelaksanaan mediasi

mediator kiranya dapat mendatangi maupun mengeluarkan anjuran

para pihak yang berselisih sebelum sekalipun menghadapi situasi kondisi

membuat/melayangkan surat panggilan yang sifatnya tekanan dari khususnya

untuk dimediasi. dari pihak pekerja/buruh.

3. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DAFTAR PUSTAKA

Kabupaten Sumedang menghindari BUKU

seorang mediator rangkap jabatan Agustino, Leo. 2006. Dasar-Dasar

dengan cara mengisi jabatan mediator Kebijakan Publik. Bandung: CV. Alfabeta.

tersebut yang bekerja sama dengan ___________. 2017. Dasar-Dasar

SKPD Kabupaten Sumedang untuk Kebijakan Publik. Bandung: CV. Alfabeta.

bisa menempatkan ASN yang telah Anggara, Sahya. 2018. Kebijakan Publik.

memenuhi persyaratan kompetensi Bandung: CV. Pustaka Setia.

mediator dalam penyelesaian Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu

perselisihan hubungan industrial. Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka

4. Kementerian Tenaga Kerja dan Cipta

Transmigrasi Republik Indonesia harus Bambang, R Joni. 2013. Hukum

memperhatikan besaran anggaran Ketenagakerjaan. Bandung: CV. Pustaka

khususnya terhadap operasional Setia.

kebijakan penyelesaian perselisihan Hoogerwarf, H. 1983. Ilmu Pemerintahan.

hubungan industrial. Jakarta: Erlangga.


IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENYELESAIAN PERSELISIHAN
HUBUNGAN INDUSTRIAL MELALUI MEDIASI DI INDONESIA
(STUDI KASUS: KABUPATEN SUMEDANG)
(Friska Prastya Harlis, Herwan Abdul Muhyi, Mohammad Benny Alexandri)

Hood, C. Cristopher. 1978. The Limit Of Rusli, Budiman. 2013. Kebijakan Publik

Administration. John Willey & Son. Membangun Pelayanan Publik Yang

Husni, Lalu. 2016. Pengantar Hukum Responsif.

Ketenagakerjaan. Jakarta: PT. Bandung: Hakim Publishing.

RajaGrafindo Persada. Sediawati, Diani. 2011. Efektivitas

Khakim, Abdul. 2014. Dasar-Dasar Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup

Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. Di Indonesia.

Bandung: PT. Citra Jakarta: Bappenas.

Aditya Bakti. Subarsono. 2015. Analisis Kebijakan

Margono, Suyud. 2004. Alternative Publik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dispute Resolution dan Arbitrase Proses Sugiyono. 2009. Metode Penelitian

Pelembagaan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Dan Aspek Hukum. Bogor: Alfabeta.

Penerbit Ghalia Indonesia. ________. 2013. Metode Penelitian

Moleong, Lexy. 2004. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Alfabeta.

Karya. Tachyan. 2006. Implementasi Kebijakan

Purwanto, E. A dan Dyah Ratih Publik. Bandung: AIPI.

Sulistyastuti. Implementasi Kebijakan Uwiyono, Aloysius dkk. 2014. Asas-Asas

Publik Konsep dan Hukum Perburuhan. Jakarta: PT.

Aplikasinya Di Indonesia. RajaGrafindo

Yogyakarta: Penerbit Gava Media. Persada.


Responsive, Volume

Widodo, Joko. 2018. Analisis Kebijakan Mediator Hubungan Industrial Serta Tata
Kerja Mediasi
Publik. Malang: Media Nusa Creative.
Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang
Wijoyo, Suparto. 2003. Penyelesaian Nomor 9 Tahun 2014 tentang
pembentukan Organisasi Perangkat Daerah
Sengketa Lingkungan (Enviromental Kabupaten Sumedang Dinas Sosial dan
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Disputes. Sumedang

Resolution). Surabya: Penerbit Peraturan Bupati Sumedang Nomor 11


Tahun 2017 Tentang Uraian Tugas Jabatan
Airlangga University Press. Struktural Pada Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi
Winarno, Budi. 2014. Kebijakan Publik.
Jakarta: PT. Buku Seru. Disertasi dan Jurnal

Perundang-Undangan Amirizal. 2016. Prinsip Mediasi Sebagai


Dasar Metode Alternatif dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Konseptualisasi Asas Hukum
Indonesia Tahun 1945 Penyelesaian Sengketa Perikanan di
Indonesia Dalam Rangka Pembangunan
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1951 Hukum Nasional. Bandung: Universitas
Tentang Penyelesaian Perselisihan Padjadjaran.
Perburuhan
Curran, Deidre. 2014. The Role Of
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1957 Mediation In The Resolution Of Two
Tentang Penyelesaian Perselisihan Industrial Disputes In Ireland: Towarda A
Perburuhan Theoretical Understanding. Employee
Relation. Vol. 36, No.05.
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan Hernawan, Ari. 2011. Hukum dan
Kekuasaan Dalam Hubungan Industrial.
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 Mimbar Hukum. Edisi Khusus.
Tentang Penyelesaian Perselisihan
Hubungan Industrial Lipsky, David B, Ariel C Avgar. 2016.
Resolving Workplace Conflicts Through
Instruksi Menteri Perburuhan No. Litigation: Evidence, Analysis and
PBU.1022-45/U.4191 Tentang Implications. Advances in Industrial and
Penyelesaian Perselisihan Perburuhan Labor Relations. Vol. 22.

Peraturan Kekuasaan Militer Tentang Roche, William K, Colman Higgins. 2016.


Penyelesaian Pertikaian Perburuhan Networked Dispute Resolution: The
National Implementation Body in Irish
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Industrial Relations. Advances in
Transmigrasi Nomor 17 Tahun 2014 Industrial and Labor Relations. Vol. 22.
Tentang Pengangkatan dan Pemberhentian
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENYELESAIAN PERSELISIHAN
HUBUNGAN INDUSTRIAL MELALUI MEDIASI DI INDONESIA
(STUDI KASUS: KABUPATEN SUMEDANG)
(Friska Prastya Harlis, Herwan Abdul Muhyi, Mohammad Benny Alexandri)

Yetniwati, Hartati, Meriyarni. 2014. Mediasi. Jurnal Dinamika Hukum. Vol.14,


Reformasi Hukum Penyelesaian No.02.
Perselisihan Hubungan Industrial Secara

Anda mungkin juga menyukai