NPM : 120110190040
Kelas : SPM C
Chapter 1
1. Do you think ‘decision flow diagrams’ are useful? Do you or would you use a
decision flow diagram to help you do strategic planning more systematically?
Jawab : menurut saya dengan adanya decision flow diagrams cukup berguna
karena melalui decision flow diagram, manajer dapat mengambil keputusan
dengan cepat melalui diagram dan juga dapat memahami ide-ide penting
yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan hanya dari 1 halaman saja.
Manajer juga dapat mengurutkan keputusan mana yang paling penting dan
paling berpengaruh kepada pihak-pihak lain sehingga melalui diagram tidak
ada hal penting yang terlewat dan lebih sistematis. Dapat dikatakan decision
flow diagram adalah sebuah kerangka kerja konseptual untuk manajer dalam
penentuan perencanaan strategis
2. Thinking about the findings of Flynn and Talbot (1996) and Berry and
Wechsler (1995), are you surprised that reactions to strategic planning are so
positive? Are there other benefits that have not been mentioned? What are
the disadvantages of using strategic planning in the public sector – and do
they depend upon the situation?
Begitu pula dengan Berry dan Wechsler yang menyelidiki persepsi eksekutif
senior di lembaga negara di AS. Mereka menemukan hampir semua
responden (90 persen) dari 300 responden memiliki persepsi bahwa hasil
paling penting adalah membantu organisasi untuk menetapkan arah
manajemen dan memperjelas prioritas, dan membantu keputusan kebijakan
atau keputusan dalam anggaran.
3. Do you think this chapter was right in its description of strategic decisions at
the most general level?
Chapter 5
Jawab : Menurut saya bentuk strategic planning yang lebih baik adalah pada
panduan yang berasal dari organisasi sektor publik di Turki karena pada
panduan Turki ini perencanaan strategisnya menekankan pada aspek tata
kelola yang multilevel, yaitu sebagai kerangka dalam rencana pembangunan
nasional. Selain itu, dalam panduan tersebut mereka juga menggunakan
teori-teori implisit yang dapat dijadikan kesimpulan dalam penulisan panduan,
seperti yang pertama setiap panduan harus merumuskan misi, visi, dan
tujuan yang akurat karena semakin akurat formulasinya maka perancangan
strategi lebih mudah untuk dipahami, yang kedua dalam proses perencanaan
strategis selalu dimulai dengan analisis situasi (analisis hukum, stakeholder,
dan SWOT) setelah itu baru melakukan perumusan visi,misi dan tujuan. Hal
itu dilakukan dengan tujuan keinginan realistis. Ketiga, panduan harus
memberikan detail tentang pengeluaran biaya dan perencanaan sumber
daya. Keempat, dalam penyusunan strategic planning disarankan terdapat
keterlibatan antara perwakilan penerima manfaat sehingga membantu
menghasilkan pemahaman yang lebih baik. Kelima, proses perencanaan
strategis akan mendidik karyawan agar menginternalisasi misi, visi dan
tujuan, yang akan mendukung pelaksanaan rencana strategis. Keenam,
dalam penyusunan rencana strategis dilakukan metode partisipatif agar
membangun rasa memiliki dari rencana strategis. Ketujuh, dianjurkan dalam
memilih anggota tim perencana strategis dilakukan sedemikian rupa sehingga
unit utama organisasi, berbagai tingkat administrasi dan semua spesialisasi
terwakili. Kedelapan, teori implisit menyarankan adanya dokumen panduan
yang menekankan pada pentingnya data yang akurat dan lengkap sebagai
dasar pemantauan dan evaluasi rencana strategis.
2. To what extent do you think guides like these three can be substantiated by
academic research and theory?
Jawab : didukung oleh penelitan dan teori akademis seperti yang dijelaskan
pada chapter tersebut, salah satunya adalah penggunaan analisis SWOT
yang dapat diimplementasikan dalam merencanakan perencanaan strategis
dengan baik. Namun, dalam chapter tersebut juga dijelaskan beberapa
perbedaan antara panduan Turki dan Bryson. Perbedaan tersebut terdapat
pada analisis situasi, dalam panduan Turki analisis dijadikan sebagai tahap
pertama dalam perencanaan strategis, sedangkan dalam panduan Bryson,
analisis situasi merupakan tahap keempat dalam perencanaan strategis.
Jawab : menurut saya teori yang akan tertanam dalam panduan adalah
implicit theories (teori implisit) karena mungkin mencerminkan pengalaman
atau pembelajaran tertentu. Hal tersebut tercermin dalam kasus
pengembangan perencanaan strategis di Turki dalam administrasi publik
bahwa kemauan politik untuk melakukan reformasi mungkin dipengaruhi oleh
krisis pada tahun 2001. Oleh karena itu dapat diharapkan bahwa
perencanaan strategis dapat memperkuat disiplin dalam manajemen
keuangan publik, yang dijelaskan pula dalam teori tersebut mengenai
penekanan pada perencanaan biaya dan sumber daya sebagai bagian dari
proses.
5. Are guides like these useful for practitioners? If yes, why? If no, what do
practitioners actually need?
Jawab : OECD dan Osborne and Gaebler memiliki peran sebagai steering.
OECD melakukan tinjauan tata kelola publik untuk beberapa pemerintahan
Eropa. Mereka berpendapat bahwa sejauh mana pemerintah pusat dapat
menetapkan dan mengarahkan strategi nasional berbasis visi jangka panjang
untuk negara, mengidentifikasi dan mengatasi tantangan internal dan
eksternal untuk menerapkan strategi ini dengan benar melalui pengambilan
keputusan berbasis bukti yang ditingkatkan dan pandangan ke depan
strategis, memperkuat efisiensi dalam desain kebijakan dan pemberian
layanan untuk memenuhi tantangan ini, memanfaatkan sumber daya di
seluruh pemerintah dan masyarakat untuk mencapai hasil kebijakan yang
terpadu dan koheren. Konsep negara strategis menekankan kepemimpinan
dan kepengurusan dari pusat, integritas dan transparansi, pentingnya jaringan
dan institusi baik di dalam maupun di luar pemerintah, dan kebutuhan untuk
menarik inspirasi dari inisiatif sub-nasional dan dari warga negara, dan
pentingnya implementasi strategi yang efektif dalam mendukung hasil positif
bagi perekonomian dan masyarakat suatu negara. Sedangkan, Obsorne dan
Gaebler menyatakan bahwa steering adalah terkait dengan penetapan tujuan,
pemilihan strategi untuk mencapai tujuan, pemilihan organisasi untuk
menjalankan strategi tersebut, pengukuran seberapa baik strategi dan
organisasi dalam mencapai tujuan, dan pembuatan penyesuaian. Maka dari
itu, tidak jauh berbeda ide-ide yang ditemukan dalam tinjauan tata kelola
publik OECD dan Osborne and Gaebler.
3. Is it credible to believe that a strategic state can create genuine and wide-
spread participation by citizens in government strategies (formulation and
delivery), or is it just not feasible?