Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

PERENCANAAN DAN PENGAWASAN SEKTOR PUBLIK


Di ajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan dan Pengawasan Sektor
Publik

Dosen Pengampu :  Rd. Mahendra Haryo Bharoto, S. Sos, M.Si.

Disusun Oleh :
Siti Anastasya Nandini (119090062)

2 AN G
Jurusan Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya yang begitu besar

sehingga makalah ini dapat tersusun dengan baik dan bisa selesai tepat waktu. Tak lupa

pula penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah

berkontribusi secara aktif maupun pasif dalam memberikan sumbangsi baik itu secara

materi maupun pikirannya.

Penulis sangat mengaharapkan bahwa makalah ini dapat menambah pengetahuan atau

paling tidak dapat membuka cakrawala pemikiran bagi siding pembaca, agar pada suatu

momen nanti bisa dijadikan referensi atau dapat memperbaiki bentuk maupun manambah isi

makalah ini agar menjadi lebih sempurna.

Penulis juga menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis terutama dalam

mempredikasikan makalah ini sehinggah makalah ini jauh dari kesempurnaan atau dengan

kata lain mengalami kekurangan di sana-sini. Dengan demikian, penulis sangat

mengharapkan saran dan kritik yang tentunya bersifat konstruktif.

Cirebon, 27 Juni 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................................

B. Rumusan Masalah ..............................................................................................

C. Tujuan Masalah ....................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Perencanaan ....................................................................................................
B. Pengawasan ....................................................................................................

BAB III PENUTUP

Kesimpulan ...................................................................................................................

Daftar Pustaka .................................................................................................................

Lampiran .................................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.  LATAR BELAKANG

Setiap organisasi harus melaksanakan empat fungsi dari pada manajemen untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Salah satunya fungsi Perencanaan merupakan salah
satu empat fungsi manajemen yang penting dan saling terkait satu sama lain. Berbicara
tentang perencanaan, kita dihadapkan pada pertanyaan apakah suatu rencana berjalan dengan
baik atau tidak. Pertanyaan mendasar ini kiranya aktual diajukan manakala kita melihat
realitas keseharian yang menunjukkan banyaknya kegagalan akibat perencanaan yang salah
dan tidak tepat. Kesalahan perencanaan dapat berada pada awal perencanaan itu sendiri
ataupun pada saat proses perencanaan itu berlangsung. Banyak perencanaan yang gagal gara-
gara apa yang direncanakan tersebut tidak mempunyai pijakan yang relevan dengan kondisi
sosial budaya masyarakat. Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan
tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana
aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi
manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan
pengontrolan tak akan dapat berjalan.

Fungsi pengawasan merupakan fungsi yang terakhir dari proses manajemen. Fungsi ini
mempunyai kaitan erat dengan keempat fungsi manajemen lainnya. Melalui fungsi
pengawasan, srandar keberhasilan program yang dituangkan dalam bentuk target, prosedur
kerja dan sebagainya harus selalu dibandingkan dengan hasil yang telah dicapai atau yang
mampu dikerjakan oleh staf. Fungsi pengawasn bertujuan agar penggunaan sumber daya,
dapat lebuh diefisiensikan, dan tugas-tugas staf untuk mencapai tujuan program dapat kebih
diefektifkan.

Suatu Pengawasan dikatakan penting karena Tanpa adanya pengawasan yang baik
tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi organisasinya itu
sendiri maupun bagi para pekerjanya. Dalam suatu Organisasi memiliki perancangan proses
pengawasan, yang berguna untuk merencanakan secara sistematis dan terstruktur agar proses
pengawasan berjalan sesuai dengan apa yang dibutuhkan atau direncanakan. Untuk
menjalankan proses pengawasan tersebut dibutuhkan alat bantu manajerial dikarenakan jika
terjadi kesalahan dalam suatu proses dapat langsung diperbaiki. Selain itu, pada alat-alat
bantu pengawasan ini dapat menunjang terwujudnya proses pengawasan yang sesuai dengan
kebutuhan. Pengawasan juga meliputi bidang-bidang pengawasan yang menunjang
keberhasilan dari suatu tujuan organisasi diantaranya.

B.  RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini, sebagai berikut:

1.      Apa pengertian dari perencanaan?

2.      Apa saja unsur-unsur dan tipe-tipe daripada perencanaan?

3.      Bagaimana hierarkhi daripada perencanaan?

4.      Bagaimana proses dan teknik daripada perencanaan?

5.      Apa saja rintangan daripada perencanaan yang efektif?

6.      Apa pengertian dan tujuan dari pengawasan?

7.      Apa saja macam-macam dan metode daripada pengawasan?

8.      Bagaimana prinsip-prinsip dan syarat-syarat daripada pengawasan?

9.      Bagaimana prosedur daripada pengawasan?

C.  TUJUAN
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini, yaitu untuk mengetahui daripada:

1.         Pengertian dari Perencanaan

2.        Unsur-Unsur dan Tipe-Tipe daripada Perencanaan

3.        Hierarkhi Perencanaan

4.        Proses dan Teknik Perencanaan

5.        Rintangan Perencanaan yang Efektif

6.        Pengertian dan Tujuan dari Pengawasan

7.        Macam-Macam dan Metode Pengawasan

8.        Prinsip-Prinsip dan Syarat-Syarat Pengawasan

9.        Prosedur  Pengawasan

BAB II
PEMBAHASAN
A. PERENCANAAN

1.    Arti Dan Maksud Daripada Perencanaan

Hal yang sangat penting diketahui dalam setiap kerjasama individu dalam kelompok,
ialah maksud dan tujuan kerjasama tersebut, dan harus jelas mengetahui metode
pencapaiannya. Bila usaha kelompok itu ingin dapat efektif, orang-orang dalam kelompok itu
harus mengetahui apa yang diharapkan untuk penyelesaiannya. Inilah yang dimaksud dengan
fungsi perencanaan, yang merupakan landasan pokok dari semua fungsi manajemen. Hal ini
menyangkut pemilihan diantara beberapa alternatif usaha kegiatan untuk waktu yang akan
datang bagi setiap unit yang berada didalam suatu organisasi secara keseluruhan. Untuk
melaksanakan maksud tersebut diperlukan pemilihan dari tujuan-tujuan atau sasaran dan
menentukan cara penyelesaiannya.

Perencanaan dimaksudkan untuk memperoleh sesuatu dalam waktu yang akan datang,
dan usaha/cara yang efektif untuk pencapaiannya. Oleh karena itu perencanaan adalah suatu
keputusan apa yang akan diharapkan dalam waktu yang akan datang.

Perencanaan bukan suatu tindakan tetapi suatu proses, yaitu suatu proses yang tidak
mempunyai penyelesaian atau titik akhir. Proses ini dimaksudkan untuk mendapatkan
pemecahan. Selama perencanaan masih dalam proses tidak dibatasi berapa jumlah
pembahasan sebelum diambil keputusan, sebab mungkin selalu diadakan perubahan baik
sistemnya maupun materinya. Hal ini dapat dimengerti karena sedikit kemungkinan adanya
suatu perkiraan yang tepat, sebab keadaan waktu yang datang itu selalu berubah, penuh
dengan resiko dan tidak berketentuan.

Berdasarkan uraian diatas maka perencanaan mempunyai dua komponen, yaitu yang
bersifat pesimis dan optimis. Bersifat pesimis berdasarkan atas kepercayaan bahwa apa yang
diinginkan tidak akan terjadi. Sedangkan yang bersifat optimis berdasarkan atas kepercayaan
bahwa sesuatu dapat dilakukan dengan harapan bahwa yang diinginkan akan terlaksana.

2.    Definisi Dan Unsur-Unsur Perencanaan

1.    Pendapat-pendapat tentang perencanaan


Garth N. Mendefinisikan perencanaan sebagai berikut: adalah proses pemilihan dan
pengembangan daripada tindakan yang paling baik/ menguntungkan untuk mencapai tujuan.

Mc .Farland mendefinisaikan perencanaan sebagai berikut: adalah fungsi dimana


pimpinan kemungkinan menggunakan pengaruh daripada kewenangannya, yang dapat
mengubah kegiatan dan tujuan daripada organisasi.

W. H. Newman memberikan definisi sebagai berikut: adalah keputusan apa yang akan


dikerjakan untuk waktu yang akan datang, yaitu suatu rencana yang diproyeksikan dalam
suatu tindakan.

Berdasarkan atas pendapat-pendapat tersebut diatas, jelaslah bahwa; perencanaan sebagai


suatu proses, suatu fungsi, dan suatu keputusan.

Perencanaan sebagai suatu proses, karena perencanaan adalah suatu tindakan pemilihan
yang terbaik/ menguntungkan dari berbagai alternatif dalam usaha pencapaian tujuan.
Adapun perencanaan sebagai fungsi manajemen, dimana pimpinan wajib melakukan
perencanaan sebagai pedoman dalam kegiatan sebagai pedoman dalam kegiatannya untuk
mencapai tujuan organisasi. Sedangkan perencanaan sebagai keputusan ialah untuk kejelasan
apa yang akan dilakukan, bilamana akan dilakukan dan siapa yang akan melakukan.

2.    Bagian-bagian/unsur-unsur perencanaan.

Tata urutan bagian-bagian/unsur-unsur perencanaan yang merupakan sistematika berfikir


dalam perencanaan:

a.    Hasil akhir (the ends); yaitu spesifikasi dari tujuan-tujuan/sasaran-sasaran terget


perencanaan. Disini ditentukan apa yang ingin dicapai, bilamana kita akan mencapainya.

b.    Alat-alat (the means); yaitu meliputi pemilihan dari kebijaksanaan, strategi, prosedur dan
prakteknya. Disini ditentukan bagaimana menyelesaikan rencana.

c.    Sumber-sumber (the resources); yaitu meliputi kuantitas, mendapatkan dan mengalokasikan


bermacam-macam sumber, antara lain: tenaga kerja, keuangan, material, tanah, dan
sebagainya.

d.    Pelaksanaan ( implementations);yaitu menentukan prosedur pengambilan keputusan dan


cara mengorganisasikanna sehingga rencana tersebut dapat dilaksnakan.

e.    Pengawasan (control); yaitu menentukan prosedur apa yang akan dilakukan dalam


menentukan kesalahan, kegagalan daripada rencana dan untuk mencegah atau memperbaiki
kesalahan untuk kelanjutannya.

3.    Tipe-Tipe Perencanaan
Salah satu usaha untuk menilai kegiatan perencanaan yang bermacam-macam ialah
meninjau berbagai tipe perencanaan yang merupakan hasil daripada proses perencanaan.
Disamping itu juga adanya hierarki perencanaan, menggolongkan rencana sesuai dengan
tingkat-tingkat manajemen dimana rencana itu dilaksanakan.

1.    Tujuan (objectives);

Tingkatan yang tertinggi daripada perencanaan ialah menunjukkan hasil akhir, dimana
kegiatan itu diarahkan dan termasuk kegiatan akhir ini ialah sasaran dan target.

2.    Strategi;

Tindakan perencanaan pimpinan tingkat atas dimaksudkan untuk mencapai tujuan.


Perencanaan strategi adalah bersifat jagka panjang dan menjadi perencanaan yang tersifat
taktis pada pimpinan tingkat bawah. Perencanaan taktis adalah bersifat jangka pendek.

3.    Kebijaksanaan (policies);

Kebijaksanaan ialah pernyataan umum perilaku daripada organisasi. Dengan


menetapkan pedoman untuk pemikiran dan pengambilan keputusan dalam rangka tersedianya
sumber-sumber yang diperlukan.

4.    Prosedur (procedure);

         Seperti halnya, kebijaksanaan, tetapi prosedur banyak diitekankan dalam menentukan


jawaban yang tertentu dalam mengendalikan kegatan dalam waktu yang akan datang.

5.    Anggaran (budget);

Anggaran adalah proses penentuan keadaan yang berhubungan dengan dana organisasi.
Anggaran organisasi adalah suatu rencana yang meliputi sumber-sumber dana yang ada
kaitannya terhadap semua tahap-tahap kegiatan untuk periode tertentu dalam waktu yang
akan datang.

6.    Rencana Proyek (project plans);

Rencana proyek adalah perpaduan daripada tujuan, kebijaksanaan, prosedur, anggaran,


dan unsur-unsur lain yang diperlukan untuk melaksnakan tujuan yang tertentu yang telah
ditentukan sebelumnya. Rencana proyek adalah unsur yang pokok daripada sistem rencana
organisasi.

7.    Rencana fungsional (functional paln);


Rencana fungsional adalah suatu garis besar tindakan yang akan dilakukan dalam
bidang fungsional, misalnya: pemasaran, produksi, keuangan, dan sebagainya.

4.    Tipe-Tipe Daripada Perencanaan Administrasi

1.    W. H. Newman membagi tipe-tipe perencanaan administrasi sebagai berikut:

a.    Sasaran (goals)

b.    Rencana tunggal (single use plan)

c.    Rencana induk (standing plan)

Sasaran (Goals)

Setiap pimpinan baik dari pimpinan atas sampai dengan pimpinan bawah didalam suatu
organisasi harus mengetahui tujuan daripada kegiatannya. Maksudnya agar tujuan itu dapat
dicapai sesuai dengan sasarannya.

Sasaran memberikan arah/kegiatan yang bermacam-macam, terutama yang


berhubungan dengan proses perencanaan.

Rencana tunggal (single use plan)

Rencana tunggal adalah menentukan langkah kegiatan, disesuiakan dengan situasi dan
kondisi setempat, dan selesai apabila sasarannya telah tercapai.

Rencana induk (standing plan)

Rencana induk ini dapat digunakan terus menerus. Rencana induk ini adalah suatu
rencana yang luas. Oleh karena itu rencana lain harus serasi  dan terpadu, termasuk juga
rencana tunggal merupakan bagian daripada rencana induk ini, terutama apanila adanya efek
yang terus menerus terhadap rencana induk ini.

2.    Perencanaan berdasarkan sasaran

Perencanaan sasaran ini dibagi atas:

a.    Tujuan

b.    Anggaran dan batas waktunya

c.    Sasaran kegiatan

Tujuan (objective)
Setiap organisasi harus menjelaskan secara jelas tujuannya sebagai landasan untuk
semua perencanaan. Tujuan ini mungkin bermacam-macam, tetapi harus dilakukan secara
seimbang, sehingga satu sama lain berjalan seirama.

Anggaran dan batas waktunya (budgets and dead line)

Anggaran adalah pernyataan dalam bentuk angka-angka terutama dalam bentuk


perhitungan keuangan, dengan penghargaan agar kegiatan pada suatu periode tertentu
hasilnya dapat diperoleh untuk waktu yang akan datang.

Batas waktu anggaran, dimaksudkan suatu rencana yang harus selesai dalm batas wktu
yang telah ditentukan. Dengan perkataan lain suatu rangkaian rencana angaran sesuai dengan
pkerjaan-pekerjaan tertentu yang harus diselesaikan dengan btas waktu yang telah ditentukan.

Sasaran kegiatan (operating goals)

Kegiatan yang bermacam-macam itu ditentukan berdasarkan atas standar, sebagai


ukuran pencapaian hasil. Standar hasil ini biasanya dinyatakan dalam bentuk fisik.

3.    Rencana tunggal

Rencana tunggal dibagi atas:

a.    Program utama

b.    Proyek

c.    Program khusus

d.    Rencana terperinci

Program utama

Program utama menunjukkan langkah “dasar” yang perlu ditentukan untuk


menyelesaikan suatu tujuan. Siapakah yang bertanggung jawab untuk setiap langkah dan
perkiraan lamanya untuk setiap tahap itu.

Tujuan dari pada program utama ini sangat bermanfaat tidak hanya untuk segala
macam kegiatan daripada organisasi, tetapi juga untuk tugas utamanya.

Proyek

Proyek adalah bagian dari program umum yang secara relatif terpisah, direncanakan
dan dilaksanakan tersendiri, dan bila telah selesai pekerjaan itu dihentikan. Pimpinan
menghendaki agar proyek dilaksnakan berdasarkan atas tahap-tahap daripada kegiatan
organisasi. Untuk melaksanakanproyek ini diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
(1)Mengatur organisasi danpersonalnya, yaitu dengan membentu panitia yang mempunyai
wewenang dan tanggung jawab, menentukan tugas dan kewajiban para nggotanya, dan
sebagainya.

(2)Menentukan kebijaksanaan untuk sesuatu proyek. Bimbingan adalah diperlukan sejak dari
permulaannya dalam hal-hal yang berhubungan dengan tugas yang dilakukan, termasuk
mengadakan survey

(3)Mempersiapkan uraian pekerjaan. Hal ini menyangkut keputusan tentang bentuk, isi dan
istilah yang digunakan dalam uraian, termasuk jadwal waktu pelaksanaan.

(4)Penilaian pekerjaan. Faktor perbandingan adalah suatu metode yang dipergunakan.

(5)Membuat survey lapangan, sebagai kelengkapan dan perbandingan.

(6)Mengembangkan data sebagai kelengkapan dan perbandingan.

(7)Menetapkan rencana

(8)Memberikan informasi kepada para pegawai.

Proyek adalah suatu bentuk rencana yang fleksibel dan disesuaikan dengan situasi dan
kondisi setempat.

Program khusus

Tipe lain daripada rencana tunggal adalaah program khusus, yang merupakan salaah
satu tahap daripada kegiatan organisasi. Lain halnya dengan proyek, program khusus ini tidak
mempunyai data yang sempurna secra jelas. Jelasnya program khusus ini adalah untuk
memecahkan masalah-masalah yang terjadi terus menerus, di mana rencna ini harus
disesuaikan dari waktu ke waktu dengan memperhitungkan situasi dan kondisi yang telah
ada.

Rencana terperinci

Rencana yang lebih terperinci adalah suatu hal yang sangat diinginkan. Rencana yang
mengatur secara terperinci ini sangat diperluan untuk melaksanakan keputusan dari pimpinan.
Rncana terperinci ini meliputi hal-hal yang berhubungan dengan penggunaan tenaga kerja,
penggunaan alat-alat dan perlengkapan atau sumber-sumber dan informasi yang diperlukan,
misalnya : jadwal waktu, pemberian order, standar metode, prosedur termasuk sistem
pelaporan, pertanggung jawaban dan pegawasan.

4.    Rencana Induk

Rencana induk dapat dibeda-bedakan atas:

a.    Kebijaksanaan;
b.    Prosedur;

c.    Metode.

Kebijaksanaan

Kebijaksnaan adalah suatu rencana umum, yang menjadi pedoman daripada para
anggota-anggotanya dalam melaksnakan kegiatannya. Disamping itu kebijaksnaan berguna
untuk menjamin keserasian daripada tindakan, karena kebijaksnaan merupakan pola daripada
kegiatan organisasi. Sesungguhnya setiap usaha harus mentukan pola kebijaksnaan ini yang
mencakup semua kegiatan-kegiatan yang pokok daripada organisasinya. Dengan deikian
maka pimpinan akan lebih mudah memutuskan, yang mana kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan kebijaksanaan khusus, dan mana yang diperlukan suatu penanganan
yang lebih baik, atau hal-hal yang bersifat fleksibel.

Prosedur

Perbedaan antara kebijaksanaan, metode dan prosedur. Prosedur ialah proses utuk


diketahui apa yang harus dilakukan. Dengan demikian langkah-langkah ini menjadi suatu hal
yang rutin dan tugas daripada administrasi ini adalah menyederhanakan supaya tidak terbelit-
belit dan membuang-buang waktu.

Prosedur untuk memindahkan informasi dilakukan dengan bentuk tertulis,. Untuk itu
diperlukan persiapan dalam bentuk srandar atau formulir, yang dapat digunakan untuk
menggambarkan hl-hal ang penting daripada prosedur. Fomulir isian ini dalam praktek harus
teliti dan jelas, yang merupakan catatan informasi dalam bentuk standar, yang
penyimpanannya diatur secara rapi, sebagai dokumen informasi.

Metode

Standar metode adalah “cara/jalan yang terbaik” untuk melaksnakan setiap


kegiatan/pekerjaan. Standar metode ini dimaksudkan agar setiap pekerja dalam melaksnakan
pekerjaannya mempunyai hasil yang sempurna dengan mencapai “efisiensi”. Penggunaan
daripada standar metode ini tidak hanya untuk encapai efisiensi, tetapi juga terhadap kualitas
pekerjaannya dan keseragaman daripada hasil yang diharapkan.

Perbedaan antara kebijaksanaan dan metode. Kebijaksanaan pada dasarnya mencakup


bidang yang luas tau sebagai pedoman pokok, sedangkan metode ialah berhubungan dengan
cara/jalan bagaimana suatu kebijaksnaan itu dilakukan. Pengertian ini sangat berguna
teryutama untuk membedakan pandangannya masing-masing, lebih-lebih penetapannya
lamam perencanaan/ dengan demikian para impinan organisasi tidak hanya terlibat dalam
penentuan metode dan prosedursaja, tnpa menentukan terlbih dahulu pola kbjaksanaannya
atau sebaliknya, sedangkan dalam administrasi yang baik sealu mempertimbangkan kedua-
duanya yaiu kebijaksnaan dan metode.
Pada umumnya kita metode dan prosedur dipakai salig bergantian. Yang dimaksudkan
dengan prosedur adalah suatu rangkaian tahap/langkah , yang dilakukan oleh berbagai
individu, sedangkan metode adalah berhubungan dengan suatu kegiatan tunggal atau tempat
kerja. Standar prosedur ingin mengetahui secara pasti arus daripada informasi yang
diperlukan yang diperoleh dari kegiatan orang-orang yang berwujud data-data, di mana tiap
orang terlibat lebih mendetail dan telah dipraktekan secara luas didalam kegiatan produksi.
Konsep ini pada umumnya telah digunakan di dalam berbagai tingkat/bidang/maksud
kegiatan.

5.    Hirarkhi Daripada Perencanaan

Menurut Mc. Farland, perencanaan didalam suatu organisasi, mengikuti adanya tingkat-
tingkat manajemen yaitu sesuai denga perbedaan daripada tingkat-tingkat kewenagan dan
pertanggungajawabannya.

Adapun kegiatan perncanaan sesuai dengan kewenangannya adalah sebagai berikut:

Kegiatan perencanaan berdasarkan atas tingkat kewenagan/tanggung jawab

Kewenangan/tanggungjawab Perencanaan
(Authority/Responsibility
(planning)

Pimpinan tingkat atas         Sasaran(goal)

(top management)         Kebijaksanaan(policies)

        Rencana jangka panjang(long range


plan)

Pimpinan tingkat menengah         Melengkapi sasaran(supplementary


goal)
(middle management)
        Kebijaksanaan untuk mencapai
sasaran(policies)

        Program(programme)

        Targets(quotas)

Pimpinan tingkat bawah         sasaran jangka pendek(short rang


goal)
(lower management)
        melengkapi
kebijaksanaan(supplementary policies)

        proyek(project)
        jadwal(schedule)

6.    Proses Daripada Perencanaan

Sesuai dengan pendapat A.M. Williams, maka proses daripada perencanaan, meliputi:

1.    Menentukan/menetapkan dengan jelas maksud atau tujuan.

2.    Menentukan alternatif.

3.    Mengatur sumber-sumber yang diperlukan.

4.    Menentukan organisasi, metode dan prosedur.

5.    Menentukan/menetapkan rencana itu sendiri.

Menentukan/menetapkan dengan jelas maksud/tujuan, berarti mentukan kebijaksanaan-


kebijaksanaan  yang akan dilakukan. Maksud dan tujuan itu dalah sasaran yang ingin dicapai,
dan dengan menetukan kebijaksanaan berarti apa yang akan ditempuh untuk menyelesaikan
tujuan itu.

Menentukan alternatif, artinya bahwa pimpinan/manajer harus memperhitungkan faktor-


faktor yang dihadaoi, yaitu kejadian-kejadian yang akan datang. Begitupun mengenai faktor-
faktor waktu yaharus diperhitungkan, yaitu untuk waktu yan bagaimana: jangka pangjang,
sedng atau pendek. Faktor situasi/kondisi ini harus diperhitungkan juga dengan
memperhatikan hasil riset atau hasil studi kelayakan, data statistik, dan sebagainya.

Mengatur sumber-sumber yang diperlukan, antara lain: tenaga keja, biaya, peralatan, bahan-
bahan/perlengkapan, waktu yang diperlukan hal itu harus sudah tersedia bila diperlukan.

Menentukan organisasi, metode dan prosedur, maksudnya bahwa dalam pelaksanaan rencana


ini perlu adanya suatu organisasi, metode atau tata kerja, termasuk juga bimbingan dan
pengawasan yang diperlukan dalam kegiatan itu. Adapun metode dn prosedur yang
diperlukan terhadap pelaksanaan rencana adalah: jadwal waktu, standar yang akan dicapai,
sistem pelaporan atau sistem umpan balik yaitu: memberikan bahan-bahan sebagai laporan
yang telah dikerjakan, mengenai tata kerja dan prosedur kerjanya.

Pembuatan rencana itu sendiri meliputi:

1)   Hal-hal yang mencakup penentuan tujuan dan sasaran


2)   Target yang akan dicapai, dan yang akan mempunyai pengaruh terhadap pekerjaan
organisasi

3)   Sumber-sumber yang diperlukan, yaitu: tenaga manusia, biaya, alat, bahan dan termasuk
waktu penyelesaian rencana.

4)   Metoda dan prosedur pelaksanaan rencana.

7.    Teknik-Teknik Daripada Perencanaan

Yang dimaksud dengan teknik-teknik perencanaan adalah: metode perencanaan yang


berhubungan dengan prosedur bagaimana perencana melaksanakan tugasnya. Adapun yang
dimaksud dengan prosedur yang berhubungan juga dengan langkah-langkah apa yang akan
dilakukan mulai dari persiapan sampai berakhirnya perencanaan tersebut.

Kesemuanya itu harus sesuai dengan keperluan daripada tiap-tiap langkah. Prosedur
yang demikian ini W.H. Newman menyebut: pendekatan analitis. Langkah-langkah itu juga
menyangkut soal pemecahan masalah dalam melaksanakan rencana. Adapun langkah-
langkah itu adalah sebagai berikut:

1.    Menentukan permasalahannya

Yang dimaksud dengan menentukan permasalahan ialah apa yang harus dilakukan oleh
pimpinan dalam mencapai tujuan, atau apa yang ingin dicapai .

2.    Berusaha mendapatkan fakta-fakta yang penting/dibutuhkan

Sedapat mungkin dengan waktu yang tersedia secara rasionl mendapatkan fakta itu dalam
bentuk yang baik sebagai sumber informasi.

3.    Analisa sumber informasi itu

Mempertimbangkan faktor-faktor informasi itu satu sama lain dan mencoba


menghubungkan fakta informasi itu satu sama lain.

4.    Pilihlah tindakan-tindakan alternatif

Informasi yang sudah dianalisa itu tampak dengan jelas, dan mudah diadakan penilaian.

5.    Pertimbangkanlah alternatif itu

Mempertimbangkan untuk memutuskan mana yang terbaik untuk memecahkan masalah-


masalah itu.

6.    Ambilah keputusan itu


Melakukan analisa dan observasi selanjutnya untuk melihat apakah adanya faktor-faktor
baru yang akan timbul yang mungkin diperlukan untuk suatu perubahan dalam pembuatan
rencana itu.

            Teknik perencanaan ini adalah untuk menemukan suatu masalah yang mungkin
timbul dimasa yang akan datang, yang mempunyai hubungan penting didalam pecapaian dan
pelaksanaan daripada tujuan organisasi.

8.    Rintangan-Rintangan Daripada Perencanaan Yang Efektif

1.    Jangka waktu yang dipergunakan

2.    Kejadian-kejadian yang tidak dapat diramalkan sebelumnya

3.    Kemampuan mental

4.    Kekurangan informasi

5.    Kesukaran-kesukaran/rintangan-rintangan administrasi

6.    Halangan kejiwaan

7.    Pertimbangan unsur kemanusiaan

Jangka waktu yang dipergunakan

Waktu yang dipergunakan untuk perencanaan oleh pimpinan akan menentukan


besarnya ketelitian daripada perencanaan itu sendiri. Banyaknya waaktu yang disediakan
berarti akan diketahui banyaknya kondisi/situasi yang akan datang , yang berarti pula lebih
mampu melihat kejadian-kejadian yang akan satang. Keadaan sekarang merupakan bagian
yang menentukan untuk perencanaan waktu yang akandatang, karena kondisi-kondisi
sekarang ini dapat memberikan suatu gambaraan untuk keperluan-keperluan yang kan datang,
sekalipuntidak selalu tepat.

Kejadian-kejadian yang tidak dapat diramalkan sebelumnya

Adalah tidak mungkin untuk mengetahui terlebih dahulu dengan pasti terhadap hal-hal
yang akan datang untuk menyusun suatu rencana yang tepat yang dapat
dipertanggungjawabkan.

Kemampuan mental

Perencanaan mendapatkan diri atas kegiatan intelektual yaitu proses kemampuan


mengerjakan deretan ide-ide yang abstrak untuk melihat perubahan-perubahan dari beberapa
kemungkinan pengaruh yang dihaadapi dalam waktu yang akan datang.

Kekurangan informasi
Perencanaan memerlukan informasi yang cukup. Kalau perencanaan tidak cukup
informasi, perencanaan itu sukar untuk dapat ipertanggungjawabkan.

Kesukaran-kesukaran/rintangan-rintangan administrasi

Perencanaan biasanya dilakukan oleh staff perencana. Belum tentu sesuatu hasil
perencanaan disetujui oleh pimpinan. Mungkin secara prinsipal dapat disetujui, tetapi tidak
mau melaksnakannya, karena beberapa pimpinan berpendapat bahwa perencanaan itu tidak
bermanfaat. Sebab perencanaan itu, hanya suatu gambaran yang tampaknya tidak
menghasilkan apa-apa. Disamping itu bahwa perencanaan memerlukan uang dan waktu,
karena biaya perencanaan itu tidak hany adiperuntukkan bagi orang yang melaksnakan, tetapi
juga biaya untuk mengumpulkan dan menganalisa data. Jelasnya bahwa perencanaan itu
memerlukan pembiayaan, tanpa pembiayaan perencanaan itu tidak mungkin sempurna.

Halangan kejiwaan

Halangan psikologi yang utama, ialah apabila pimpinan (seperti orang pada
umumnya) hanya melihat terhadap keadaan yang sekarang dan tidak melihat keadaan yang
akan datang. Basanya pimpinan itu sangat menentang terhadap usaha-usaha perubahan,
seperti pengalaman yang lampau, yaitu mempertahankan tradisi yang lama. Padahal
perencanaan dalah suatu usaha perubahan dimana pimpinan harus memutuskannya.

Pertimbangan-pertimbangan unsur kemanusiaan

Suatu usaha daripada kegiatan perencanaan adalah keungkinan kurangnya


pertimbangan atas unsur-unsur kemanusiaan didalam organisasi. Sebab rencana itu tidak
hanya menyangkut sesuatu yang bersifat fisik atau material saja, tetapi juga menyangkut segi
kemanusiaan.

9.    Peramalan Dan Teknik-Teknik Peramalan

1.    Peramalan (melihat ke depan)

Peramalan merupakan suatu proses perencanaan. Istilah perencanaan menunjukkan


suatu prosedur yag dilakukan oleh pimpinan untuk menggambarkan kemungkinan yang lebih
baik tehadap kegiatan organisasi yang diharap kan yaitu untuk jangka waktu yang akan
datang.

Peramalan adalah pendugaan atau perkiraan untuk suatu perubahan, yang dapat
mempengaruhi salah satu rencana organisasi. Peramalan yang teliti akan membntu pimpinan
memilih tujuan yang benar.

2.    Teknik-teknik peramalan

a.    Strategi /Teori kejadian


Strategi ini terjadi daripada penemuan apa yang terjadi atau sedang terjadi sebelum
seseorang mendapatkan, menggunakan atau memikirkan penggunaan informasi yang tersedia
itu. Metode ini sangat berguna karena diperoleh dari orang dalam sendiri, dan mereka akan
mengatakan sebenarnya apa yang ingin kita ketahui.

b.    Strategi / Teori pertumbuhan

Strategi ini merupakan suatu hipotesa bahwa waktu yang akan datang tumbuh dari
keadaan waktu sekarang, kecuali bila ada hal-hal /kejadian yang tidak daoat diperkirakan
terlebih dahulu.

c.    Strategi /Teori ekonomi

Strategi ini mengkuti perkembangan model teori ekonomi, yang dapat


dipergunakn atau dapat diterapkan terhadap semua keadaan, yaitu: masa lampau, masa
sekarang, dan masa yang akan datang.

10.              Pengumpulan Dan Analisa Data Daripada Perencanaan

Perencanaan tidak akan berhasil dengan baik apabila tidak adanya data. Karena itu
adanya data sebagai sumber untuk perecanaan, sangat diperlukan sekali. Perencanaan
tergantung atas tersedianya data yang bersifat kualitatif maupun data bersifat kuantitatif
untuk dipergunakan dalam suatu perecanaanyang efektif. Data ini setelah diolah menjadi
sumber informasi yang kemudian diatur, dinilai, sehingga mudah dijadikan bahan dalam
suatu perencanaan. Selanjutnya diperlukan adanya sistem pencatatan dan penyimpanan  yang
sewaktu-waktu  dapat digunakan dalam perencanaan.

Jadi untuk keperluan perencanaan diperlukan adanya sistem pengolahan data/informasi


yang teratur dari suatu organisasi, di mana data/informasi itu dipelajari dan dinilai sebagai
sumber yang dapat merupakan suatu milik/nilai yang berharga dan dapat dibenarkan sebagai
sumber perencanaan.

11.              Karakteristik Daripada Perencanaan Yang Efektif

Menurut Urwick, karakteristik daripada perencanaan yang baik adalah:

1.    Bahwa perencanaan itu harus berdasarkan atas tujuan yang jelas;

2.    Rencana itu mempunyai sifat yang sederhana (simple);

3.    Rencana itu mudah diadakan analisa dan diklarifikasikan dalam suatu tindakan dengan
menetapkan adanya standar;

4.    Rencana itu bersifat supel (flexibel);


5.    Rencana itu mempunyai keseimbangan yang baik;

6.    Tersedianya sumber-sumber yag dipergunakan dalam pelaksanaan rencana itu.

Untuk mengadakan penilaian terhadap suatu perencanaan yang efektif, perencanaan itu
harus bersifat pragmatis, bermanfaat bagi kemajuan masyarakat. Fragmatis berarti dapat
diukur berdasarkan atas baiknya rencana dan implementasinya daripada rencana itu. Kecuali
itu perencanaan juga harus dinamis, artinya dapat menyesuaikan dengansituasi, kondisi
setempat.

B. PENGAWASAN

1. Arti Maksud Dan Tujuan Pengawasan

a. Arti Pengawasan

Mc. Farland, memberikan definisi pengawasan sebagai berikut: pengawasan ialah suatu
proses dimana pimpinan ingin mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan yang
dilakukan oleh bawahannya sesuai dengan rencana, perintah, tujuan, atau kebijaksanaan yang
telah ditentukan. Jelaslah pengawasan harus berpedoman terhadap: 1) rencana yang telah
diputuskan, 2) perintah terhadap peaksanaan pekerjaan, 3) tujuan dan/atau , 4) kebijaksanaan
yang telah ditentukan sebelumnya.

b. Maksud Pengawasan

Pengawasan itu dimaksudkan untuk mencegah atau untuk memperbaiki kesalahan,


penyimpangan, ketidaksesuaian, penyelewengan dan lainnya yang tidak sesuai dengan tugas
dan wewenang yang telah ditentukan. Jadi maksud pengawasan bukan mencari kesalahan
terhadap orangnya, tetapi mencari kebenaran terhadap hasil pelaksanaan pekerjaannya.

c. Tujuan pengawasan

Pengawasan bertujuan agar hasil pelaksanaan pekerjaan diperoleh secara berdaya guna
(efisien) dan berhasil guna (efektif), sesuai dengan rencana yang telah ditentukan
sebelumnya.

d.    Tugas (fungsi) Pengawasan

1)   Mempertebal rasa tanggung jawab terhadap pejabat yang diserahi tugas dan wewenang
dalam pelaksanaan pekerjaan

2)   Mendidik para pejabat agar mereka melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan prosedur
yang telah ditentukan
3)   Untuk mencegah terjadinya penyimpangan, kelalaian dan kelemahan, agar tidak terjadi
kerugian yang tidak diinginkan.

4)   Untuk memperbaiki kesalahan dan penyelewengan, agar pelaksanaan pekerjaan tidak


mengalami hambatan dan pemborosan-pemborosan.

2. Macam-macam Pengawasan

a. pengawasan dari dalam;

b. pengawasan dari luar;

c. pengawasan preventif;

d. pengawasan represif.

Pengawasan dari dalam (Internal Control)

Pengawasan dari dalam, berarti pengawasan yang dilakukan oleh aparat/ unit
pengawasan yang dibentuk didalam organisasi itu sendiri. Aparat/unit pengawasan ini
bertindak atas nama pimpinan organisasi. Aparat/ unit pengawasan ini bertugas
mengumpulkan segala data dan informasi  yang diperlukan oleh pimpinan organisasi. Data-
data dan informasi ini dipergunakn oleh pimpinan untuk menilai kemajuan dan kemunduran
dalam pelaksanaan pekerjaan. Hasil pengawasan ini dapat pula digunakan dalam menilai
kebijakan pimpinan. Untuk itu kadang-kadang pimpinan perlu meninhau kembali
kebijaksanaan/keputusan-keputusan yang telah dikeluarkan. Sebaliknya pimpinan dapat pula
melakukan tindakan-tindakan perbaikan terhadap pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh
bawahannya. Internal control, misalnya: Inspektorat Jenderal Aparat Pengawasan didalam
sesuatu Departemen.

Pengawasan dari luar (external control)

Pengawasan dari luar berarti pengawasan yang dilakukan oleh aparat/unit pengawasan
dari luar organisasi itu. Aparat/unit pengawasan dari luar organisasi itu adalah aparat
pengawasan yang bertindak atas nama atasan dari pimpinan organisasi itu, atau bertindak atas
nama pimpinan organisasi itu karena permintaannya. Misalnya: pengawasan yang dilakukan
oleh Direktorat Jenderal Pengawasan Keuangan Negara terhadap sesuatu Departemen. Aparat
pengawasan ini bertindak atas nama pemerintah/presiden melalui Menteri Keuangan.
Sedangkan pengawasa yag dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuanga, ialah
pemeriksaan/pengawasan yang bertimdak atas nama Negara Republik Indonesia.
Pengawasan Preventif

Arti daripada Pengawasan Preventif ialah pengawasan yang dilakukan sebelum rencana
itu dilaksanakan. Maksud daripada pengawasan preventif ini ialah untuk mencegah terjadinya
kekeliruan/kesalahan dalam pelaksanaan. Dalam sistem pemeriksaan anggaran,
pengawasan  ini disebut pre-audit. Pengawasan preventif dapat dilakukan dengan usaha-
usaha sebagai berikut:

a.Menentukan peraturan-peraturan yang berhubungan dengan sistem prosedur, hubungan dan


tata kerjanya.

b.Membuat pedoman/manual sesuai dengan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan.

c. Menentukan kedudukan, tugas, wewenang, dan tanggung jawab.

d.Mengorganisasikan segala macam kegiatan, penempatan pegawai dan pembagian


pekerjaannya.

e.Menentukan sistem koordinasi, pelaporan, dan pemeriksaan.

f.Menetapkan sanksi-sanksi terhadap pejabat yang menyimpang dari peraturan yang telah
ditetapkan.

Pengawasan Represif

Arti daripada pengawasan represif ialah pengawasan yang dilakukan setelah adanya
pelaksanaan pekerjaan. Maksudnya diadakannya pengawasan represif ialah untuk menjamin
kelangsungan pelaksanaan pekerjaan agar hasilnya sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan. Dalam sistem pemeriksaan anggaran , pengawasan ini disebut post-audit. Adapun
pengawasan represif ini dapat menggunakan sistem-sistem pengawasan sebagai berikut:

a)Sistem Komperatif

(1)Mempelajari laporan-laporan kemajuan (progress report) dari pelaksanaan pekerjaan,


dibandingkan dengan jadwal rencana pelaksanaan.

(2)Membandingkan laporan-laporan hasil pelaksanaan pekerjaan dengan rencana yang telah


diputuskan sebelumnya.

(3)Mengadakan analisa terhadap perbedaan-perbedaan tersebut, termasuk faktor lingkungan


yang mempengaruhinya.

(4)Memberikan penilaian terhadap hasil pelaksanaan pekerjaan, termasuk para penanggung


jawabnya.

(5)Mengambil keputusan atas usaha perbaikannya atau penyempurnaannya.

b)Sistem Verifikatif
(1)Menentukan ketentuan-ketentuan yang berhubungan dengan prosedur pemeriksaan.

(2)Pemeriksaan tersebut harus dibuat laporan secara periodik atau secara khusus.

(3)Mempelajari laporan untuk mengetahui perkembangan dan hasil pemeriksaannya.

(4)Mengadakan penilaian terhadap hasil pelaksanaannya.

(5)Memutuskan tidakan-tindakan perbaikan atau penyempurnaannya.

c)Sistem Inspektif

Inspeksi dimaksudkan untuk mengecek kebenaran dari suatu laporan yang dibuatoleh
para petugas pelaksanaannya. Dalam pemeriksaan ditempat (on the spot inspection) instruksi-
instruksi diberikan dalam rangka perbaikan dan penyempurnaan pekerjaan. Inspeksi
dimaksudkan pula untuk memberikan penjelasan-penjelasan terhadap kebijaksanaan
pimpinan.

Untuk menjamin hasil yang objektif dalam inspeksi ini, kadang-kadang diperlukan
penggantian jabatan dalam periode tertentu. Penggantian jabatan ini dimaksudkan pula untuk
lebih menyegarkan tugas-tugas inspeksi, karena tugas-tugas tersebut kecuali membesarkan
juga menjemukan.

d)Sistem Investigatif

Sistem ini lebih menitikberatkan terhadap penyelidikan/penelitian yang lebih


mendalam terhadap sesuatu masalah yang bersifat negatif. Penyelidikan/penelitian ini
didasarkan atas suatu laporan yang masih bersifat hipotesa(anggapan). Laporan tersebut
mungkin benar dan mungkin salah. Oleh karen itu perlu diteliti lebih mendalam untuk
dapat mengungkapkan hipotesa tersebut. Agar dapat memperoleh jawaban yang benar
diperlukan pengumpulan data, menganalisa atau mengolah data, dan penilaian atas data
tersebut. Berdasarkan hasilnya tersebut, kemudian segera diambil keputusan.

3.    Metode pengawasan

a.       Pengawasan Langsung

Ialah apabila aparat pengawasan/pimpinan organisasi melakukan pemeriksaan langsung


pada tempat pelaksanaan pekerjaan, baik dengan sistem inspektif, verifikatif maupun dengan
sistem investigatif.

b.      Pengawasan tidak langsung

Ialah apabila aparat pengawasan/pimpinan organisasi melakukan pemeriksaan


pelaksanaan pekerjaan hanya melalui laporan-laporan yag masuk padanya.

c.       Pengawasan formal
Ialah pengawasan yang secara formal dilakukan oleh unit/aparat pengawasan yang
bertindak atas nama pimpinan organisasinya atau atasan daripada pimpinan organisasi itu.

d.      Pengawasan informal

Ialah pengawasan yang tidak melalui saluran formal atau prosedur yang telah
ditentukan. Pengwasan ini biasanya dilakukan oleh pejabat pimpinan dengan melalui
kunjungan yang tidak resmi atau secara incogito.

e.       Pengawasan admnistratif

Ialah pengawasan yang meliputi bidang: keuangan, kepegawaian, dan maaterial.

(1)   Pengawasan keuangan, menyangkut tentang: pos-pos anggaran(rencana anggaran),


pelaksanaan anggaran, yang meliputi pengurusan administratif dan pengurusan
bendaharawan.

(2)   Pengawasan kepegawaian, menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan administrasi


kepegwaian, yaitu: perihal kebenaran prosedur penerimaan.

(3)   Pengawasan material, ialah untuk mengetahui apakah barang-barang yang disediakan


(dibeli) sesuai dengan rencana pengadaannya.

f.        Pengawasan teknis

Ialah pengawasan terhadap hal-hal yang bersifat fisik, misalnya: pemeriksaan terhadap
pembangunan gedung, pemeriksaan terhadap pembuatan kapal, pemeriksaan terhadap
penanaman padi disawah, pemeriksaan kesehatan rakyat didesa, dan sebagainya.

4.    Prinsip-prinsip Pengawasan

a.         Pengawasan berorientasi kepada tujuan organisasi.

b.      Pengawasan harus objektif, jujur dan mendahulukan kepentingan umum dari pada
kepentingan pribadi.

c.         Pengawasan harus berorientasi terhadap kebenaran menurut peraturan-peraturan yang


berlaku, berorientasi terhadap kebenaran atas prosedur yang telah ditetapkan daan
berorientasi terhadap tujuan dalam pelaksanaan pekerjaan.

d.         Pengawasan harus menjamin daya dan hasil guna pekerjaan.

e.         Pengawasan harus berdasarkan atas standar yang objektif, teliti dan tepat.

f.           Pengawasan harus bersifat terus menerus.


g.         Hasil pengawasan harus dapat memberikan umpan balik terhadap perbaikan dan
penyempurnaan dalam pelaksanaan, perencanaan dan kebijaksanaan waktu yag akan datang.

5.    Syarat-syarat daripada Pengawasan

Untuk menciptakan kondisi daripada pengawasan, maka syarat-syarat umum dapat


dipergunakan sebagai berikut:

a.    Menentukan standar pengawasan yang baik dan dapat dilaksanakan.

b.    Menghindarkan adanya tekanan, paksaan, yang menyebabkan penyimpangan dari tujuan


pengawasan itu sendiri.

c.    Melakukan koreksi rencana yang dapat digunakan untuk mengadakan perbaikan serta
penyempurnaan rencana yang akan datang.

6.    Peranan Pimpinan di dalam proses Pengawasan

Pengawasan adalah fungsi yang fundamental (pokok). Pimpinan harus mempunyai alat-
alat pengawasan dalam hal-hal yang diperlukan, tetapi ia harus menggunakan pertimbangan
didalam pengembangan dan pelaksanaannya. Pengawasan dalam arti sebagai fungsi pimpinan
bukan dalam arti mendominasi bawahannya, tetapi dalam arti memberikan bimbingan dan
pengarahan terhadap usaha-usaha daripada bawahannya untuk mencapai hasil-hasil yang
dimaksudkan.

7.    Syarat-syarat Pengawasan yang Efektif

       Sesuatu hal yang perlu diketahui bahwa semua pimpinan menginginkan untuk
mendapatkan sistem pengawasan yang memadai dan efektif untuk membantu agar apa yang
dilakukan sesuai dengan rencana.

Syarat-syarat pengawasan yang efektif ini, ialah:

a.    Pengawasan harus dihubungkan dengan rencana dan kedudukan seseorang.

b.    Pengawasan harus dihubungkan dengan individu pimpinan dan pribadinya.

c.    Pengawasan harus menunjukkan penyimpangan-penyimpangan pada hal-hal yang penting.

d.    Pengawasan harus objektif.

e.    Pengawasan harus luwes (fleksibel).


f.      Pengawasan harus hemat.

g.    Pengawasan harus membawa tindakan perbaikan.

8.    Tipe daripada Standar yang penting

       Setiap tujuan, sasaran daripada perencanaan program, setiap kegiatan dari program,
setiap kebijaksanaan, setiap prosedur, dan setiap anggaran menjadi standar terhadap
pelaksanaan yang sesungguhnya atau yang diharapkan untuk dinilai.

Dalam praktek, standar ini dapat dibagi dalam tipe-tipe sebagai berikut:

a.         Standar fisik: standar ini berhubungan dengan ukuran yang bukan bersifat uang
(moneter) dan biasanya terdapat pada tingkat operasional di mana bahan/material, mesin-
mesin yang dipergunakan, dengan mengerjakan tenaga manusia yang menghasilkan
barang/jasa.

b.         Standar biaya: standar ini berhubungan dengan ukuran uang (moneter), seperti halnya
standar fisik, standar ini biasanya dipergunakan pada tingkat operasional. Standar ini
berkaitan erat dengan nilai uang terhadap biaya daripada kegiatan.

c.         Standar modal: standar ini timbul dari penerapan ukuran uang (moneter) terhadap
keadaan fisiknya, yang berhubungan dengan investasi modal dalam suatu perusahaan.
Berhubungan erat sekali dengan neraca pembukuan, yang dapat menunjukkan kemunduran
atau kemajuan perusahaan.

d.         Standar pendapatan: standar timbul ini karena hubungan antara nilai uang dengan
penjualan. Untuk menentukan besarnya pendapatan yang harus diperoleh.

e.         Standar program: cenderung untuk menggunakan program anggaran yaitu suatu


program yang secara formal mengikuti perkembangan hasil produksi, atau suatu program
untuk memperbaiki mutu sesuatu barang.

f.           Standar yang tak dapat diraba: standar ini adalah demikian sukarnya, karena tidak
dapat dinyatakan dengan ukuran fisik atau uang. Demikian sukarnya untuk menentukkan
penilaian, yang tidak dapat diberikan suatu kuran secara kualitatif maupun kuantitatif.

g.         Standar sasaran: dalam manajemen yang modern telah ditemukan melalui pemikiran
dan penelitian, adanya kemungkinan untuk menentukan sasaran yang dapat digunakan
sevagai standar pelaksanaan. Standar sasran itu dapat berbentuk sasaran yang bersifat
kuantitatif maupun kualitatif.
9.    Prosedur Pengawasan

Diantara prosedur pengawasan adalah sebagai berikut:                       

a.         Observasi, pemeriksaan dan peninjauan kembali

       Suatu hal yang perlu dipertimbangkan, bahwa pimpinan secara periodik perlu
mengadakan observasi terhadap bawahannya, yaitu tentang cara bekerja, sistem bekerjanya
dan hasil-hasil pekerjaannya dan sebaliknya mengenai pengaruh daripada observasinya itu.

       Maksud/tujuan observasi yang terakhir adalah sistem daripada pemeriksaan (audit) atau
peninjauan kembali (review) apa yang telah dilakukan.

       Pemeriksaan ini menyangkut rencana anggaran yang menunjukkan gmbaran angka-


angka pelaksanaan daripada setap segi yang diobservasi.

       Peninjauan kembali adalah sama dengan pemeriksaan tetapi menitikberatkan kepada


faktor-faktor yang bersifat kualitatif bukan yang bersifat kuantitatif.

b.         Pemberian contoh

       Adalah penting bagi pimpinan, karena pimpinan sering menjumpai suatu pemberian
contoh yang akan dapat membantu hasil daripada pengawasan. Hal ini karena pemberian
contoh daripada pimpinan biasanya akan menjadi norma dari suatu kelompok bawahn untuk
diikuti.

       Jadi kesimpulannya, apa yang dikerjakan oleh pimpinan seharusnya juga dikerjakan pula
oleh bawahannya dan sebaliknya, pimpinan akan segera menindaknya terhadap bawahannya
kalau ia sendiri tidak dapat mengerjakannya.

c.         Pencatatan dan pelaporan ( recording and reporting)

       Pencatatan dan pelaporan mempunyai nilai pengawasan, sekalipun dalam


penggunaannya diperlukan waktu dan tenaga yang banyak. Pencatatan dan pelaporan ini
merupakan hal yang penting bagi organisasi sebagai suatu alat pembuktian.

d.         Pembatasan wewenang

       Dalam hal bawahan mepunyai wewenang yang melebihi daripada wewenang yang telah
ditentukan, maka perlu adanya suatu pembatasan agar supaya tidak terjadi penyimpangan.

e.         Menentukan peraturan, perintah dan prosedur

       Dalam menentuan peraturan, perintah dan prosedur pengawasan, pimpinan mempunyai


peranan yang penting dalam pengawasan tugas rutin dan dapat mengembangkan kebiasaan-
kebiasaan yang baik daripada pelaksanaan yang dilakukan oleh orang-orang didalam suatu
organisasi.
       Peraturan pada umumnya melarang bentuk tingkah laku yang khusus atau kalau
diizinkan akan dapat mengganggu usaha-usaha serta mmbahayakan kehidupan suatu
organisasi. Perintah adalah memberikan informasi kepada individu-individu apa yang harus
dikerjakan sesuai dengan situasi yang mungkin terjadi pada suatu waktu. Sedangkan prosedur
adalah mengatur kegiatan yang harus dilkukan yang merupakan suatu rangkaian kegiatan
melalui anggota-anggota suatu organisasi untuk melayani dan menerima dalam suatu situasi
tertentu.

f.           Anggaran (budget)

       Anggaran adalah rencana yang merupakan alat daripada pimpinan untuk dilaksanakan.
Anggaran ini merupakan suatu petunjuk untuk mengembangkan dan memajukan organisasi,
dan juga meupakan suatu alat penilaian suksesnya suatu rencana. Pengawasan melalui
anggaran adalah suatu pembatasan daripada kegiatan yang menjadi ruang lingkupnya.

g.         Sensor

       Sensor adalah tindakan preventif yaitu untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Sensor adalah prosedur pengawasan yang bersifat negatif, sekalipun hal yang demikian ini
kurang disukai.maksud daripada sensor ialah suatu tindakan pengamanan agar kesalahan-
kesalahan yang akan diperbuat/timbul segera dapat dicegah atau diperbaiki, dan tindakan-
tindakan pembetulan sebelum kesalahan itu terlambat.

h.         Tindakan Disiplin

       Sensor merupakan suatu bentuk tindakan yang bersifat mendisiplinkan. Pegawasan


melalui tindakan didiplin akan mempunyai pengaruh sampai di manakah tindakan yang
bersifat korektif dan represif itu dijalankan.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setiap organisasi harus melaksanakan empat fungsi dari pada manajemen untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Salah satunya fungsi Perencanaan merupakan salah satu empat
fungsi manajemen yang penting dan saling terkait satu sama lain. Perencanaan dimaksudkan
untuk memperoleh sesuatu dalam waktu yang akan datang, dan usaha/cara yang efektif untuk
pencapaiannya. Oleh karena itu perencanaan adalah suatu keputusan apa yang akan
diharapkan dalam waktu yang akan datang.

Pengawasan itu dimaksudkan untuk mencegah atau untuk memperbaiki kesalahan,


penyimpangan, ketidaksesuaian, penyelewengan dan lainnya yang tidak sesuai dengan tugas
dan wewenang yang telah ditentukan. Jadi maksud pengawasan bukan mencari kesalahan
terhadap orangnya, tetapi mencari kebenaran terhadap hasil pelaksanaan pekerjaannya.
Tujuan pengawasan adalah Pengawasan bertujuan agar hasil pelaksanaan pekerjaan diperoleh
secara berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif), sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan sebelumnya.

B.     SARAN

Dalam suatu organisasi haruslah memiliki seorang pemimpin dan anggota-anggota


yang bisa mengatur dan melaksanakan tugas atau wewenang dari masing-masing tugas yang
di embannya. Jadi setiap anggota harus lebih unggul dalam bidangnya, agar setiap kerja sama
dapat dilaksanakan dengn baik dan benar. Setiap organisasi harus melaksanakan empat fungsi
manajemen yaitu fungsi perencanaan, penggorganisasian, penggerakkan dan pengawasan.
Dan sesorang pemimpin harus bisa mengendalikan dan memberikan arahan kepada bawahan
untuk saling bekerja sama dan melaksanakan tugas dengan baik agar tujuan organisasi dapat
tercapai.

Anda mungkin juga menyukai