ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengapa implementasi kebijakan penyelesaian
perselisihan hubungan industrial melalui mediasi di Indonesia dengan studi kasus di
Kabupaten Sumedang yang dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Sumedang belum efektif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan
pendekatan induktif. Dimana dengan melalui metode kualitatif, peneliti berusaha mencari
pemahaman terhadap suatu objek. Dari hasil penelitian diketahui bahwa implementasi
kebijakan penyelesaian perselisihan hubungan industrial melalui mediasi yang dilaksanakan
oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sumedang belum efektif karena belum
terpenuhinya variabel ukuran dan tujuan kebijakan, sumber daya, karakteristik agen
pelaksana, sikap para pelaksana, aktivitas implementasi dan komunikasi antar organisasi serta
lingkungan ekonomi, sosial dan politik.
Kata Kunci : Implementasi Kebijakan, Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial,
Mediasi, Indonesia
ABSTRACT
This study aims to find out why the implementation of industrial relations dispute resolution
policies through mediation in Indonesia with a case study in Sumedang District carried out
by the Sumedang District Manpower and Transmigration Office has not been effective. The
method used in this research is descriptive qualitative research methods and tends to use
analysis with an inductive approach. Where through qualitative methods, researchers try to
find an understanding of an object. From the results of the study note that the implementation
of industrial relations dispute resolution policies through mediation carried out by the
Department of Manpower and Transmigration of Sumedang Regency has not been effective
because of the unfulfilled variable size and policy objectives, resources, characteristics of
implementing agencies, attitudes of the implementers, implementation activities and
communication between economic, social and political organization and environment.
Keywords: Policy Implementation, Industrial Relations Dispute Settlement, Mediation,
Indonesia
Sumedang.
Perselisihan Hubungan
Industrial Berdasarkan hasil wawancara awal,
Kolom2
penulis menemukan indikasi masalah
25
23
20 dalam pelaksanaan kebijakan penyelesaian
15
1011 perselisihan hubungan industrial melalui
7
5
mediasi di Dinas Tenaga Kerja dan
0
2016 2017 2018
Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sumedang, yang
Transmigrasi Kabupaten
Sumedang Tahun 2019 pertama diketahui bahwa tujuan kebijakan
hubungan industrial melalui mediasi di pendekatan dan model apa saja dalam
Implementasi kebijakan merupakan Horn. Menurut Donald Van Meter & Carl
tahapan yang sangat penting dalam Van Horn dalam buku Leo Agustino yang
proses kebijakan secara keseluruhan. Van dengan istilah “A Model of The Policy
dan kinerja kebijakan publik. Ada enam f) Lingkungan Ekonomi, Sosial dan
kebijakan publik, diantaranya sebagai Van Meter dan Van Horn ini menunjukkan
a) Ukuran dan Tujuan Kebijakan model yang sangat kompleks dimana satu
Aktivitas
Implementasi dan
komunikasi
Antarorganisasi
Standar dan
Tujuan
Kecenderungan/D
KINERJA
KEBIJAKAN Karakteristik dari isposisi dari
KEBIJAKAN
PUBLIK Agen Pelaksana Pelaksana
PUBLIK
Sumber-Sumber
Kebijakan
Kondisi
Ekonomi, Sosial
dan Politik
Horn ini menjadi landasan teori di dalam perselisihan hubungan industrial melalui
hubungan industrial melalui mediasi yang berisikan aspek kelembagaan dan aspek
dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan prosedur penyelesaian. Dimana pada aspek
apabila pada tahap ini tetap tidak ada menyelesaikan perselisihan hubungan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi hubungan industrial melalui mediasi pada
Kerja Mediasi, menjadi pedoman bagi maksimal. Hal ini terlihat pada kasus
Kabupaten Sumedang dalam tahun 2018 hanya ada 6 kasus yang dapat
baik pengusaha maupun pekerja/buruh dan kebijakan. Hal ini mengakibatkan adanya
6 perselisihan lainnya lanjut ke tahap beban tugas yang tidak seimbang yang
dan Van Horn (dalam Agustino 2017:134) Pasal 10 dengan jelas telah ditentukan
sumber daya yang terpenting dalam (tujuh) hari kerja setelah menerima
Kabupaten Sumedang hanya terdapat dua Selain dari segi sumber daya
orang dengan merangkap sebagai pejabat manusia, dilihat dari segi sumber daya
struktural. Dengan kata lain di Dinas anggaran dan sumber daya peralatan juga
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten belum memadai. Dengan tidak optimalnya
Sumedang tidak ada mediator jabatan sumber daya yang dimiliki oleh Dinas
Kabupaten Sumedang cenderung memiliki keberpihakan kepada salah satu pihak yang
ketegasan dan keberanian yang baik dan berselisih (pengusaha dan pekerja/buruh).
mempunyai latar belakang keilmuan yang lakukan karena adanya tekanan dari pihak
sama, berasal dari ilmu hukum sehingga pekerja/buruh dengan tujuan yang menjadi
aturan-aturan dalam pelaksanaan mediasi. Dengan situasi yang demikian ini baik
Selain itu mediator di Dinas Tenaga Kerja langsung maupun tidak langsung akan
industrial melalui mediasi telah sesuai Dengan adanya dorongan luar yang
Sumedang seringkali hasil mediasi lebih pekerja/ buruh belum terjalin dengan
Industrial Serta Tata Kerja Mediasi. Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
dilihat dari komunikasi yang terjalin. wawancara yang penulis lakukan hal ini
Responsive, Volume
manusia dan sumber daya anggaran yang kepentingan yang berbeda sehingga sulit
dimiliki oleh Dinas Tenaga Kerja dan untuk mencapai kesepakatan dalam proses
kebijakan. Keadaan sosial, ekonomi, ada juga pihak pekerja/buruh terlepas dari
politik dan dukungan publik suatu melakukan kesalahan atau tidak dia boleh
positif baik dari segi lingkungan ekonomi, Dilihat dari lingkungan sosial,
lingkungan sosial dan lingkungan politik seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa
Dan dari lingkungan politik, Di dalam ukuran dan tujuan kebijakan, sumber daya,
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan lingkungan ekonomi, sosial dan politik
Kerja dan Transmigrasi Nomor 17 Tahun yang dilaksanakan oleh mediator maka
2014 ini berbenturan dengan peraturan mediator di Dinas Tenaga Kerja dan
oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi pekerja/pekerja yang ada di wilayah
2. Setelah Dinas Tenaga Kerja dan 5. Mediator Dinas Tenaga Kerja dan
dengan cara mengisi jabatan mediator Kebijakan Publik. Bandung: CV. Alfabeta.
bisa menempatkan ASN yang telah Anggara, Sahya. 2018. Kebijakan Publik.
Hood, C. Cristopher. 1978. The Limit Of Rusli, Budiman. 2013. Kebijakan Publik
Moleong, Lexy. 2004. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Widodo, Joko. 2018. Analisis Kebijakan Mediator Hubungan Industrial Serta Tata
Kerja Mediasi
Publik. Malang: Media Nusa Creative.
Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang
Wijoyo, Suparto. 2003. Penyelesaian Nomor 9 Tahun 2014 tentang
pembentukan Organisasi Perangkat Daerah
Sengketa Lingkungan (Enviromental Kabupaten Sumedang Dinas Sosial dan
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Disputes. Sumedang