Anda di halaman 1dari 2

1.

Albumin
a. Pengertian
Albumin adalah protein berlimpah yang beredar dalam plasma tubuh
manusia yang sehat (3,5-5 g /dl), mewakili sekitar 50% kandungan total protein.
Albumin dalam manusia merupakan protein globular kecil dengan berat molekul
66,5 kilo Dalton atau 6.9 x 10, yang terdiri dari rantai tunggal 585 asam amino.
Karena ukurannya yang besar, tidak mudah bagi albumin untuk keluar dari ruang
intravaskuler. Dalam kondisi fisiologis, albumin diproduksi hati oleh hepatosis
setiap harinya mencapai 10-15 gram. Albumin berada di ekstravaskuler sebesar
60% dan 40% berada di intravaskuler. Sintesis albumin dirangsang oleh hormone
seperti insulin, kortisol, dan hormone pertumbuhan, sementara dihambat oleh zat
pro-inflamasi, termasuk interleukin-6 dan tumor necrosis factor-α. Setelah dirilis,
sekitar 30-40% dipertahankan dalam aliran darah, sementara sisanya
didistribusikan di interstitium yang konsentrasinya rendah (1,4 g / dl). (cacaleni
paolo, review, 2013).
b. Fungsi Albumin
Fungsi albumin didalam tubuh adalah sebagai berikut:
1) Fungsi transportasi
Kapasitas muatan albumin tinggi sehingga albumin dapat mengikat dengan baik.
Albumin dapat mengikat air, kalsium dan natrium. Albumin penting sebagai
transportasi asam lemak, bilirubin, hormone serta obat-obatan.
2) Pengikat radikal bebas
Albumin bertindak sebagai pengambil radikal bebas dalam tubuh dan mampu
mengikat zat beracun. Oleh karena itu pada kasus pasien dengan sepsis,
albumin berperan dalam pathogenesis pemeliharaan sepsis. (cacaleni paolo,
review, 2013).
3) Tekanan onkotik
Peran albumin salah satunya adalah menjaga tekanan osmotic koloid dengan normal.
Albumin berkontribusi hingga 80% dalam menjaga tekanan osmotik koloid. Jika
konsentrasi albumin menurun 2,5% maka menyebabkan penurunan pada tekanan
osmotik koloid sebesar 17 mmHg, dan menyebabkan dapat timbulnya edema.
(Nicholson, 2000)
4) Metabolisme
Albumin juga terlibat dalam metabolism endrokrin zat gen seperti lipid dan
eicosanoid. Albumin dapat menstabilkan beberapa eicosanoid selama metabolisme,
seperti prostaglandin dan tromboksan, dapat meningkatkan pelepasan arachidonate
dari makrofag. (Nicholson, 2000)
5) Antioksidan
Dalamkondisi fisiologis, albumin mungkin memiliki signifikansi potensi antioksidan.
Hal ini karena albumin terlibat dalam pengikatan radikal bebas oksigen, misalnya
pada pathogenesis penyakit radang. Albumin terbukti menghambat produksi radikal
bebas oksigen. (Nicholson, 2000)
6) Mempertahankan integritas mikrovaskuler
Terdapat kemungkinan bahwa albumin memiliki peran dalam membatasi kebocoran
kapiler selama kenaikan yang disebabkan oleh stress di permeabilitas kapiler. Sel-sel
endotel tampaknya mampu mentrol sifat permeabilitas kapiler membrane, mungkin
dengan mengubah sifat dan distribusi glikoprotein di dinding pembuluh. (Nicholson,
2000)
7) Antikoagulan
Albumin memiliki efek pada pembekuan darah. Mirip dengan heparin albumin
memiliki kesamaan struktur dua molekul. Heparin memiliki sifat negative seperti
sulfat yang mengikat sifat positif sehingga memberikan antikoagulan efek.
Sedangkan albumin memiliki sifat yang bermuatan negatif. Konsentrasi albumin
membutuhkan heparin pada pasien yang menjalani hemodialisis. (Nicholson, 2000)
8) Penanda kekurangan energi kronik
Dalam sebuah studi menyatakan bahwa kekurangan energi kronik serta asupan
protein berpengaruh pada kadar albumin. Hal ini dibuktikan dengan terdapat
perbedaan kadar albumin antara ibu hamil kekurangan energi kronik dan tidak
mengalami kekurangan enrgi kronik (p=0,0001). (anggraini, 2019)

Anda mungkin juga menyukai