Anda di halaman 1dari 6

Nama : Tomy Prasetyo Manunggal

NIM : 175030100111026

Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen Sektor Publik

Kelas :A

Penggunaan ICT dalam Mewujudkan Konsep Good Governance

Di dalam konsep good governance, terdapat delapan prinsip yang harus


dijunjung tinggi, prinsip-prinsip tersebut yaitu participatory (partisipasi), rule of
law (aturan hukum), consensus oriented (kesepakatan bersama), transparancy
(transparansi), acountability (akuntabilitas), responsiveness (daya tanggap), equity
& inclusiveness (keadilan), dan effectiveness & eficiency (efektivitas dan
efisiensi).

Pada penugasan kali ini penulis memilih lima di antara delapan prinsip good
governance yang sudah menggunakan teknologi informasi dan komunikasi atau
yang biasa dikenal dengan ICT. Lima prinsip yang akan penulis ambil adalah: (1)
Partisipasi; (2) Aturan Hukum; (3) Akuntabilitas; (4) Transparansi; dan (5)
Efektivitas dan Efisiensi.

1. Partisipasi

Sebagai salah satu prinsip dalam tata kelola pemerintahan yang baik (good
governance), partisipasi mempunyai peran penting dalam mewujudkan konsep
tersebut. Secara sederhana, yang dimaksud dengan partisipasi adalah
keikutsertaan seseorang atau kelompok. Dalam konteks good governance,
partisipasi dapat dimaknai sebagai keikutsertaan masyarakat dalam tata kelola
pemerintahan. Dalam partisipasi, masyarakat harus turut aktif baik secara
perorangan maupun kelompok dalam memberikan aspirasi, gagasan, saran,
dan kritik dalam rangka mewujudkan good governance.

Di era serba teknologi seperti sekarang ini, pemerintah mulai menerapkan


dan membuat aplikasi atau sistem sebagai instrumen menuju terselenggaranya
konsep good governance. Baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah,
pemanfaatan teknologi gencar dilakukan di segala sektor dan bidang.

Pada kesempatan ini, penulis mencoba untuk memberikan contoh dan


analisa terkait penggunaan ICT dalam prinsip partisipasi. Penulis mengambil
contoh yang sudah diterapkan di kota asal penulis, yaitu Kota Batam.

Kota Batam merupakan salah satu kota yang terletak di Provinsi


Kepulauan Riau. Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat,
pemerintah kota (Pemko) Batam diharapkan bekerja dengan berlandaskan
prinsip good governance. Dengan memberikan sentuhan inovasi, Pemko
Batam meluncurkan aplikasi yang bernama Apekesah. Apekesah sendiri
merupakan bahasa melayu yang intinya berhubungan dengan segala keluh
kesah, pendapat, saran, masukan, dan kritikan masyarakat terhadap kinerja
pemerintahan dan pelayanan Pemko Batam. Dilansir dari website Pemko
Batam, Apekesah ini merupakan layanan yang berbasis aplikasi mobile dan
website. Masyarakat dapat mengunduh aplikasi Apekesah melalui smartphone
dengan menggunakan google playstore. Untuk sementara, layanan ini hanya
tersedia untuk pengguna android dan belum tersedia di sistem IOS. Selain itu,
masyarakat juga dapat mengakses melalui website Apekesah.batam.go.id.
untuk petunjuk penggunaan, masyarakat cukup melakukan proses registrasi
dengan menggunakan email yang aktif. Adanya aplikasi ini memberikan
kemudahan bagi masyarakat dalam melakukan aduan terkait pelayanan publik
di Kota Batam. Selain itu, di aplikasi dan website Apekesah masyarakat dapat
melakukan pemantauan terkait aduan yang diajukan. Segala informasi dan
status aduan langsung terhubung ke email yang sudah didaftarkan.

Fitur pada Aplikasi Apekesah

2. Rule of Law (Aturan Hukum)

Rule of Law atau dalam Bahasa Indonesianya adalah aturan hukum juga
merupakan salah satu prinsip atau asas dalam konsep good governance. Pada
dasarnya, aturan hukum harus ditegakkan dan dipatuhi secara utuh. Agar
sebuah aturan hukum bisa ditegakkan dan dipatuhi, masyarakat harus
mengetahui dan memahami aturan apa saja yang berlaku di suatu wilayah atau
daerah. Untuk mencapainya, maka diperlukan alat atau instrumen yang
memanfaatkan ICT.
Penulis mengambil contoh aplikasi JDIH yang dikembangkan di
Kabupaten Sragen. Dilansir dari website jdih.sragenkab.go.id, JDIH adalah
wadah pendayagunaan bersama atas dokumen hukum secara tertib, terpadu,
dan berkesinambungan serta merupakan sarana informasi hukum secara
lengkap, akurat, mudah, dan cepat. Penyelenggaraan sistem JDIH ini dikelola
oleh bagian hukum sekretariat daerah Kabupaten Sragen.

Tampilan Website JDIH Kab. Sragen

Dalam sistem JDIH ini, masyarakat dapat mengakses melalui website dan
aplikasi. Untuk aplikasi, masyarakat dapat mengunduh melalui google
playstore. Untuk pengguna IOS, aplikasi JDIH belum tersedia. Aplikasi JDIH
juga dapat diakses melalui jdih.sragenkab.go.id. Dalam alplikasi maupun
website JDIH, masyarakat bisa mendapat perkembangan dan informasi terbaru
dari produk hukum yang dikeluarkan oleh Pemkab Sragen. Sehingga, dengan
adanya aplikasi JDIH ini masyarakat dapat mengetahui, memahami, dan
tunduk pada peraturan yang sudah ditetapkan dan berlaku di Kabupaten
Sragen.

3. Akuntabilitas

Dalam prinsip good governance, akuntabilitas atau acountability secara


sederhana diartikan dengan pertanggung jawaban kinerja kepada publik.
Dalam istilah pemerintahan, sudah diperkenalkan SAKIP yang merupakan
singkatan dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Publik. Untuk
mengembangkan sistem tersebut, diperlukan sebuah teknologi ICT yang
mutakhir agar setiap lembaga maupun instansi dapat dipantau kinerjanya.
Pada tema akuntabilitas, penulis mengambil contoh sistem E-SAKIP di
Kabupaten Sragen.
Dilansir melalui esakip.sragenkab.go.id, E-SAKIP adalah aplikasi berbasis
website secara elektronik yang bertujuan untuk memudahkan proses
pemantauan dan pengendalian kinerja SKPD (Satuan Kinerja Perangkat
Daerah) di lingkungan Kabupaten Sragen.

Tampilan Menu Evaluasi E-SAKIP Kab. Sragen

Berdasarkan informasi yang penulis dapat, sistem E-SAKIP ini mulai


dikembangkan pada tahun 2019 oleh Pemkab Sragen. Di laman E-SAKIP
Kabupaten Sragen, terdapat beberapa menu di antaranya perencanaan kinerja,
perjanjian kinerja, pelaporan kinerja, dan evaluasi kinerja.

Sebagai informasi tambahan, SAKIP di kabupaten sragen pada tahun lalu


mendapat predikat B dan menargetkan pada tahun depan untuk mencapai
predikat A.

4. Transparansi

Pada prinsip transparansi, penulis memberikan contoh yang sudah banyak


diketahui oleh masyarakat, yaitu sistem CAT. Sistem CAT merupakan
singkatan dari Computer Assisted Test. Sistem ini biasanya digunakan pada
saat ada seleksi pegawai di lembaga dan instansi pemerintah. Berdasarkan
informasi yang penulis dapat dari website kanreg1bkn.go.id, sistem CAT ini
dibuat agar proses seleksi pegawai dapat dilakukan secara cepat, mudah, dan
akuntabel.

Dalam mengoperasikan sistem ini, dibutuhkan perangkat komputer dan


jaringan yang terhubung satu sama lain. Sistem CAT mulai dikembangkan
pada tahun 2008 dan sudah tersebar di seluruh kantor regional BKN dan tidak
jarang sistem ini dihadirkan secara mobile.
Untuk menggunakan sistem ini, para peserta seleksi akan diberikan nomor
pin yang akan digunakan untuk login ke sistem. Kemudian peserta dihadapkan
pada soal-soal yang harus dijawab dengan memilih opsi jawaban yang tampil
pada monitor komputer. Setelah selesai melaksanakan tes, para peserta
langsung dapat melihat melihat hasil yang didapatkannya. Di lokasi tes,
terdapat sebuah layar atau monitor yang menampilkan skor tiap-tiap peserta
tes. Sehingga publik bisa mengetahui siapa saja yang lulus dan siapa saja yang
tidak lulus.

Tampilan website CAT BKN

Adanya sistem CAT ini memberikan dampak positif, di antaranya adalah


negara tidak mengelurakan anggaran yang terlalu besar dalam
menyelenggarakan seleksi pegawai dan yang terpenting adalah adanya sistem
CAT ini dapat mempersempit celah-celah kecurangan dalam seleksi pegawai
di setiap instansi dan lembaga karena sistem CAT mampu transparan kepada
publik terkait dengan hasil seleksi pegawai.

5. Efektivitas dan Efisiensi

Pada bagian ini, penulis ingin memberi contoh melalui aplikasi E-


LAMPID yang dikembangkan oleh pemerintah Kota Surabaya. Aplikasi E-
LAMPID ini menjadi sarana pengurusan dokumen masyarakat mulai dari lahir
sampai dengan meninggal. Kehadiran aplikasi ini membuat masyarakat yang
ingin mengurus dokumen tidak perlu datang dan repot untuk antre karena
sistemnya sudah online. Sistem E-LAMPID yang dikembangkan di Kota
Surabaya ini dapat diakses melalui website lampid.surabaya.go.id.

Pada aplikasi ini, ada enam jenis layanan yang disediakan yaitu:
pembuatan akte kelahiran, akte kematian, surat pindah datang, surat pindah ke
luar, akta perkawinan, dan akta perceraian. Untuk menghemat waktu,
pemerintah Kota Surabaya memberikan paket hemat untuk mebgurus
beberapa dokumen sekaligus. Paket yang diberikan yaitu: (1) Pelayanan akta
kelahiran dan kartu keluarga; (2) Pelayanan akta kematian dan kartu keluarga;
(3) Surat pindah datang dan keluar.

Tampilan website Lampid Kota Surabaya

Untuk mengakses layanan ini, pengguna dapat menggunakan komputer


maupun smartphone dengan membuka website lampid.surabaya.go.id. Setelah
halaman website terbuka, pengguna memilih layanan yang sedang dibutuhkan.
Kemudian pengguna harus mengunggah dokumen-dokumen yang diperlukan
sesuai dengan ketentuan alur pengurusan. Dalam layanan ini, masyarakat juga
bisa memantau perkembangan sampai sejauh mana dokumen yang diurusnya
dikerjakan oleh pemerintah Kota Surabaya. Dalam prosesnya, dokumen yang
diunggah oleh pengguna akan diverifikasi dan dicek keabsahannya oleh
Disdukcapil. Jika seluruh dokumen sudah diverifikasi dan dinyatakan lengkap,
maka pengguna akan mendapat konfirmasi dan dokumen yang sudah jadi bisa
diambil di kelurahan setempat. Khusus untuk pengurusan akta, dokumen yang
sudah jadi akan diantarkan ke alamat tujuan dengan menggunakan Go-Akta.

Hadirnya sistem ini, membuat masyarakat Kota Surabaya yang sibuk dan
tidak memiliki waktu untuk mengurus dokumen dapat terbantu dan mendapat
kemudahan. Mereka yang bekerja tidak perlu ambil cuti berhari-hari hanya
untuk mengurus sebuah dokumen. Di sisi lain, sistem ini juga membuat
antrean di sekitaran kantor Disdukcapil tidak ramai dan padat.

Anda mungkin juga menyukai