Anda di halaman 1dari 14

EVALUASI KUALITAS LAYANAN WEBSITE DISDUKCAPIL KOTA

BOGOR DENGAN METODE E-GOVQUAL MODIFIKASI


Ira Fauziah1), Irfan Chaya Ilahi2), Irma Nurmala3), Irvan Renaldiano4), Lita Nursofa 5),
Meliyani Maspupah6) dan Muhammad Arya7)
1,2,3,4,5,6,7
UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Email: Irafauziah080302@gmail.com1), irfanchayailahi@gmail.com2),
irvanrenaldiano2002@gmail.com3), meliyani954@gmail.com4),
aryawiradarmawan@gmail.com5), litanursofa1@gmail.com6), kookieirma@gmail.com7)

Abstrak

Melalui website Disdukcapil Kota Bogor. Remerintah Kota Bogor telah menerapkan strategi
peningkatan pelayanan publik, komunikasi dan informasi melalui pengembangan teknologi
informasi untuk e-Government. Implementasi layanan e-Government melalui website ini
memerlukan evaluasi untuk memaksimalkan pelayanan publik. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengukur kualitas website Disdukcapil di Kota Bogor. Penelitian ini
menggunakan metode E-GovQual untuk mengukur kualitas layanan e-Government. Jumlah
sampel adalah 52 responden. Analisis yang digunakan adalah analisis dekriptif basil
kuesioner, uji validitas, reliabilitas, dan uji hipotesis. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa
dimensi citizen support, content and areance of information, reability fungtionality of the
interaction environment, trust, dan ease of use berpengaruh terhadap kualitas layanan e-
Government (E-GovQual) di website Disdukcapil Kota Bogor. Kualitas layanan e-
government (E-GovQual) berpengaruh terhadap user satisfaction dan the intent to reuse di
dalam website Disdukcapil Pemerintah Kota Bogor. User satisfaction tidak berpengaruh
terhadap niat untuk menggunakan kembali di website Disdukcapil Kota Bogor.

Kata Kunci: Evaluasi, Layanan, e-Goverment

Abstract
Through the Bogor City Disdukcapil website. The Government of Bogor City has
implemented a strategy to improve public services, communication and information through
the development of information technology for e-Government. Implementation of e-
Government services through this website requires evaluation to maximize public services.
The purpose of this research is to measure the quality of the Disdukcapil website in Bogor
City. This study uses the E-GovQual method to measure the quality of e-Government
services. The number of samples is 52 respondents. The analysis used is descriptive analysis
of questionnaire results, validity, reliability and hypothesis testing. The results of the
hypothesis test show that the dimensions of citizen support, content and area of information,
reliability functionality of the interaction environment, trust, and ease of use affect the
quality of e-Government services (E-GovQual) on the Bogor City Disdukcapil website. The
quality of e-government services (E-GovQual) influences user satisfaction and the intent to
reuse on the Disdukcapil Bogor City Government website. User satisfaction has no effect on
the intention to reuse the Disdukcapil Bogor City website.
Keywords: Evaluation, Service, e-Government

PENDAHULUAN

Pelayanan Publik pada dasarnya merupakan entitas utama pemerintah. Pemerintah terus
melakukan inovasi dalam menunjang pelayanan untuk masyarakat, dengan berbagai upaya
perbaikan terhadap Pada saat ini, pemerintah berusaha untuk melakukan sebuah perbaikan
dan pengembangan terhadap layanan terhadap masyarakat. Inovasi Pelayanan Publik ini
dapat muncul ketika meningkatnya permintaan pelayanan yang berkualitas yang berjalan
seiring dengan pertambahan penduduk, tingkat kebutuhan, tingkat pendidikan, dan lain
sebagainya. Pelayanan Publik tersebut diharapakan dapat memberikan sebuah kepuasan
terhadap masyarakat sebagai pengguna pelayanan.

Kualitas pelayanan dalam berbasis website adalah salah satu upaya yang penting dalam
melakukan suatu pelayanan. Hal ini selaras dengan Inturksi Presiden Nomor 3 tahun
2003 yang didalamnya mebahas perlu adanya evaluasi yang berlanjutan atau kontinu demi
tercapainya E-Government yang berkualitas. maka dari itu kualitas dalam meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat harus mendapatkan suatu perhatian yang lebih apalagi dari
pemerintah yang memang pelaksananya. Pelayanan menggunakan analisis pada website
Disdukcapil kota bogor ini menjadi acuan penulisan artikel ini. Kualitas pelayanan dalam
berbasis website adalah salah satu upaya yang penting dalam melakukan suatu pelayanan.
Seperti salah satunya pelayanan publik pada Disdukcapil melalui website. Kualitas pelayanan
yang baik itu bukan di nilai dari sudut pandang pihak yang menyediakan layanan tersebut,
tetapi kualitas pelayanan itu dinilai oleh sudut pandang dari publik atau masyarakat.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Kualitas Layanan

Kualitas pada jasa suatu pelayanan akan lebih menekankan kepada istilah konsumen,
pelayanan, kualitas & level atau tingkatan. Pelayanan yang terbaik kepada konsumen
(excellent) dan juga tingkatan suatu kualitas pelayanan ini adalah salah satu cara terpilih yang
konsisten sehingga dapat dipertemukan suatu harapan pada konsumen (standar pada
pelayanan ekstern dan juga biaya) serta bentuk kinerja pada cara pelayanannya (standar pada
pelayanan intern, biaya dan juga keuntungan) (Wang & Shieh, 2006). Untuk membantu
sebuah lembaga atau instansi pemerintahan dalam mengembangkan suatu kulitas e-
Government, maka membutuhkan kualitas yang baik dalam pelayanannya (Altameem, Zairi
& Alshawi, 2006). Dengan demikian, pada pemerintahan Kota Bogor yang dibantu dengan
suatu metode e-Govqual akan berusaha memenuhi beberapa harapan sebuah pelayanan dari
masyarakatnya.

E-Government

E-Government ini adalah suatu bentuk dari pemanfaatan teknologi informasi pada
bidang pemerintahan. Dasar hukum mengenai e-Government ini terdapat pada Intruksi
Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan e-Government (RE. Indrajit, 2022). Harapan diadakannya e-Government ini
agar terciptanya suatu pemerintahan yang bisa dikatakan baik dan juga meningkatkan kualitas
pada pelayanan yang secara efektif dan efisien (D. Napitulu, 2016). Salah satu contoh dari
sebuah e-Government ini yaitu situs pada pemerintahan daerah yang berbentuk website
pemerinatahan dan hal itu dijadikan sebagai suatu media untuk informasi masyarakat (Prita
Haryani, 2016). Dalam membuat situs pada pemerintahan pusat maupun daerah ini perlu
didukung dengan adanya arsitektur pada e-Government, yang mana hal tersebut akan
menjamin transparansi kepada pelayanan masyarakat, sistem pada pengelolaan dan juga
pengolahan dokumen serta mengenai informasi elektronik yang dapat mendukungnya (Zaidi
& Qteishat, 2012).
Gambar 1. Arsitektur E-government

Website Disdukcapil Kota Bogor

Disdukcapil Kota Bogor selalu memberikan pelayanan dalam bentuk online kepada
seluruh masyarakat Kota Bogor. dengan adanya layanan berbasis website ini Disdukcapil di
Kota Bogor sangat membantu banyak masyarakat Kota Bogor. pada proses pelayanan,
keefektifan layanan dan juga kecepatan dalam membuat dokumen, proses pengambilan
dokumen. Adapun pelayanan yang disediakan oleh Disdukcapil Kota Bogor yaitu
meluncurkan layanan drive-thru. Kantor pusat Disdukcapil Kota Bogor berlokasi di Jl .
Ahmad Adnawijaya, Tegal Gundil, Bogor dan juga di BTM Mall di Jl, Bogor. H. Juanda di
Irlandia tengah Bogor.

Disdukcapil Kota Bogor sekarang akan menggiatkan pelayanan kependudukan secara


online dengan menggunakan perluasan Sistem Kependudukan Si Kancil Berlari/Prima
Pelayanan Terpadu Pencatatan Sipil. dengan eksistensi si kancil berlari ini dapat melancarkan
masyarakat Kota Bogor dalam mengurus surat - surat penduduk. Si Kancil Berlari
menyajikan layanan pengurusan dokumen kependudukan seperti e-KTP, kartu keluarga atau
KK, akte kelahiran. Melalui Si Kancil Running, masyarakat kota Bogor tidak harus datang
ke kantor Disdukcapil miliknya. masyarakat Kota Bogor bisa dengan mudah mengakses
website Sikancil Berlari untuk layanan daring. masyarakat Bogor Kota dapat memperoleh
sendiri dokumen kependudukan yang diperlukan.

Gambar 1. Tampilan Website Disdukcapil Kota Bogor

E-GovQual
E-Government Quality (E-GovQual) adalah metode untuk mengukur sistem informasi
yang berbasis elektronik dalam memberikan layanan terhadap masyarakat. E-GovQual ini
merupakan Framework yang digunakan untuk mengukur kualitas layanan website khususnya
website insitusi pemerintah yang telah menerapkan e-government, E-GovQual mencakup
dimensi (Pagadomichelaki and Mentras, 2011). Instrumen E-GovQual dikembangkan dengan
mengukur kualitas layanan yang diberikan oleh layanan E-Government berdasarkan
perspektif pengguna akhir atau masyarakat.

1) Ease of use (kemalahan pengguna)


Dimensi ini dapat diartikan seberapa mudah masyarakat dapat berinteraksi atau
menggunakan website e-government
2) Trust (kepercayaan)
Truet dapat diartikan bagaimana kepercayaan atau keraguan selama proses layanan
berlangsung secara online
3) Functionality of the interaction environment (fungsionalitas dari interaksi lingkungan)
Dimensi ini dapat diartikan bagaimana peran internal dari pihak pengelola
menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna.
4) Reability (keandalan)
Reability dapat diartikan sebagai aksesbilitas, ketersediaan dan keakuratan informasi
yang dibutuhkan pengana
5) Content and appreance of information (isi dan tampilan informasi)
Dimensi ini dapat diartikan bagaimana kualitas dari informasi yang disediakan.
Kualitas informasi meliputi penggunaan warna, grafis dan ukuran halaman website
yang tepat.
6) Citizen support (pendukung)
Citizen apport dapat diartikan mengenai fitur apa saja yang sudah disediakan dalam
website untuk membantu pengguna dalam mencari informasi yang dibutuhkan.

Pada penelitian ini kualitas layanan website Pemerintah Kota Yogyakarta diukur
dengan menggunakan framework e-govqual. Pada penelitian ini dilakukan uji hipotesis untuk
mengetahui pengaruh dimensi citizen support, content and appreance of information reability,
functionality of the interaction environment, trust, dan dimensi ease of use terhadap kualitas
layanan website Pemerintah Kota Yogyakarta. Untuk menambah kebaharuan penelitian, pada
penelitian ini juga ditambahkan dimensi user satisfaction dan the intent to reuse guna
mengukur kepuasan dan intensitas pengguna dalam mengakses website Pemerintah Kota
Yogyakarta. Model konseptual pengukuran kualitas layanan e-government dapat dilihat pada
Gambar. 3.

Gambar 3. Model konseptual E-GovQual

METODE PENGAMBILAN DATA

Dalam penelitian ini terdapat 40 atribut variabel yang digunakan berdasarkan enam
dimensi dari metoda EGovQual. Pada Tabel 1 akan dijelaskan lebih rinci mengenai atribut
variabel yang digunakan dalam kuesioner

Tabel 1. Atribut Variabel Dimensi E-GovQual

Dimensi Atribut Variabel Indikator


Ease of use  Struktur Website EU1
 Fungsi Pencarian EU2
 Peta Situs EU3
 Pengaturan link dengan mesin pencari EU4
 URL mudah diingat EU5
 Personalisasi Informasi EU6
 Informasi Update EU7
Trust  Tidak membagi data pribadi dengan orang lain T1
 Melindungi anonimitas T2
 Mengamankan pengarsipan data pribadi T3
 Prosedur memperoleh username dan password T4
 Akses kontrol T5
Functionality of  Adanya bantuan online dalam Formulir F1
the interaction  Perhitungan otomatis formulir F2
environment  Format respon yang memadai F3
Realibity  Kemampuan untuk melakukan pelayanan yang R1
dijanjikan secara tepat waktu
 Pengiriman informasi tepat waktu R2
 Situs website mudah diakses R3
 Kecocokan sistem browser R4
 Waktu loading R5
Content and  Kelengkapan data dan informasi C1
appearance of  Akurasi dan keringkasan data dan informasi C2
information  Informasi jelas C3
 Informasi diperbaharui secara berkala C4
 Semua link dapat bekerja dengan baik C5
 Informasi mudah dimengerti C6
 Warna menarik C7
 Grafis menarik C8
 Animasi menarik C9
 Ukuran halaman web sesuai C10
Citizen support  Pedoman yang user friendly CS1
 Terdapat halaman bantuan CS2
 Pertanyaan yang sering diajukan CS3
 Detail kontak informasi CS4
 Pertanyaan pengguna dijawab dengan cepat CS5
User satisfaction  Kepuasaan Pengguna US1
 Keinginan kembali mengakses website US2
The intent to  Keberlanjutan RE1
reuse  Rekomendasi RE2

Instrumen utama dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Pengukuran variabel


dilakukan dengan menggunakan skala Likert. Skala likert merupakan cara pengukuran paling
umum digunakan dalam penelitian survei. Terdapat empat pilihan jawaban, yaitu: Sangat
Setuju (SS) dengan nilai 4, Setuju (S) dengan nilai 3, Kurang Setuju (KS) dengan nilai 2, dan
Tidak Setuju (TS) dengan nilai 1. Pemberian nilai untuk setiap jawaban sesuai dengan tabel
2. Dibawah ini:

Tabel 2. Bobot nilai jawaban responden

Jawaban Nilai
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Kurang Setuju 2
Tidak Setuju 1

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu menggunakan teknik non
probability sampling karena setiap elemen populasi tidak mempunyai kemungkinan yang
sama untuk dijadikan sampel (Jogiyanto,2008). Sampel pada penelitian ini adalah pengguna
website Pemerintah Kota Yogyakarta. Besar jumlah sampel disesuaikan dengan metode
analisis yang akan digunakan yaitu Structural Equation Model berbasis varian (PLS). Pada
PLS, indikatorindikator pada setiap variabel laten yang dijadikan sebagai parameter
pengukuran tidak saling berkorelasi dan ukuran minimal sampel pada PLS yaitu 10 sampel
untuk tiap jalur (Jogiyanto, 2011). Jadi jumlah sampel yang digunakan adalah 52 responden.

Analisis Data

Pada penelitian ini juga menggunakan analisis Structural Equation Model berbasis
varian (PLS). Evaluasi model PLS dilakukan dengan mengevaluasi outer model dan inner
model. Outer model digunakan untuk menilai validitas dan reliabilitas model sedangkan inner
model digunakan untuk memprediksi hubungan kausalitas antarvariabel laten (Jogiyanto,
2011).

1. Outer Model (Model Pengukuran)

A) Uji Validitas

Pada penelitian ini uji validitas menggunakan uji validitas konstruk. Validitas konstruk
menunjukkan seberapa baik hasil yang diperoleh dari penggunaan suatu pengukuran sesuai
teori-teori yang digunakan untuk mendefinisikan suatu konstruk (Hartono, 2008). Uji
validitas dinilai dengan menggunakan nilai skor loading. Jika skor loading< 0,5, indikator ini
dapat dihapus dari konstruknya karena indikator ini tidak termuat ke konstruk yang
mewakilinya dan jika skor loading antara 0,5-0,7, sebaiknya peneliti tidak menghapus
indikator yang memiliki skor loading tersebut sepanjang skor AVE dan communality
indikator tersebut > 0,5 (Jogiyanto, 2011).

b) Uji Reliabilitas

Pada penelitian ini, uji reliabilitas menggunakan metoda composite reliability. Rule of
thumb nilai alpha atau composite reliability > 0,7 meskipun nilai 0,6 masih dapat diterima
(Hair, et al, 2008).

2. Inner model (model struktural)

Model struktural dalam PLS dievalusi dengan menggunakan R2 untuk konstruk


dependen, nilai koefisien path atau t-values tiap path untuk uji signifikansi antarkonstruk
dalam model struktural (Jogiyanto, 2011). Nilai R2 digunakan untuk mengukur tingkat
variasi perubahan variabel independen terhadap variabel dependen. Semakin tinggi nilai R2
berarti semakin baik model prediksi dari model penelitian yang digunakan. Nilai koefisien
path menunjukkan tingkat signifikansi dalam pengujian hipotesis.

Confidence coefficient (koefisien keyakinan) atau tingkat signifikansi menunjukkan


probabilitas keyakinan bahwa suatu nilai yang diuji akan masuk di dalam interval keyakinan.
Nilai uji kritis (t-values) tergantung dari dua hal, yaitu besarnya confidence coefficient dan
arah dari hipotesisnya (Jogiyanto,2008). Arah dari hipotesis menentukan pengujiannya
apakah menggunakan satu ekor (one tail) atau dua ekor (two tail). Pada penelitian ini
digunakan uji hipotesis dua ekor (two tail) karena hipotesis tidak berarah. Koefisien
keyakinan yang banyak digunakan adalah 99% dan 95%, sedangkan koefisien keyakinan
90% dianggap marginal (Jogiyanto,2008). Besarnya koefisien keyakinan yang digunakan
adalah 95% dengan nilai α (alpha) sebesar 5% sehingga nilai tvalues > 1,96.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Karakteristik responden pada penelitian ini dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin,


usia, dan tingkat pendidikan. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah responden pada penelitian
ini didominasi oleh wanita. Jumlah responden pria berjumlah 13 orang dan jumlah responden
wanita berjumlah 39 orang. Berdasarkan tingkat usia responden dikelompokkan menjadi 3
bagian. Berdasarkan pengelompokkan tersebut, ternyata pada usia <25 tahun mendominasi
responden yang mengakses website Disdukcapil Kota Bogor yaitu sebanyak 50 orang. Kelompok usia
26-30 tahun sebanyak 1 orang. Sedangkan kelompok usia yang paling sedikit yang mengakses
website Pemerintah Kota Yogyakarta adalah <30 tahun yaitu 1 orang. Berdasarkan tingkat
pendidikan responden dikelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu SMA, S1, S2, dan Umum. Komposisi
masing-masing tingkat pendidikan responden yaitu jumlah responden dengan tingkat pendidikan
SMA berjumlah 13 orang, S1 berjumlah 36 orang dan S2 berjumlah 0 orang, dan umum sebanyak 3
orang.

Analisis Deskritif Hasil Kuesioner

Dimensi ease of use

Dimensi ease of use diukur berdasarkan enam pernyataan indikator yaitu stuktur website
(EU1), fungsi pencarian (EU2), peta situs (EU3), pengaturan link dengan mesin pencari
(EU4), url mudah diingat (EU5) dan personalisasi informasi (EU6). Dari keenam pernyataan
yang digunakan untuk mengukur variabel ease of use, mayoritas menyatakan setuju untuk
kelima pernyataan tersebut, hanya pada pernyataan EU3 responden menyatakan bahwa
website Pemerintah Kota Yogyakarta tidak memiliki peta situs.

Dimensi trust

Dimensi trust diukur berdasarkan lima pernyataan yaitu tidak membagi data pribadi dengan
orang lain (T1), melindungi anonimitas (T2), mengamankan pengarsipan data pribadi (T3),
menyediakan persetujuan tertulis (T4), prosedur memperoleh username dan password (T5),
dan akses kontrol (T6). Dari keenam pernyataan yang digunakan untuk mengukur variabel
trust, mayoritas menyatakan setuju untuk keenam pernyataan tersebut, hanya pada pernyataan
T4 responden menyatakan bahwa tidak terdapat persetujuan tertulis pada website Disdukcapil
Kota Bandung.

Dimensi functionality of the interaction environment

Dimensi functionality of the interaction environment diukur bedasarkan tiga pernyataan yaitu
Adanya bantuan online dalam formulir, (F1), perhitungan otomatis formulir (F2) dan format
respon yang memadai (F3). Dari ketiga pernyataan yang digunakan untuk mengukur variabel
Functionality of the Interaction Environment, mayoritas responden menyatakan setuju untuk
ketiga pernyataan tersebut.

Dimensi Reliability

Dimensi reliability diukur berdasarkan lima pernyataan yaitu kemampuan untuk melakukan
pelayanan yang dijanjikan secara tepat waktu (R1), pengiriman informasi tepat waktu (R2),
situs website mudah diakses (R3), kecocokan sistem browser (R4), dan waktu loading (R5).
Dari kelima pernyataan yang digunakan untuk mengukur variabel reliability, mayoritas
menyatakan setuju untuk kelima pernyataan tersebut.

Dimensi content and appearance of information

Dimensi content and appearance of information diukur dengan sepuluh pernyataan yaitu
kelengkapan data dan informasi (C1), akurasi dan keringkasan data dan informasi (C2),
informasi jelas (C3), informasi diperbaharui secara berkala (C4), semua link dapat bekerja
dengan baik (C5), informasi mudah dimengerti (C6), warna menarik (C7), grafis menarik
(C8), animasi menarik (C9), dan ukuran halam web sesuai (C10). Dari kesepuluh pernyataan
yang digunakan untuk mengukur variabel content and appearance of information, mayoritas
menyatakan setuju untuk kesepuluh pernyataan tersebut.
Dimensi citizen support

Dimensi citizen support diukur dengan menggunakan lima pernyataan yaitu pedoman yang
user friendly (CS1), terdapat halaman bantuan (help page) (CS2), pertanyaan yang sering
diajukan (CS3), detail kontak informasi (CS4), dan pertanyaan pengguna dijawab dengan
cepat (CS5). Dari kelima pernyataan yang digunakan untuk mengukur variabel citizen
support, mayoritas menyatakan setuju untuk kelima pernyataan tersebut.

Dimensi User Saticfaction


Dimensi User Satisfaction diukur dengan menggunakan dua pernyataan yaitu
kepuasan pengguna (US1) dan keinginan kembali mengakses website (US2). Dari kedua
pernyataan tersebut yang digunakan untuk mengukur variabel user saticfation, mayoritas
menyatakan setuju untuk kedua pernyataan tersebut.
Dimensi The Intent to Use
Dimensi the intent to use diukur dengan menggunakan dua pernyataan yaitu
keberlanjutan (RE1) dan rekomendasi (RE2). Dari kedua pernyataan tersebut yang yang
digunakan untuk mengukur variabel the intent to use, mayoritas menyatakan setuju untuk
kedua pernyataan tersebut.

Uji Validitas

Uji validitas diukur menggunakan nilai loading factor. Berikut ini hasil nilai loading factor
masing-masing indikator yang ditunjukkan pada Gambar 4.
Gambar 4. Output model pengukuran setelah indikator yang tidak valid dihapus

Dari Gambar 4. dapat diketahui bahwa semua indikator nilai loading factornya > 0,5
sehingga semua indikator dinyatakan valid.

Uji Realibilitas

Hasil perhitungan Composite Reliability dapat dilihat pada Tabel 3 berikut:

Tabel 3. Hasil perhitungan composite reliability

Konstruk Realibilitas Komposit


Ease of use 0,901
Trust 0,904
Functionality of the Interaction 0,874
Environment
Reliability 0,896
Content and Appearance of Information 0,910
Citizen Support 0,934
User Satisfaction 0,884
The intent to use 0,896
E-Govqual (Quality Service) 0,970

Berdasarkan data yang telah disajikan pada tabel diatas, dapat diketahui bahwa semua
konstruk sudah memenuhi nilai Composite Reliability > 0,7, maka semua konstruk dapat
digunakan dalam model.

Uji Inner Model


Model struktural pada PLS dievaluasi dengan menggunakan R2 untuk konstruk
dependen dan t-values untuk uji signifikansi antarkonstruk pada model struktural. Nilai R-
square dari variabel dependen yang digunakan didalam model dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel.4. Nilai R-square


Konstruk R-square
Quality Service (Egovqual) 0,999
The intent to use 0,546
User Satisfaction 0,335

Uji hipotesis dua ekor dilakukan dengan alpha 5%, jadi hipotesis diterima jika t-
values >1,96. Setelah uji hipotesis dilakukan, diperoleh data seperti pada Tabel 5.
Tabel.5. Hasil Uji Hipotesis
Jalur Hasil
Hipotesi T-Values Pengujiam Ket
s Dari Ke = 0,05
atau 5%
H1 Easy of Use Quality Service 7,505 Signifikan Diterima
(Egovqual)
H2 Trust Quality Service 4,353 Signifikan Diterima
(Egovqual)
H3 Functionality of Quality Service 2,024 Signifikan Diterima
the Interaction (Egovqual)
Environment
H4 Reliability Quality Service 2,828 Signifikan Diterima
(Egovqual)
H5 Content and Quality Service 8,180 Signifikan Diterima
Appearance of (Egovqual)
Information
H6 Citizen Support Quality Service 5,852 Signifikan Diterima
(Egovqual)
H7 Quality Service User Satisfaction 6,538 Signifikan Diterima
H8 Quality Service The inten to use 10,683 Signifikan Diterima
H9 User The inten to use 0,188 Tidak Ditolak
Satisfaction Signifikan

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari dari hasil penilaian kualitas layanan website Disdukcapil Kota
Bogor adalah sebagai berikut.

 Berdasarkan uji hipotesis dengan nilai t sebesar 7,505, dukungan warga berpengaruh
terhadap kualitas layanan website Disdukcapil Kota Bogor.
 Berdasarkan uji hipotesis dengan nilai t - score 4,353 . Isi dan tampilan informasi
mempengaruhi kualitas pelayanan Disdukcapil Kota Bogor.
 Berdasarkan uji hipotesis dengan nilai t sebesar 2,024 Reability berpengaruh terhadap
kualitas layanan website Disdukcapil Kota Bogor.
 Berdasarkan uji hipotesis dengan nilai t 2,828, ciri lingkungan interaksi berpengaruh
terhadap layanan website Disdukcapil Kota Bogor
 Berdasarkan uji hipotesis dengan nilai t sebesar 8,180 kepercayaan berpengaruh
terhadap kualitas pelayanan website Disdukcapil Kota Bogor
 Berdasarkan uji hipotesis dengan nilai t sebesar 5,852 , usability berpengaruh
terhadap kualitas layanan website Disdukcapil Kota Bogor
 Berdasarkan uji hipotesis dengan nilai t sebesar 6,538 kualitas layanan e-government
berpengaruh terhadap kepuasan pengguna website Disdukcapil kota Bogor.
 Berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan nilai t sebesar 10,683 maka kualitas
layanan e-government adalah Kekuatan Pengguna Website Disdukcapil Kota Bogor.
 Berdasarkan uji hipotesis dengan nilai t hitung sebesar 0,188 kepuasan pengguna
terhadap website Disdukcapil kota Bogor tidak berpengaruh terhadap frekuensi
penggunaan website Disdukcapil kota Bogor.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai