Anda di halaman 1dari 7

EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN E-GOVERNMENT

PADA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KOTA MALANG

Raharwindy Kharisma Sudrajat, Endah Setyowati, Sukanto


Jurusan Administasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang
E-mail: uglykid02409@gmail.com

Abstract: The Effectiveness Of Implementation E-Government Program On Badan Pelayanan


Perizinan Terpadu Kota Malang. Traditional government identical with long queues and
maladministration the demands of the transformation of the bureaucracy of government to develop
electronic government. Although the government has developed a new program to improve
service, there are always many problems which occurs both in the sphere of internal or the
community. The study results of the implementation of e-government program on Badan
Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Malang is quite effective if the purpose of which the
convention of e-government program adapted to the purpose of e-government program national of
Inpres No. 3 in 2003 about policy and national strategy the development of e-government
program. The barrier is the licensing on Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Malang is still
conventional spring, there was no legal provision regarding the e-government program at Malang
City And still lack of appropriate infrastructure that supports and free of charge to the community
in implementing of e-government program on Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Malang.

Keywords: Effectivenes, e-Government, Permit Service

Abstrak: Efektivitas Penyelenggaraan E-Government Pada Badan Pelayanan Perizinan


Terpadu Kota Malang. Traditional government yang identik dengan antrian yang panjang dan
juga maladministration sehingga menuntut adanya transformasi birokrasi pemerintahan untuk
mengembangkan electronic government. Meskipun pemerintah selalu mengembangkan program
baru untuk memperbaiki pelayanan, tetap selalu ada permasalahan yang terjadi dalam lingkup
internal maupun dari masyarakat. Hasil penelitian penyelenggaraan e-Government pada Badan
Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Malang sudah cukup efektif bila mana tujuan dari
diselenggarakannya e-Government disesuaikan dengan tujuan e-Government nasional Inpres No. 3
Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-Government. Faktor
penghambat yaitu penyelenggaraan perizinan pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota
Malang masih semi konvensional, belum ada ketetapan hukum berkaitan dengan e-Government di
Kota Malang dan masih kurang lengkapnya infrastruktur yang menunjang dan gratis untuk
masyarakat dalam menyelengarakannya e-Government pada Badan Pelayanan Perizinan terpadu
Kota Malang.

Kata kunci: Efektivitas, e-Government, Pelayanan Perizinan

Pendahuluan berperan penting bagi pemerintahan dalam


Penyelenggaraan pelayanan publik di mengambil keputusan.
Indonesia pada umumnya dilakukan melalui E-Government tersebut diperkuat dengan
kontak langsung antara penyelenggara pelayanan keluarnya Inpres No. 3 Tahun 2003 yang
publik dan masyarakat, dimana pelayanan berkaitan dengan kebijakan dan strategi
tersebut identik dengan antrian yang sangat pengembangan e-Government diseluruh
panjang bahkan menimbulkan kasus pemerintahan pusat maupun daerah.
maladministration yang bisa berakibat yuridis Pemerintahan daerah Kota Malang bersamaan
pada pengenaan sanksi pidana. Permasalahan dengan keluarnya Inpres No. 3 Tahun 2003
pelayanan publik tersebut menuntut adanya tersebut memulai mengembangkan e-
transformasi birokrasi pemerintahan, traditional Government didaerahnya dengan pembuatan
government yang identik dengan paper based program jaringan Malang Online, program
administration mulai ditinggalkan dan electronic jaringan Malang Online tersebut mempunyai
government (e-Government menjadi semakin maksud dan tujuan mengembangkan sistem
informasi dan komunikasi dengan memanfaatkan

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 12, Hal. 2145-2151 | 2145
teknologi berupa komputer. Penggunaan pengembangan e-Government Nasional,
teknologi tersebut berdampak pada kemudahan sedangkan peraturan mengenai perizinan pada
memberikan informasi maupun berkoordinasi BP2T Kota Malang masih diatur dalam Perwal
antar lembaga pemerintahan maupun dengan No. 8 Tahun 2009 yang mana dalam peraturan
masyarakat. tersebut tidak terlihat aturan berkaitan dengan
Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota pelayanan perizinan melalui elektronik.
Malang, sebagai instansi pemerintahan yang
berkaitan dengan perizinan di Kota Malang juga Tinjauan Pustaka
mengembangkan konsep e-Government melalui 1. Organisasi
fungsi teknologi informasi dan komunikasi yang a. Pengertian Organisasi
berupa website perizinan. Fungsi dari adanya Menurut Siagian dalam Sofyandi (2007,
website perizinan tersebut untuk memberikan h.3) mengartikan organisasi sebagai bentuk
layanan yang lebih lengkap dengan segala kerjasama secara formal antar dua orang atau
fasilitas teknologi informasi melalui layanan lebih dalam rangka mencapai tujuan yang telah
online yang dihadirkan sebagai bentuk pelayanan ditentukan, didalam organisasi tersebut juga
prima kepada masyarakat yang melakukan terdapat pemimpin atau atasan dan sebagaian
permohonan izin di Kota Malang. yang lain disebut bawahan.
Dikembakannya konsep e-Government pada b. Struktur Organisasi
Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Menurut Suranto (2005, h.85) struktur
Malang tersebut memberikan kemudahan bagi organisasi adalah mengelompokkan dan
masarakat maupun pelaku usaha dalam memfokuskan pembagian kerja serta
penggurusan izin tertentu, selain itu dalam menunjukkan hubungan aktivitas pekerjaanya
website perizinan tersebut masyarakat dapat sampai batas tertentu juga menunjukkan tingkan
melakukan registrasi online dengan cara mengisi spesialisasi kerja.
formulir perizinan dan sejumlah persyaratan c. Faktor - Faktor Mempengaruhi Struktur
lainnya sebagai kelengkapan berkas juga bisa Organisasi
dilihat melalui website perizinan BP2T Kota Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur
Malang. organisasi menurut Ernie (2006, h.159) dibagi
Walaupun e-Government sudah menjadi 4, yaitu:
dikembangkan oleh BP2T Kota Malang sebagai 1) Strategi Organisasi, dibuat sebagai upaya
upaya meningkatkan pelayanan perizinan di Kota pencapaian tujuan organisasi.
Malang, masih terdapat dua permasalahan yang 2) Skala Organisasi, organisasi dapat
mengakibatkan e-Government tidak berjalan dibedakan sesuai dengan skalannya.
dengan baik, yaitu: 3) Teknologi, faktor teknologi berkaitan
a. Kurangnya kesadaran masyarakat akan dengan pekerjaan dilakukan, serta terkait
perizinan di Kota Malang, hal tersebut bisa dengan penggunaan alat-alat bantu.
dilihat dari masih banyaknya pelanggaran izin 4) Lingkungan yang menuntut organisasi dapat
yang terjadi di Kota Malang. Sebagai contoh, menyesuaikan diri dalam lingkungan
tahun 2006-2008 terdapat 883-1298 pelanggaran tertentu.
izin pertahunnya, yang meliputi: IMB, Izin
Pariwisata, Izin Reklame ditambah dengan Izin 2. Efektivitas
Usaha dan Izin Gangguan (IG/HO) (Kompas, a. Pengertian Efektivitas
2009). Pada tahun 2009 Izin Usaha dan Izin Menurut Sedamaryanti (2009, h.59)
Gangguan menempati urutan teratas dalam mengartikan efektivitas sebagai ukuran yang
perbulannya yang mencapai sekitar 22 kasus memberikan gambaran tentang seberpa jauh
(Malangpost, 2009). target yang telah dicapai, yang berorientasi
b. Kurangnya optimalisasi penggunaan kepada keluaran dan masalah penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi oleh jajaran masukan kurang menjadi perhatian utama,
SKPD dan masyarakat atau pelaku usaha di Kota sedangkan menurut Yamit (2003, h.14)
Malang. mengartikan efektivitas sebagai ukuran yang
Kedua permasalahan tersebut dikarenakan memberikan gambaran seberapa jauh tujuan
tidak adanya kelengkapan aturan hukum tercapai, baik secara kualitas maupun waktu yang
mengenai e-Government di Kota Malang, yang berorientasi pada keluaran yang dihasilkan.
mana peraturan mengenai e-Government masih b. Ukuran Efektivitas
sebatas Raperda. Adapun peraturan e- Menurut Sedamaryanti (2009, h.60) ukuran
Government di Kota Malang saat ini masih efektivitas dibagi menjadi 4 ukuran, yaitu
mengacu pada Inpres No. 3 Tahun 2003 yang sebagai berikut:
berkaitan dengan kebijakan dan strategi 1) Input

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 12, Hal. 2145-2151 | 2146
2) Proses Produksi 1) Memperbaiki kinerja suatu pelayanan
3) Output pemerintah kepada stakeholdernya.
4) Produktivitas 2) Meningkatkan transparansi, control dan
Input menurut Susanto (2007, h.23) input akuntabillitas.
merupakan suatu yang masuk kedalam sistem, 3) Mengurangi biaya administrasi, relasi dan
yang mana input tersebut sebagai dasar dari suatu intraksi.
yang akan diwujudkan atau dilaksanakan 4) Memberikan peluang untuk mendapatkan
berdasarkan apa yang direncanakan. Proses sumber-sumber penghasilan baru.
produksi menurut pendapat Sutanta (2003, h.5) 5) Menciptakan suatu lingkungan masyarakat
yaitu komponen sistem yang mempunyai peran up to date.
utama mengolah masukan agar menghasilkan 6) Memberdayakan masyarakat dan pihak-
keluaran yang berguna bagi pemakainnya. pihak lain yang ikut andil dalam pembuatan
Output merupakan unsur-unsur yang memiliki kebijakan publik secara merata dan
berbagai macam bentuk keluaran yang dihasilkan demokratis.
oleh komponen pengolahan. Pengertian e. Unsur dan Faktor Penerapan e-
produktivitas sendiri menurut Sedamaryanti Government.
(2009, h.58) merupakan suatu ukuran atas Unsur-unsur penerapan menurut Wahab (1990,
penggunaan sumber daya dalam organisasi yang h.45) meliputi:
biasanya dinyatakan sebagai rasio dari keluaran 1) Adanya program yang dilaksanakan.
yang dicapai dengan sumber daya yang 2) Adanya kelompok target.
digunakan. 3) Adanya pelaksanaan.
Penerapan menurut penjelasan di atas
3. E-Government mempunyai unsur penting yaitu program, target
a. Pengertian e-Government dan pelaksanaan dalam mewujudkan tujuan yang
E-Government menurut Wyld dalam diinginkan. Untuk kegagalan sebuah program e-
Akadun (2009, h.131) merupakan pemerosesan Government menurut Azis dalam Kumorotomo
teknologi informasi yang digunakan pemerintah (2009, h.7) dibagi menjadi 3 permasalahan,
untuk mengkomunikasikan, menyebarkan atau yaitu:
mengumpulkan informasi sebagai fasilitas 1) Masalah Budaya
transaksi dan perizinan untuk suatu tujuan. a) Resistensi dan penolakan.
b. Prinsip-Prinsip e-Government b) Kurangnya kesadaran pada manfaat dan
Menurut Indrajit (2002, h.11-13) penghargaan terhadap teknologi.
pembuatan visi e-Government yang baik akan c) Keengganan berbagi data dan informasi..
berlandaskan pada 4 prinsip, yaitu: 2) Masalah Kepemimpinan
1) Fokus pada perbaikan pelayanan pemerintah a) Terjadi konflik kepentingan antara
kepada masayrakat. pemerintah pusat dan daerah.
2) Membangun lingkungan yang kompetitif. b) Belum tersosialisasikan peraturan dan
3) Memberikan penghargaan terhadap inovasi belum merata penerapan.
dan memberikan ruang kesempatan bagi c) Anggaran dalam pengembangan e-
kesalahan. Governmen sistem dalam APBN/ APBD
4) Tekankan pada pencapaian efisiensi. belum menjadi prioritas.
c. Jenis-Jenis Pelayanan e-Government 3) Masalah Infrastruktur
Menurut Indrajit (2006, h.30-32) jenis-jenis a) Adanya ketimpangan digital.
e-Government dibagi menjadi 3 kelas utama, b) Ketersediaan infrastruktur masih terpusat
yaitu: di kota-kota besar.
1) Publikasi, menurut Indrajit merupakan c) Ketidaktetatapan peraturan dalam sistem
komunikasi satu melalaui internet. pelayanan publik di Indonesia .
2) Interkasi, menurut Indrajit adanya interaksi Untuk meminimaliris permasalahan
oleh pemerintah dengan mereka yang penerapan e-Government diatas, faktor yang
berkepentingan. harus diperhatikan menurut Indrajit (2002, h.27),
3) Transaksi, menurut Indrajit merupakan berupa:
interaksi dua arah yang didalamnya terdapat 1) Faktor teknologi.
transaksi yang berhubungan dengan uang 2) Faktor ekonomi.
dari satu pihak lainya (tidak gratis). 3) Faktor globalisasi.
d. Manfaat e-Government 4) Faktor lokal.
Menurut Al Gore dan Tony Blair dalam
Indrajit (2002, h.5) manfaat dari e-Government
yaitu berupa:

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 12, Hal. 2145-2151 | 2147
4. Pelayanan Publik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara,
a. Pengertian Pelayanan Publik observasi, dan dokumentasi. Instrumen penelitian
Pengertian pelayanan publik menurut ada peneliti sendiri, buku catatan lapangan dan
Sinambela (2008, h.5) diartikan sebagai setiap pedoman wawancara. Uji keabsahan data terdiri
aktivitas pemerintah terhadap masyarakat dalam dari perpanjangan keikutsertaan, ketekunan
menjalani sebuah kegiatan, dan hasilnya tidak pengamatan dan tringulasi. Analisis data
selalu berbentuk barang tetapi juga jasa. menggunakan Model Interaktif menurut Miles &
b. Kualitas Pelayanan Publik Huberman (2013, h.31-33). Analisis model
Pengertian mengenai kualitas pelayanan interaktif ini melalui 3 tahap yaitu data
menurut pendapat Supranto (2001, h.228) condensation, data display, dan verification.
merupakan sifat dari penampilan produk atau
kinerja yang merupakan bagian utama dari Pembahasan
strategi organisasi (perusahaan) dalam rangka 1. Penyelenggaraan e-Government pada Badan
meraih keunggulan yang berkesinambungan, Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Malang
baik sebagai pemimpin pasar (pemerintah) a. Publikasi
ataupun sebagai strategi untuk terus berkembang. Pada kelas publikasi, menurut Indrajit
c. Ukuran Kualitas Pelayanan Publik (2006, h.30) merupakan jenis yang paling
Menurut Sinambela (2008, h.6) pada mudah dilakukan karena pemerintah hanya
dasarnya tujuan pelayanan publik adalah mempublikasikan segala informasi maupun
memuaskan masyarakat. Untuk mencapai data yang bisa diakses oleh masyarakat secara
kepuasan itu dituntut kualitas pelayanan prima umum secara bebas dan langsung. Pada BP2T
yang tercermin dari : mempublikasikan berbagai data dan informasi
1) Transparansi berkaitan dengan perizinan di Kota Malang
2) Akuntabilitas melalui website perizinan, sedangkan dalam
3) Kondisional Inpres No. 3 Tahun 2003 tingkatan publikasi
4) Partisipatif tersebut merupakan tingkatan yang pertama
5) Kesamaan hak dari dikembangkannya e-Governemnt, yaitu
6) Keseimbangan hak dan kewajiban merupakan tingkat persiapan.
b. Interaksi
Metode Penelitian Kelas interaksi, BP2T Kota Malang
Jenis penelitian yang dipakai didalam menyediakan berbagai fasilitas yaitu meliputi
penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif SMS Gateway, pengaduan elektronik dan
dengan pendekatan kualitatif. Menurut Sugiyono chatting. Interaksi tersebut bertujuan untuk
(2012, h.8) penelitian kualitatif fimaknai sebagai memberikan kemudahan kepada masyarakat
metode penelitian yang digunakan untuk meneliti maupun untuk pihak internal melakukan
kondisi obyek yang alamiah, sedangkan interaksi.Hal tersebut seperti diungkapkan oleh
penelitian deskriptif kualitatif diuraikan sesuai Indrajit (2006, h.31) bahwa interaksi tersebut
dengan pendapat responden, apa adanya sesuai merupakan bentuk interaksi antara
dengan pertanyaan penelitian, kemudian pemmerintah dengan masyarakat atau pihak-
dianalisis sesuai dengan prilaku responden, pihak yang berkepentingan lainnya dengan
direduksi, ditriangulasi, disimpulkan dan menggunakan portal dank anal yang
diverifikasi. memanfaatkan teknologi informasi dan
Fokus dalam penelitian ini adalah: 1) komunikasi. Pada kelas interaksi tersebut
Penyelenggaraan e-Government pada Badan berdasarkan Inpres No. 3 Tahun 2003
Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Malang, merupakan tingakatan kedua setelah publikasi
dilihat dari: a. Publikasi, b. Interaksi, c. dibangun.
Transaksi 2) Efektivitas penyelenggaraan e- c. Transaksi
Government pada Badan Pelayanan Perizinan Di BP2T Kota Malang jenis transaksi ini
Terpadu Kota Malang, dilihat dari: a. Input, b. merupakan jenis e-Government yang mana
Proses Produksi, c. Output. 3) faktor penghambat terdapat perpindahan uang maupun data, jenis
penyelenggaraan e-Government pada Badan transaksi pada BP2T tersebut bisa melalui SIM
Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Malang, PTSP Online dan pengajuan online. Menurut
dilihat dari: a. Budaya, b. Kepemimpinan, c. Indrajit (2006, h.32) transaksi tersebut
Infrastruktur. merupakan jenis e-Government yang hampir
Lokasi penelitian di Kota Malang dan situs sama dengan intraksi hanya saja terdapat
penelitian pada Badan Pelayanan Perizinan perpindahan uang atau tidak gratis.
Terpadu Kota Malang. Sumber data diperoleh Berdasarkan Inpres No. 3 Tahun 2003
dari data primer dan data sekunder. Teknik transaski tersebut merupakan tingkatan ketida

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 12, Hal. 2145-2151 | 2148
dan keempat yaitu pemantapan dan pada menu fasilitas pada website perizinan yang
tingkatan keempat meliputi pembuatan aplikasi masyarakat hanya perlu mengisi persyaratan-
untuk pelayanan yang bersifat G2G, G2B dan persyaratan yang sudah ada pada fasilitas
G2C. tersebut. Pengajuan online pada BP2T masih
sebatas fasilitas adapun masyarakat yang ingin
2. Efektivitas Penyelenggaraan e-Government mengajukan permohonan izinnya masih harus
pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu mendatangi BP2T Kota Malang.
Kota Malang Berberapa proses produksi diatas masih
a. Input belum jelas spesifikasi pembagian kerja,
Menurut Susanto (2007, h.23) walaupun dengan adanya struktur organisasi
mengartikan input sebagai segala sesuatu yang yang sudah ada seharusnya sudah menjelaskan
masuk kedalam sistem yang mana input bagaimana tugas kerja dibagi, dikelompokkan
tersebut sebagai dasar dari sesuatu yang akan dan dikoordinasi secara formal sehingga dapat
diwujudkan dan dilaksanakan sesuai dengan mencapai tujuan penyelenggaraan e-
apa yang telah direncanakane-Government Government pada BP2T Kota Malang.
pada BP2T Kota Malang, input yang c. Output
dibutuhkan antara lain yaitu berupa: telepon, Output menurut Sutanta (2003, h.5)
SMS Gateway, Komputer, Wifi Hotspot, merupakan unsure-unsur yang memiliki
Buku/ dokumen, SDM dan tidak kalah berbagai macam keluaran yang dihasilkan dari
pentinganya adalah modal. Input berupa proses produksi, untuk sebuh output dari
fasilitas fisik digunakan untuk menjalankan penyelenggaraan e-Government pada Badan
penyelenggaraan e-Government, sedangkan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Malang
buku/ dokumen akan diolah menjadi sebuah tidak lain adalah untuk memberikan pelayanan
informasi dan nantinya akan dipublikasikan prima kepada masyarakat atau pihak-pihak
dan modal merupakan factor penting karena yang berkepentingan lainnya. Hanya saja
tanpa modal sebuah program tidak akan untuk akuntabilitas yang belum tercermin dari
berjalan dengan baik. penyelenggaraan e-Government pada BP2T
Kota Malang dikarenakan aturan hukum
b. Proses Produksi mengenai e-Government dalam pelayanan
Menurut Sutanta (2003, h.5) proses perizinan sendiri belum ada.
merupakan komponen sistem yang mempunyai
peran utama dalam mengolah input agar 3. Faktor Penghambat Penyelenggaraan e-
menghasilkan input. Pada BP2T Kota Malang Government pada Badan Pelayanan
untuk mempublikasikan berbagai data dan Perizinan Terpadu Kota Malang
informasi berkaitan dengan perizinan melalui a. Budaya
website perizinan, adapun pembuatan website Penyelengaaraan e-Government pada
tersebut oleh pihak ketiga sedangkan pegawai BP2T yang masih konvensional dikarenenkan,
yang menangani hal tersebut dari Bidang belum adanya dasar hukum yang jeles
Penyusanan Program. Untuk interaksi BP2T berkaitan dengan e-Government sendiri di
Kota Malang memberikan fasilitas berupa Malang. Padahal menurut pendapat Indrajit
SMS Gateway, pengaduan elektronik dan (2002, h.25) mengatakan bahwa
chatting. Proses produksi dari SMS Gateway mengembangkan e-Government harus
dilakukan bila mana surat keputusan izinya memperhatikan berberpa factor salah satunya
telah dikeluarkan ataupun izinnya dipending yaitu kesiapan infrastruktur yang legal berupa
karena kekurangan berkas, sedangkan untuk kesiapan hukum atau aturan berbagai perizinan
pengaduan elektronik bisa melalui email untuk mendukung kemajuan e-Government.
maupun telepon seluler yang sudah tersedia di b. Kepemimpinan
BP2T Kota Malang dan untuk chatting BP2T Didalam BP2T Kota Malang masih belum
Kota Malang mempunyai jejaring social terlihat penerpan pelayanan e-Government
twitter dimana bisa melakukan interaksi yang memadai, hal tersebut dikarenakan
melalui jejaring social tersebut. pelayanan perizinan sendiri masih diatur dalam
Proses produksi dari transaksi sendiri pada Perwal No. 8 Tahun 2009 yang berkaitan
BP2T Kota Malang menggunakan SIM PTSP dengan tata cara pelayanan perizinan,
Online dan pengajuan elektronik, untuk proses sedangkan menurut Indrajit (2002, h.25)
produksi dari SIM PTSP Online disesuaikan mengatakan bahwa mengembangkan e-
dengan standart operasional (SOP) BP2T Kota Government harus mempersipakan
Malang, sedangkan untuk proses produksi infrastruktur institusional yang mana instansi
pengajuan online dapat dilakukan melalui pemerintah harus secara sadar dan eksis

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 12, Hal. 2145-2151 | 2149
melakukan dan memfokuskan tujuannya dalam intraktif dengan pelaku usaha sebagai pihak
mengembangkan e-Government dan ketiga.
mempersiapkan strategi pemikiran dan Ketiga, pada BP2T Kota Malang telah
kepemimpinan. menyiapkan fasilitas untuk melakukan
c. Infrastruktur komunikasi dengan lembaga-lembaga lain yang
Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota bisa melalui email maupun telepon seluler,
Malang dalam menyelenggarakan e- ataupun bisa mengunjungi website perizinan.
Government belum mempunyai infrastruktur Tidak hanya itu masyarakatpun dapat melakukan
yang memadai hal tersebut dikarenakan: 1) pengaduan secara elektronik dan dapat
belum adanya digital signatur, 2) wifi hotspot berintraksi dengan BP2T Kota Malang melalui
yang hanya bisa diakses oleh pihak BP2T Kota jejaring sosial twitter.
Malang. Padalah menurut Indrajit (2002, h.25) Keempat, pembentukan sistem manajemen
mengatakan bahwa kesiapan e-Government dan proses kerja yang transparan dan efisien serta
sangat bertumpu dengan kesiapan infrastruktur memperlancar transaksi dan layanan antar
yang ada. lembaga pemerintaah dan pemerintah daerah
otonom. Pada BP2T Kota Malang sudah
Kesimpulan membuat Sistem Informasi Manajemen yang
Penyelenggaraan e-Government pada BP2T berguna untuk memberikan pelaporaan statistik
Kota Malang dapat sudah cukup efektif bila terhadap perkembangan pelayanan perizinan,
mana tujuan dari dikembangkannya e- hanya saja untuk SIM tersebut arsip-arsip
Government di Kota Malang disesuaikan dengan pelayanan perizinan masih belum semuanya
tujuan e-Government nasional Inpres No. 3 digital. Adapun proses kerja yang transparan,
Tahun 2003 prihal Kebijakan dan Strategi masyarakat atupun pihak-pihak lain yang
Nasional Pengembangan e-Government. berkepentingan bisa melihat perkembangan
Pertama, tujuan e-Government diatas, BP2T pelayanan perizinan maupun informasi-informasi
Kota Malang sudah membuat jaringan informasi mengenai pelayanan perizinan melalui website
yang dapat diakses secara bebas dan dimanapun perizinan.
dengan melalui website perizinan, yang mana Adapun untuk factor penghambat
didalam website perizinan tersebut terdapat penyelenggaraan e-Government pada BP2T Kota
berberapa fasilitas mengenai pelayanan perizinan Malang, yaitu: 1) Penyelenggaraan pelayanan
serta informasi mengenai pelayanan perizinan. perizinan yang masih semi konvensional. 2)
Hanya saja untuk transaksi pelayanan secara Belum adanya peraturan mengenai
elektronik belum bisa dilakukan dikeranakan penyelenggaraan perizinan dengan menggunakan
belum adanya dasar hukum yang jelas mengenai e-Government. 3) Masih adanya kekurangan
penyelenggaraan e-Government di Kota Malang infrastruktur seperti belum adanya digital
dan pelayanan di BP2T Kota Malang sendiri signature dan wifi hotspot yang hanya digunakan
masih semi konvensional. oleh BP2T Kota Malang (tidak gratis untuk
Kedua, hubungan yang intraktif dengan masyarakat)
dunia usaha. Pegawai pada BP2T Kota Malang
hanya sebagai pelaksana dan penggerak program Saran
e-Government, sedangkan untuk pembuatan 1) BP2T Kota Malang harus bisa secara
website maupun untuk melengkapai sarana dan sandar dan eksis dalam menggunakan teknologi
prasarana untuk menunjang penyelenggaraan e- baik melalui internet, jaringan telepon seluler dan
Government dilakukan oleh pihak ketiga multimedia lainnya, 2) Perlu adanya peraturan
(vendor). Jadi dalam mengembangkan e- yang berkaitan dengan penyelenggaraan e-
Government tersebut BP2T Kota Malang tidak Government baik untuk daerah Kota Malang
berdiri sendiri melainkan adanya hubungan yang maupun untuk BP2T Kota Malang.

Daftar Pustaka
Akadun. (2009) Teknologi Informasi Administrasi. Bandung, Alfabeta.
AW, Suranto. (2005) Komunikasi Perkantoran. Edisi 1. Yogyakarta, Media Wacana.
Kompas.com. (2009) “Kedisiplinan Masyarakat Malang Rendah”. Diakses melalui:
<www.nasional.kompas.com> [diakses pada Tanggal 5 Mei 2014].
Erni, Sule Trisnawati. (2006) Pengantar Manajemen. Jakarta, Kencana.
Indrajit, Richardus Eko. (2006) Electronic Government “Strategi Pembangunan Sistem Pelayanan
Publik Berbasis Teknologi Digital”. Yogyakarta, Andi.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 12, Hal. 2145-2151 | 2150
Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-
Government. Jakarta, Pemerintah Republik Indonesia.
Supranto, J. (2001) Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan Pangsa Pasar.
Jakarta, PT. Rineka Cipta.
Kumorotomo, Wahyudi. (2012) “Kegagalan Penerapan E-Government Dan Kegiatan Tidak
Produktif Dengan Internet”. Diakses melalui: <www.kumoro.staff.ugm.ac.id> [diakses pada
tanggal 20 September 2014].
Malangpost. (2009) “Pelanggaran Izin HO Tempati Urutan Teratas”. Diakses melalui:
<www.malangraya.web.id> [diakses pada Tanggal 5 Mei 2014].
Miles, Matthew B dan Huberman, Maichael A. (2013) Qualitative Data Analysis. United States of
America. Sage Publications.
Sedarmayanti. (2009) Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung, Mandar Maju.
Susanto, Azhar. (2007) Sistem Informasi Manajemen. Bandung, Lingga Jaya.
Sutanta, Edhy. (2003) Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta, Graha Ilmu.
Sugiyono. (2012) Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung, CV. Alfabeta.
Sinambella, Lijian Poltak, dkk. (2008) Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta, Bumi Aksara.
Sofyandi, Herman dan Iwa Garniwa, (2007) Perilaku Organisasional. Edisi Pertama. Yogyakarta, Graha
Ilmu.
Steers, Richard. M. (1985) Efektifitas Organisasi. Edisi Kedua. Jakarta, Erlangga.
Usman, Husaini dan Purnomo Setiady. (2008) Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta, Bumi Aksara.
Wahab, Abdul. (1990) Pengantar Analisis Kebijakan Negara. Jakarta, Rineka Cipta.
Zulian, Yamit. (2003) Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi 2. Yogyakarta, Ekonisia.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 12, Hal. 2145-2151 | 2151

Anda mungkin juga menyukai