Kapabilitas pemimpin dalam sektor publik dapat didefinisikan sebagai kemampuan yang
dimiliki pemimpin dalam mengelola organisasi serta sumber daya yang ada dalam organisasi.
Kemampuan pemimpin dalam organisasi dapat dilihat dalam beberapa indikator antara lain
adalah kemampuan dalam berfikir strategis yang diperlukan untuk memahami dinamika yang
terjadi didalam maupun diluar organisasi. Dalam konsep kemampuan kepemimpinan juga
dijelaskan terkait dengan perubahan kemimpinan. Dimana dalam perubahan kepemimpinan
tersebut, seorang pemimpin diharapkan mampu membangun komunikasi mengenai
pandangan rencana strategis organisasi. Selain itu, kemampuan dalam membangun hubungan
dengan pihak di luar organisasi juga menjadi bagian penting dalam kapabilitas pemimpin
yang diperlukan guna mencapai tujuan organisasi (Mahyuddin, n.d.).
Sedangkan etika kepemimpinan adalah sifat pemimpin yang terbentuk melalui nilai-nilai
moral serta nilai-nilai yang dianggap baik. Etika kepemimpinan menjadi penting karena
terwujud dari nilai-nilai moral yang harus dimiliki pemimpin yang dapat mengukur citra dari
sebuah organisasi. Etika kepemimpinan sektor publik berada pada ruang lingkup yang luas
sehingga berkaitan dengan banyak aspek termasuk interaksi dan tanggung jawab pemimpin
publik pada masyrakatnya, pada sektor ekternal, serta pada sektor internal organisasi publik
itu sendiri (Amundsen, 2009). Etika kepemimpinan mampu membentuk situasi kerja yang
kondusif karena situasi kerja diciptakan melalui nilai-nilai yang dipercaya organisasi. Dalam
organisasi sektor publik, etika kepemimpinan berkaitan pada dua aspek yang terdiri dari
makro dan mikro. Dilihat melalui aspek makro, maka etika kepemimpinan berkaitan dengan
ideologi, hirarki kekuasaan, serta pengendalian dan budaya politik. Sementara, apabila dikaji
melalui aspek mikro, etika kepemimpinan berkaitan dengan perumusan tugas, hubungan
personal, serta pengambilan keputusan (Nugroho, 2013).
2. Berikan pemahaman Anda bagaimana sebuah negara dapat menjadi mencapai negara
strategis (strategic state – istilah Paul Joyce, 2015)? Sebutkan langkah-langkahnya? Apa
peran masing-masing pemangku kepentingan strategis di dalam negara?
Sebuah negara dapat menjadi negara strategis apabila dapat bertanggung jawab dalam
prioritas serta visi pembangunan yang telah ditetapkan sebagai tujuan strategis negara.
Selanjutnya, negara juga harus mempu merumuskan perencanaan strategis untuk mendukung
tercapainya tujuan yang akan dicapai negara. Investasi strategis yang sejalan dengan anggaran
yang ditetapkan dalam rencana strategis juga dapat mendukung tercapainya negara startegis.
Selain itu, untuk dapat menjadi negara strategis, maka negara juga harus mampu mengelola
serta memberdayakan warga serta komunitas untuk dapat mendukung tercapainya tujuan
strategis negara. Pengelolaan pemerintah yang dilakukan secara efektif dan efisien juga
memiliki pengaruh penting yang dapat menentukan negara strategis (Salindia pertemuan ke-6
mata kuliah Administrasi dan Manajemen Strategik Sektor Publik).
Peran pemangku kepentingan strategis dalam negara adalah sebagai perumus kebijakan
serta perumus rencana-rencana strategis. Stakeholder juga berperan sebagai pelaksana
kebijakan guna mendukung tercapainya tujuan startegis. Selain itu, stakeholder dalam negara
strategis juga memiliki peran pengawasan yang memiliki tujuan untuk menganalisis apakah
renacana strategis yang telah ditetapkan diimplementasikan secara baik atau tidak, sehingga
pihak terkait dapat menentukan keputusan untuk negara dimasa mendatang.
3. Mengapa analisis lingkungan eksternal dianggap urgen dan esensial bagi kajian
manajemen strategik sektor publik? Apa yang hendak dilakukan dengan analisis
lingkungan eksternal ini?
4. Visi strategis harus didukung oleh kebijakan yang strategis pula. Berikan satu contoh
visi strategis (di level nasional atau global) yang didukung oleh empat kebijakan
strategis yang dapat diimplementasikan di masing-masing daerah/negara bagian!
Jelaskan bagaimana contoh kebijakan strategis yang Anda sebutkan dapat mendukung
visi strategis tersebut!
Salah satu contoh visi strategis nasional pemerintah Indonesia adalah visi strategis
kesehatan oleh kementerian kesehatan Republik Indonesia. Sesuai Surat Edaran Menteri
PPN/Bappenas No.B.899/M.PPN/Ses/PP.03.02/12/2019, Visi Kemenkes berbunyi
“Terwujudnya Masyarakat Sehat, Produktif, Mandiri dan Berkeadilan untuk menuju
Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian berlandaskan Gotong Royong”.
Guna mendukung terwujudnya visi Kemenkes RI, maka visi ini didukung dengan kebijakan-
kebijakan strategis yang harus dilaksanakan oleh daerah-daerah di Indonesia. Kebijakan-
kebijakan tersebut kemudian tertuang dalam arah kebijakan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) Bidang Kesehatan (Kemenkes, 2020). Kebijakan-kebijakan
tersebut antara lain sebagai berikut:
Referensi :
Kemenkes. (2020). Pokok-Pokok Renstra Kemenkes 2020-2024. Pokja Renstra Kemenkes 2020-
2024, 1–40.
Nugroho, I. (2013). Mengembangkan etika kepemimpinan: Fenomena pada jabatan publik. 1–6.
Yulianti, D. (2020). Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal dalam Pencapaian Tujuan
Perusahaan (Studi Kasus di PT. Perkebunan Nusantara VII Lampung). Jurnal Sosiologi,
16(2), 103–114.