Disusun Oleh :
2 AN G
Jurusan Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon
Administrasi adalah usaha dan kegiatan yang berkenaan dengan penyelenggaraan
kebijaksanaan untuk mencapai tujuan. Administrasi dalam arti sempit adalah kegiatan yang
meliputi: catat-mencatat, surat-menyurat, pembukuan ringan, ketik-mengetik, agenda, dan
sebagainya yang bersifat teknis ketatausahaan.
Administrasi dalam arti luas adalah seluruh proses kerja sama antara dua orang atau lebih
dalam mencapai tujuan dengan memanfaatkan sarana prasarana tertentu secara berdaya guna
dan berhasil guna
Perkembangan Perbandingan AN
Utk mengembangkan Ilmu Perbandingan AN (kebutuhan praktis), studi ini
dikembangkan terutama setelah PDII utk developing countries. Negara-negara Eropa dlm
PBB meluaskan bantuan teknisnya (ekonomis dan adm) ke negara sedang berkembang.
Bantuan bidang AN al dlm bentuk mengadakan latihan yg diselenggarakan PBB/negara
maju dg mengirimkan tenaga ahli ke negara berkembang. Berupa pengalaman praktis di
negara mrk masing-masing dr teori Adm yg tumbuh di Eropa. Dlm pelaks bantuan tsb
ternyata tdk dpt memberikan hasil yg sama pd penerapannya dinegara yg memiliki kondisi
yg beda.
Exs, penerapan asas-asas adm tradisional oleh Luthor Gullick berupa Planning,
Organizing, Staffing, Directing, Coordinating, Budgeting, dan Reporting dpt berlaku dg
baik di Eropa, AS, belum tentu berfungsi baik di negara berkembang, shg perlu studi
perbandingan. Faktor apa yg mempengaruhi berfungsinya sistem Amn tsb ? Juga
pertumbuhan asas-asas, dalil, teori dlm ilmu lain misal Sosiologi, Ekonomi dll mendorong
perkembangan Ilmu AN Perbandingan.
Perkembangan AN Perbandingan
Sebelum awal abad ke 20, AN belum memiliki identitas krn masih terjalin dlm Studi
Pemerintahan dg Structural Institutional Approach bersifat legalitas, formalitas dan statis,
yaitu mempelajari lembaga institusional yg ditetapkan scr formal sesuai ketentuan di bidang
legislatif, eksekutif, dan yudikatif. AN erat terkait dg bidang eksekutif. Th 1947 AN
Perbandingan dikembangkan, namun masih menjadi bagian Ilmu Perbandingan
Pemerintahan yg terikat dg pendekatan struktural institusional, di samping individualistik
(lingk neg ttt) shg menghambat perkembangan ilmu AN Perbandingan.
Namun studi Sistem AN negara ttt sudah dpt memberikan manfaat, walaupun masih
sbg titik awal perkembangannya. Cara ini belum memberikan hasil guna memperkuat
kedudukan Ilmu AN Perbandingan dg azas universal/ilmu utuh/bersifat umum. Sistem AN
suatu negara ttt adl terikat pd prinsip-prinsip Culture Bound (terikat pd lingk kebudayaan
negara ttt) yg menunjukkan sifatnya yg masih indifidualistis. Sondang P. Siagian dlm
bukunya Filsafat Adm, bhw th 1886 adl th lahirnya Scientific Management dipelopori
FrederickWinslow Taylor, kelahiran ini adl sbg mile pole (lahirnya ilmu Adm) dan anr th
1886-1950 adl tahap survival.
Roscoe C. Martin dlm karangannya Leonard D. White “Introduction the study of Public
Administration” menunjukkan sejak 1920 AN berkembang menjadi studi yg sangat luas.
Bintoro Tjokroamidjojo dlm buku standar pertama dlm AN ditulis th 1926 dan 1927.
Menurut pengamatan William Anderson dan John M. Gaus dlm buku Research in Public
Administration, sampai akhir th 1945 AN masih merupakan studi yg bersifat Amerika
(cultural bound), jadi studi AN masih bersifat negara barat.
Kesimp, selama 60 th (sejak 1886-1945) AN belum mencapai tk perkembangan yg dpt
menentukan persyaratan yg dituntut oleh disiplin ilmu.
Kesimpulan:
Hubungan ilmu politik dg ilmu sejarah, semula ilmu politik tumbuh di dalam tubuh
ilmu sejarah, kemudian meninggalkan induknya untuk mencari kejelasan di dalam studinya.
Relevansi ilmu sejarah dan perbandingan adm thd perbandingan politik, dr ilmu sejarah
dipelajari caranya mendekati evidence, dr ilmu adm, mempelajari caranya menentukan
ruang lingkup studi. Penjelasan historik dari suatu sistem sosial tdk bertentangan dg
penjelasan khusus hukum psikologis sosial dan mekanisme sosial.
Metodologi Perbandingan
Dalam PAN metodologi merupakan pokok perhatian krd terkait data yg
dikumpulkan.Hasil perbandingan diharapkan dpt diketemukan perbedaan/persamaan, hal-
hal khusus/unik yg dpt dirumuskan dg proses generalisasi serta universal.
Hasil rumusan adl utk kepentingan penyusunan teori dan pemanfaatan dlm praktik,
serta utk kepentingan perkembangan ilmu pengetahuan. Sejak zaman Yunani Kuno,
metodologi perbandingan sebenarnya sudah dikenal sbg metode perbandingan di antara
negara kota(city state).
Dlm perkembangan, studi perbandingan sangat dipengaruhi oleh oleh perkembangan
Ilmu
Perbandingan Sistem Politik yg lebih dulu berkembang. Hanya saja pd saat
timbulnya kebutuhan akan studi perbandingan dalam AN, studi perbandingan dlm ilmu
politik telah mencapai tahap terasa adanya kebutuhan utk menciptakan metode yg baru.
Metode perbandingan yg lama disebut metode tradisional, yg dianggap sudah tdk
memadai lagi.
Namun studi Sistem Administrasi Negara sudah dapat memberikan manfaat, walaupun
masih sebagai titik awal perkembangannya. Cara ini belum memberikan hasil guna
memperkuat kedudukan Ilmu Administrasi Negara Perbandingan dengan azas universal atau
bersifat umum. Sistem Administrasi Negara suatu negara adalah terikat pada prinsip-prinsip
Culture Bound (terikat pada lingkungan kebudayaan negara tersebut) yang menunjukkan
sifatnya yang masih indifidualistis. Sondang P. Siagian dalam bukunya Filsafat
Administrasi, bahwa tahun 1886 adalah tahun lahirnya manajemen modern (ilmiah)
- Scientific Management - yang dipelopori Frederick Winslow Taylor, kelahiran
manajemen modern ini adalah sebagai mile pole (lahirnya ilmu Administrasi) dan antara
tahun 1886-1950 adalah tahap survive.
B. Jenis – Jenis Monarki
1. Turun temurun dan Elektif.
Monarki mungkin saja diklasifikasikan sebagai tahta turun – temurun dan elektif.
Monarki secara turun – menurun adalah tipe yang normal. Kebanyakan monarki dahulunya
dikenal dengan istilah turun – temurun. Dan kehidupan dari monarki turun – temurun ini
memiliki banyak karakter. Monarki ala turun– menurun mewarisi tahta sesuai dengan
peraturan rangkaian pergantian tertentu. Ahli waris laki- laki yang tertua biasanya menjadi
raja, menggantikan posisi raja atau ayahnya sendiri. Rangkaian pergantian bisa juga
ditentukan dengan konstitusi atau melalui sebuah aksi legislature. Peraturan tersebut memiliki
bermacam rupa diberbagai Negara seluruh dunia. Awalnya kerajaan Roman merupakan
monarki elektif. Masa kerajaan Roman dahulunya menganut pemilih dari kampus. Semenjak
abad pertengahan konstitusi monarki elektif telah berubah dan bukan merupakan hal yang
luar biasa. Bagaimanapun, perjalanan masa ke masa monarki ala elektif mengalami
perubahan menuju monarki ala turun- temurun. Garner menganggap inggris sebagai monarki
elektif, karena parlement menuntut dan menggunakan hukum mengatur mutlak rangkaian
pergantian.
2. monarki mutlak dan terbatas.
Monarki juga bisa diklasifikasikan sebagai mutlak dan terbatas. Garner menyatakan
monarki mutlak adalah monarki yang benar– benar raja. Kehendaknya adalah hukum dalam
merespek segala perkara yang ada. Dia tidak dijilid atau dibatasi oleh apapun kecuali
kemauannya sendiri. Dibawah sistem ini Negara dan pemerintahan tampak identik. Louis
XIV raja Negara francis menyatakan dengan sombongnya bahwa” aku adalah Negara. Ini
merupakan deskripsi yang tepat dari posisi monarki yang mutlak. Tsart dari Russia, Raja
Prussia dan kaisar Ottoman merupakan contoh monarki yang mutlak.
Monarki terbatas memiliki kekuatan yang dibatasi oleh konstitusi yang tertulis atau
dengan prinsip fundamental yang tak tertulis, seperti monarkinya Negara inggris. Monarki
dinegara England hanya sebatas nama saja dalam pemerintahan; raja adalah pemerintahan
namun tidak memerintah. Kekuatan atau kekuasaan merupakan teori saja, namun
pemerintahan dipimpin oleh yang lainnya. Monarki dinegara jepang juga terbatas. Disana
kaisar tidak memiliki kekuasaan apapun dipemerintahan. jadi, jelasnya raja adalah simbol
Negara dan kesatuan rakyat’’ didalam pengertian yang nyata, monarki yang terbatas hanyalah
bentuk pemerintahan yang demokrasi.
Macam-macam demokrasi
a. Demokrasi ditinjau dari cara penyaluran kehendak rakyat:
a) Demokrasi langsung
Dipraktikkan di negara-negara kota ( polis, city state) pada zaman Yunani Kuno. Pada masa
itu, seluruh rakyat dapat menyampaikan aspirasi dan pandangannya secara langsung. Dengan
demikian, pemerintah dapat mengetahui secara langsung pula aspirasi dan persoalan-
persoalan yang sebenarnya dihadapi masyarakat. Tetapi dalam zaman modern, demokrasi
langsung sulit dilaksanakan karena:
1). sulitnya mencari tempat yang dapat menampung seluruh rakyat sekaligus dalam
membicarakan suatu urusan;
2). tidak setiap orang memahami persoalan-persoalan negara yang semakin rumit dan
kompleks;
3). musyawarah tidak akan efektif, sehingga sulit menghasilkan keputusan yang baik.
b). Demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan
Sistem demokrasi (menggantikan demokrasi langsung) yang dalam menyalurkan
kehendaknya, rakyat memilih wakil-wakil mereka untuk duduk dalam parlemen. Aspirasi
rakyat disampaikan melalui wakil-wakil mereka dalam parlemen. Tipe demokrasi
perwakilan berlainan menurut konstitusi negara masing-masing.
Autokrasi
Adalah suatu negara yang dipimpin oleh kekuasaan negara, yang berdasarkan atas
pandangan autoriteir negara. Di mana pengangkatan atau penunjukan kepala negara tidak
menggunakan sistem pewarisan (sebagaimana negara monarkhi dengan asas ketidaksamaan
walaupun tidak sama persis) tetapi setiap orang berhak menduduki jabatan kepala negara
(sebagaimana negara republik dengan asas kesamaan walaupun tidak sama persis).
C. Susunan Pemerintahan
a. Negara kesatuan
Negara kesatuan disebut juga dengan unisterisme atau eenbeisaat, ialah suatu negara yang
berbeda dan berdaulat, dimana diseluruh negara yang berkuasa hanyalah satu pemerintahan
(pusat) yang mengatur seluruh daerah.
b. Negara serikat (federasi)
Federasi berasal dari bahasa latin Foedus, yang berarti perjanjian atau persetujuan.
Federasi adalah bentuk tengah, suatu bentuk kompromistis antara konfederasi yang
hubunganya tidak erat dengan Negara kesatuan yang sangat kukuh ikatannya.
Menurut C.F. Strong dalam bukunya, diperlukan dua syarat untuk mewujudkan Negara
federasi, antara lain: Harus ada semacam perasaan nasional diantara anggota kesatuan-
kesatuan politik yang hendak berfederasi tersebut. Dan harus ada keinginan dari anggota-
anggota kesatuan-kesatuan politik itu akan kesatuan dan persatuan karena apabila anggota-
anggota itu menginginkan kesatuan, maka bukan federasi yang dibentuk, melainkan Negara
kesatuan.
a. N e g a r a K e s a t u a n ( U n i t a r i s )
Negara Kesatuan adalah negara bersusunan tunggal, yakni kekuasaan untuk mengatur
seluruh daerahnya ada di tangan pemerintah pusat. Pemerintah pusat memegang kedaulatan
sepenuhnya, baik ke dalam maupun ke luar. Hubungan antara pemerintah pusat dengan
rakyat dan daerahnya dapat dijalankan secara langsung. Dalam negara kesatuan hanya ada
satu konstitusi, satu kepala negara, satu dewan menteri (kabinet), dan satu parlemen.
Demikian pula dengan pemerintahan, yaitu pemerintah pusatlah yang memegang wewenang
tertinggi dalam segala aspek pemerintahan. Ciri utama negara kesatuan adalah supremasi
parlemen pusat dan tiadanya badan- badan lain yang berdaulat. Negara kesatuan dapat
dibedakan menjadi dua macam sistem, yaitu:
1.Sentralisasi, dan
2.Desentralisasi.
Dalam negara kesatuan bersistem sentralisasi, semua hal diatur dan diurus oleh
pemerintah pusat, sedangkan daerah hanya menjalankan perintah-perintah dan peraturan-
peraturan dari pemerintah pusat. Daerah tidak berwewenang membuat peraturan-peraturan
sendiri dan atau mengurus rumah tangganya sendiri.
1. pembangunan daerah akan berkembang sesuai dengan ciri khas daerah itu sendiri;
2.peraturan dan kebijakan di daerah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi daerah itu sendiri;
3.tidak bertumpuknya pekerjaan pemerintah pusat, sehingga pemerintahan dapat berjalan
lancar;
4.partisipasi dan tanggung jawab masyarakat terhadap daerahnya akan meningkat;
5.penghematan biaya, karena sebagian ditanggung sendiri oleh daerah. Sedangkan kerugian
sistem desentralisasi adalah ketidakseragaman peraturan dan kebijakan serta kemajuan
pembangunan.
b. N e g a r a S e r i k a t ( F e d e r a s i )
Negara Serikat adalah negara bersusunan jamak, terdiri atas beberapa negara bagian yang
masing-masing tidak berdaulat. Kendati negara-negara bagian boleh memiliki konstitusi
sendiri, kepala negara sendiri, parlemen sendiri, dan kabinet sendiri, yang berdaulat dalam
negara serikat adalah gabungan negara-negara bagian yang disebut negara federal. Setiap
negara bagian bebas melakukan tindakan ke dalam, asal tak bertentangan dengan konstitusi
federal. Tindakan ke luar (hubungan dengan negara lain) hanya dapat dilakukan oleh
pemerintah federal.
Menurut C.F. Strong. yang membedakan negara serikat yang satu dengan yang lain:
1.cara pembagian kekuasaan antara pemerintah federal dan pemerintah negara bagian;
2.badan yang berwenang untuk menyelesaikan perselisihan yang timbul antara pemerintah
federal dengan pemerintah negara bagian.
Berdasarkan kedua hal tersebut, lahirlah bermacam-macam negara serikat, antara lain:
1.negara serikat yang konstitusinya merinci satu persatu kekuasaan pemerintah federal, dan
kekuaasaan yang tidak terinci diserahkan kepada pemerintah negara bagian. Contoh negara
serikat semacam itu antara lain: Amerika Serikat, Australia, RIS (1949);
2.negara serikat yang konstitusinya merinci satu persatu kekuasaan pemerintah negara
bagian, sedangkan sisanya diserahkan kepada pemerintah federal. Contoh: Kanada dan India;
3.negara serikat yang memberikan wewenang kepada mahkamah agung federal dalam
menyelesaikan perselisihan di antara pemerintah federal dengan pemerintah negara bagian.
Contoh: Amerika Serikat dan Australia;
4.negara serikat yang memberikan kewenangan kepada parlemen federal dalam
menyelesaikan perselisihan antara pemerintah federal dengan pemerintah negara bagian.
Contoh: Swiss.
Persamaan antara negara serikat dan negara kesatuan bersistem desentralisasi:
1) Pemerintah pusat sebagai pemegang kedaulatan ke luar;
2) Sama-sama memiliki hak mengatur daerah sendiri (otonomi).
Ikatan kerjasama itu dapat bersifat erat, tetapi dapat juga bersifat agak renggang, yang hampir
menyerupai perjanjian multilateral. dan memang pada hakekatnya hubungan negara-negara di
dalam negara federasi itu berdasarkan perjanjian saja, yang ada suatu waktu mungkin dapat
diputuskan. Dan berdasarkan sifat hubungan ini, tegasnya sifat hubungan antara pemerintah
negara federal dengan negara-negara bagian, maka negara federasi itu dapat di bedakan
menjadi dua jenis, yaitu : a. Negara Serikat b. Perserikatan Negara.
Sistem Pemerintahan
Sistem pemerintahan merupakan gabungan dari dua istilah yaitu system dan
pemerintahan Menurut Carl J. Friedrich, sistem adalah suatu keseluruhan terdiri dari
beberapa bagian yang mempunyai hubungan fungsional baik antara bagian-bagian maupun
hubungan fungsional terhadap keseluruhannya, sehingga hubungan itu menimbulkan suatu
ketergantungan antara bagian-bagian yang akibatnya jika salah satu bagian tidak bekerja
dengan baik memengaruhi keseluruhan itu.
Adapun pemerintahan dalam arti luas adalah segala unsur yang dilakukan oleh negara
dalam menyelenggarakan kesejahteraan rakyatnya dan kepentingan negara sendiri.
Sedangkan menurut doktrin Hukum Tata Negara yang biasanya tertuang di dalam
konstitusi, sistem pemerintahan negara dapat dibagi menjadi 3 pengertian, yaitu:
1.Sistem pemerintahan negara dalam arti paling luas, yakni tatanan yang berupa struktur dari
satu negara dengan menitikberatkan pada hubungan antar negara dengan rakyat.
2.Sistem pemerintahan negara dalam arti luas, yakni suatu tatanan atau struktur pemerintahan
negara yang bertitik tolak dari hubungan antara semua organ negara, termasuk hubungan
antara pemerintahan pusat (Central Governmeent) dengan bagian-bagian yang terdapat di
dalam negara di tingkat lokal (Local Government).