Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS KUALITAS DAN EFEKTIVITAS E-GOVERNMENT SEBAGAI MEDIA

PELAYANAN PUBLIK DI PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2013

Alfansyie Gayto Hakka


20110520001
Jurusan Ilmu Pemerintahan, Fakultas ISIPOL
Universitas Muhammadyah Yogyakarta

Abstrak

penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang


bertujuan untuk menggambarkan bagaimana realita yang terjadi dalam
pelaksanaan e-Government sebagai media pelayanan publik. Objek penelitian
pada penelitian ini adalah website resmi Pemerintah Kabupaten Sleman dengan
alamat www.slemankab.go.id, kemudian Dinas Perubungan Kumunikasi dan
Informatika Kabupaten Sleman sebagai pihak penyelenggara program e-
Government. Tehnik pengumpulan data sendiri dilakukan denga cara wawancara,
studi dokumentasi, penyaian kuesioner, dan pengamatan lapangan (observasi).
Setelah pengumpulan dan penyajian data, kemudian data akan direduksi terlebih
dahulu kemudian dianalisi dan disimpulkan. Dari hasil penelitian, secara umum
penulis menyimpulkan bahwa website Pemerintah Kabupaten sleman sudah
sampai pada taraf kualifikasi untuk menjadi sebuah website yang berkualitas dan
efektif, namun demikian masih ada beberapa perbaikan dan evaluasi yang harus
dilakukan oleh instansi terkait agar menjadi lebih baik. Disamping itu juga penulis
memberkan beberapa saran, diantaranya: (i) agar dapat menyempurnakan sistem
keamanan website dengan menggunakan sertifikat elektronik (trustmark), (ii)
disarankan untuk menyajikan fitur pooling pada website, (iii) disarankan untuk
menyajikan fitur halaman bantuan pada website, (iv) disarankan agar dapat
meningkatan kecepatan loading website,(v) disarankan agar dapat meningkatkan
inovasi-inovasi kreatif pada website.

1. PENDAHULUAN
Saat ini perkembangan teknologi dan informasi sudah mencapai perkembangan yang
sangat pesat. Aplikasi Internet sudah digunakan untuk e-Commerce dan berkembang
kepada pemakaian aplikasi Internet pada lingkungan pemerintahan yang dikenal dengan
e-Government. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah berlomba-lomba membuat
aplikasi e-Government. Pengembangan aplikasi e-Government memerlukan pendanaan
yang cukup besar sehingga diperlukan kesiapan dari sisi sumber daya manusia aparat
pemerintahan dan kesiapan dari masyarakat. Survei di beberapa negara menunjukkan
bahwa ada kecenderungan aparat pemerintah untuk tidak melaksanakan kegiatan secara
online, karena mereka lebih menyukai metode pelayanan tradisional yang berupa tatap
langsung, surat-menyurat atau telepon. Kita harus belajar dari penyebab-penyebab

1
kegagalan e-Government di sejumlah negara yang disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
ketidaksiapan sumber daya manusia, sarana dan prasarana teknologi informasi, serta
kurangnya perhatian dari pihak-pihak yang terlibat langsung.
Kabupaten Sleman adalah salah satu Kabupaten/Kota di Indonesia yang telah
mengimplementasikan instruksi Preiden No. 03 tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan e-Government yaitu dengan adanya website resmi Pemerintah
Kabupaten Sleman dengan alamat domain http://www.slemankab.go.id. Dalam
perkembanganya, Kabupaten Sleman membuat sebuah media komunikasi dan informasi
berbasis internet atau website dengan format dan content yang beragam sesuai dengan tupoksi
instasi, kecamatan, desa dan lainnya. Disamping itu juga Kabupaten Sleman telah mendapat
berbagai penghargaan dibidang digitalisasi baik pada tingkat daerah, provinsi maupun pada
tingkat nasional.
Namun dibalik keberhasilan Kabupaten Sleman dalam mengimplentasikan e-Governmen
bukan berarti tanpa adanya masalah-masalah. Prasurvey yang dilakukan oleh peneliti
menunjukkan bahwa tidak semua website Pemerintah Kabupaten Sleman berfungsi dengan
semestinya. Contohnya, ada beberapa subdomain yang tidak bisa di akses oleh masyarakat,
terdapat subdomain ketika di akses loading begitu lama sampai mengalami gagal loading,
sehingga dapat mengurangi kualitas dan efektivitas dari pelayana e-Government Pemerintah
Kabupaten Sleman terhadap masyarakat.

2. KERANGKA TEORI
2.1. Definisi kualitas
Definisi kualitas berdasarkan sudut pandang tiga pakar kualitas tingkat internasional,
yaitu mengacu pada pendapat Crosby, dkk (dalam Yamit, 2005, p7) antara lain : 1
1. Deming mendefinisikan kualitas adalah apapun yang menjadi kebutuhan dan
keinginan konsumen.
2. Crosby mempersepsikan kualitas sebagai nihil cacat, kesempurnaan dan kesesuaian
terhadap persyaratan.
3. Juran mendefinisikan kualitas sebagai kesesuaian terhadap spesifikasi, jika dilihat
dari sudut pandang produsen.
Menurut Gaspersz (2002, p181) mendefinisikan kualitas adalah : Totalitas dari
karakteristik suatu produk (barang dan atau jasa) yang menunjang kemampuan untuk
memenuhi kebutuhan yang dispesifikasikan. Kualitas seringkali diartikan sebagai segala
sesuatu yang memuaskan pelanggan atau kesesuaian terhadap persyaratan atau
kebutuhan. Perusahaan jasa dan pelayanan lebih menekankan pada kualitas proses, karena
konsumen biasanya terlibat langsung dalam proses tersebut. Sedangkan perusahaan yang
menghasilkan produk lebih menekankan pada hasil, karena konsumen umumnya tidak
terlibat secara langsung dalam prosesnya. Untuk itu diperlukan sistem manajemen
kualitas yang dapat memberikan jaminan kepada pihak konsumen bahwa produk tersebut
dihasilkan oleh proses yang berkualitas.

2.2. E-Govqual
E-Govqual adalah kerangka dimensi untuk penilaian kualitas pelayanan yang
merupakan hasil beberapa penelitian tentang kualitas e-Government. Dari penelitian
tersebut menghasilkan beberapa atribut kualitas e-Government yang dimasukkan
kedalam enam kriteria utama yang dikenal dengan dimensi kualitas pelayanan e-
Government (lihat Gambar 1.1).2

1
Yamit, Julian. 2005. Manajemen Kualitas Produk Dan Jasa. Yogyakarta. Ekonisia. Hal. 7
2
Xenia Papadomichelaki. 2011. e-GovQual: A Multiple-Item Scale For Assessing e-Government Service Quality.
Athens, Greece : National Technical University of Athens.

2
Gambar 1.1 Dimensi e-Govqual

Reliability

Ease Of Use Trust

e-Gov
servic
quality
Content & Appearance in Citizen Support
Information

Functionality Of The
Intraction Environment

e-Govsqual mempunyai enam dimensi, diantaranya :


1. Ease of Use (kemudahan penggunaan) Seberapa mudah e-Government ini bagi
masyarakat untuk bisa berinteraksi.
2. Trust (kepercayaan) Kepercayaan masyarakat terhadap e-Government mengenai
kebebasan dari risiko bahaya atau keraguan selama proses layanan secara online.
3. Functionality of the Interaction Environment (fungsional dari interaksi
lingkungan) Peran integral pada e-Government dalam memungkinkan pengguna
untuk berkomunikasi, yang memungkinkan pengumpulan informasi yang
diperlukan, media utama untuk mengirimkan informasi secara online.
4. Reability (keandalan) Sebagai kepercayaan masyarakat terhadap e-Government
mengenai layanan pengiriman yang benar dan tepat waktu. Istilah meliputi fungsi
teknis yang benar (aksesibilitas dan ketersediaan) dan layanan yang akurasinya
sangat menjanjikan.
5. Content and Appearance of Information (isi dan tampilan informasi) Kualitas
dari informasi itu sendiri serta penyajian dan tata letaknya, seperti penggunaan
yang tepat dari warna, grafis, dan ukuran halaman web.
6. Citizen Support (pendukung) Bantuan yang diberikan oleh pemerintah untuk
membantu masyarakat dalam pencarian informasi atau bertransaksi.

2.3. Definisi Efektivitas


Pengertian efektivitas menurut Sedarmayanti dalam bukunya yang berjudul
tentang Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja bahwa :
Efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa
jauh target dapat dicapai. Pengertian efektivitas ini lebih berorientasi kepada
keluaran sedangkan masalah penggunaan masukan kurang menjadi perhatian
utama. Apabila efisiensi dikaitkan dengan efektivitas maka walaupun terjadi
peningkatan efektivitas belum tentu efisiensi meningkat (Sedarmayanti,
2009: 59).
Berdasarkan pengertian diatas, bahwa sesuatu dapat berjalan sesuai dengan apa
yang diharapkan dengan tepat dan berhasil, maka sesuatu itu sudah berjalan dengan

3
efektif dan efisien, artinya informasi harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Tujuan pemerintahan dapat tercapai apabila setiap badan pemerintahan perlu
melakukan aktivitasnya secara lebih efektif dan efisien agar tujuan yang telah
ditetapkan dapat tercapai. Website Pemerintah Kabupaten Sleman perlu melakukan
aktivitas dalam memberikan informasi pelayanan lebih efektif dan efisien agar tujuan
yang telah ditetapkan dapat tercapai yaitu dapat meningkatkan kualitas pelayanan
publik dalam memberikan informasi pelayanan kepada masyarakat.
Pengertian efektivitas menurut Supriyono dalam bukunya yang berjudul Sistem
Pengendalian Manajemen mengatakan bahwa :
Efektivitas merupakan hubungan antara keluaran suatu pusat tanggung
jawab dengan sasaran yang mesti dicapai, semakin besar kontribusi daripada
keluaran yang dihasilkan terhadap nilai pencapaian sasaran tersebut, maka
dapat dikatakan efektif pula unit tersebut (Supriyono, 2000: 29).
Dilihat dari pengertian diatas, bahwa efektivitas merupakan suatu tindakan yang
mengandung pengertian mengenai terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki
dan menekankan pada hasil atau efeknya dalam pencapaian tujuan. Efektivitas dapat
diartikan sebagai pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya merupakan sebuah pengukuran dimana suatu target telah
tercapai sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Efektivitas juga dapat diartikan
sebagai tindakan dan kegiatan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan sebelumnya
oleh pemerintah, serta sangat penting peranannya di dalam setiap badan pemerintahan
dan berguna untuk melihat perkembangan dan kemajuan yang dicapai oleh suatu
badan pemerintahan itu sendiri.

2.4. Ukuran Efektivitas


Efektivitas juga merupakan pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya merupakan sebuah pengukuran dimana
suatu target telah tercapai sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Adapun ukuran
efektivitas untuk suatu organisasi atau lembaga dapat dilihat dari beberapa criteria
berikut ini.
Menurut hasil riset yang dilakukan oleh Congressional Management
Foundation ketika yang bersangkutan meneliti 605 website pemerintahan Amerika
Serikat. Salah satu hasil kesimpulan tersebut adalah beberapa aspek penting yang
harus di pertimbangkan oleh pembuat website pemerintah agar teknologi tersebut
dapat secara efektif menunjang fungsi dan peranan e-Government. Hasil dari kajian
itu memperihatkan lima aspek penting yang harus di perhatikan serta di
pertimbangkan pengembangannya oleh mereka yang ingin membangun website e-
Government, yaitu :3
1. Audience
Pada hakikatnya website adalah sebuah alat untuk berkomunikasi. Sebuah
komunikasi dapat terjadi secara efektif jika pemerintah dapat mendefinisikan
secara jelas siapa yang menjadi target atau audience-nya, sehingga isi website
benar-benar dapat di arahkan untuk melayani komunikasi tersebut. Sekilas
nampaknya proses ini sangat mudah untuk dilaksanaan, namun pada
kenyataannya banyak para pihak pengelola website pemerintah daerah yang
gagal melakukannya, karena lupa pada sejumlah prinsip yang sifatnya
esensial.

3
Indrajid, Richardus Eko, 2005. E-Government In Action : Ragam Kasus Implementasi Suses Di Berbagai
Belahan Dunia, Yogyakarta : Penerbit Andi. Hal. 75

4
2. Contence
Setelah berhasil mendifinisikan audience-nya, barulah di bangun dan di
kembangkan jantung dari sebuah website, yaitu content atau isi yang ada di
dalam website. Jelas terlihat bahwa content yang dimiliki harus sesuai dengan
target audience yang telah ditetapkan, dalam arti kata pemerintah harus
mampu membangun content yang teredia dapat (i) Membantu audience
(masyarakat) dan stekeholders dalam memenuhi kebutuhannya terkait dengan
layanan prima. (ii) Menunjang pencapain visi, misi, tujuan dari pemerintah
terkait. (iii) Menggalang hubungan atau relasi yang kuat dengan para
audience. (iv) Menghemat waktu dan biaya dari audience dalam
berkomunikasi dengan pihak pemerintah. (v) menyediakan jawaban dari setiap
kebutuhan informasi dari audience. (vi) memperkuat keterlibatan publik dalam
proses pemerintahan. (vii) memperkuat tingkat kepercaaan publik melalui
sebuah proses keterbukaan yang demokratis.
3. Intractivity
Mengigat bahwa setiap pihak yang terlibat pasti membutuhkan terjadinya
sebuah komunikasi yang bersifat dua arah, maka pihak pengelola website
perlu memperhatikan aspek yang satu ini. Sejumlah contoh fasilitas dan fitur
yan dapat dikembangkan oleh sebuah website e-Government adalah :
electronic mail dan mailing list, online survey dan online polls, bulleting
board, chats rooms, newsletter atau newsgroups, feetback dan comment forms
dan lain sebagainya.
4. Usability
Audience yang jelas, content yang berkualitas dan intractivity yang baik tidak
ada artinya jika website yang di bangun sangat sulit untuk digunakan (tidak
user friendly). Hasil riset memperlihatkan banyak pengunjung yang tidak
berniat untuk mengakses kembali website yang loading-nya (akes) lambat atau
sistem navigasinya buruk. Elemen-elemen yang harus dimiliki oleh sebuah
website e-Government agar tingkat usability-nya tinggi adalah sebagai berikut
: (i) Sistem pengorganisasian content atau isi website haruslah memiliki
arsitektur yang jelas dan terstrutur secara logis. (ii) Navigasi yang diterapkan
dalam website harusnlah mudah pengoperasiannya. (iii) Content harus mudah
di baca dan enak mata, dalam arti kata tidak bertele-tele, warna tidak
mengusik mata, pemanakian font yang sesuai, gambar dan animasi
secukupnya, dan lain-lain. (iv) Isinya harus up-tu-date. Waktu loading harus
cepat (max.10 detik). (v) Tampilan website haruslah menarik.
5. Innovation
Innovation atau inovasi dalam kaitan ini bukanlah sekedar merupakan aspek
tambahan belaka, mengingat banyaknya ide-ide kreatif dari para pembuat
website yang secara langsung maupun tidak lansung dapat meningkatkan
konteks penggunaan website bagi pengguna.

2.5. Definisi e-Government


Secara umum pengertian electronic government adalah sistem manajemen
informasi dan layanan masyarakat berbasis Internet. Layanan ini diberikan oleh
pemerintah kepada masyarakatnya. Dengan memanfaatkan Internet, maka akan
muncul sangat banyak pengembangan modus layanan dari pemerintah kepada
masyarakat yang memungkinkan peran aktif masyarakat dimana diharapkan
masyarakat dapat secara mandiri melakukan registrasi perizinan, memantau proses
penyelesaian, melakukan pembayaran secara langsung untuk setiap perizinan dan

5
layanan publik lainnya. Semua hal tersebut dengan bantuan teknologi Internet akan
dapat dilakukan dari mana saja dan kapan saja. Dengan adanya fasilitas seperti ini,
masyarakat diharapkan akan menjadi lebih produktif karena masyarakat tidak perlu
antri dalam waktu yang lama hanya untuk menyelesaikan satu buah perizinan. Dengan
adanya on-line sistem ini, masyarakat dapat memanfaatkan banyak waktunya untuk
melakukan pembangunan yang lain sehingga diharapkan produktivitas nasional pun
dapat meningkat. Model penyampaian yang utama adalah Government-to-Citizen atau
Government-to-Customer (G2C), Government-to-Business (G2B) serta Government-
to-Government (G2G).4
Dari pengertian diatas intinya adalah electronic government merupakan poses
pemanfaatan teknologi informasi sebagai alat untuk membantu menjalakan sistem
pemerintahan secara lebih efisien. Ada 2 hal utama yang dapat kita tarik dari
pengertian electronic government diatas: Pertama, penggunaan teknologi informasi
(internet) sebagai alat bantu. Kedua, tujuan pemanfaatannya sehingga pemerintahan
dapat berjalan secara efektif, efisien dan produktif. Dengan penggunaan teknologi
internet, seluruh proses atau prosedur yang berbelit-belit dapat dipangkas. Kendati
demikian, electronic government bukan berarti menggantikan peran aparat pemerintah
dalam berhubungan dengan masyarkat. Dalam konsep electronic government
masyarakat masih bisa berhubungan dengan pos-pos pelayanan, berbicara melaui
telepon untuk mendapatkan pelayanan pemerintah atau mengirim surat.
Melalui pengembangan electronic government, dilakukan penataan sistem
manajemen serta proses kerja dilingkungan pemerintah dan pemerintah daerah
otonom dengan mengoptimalisasi pemenfaatan teknologi informasi. Pemanfaatan
teknologi informasi tersebut mencakup dua aktifitas yang saling berkaitan, yaitu:
1. Pengolahan data, pengolahan informasi, sistem manajemen dan proses
kerja secara elektronik.
2. Pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar pelayanan publik dapat
diakses secara mudah dan murah oleh masyarakat diseluruh wilayah.

2.6. Media
Kata media berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari kata medium
yang secara harfiah kata tersebut mempunyai arti perantara atau pengantar. Beberapa
definisi menurut para ahli tentang multimedia. Menurut EACT yang dikutip oleh
Rohani (1997:2) media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk proses
penyaluran informasi, sedangkan pengertian media menurut Djamarah (1995:136)
adalah media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan
guna mencapai tujuan pembelajaran. Selanjutnya ditegaskan oleh Purnamawati dan
Eldarni (2001:4) yaitu media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar.5
Jadi, media merupakan alat perantara yang diciptakan untuk menyalurkan pesan
dengan tujuan agar pemakai dapat lebih mudah dalam mencapai suatu tujuan.

3. METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian

4
Seifert, J. W., dan Bonham, G. M. 2003. The Transformative Potential of E-Government in Transitional
Democracies. Proccedings of The International Conference on Publik Administration in the 21st Century:
Concepts, Methods, Technologies, School of Publik Administration, Lomonosov Moscow State University.
5
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/454/jbptunikompp-gdl-adesiskawi-22657-7-(9)babii.pdf. Di akses pada
tanggal 27 Oktober 2014. Jam 22.00 WIB

6
penelitian ini menggunakan metode-penelitian kualitatif deskriptif.
3.2. Jenis Data Dan Sumber Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua macam data menurut klasifikasi
berdasarkan dari jenis dan sumbernya, yaitu data primer dan data skunder.

3.3. Unit Analisa


Yang menjadi unit analisa penelitian pada karya tulis ini adalah :
a. Website resmi dari Pemerintah Kabupaten Sleman dengan domain :
www.slemankab.go.id.
b. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Pemerintah
Kabupaten Sleman selaku penanggung jawab dan pengelola dari website resmi
Pemerintah Kabupaten Sleman.
c. Dan juga Mayarakat Kabupaten Sleman selaku pengguna layanan yang berbasis
electronic.

3.4. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang akan peneliti gunakan yaitu :
1. Wawancara
Peneliti melakukan wawancara secara mendalam (in-depht-interview) dengan
narasumber (key informan) dengan berpedoman pada interview-guidances yang
telah disusun sebelumnya.
2. Studi Dokumentasi
Penulis mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini dengan cara
mengumpulkan dan mempelajari dokumen-dokumen yang memiliki keterkaitan
dengan penelitian ini, seperti buku, jurnal, surat kabar dan lain sebagainya
3. Kuesioner
Kuesioner ini menggunakan skala likert. Daftar pertanyaannya dibuat secara
berstruktur dengan bentuk pertanyaan pilihan berganda (multiple choice
questions. Pengambilan sample yaitu dari SKPD Dishubkminfo dengan jumlah
30 responden dan NON-SKPD dengan jumlah 30 respnden.
4. Observasi
Yaitu dilakukan pengamatan secara langsung yang dilakukan penulis di lokasi
penelitian untuk melihat kenyataan dan fakta sosial di sehingga dapat dicocokkan
antara hasil wawancara atau informasi dari informan dengan fakta yang ada
lapangan.

3.5. Teknik analisa data


Proses-proses analisa data kualitatif tersebut dapat dijelaskan, sebagai berikut:
a. pengumpulan data, yaitu pencarian data penelitian di lapangan yang dilakukan oleh
peneliti dengan menggunakan metode yang telah ditentukan.
b. Reduksi data, yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,
abstraksi, dan tranformasi data kasar yang diperoleh di lapangan studi.
c. Penyajian data, yaitu diskripsi kumpulan informasi tersusun yang memungkinkan
untuk melakukan penarikan kesimpulan dan pengambian tindakan.
d. Penarikan kesimpulan dan verifikasi, dari proses pengumpulan data, peneliti mencari
makna dari setiap gejala yang diperoleh dilapangan, mencatat keteraturan atau pola
penjelasan dan konfigurasi yang mungkin ada, alur kausalitas, dan proposisi. Jika
penelitian masih berlangsung maka setiap kesimpulan yang ditetapkan akan terus-
menerus diverifikasi hinga benar-benar memperleh kesimplan yang valid.

7
4. PEMBAHASAN
4.1. Kualitas e-Government Kabupaten Sleman
a. Ease of Use
Berdasarkan dari hasil pengamatan, wawancara dan olah data primer yang telah
dirangkum oleh penulis, penulis menemukan 5 (lima) temuan penting dalam
indikator Kemudahan Penggunaan yang dapat mempengaruhi kualitas dari website
resmi Pemerintah Kabupaten Sleman yaitu :
1) Dari hasil wawancara terhadap beberapa masyarakat pengguna website
Pemkab Sleman menyatakan bahwa pengguna merasa mudah untuk
mempelajari dalam pengoperasian website. Sedangkan dari hasil olah data
primer, diketahui 83 % responden SKPD dan 90 % responden dari NON-
SKPD menyatakan setuju dengan kemudahan memahami dalam
mengoperasikan website. Selebihnya 17 % dari SKPD dan 10 % dari NON-
SKDP memilih opsi Sangat Setuju dengan kemudahan memahami dalam
mengoperasikannya.
2) Dari hasil wawancara terhadap beberapa masyarakat pengguna website
Pemkab Sleman menyatakan bahwa ketika berinteraksi dengan website,
pengguna merasa sangat jelas dan mudah memahaminya. Sedangkan dari hasil
olah data primer, diketahui 87 % responden SKPD Dishubkominfo dan 84 %
responden dari NON-SKPD menyatakan setuju bahwa ketika berinteraksi
dengan website, sangat jelas dan mudah dipahami. selebihnya 13 % dari
SKPD dan 10 % dari NON-SKPD memilih opsi sangat setuju jika ketika
berinteraksi dengan website sangat jelas dan mudah untuk memahaminya.
3) Diketahui faktor-faktor yang menyebabkan pengguna merasa mudah dalam
mempelajari dalam mengoperasikannya dan interaksi yang sangat jelas antara
pengguna dengan website karena dipengaruhi oleh tampilan menu dan
navigasi yang sangat sistematis dan terstruktur secara baik, juga penyajian
konten yang sangat rasional.
4) Dari hasil data skunder diketahui bahwa dalam memudahkan akses terhadap
website, maka URL harus mudah di ingat. Bedasarkan peraturan Kemkominfo,
website Pemkab Sleman telah menyesuaikan dengan mencantumkan nama
daerah (sleman) dan diakhiri dengan kabupaten (kab) yang dihimpun menjadi
www.slemankab.go.id.
5) Dari hasil pengamatan penulis dan wawancara dengan pengelola website,
diketahui bahwa belum adanya informasi personalisasi dan kostumisasi bagi
pengguna.

b. Trust
Berdasarkan dari hasil pengamatan, wawancara dan olah data primer yang telah
dirangkum oleh penulis, penulis menemukan 4 (empat) temuan penting dalam
indikator Kepercayaan (Trust) yang dapat mempengaruhi kualitas dari website
resmi Pemerintah Kabupaten Sleman yaitu :
1) dari hasil wawancara dengan pengelola website Pemkab Sleman, diketahui
bahwa, webiste Pemkab Sleman belum mengantongi sertifikat elektronik
(trustmark) yang berfungsi untuk menjaga sistem keamanan webite dari
ancaman hacker, serangan firus, akses tidak sah dan lain-lain.
2) Dari hasil wawancara dengan pengelola website Pemkab Sleman, diketahui
bahwa, dalam menjaga keamanan sistem website, pengelola website masih

8
mengacu pada kebijakan, prosedur dan pengukuran teknis agar mencegah dari
akes yang tidak sah, perubahan program, atau kerusakan.
3) Dari hasil olah data primer diketahui bahwa, pengguna merasa aman untuk
melakukan transaksi dalam website. hal ini dibuktikan dari banyaknya
responden yang memilih opsi setuju dengan keamanan bertransaksi dalam
website dengan persentase sebanyak 63,5 % dari SKPD dan 66,5 % dari NON-
SKPD. Ditambah dengan 27 % yang terbagi dari SKPD dan NON-SKPD yang
memilih opsi sangat Setuju. Sedangkan yang memilih opsi tidak setuju
dengan keamanan bertransaksi dalam website yaitu 40 % yang terbagi atas
SKPD dan NON-SKPD, ditambah dengan yang memilih opsi sangat tidak
setuju dengan persentase 3 %.
4) Dari hasil wawancara dengan pengelola website Pemkab Sleman diketahui
bahwa website sangat menjaga kerahasiaan peribadi pengguna (privasi).
Sedangkan dari hasil olah data primer diketahui bahwa, 73,5 % responden
SKPD dan 60 % responden NON-SKPD setuju bahwa website menjaga
kerahasiaan pribadi (privasi). Ditambah dengan 13,5 % dari SKPD dan 17 %
dari NON-SKPD yang memilih opsi sangat setuju bahwa website menjaga
kerahasiaan pribadi (privasi). Dan selebihnya terdapat 30 % dari SKPD dan
NON-SKPD yang tidak setuju dengan menjaga kerahasiaan peribadi (privasi).
Ditambah 6 % yang memilih opsi sangat tidak setuju.

c. Functionality Of The Intraction Environment


Berdasarkan dari hasil pengamatan, wawancara dan olah data primer yang telah
dirangkum oleh penulis, penulis menemukan 4 (empat) temuan penting dalam
indikator Fungsional Dari Intraksi Lingkungan yang dapat mempengaruhi kualitas
dari website resmi Pemerintah Kabupaten Sleman yaitu :
1) dari hasil pengamatan penulis terhadap website Pemkab Sleman diketahui
bahwa terdapat penyediaan format responden yang disediakan dalam website.
2) dari hasil pengamatan penulis terhadap website Pemkab Sleman diketahui
bahwa adanya bantuan Online dalam bentuk formulir yang disediakan dalam
website. sedangkan dari hasil olah data primer diketahui bahwa, 73 %
responden SKPD dan 63 % responden NON-SKPD setuju dengan adanya
bantuan Online dalam bentuk formulir, ditambah dengan 13,5 % dari SKPD
dan 27 % dari NON-SKPD memilih opsi sangat setuju bahwa adanya
bantuan Online dalam bentuk formulir pada website Pemkab Sleman.
Sedangkan yang memilih opsi tidak setuju dengan adanya bantuan Online
dalam bentuk formulir pada website Pemkab Sleman adalah sebanyak 13,5 %
dari SKPD dan 10 % dari NON-SKPD.
3) Dari hasil pengamatan penulis dan hasil wawancara terhadap pengelola
website Pemkab Sleman diketahui bahwa, belum tersedianya penghitungan
secara otomatis dalam bentuk formulir yang disediakan pada website Pemkab
Sleman.
4) Dari hasil pengamatan dan wawancara dengan pengelola website Pemkab
Sleman diketahui bahwa, website sangat memberikan ruang untuk komunitas
didalamnya.

d. Reliability
Berdasarkan dari hasil pengamatan, wawancara dan olah data primer yang telah
dirangkum oleh penulis, penulis menemukan 5 (lima) temuan penting dalam

9
indikator keandalan (reability) yang dapat mempengaruhi kualitas dari website
resmi Pemerintah Kabupaten Sleman yaitu :
1) Dari hasil wawancara dengan pihak pengelola website diketahui bahwa,
informasi atau konten yang disajikan dalam website sangat akurat. Sedangkan
dari hasil olah data primer menunjukka bahwa, 73 % responden SKPD dan 56
% responden NON-SKPD setuju bahwa informasi yang disajikan dalam
website sangat akurat, ditambah dengan 24 % responden SKPD dan 20 %
responden NON-SKPD yang memilih opsi sangat setuju dengan akurasi
informasi pada website Pemkab Sleman. Selebihnya 3 % dari SKPD dan 24 %
dari NON-SKPD yang memilih opsi tidak setuju dengan akurasi informasi
pada website Pemkab Sleman.
2) Dari hasil wawancara dengan pengelola website yang dilakukan penulis,
diketahui bahwa informasi yang disediakan bersifat Top-down. Hal ini
dikarenakan agar mudah mngkontrol dari reaksi masyarakat dalam saluran
virtual Pemkab sleman.
3) Dari hasil olah data primer menunjukka bahwa, 73 % responden SKPD dan 63
% responden NON-SKPD setuju bahwa website Pemkab Sleman tepat waktu
dalam penyediaan layanan, ditambah dengan 24 % responden SKPD dan 17 %
responden NON-SKPD yang memilih opsi sangat setuju dengan website
Pemkab Sleman tepat waktu dalam penyediaan layanan. Selebihnya 3 % dari
SKPD dan 20 % dari NON-SKPD yang memilih opsi tidak setuju dengan
website Pemkab Sleman tepat waktu dalam penyediaan layanan.
4) Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis diketahui bahwa,
aksesibilitas website Pemkab Sleman memungkinkan setiap orang dapat
menikmati informasi yang disediakan pada website melalui peramban website
versi desktop (laptop dan computer) peramban web layar keciil (telepon
seluler, smartphone, IPhone, blackberry) dan lain sebagainya.
5) Dari hasil ujicoba kecepatan loading, maka diketahui kecepatan loading
website Pemkab Sleman berkisar antara 11,70/detik sampai dengan
12,24/detik, ini menunjukkan tingat kecepatan loading website Pemkab
Sleman masih dibawah rata-rata, dimana stadar kecepatan normal sebuah
website paling lambat adalah pada level 10/s.

e. Content & Appearance in Information


Berdasarkan dari hasil pengamatan, wawancara dan olah data primer yang telah
dirangkum oleh penulis, penulis menemukan 5 (lma) temuan penting dalam
indikator Isi dan Tampilan Informasi (Content and Appearance of Information)
yang dapat mempengaruhi kualitas dari website resmi Pemerintah Kabupaten
Sleman yaitu :
1) Dari hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan penulis terhadap webite
Pemkab Sleman diketahui bahwa informasi yang disediakan sangat jelas dan
mudah dimengerti oleh pengguna. Hal ini dikarenakan informasi yang
disajikan berdasarkan kebutuhan masyarakat pengguna dan dengan
menggunakan bahasa yang jelas sehingga mudah untuk dimengerti.
2) Dari hasil pengamatan penulis dan olah data sekunder terhadap website
Pemkab Sleman diketahui bahwa, telah menyajikan isi minimum konten yang
disyaratkan oleh Kemkominfo yang sesuai dalam buku panduan
pengembangan situs web pemerintah daerah yang dikeluarkan oleh USDRP.
Ha ini dilihat dari aspek-aspek konten yang telah disajikan oleh website
Pemkab Sleman, dimana telah melengkapi enam aspek isi minimum konten

10
yaitu (i) selayang pandang (ii) pemerintah daerah (iii) geografi (iv) peta
wilayah dan sumber daya (v) peraturan/kebijakan daerah (berita) dukungan
masyrakat.
3) Berdasarkan dari hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan penulis
terhadap website Pemkab Sleman diketahui bahwa, dalam tampilannya, bentuk
beserta isi website sangat bagus. Sedangkan menurut hasil olah data primer
menunjukkan bahwa, 77 % responden SKPD dan 66,5 % responden NON-
SKPD setuju bahwa, dalam tampilannya, bentuk beserta isi website sangat
bagus, ditambah dengan 14 % responden SKPD dan 13,5 % responden NON-
SKPD yang memilih opsi sangat setuju bahwa dalam tampilannya, bentuk
beserta isi website sangat bagus. Selebihnya 6 % dari SKPD dan 20 % dari
NON-SKPD memilih opsi tidak setuju bahwa dalam tampilannya, bentuk
beserta isi website sangat bagus.
4) Dari hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan penulis, diketahui
bahwa, informasi yang disajikan pada website sangat up-to-date atau kekinian.
Hal ini dikarenakan informasi yang disajikan adalah informasi dinamis, seperti
berita, surat warga, postingan terbaru, agenda pemerintah, dan agenda instansi
SKPD. Sedangkan menurut olah data primer dietahui bahwa 70 % SKPD dan
70 % NON-SKPD setuju bahwa informasi yang disajikan pada website sangat
up-to-date, ditambah dengan 24 % serponden SKPD dan 24 % responden
NON-SKPD yang memilih opsi sangat setuju bahwa informasi yang
disajikan pada website sangat up-to-date. Selebihnya 12 responden yang
terbagi atas SKPD dan NON-SKPD yang memilih opsi tidak setuju bahwa
informasi yang disajikan pada website sangat up-to-date.
5) Hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan penulis terhadap website
Pemkab Sleman diketahui bahwa, tampilan warna, animasi, gambar, dan grafis
pada website Pemkab Sleman sangat menarik. Hal ini dapat diukur dari dari
bentuk, ruang, dan ukuran halaman pada website. penggunaan warna tidak
terlalu mencolok dengan warna biru langit pada bagrount dan warna putih
pada isi konten. Sedangkan untuk grafis sangat tersusun secara sistematis,
dimana dilihat dari layout-nya konsep desain website Pemkab leman terbagi
atas (i) header (ii) navigasi (iii) sidebar (iv) content (fother) dan secara
keseluruhan ukuran website dapat dilihat pada resolusi 1847x940 piksel.
Sedangkan untuk penyajian teks tergolong standar dan wajar, dimana
didalamnya menggunakan 3 jenis huruf dengan resolusi 12 sampai 14 piksel.

f. Citizen Support
Berdasarkan dari hasil pengamatan, wawancara dan olah data primer yang telah
dirangkum oleh penulis, penulis menemukan 5 (lma) temuan penting dalam
indikator Isi dan Tampilan Informasi (Content and Appearance of Information)
yang dapat mempengaruhi kualitas dari website resmi Pemerintah Kabupaten
Sleman yaitu :
1) Dari hasil wawancara dan olah data primer yang dilakukan penulis terhadap
website Pemkab Sleman diketahui bahwa, website Pemkab Sleman dapat
dikatakan user friendly. Hal ini bisa dilihat dari kenyamanan pengunjung
ketika menjelajahi website. sedangkan dari hasil olah data primer
menunjukkan bahwa, 86,5 % responden SKPD dan 53,5 % responden NON-
SKPD setuju bahwa, website Pemkab Sleman dapat dikatakan user friendly,
ditambah dengan 13,5 % responden SKPD dan 13,5 % responden NON-SKPD
yang memilih opsi sangat setuju bahwa website Pemkab Sleman dapat

11
dikatakan user friendly. Selebihnya 33 % dari NON-SKPD memilih opsi
tidak setuju bahwa website Pemkab Sleman dapat dikatakan user friendly.
2) Dari hasil pengamatan penulis terhadap website Pemkab Sleman diketahui
bahwa, belum tersedianya halaman bantuan pada website. hal ini dapat dilihat
dari tidak adanya konten pemecahan masalah atau pertanyaan yang sering
diajukan (FAQ) pada website.
3) Dari hasil pengamatan penulis terhadap website Pemkab Sleman diketahui
bahwa, tersedianya informasi kontak pada website. hal ini bisa dilihat dari
banyaknya nomor kontak yang disediakan pada website. kontak tersebut dapat
secara langsung siakses pada bagian menu pemerintahan dilanjutkan pada sub
menu data instansi.
4) Dari hasil pengamatan wawancara dan olah data primer yang dilakukan
penulis terhadap website Pemkab Sleman diketahui bahwa, pegawai sangat
sopan dan santun dalam melayani pengunjung dalam layanan virtual, hal ini
bisa dilihat dari bahasa penulisan dan tutur kata yang digunakan.

Tabel 3.1
Rangkuman Analisis Kualitas Website Pemkab Sleman
No Indikator Analisa Keterangan
1 Kemudahan Sangat Berkualitas Pengguna sangat mudah mempelajari
Penggunaan dalam mengoperasikan website.
Interaksi antara website dengan
pengguna sangat jelas.
Tampilan menu navigasi sangat
terstruktur dan sistematis.
2 Kepercayaan Cukup Berkualitas Keamanan website masih tergolong
standar.
Pengguna merasa aman dalam
bertransaksi (informasi) dalam
website.
Adanya perlindungan (privasi)
pengguna dalam website.
3 Fungsional Dari Cukup Berkualitas Tersedianya format tanggapan
Interaksi responden pada website.
Lingkungan Belum tersedianya penghitungan
otomatis (pooling) dalam website.
Tersedianya aplikasi bantuan Online
dalam bentuk formulir.
4 Keandalan Sangat Berkualitas Informasi yang disediakan sangat
akurat.
Tepat waktu dalam menyediakan
layanan.
Aksesibilitas website sangat mudah
untuk digunakan.
5 Isi dan Tampilan Sangat Berkualitas Informasi sangat uptudate
Informasi Informasi sangat jelas dan mudah
dimengerti
Isi minimum konten telah disertakan
pada webite, sebagaimana yang

12
ditetapkan oleh Kemkominfo.
Tampilan isi dan konten sangat bagus
dan menarik.
6 Dukugan Sangat Berkualitas Website sangat user friendly.
Masyarakat Tersedianya informasi kontak seluruh
perangkat daerah pada webite.
Admin sangat ramah dan sopan

4.2. Efektivitas e-Government Kabupaten Sleman


a. Audience
Berdasarkan dari hasil pengamatan, wawancara dan olah data primer yang telah
dirangkum oleh penulis, penulis menemukan 2 (dua) temuan penting dalam
indikator audience yang dapat mempengaruhi efektivitas dari website resmi
Pemerintah Kabupaten Sleman yaitu :
1) Dari hasil pengamataan dan wawancara yang dilakukan oleh penulis
terhadap webiste resmi Pemerintah Kabupaten Sleman diketahui bahwa,
website Pemkab Sleman sudah sangat efektif. Hal ini dikarenakan dengan
adanya klasifikasi unsur Masyarakat pengguna website Pemkab Sleman
yang menjadi Audience-nya.
2) Unsur-unsur Masyarakat pengguna website Pemkab Sleman yang menjadi
Audience-nya terdiri dari (i) Government-to-Citizen atau Government-to-
Customer (G2C) (ii) Government-to-Business atau G2B dan (iii)
Government-to-Government G2G.

b. Content
Berdasarkan dari hasil pengamatan, wawancara dan olah data primer yang telah
dirangkum oleh penulis, penulis menemukan 3 (tiga) temuan penting dalam
indikator content yang dapat mempengaruhi efektivitas dari website resmi
Pemerintah Kabupaten Sleman yaitu :
1) Dari hasil pengamataan dan wawancara yang dilakukan oleh penulis terhadap
webiste resmi Pemerintah Kabupaten Sleman diketahui bahwa, website
Pemkab Sleman sudah cukup efektif dilihat dari indikator content-nya. Hal ini
dikarenakan oleh banyaknya content yang disediakan berdasarkan kebutuhan
masyarakat Sleman.
2) Content yang disajikan cukup beragam, setiap halaman pilihan memiliki
konten tersendiri, sesuai dengan fungsinya masing-masing.
3) Dan juga sudah dilengkapi dengan isi konten minimum yang disyaratkan oleh
Kementrian Komunikasi dan Informatika dalam USDRP.

c. Intractivity
Berdasarkan dari hasil pengamatan, wawancara dan olah data primer yang telah
dirangkum oleh penulis, penulis menemukan 2 (dua) temuan penting dalam
indikator content yang dapat mempengaruhi efektivitas dari website resmi
Pemerintah Kabupaten Sleman yaitu :
1) Dari hasil pengamataan dan wawancara yang dilakukan oleh penulis terhadap
webiste resmi Pemerintah Kabupaten Sleman diketahui bahwa, website
Pemkab Sleman sudah cukup efektif dilihat dari indikator intractivity-nya. Hal
ini dikarenakan oleh adanya fitur-fitur yang disediakan untuk mendukung
proses interaksi antara Pemerintah Sleman dengan Masyarakat.

13
2) Fitur yang disediakan oleh website Pemkab Sleman adalah berupa kolom surat
warga, portal keluhan dan portal saran.

d. Usability
Berdasarkan dari hasil pengamatan, wawancara dan olah data primer yang telah
dirangkum oleh penulis, penulis menemukan 5 (lima) temuan penting dalam
indikator usability yang dapat mempengaruhi efektivitas dari website resmi
Pemerintah Kabupaten Sleman yaitu :
1) Dari hasil pengamataan dan wawancara dan olah data primer yang dilakukan
penulis terhadap webiste resmi Pemerintah Kabupaten Sleman diketahui
bahwa, website Pemkab Sleman sudah cukup efektif dilihat dari indikator
usability-nya.
2) Pengguna merasa mudah dalam mempelajari dalam mengoperasikannya dan
interaksi yang sangat jelas antara pengguna dengan website karena
dipengaruhi oleh tampilan menu dan navigasi yang sangat sistematis dan
terstruktur secara baik, juga penyajian konten yang sangat rasional.
3) Diketahui bahwa, tampilan warna, animasi, gambar, dan grafis pada website
Pemkab Sleman sangat menarik. Hal ini dapat diukur dari dari bentuk, ruang,
dan ukuran halaman pada website. penggunaan warna tidak terlalu mencolok
dengan warna biru langit pada bagrount dan warna putih pada isi konten.
Sedangkan untuk grafis sangat tersusun secara sistematis, dimana dilihat dari
layout-nya konsep desain website Pemkab Sleman terbagi atas (i) header (ii)
navigasi (iii) didebar (iv) content (fother) dan secara keseluruhan ukuran
website dapat dilihat pada resolusi 1847x940 piksel. Sedangkan untuk
penyajian teks tergolong standar dan wajar, dimana didalamnya menggunakan
3 jenis huruf dengan resolusi 12 sampai 14 piksel.
4) Dari hasil pantauan penulis aksesibilitas website Pemkab Sleman
memungkinkan setiap orang dapat menikmati informasi yang disediakan pada
website melalui peramban website versi desktop (laptop dan computer)
peramban web layar keciil (telepon seluler, smartphone, IPhone, blackberry)
dan lain sebagainya.
5) aksesibilitas loading website Pemkab Sleman terbilang masih dibawah rata-
rata, yaitu berkisar antara 11,70/detik sampai dengan 12,24/detik.

e. Innovation
Berdasarkan dari hasil pengamatan, wawancara dan olah data skunder yang telah
dirangkum oleh penulis, penulis menemukan 3 (tiga) temuan penting dalam
indikator innovation yang dapat mempengaruhi efektivitas dari website resmi
Pemerintah Kabupaten Sleman yaitu :
1) Dari hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan penulis. Diketahui
bahwa, inovasi pada website Pemkab Sleman masih tergolong standar. Hal ini
dikarenakan secara umum isi konten dan fitur aplikasi masih sama dengan
kebanyakan website Pemerintah daerah lainnya yang ada di Indonesia.
2) Adanya pengembangan sistem Sleman-OS berbasis pada program linux yang
dapat memberikan akses kepada siapapun untuk memanfaatkannya.
3) Dalam segi pelayanan publik melalui e-Government, Pemerintah Sleman telah
merancang roadmap pengembangan e-Government Kabupaten Sleman menuju
Sleman Digital Services yang dituangkan dalam Rancangan Induk
Pengembangan (RIP) e-Government Pemkab Sleman. Hal ini bisa dibilang

14
cukup berhasil, karena capaian-capain program telah terpenuhi dalam program
jangka pendek sejak tahun 2006 hingga 2008.

Tabel 3.2
Rangkuman Analisis Efektivitas website Pemkab Sleman

No Indikator Analisa keterangan


1 Audience Sangat Efektif Audience sangat jelas, yaitu
Government-to-Citizen.
Government-to-Business
Government-to-Government

2 Content Sangat Efektif Content yang disediakan sangat


beragam.
Content yang disediakan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat.
Sudah didukung dengan isi content
minimum, sebagaimana yang
ditetapkan oleh Kemkominfo.
3 Intractivity Sangat Efektif Adanya fitur-fitur yang mendukung
interaksi dua arah antara
Pemenrintah dengan pengguna.
Fitur tersebut berupa :
Surat warga.
Portal keluhan, dan
Portal saran
4 Usability Sangat Efektif Navigasi menu sangat sistematis
dan terstruktur.
Pengguna sangat mudah
mempelajari dalam mengoperasikan
website.
Informasi sangat uptudate.
Dalam tampilannya, bentuk dan isi
website sangat bagus.
Tampilan warna, animasi, gambar,
dan grafis pada website sangat
menarik.
5 Innovation Sangat Efektif Telah disusunnya RIP e-
Government.
Adanya roadmap hingga menuju
sleman digital services.

15
5. Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan judul penelitian
Analisis Kualitas Dan Efektivitas Electronic Government Sebagai Media Pelayanan
Publik Di Kabupaten Sleman. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori e-
Govqual untuk mengukur kualitas e-Government Pemerintah Kabupaten Sleman dengan
menggunakan eman indikator yaitu : (i) Ease of Use (kemudahan penggunaan) (ii) Trust
(kepercayaan) (iii) Functionality of the Interaction Environment (fungsional dari interaksi
lingkungan) (iv) Reability (keandalan) (v) Content and Appearance of Information (isi
dan tampilan informasi) (vi) Citizen Support (dukungan masyarakat). Dan menggunakan
riset yang dilakukan oleh Congressional Management Foundation untuk mengukur
efektivitas e-Government Pemerintah Kabupaten Sleman dengan enam indikator yaitu :
(i) Audience (ii) Contence (iii) Intractivity (iv) Usability (v) Innovation. Berdasarkan
rumusan masalah yang telah dipaparkan pada pada BAB I, maka jawaban dari rumusan
masalah yang menjadi tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut :

1. Kualitas website Pemkab Sleman


Berdasarkan dari hasil analisis kualitas website Pemkab Sleman dengan menggunakan
enam indikator, maka secara keseluruhan dapat disimpukan bahwa website Pemkab
Sleman sudah sampai pada taraf kualifikasi untuk menjadi sebuah website yang
berkualitas. Namun demikian, masih ada beberapa perbaikan yang nantinya bisa
menjadi bahan evaluasi bagi pengelola website Pemkab Sleman, yaitu seperti : (i)
belum adanya ruang kepada penggunanya dengan menyajikan fitur personalisasi dan
kostumisasi. (ii) belum adanya kerjasama dengan pihak terkait dalam pengadaan
sertifikat elektronik (trustmark) untuk menjaga keamanan sistem (iii) belum
tersedianya fitur pooling atau jejak pendapat pada website. (iv) dan belum
tersediannya pertanyaan yang sering di munculkan (FAQ) pada website.

2. Efektivitas website Pemkab Sleman


Berdasarkan dari hasil analisis efektivitas website Pemkab Sleman dengan
menggunakan lima indikator, maka secara keseluruhan dapat disimpukan bahwa
website Pemkab Sleman sudah sampai pada taraf kualifikasi untuk menjadi sebuah
website yang sangat efektif. Namun demikian, masih ada beberapa perbaikan yang
nantinya bisa menjadi bahan evaluasi bagi pengelola website Pemkab Sleman, yaitu
seperti : (i) kecepatan akses loading website Pemkab Sleman masih berapada pada
angka 11.70/detik, sedangkan untuk standar kecepatan akses loading website adalah
berapada pada level 10/detik (ii) inovasi pada website masih terbilang standar, hanya
mengacu pada rancangan induk pengembangan (RIP) e-Government Tahun 2006 dan
roadmap menuju Sleman Digital service.

3. Saran
1. Agar menjadi perhatian bagi pengelola website Pemkab Sleman untuk
memberikan ruang kepada penggunanya dengan menyajikan fitur personalisasi
dan kostumisasi.
2. Untuk menjamin keamanan sistem pada perangkat website Pemkab Sleman,
diharapkan agar segera berkerjasama dengan pihak terkait dalam pengadaan
sertifikat elektronik (trustmark).
3. Agar menjadi perhatian bagi pengelola website Pemkab Sleman untuk menyajikan
fitur penghitungan otomatis dalam bentuk formulir yang dapat diaplikasikan
dalam bentuk pooling, angket atau jejak pendapat. Karena hal ini dapat
mempengaruhi pengembangan dan penyempurnaan website Pemkab Sleman.

16
4. Agar menjadi perhatian bagi pengelola website Pemkab Sleman untuk menyajikan
halaman bantuan, pemecahan masalah dan pertanyaan yang sering diajukan
(FAQ) pada website Pemkab Sleman.
5. Agar menjadi perhatian bagi pengelola website Pemkab Sleman untuk
meningkatkan kecepatan loading website dibawah 10/detik.
6. Agar menjadi perhatian bagi pengelola website Pemkab Sleman untuk
menciptakan inovasi-inovasi lebih kreatif pada website.

DAFTAR PUSTAKA
Yamit, Julian. 2005. Manajemen Kualitas Produk Dan Jasa. Yogyakarta. Ekonisia. Hal. 7.

Xenia Papadomichelaki. 2011. e-GovQual: A Multiple-Item Scale For Assessing e-


Government Service Quality. Athens, Greece : National Technical University of
Athens
.
Indrajid, Richardus Eko, 2005. E-Government In Action : Ragam Kasus Implementasi Suses
Di Berbagai Belahan Dunia, Yogyakarta : Penerbit Andi. Hal. 75.

Seifert, J. W., dan Bonham, G. M. 2003. The Transformative Potential of E-Government in


Transitional Democracies. Proccedings of The International Conference on Publik
Administration in the 21st Century: Concepts, Methods, Technologies, School of
Publik Administration, Lomonosov Moscow State University.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Metodelogi penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara. Hal 151.

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/454/jbptunikompp-gdl-adesiskawi-22657-7-(9)babii.pdf.
Di akses pada tanggal 27 Oktober 2014. Jam 22.00 WIB.

Meleong, Lexy. J. Metode pedelitian kualitatif (Ed). Bandung: PT.Remaja


Rosdakarya.2012.hal 06

17

Anda mungkin juga menyukai