Anda di halaman 1dari 11

EVALUASI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24

TAHUN 2018 TENTANG PELAYANAN IZIN


BERUSAHA TERINTEGRASI SECARA ELEKTRONIK
(IZIN USAHA INDUSTRI) PADA DINAS
PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU
SATU PINTU KOTA TANGERANG

MICHAEL APRILDIO
6661200057

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2023
Usaha industri sendiri merupakan salah satu kegiatan ekonomi
LATAR BELAKANG yang cukup strategis untuk meningkatkan pendapatan dan
perekonomian masyarakat secara cepat yang ditandai dengan
Organisasi ataupun instansi khususnya instansi
meningkatnya penyerapan tenaga kerja, transfer teknologi, dan
pemerintahan yang mana didalamnya terdapat aparatur
meningkatnya devisa negara. Pasalnya, sektor industri merupakan
negara yang bertugas sebagai abdi negara dan juga abdi
kontributor terbesar bagi perekonomian nasional dengan
masyarakat mempunyai tugas pokok seperti
sumbangannya mencapai lebih dari 20 persen. Bahkan, Indonesia
penyelenggaraan tugas umum pemerintah, pembangunan
masuk dalam urutan 10 besar dunia dalam kategori manufacturing
serta pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat. Hal ini
value added (kontribusi industri cukup tinggi). Dibalik prestasi
sejalan dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tersebut, ternyata usaha industri juga menghasilkan dampak
Tentang Pemerintahan Daerah. Dalam UU tersebut
negatif berupa limbah industri yang bila tidak dikelola dengan baik
menjelaskan mengenai urusan pemerintahan yang wajib
dan benar akan menganggu keseimbangan lingkungan, sehingga
dan menjadi kewenangan pemerintah daerah tingkat
pembangunan yang berwawasan lingkungan tidak dapat tercapai.
Provinsi dan daerah tingkat Kabupaten/Kota, dalam pasal
Berdasarkan uraian tersebut penulis merasa sangat perlu
13 dan 14 menjelaskan urusan pemerintahan yang wajib
penanganan khusus yang dilakukan oleh pemerintah untuk
diantaranya mengenai :
menyelesaikan permasalahan industri yang ada. Sebab,
1. Perencanaan dan pengendalian pembangunan.
pemberian izin usaha industri yang tidak sulit sangat dibutuhkan
2. Pengendalian lingkungan hidup.
untuk dapat menarik investor agar mau berusaha di daerah
3. Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh Peraturan
tersebut. Akan tetapi, dengan mudahnya pemberian izin tersebut
Perundang-undangan.
dapat membuat banyaknya usaha industri baru yang berdiri di
Perencanaan dan pengendalian pembangunan dalam
daerah tersebut yang jika tidak diawasi dengan baik nantinya
hal ini pendirian usaha industri merupakan hal yang sangat
dapat menganggu keseimbangan lingkungan di daerah tersebut.
berpengaruh dalam peningkatan kemajuan suatu daerah.
Izin usaha industri merupakan jenis surat izin yang dibutuhkan
oleh semua perusahaan industri terkait legalitas atau pemenuhan
berkas untuk mendukung usaha yang bergerak dibidang industri.
Izin usaha industri sendiri telah diatur dalam Peraturan
Pemerintah RI Nomor 107 Tahun 2015 tentang Izin Usaha
Industri. Izin usaha Industri merupakan tugas dari Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu sesuai
dengan Permendagri Nomor 25 Tahun 2021 tentang DPMPTSP.
Akan tetapi, dibalik peningkatan dan prestasi yang
Untuk menarik investor agar mau berusaha di Kota
diterima oleh DPMPTSP Kota Tangerang pada tahun 2022,
Tangerang, pemerintahan Kota Tangerang bersama dengan
DPMPTSP Kota Tangerang nyatanya masih memiliki
DPMPTSP terus melakukan peningkatan pelayanan guna
banyak tugas untuk segera dibenahi khususnya di
mempermudah mengurus perizinan usaha industri di Kota
permasalahan izin usaha industri. Oleh karenanya, peneliti
Tangerang, salah satunya ialah dengan memberikan pelayanan
memilih judul “Evaluasi Peraturan Pemerintah Nomor 24
secara online untuk mengurus perizinan usaha industri. Hal ini
Tahun 2018 Tentang Pelayanan Izin Berusaha Terintegrasi
merupakan bentuk tindak lanjut dari Peraturan Pemerintah
Secara Elektronik” sebagai judul penelitiannya.
Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Izin Berusaha
Terintegrasi Secara Elektronik.
Dengan diberlakukannya pembuatan perizinan usaha industri
yang dapat dilakukan secara online, terbukti mampu
meningkatkan kualitas pelayanan yang sangat signifikan, dari
yang sebelumnya pada tahun 2021 hanya berada di zona kuning,
dan pada tahun 2022 pelayanan publik di Kota Tangerang masuk
kedalam zona hijau.
DATA
Data Jumlah Pemohon,
Data Pelayanan Publik di
Permohonan dan SK
Kota Tangerang
Perizinan Usaha Industri di
DPMPTSP Kota Tangerang Berdasarkan data yang digambarkan, maka
dapat diketahui bahwa masih terdapat
perbandingan yang sangat jauh antara jumlah
pemohon izin usaha industri di Kota Tangerang
dengan SK perizinan usaha industri yang
diterbitka oleh pemerintah Kota Tangerang.
Selain itu, dalam data lainnya juga menunjukkan
bahwa DPMPTSP Kota Tangerang termasuk
masalah perizinan usaha industri di dalamnya
masih menjadi zona kuning pelayanan. Dalam
arti lain, pemberian izin usaha industri di Kota
Tangerang masih belum maksimal dan
seharusnya masih dapat dimaksimalkan jika
melihat kondisi Kota Tangerang yang merupakan
Kota Industri apalagi didukung dengan letak
geografisnya yang berbatasan langsung dengan
Kota Administrasi DKI Jakarta.
Implementasi

Hasil wawancara yang dilakukan dengan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Kota Tangerang, Taufik Syahzaeni menyebutkan bahwa DPMPTSP Kota Tangerang sudah melaksanakan
kebijakan tentang pelayanan izin berusaha terintegrasi secara elektronik dengan baik, terlihat dari prestasi yang
didapatkan oleh DPMPTSP Kota Tangerang selama tahun 2022. Selain itu DPMPTSP juga mampu
meningkatkan kualitas pelayanan di Kota Tangerang secara signifikan dari yang sebelumnya pada tahun 2021
hanya berada di zona kuning, dan pada tahun 2022 pelayanan publik di Kota Tangerang masuk kedalam zona
hijau.

Sementara itu, dari hasil wawancara yang dilakukan dengan pemohon izin usaha industri di Kota Tangerang
menunjukkan bahwa DPMPTSP Kota Tangerang belum memberikan pelayanan izin berusaha terintegrasi secara
elektronik dengan baik. Karena para pemohon beranggapan bahwa masih sering terjadi kendala ketika
mengajukan permohonan secara elektronik. Kemudian, pelayanan perizinan (usaha industri) terintegrasi secara
elektronik di Kota Tangerang nyatanya berada di urutan ke-19 Nasional, masih kalah dari Kota Tetangganya yaitu
Tangerang Selatan. Padahal Kota Tangerang seharusnya dapat berada di peringkat yang lebih baik, mengingat
Kota Tangerang merupakan Kota Industri apalagi didukung dengan letak geografisnya yang berbatasan langsung
dengan Kota Administrasi DKI Jakarta.
Model Evaluasi Metode Penelitian

Model evaluasi yang digunakan adalah Model Metode :


Evaluasi Evaluasi Kebijakan Publik yang Penelitian dengan menggunakan metode deskriptif
dikembangkan oleh Leo Agustino. Model evaluasi ini kualitatif
terdiri dari lima dari dimensi, yaitu :
1. Sumber Daya Aparatur (SDA) atau Sumber Daya Lokasi :
Manusia (SDM), Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
2. Kelembagaan; Pintu Kota Tangerang
3. Sarana, prasarana, dan teknologi;
4. Finansial atau keuangan; dan
5. Regulasi (pendukung).
Teknik Pengumpulan Data :
Model yang dikembangkan Leo Agustino tidak
Studi kepustakaan, observasi dan wawancara.
muncul begitu saja, keluar serta masuknya dimensi
adalah hal yang wajar dalam pengujian keabsahan
dan reliabilitas dimensi. Informan :
Pegawai izin usaha industri, dan Pemohon izin usaha
industri di Kota Tangerang.
Hasil Penelitian
Berbeda dengan jawaban yang didapatkan dari pemohon izin usaha
industri, hasil wawancara yang dilakukan dengan Taufik Syahzaeni
1. Sumberdaya Aparatur (Kepala DPMPTSP Kota Tangerang didapatkan jawaban bahwa
DPMPTSP sudah memiliki sumberdaya aparatur yang baik, sebab
Dalam dimensi ini, terdapat setidaknya empat hal yang di
dalam proses rekrutment, DPMPTSP sudah menyaring dengan
evaluasi, yaitu Kompetensi; Kapabilitas; Karakter
ketat calon pegawai yang akan bekerja di DPMPTSP. Selain itu,
aparatur/individu; dan Integritas.
pihak DPMPTSP Kota Tangerang juga sudah memberikan pelatihan
Dari penelitian yang dilakukan, ditemukan permasalahan tambahan kepada pegawai baru, sehingga pegawai baru akan
dalam dimensi ini, tepatnya pada hal karakter dapat memberikan pelayanan yang sebaik mungkin. Taufik
aparatur/individu. Berdasarkan kesimpulan yang telah Syahzaeni juga menanggapi tentang jawaban yang didapat peneiti
didapatkan dari jawaban para pemohon izin usaha industri, dari hasil wawancara dengan pemohon izin. Beliau berpendapat
dapat disimpulkan bahwa masih kurang maksimalnya bahwa untuk masalah tersebut sebenarnya hanya dilakukan oleh
pelayanan yang diberikan oleh DPMPTSP khususnya dalam beberapa orang saja. Karena DPMPTSP selalu menekankan
pelayanan perizinan usaha industri. Para pemohon kepada pegawainya akan pentingnya pelayanan yang diberikan.
beranggapan bahwa masih terdapat banyak aparat yang Akan tetapi, untuk permasalahan karakter aparatur memang
tidak ramah dan terkesan tidak mau melayani para beberapa kali masih sering terdapat aduan, dan DPMPTSP Kota
pemohon, bahkan aparat hanya berkata “silahkan baca Tangerang juga berjanji untuk selalu memberi peringatan bilamana
sendiri di website yang sudah tersedia” dan tidak mau kejadian tersebut terlihat dilakukan oleh pegawainya. DPMPTSP
menanggapi pertanyaan yang diajukan para pemohon. juga akan memberikan peringatan keras bahkan hukuman untuk
pegawainya yang belum bisa menghilangkan karakter pribadinya
dan tidak mengikuti budaya organisasi DPMPTSP Kota Tangerang
Hasil Penelitian

2. Kelembagaan

Dalam dimensi ini, terdapat setidaknya empat hal yang di Akan tetapi, dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil
evaluasi, yaitu Kepemimpinan; Manajemen organisasi; bahwa masih banyak pemohon izin usaha industri di Kota
Koordinasi dan kolaborasi; dan Komunikasi publik. Tangerang yang belum mengetahui bagaimana mekanisme
pembuatan izin usaha industri di Kota Tangerang. Para pemohon
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka masih banyak yang belum mengetahui bahwa pembuatan izin
dapat disimpulkan bahwa masih terdapat permasalahan usaha industri pada saat ini sudah sepenuhnya dilakukan secara
yang terjadi di DPMPTSP Kota Tangerang. Permasalahan elektronik,
tersebut diketahui berasal dari belum maksimalnya kinerja Dari penemuan tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi
manajemen organisasi dalam DPMPTSP Kota Tangerang publik yang dilakukan oleh DPMPTSP Kota Tangerang belum
khususnya di bidang pengawasan. Hal ini berdampak pada berjalan dengan baik. DPMPTSP Kota Tangerang juga terbilang
belum maksimalnya implementasi PP Nomor 24 Tahun masih kurang dalam melakukan pengawasan sehingga
2018. Selain itu, masalah yang diakibatkan dari kurangnya permasalahan komunikasi ini masih terjadi. Selain itu kurangnya
pengawasan yang dilakukan juga berpengaruh kepada pengawasan ini juga membuat pelayanan perizinan usaha industri
komunikasi publik yang diberikan. Karena jika melihat isi secara elektronik belum berjalan sebagaimana mestinya, karena
seharusnya bagaimana kebijakan ini berjalan, kebijakan ini masih sering terjadinya kendala yang terjadi saat pemohon izin
dapat memudahkan para pemohon izin untuk mengajukan sedang mengupload persyaratan yang dibutuhkan.
perizinan terkait usaha industri di Kota Tangerang.
Hasil Penelitian
3. Sarana, Prasarana dan Teknologi
Dalam dimensi ini, terdapat tiga hal yang di evaluasi, yaitu
Ketersediaan sarana dan prasarana; Pemanfaatan Internet 4. Keuangan
of Things (IoT); dan Kualitas data.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka Dimensi evaluasi kebijakan publik Leo Agustino yang keempat yaitu
dapat disimpulkan bahwa pada dimensi ini DPMPTSP Kota keuangan. Dalam penelitian ini dimensi keuangan menjadi kendala
Tangerang sudah tergolong baik. Dapat dilihat dari sarana dalam penelitian mengenai evaluasi PP Nomor 24 Tahun 2018
dan prasarana (ruang pelayanan) di DPMPTSP Kota Sebab DPMPTSP Kota Tangerang tidak mau memberikan data
Tangerang yang sudah bagus. Selain itu DPMPTSP Kota terkait keuangannya kepada penulis. Selain itu, DPMPTSP Kota
Tangerang juga sudah memanfaatkan IoT dengan baik, Tangerang juga tidak pernah merilis mengenai keuangannya seja
terlihat dari sudah tersedianya website yang bisa diakses tahun 2019. Padahal keuangan termasuk bagian dari kewajiban
untuk membuat segala jenis perizinan termasuk izin usaha terkait transparansi dalam pelayanan publik yang haru
industri di dalamnya. Meskipun dalam beberapa kasus dipublikasikan kepada masyarakat. Dimensi keuangan atau daya
website ini masih mengalami beberapa kendala dukung finansial juga menjadi bagian yang sangat penting dalam
(dikarenakan kurangnya pengawasan), akan tetapi website evaluasi kebijakan publik. Oleh karena itu, dapat disimpulkan
ini sudah tergolong baik dan sesuai dengan ketentuan PP bahwa terdapat permasalahan dalam dimensi keuangan yang
Nomor 24 Tahun 2018. DPMPTSP Kota Tangerang juga mengakibatkan belum maksimalnya implementasi dari kebijakan
selalu memperbarui data jumlah permohonan perizinan tentang pelayanan izin berusaha terintegrasi secara elektronik d
setiap harinya. Akan tetapi satu permasalahan terkait data, Kota Tangerang.
yaitu DPMPTSP tidak merilis data mengenai alokasi
anggarannya sejak tahun 2019.
Hasil Penelitian

5. Regulasi
Dalam dimensi ini, terdapat tiga hal yang diuraikan, yaitu Meskipun kebijakan ini sudah terlihat berjalan harmonis
Kebijakan turunan; Pemahaman akan regulasi; dan dengan kebijakan turunan yang sudah dijelaskan, nyatanya
Kebijakan yang singkron serta harmonis. ada sebuah kebijakan yang isinya tidak sejalan dengan PP
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018, didukung oleh Nomor 24 Tahun 2018. Karena dalam Pasal 4 PP RI Nomor
tiga kebijakan yang telah ada sebelumnya, yaitu : 107 Tahun 2015 dijelaskan persyaratan pendirian usaha
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang industri yaitu bilamana usaha industri tersebut diajukan di
Pemerintahan Daerah. lokasi yang telah diatur. Kemudian usaha industri juga harus
2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 107 Tahun 2015 memenuhi dokumen izin lingkungan dan dampak kepada
tentang Izin Usaha Industri. lingkungan hidup sekitar. Namun pada kenyataannya,
3. Permendagri Nomor 25 Tahun 2021 tentang DPMPTSP. dengan diterbitkannya PP Nomor 24 Tahun 2018 ini
membuat perizinan usaha industri di Kota Tangerang dapat
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat
diproses diajukan dengan semakin mudah. Karena pemohon
disimpulkan bahwa DPMPTSP Kota Tangerang sudah
izin sudah tidak diawasi dan dinilai secara ketat oleh Dinas
paham terkait kebijakan tersebut. Terbukti dengan hanya
Lingkungan Hidup terkait pengelolaan lingkungan hidup dan
diberlakukannya pelayanan perizinan usaha industri secara
juga AMDAL sebelum izin tersebut diterbitkan. Oleh
online dan sudah tidak melayani permohonan secara
karenanya, sudah tentu kerusakan lingkungan akan semakin
offline sesuai dengan isi dari PP Nomor 24 Tahun 2018.
cepat terjadi jika implementasi dari kebijakan ini tetap
Hal ini bertujuan untuk memudahkan para pemohon dalam
disharmonis dengan UU Nomor 23 Tahun 1997 tentang
membuat perizinan, karena tidak perlu lagi datang ke
AMDAL.
kantor untuk mengurus persyaratan yang dibutuhkan.
Kesimpulan

Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan peneliti menggunakan model evaluasi kebijakan publik menurut Leo
Agustino, dapat diketahui bahwa Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 Tentang Pelayanan Izin Berusaha
Terintegrasi Secara Elekronik belum dapat dilaksanakan dengan baik oleh Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Tangerang. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya temuan lapangan yang
didapatkan melalui wawancara dengan Kepala DPMPTSP Kota Tangerang dan juga para pemohon izin usaha
industri di Kota Tangerang. Bukti lain juga didapatkan oleh peneliti melalui observasi yang menunjukkan masih
belum maksimalnya perizinan berusaha terintegrasi secara elektronik di Kota Tangerang. Selain itu peneliti juga
menemukan bukti setelah melakukan tinjauan yuridis dimana dapat diketahui belum harmonisnya kebijakan ini
dengan kebijakan-kebijakan turunan yang ada.

Penulis menyimpulkan bahwa Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 Tentang Pelayanan Izin Berusaha
Terintegrasi Secara Elekronik di DPMPTSP Kota Tangerang masih dapat untuk diimplementasikan, dan tidak
perlu melakukan terminasi kebijakan. Kebijakan tersebut masih dapat diimplementasikan sebab isi dari kebijakan
tersebut sudah jelas dan lengkap. Hal yang perlu diperhatikan adalah pengawasan dan evaluasi yang konsisten
khususnya pengawasan di manajemen organisasi, komunikasi publik, serta pengawasan mengenai AMDAL.
Selain itu, perlu dilakukannya pengharmonisan kebijakan ini dengan kebijakan keturunannya, khususnya
kebijakan lingkungan hidup. Karena berhasilnya kebijakan ini (usaha industri) di Kota Tangerang akan sia-sia
hasilnya jika tidak dibarengi dengan kelestarian lingkungan yang ada.

Anda mungkin juga menyukai