Anda di halaman 1dari 11

BUKU JAWABAN TUGAS MATA

KULIAH TUGAS 2

Nama Mahasiswa : SAPRIL

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 031330154

Kode/Nama Mata Kuliah : IPEM4218/MANAJEMEN STRATEGIK PEMERINTAHAN

Kode/Nama UPBJJ : 13/BATAM

Masa Ujian : 2020/21.1(2020.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Manajemen Strategi yang dilakukan pada sektor pemerintah merupakan upaya pemilihan
strategi yang dilakukan pemerintah untuk mencapai tujuan di masa depan dengan
menganalisis situasi dan kondisi negara di masa sekarang dan masa depan. Dalam
penyelenggaraan pemerintah, terdapat perbedaan pengelolaan dengan sektor privat.
Perbedaan ini terutama disebabkan adanya perbedaan karakteristik.
Menurut Antoni dan Young (2003) karakteristik organisasi nonprofit adalah ketiadaan
ukuran laba, adanya pertimbangan pajak dan hukum,kecenderungan menjadi organisasi jasa,
kendala yang lebih besar pada tujuan dan sasaran,kurang tergantung pada klien untuk
dukungan keuangan, dominasi profesional, perbedaan dalam tata kelola, pentingnya
pengaruh politik, dan tradisi pengendalian manajemen yang kurang. Dari karakteristik
tersebut, ketiadaan motif laba merupakan ciri yang utama padaorganisasi sektor publik.
Adanya perbedaan karakteristik tersebut menyebabkan konsep dan praktik manajemen
sektor privat tidak dapat diterapkan sepenuhnya pada sektor publik. Meskipun demikian
tidak berarti bahwa sektor publik tidak dapat dilakukan dengan manajemen kewirausahaan.
Menurut Osborne dan Gabler (1992) terdapat sepuluh prinsip dalammenerapkan
kewirausahaan pada pemerintahan yaitu pertama, pemerintahan kewirausahaan mendorong
kompetisi diantara penyedia pelayanan. Kedua, pemerintah mendayagunakan masyarakat
dengan mendorong pengendalian masyarakat. Ketiga, ukuran kinerja adalahoutcome bukan
input. Keempat, Pemerintahan dikendalikan oleh tujuannya atau misinyabukan oleh aturan
dan regulasi. Kelima, pemerintah mendefinisikan kliennya sebagaikonsumen. Keenam,
pemerintah berusaha untuk mencegah timbulnya masalah daripadamencari solusi setelah
masalah terjadi. Ketujuh, pemerintah memanfaatkan tenaganya untukmenghasilkan uang
tidak sekedar membelanjakan. Kedelapan, pemerintah mendorongdesentralisasi
wewenang. Kesembilan, pemerintah lebih suka pada mekanisme pasardaripada mekanisme
birokrasi. Kesepuluh, pemerintah tidak menfokuskan pada penyediaanpelayanan publik tapi
sebagai katalisator semua sektor.
Manajemen Strategi Sektor Pemerintah berbeda dengan  manajemen strategi dalam dunia
bisnis atau perusahaan komersil. Perusahaan komersil memiliki sasaran atau tujuan yang
berfokus pada kepentingan pemegang saham atau kelompok-kelompok tertentu. Perusahaan
komersil dipimpin oleh suatu dewan direksi. Dengan demikian, penetapan strategi pada
suatu perusahaan komersil  lebih mudah dilakukan. Berbeda dengan pemerintah, dimana
tujuannya adalah kepuasan  masyarakat secara keseluruhan, bukan kelompok. Pada
pemerintahan terdapat pembagian wewenang di setiap instansi, sehingga pembuatan
keputusan lebih sulit. Dalam pemerintahan juga tidak terdapat suatu ukuran yang cukup
untuk menilai kinerja. Aplikasi dari manajemen strategis pada organisasi sektor publik
terdiri dari komponen yang sama dengan sektor privat diantaranya pernyataan misi,
pengamatan lingkungan, pengamatan organisasi, sasaran dan implementasi, dan telaah dan
monitoring implementasi.

2. ada 4 (empat) peran penting bagi kepemimpinan efektif yaitu :


1) Penentu arah, pemimpin harus mampu melakukan seleksi dan menetapkan sasaran
dengan mempertimbangkan lingkungan eksternal masa depan yang menjadi tujuan
pengerahan seluruh sumber daya organisasi dalam mencapai visi, pemimpin yang dapat
berperan sebagai penentu arah adalah pemimpin visioner.
2) Agen perubahan, pemimpin harus mampu mengantisipasi berbagai perubahan dan
perkembangan lingkungan global dan membuat prediksi tentang implikasinya terhadap
organisasi, mampumembuat skala prioritas bagi perubahan yang diisyaratkan
visinya, serta mampu mempromosikan eksperimentasi dengan partisipasi orang- orang
untuk menghasilkan perubahan yang diinginkan.
3) Juru bicara, pemimpin harus mampu menjadi negosiator dan pembentuk jaringan
hubungan eksternal, menyusun visi dan mengkomunikasikannya melakukan
pemberdayaan serta melakukan perubahan.
4) Pelatih, pemimpin harus memberitahu orang lain tentang realita saat ini, apa visinya atau
ke mana tujuan, bagaimana merealisasikannya . Selalu member semangat untuk maju dan
menuntun bagaimana mengaktualisasikan potensi mencapai visi.

3. Berikut ini adalah evaluasi kinerja posdaya sebagai pemberdayaan masyarakat :


EVALUASI KINERJA POSDAYA SEBAGAI PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan: (1)melakukan evaluasi kinerja Posdaya dalam bidang pendidikan, ekonomi, kesehatan
dan lingkungan; (2) mengkaji faktor pendukung dan penghambat perkembangan Posdaya.Unit penelitian ini adalah Posdaya
yang merupakan lembaga pemberdayaan di tingkat komunitas. Data penelitian dikumpulkan dengan angket/kuesioner dan
wawancara kelompok terhadap para pengurus dan kader Posdaya. Analisis data dilakukan dengan statistik deskriptif dan
analisis SWOT. Hasil evaluasi kinerja terhadap 20 Posdaya di wilayah Kota Bogor dan Kabupaten Bogor menunjukkan
bahwakinerja Posdaya tergolong cukup baik. Perlu dilakukan pembinaan lebih lanjut terhadap Posdaya yang masih lemah
kinerjanya, baik dalam aspek kesekretariatan, kemitraan, pendidikan, ekonomi, kesehatan, maupun aspek lingkungan.

Kata kunci: kinerja; pemberdayaan masyarakat; Posdaya.

PERFORMANCE EVALUATION OF POSDAYA AS COMMUNITY EMPOWERMENT PROGRAME

ABSTRACT. This study aims: (1) to evaluate the Posdaya performance in the areas of education, economy, health and environment;
(2) to examine the supporting and inhibiting factors of Posdaya development. Theresearch unitis Posdaya which is the
institutional empowermentat the community level. Data were collected by questionnaire/questionnaire and group interviews
to the managers and cadres of Posdaya. Data was analyzed using descriptive statistics and SWOT analysis techniques. The
results of the performance evaluation of 20 Posdayain the city of Bogor and Bogor show that Posdaya performance, capacity
and effective ness of support cadre is quite good. Need to be developed further toPosdaya weak performance, both in terms of
secretarial, partnerships, education, economy, health, andenvironmental aspects.

Key words: performance; community empowerment; Posdaya.

PENDAHULUAN a) memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka


memiliki kebebasan (freedom), dalam arti bukan saja
Peningkatan kualitas manusia sebagai sumber daya bebas mengemukakan pendapat, melainkan bebas dari
pembangunan merupakan prasyarat utama untuk kelaparan, kebodohan dan kesakitan, b) menjangkau
memperbaiki derajat kesejahteraan rakyat. Tujuan utama sumber-sumber produktif yang memungkinkan mereka
pembangunan millenium atau Millenium Development dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh
Goals (MDGs) di Indonesia, dengan prioritas pengentasan barang-barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan, c)
kemiskinan, menetapkan proporsi penduduk miskin pada berpartisipasi dalam proses pembangunan dan
tahun 2015 diturunkan 50% dari 16,4% menjadi 8,2%. keputusan-keputusan yang mempengaruhi mereka.
Keputusan itu merupakan tekad dan kebijaksanaan Karakteristik masyarakat yang telah berdaya
pemerintah yang perlu didukung semua instansi dan menurut Sumarjo dan Saharuddin (2004) adalah sebagai
institusi pembangunan. Agar upaya itu berhasil dengan berikut: a) mampu memahami diri dan potensinya,
baik perlu diikuti pengembangan gerakan pemberdayaan b) mampu merencanakan (mengantisipasi kondisi
keluarga yang dilaksanakan secara intensif. Pembangunan perubahan ke depan) dan mengarahkan dirinya sendiri,
ekonomi yang akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi c) memiliki kekuatan untuk berunding dan
perlu melibatkan partisipasi masyarakat agar bekerjasama secara saling menguntungkan dengan
pembangunan yang dilakukan seimbang dan mencapai ”bargaining power” yang memadai, d) bertanggung
sasaran. Pembangunan ekonomi harus diimbangi dengan jawab atas tindakan sendiri.
peningkatan partisipasi sosial. Advokasi sosial juga perlu Posdaya merupakan gagasan baru guna men-
dilakukan agar komitmen pembangunan lebih kuat yambut anjuran pemerintah untuk membangun
(Suyono, 2007). sumberdaya manusia melalui partisipasi keluarga secara
Partisipasi masyarakat dalam kegiatan aktif. Proses pemberdayaan itu diprioritaskan pada
pembangunan akan terwujud apabila dilakukan upaya peningkatan kemampuan keluarga untuk bekerja keras
pengembangan dan pemberdayaan masyarakat sesuai mengentaskan kebodohan, kemalasan dan kemiskinan
potensi dan kemampuannya. Menurut Suharto (2005) dalam arti yang luas. Sasaran kegiatan yang dituju adalah
pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang/ terselenggarakannya upaya bersama agar setiap keluarga
kelompok/masyarakat yang rentan dan lemah, sehingga mempunyai kemampuan melaksanakan delapan fungsi
mereka memiliki kekuatan atau kemampuan dalam: keluarga. Posdaya adalah forum silaturahmi,

123
advokasi, komunikasi, informasi, edukasi dan sekaligus (2014) menunjukkan bahwa pendampingan Posdaya
bisa dikembangkan menjadi wadah koordinasi kegiatan telah mampu meningkatkan kemampuan pengurus
penguatan fungsi-fungsi kekeluargaan secara terpadu. dalam mengelola dan memajukan Posdaya. Sementara
Penguatan fungsi-fungsi utama tersebut diharapkan itu, penelitian Suwito (2014) yang menganalisis
memungkinkan setiap keluarga semakin mampu pengaruh kepemimpinan, tata pemerintahan dan etika
membangun dirinya menjadi keluarga sejahtera, pemerintahan terhadap efektivitas pemberdayaan dan
keluarga yang mandiri dan keluarga yang sanggup dampaknya pada kesejahteraan keluarga miskin,
menghadapi tantangan masa depan dengan lebih baik menunjukkan bahwa ketiga peubah tersebut memiliki
(Suyono dan Haryanto, 2009). pengaruh yang signifikan.
Pengembangan Posdaya ditujukan untuk mencapai Penelitian yang dilakukan oleh Saleh, Rokhani dan
hal-hal sebagai berikut: (a) Dihidupkannya dukungan Bahtiar (2014) tentang hubungan dukungan eksternal dan
sosial budaya atau social capital seperti hidup gotong kewirausahaan terhadap modal sosial melalui model
royong dalam masyarakat untuk menolong keluarga lain, Posdaya menunjukkan hasil bahwa pengembangan modal
membantu pemberdayaan secara terpadu atau bersama- sosial dan kewirausahaan menghadapi berbagai
sama memecahkan masalah kehidupan yang komplek, permasalahan di antaranya kondisi sumber daya manusia,
melalui wadah atau forum yang memberi kesempatan para program yang direncanakan dan pendampingan.
keluarga untuk saling asah, asih, dan asuh, dalam Kelembagaan Posdaya cukup potensial dikem-
memenuhi kebutuhan membangun keluarga bahagia dan bangkan menjadi wadah koordinasi kegiatan penguatan
sejahtera; (b) Terpeliharanya infrastruktur sosial fungsi-fungsi keluarga secara terpadu pada komunitas
kemasyarakatan yang terkecil dan solid, yaitu keluarga, tertentu. Di Indonesia saat ini terdapat lebih dari
yang dapat menjadi perekat atau kohesi sosial, sehingga 40.000 Posdaya yang diinisiasi dan dikembangkan oleh
tercipta suatu kehidupan yang rukun, damai dan memiliki masyarakat dengan pendampingan oleh perguruan
dinamika yang tinggi; (c) Terbentuknya lembaga sosial tinggi, pemerintah daerah, maupun swasta (YDSM,
dengan keanggotaan dan partisipasi keluarga di desa atau 2015). Mengingat perkembangan Posdaya yang cukup
kelurahan yang dinamis dan menjadi wadah atau wahana baik, maka perlu dan sangat relevan untuk dilakukan
partisipasi sosial, di mana para keluarga dapat memberi satu penelitian tentang evaluasi kinerja Posdaya. Hal
dan menerima pembaharuan yang dapat membantu proses ini akan sangat bermanfaat untuk melakukan
pembangunan kehidupan keluarga dengan mulus dan pembinaan lebih lanjut terhadap pemberdayaan
sejuk (Muljono dkk, 2009). masyarakat melalui Posdaya.
Berdasarkan hasil penelitiannya, Muljono (2011) Pertanyaan umum dalam kajian ini adalah
menyatakan bahwa Posdaya dikembangkan untuk bagaimana kinerja Posdaya sebagai program pember-
merespon program pemerintah dalam membangun sumber dayaan masyarakat, dan faktor apa saja yang mendukung
daya manusia melalui partisipasi aktif dalam keluarga. dan menghambat perkembangan Posdaya. Sesuai
Proses pemberdayaan yang memprioritaskan peningkatan permasalahan penelitian tersebut, maka penelitian ini
kemampuan keluarga untuk bekerja keras menghilangkan bertujuan untuk: (1) mengevaluasi kinerja Posdaya dalam
kebodohan, kemalasan dan kemiskinan dalam arti yang bidang pendidikan, ekonomi, kesehatan dan lingkungan;
luas. Untuk pengembangan Posdaya, Muljono (2010) (2) mengkaji faktor pendukung dan penghambat
menyatakan bahwa perlu penegasan kembali tujuan perkembangan Posdaya.
Posdaya, penyegaran anggota dan kader Posdaya,
mengintensifkan kegiatan sosialisasi Posdaya kepada METODE
semua pihak, seperti masyarakat, tokoh masyarakat, desa,
pejabat kabupaten dan pemerintah daerah serta Penelitian ini dilakukan pada 20 Posdaya yang
membangun jaringan usaha produktif dalam upaya terletak di wilayah Kota Bogor (11 Posdaya) dan
pemberdayaan masyarakat. Kabupaten Bogor (9 Posdaya). Pemilihan Posdaya yang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa para dijadikan sampel dilakukan secara purposif, yakni semua
pemimpin masyarakat dan kader Posdaya menyadari Posdaya binaan inti yang selama ini telah memperoleh
tentang keberadaan Posdaya serta fungsi dan pendampingan oleh Pusat Pengembangan Sumberdaya
pentingnya Posdaya bagi pemberdayaan Manusia (P2SDM)-LPPM IPB bekerjasama dengan
masyarakat(Muljono, 2013a). Melalui penelitian pemerintah daerah Kota Bogor dan Kabupaten Bogor.
lainnya, Muljono (2013b) menyatakan bahwa Sebaran jumlah Posdaya yang menjadi sampel kajian
pemahaman masyarakat tentang Posdaya cukup baik evaluasi kinerja Posdaya tersaji pada Tabel 1.
dan mereka harus ditingkatkan kepeduliannya tentang Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan mixed
apa dan bagaimana Posdaya. Namunsebagian method yakni menggabungkan metode kuantitatif dan
masyarakat belum sepenuhnya men-dukung Posdaya, metode kualitatif (Babbie, 1992; Muljono, 2012). Data
karena program belum direalisasikan secara konkret. penelitian dikumpulkan dengan angket/kuesioner,
Hasil penelitian Sadono, Saharuddin dan Yusalina indepth interview dan FGD. Responden penelitian

124
Tabel 1. Jumlah Posdaya Sampel sesuai Sebaran kesehatan dan lingkungan dengan menggunakan
Wilayah Pengamatan analisis SWOT. Kegiatan evaluasi kinerja Posdaya
dilakukan dalam rangka untuk meningkatkan kualitas
Kabupaten/ Jumlah
No Kecamatan program pemberdayaan masyarakat, paling tidak di
Kota Posdaya Sampel
1 Kabupaten Ciampea 1 wilayah di mana Posdaya tersebut telah terbentuk.
Bogor
Cibungbulang 2 9
Kinerja Posdaya
Dramaga 6
Evaluasi kinerja Posdaya yang dikaji pada
2 Kota Bogor Bogor Barat 8
penelitian ini meliputi berbagai aspek yaitu aspek
Bogor Selatan 1
11 kesekretariatan, kemitraan, pendidikan, ekonomi,
Bogor Timur 1
kese-hatan dan aspek lingkungan. Secara deskriptif
Tanah Sareal 1
berikut ini disajikan uraian bagaimana kinerja
Jumlah 20
Posdaya pada masing-masing aspek tersebut.
Hasil evaluasi kinerja Posdaya yang diperoleh dari
ini adalah para pengurus Posdaya, penggiat (kader)
akumulasi jumlah skor kinerja Posdaya untuk setiap aspek
Posdaya yang meliputi kader bidang ekonomi, kader
yang dinilai, yaitu aspek kesekretariatan, aspek kemitraan,
bidang pendidikan, kader bidang kesehatan dan kader
aspek pendidikan, aspek ekonomi, aspek kesehatan, dan
bidang lingkungan, serta pendamping Posdaya.
aspek lingkungan. Secara lengkap rataan skor untuk setiap
Informasi yang dikumpulkan melalui angket/
aspek dapat dilihat pada Tabel 2. Berdasarkan tabel
kuesioner antara lain tentang identitas Posdaya,
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa capaian kinerja
program kemitraan atau kerjasama yang telah
dilakukan Posdaya, kegiatan bidang pendidikan kegiatan Posdaya secara keseluruhan adalah tergolong
(PAUD, TK/TKA, kejar Paket A/B/C, pelatihan, dll), cukup baik, namun pada kondisi lain tergolong kurang
kegiatan bidang ekonomi (pengembangan usaha, LKM, lancar dengan rataan skor 2,61.
peminjaman, dll), kegiatan bidang kesehatan Tabel 2. Rataan Skor Kinerja Kegiatan Posdaya
(Posyandu, Posbindu, senam sehat, dll), dan kegiatan Secara Keseluruhan
bidang lingkungan (pengelolaan sampah, pembuatan
pupuk kandang, kebersihan lingkungan, dll). Aspek yang Dinilai Rataan Skor Keterangan
Sebelum dilakukan pengumpulan data, dilakukan 1. Kesekretariatan 3,10 Cukup Baik
pelatihan terhadap enumerator (pelaksana pengumpulan 2. Kemitraan/Kerjasama 1,86 Kurang Baik
data) agar proses pengumpulan data berlangsung dengan 3. Pendidikan 2,74 Cukup Baik
lancar. Guna memperlancar proses pengumpulan data, 4. Ekonomi 2,62 Cukup Baik
dilakukan koordinasi dengan para pengurus dan kader 5. Kesehatan 3,32 Cukup Baik
Posdaya yang akan menjadi objek kajian. 6. Lingkungan 2,00 Kurang Baik
Total Rataan Skor 2,61 Cukup Baik
Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan secara deskriptif dan Dari keenam aspek yang dinilai terkait
analisis SWOT. Untuk perumusan strategi pemberdayaan capaian kegiatan Posdaya, ternyata aspek kesehatan
masyarakat digunakan analisis strenghts, weakness, yang memiliki nilai rataan skor tertinggi (3,32) dan
opportunity and threats (SWOT). Analisis SWOT tergolong cukup baik. Selain aspek kesehatan,
dilakukan untuk membandingkan faktor eksternal peluang kinerja Posdaya yang tergolong cukup baik adalah
dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan aspek kesekretariatan, pendidikan dan ekonomi.
kelemahan yang dihadapi Posdaya sebagai model Sementara dua aspek lainnya, yakni aspek kerjasama
pemberdayaan masyarakat. Dalam hal ini dilakukan dan lingkungan tergolong kurang baik. Kinerja
evaluasi faktor internal atau Internal Factors Analysis aspek kesehatan Posdaya termasuk cukup baik,
Summary (IFAS) dan evaluasi faktor eksternal atau memang terbukti di lapangan yakni dengan
Eksternal Factors Analysis Summary (EFAS). Unsur- terlaksananya kegiatan Posyandu, Posbindu, senam
unsur SWOT diberi bobot (nilai) kemudian dihubungkan sehat, dan program kesehatan lainnya di Posdaya
untuk memperoleh beberapa alternatif strategi dengan yang menjadi lokasi kajian.
rangking tertinggi merupakan alternatif strategi
pengembangan Posdaya di masa yang akan datang. Analisis SWOT Kinerja Posdaya
Untuk menentukan strategi yang tepat dalam
HASIL DAN PEMBAHASAN menerapkan analisis kedepan terkait perkembangan
posdaya, maka terlebih dahulu harus diketahui faktor-
Pada bagian ini dibahas tentang kinerja Posdaya serta faktor yang menjadi kekuatan (strengths), kelemahan
evaluasi kinerja Posdaya pada berbagai aspek meliputi aspek (weakness), peluang (opportunities), dan ancaman
kesekretariatan, kemitraan, pendidikan, ekonomi, (threats). Setelah diketahui faktor-faktor yang
125
mempengaruhi keefektifan, maka langkah selanjutnya – W) yaitu 2,07 – 2,18 = - 0,11 dan nilai EFAS (O –
adalah menganalisis data yang ada menjadi dua matriks, T) yaitu 2,83 – 1,57 = 1,26. Dari hasil tersebut dapat
yaitu matriks IFAS (Internal Factors Analysis Summary) digambarkan letak posisi kegiatan bidang ekonomi
dan matriks EFAS (External Factor Analysis Summary). pada analisis SWOT seperti pada Gambar 1.
Berdasarkan hasil analisis IFAS dan EFAS
Tabel 4. Hasil Matriks EFAS Kinerja Posdaya Bidang
terhadap empat bidang kegiatan Posdaya. Hasil analisis
Ekonomi
SWOT dengan matriks IFAS dan EFAS terhadap
empat bidang kegiatan Posdaya adalah sebagai berikut. Faktor-Faktor Strategis
No Eksternal Peluang Bobot Rating Nilai
Analisis Kinerja Bidang Ekonomi (Opportunities)

Berikut disajikan matriks IFAS dan EFAS Menciptakan perubahan 0,11 5 0,54
ekonomi positif di
kegiatan Posdaya bidang ekonomi seperti pada masyarakat
Tabel 3 dan 4 berikut.
Naiknya harga-harga 0,06 3 0,19
Berdasarkan hasil yang didapat dari analisis
Kebijakan pemberdayaan 0,10 5 0,50
IFAS dan EFAS pada Tabel 3 dan 4 tersebut, ekonomi pemerintah daerah
hasilnya dapat dirangkum sebagai berikut: skor total Program pengembangan 0,10 5 0,52
kekuatan 2,07; skor total kelemahan 2,18; skor total usaha mikro/kecil
peluang 2,83; dan skor total ancaman 1,57.Dari hasil Lembaga keuangan yang pro 0,11 5 0,54
perhitungan di atas, dalam analisis strateginya masyarakat miskin
memerlukan penegasan dari adanya posisi dalam Program pengentasan 0,11 5 0,53
salib sumbu yaitu antara kekuatan dan kelemahan, kemiskinan oleh pemerintah

maupun peluang dan ancaman yang kesemuanya Total Opportunities 2,83

digambarkan dalam garis positif dan negatif. Hal ini Ancaman (Threats)
mengakibatkan, skor total kekuatan tetap 2,07, skor Masuknya produk impor 0,08 4 0,32
dengan harga murah
total kelemahan menjadi –2,18 sedangkan skor total
Harga produk pertanian 0,09 4 0,36
peluang 2.83, dan skor total ancaman menjadi –1,57.
murah
Dari analisis tersebut di atas bahwasanya faktor
Daya beli masyarakat 0,08 4 0,33
kekuatan lebih kecil dari faktor kelemahan dan pengaruh menurun
dari faktor peluang lebih besar dari faktor ancaman. Disparitas/kesenjangan 0,07 3 0,21
Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai IFAS (S ekonomi antar wilayah
Tingginya bunga bank 0,09 4 0,34
Tabel 3. Hasil Matriks IFAS Kinerja Posdaya Bidang Total Threats 1,57
Ekonomi Selisih O – T 1,26
Faktor-Faktor Strategis
No Bobot Rating Nilai
Internal
Kekuatan (Strenghts)
Tersedianya tenaga kerja
yang cukup 0,11 4 0,45
Kelompok Arisan 0,10 4 0,40
Bermitra dengan perusahaan
besar 0,12 5 0,60
Kegiatan usaha berbasis
sumberdaya lokal 0,12 5 0,62
Total Strenghts 2,07
Kelemahan (Weakness)
Usahanya belum dikenal
pasar 0,10 4 0,39
Pelibatan donatur atau Gambar 1. Hasil Diagram Analisis SWOT Kinerja
investor terbatas 0,11 4 0,45
Posdaya Bidang Ekonomi
Tersendatnya pengembangan
UKM ibu/wanita 0,12 4 0,46 Dilihat dari Gambar 1, posisi kegiatan Posdaya
Besarnya tanggungan bidang ekonomi berada pada kuadran ke-3 di mana
keluarga 0,11 4 0,44 kegiatan Posdaya bidang ekonomi pada kuadran ini
Tidak memiliki tabungan meskipun menghadapi berbagai kelemahan dari segi
dan asset 0,11 4 0,44
internal, namun kegiatan Posdaya bidang ekonomi ini
Total Weakness 2,18
masih memiliki peluang yang besar dari segi eksternal.
Selisih S – W -0,11 Meskipun kegiatan Posdaya bidang ekonomi masih

126
lemah namun sangat berpeluang, di mana produk Berdasarkan hasl analisis diperoleh nilai IFAS
Posdaya sebagian sudah layak pasar namun terkendala 0,84 dan nilai EFAS sebesar 0,79. Dari hasil tersebut
dengan kemasan yang belum layak. Oleh karena itu, dapat dilihat letak posisi kegiatan Posdaya bidang
arah dan strategi kegiatan Posdaya bidang ekonomi pendidikan pada analisis SWOT di bawah ini.
yang sesuai adalah perbaikan kondisi internal, misalnya
Tabel 6. Hasil Matriks EFAS Kinerja Posdaya Bidang
stabilisasi dan rasionalisasi program pengem-bangan
Pendidikan
usaha kecil/mikro, pengembangan lembaga keuangan
Faktor-Faktor Strategis
pro masyarakat miskin, meningkatkan jumlah donatur
No Eksternal Bobot Rating Nilai
atau investor untuk pengembangan ekonomi pro rakyat
Peluang (Opportunities)
miskin dan sebagainya.
Peningkatan kapasitas SDM
masyarakat 0,11 5 0,55
Analisis Kinerja BidangPendidikan Bebas tiga buta (buta aksara,
Berikut disajikan matriks IFAS dan EFAS buta angka, buta bahasa) 0,11 5 0,56
kegiatan Posdaya bidang pendidikan seperti pada Pelatihan dan pengembangan
SDM 0,11 5 0,56
Tabel 5 dan 6 berikut.
Program kejar paket A (setara
Tabel 5. Hasil Matriks IFAS Kinerja Posdaya Bidang SD) 0,10 4 0,39
Pendidikan Sumber dana beasiswa 0,11 5 0,55

Faktor-Faktor Strategis Total Opportunities 2,62


No Bobot Rating Nilai
Internal Ancaman (Threats)
Kekuatan (Strenghts) Ketergantungan pada Pembina 0,09 4 0,38
Selalu ada kader tangguh Semangat berlajar yang tidak
dan terampil 0,11 5 0,53 stabil 0,10 4 0,38
Ketersediaan guru 0,11 5 0,55 Karakter budaya instan 0,09 4 0,37
Fasilitas taman bacaan 0,11 5 0,53 Tingkat pendidikan rendah 0,09 4 0,35
Fasilitas belajar mengajar 0,11 5 0,55 Fasilitas pendidikan minimalis 0,09 4 0,36
Ketersediaan kurikulum 0,11 5 0,53 Total Threats 1,83
Total Strenghts 2,69 Selisih O – T 0,79
Kelemahan (Weakness)
Soft skills SDM posdaya
masih rendah 0,10 4 0,40
Kaderisasi pengurus tidak
berjalan 0,09 4 0,37
Belum semua warga
mengenal dan memahami
posdaya 0,10 4 0,39
Belum adanya jadwal
pertemuan koordinasi 0,08 4 0,34
Kurangnya inisiatif untuk
melakukan konsultasi 0,09 4 0,36
Total Weakness 1,85
Selisih S – W 0,84

Berdasarkan analisis IFAS, nilai total faktor Gambar 2. Hasil Diagram Analisis SWOT Kinerja
internal yang diperoleh adalah 0,84. lebih besar dari Posdaya Bidang Pendidikan
0,81 yang merupakan nilai rata-rata. Hal ini Dilihat dari Gambar 2, posisi kegiatan Posdaya
memberikan gambaran bahwa keadaan internal bidang pendidikan berada pada kuadaran I, hal ini
Posdaya bidang pendidikan sebenarnya dapat menunjukkan bahwa saat ini kondisi kegiatan Posdaya
mengatasi berbagai per-masalahan internal kegiatan- pada bidang pendidikan menggambarkan kondisi yang
kegiatan Posdaya bidang pendidikan. sangat mengun-tungkan yaitu kondisi internal yang
Pada faktor eksternal, total nilai yang diperoleh
kuat dengan lingkungan yang mendukung, sehingga
sebesar 0,79 lebih kecil dari 0,81. memberikan pengertian arah, sasaran dan strategi kegiatan Posdaya bidang
bahwa kondisi lingkungan pada kegiatan Posdaya bidang pendidikan yang sesuai adalah yang bersifat agresif,
pendidikan dianggap belum mampu memberikan respon misalnya strategi pertumbuhan (growth strategy)
yang positif dalam setiap pelaksanaan kegiatan Posdaya dengan terus melakukan ekspansi, memperbesar
bidang pendidikan. Hal ini bisa disebabkan karena peluang pertumbuhan dan meraih kemajuan program-program
yang ada belum dapat dimanfaatkan secara maksimal pendidikan Posdaya secara maksimal.
untuk meminimalisir ancaman.
127
Analisis Kinerja BidangKesehatan Mengacu pada hasil perhitungan tersebut,
Berikut disajikan matriks IFAS dan EFAS dalam perhitungan strateginya memerlukan penegasan
kegiatan Posdaya bidang kesehatan seperti pada dari adanya posisi dalam salib sumbu yaitu antara
Tabel 7 dan 8 berikut. kekuatan dan kelemahan, maupun peluang dan
Tabel 7. Hasil Matriks IFAS Kinerja Posdaya ancaman yang kesemuanya digambarkan dalam garis
positif dan negatif. Hal ini mengakibatkan, skor total
Bidang Kesehatan
kekuatan tetap 2,89, skor total kelemahan menjadi –
Faktor-Faktor Strategis 1,53 sedangkan skor total peluang 2.82, dan skor total
Bobot Rating Nilai ancaman menjadi –1,67. Dapat dicermati
No Internal
Kekuatan (Strenghts) bahwaternyata faktor kekuatan lebih besar dari faktor
Mengontrol kesehatan setiap kelemahan dan pengaruh dari faktor peluang lebih
bulan, sakit atau tidak sakit 0,12 5 0,59 besar dari faktor ancaman. Kemudian diperoleh nilai
Program rutin pusat layanan; IFAS sebesar 1,36 dan nilai EFAS sebesar 1,15.
Posbindu, Posyandu, BKB 0,12 5 0,59
Pemeriksaan kesehatan
tanpa biaya, hanya infak 0,12 5 0,59
Sarana pemeriksaan tensi
darah secara rutin 0,12 5 0,58
Pelayanan kesehatan 24 jam 0,11 5 0,54
Total Strenghts 2,89
Kelemahan (Weakness)
Tidak ada jaminan
kesehatan 0,08 3 0,25
Lebih percaya pada mistis 0,07 3 0,21
Pola konsumsi pangan yang
tidak berimbang 0,09 4 0,35
Fasilitas olahraga tidak ada 0,09 4 0,36
Tidak terampil mengolah
Gambar 3. Hasil Diagram Analisis SWOT Perkem-
tanaman obat 0,09 4 0,37 bangan Posdaya Bidang Kesehatan.
Total Weakness 1,53 Oleh karena itu posisi kegiatan Posdaya bidang
Selisih S – W 1,36 kesehatan berada pada kuadran 1 (Gambar 3) yang berarti
pada posisi pertumbuhan, dimana hal ini menunjukkan
Tabel 8. Hasil Matriks EFAS Kinerja Posdaya Bidang
kondisi internal kegiatan Posdaya bidang kesehatan yang
Kesehatan
kuat dengan peluang yang masih terbuka lebar dan kuat.
Faktor-Faktor Strategis Dilihat dari Gambar 3, posisi kegiatan Posdaya bidang
No Bobot Rating Nilai
Eksternal
kesehatan berada pada kuadran 1 dimana kegiatan bidang
Peluang (Opportunities) kesehatan pada kuadran ini dalam kondisi yang sangat
Pelayanan kesehatan di menguntungkan, posisi tersebut juga menandakan sebuah
tempat 0,11 5 0,57
kegiatan kesehatan yang kuat dan berpeluang.
Obat-obatan murah 0,12 5 0,59
Rekomendasi strategi yang diberikan adalah
Keberadaan bidan/dokter
secara rutin 0,11 5 0,57
agresif, artinya kegiatan Posdaya bidang kesehatan
Adanya proses pembelaja-
ini dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat
ran, seperti Kelas Gizi, PMT 0,11 5 0,56 dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi,
Memberi input/masukan memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan
dalam hal kesehatan 0,11 5 0,53 secara maksimal dengan kegiatan kesehatan lainnya
Total Opportunities 2,82 yang kontinyu dan berkelanjutan. Kinerja Posdaya
Ancaman (Threats) yang sudah cukup baik pada bidang kesehatan, dapat
Subsidi pemerintah rendah 0,09 4 0,35 direplikasi pada Posdaya lainnya yang belum
Aksesibilitas pada pe- mencapai kinerja yang baik pada bidang ini.
layanan yang rendah 0,09 4 0,36
Tidak bisa akses informasi Analisis Kinerja BidangLingkungan
program kesehatan 0,08 3 0,24 Berikut disajikan matriks IFAS dan EFAS
Budaya sehat yang rendah 0,09 4 0,35
kegiatan Posdaya bidang lingkungan seperti pada
Harga obat mahal 0,09 4 0,38
Tabel 9 dan 10 berikut.
Total Threats 1,67
Selisih O – T 1,15

128
Tabel 9. Hasil Matriks IFAS Kinerja Posdaya Bidang Dari analisis tersebut di atas bahwasanya faktor
Lingkungan kekuatan lebih besar dari faktor kelemahan dan
pengaruh dari faktor peluang lebih besar dari faktor
Faktor-Faktor Strategis
No
Internal
Bobot Rating Nilai ancaman. Kemudian diperoleh nilai IFAS sebesar 0,37
dan nilai EFAS sebesar -0,34. Oleh karena itu posisi
Kekuatan (Strenghts)
Semangat gotong royong kegiatan Posdaya bidang lingkungan berada pada
0,12 5 0,62 kuadran 2 (Gambar 4) yang berarti pada posisi
dan keswadayaan
Jaringan kemitraan Posdaya 0,12 5 0,62 kombinasi, dimana hal ini menunjukkan kondisi
Program kompos dan internal kegiatan Posdaya bidang lingkungan yang kuat
0,12 5 0,59
biopori namun dihadapkan pada ancaman yang kuat juga.
Program penanganan
0,12 5 0,61
sampah rumah tangga
Total Strenghts 2,43
Kelemahan (Weakness)
Sarana dan prasarana pem-
0,10 4 0,39
berdayaan seadanya
Belum memiliki gedung
serba guna sebagai pusat 0,11 4 0,43
aktivitas
Belum adanya tempat kegia-
0,10 4 0,41
tan usaha produktif
Anggapan Posdaya sebagai
0,10 4 0,39
proyek
Kelompok peduli lingkun-
0,11 4 0,43
gan rendah
Total Weakness 2,06
Selisih S – W 0,37
Gambar 4. Hasil Diagram Analisis SWOT Kinerja
Tabel 10. Hasil Matriks EFAS Kinerja Posdaya Bidang Posdaya Bidang Lingkungan.
Lingkungan Berdasarkan Gambar 4, posisi kegiatan Posdaya
bidang lingkungan berada pada kuadran 2 dimana kondisi
Faktor-Faktor Strategis
No Bobot Rating Nilai pelaksanaan kegiatan Posdaya bidang lingkungan ini
Eksternal
meskipun menghadapi ancaman, namun kondisi kegiatan
Peluang (Opportunities)
ini masih memiliki kekuatan dari segi internal.
Gaya hidup yang kembali
0,10 4 0,41 Oleh karena itu pada kegiatan Posdaya
ke alam
Banyaknya lembaga pro bidang lingkungan harus memanfaatkan kekuatan
0,10 2 0,20
penghijauan internalnya dengan maksimal untuk mengatasi
Program pemerintah dalam
0,10 2 0,21
berbagai ancaman yang dihadapinya dan disarankan
menghindari bencana alam untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya
Pengembangan agrowisata atau strategi untuk bidang lingkungan yang sesuai
0,09 3 0,28
dan ekowisata
adalah yang bersifat defensif, misalnya
Kompetisi kebersihan
lingkungan
0,10 3 0,31 mempertahankan eksistensi (survival strategy).
Berdasarkan hasil analisis SWOT dengan matriks
Isu global warming 0,08 2 0,17
IFAS dan EFAS terhadap empat bidang kegiatan
Total Opportunities 1,57
Posdaya,menunjukkan bahwa faktor-faktor pendukung dan
Ancaman (Threats)
penghambat perkembangan Posdaya pada bidang ekonomi
Aksesibilitas informasi
0,08 5 0,42 masih memiliki kelemahan walaupun peluang yang
rendah
Lemahnya inistiatif dan diberikan oleh lingkungan eksternal juga cukup tinggi.
0,09 5 0,45
budaya berkumpul Pada bidang pendidikan menggambarkan kondisi yang
Instabilitas politik pusat dan sangat menguntungkan yaitu kondisi internal yang kuat
0,07 4 0,29
atau daerah dengan lingkungan yang mendukung, pada bidang
Narsisnya lembaga-lembaga kesehatan faktor pendukung dan penghambat
pembina masyarakat yang 0,07 4 0,30
telah eksis menggambarkan kondisi yang sangat prima dan sangat
Rendahnya dukungan aparat menguntungkan yang ditandai kesehatan yang kuat dan
wilayah di lingkungan 0,09 5 0,46 berpeluang. Pada bidang lingkungan, faktor kelemahan
Posdaya dan pengaruh dari faktor peluang lebih besar dari faktor
Total Threats 1,92 ancaman dimana kondisi pelaksanaan kegiatan Posdaya
Selisih O – T -0,34 bidang lingkungan ini meskipun menghadapi ancaman,

129
namun kondisi kegiatan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal.

SIMPULAN

Simpulan yang diperoleh dari hasil kajian ini adalah bahwa kinerja Posdaya di wilayah Kota Bogor dan Kabupaten
Bogor tergolong cukup baik, terutama dalam bidang kesehatan, kesekre-tariatan, pendidikan dan ekonomi.
Sementara itu kinerja Posdaya dalam bidang kemitraan/kerjasama dan lingkungan masih tergolong kurang baik.
Perlu dilakukan pembinaan lebih lanjut terhadap Posdaya yang masih lemah kinerjanya, terutama pada bidang
kemitraan/kerjasama dan lingkungan. Upaya pembinaan dapat dilakukan melalui kegiatan pelatihan dan pendampingan
kepada pengurus dan kader Posdaya. Kegiatan pembinaan dapat melibatkan berbagai pihak seperti unsur perguruan tinggi,
pemerintah daerah/kota, dan perusahaan swasta.

UCAPAN TERIMA KASIH


Tim peneliti mengucapkan terima kasih kepada para pengurus dan kader Posdaya di Kabupaten Bogor dan Kota Bogor, yang
telah bersedia menjadi responden penelitian. Ucapan terima kasih disampaikan pula kepada Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan RI yang telah memberikan dana untuk pelaksanaan penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA
Babbie, E. 1992. Practicing Social Research. 6th Ed.
Wadsworth Publishing Company. California.
Muljono, P. 2010. The Posdaya model for community empowerment. Journal of Community, Culture and Politics, 23(1),
9-16.
Muljono, P. 2011. The model of family empowerment program for community development in West Java,
Indonesia. Journal of Agricultural Extension and Rural Development, 3(11), 193-201.
Muljono, P. 2012. Metode Penelitian Sosial. IPB Press. Bogor.
Muljono, P. 2013a. The role of Posdaya in shaping community empowerment: Case study at Cikarawang
Village, Bogor, Indonesia. Asian Journal of Humanities and Social Studies, 01
(5), 225-232.
Muljono, P. 2013b. Replication of Posdaya for community empowerment programe: case study at Situgede
Village, Bogor, Indonesia. Asian Journal of Humanities and Social Sciences, 01(3), 1-8.
Muljono, P., Burhanuddin & Bachtiar, Y. 2009. Upaya pemberdayaan masyarakat dan pengentasan kemiskinan
melalui model Posdaya. Laporan Penelitian. Kerjasama Dikti dan IPB. Bogor.
Sadono, D., Saharuddin & Yusalina. 2014. Indeks kepuasan masyarakat terhadap program Posdaya.
Kesejahteraan Sosial, 1(1), 1-12.
Saleh, A., Rokhani & Bahtiar, R. 2014. Hubungan dukungan eksternal dan kewirausahaan terhadap modal sosial
melalui model Posdaya di Kota Bogor, Kabupaten Bogor dan Cianjur. Kesejahteraan Sosial, 1(1), 25-38.
Suharto, E. 2005. Membangun masyarakat mem-berdayakan rakyat. Refika Aditama. Bandung.
Sumarjo & Saharuddin. 2004. Metode-metode parti-sipatif dalam pengembangan masyarakat. Departemen Ilmu-
Ilmu Sosial dan Ekonomi Fakultas Pertanian dan Program Pasca Sarjana IPB. Bogor.
Suwito, S. 2014. Efektivitas program pemberdayaan.
Kesejahteraan Sosial, 1(1), 13-24.
Suyono, H. 2007. Mengentas kemiskinan, Makalah Seminar Nasional, Universitas Brawijaya. Malang.
Suyono, H. &Haryanto, R. 2009. Buku pedoman pembentukan dan pengembangan pos pem-berdayaan keluarga
(Posdaya). Yayasan Dana Sejahtera Mandiri. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai