Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan di atas maka ada tiga masalah yang hendak
dibahas oleh tulisan ini. yaitu:
pemerintahan daerah?
LANDASAN TEORI
Contohnya pada proses perizinan pendirian usaha dan investasi, pengadaan lelang oleh
pemerintah, dan kegiatan lain yang membutuhkan informasi secara online bagi pelaku usaha.
STAKEHOLDER
Indonesia pada tahun 2016 menempati peringkat ke delapan dari negara-negara di dunia
terkait dengan jumlah pengguna internet yang mencapai 82 juta orang (laman resmi
Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia). Kondisi faktual ini
merupakan kekuatan pendorong untuk mengimplementasikan E-Government dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah. Dikaitkan dengan fakta tersebut maka kebutuhan
untuk penyelenggaraan EGovernment, dan perlunya pengaturan mengenai penyelenggaraan
E-Government sebagai dasar hukumnya, merupakan kebutuhan yang rasional, yang memiliki
koherensi dengan keberlakuan asas legalitas sebagai salah satu asas dari asas negara hukum.
Dalam pengertian demikian maka asas atau prinsip legalitas bermakna sebagai pembatasan
terhadap pemerintah. Dengan keberlakuan asas legalitas maka tindak pemerintahan pada
hakikatnya dikehendaki supaya bersifat reguler dan mengandung uniformitas atau
keseragaman. Pada poin tersebut asas atau prinsip legalitas dari asas atau prinsip negara
hukum menuntut supaya tindakan pemerintah bersifat sama dan menetap dengan secara
konsisten mengikuti preskripsi dari legislasi yang berlaku umum, ketimbang mengikuti
preferensi individual pejabatnya (A. Scalia, 1989).
Sebagai preskripsi untuk pengaturan ke dalam Peraturan Daerah yang hendak dilakukan, arah
pengaturan Peraturan Daerah hendaknya ditujukan pada pengaturan mengenai: kewajiban dan
tanggung jawab d a e r a h d a l am p e n y e l e n g g a r a a n EGovernment; pengelolaan
sistem elektronik atau teknologi informasi dan komunikasi dalam penyelenggaraan E-
Government; infrastruktur sistem elektronik atau teknologi i n f o r m a si d a n k o m u n i k a
si u n t u k menerjemahkan E-Government; sumber daya manusia (SDM) sebagai operator
atau pengelola dalam penyelenggaraan EGovernment dan perlindungan terhadap sistem
elektronik atau teknologi informasi d a n k o m u n i k a s i d a l a m r a n g k a
penyelenggaraan E-Government.Hal prinsip dalam pengaturan kewajiban dan tanggung
jawab pemerintah ada l ah supaya penye l engga r a an EGovernment mampu mencapai
tujuannya Sementara dalam pengaturan mengenai pengelolaan sistem elektronik atau
teknologi i n f o r m a si d a n k o m u n i k a si d a l a m penyelenggaraan E-Government
adalah supaya penyelenggaraan E-Government dilakukan secara terpadu atau terintegrasi
serta penyelenggaraan E-Government tersebut mampu 'dikendalikan' atau dikontrol.
Oleh karena itu, pengaturan demikian akan sejalan dengan asas dalam pembentukan
peraturan perundangundangan yang baik yaitu asas dapat dilaksanakan (yang artinya: setiap
pembentukan peraturan perundang-undangan harus memperhitungkan efektivitas peraturan
perundang-undangan tersebut di dalam masyarakat). serta asas kedayagunaan dan
kehasilgunaan (Yang artinya: setiap peraturan perundang-undangan dibuat karena memang
benarbenar dibutuhkan dan bermanfaat dalam mengatur kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara). Hal ini juga sejalan dengan teori pengaturan yang dikemukakan
oleh Bronwen Morgan dan Karen Yeung yang menyatakan bahwa instrumen regulasi
seyogianya memiliki daya persuasi yang bernalar sehingga mendorong penerimaan
masyarakat atas instrumen itu, tanpa perlu dipaksakan (B. Morgan & K. Yeung, 2007)
Kedua, penerapan e-government juga dapat berperan sebagai bentuk penegakan hukum dan
peraturan perundang-undangan untuk memastikan adanya akuntabilitas dan transparansi
melalui data yang dipublikasi, tindakan dan keputusan pemerintah yang dipublikasikan, dan
adanya mekanisme untuk pemberian saran dan masukan dari masyarakat.
Ketiga, melalui e-government maka akan tercipta kemudahan dalam mengakses informasi
pemerintah oleh masyarakat. Dengan demikian akan tercipta transparansi dan meningkatkan
sikap akuntabilitas pemerintah kepada masyarakat atas segala informasi yang disampaikan.
Adanya kemudahan dalam mengakses informasi ini juga dapat menjadi kontrol sosial dari
masyarakat atas segala tindakan yang dilakukan oleh pemerintah.
Keempat, dalam menerapkan e-government maka harus didukung dengan kapasitas lembaga
dan masing-masing individu untuk dapat membangun dapat membangun sarana
telekomunikasi, perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) untuk
mendukung aplikasi e-government. Selain daripada itu, dibutuhkan kemampuan sumber daya
manusia (dari sisi pemerintah dan masyarakat) yang handal dalam menggunakan teknologi
sehingga penerapan e-government dapat semakin efektif.
• pengelolaan operasional;
• pemeliharaan sistem;
PAYUNG HUKUM
Selanjutnya dalam Pasal 391-394 UU No. 23 Tahun 2014 diatur tentang Informasi
Pemerintahan Daerah. Pasal 391 UU No. 23 Tahun 2014 mengatur bahwa Pemerintah Daerah
wajib menyediakan informasi Pemerintahan Daerah yang terdiri atas: informasi
pembangunan Daerah; dan informasi keuangan Daerah. Informasi Pemerintahan Daerah
dikelola dalam suatu sistem informasi Pemerintahan Daerah. I n f o r m a si p e m b a n g u n
a n D a e r a h sebagaimana diatur dalam Pasal 391 memuat informasi perencanaan
pembangunan Daerah yang mencakup: kondisi geografis Daerah; demografi; potensi sumber
daya Daerah; ekonomi dan keuangan Daerah; aspek kesejahteraan masyarakat; aspek
pelayanan umum; dan aspek daya saing Daerah (Pasal 392 UU No. 23 Tahun 2014).
Lebih lanjut dalam Pasal 4 UU No. 14 Tahun 2008 ditegaskan bahwa pemanfaatan Teknologi
Informasi dan Transaksi Elektronik dilaksanakan dengan tujuan untuk:
a. mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai bagian dari masyarakat informasi dunia;
b. mengembangkan perdagangan dan perekonomian nasional dalam rangka m e n i n g k a t k
a n k e s e j a h t e r a a n masyarakat;
c. meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik;
d. membuka kesempatan seluas-luasnya kepada setiap orang untuk memajukan pemikiran
dan kemampuan di bidang p e n g g u n a a n d a n p ema n f a a t a n Teknologi Informa si s
eoptima l mungkin dan bertanggung jawab; dan
e. memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian hukum bagi pengguna dan penyelenggara
Teknologi Informasi.
Mengacu pada tujuan penyelenggaraan informasi dan transaksi elektronik, Pemerintah dan
Masyarakat mempunyai peran sebagaimana diatur dalam Pasal 40 UU No. 14 Tahun 2008.
Dalam pasal tersebut dinyatakan bahwa Pemerintah (Pusat) memfasilitasi pemanfaatan
Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundangu n d a n g a n . Peme ri n t a h me li n d u n g i kepentingan umum dari segala
jenis gangguan sebagai akibat penyalahgunaan Informasi Elektronik dan Transaksi
Elektronik yang mengganggu ketertiban umum, sesuai dengan ketentuan Peraturan P e r u n d
a n g - u n d a n g a n . P eme ri n t a h menetapkan instansi atau institusi yang memiliki data
elektronik strategis yang wajib dilindungi. Instansi atau institusi tersebut harus membuat
Dokumen Elektronik dan r e k am c a d a n g e l e k tr o n i k n y a s e rt a
menghubungkannya ke pusat data tertentu untuk kepentingan pengamanan data. Instansi atau
institusi lain membuat Dokumen Elektronik dan rekam cadang elektroniknya sesuai dengan
keperluan perlindungan data yang dimilikinya.
PERENCANAAN PENGEMBANGAN
Ada Beberapa Ide Penerapan E-Government dalam Pemerintahan Daerah secara umum di
Indonesia untuk Upaya penerapan e-government dalam pemerintahan telah banyak dilakukan
di banyak tempat.
Agar kita dapat berhasil dan unggul dalam penerapan e-government, maka
perlu kita simak nasehat dalam publikasi the Harvard Policy Group (2000). Menurut
nasehat tersebut, kita perlu melakukan delapan hal, yaitu:
1) Fokuskan pada cara teknologi informasi dapat mengarahkan bentuk kegiatan
dan strategi dalam sektor publik.
2) Gunakan teknologi informasi bagi inovasi strategis, bukan hanya otomasi
kegiatan taktis.
3) Manfaatkan pengalaman-pengalaman terbaik (best practices) dalam
menerapkan inisiatif pemanfaatan teknologi informasi. Contoh best practices
antara lain: di Australia <www1.maxi.com.au>, di Singapura
<www.ecitizen.gov.sg>, di AS yang ditangani swasta <www.ezgov.com> dan
<www.govworks.com>.
4) Tingkatkan anggaran dan pendanaan bagi inisiatif pemanfaatan teknologi
informasi yang menjanjikan (mempunyai harapan keberhasilan).
5) Lindungi privasi dan sekuriti.
6) Bentuk dan kembangkan kerjasama berkaitan dengan teknologi informasi
untuk mendorong pembangunan ekonomi.
7) Gunakan teknologi informasi untuk mempromosikan keadilan dalam peluang
kerja dan kesejahteraan masyarakat.
8) Persiapkan diri terhadap berkembangnya demokrasi digital (demokrasi dalam
era digital).
Dalam hal ini, menurut Heeks (2001b: 3), terdapat tiga cara potensial bagi pemerintah
untuk berkembang, yaitu:
(1) Otomasi: mengganti proses pengumpulan, penyimpanan, pengolahan,
penyampaian hasil atau informasi yang dilakukan oleh tenaga manusia dengan
proses dengan teknologi komunikasi dan informasi. Misal: otomasi fungsi
klerikal (tata usaha) yang ada.
(2) Informatisasi: mendukung proses yang kini dilakukan dengan tenaga manusia.
Misal: pengambilan keputusan beserta pengkomunikasian dan
implementasinya.
(3) Transformasi: menciptakan proses baru pengolahan informasi yang
dijalankan dengan ICT atau mendukung proses baru pengolahan informasi
yang dijalankan oleh tenaga manusia. E-government dalam jangka panjang
akan merubah cara kerja pemerintah, menggeser cara kerja tradisional dengan
cara kerja elektronis yang lebih efisien dan efektif.
Dengan ketiga cara tersebut diharapkan pemerintahan dapat lebih efisien, dalam arti
dapat lebih murah, dapat berbuat lebih banyak, dan dapat bekerja lebih cepat. Selain
itu, pemerintahan diharapkan dapat lebih efektif, dalam arti: dapat bekerja lebih baik
dan inovatif. Untuk mewujudkan e-Governance, Heeks (2001b: 17-19) menjelaskan tentang
enam persyaratan kesiapan. Kesiapan tersebut berkaitan dengan: (i) infrastruktur
sistem data, (ii) infrastruktur legal/hukum, (iii) infrastruktur kelembagaan, (iv)
infrastruktur SDM, (v) infrastruktur teknologi, dan (vi) kepemimpinan dan pemikiran
strategis.
KETERBATASAN/KELEMAHAN
Dalam rangka menerapkan e-government di setiap daerah maka pemerintah daerah harus
menerbitkan peraturan daerah yang mengatur mengenai kewajiban penerapan e-governmentdi
daerahnya. Meskipun demikian, masih banyak pemerintah daerah yang belum menerbitkan
peraturan daerah tersebut.
Informasi (No Culture of Sharing) Dalam penerapan e-government maka pemerintah dituntut
untuk mempublikasikan seluruh informasi yang dimiliki melalui internet kepada masyarakat.
Meskipun demikian, mempublikasikan informasi masih belum menjadi hal yang lazim di
kalangan masyarakat Indonesia sehingga banyak oknum pejabat publik yang justru
mempersulit masyarakat untuk mendapatkan akses untuk memperoleh informasi tersebut.
Selain belum ada tradisi untuk berbagi informasi, Indonesia juga menghadapi tantangan
dimana para pejabat publik belum terbiasa untuk mendokumentasi segala informasi. Hal ini
tentu menghambat penerapan e-government dimana semua informasi harus
didokumentasikan dan dipublikasikan.
Kurangnya Sumber Daya Manusia yang Handal dan Kemampuan Masyarakat dalam
Menggunakan Teknologi.
Dalam menerapkan e-government maka dibutuhkan Sumber Daya Manusia yang handal
di bidang teknologi informasi. Meskipun demikian, saat ini masih banyak pejabat publik yang
tidak memiliki kemampuan yang memadai di bidang teknologi informasi yang
mengakibatkan terhambatnya penerapan e-government. Selain itu, tantangan yang dihadapi
dari sisi masyarakat ialah masih banyak masyarakat yang belum memahami mengenai
penggunaan teknologi.
Di Indonesia, infrastruktur telekomunikasi masih belum tersebar secara merata bahkan masih
banyak warga Negara yang belum dialiri sarana listrik. Hal tersebut tentu membutuhkan
banyak investasi dari pemerintah untuk membangun infrastruktur listrik dan telekomunikasi.
Meskipun demikian, biaya yang tinggi menghambat pemerintah dalam pembangunan
infrastruktur listrik dan telekomunikasi. Dengan demikian, infrastruktur yang belum memadai
dan biaya yang mahal menghambat penerapan e-government khususnya di daerah.
KEUNTUNGAN
Meningkatkan Pelayanan
Layanan publik yang fokus pada pengguna layanan merupakan inti dari reformasi pelayanan
publik saat ini. Dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada pengguna layanan maka harus
dilakukan integrasi e-government antar lembaga pemerintahan baik di tingkat pusat ataupun
daerah. Dengan adanya integrasi maka pengguna layanan dapat mengakses satu website
untuk seluruh jenis layanan yang dibutuhkan oleh pengguna layanan.
Semua warga masyarakat mempunyai hak untuk berpendapat dan dengan menerapkan e-
government maka masyarakat dapat berpartisipasi dalam memberikan saran dan masukan
dalam rangka peningkatan pelayanan pemerintah. Selain daripada itu, partisipasi masyarakat
dalam e-government juga dapat berkembang menjadi e-democracy dimana masyarakat dapat
berpartisipasi secara langsung melalui media online untuk memilih para pejabat yang duduk
di pemerintahan.