RINGKASAN
Oleh :
Kelompok 1
1. Deshinta Vellatania Ardi (175030100111028)
2. Arinda Erlina (175030101111004)
3. Novita Desy Kusumaningtyas (175030101111022)
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
MALANG
2019
A. Pengantar
Pada awalnya, konsep strategi digunakan dalam kalangan militer, yang diartikan sebagai
seni memenangkan peperangan melawan musuh dengan pemanfaatan kekuatan yang dimiliki
secara maksimal. Pengertian terkait juga temuat dalam Webster’s Third New International
Dictionary of the English Language Unabridged yang menyatakan bahwa strategi ialah :
1a. The science and art of employing the political, economic, psychological, and
military forces of an nations or group nations to afford the maximum support to adopted
policis in peace or war;
1b. The science and art of millitary command exercise to meet the enemy in combat
under advantageous conditions;
Srategi reformasi administrasi sangat beragam dalam ruang lingkupnya, dari yang
paling luas hingga yang paling sempit. Fokus strategi reformasi yang komprehensif adalah
pada keseluruhan perangkat administrasi pemerintah, bukan pada satu instansi khusus
maupun pada satu prosedur tertentu. Dengan kata lain perubahan atau inovasi yang dilakukan
ialah pada seluruh jajaran birokrasi pemerintah dan bukan yang bersifat bagian per bagian.
Berarti bahwa apabila reformasi administrasi dilaksanakan secara komprehensif maka harus
didasarkan pada pertimbangan yang matang dengan memperhatikan faktor waktu, personel
dan keuangan. Konsekuensi logisnya adalah reformasi administrasi yang komprehensif hanya
dilakukan secara berkala jika kondisi memungkinkan.
Gambar yang menunjukkan keterkaitan antara variabel situasi atau waktu dan kepemimpin
adalah sebagai berikut :
Waktu
Kotak pertama menggambarkan di mana baik waktu atau situasi sosial politik maupun
kompetensi pemimpin sangat menguntungkan. Dalam kondisi ini strategi komprehensif
sangat mungkin untuk diterapkan. Pada kotak kedua menggambarkan dimana situasi sosial
politik yang sangat menguntungkan namun tidak diikuti dengan kepemimpinan yang cakap.
Dalam kondisi ini strategi yang cocok adalah strategi yang inkremental. Situasi seperti ini
mendorong dilakukan strategi yang komprehensif karena dalam situasi demikian prakarsa
untuk melakukan reformasi administrasi berasal dari pimpinan nasional. Usaha yang perlu
dilakukan adalah pengembangan kelompok pemimpin yang potensial.
Strategi ini mendasarkan pada teori konflik yang telah lama dikambangkan dalam
teori organisasi. Lucian Pye yang menyetujui di terapkannya teori konflik dalam
mengembangkan birokrasi. Dia menyatakan bahwa “Birokrasi baru harus dibentuk di sekitar
konflik dan persaingan”. Dan Braibanti mempunyai gagasan yang sama ketika menganjurkan
dibentuknya “Countervailing Loci of Power”, di mana masing-masing unit mempunyai
otoritas yang memadai, ulet dan resisten. Unit-unit ini dengan tanggung jawab nasional akan
mampu melakukan pelayanan yang memadai,asalkan unit –unit tersebut secara konsisten
didukung oleh kepemimpinan politik.
D. Penutup
Tidak realistis jika diamsusikan bahwa perangkat model seperti yang dipaparkan di
atas dapat dengan mudah ditafsirkan. Paling tidak dalam Administrasi Negara, hanya sedikit
sekali kemajuan yang dapat dicapai oleh model deskriptif dan analitis. Fred W. Riggs juga
sulit mendefinisikan secara pasti variabel atau kombinasi variabel mana yang berpengaruh
terhadap keberhasilan atau kegagalan reformasi administrasi. Meminjam Hahn Been
Lee,model tersebut hanyalah bersifat heuristic.
Strategi yang berkenaan dengan sifat dan ruang lingkup pembaruan administratif haruslah
dirancang melalui kerja sama yang harmonis antara pemimpin politik dan para pemburu, di
mana mereka berdua harus memperhatikan faktor lingkungan yang ada.
Sifat dan ruang lingkup reformasi administrasi juga tergantung pada tersedianya
sumber daya, baik dana maupun tenaga. Karena pada umumnya negara-negara yang sedang
berkembang akan mengalami banyak kekurangan baik dana maupun tenaga. Karena pada
umumnya negara tersebut kesulitan jika menerapkan pendekatan makro atau komprehensif.
Dengan demikian pendekatan makro atau incremental akan lebih cocok bagi negara-negara
yang sedang berkembang.Strategi inkremental cocok dengan definisi reformasi administrasi
yakni suatu proses. Sebagai suatu proses reformasi administrasi selalu merupakan “Langkah
tunggal”,tetapi langkah tunggal yang dipandang dalam kaitannya dengan langkah tunggal
yang lain, sehingga membentuk suatu jaringan yang dapat memebentuk suatu inovasi dan
pembaruan admnistrasi yang besar.
Akhirnya kesulitan yang akan dihadapi dalam proses reformasi administrasi adalah
bahwa proses ini langsung mempengaruhi mereka yang melaksanakan kebijakan namun
manfaatnya tidak langsung dapat dinikmati. Hal ini berbeda dengan kebijakan pertanian atau
kesehatan langsung dapat dinikmati manfaatnya . Pada intinya pembaruan administrasi tidak
menambah yang sudah ada, tetapi hanya merealokasikan sumber daya yang sudah ada.