Disusun Oleh :
Siti Anastasya Nandini (119090062)
2 AN G
Jurusan Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya yang begitu besar
sehingga makalah ini dapat tersusun dengan baik dan bisa selesai tepat waktu. Tak lupa
pula penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi secara aktif maupun pasif dalam memberikan sumbangsi baik itu secara
Penulis sangat mengaharapkan bahwa makalah ini dapat menambah pengetahuan atau
paling tidak dapat membuka cakrawala pemikiran bagi siding pembaca, agar pada suatu
momen nanti bisa dijadikan referensi atau dapat memperbaiki bentuk maupun manambah isi
Penulis juga menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis terutama dalam
mempredikasikan makalah ini sehinggah makalah ini jauh dari kesempurnaan atau dengan
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Perencanaan ....................................................................................................
B. Pengawasan ....................................................................................................
Kesimpulan ...................................................................................................................
Lampiran .................................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap organisasi harus melaksanakan empat fungsi dari pada manajemen untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Salah satunya fungsi Perencanaan merupakan salah
satu empat fungsi manajemen yang penting dan saling terkait satu sama lain. Berbicara
tentang perencanaan, kita dihadapkan pada pertanyaan apakah suatu rencana berjalan dengan
baik atau tidak. Pertanyaan mendasar ini kiranya aktual diajukan manakala kita melihat
realitas keseharian yang menunjukkan banyaknya kegagalan akibat perencanaan yang salah
dan tidak tepat. Kesalahan perencanaan dapat berada pada awal perencanaan itu sendiri
ataupun pada saat proses perencanaan itu berlangsung. Banyak perencanaan yang gagal gara-
gara apa yang direncanakan tersebut tidak mempunyai pijakan yang relevan dengan kondisi
sosial budaya masyarakat. Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan
tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana
aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi
manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan
pengontrolan tak akan dapat berjalan.
Fungsi pengawasan merupakan fungsi yang terakhir dari proses manajemen. Fungsi ini
mempunyai kaitan erat dengan keempat fungsi manajemen lainnya. Melalui fungsi
pengawasan, srandar keberhasilan program yang dituangkan dalam bentuk target, prosedur
kerja dan sebagainya harus selalu dibandingkan dengan hasil yang telah dicapai atau yang
mampu dikerjakan oleh staf. Fungsi pengawasn bertujuan agar penggunaan sumber daya,
dapat lebuh diefisiensikan, dan tugas-tugas staf untuk mencapai tujuan program dapat kebih
diefektifkan.
Suatu Pengawasan dikatakan penting karena Tanpa adanya pengawasan yang baik
tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi organisasinya itu
sendiri maupun bagi para pekerjanya. Dalam suatu Organisasi memiliki perancangan proses
pengawasan, yang berguna untuk merencanakan secara sistematis dan terstruktur agar proses
pengawasan berjalan sesuai dengan apa yang dibutuhkan atau direncanakan. Untuk
menjalankan proses pengawasan tersebut dibutuhkan alat bantu manajerial dikarenakan jika
terjadi kesalahan dalam suatu proses dapat langsung diperbaiki. Selain itu, pada alat-alat
bantu pengawasan ini dapat menunjang terwujudnya proses pengawasan yang sesuai dengan
kebutuhan. Pengawasan juga meliputi bidang-bidang pengawasan yang menunjang
keberhasilan dari suatu tujuan organisasi diantaranya.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini, sebagai berikut:
C. TUJUAN
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini, yaitu untuk mengetahui daripada:
3. Hierarkhi Perencanaan
9. Prosedur Pengawasan
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERENCANAAN
Hal yang sangat penting diketahui dalam setiap kerjasama individu dalam kelompok,
ialah maksud dan tujuan kerjasama tersebut, dan harus jelas mengetahui metode
pencapaiannya. Bila usaha kelompok itu ingin dapat efektif, orang-orang dalam kelompok itu
harus mengetahui apa yang diharapkan untuk penyelesaiannya. Inilah yang dimaksud dengan
fungsi perencanaan, yang merupakan landasan pokok dari semua fungsi manajemen. Hal ini
menyangkut pemilihan diantara beberapa alternatif usaha kegiatan untuk waktu yang akan
datang bagi setiap unit yang berada didalam suatu organisasi secara keseluruhan. Untuk
melaksanakan maksud tersebut diperlukan pemilihan dari tujuan-tujuan atau sasaran dan
menentukan cara penyelesaiannya.
Perencanaan dimaksudkan untuk memperoleh sesuatu dalam waktu yang akan datang,
dan usaha/cara yang efektif untuk pencapaiannya. Oleh karena itu perencanaan adalah suatu
keputusan apa yang akan diharapkan dalam waktu yang akan datang.
Perencanaan bukan suatu tindakan tetapi suatu proses, yaitu suatu proses yang tidak
mempunyai penyelesaian atau titik akhir. Proses ini dimaksudkan untuk mendapatkan
pemecahan. Selama perencanaan masih dalam proses tidak dibatasi berapa jumlah
pembahasan sebelum diambil keputusan, sebab mungkin selalu diadakan perubahan baik
sistemnya maupun materinya. Hal ini dapat dimengerti karena sedikit kemungkinan adanya
suatu perkiraan yang tepat, sebab keadaan waktu yang datang itu selalu berubah, penuh
dengan resiko dan tidak berketentuan.
Berdasarkan uraian diatas maka perencanaan mempunyai dua komponen, yaitu yang
bersifat pesimis dan optimis. Bersifat pesimis berdasarkan atas kepercayaan bahwa apa yang
diinginkan tidak akan terjadi. Sedangkan yang bersifat optimis berdasarkan atas kepercayaan
bahwa sesuatu dapat dilakukan dengan harapan bahwa yang diinginkan akan terlaksana.
Perencanaan sebagai suatu proses, karena perencanaan adalah suatu tindakan pemilihan
yang terbaik/ menguntungkan dari berbagai alternatif dalam usaha pencapaian tujuan.
Adapun perencanaan sebagai fungsi manajemen, dimana pimpinan wajib melakukan
perencanaan sebagai pedoman dalam kegiatan sebagai pedoman dalam kegiatannya untuk
mencapai tujuan organisasi. Sedangkan perencanaan sebagai keputusan ialah untuk kejelasan
apa yang akan dilakukan, bilamana akan dilakukan dan siapa yang akan melakukan.
2. Bagian-bagian/unsur-unsur perencanaan.
b. Alat-alat (the means); yaitu meliputi pemilihan dari kebijaksanaan, strategi, prosedur dan
prakteknya. Disini ditentukan bagaimana menyelesaikan rencana.
3. Tipe-Tipe Perencanaan
Salah satu usaha untuk menilai kegiatan perencanaan yang bermacam-macam ialah
meninjau berbagai tipe perencanaan yang merupakan hasil daripada proses perencanaan.
Disamping itu juga adanya hierarki perencanaan, menggolongkan rencana sesuai dengan
tingkat-tingkat manajemen dimana rencana itu dilaksanakan.
1. Tujuan (objectives);
Tingkatan yang tertinggi daripada perencanaan ialah menunjukkan hasil akhir, dimana
kegiatan itu diarahkan dan termasuk kegiatan akhir ini ialah sasaran dan target.
2. Strategi;
3. Kebijaksanaan (policies);
4. Prosedur (procedure);
5. Anggaran (budget);
Anggaran adalah proses penentuan keadaan yang berhubungan dengan dana organisasi.
Anggaran organisasi adalah suatu rencana yang meliputi sumber-sumber dana yang ada
kaitannya terhadap semua tahap-tahap kegiatan untuk periode tertentu dalam waktu yang
akan datang.
a. Sasaran (goals)
Sasaran (Goals)
Setiap pimpinan baik dari pimpinan atas sampai dengan pimpinan bawah didalam suatu
organisasi harus mengetahui tujuan daripada kegiatannya. Maksudnya agar tujuan itu dapat
dicapai sesuai dengan sasarannya.
Rencana tunggal adalah menentukan langkah kegiatan, disesuiakan dengan situasi dan
kondisi setempat, dan selesai apabila sasarannya telah tercapai.
Rencana induk ini dapat digunakan terus menerus. Rencana induk ini adalah suatu
rencana yang luas. Oleh karena itu rencana lain harus serasi dan terpadu, termasuk juga
rencana tunggal merupakan bagian daripada rencana induk ini, terutama apanila adanya efek
yang terus menerus terhadap rencana induk ini.
a. Tujuan
c. Sasaran kegiatan
Tujuan (objective)
Setiap organisasi harus menjelaskan secara jelas tujuannya sebagai landasan untuk
semua perencanaan. Tujuan ini mungkin bermacam-macam, tetapi harus dilakukan secara
seimbang, sehingga satu sama lain berjalan seirama.
Batas waktu anggaran, dimaksudkan suatu rencana yang harus selesai dalm batas wktu
yang telah ditentukan. Dengan perkataan lain suatu rangkaian rencana angaran sesuai dengan
pkerjaan-pekerjaan tertentu yang harus diselesaikan dengan btas waktu yang telah ditentukan.
3. Rencana tunggal
a. Program utama
b. Proyek
c. Program khusus
d. Rencana terperinci
Program utama
Tujuan dari pada program utama ini sangat bermanfaat tidak hanya untuk segala
macam kegiatan daripada organisasi, tetapi juga untuk tugas utamanya.
Proyek
Proyek adalah bagian dari program umum yang secara relatif terpisah, direncanakan
dan dilaksanakan tersendiri, dan bila telah selesai pekerjaan itu dihentikan. Pimpinan
menghendaki agar proyek dilaksnakan berdasarkan atas tahap-tahap daripada kegiatan
organisasi. Untuk melaksanakanproyek ini diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
(1)Mengatur organisasi danpersonalnya, yaitu dengan membentu panitia yang mempunyai
wewenang dan tanggung jawab, menentukan tugas dan kewajiban para nggotanya, dan
sebagainya.
(2)Menentukan kebijaksanaan untuk sesuatu proyek. Bimbingan adalah diperlukan sejak dari
permulaannya dalam hal-hal yang berhubungan dengan tugas yang dilakukan, termasuk
mengadakan survey
(3)Mempersiapkan uraian pekerjaan. Hal ini menyangkut keputusan tentang bentuk, isi dan
istilah yang digunakan dalam uraian, termasuk jadwal waktu pelaksanaan.
(7)Menetapkan rencana
Proyek adalah suatu bentuk rencana yang fleksibel dan disesuaikan dengan situasi dan
kondisi setempat.
Program khusus
Tipe lain daripada rencana tunggal adalaah program khusus, yang merupakan salaah
satu tahap daripada kegiatan organisasi. Lain halnya dengan proyek, program khusus ini tidak
mempunyai data yang sempurna secra jelas. Jelasnya program khusus ini adalah untuk
memecahkan masalah-masalah yang terjadi terus menerus, di mana rencna ini harus
disesuaikan dari waktu ke waktu dengan memperhitungkan situasi dan kondisi yang telah
ada.
Rencana terperinci
Rencana yang lebih terperinci adalah suatu hal yang sangat diinginkan. Rencana yang
mengatur secara terperinci ini sangat diperluan untuk melaksanakan keputusan dari pimpinan.
Rncana terperinci ini meliputi hal-hal yang berhubungan dengan penggunaan tenaga kerja,
penggunaan alat-alat dan perlengkapan atau sumber-sumber dan informasi yang diperlukan,
misalnya : jadwal waktu, pemberian order, standar metode, prosedur termasuk sistem
pelaporan, pertanggung jawaban dan pegawasan.
4. Rencana Induk
a. Kebijaksanaan;
b. Prosedur;
c. Metode.
Kebijaksanaan
Kebijaksnaan adalah suatu rencana umum, yang menjadi pedoman daripada para
anggota-anggotanya dalam melaksnakan kegiatannya. Disamping itu kebijaksnaan berguna
untuk menjamin keserasian daripada tindakan, karena kebijaksnaan merupakan pola daripada
kegiatan organisasi. Sesungguhnya setiap usaha harus mentukan pola kebijaksnaan ini yang
mencakup semua kegiatan-kegiatan yang pokok daripada organisasinya. Dengan deikian
maka pimpinan akan lebih mudah memutuskan, yang mana kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan kebijaksanaan khusus, dan mana yang diperlukan suatu penanganan
yang lebih baik, atau hal-hal yang bersifat fleksibel.
Prosedur
Prosedur untuk memindahkan informasi dilakukan dengan bentuk tertulis,. Untuk itu
diperlukan persiapan dalam bentuk srandar atau formulir, yang dapat digunakan untuk
menggambarkan hl-hal ang penting daripada prosedur. Fomulir isian ini dalam praktek harus
teliti dan jelas, yang merupakan catatan informasi dalam bentuk standar, yang
penyimpanannya diatur secara rapi, sebagai dokumen informasi.
Metode
Menurut Mc. Farland, perencanaan didalam suatu organisasi, mengikuti adanya tingkat-
tingkat manajemen yaitu sesuai denga perbedaan daripada tingkat-tingkat kewenagan dan
pertanggungajawabannya.
Kewenangan/tanggungjawab Perencanaan
(Authority/Responsibility
(planning)
Program(programme)
Targets(quotas)
proyek(project)
jadwal(schedule)
Sesuai dengan pendapat A.M. Williams, maka proses daripada perencanaan, meliputi:
2. Menentukan alternatif.
Mengatur sumber-sumber yang diperlukan, antara lain: tenaga keja, biaya, peralatan, bahan-
bahan/perlengkapan, waktu yang diperlukan hal itu harus sudah tersedia bila diperlukan.
3) Sumber-sumber yang diperlukan, yaitu: tenaga manusia, biaya, alat, bahan dan termasuk
waktu penyelesaian rencana.
Kesemuanya itu harus sesuai dengan keperluan daripada tiap-tiap langkah. Prosedur
yang demikian ini W.H. Newman menyebut: pendekatan analitis. Langkah-langkah itu juga
menyangkut soal pemecahan masalah dalam melaksanakan rencana. Adapun langkah-
langkah itu adalah sebagai berikut:
1. Menentukan permasalahannya
Yang dimaksud dengan menentukan permasalahan ialah apa yang harus dilakukan oleh
pimpinan dalam mencapai tujuan, atau apa yang ingin dicapai .
Sedapat mungkin dengan waktu yang tersedia secara rasionl mendapatkan fakta itu dalam
bentuk yang baik sebagai sumber informasi.
Informasi yang sudah dianalisa itu tampak dengan jelas, dan mudah diadakan penilaian.
Teknik perencanaan ini adalah untuk menemukan suatu masalah yang mungkin
timbul dimasa yang akan datang, yang mempunyai hubungan penting didalam pecapaian dan
pelaksanaan daripada tujuan organisasi.
3. Kemampuan mental
4. Kekurangan informasi
5. Kesukaran-kesukaran/rintangan-rintangan administrasi
6. Halangan kejiwaan
Adalah tidak mungkin untuk mengetahui terlebih dahulu dengan pasti terhadap hal-hal
yang akan datang untuk menyusun suatu rencana yang tepat yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Kemampuan mental
Kekurangan informasi
Perencanaan memerlukan informasi yang cukup. Kalau perencanaan tidak cukup
informasi, perencanaan itu sukar untuk dapat ipertanggungjawabkan.
Kesukaran-kesukaran/rintangan-rintangan administrasi
Perencanaan biasanya dilakukan oleh staff perencana. Belum tentu sesuatu hasil
perencanaan disetujui oleh pimpinan. Mungkin secara prinsipal dapat disetujui, tetapi tidak
mau melaksnakannya, karena beberapa pimpinan berpendapat bahwa perencanaan itu tidak
bermanfaat. Sebab perencanaan itu, hanya suatu gambaran yang tampaknya tidak
menghasilkan apa-apa. Disamping itu bahwa perencanaan memerlukan uang dan waktu,
karena biaya perencanaan itu tidak hany adiperuntukkan bagi orang yang melaksnakan, tetapi
juga biaya untuk mengumpulkan dan menganalisa data. Jelasnya bahwa perencanaan itu
memerlukan pembiayaan, tanpa pembiayaan perencanaan itu tidak mungkin sempurna.
Halangan kejiwaan
Halangan psikologi yang utama, ialah apabila pimpinan (seperti orang pada
umumnya) hanya melihat terhadap keadaan yang sekarang dan tidak melihat keadaan yang
akan datang. Basanya pimpinan itu sangat menentang terhadap usaha-usaha perubahan,
seperti pengalaman yang lampau, yaitu mempertahankan tradisi yang lama. Padahal
perencanaan dalah suatu usaha perubahan dimana pimpinan harus memutuskannya.
Peramalan adalah pendugaan atau perkiraan untuk suatu perubahan, yang dapat
mempengaruhi salah satu rencana organisasi. Peramalan yang teliti akan membntu pimpinan
memilih tujuan yang benar.
2. Teknik-teknik peramalan
Strategi ini merupakan suatu hipotesa bahwa waktu yang akan datang tumbuh dari
keadaan waktu sekarang, kecuali bila ada hal-hal /kejadian yang tidak daoat diperkirakan
terlebih dahulu.
Perencanaan tidak akan berhasil dengan baik apabila tidak adanya data. Karena itu
adanya data sebagai sumber untuk perecanaan, sangat diperlukan sekali. Perencanaan
tergantung atas tersedianya data yang bersifat kualitatif maupun data bersifat kuantitatif
untuk dipergunakan dalam suatu perecanaanyang efektif. Data ini setelah diolah menjadi
sumber informasi yang kemudian diatur, dinilai, sehingga mudah dijadikan bahan dalam
suatu perencanaan. Selanjutnya diperlukan adanya sistem pencatatan dan penyimpanan yang
sewaktu-waktu dapat digunakan dalam perencanaan.
3. Rencana itu mudah diadakan analisa dan diklarifikasikan dalam suatu tindakan dengan
menetapkan adanya standar;
Untuk mengadakan penilaian terhadap suatu perencanaan yang efektif, perencanaan itu
harus bersifat pragmatis, bermanfaat bagi kemajuan masyarakat. Fragmatis berarti dapat
diukur berdasarkan atas baiknya rencana dan implementasinya daripada rencana itu. Kecuali
itu perencanaan juga harus dinamis, artinya dapat menyesuaikan dengansituasi, kondisi
setempat.
B. PENGAWASAN
a. Arti Pengawasan
Mc. Farland, memberikan definisi pengawasan sebagai berikut: pengawasan ialah suatu
proses dimana pimpinan ingin mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan yang
dilakukan oleh bawahannya sesuai dengan rencana, perintah, tujuan, atau kebijaksanaan yang
telah ditentukan. Jelaslah pengawasan harus berpedoman terhadap: 1) rencana yang telah
diputuskan, 2) perintah terhadap peaksanaan pekerjaan, 3) tujuan dan/atau , 4) kebijaksanaan
yang telah ditentukan sebelumnya.
b. Maksud Pengawasan
c. Tujuan pengawasan
Pengawasan bertujuan agar hasil pelaksanaan pekerjaan diperoleh secara berdaya guna
(efisien) dan berhasil guna (efektif), sesuai dengan rencana yang telah ditentukan
sebelumnya.
1) Mempertebal rasa tanggung jawab terhadap pejabat yang diserahi tugas dan wewenang
dalam pelaksanaan pekerjaan
2) Mendidik para pejabat agar mereka melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan prosedur
yang telah ditentukan
3) Untuk mencegah terjadinya penyimpangan, kelalaian dan kelemahan, agar tidak terjadi
kerugian yang tidak diinginkan.
2. Macam-macam Pengawasan
c. pengawasan preventif;
d. pengawasan represif.
Pengawasan dari dalam, berarti pengawasan yang dilakukan oleh aparat/ unit
pengawasan yang dibentuk didalam organisasi itu sendiri. Aparat/unit pengawasan ini
bertindak atas nama pimpinan organisasi. Aparat/ unit pengawasan ini bertugas
mengumpulkan segala data dan informasi yang diperlukan oleh pimpinan organisasi. Data-
data dan informasi ini dipergunakn oleh pimpinan untuk menilai kemajuan dan kemunduran
dalam pelaksanaan pekerjaan. Hasil pengawasan ini dapat pula digunakan dalam menilai
kebijakan pimpinan. Untuk itu kadang-kadang pimpinan perlu meninhau kembali
kebijaksanaan/keputusan-keputusan yang telah dikeluarkan. Sebaliknya pimpinan dapat pula
melakukan tindakan-tindakan perbaikan terhadap pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh
bawahannya. Internal control, misalnya: Inspektorat Jenderal Aparat Pengawasan didalam
sesuatu Departemen.
Pengawasan dari luar berarti pengawasan yang dilakukan oleh aparat/unit pengawasan
dari luar organisasi itu. Aparat/unit pengawasan dari luar organisasi itu adalah aparat
pengawasan yang bertindak atas nama atasan dari pimpinan organisasi itu, atau bertindak atas
nama pimpinan organisasi itu karena permintaannya. Misalnya: pengawasan yang dilakukan
oleh Direktorat Jenderal Pengawasan Keuangan Negara terhadap sesuatu Departemen. Aparat
pengawasan ini bertindak atas nama pemerintah/presiden melalui Menteri Keuangan.
Sedangkan pengawasa yag dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuanga, ialah
pemeriksaan/pengawasan yang bertimdak atas nama Negara Republik Indonesia.
Pengawasan Preventif
Arti daripada Pengawasan Preventif ialah pengawasan yang dilakukan sebelum rencana
itu dilaksanakan. Maksud daripada pengawasan preventif ini ialah untuk mencegah terjadinya
kekeliruan/kesalahan dalam pelaksanaan. Dalam sistem pemeriksaan anggaran,
pengawasan ini disebut pre-audit. Pengawasan preventif dapat dilakukan dengan usaha-
usaha sebagai berikut:
f.Menetapkan sanksi-sanksi terhadap pejabat yang menyimpang dari peraturan yang telah
ditetapkan.
Pengawasan Represif
Arti daripada pengawasan represif ialah pengawasan yang dilakukan setelah adanya
pelaksanaan pekerjaan. Maksudnya diadakannya pengawasan represif ialah untuk menjamin
kelangsungan pelaksanaan pekerjaan agar hasilnya sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan. Dalam sistem pemeriksaan anggaran , pengawasan ini disebut post-audit. Adapun
pengawasan represif ini dapat menggunakan sistem-sistem pengawasan sebagai berikut:
a)Sistem Komperatif
b)Sistem Verifikatif
(1)Menentukan ketentuan-ketentuan yang berhubungan dengan prosedur pemeriksaan.
(2)Pemeriksaan tersebut harus dibuat laporan secara periodik atau secara khusus.
c)Sistem Inspektif
Inspeksi dimaksudkan untuk mengecek kebenaran dari suatu laporan yang dibuatoleh
para petugas pelaksanaannya. Dalam pemeriksaan ditempat (on the spot inspection) instruksi-
instruksi diberikan dalam rangka perbaikan dan penyempurnaan pekerjaan. Inspeksi
dimaksudkan pula untuk memberikan penjelasan-penjelasan terhadap kebijaksanaan
pimpinan.
Untuk menjamin hasil yang objektif dalam inspeksi ini, kadang-kadang diperlukan
penggantian jabatan dalam periode tertentu. Penggantian jabatan ini dimaksudkan pula untuk
lebih menyegarkan tugas-tugas inspeksi, karena tugas-tugas tersebut kecuali membesarkan
juga menjemukan.
d)Sistem Investigatif
3. Metode pengawasan
a. Pengawasan Langsung
c. Pengawasan formal
Ialah pengawasan yang secara formal dilakukan oleh unit/aparat pengawasan yang
bertindak atas nama pimpinan organisasinya atau atasan daripada pimpinan organisasi itu.
d. Pengawasan informal
Ialah pengawasan yang tidak melalui saluran formal atau prosedur yang telah
ditentukan. Pengwasan ini biasanya dilakukan oleh pejabat pimpinan dengan melalui
kunjungan yang tidak resmi atau secara incogito.
e. Pengawasan admnistratif
f. Pengawasan teknis
Ialah pengawasan terhadap hal-hal yang bersifat fisik, misalnya: pemeriksaan terhadap
pembangunan gedung, pemeriksaan terhadap pembuatan kapal, pemeriksaan terhadap
penanaman padi disawah, pemeriksaan kesehatan rakyat didesa, dan sebagainya.
4. Prinsip-prinsip Pengawasan
b. Pengawasan harus objektif, jujur dan mendahulukan kepentingan umum dari pada
kepentingan pribadi.
e. Pengawasan harus berdasarkan atas standar yang objektif, teliti dan tepat.
c. Melakukan koreksi rencana yang dapat digunakan untuk mengadakan perbaikan serta
penyempurnaan rencana yang akan datang.
Pengawasan adalah fungsi yang fundamental (pokok). Pimpinan harus mempunyai alat-
alat pengawasan dalam hal-hal yang diperlukan, tetapi ia harus menggunakan pertimbangan
didalam pengembangan dan pelaksanaannya. Pengawasan dalam arti sebagai fungsi pimpinan
bukan dalam arti mendominasi bawahannya, tetapi dalam arti memberikan bimbingan dan
pengarahan terhadap usaha-usaha daripada bawahannya untuk mencapai hasil-hasil yang
dimaksudkan.
Sesuatu hal yang perlu diketahui bahwa semua pimpinan menginginkan untuk
mendapatkan sistem pengawasan yang memadai dan efektif untuk membantu agar apa yang
dilakukan sesuai dengan rencana.
Setiap tujuan, sasaran daripada perencanaan program, setiap kegiatan dari program,
setiap kebijaksanaan, setiap prosedur, dan setiap anggaran menjadi standar terhadap
pelaksanaan yang sesungguhnya atau yang diharapkan untuk dinilai.
Dalam praktek, standar ini dapat dibagi dalam tipe-tipe sebagai berikut:
a. Standar fisik: standar ini berhubungan dengan ukuran yang bukan bersifat uang
(moneter) dan biasanya terdapat pada tingkat operasional di mana bahan/material, mesin-
mesin yang dipergunakan, dengan mengerjakan tenaga manusia yang menghasilkan
barang/jasa.
b. Standar biaya: standar ini berhubungan dengan ukuran uang (moneter), seperti halnya
standar fisik, standar ini biasanya dipergunakan pada tingkat operasional. Standar ini
berkaitan erat dengan nilai uang terhadap biaya daripada kegiatan.
c. Standar modal: standar ini timbul dari penerapan ukuran uang (moneter) terhadap
keadaan fisiknya, yang berhubungan dengan investasi modal dalam suatu perusahaan.
Berhubungan erat sekali dengan neraca pembukuan, yang dapat menunjukkan kemunduran
atau kemajuan perusahaan.
d. Standar pendapatan: standar timbul ini karena hubungan antara nilai uang dengan
penjualan. Untuk menentukan besarnya pendapatan yang harus diperoleh.
f. Standar yang tak dapat diraba: standar ini adalah demikian sukarnya, karena tidak
dapat dinyatakan dengan ukuran fisik atau uang. Demikian sukarnya untuk menentukkan
penilaian, yang tidak dapat diberikan suatu kuran secara kualitatif maupun kuantitatif.
g. Standar sasaran: dalam manajemen yang modern telah ditemukan melalui pemikiran
dan penelitian, adanya kemungkinan untuk menentukan sasaran yang dapat digunakan
sevagai standar pelaksanaan. Standar sasran itu dapat berbentuk sasaran yang bersifat
kuantitatif maupun kualitatif.
9. Prosedur Pengawasan
Suatu hal yang perlu dipertimbangkan, bahwa pimpinan secara periodik perlu
mengadakan observasi terhadap bawahannya, yaitu tentang cara bekerja, sistem bekerjanya
dan hasil-hasil pekerjaannya dan sebaliknya mengenai pengaruh daripada observasinya itu.
Maksud/tujuan observasi yang terakhir adalah sistem daripada pemeriksaan (audit) atau
peninjauan kembali (review) apa yang telah dilakukan.
b. Pemberian contoh
Adalah penting bagi pimpinan, karena pimpinan sering menjumpai suatu pemberian
contoh yang akan dapat membantu hasil daripada pengawasan. Hal ini karena pemberian
contoh daripada pimpinan biasanya akan menjadi norma dari suatu kelompok bawahn untuk
diikuti.
Jadi kesimpulannya, apa yang dikerjakan oleh pimpinan seharusnya juga dikerjakan pula
oleh bawahannya dan sebaliknya, pimpinan akan segera menindaknya terhadap bawahannya
kalau ia sendiri tidak dapat mengerjakannya.
d. Pembatasan wewenang
Dalam hal bawahan mepunyai wewenang yang melebihi daripada wewenang yang telah
ditentukan, maka perlu adanya suatu pembatasan agar supaya tidak terjadi penyimpangan.
f. Anggaran (budget)
Anggaran adalah rencana yang merupakan alat daripada pimpinan untuk dilaksanakan.
Anggaran ini merupakan suatu petunjuk untuk mengembangkan dan memajukan organisasi,
dan juga meupakan suatu alat penilaian suksesnya suatu rencana. Pengawasan melalui
anggaran adalah suatu pembatasan daripada kegiatan yang menjadi ruang lingkupnya.
g. Sensor
Sensor adalah tindakan preventif yaitu untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Sensor adalah prosedur pengawasan yang bersifat negatif, sekalipun hal yang demikian ini
kurang disukai.maksud daripada sensor ialah suatu tindakan pengamanan agar kesalahan-
kesalahan yang akan diperbuat/timbul segera dapat dicegah atau diperbaiki, dan tindakan-
tindakan pembetulan sebelum kesalahan itu terlambat.
h. Tindakan Disiplin
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setiap organisasi harus melaksanakan empat fungsi dari pada manajemen untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Salah satunya fungsi Perencanaan merupakan salah satu empat
fungsi manajemen yang penting dan saling terkait satu sama lain. Perencanaan dimaksudkan
untuk memperoleh sesuatu dalam waktu yang akan datang, dan usaha/cara yang efektif untuk
pencapaiannya. Oleh karena itu perencanaan adalah suatu keputusan apa yang akan
diharapkan dalam waktu yang akan datang.
B. SARAN