Anda di halaman 1dari 6

Pentingnya manajemen strategi dalam sektor public:

Karena sebagai suatu organisasi yang ingin mencapai suatu tujuan, organisasi sektor publik

memerlukan rencana strategis untuk mencapai tujuan tersebut yang dirinci dalam program-

program dan kegiatan-kegiatan yang dapat bersinergi untuk mewujudkan tujuan tersebut (Joyce,

1999). Terlebih dengan struktur organisasinya yang sangat besar dan kompleks, dengan

menggunakan manajemen strategi, para pemangku kebijakan dapat memotivasi dan mengarahkan

pegawainya lebih baik yang selanjutnya dapat meningkatkan performa kinerja organisasi.Sektor

publik juga dapat merumuskan strategi ke depannya dan melihat ancaman peluang yang ada

sertamenetapkan sasaran dan arah yang jelas untuk masa depan.

Dengan menerapkan apa yang ada di dalam manajemen strategis, maka diharapkan sektor publik

dapat:

1. Menjadi instansi reaktif dalam menghadapi perubahan situasi yang dinamis dan kompleks.

2. Mengelola sumber daya yang dimiliki untuk hasil yang maksimal (managing for result).

3. Mengubah orientasi instansi menjadi instansi berorientasi masa depan

4. Mejadikan instansi adaftif dan fleksibel, mengurangi birokrasi yang rumit dan lebih

transparan
Kendala Manajemen Strategi di Sektor Publik

Kendala dalam melaksanakan manajemen strategis di sektor publik, terjadi karena karakteristik

sektor publik berbeda dengan sektor swasta. Kendala tersebut didefinisikan sebagai kondisi tetap

yang cenderung ada untuk beberapa periode waktu yang suatu organisasi dan manajemen harus

beradaptasi dan mengatasi masalah atas kendala tersebut. Adapun kendala yang terjadi di sektor

publik dalam penerapan manajemen strategis ialah:

1. Karena adanya perbedaan mendasar dalam undang-undang dasarnya. Sektor publik

menggunakan konstitusi negara tersebut, sedangkan sektor privat sangat fleksibel dengan

Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga perusahaan tersebut, menjadikan sektor publik

lebih kaku dan ketika membuat suatu program kegiatan, harus melakukan cross check

dengan undang-undang yang telah ada sehingga program tersebut tidak melanggar undang-

undang dan sesuai prosedur instansi tersebut.

2. Karena organisasi publik merupakan perpanjangan tangan dari konstituen parlemen yang

mengusung aspirasi rakyatnya, maka organisasi publik lebih terbuka untuk lingkungan

eksternal dibanding swasta.

3. Adanya budaya yang sangat melekat dan menjadi karakteristik umum organisasi publik

yaitu birokrasi. Yaitu prosedur pemerintah yang kadang rumit, berjenjang dan kaku,

sehingga memerlukan waktu lama dalam menyelesaikan suatu tugas/masalah.

4. Proses pengukuran kinerja di instansi pemerintah lebih sulit apabila dibandingkan dengan

pengukuran kinerja pada sektor swasta. Output dan tujuan sektor swasta jelas yaitu produk

atau jasa dijual sehingga memperoleh keuntungan sedangkan pemerintah memiliki

cakupan kerja yang lebih luas dan rumit dalam mengukur tujuannya dan mengukur

hasilnya (outcome dan impact).


5. Keterbatasan informasi bahkan asimetri informasi juga menjadi kendala bagi organisasi

untuk dapat menghasilkan pengambilan keputusan yang berkualitas. Hal ini biasanya

muncul karena adanya pembelokan tujuan insentif terkait penerapan manajemen strategi.

Konteks Manajemen Strategis pada Sektor Publik.

Menurut Ring dan Perry (1985), ada beberapa konteks yang ada pada manajemen strategis sektor

publik. Berikut diantaranya :

1. Policy Ambiguity. Pola arah strategi pada sektor publik dinilai tidak jelas arahnya karena

struktur oganisasi yang sangat kompleks dan tidak efisien.

2. The Openness of Goverment. Peranan media sangat besar dalam mengungkap proses

pengambilan keputusan dan juga penerapannya.

3. Attentive Publics. Terdapat banyak kepentingan dan agenda tertentu dari beberapa

kelompok yang mempengaruhi pemerintahan.

4. The Time Problem. Manajemen strategik sangat memperhatikan masa jabatan serta

peraturan-peraturan yang membatasi waktu.

5. Shaky Coalitions. Aliansi koalisi politik ketika perencanaan bisa berubah komposisinya

ketika pelaksanaan.
Ring dan Perry juga memberikan solusi atas konteks yang bisa menjadi kendala tersendiri pada

strateegi sektor publik tersebut :

1. Maintaining Flexibility. Implementasi manajemen strategi pada prosesnya diharapkan

mampu beradaptasi dengan mudah atas berbagai perubahan yang terjadi pada internal

maupun eksternal organisasi.

2. Bridging Competing Worlds. Organisasi sektor publik bersifat terbuka dan berpotensi

memiliki ikatan dengan berbagai kelompok dan juga kepentingannya. Pemerintah selaku

otoritas dituntut bisa berlaku adil terhadap semua pihak.

3. Wielding Influence, Not Authority. Kemampuan untuk berpolitik sangat diperlukan

dalam manajemen strategik. Tujuannya untuk menjalin hubungan dan memberikan kesan

positif apabila berkonfrontasi dengan pihak-pihak tertentu.

4. Minimizing Disconntinuity. Mengontrol koalisi politik yang ada agar tetap stabil dan

tidak terpecah.

Model Manajemen Strategis Sektor Publik

Umumnya terdapat empat model strategi pada sektor publik yang dikenal (Joyce,1999):

1. Model Perencanaan Klasik

Model ini hanya memfokuskan kepada kegiatan formalitas pemerintahan dalam menyusun

rencana strategis yang kemudian akan diberikan kepada unit-unit organisasi yang ada

dinaungannya.
Model perencanaan klasik ini kemungkinan akan sulit berjalan secara maksimal karena

pandangan formalitas birokrat yang kaku. Terlebih unit-unit orgnisasi yang berada

dibawahnya tidak memiliki komitmen dan tujuan yang sama.

2. Model Bisnis

Model perencanaan strategi visioner lebih berfokus kepada hubungan antara organisasi

dengan organisasi yang berada dibawahnya.

Dengan adanya sifat transaksional yang umumnya berbentuk bonus. Maka akan ada lebih

banyak insentif bagi sebuah organisasi dalam menjalankan strateginya.

3. Model Perencanaan Strategis Visioner

Orientasi pada model perencanaan strategis visioner ini berada pada pola pikir yang

bersifat jangka panjang. Manajer akan melakukan kegiatan yang bisa mempersiapkan

organisasi pada saat ini menuju masa yang akan datang yang diinginkan.

4. Model Peramalan

Model ini berkonsentrasi pada pengambanan spesialisasi organisasi dan pengembangan

relasi dengan organisasi yang lain untuk mencapai tujuan dan visi organisasi.

Peran Pemimpin dan Komitmen Pegawai

Salah satu kunci kesuksesan manajemen strategi pada sektor publik terletak pada Leadership.

Dengan hak dan wewenang yang dimiliki, para pemimpin bisa mendorong dan memaksa para

pemimpin pemimpin kecil dibawahnya untuk merancang dan mengimplementasikan keputusan-

keputusan yang berkaitan erat dengan strategi pelayanan publik.


Peran pemimpin bukanlah peran yang mudah mengingat pemimpin pada organisasi publik

dikelilingi oleh ribuah konflik kepentingan yang teruma kepentingan yang bisa merugikan.

Strategi yang akan dijalankan manajemen puncak tidak akan pernah memuaskan semua pihak.

Pasti akan ada pihak-pihak yang akan dirugikan. Ketika keputusan dijalankan pasti akan menumui

pro dan kontra. Pihak yang setuju dan pihak yang tidak setuju. Mau tidak mau harus berani

menjalankan. Pemimpin dituntut mengambil keputusan yang memiliki manfaat maksimal dengan

kerugian seminimal mungkin.

Pelaksanaan strategi yang maksimal dibutuhkan pegawai yang memiliki komitmen, skil,

pengetahuan dan pengalaman yang mumpuni untuk mengeksekusi strategi yang telah diputuskan

untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Komunikasi yang baik antara pegawai dan manajemen

atas harus selaras dan harmonis untuk menghindari kesalahpahaman dalam mengeksekusi strategi

manajemen.

Anda mungkin juga menyukai