Anda di halaman 1dari 18

Sistem Tata

Kelola
E-Government
Anggota :
 Ahmad Faruq
 Afisia Dewima
 Edho
 Lailatul Maulida
 Muhammad Faruq R. M.
 Yudia Besta
Definisi Good Governance
Good governance merupakan perangkat untuk
menciptakan penyelenggaraan negara yang solid,
bertanggung jawab, efektif dan efisien, dengan menjaga
keserasian interaksi yang konstruktif di antara domain
negara, sektor swasta dan masyarakat.
Sumber: (http://www.menpan.go.id)
Definisi Good
Government Governance

Atau Tata Kelola Pemerintahan


merupakan sebuah proses pengarahan, pengelolaan
dan penyelenggaraan pemerintahan yang memiliki
interaksi yang konstruktif di antara lembaga negara,
sektor swasta dan masyarakat.
Segmen Layanan Good Government Governance

G2G G2E G2B G2C

Meningkatkan Meningkatkan Menciptakan Membangun


koordinasi dan kenyamanan iklim bisnis sistem
sinergi karyawan di yang kondusif pelayannan
diantara lingkungan bagi dunia publik yang
instansi pemerintahan usaha lebih efektif
pemerintahan dan efisien
Partisipasi
Prinsip Good Masyarakat
Aturan
Government Akuntabilitas Hukum
Governance
Good
Efektifitas
dan
Governance
Transparansi
Efisiensi dan
Menurut United Demokrasi
Nation
Development Daya
Berkeadilan
program dalam Tanggap
Sedarmayanti: Berorientasi
Konsensus
Hubungan Penerapan
E-Government terhadap
Pelaksanaan Tata Kelola Pemerintah
Penerapan e-Government merupakan bentuk pemanfaatan TI untuk
mendukung terwujudnya pemerintahan yang baik.

Good
e-Gov TI Gov
Dampak E-Government
terhadap Tata Kelola Pemerintah

Pelaksanaan
Penerapan
Tata Kelola
e-Government
Pemerintahan

Dengan menerapkan E-Government, maka tercipta transparansi,


akuntabilitas, efisiensi dan efektivitas, dan partisipasi masyarakat
dalam melaksanakan tatanan pemerintah. Hal ini sesuai dengan
prinsip-prinsip tata kelola pemerintah.
Transformasi menuju e-Government

Pemanfaatan ICT:
Transformasi:  Penggunaan Internet
 Manajemen Perubahan  Penggunaan Infrastruktur
 Perubahan Budaya Kerja Telematika
 Perubahan Proses Kerja  Pengembangan Sistem Aplikasi
 SOP Kebijakan Publik  Standarisasi Metadata
 Peraturan dan Perundangan  Transaksi Elektronik
 Leadership  Electronic Data Interchange
 Electronic Documentation

Sumber: Cetak biru (Blueprint) Sistem Aplikasi e-Government, BAPPENAS


TATA KELOLA
PEMERINTAHAN BERBASIS
ELECTRONIC GOVERNMENT

(Studi Kasus Dinas Kependudukan dan


Pencatatan Sipil Kabupaten Semarang)
Hal yang Mendasari Seluruh
Instansi Pemerintah berkewajiban
menerapkan e-Gov
Sebuah proses pengarahan, pengelolaan, dan
penyelenggaraan pemerintahan yang memiliki interaksi
yang konstruktif diantara lembaga negara, sektor swasta
dan masyarakat.
Kriteria Dasar Tata Kelola e-Gov
Terdapat 5 kriteria yang menjadi dasar bagaimana tatakelola berbasis eGov
diterapkan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Semarang.

1. From Services to Citizens To Services by Citizens

2. From Citizens in Line To Citizens on Line

3. From Digital Divide To Digital Democracy

4. From Paper-Based To Government On Line

5. From Physical Knowledge To Digital Knowledge


Prinsip Services By Citizens

Pada prinsip ini diharapkan masyarakat melalui sistem e-Gov yang ada
dapat melayani dirinya sendiri (madani), pada kerangka ini fungsi
pemerintah berubah dari pengatur menjadi fasilitator.
Berdasar pada hasil wawancara, observasi dan data yang diperoleh penulis
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Semarang memang
telah menerapkan berbagai bentuk digitalisasi khususnya di bidang
administrasi kependudukan, misalnya SIAK, SIMP3AC, SMARD, SMS
Gateway, Email dll. namun dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat masih harus bergantung pada sumber daya fisik. Dalam artian
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Semarang masih
berada dalam posisi pengatur belum bisa menjadi fasilitator
Prinsip Citizen Online
Masyarakat tidak harus menunggu lama dan membayar mahal untuk
mendapatkan pelayanan karena semuanya dapat dilakukan secara
online melalui internet (dunia maya).
Dari hasil penelitian, prinsip “Citizens on Line” belum bisa
diterapkan karena regulasi pemerintah daerah mengharuskan
pemohon untuk melapor tiap kali akan mengurus dokumen
kependudukan. Hal tersebut juga sudah tertuang di dalam Peraturan
Daerah Nomor 7 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Administrasi
Kependudukan khususnya pasal 7 yang menyatakan bahwa “Setiap
penduduk wajib melaporkan peristiwa kependudukan dan peristiwa
penting yang dialaminya kepada Instansi Pelaksana dengan
memenuhi persyaratan yang diperlukan dalam Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil”.
Prinsip Digital Democracy

Indikator terwujudnya transformasi From Digital Divide To Digital


Democracy terletak pada keberadaan forum diskusi berbasis digital yang
dilakukan oleh penyelenggara Negara dengan masyarakat sebagai
stakeholder.
Dari hasil penelitian, menyatakan bahwa tata kelola e-Gov belum bisa
dikatakan optimal terkait dengan prinsip transformasi “dari, oleh, dan
untuk” masyarakat yang berinteraksi secara digital karena tidak adanya
aplikasi interaktif khusus yang mampu terhubung dengan masyarakat, dan
pemahaman petugas yang menganggap diskusi online kurang efektif dalam
pelaksanaanya ketimbang diskusi yang dilakukan secara langsung melalui
Musrenbang.
Prinsip Government Online
Menggantikan proses – proses yang konvensional atau “PaperBased”
dengan mengimplementasikan secara utuh konsep “Government
Online”.
Hasil penelitian menyatakan, Masih ada beberapa kegiatan atau
aktifitas yang prosesnya manual atau paper-based, misalnya saja
pengarsipan berkas. Dalam aplikasinya, pengarsipan berkas masih
menggunakan metode manual, dimana berkas yang terkumpul secara
langsung di data dan disimpan didalam gudang penyimpanan.
Transformasi Digital Knowledge

Digital knowledge adalah bagaimana hasil pengolahan data dan informasi


yang mengalir di dalam infrastruktur e-Gov dapat dimanfaatkan dan
dijadikan sumber pengetahuan berharga bagi siapa saja yang
membutuhkan.
Hasil penelitian menyatakan, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Semarang sudah mampu menerapkan prinsip Digital
Knowledge. Melalui website resmi yang dimiliki yaitu
http://www.semarangkab.go.id/skpd/dukcapil/ secara garis besar sudah
menampilkan informasi – informasi terkait dengan pelayanan publik yang
diberikan.
Kesimpulan

Tata kelola pemerintahan berbasis e-Gov di Dinas


Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Semarang
masih tergolong dalam tahap Integration. Dimana Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Semarang
sudah menggunakan berbagai aplikasi digital untuk
menunjang tugas – tugasnya, namun hal tersebut belum
bisa terlaksana secara optimal.
Sekian dan Terimakasih
Mohon Maaf Atas Segala Kekurangan dan
Kesalahan

Anda mungkin juga menyukai