Vol. 9, No. 2 (2020): Empati Edisi Desember 2020 131 - 139 Empati: Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial
Program Pendidikan Pengembangan Kepemimpinan... 10.15408/empati.v9i2.18227
semakin menantang tatkala diaplikasikan Sejak tahun 2002 hingga saat ini, Rumah
dalam sektor ketiga yang notabene memiliki Kepemimpinan telah meluluskan alumni
karakteristik terbuka dan dinamis, sehingga program sebanyak 1300 orang lebih. Saat ini,
ukuran-ukuran intervensi tidak hanya diukur alumni-alumni yang sudah diluluskan telah
dalam ukuran internal, melainkan juga tersebar diberbagai wilayah di Indonesia dan
mencakup ukuran yang berkaitan dengan juga diberbagai sektor kontribusi di Indonesia.
lingkungan sekitar (Kendall & Knapp, 2000). Dari alumni yang sudah tersebar di berbagai
Termasuk yang dilakukan oleh salah sektor hingga hari ini, semakin nyata kontribusi
satu organisasi non-profit bernama Rumah lulusan Rumah Kepemimpinan bagi diri,
Kepemimpinan. Rumah Kepemimpinan keluarga, hingga bangsa dan negara.
sebagai organisasi non-profit yang bergerak
pada isu pendidikan dan peningkatan METODE
kapasitas pemuda, menjadikan krisis kualitas
Pendekatan Penelitian
kepemimpinan di Indonesia menjadi latar
belakang berdirinya organisasi. Rumah Studi ini dilakukan dengan menggunakan
Kepemimpinan mencoba untuk melakukan pendekatan kualitatif dengan tujuan untuk
program pendidikan pengembangan mendapatkan penggambaran akan kondisi yang
kepemimpinan sebagai upaya merespon dan terjadi dengan menggunakan observasi,
menjawab persoalan krisis kepemimpinan wawancara. Pendekatan kualitatif merupakan
yang terjadi. Diharapkan dengan intervensi penelitian dengan mengumpulkan data berupa
yang dilakukan dapat memberikan. kata-kata dan gambar dari dokumen, observasi,
Pengembangan kepemimpinan secara teori dan transkrip (Djamba & Neuman, 2002).
dikenalkan sejak tahun 2000an beriringan Lebih lanjut, peneliti dituntut untuk
dengan perkembangan praktik manajemen membenamkan diri sepenuhnya dalam
modern yang semakin maju dan berkembang. berbagai data sambil tetap waspada terhadap
Pengembangan kepemimpinan wawasan baru selama proses pengumpulan
sendiri, diartikan sebagai sebuah upaya data. Setelah peneliti terbenam dalam data,
perluasan kapasitas seseorang untuk peneliti dituntut untuk menangkap dan dan
menjadi efektif dalam peran dan proses menemukan makna dari data-data yang
kepemimpinan yang diembannya tersedia (Djamba & Neuman, 2002).
(McCauley, 2008). Lebih lanjut untuk Untuk meningkatkan tingkat
mewujudkan pengembangan kepercayaan dalam penelitian kualitatif, maka
kepemimpinan dilakukanlah proses yang perlu diperhatikan tingkat kredibilitas dari
sering disebut dengan pendidikan data-data yang diperoleh (Krefting, 1991).
kepemimpinan. Dimana pendidikan Pada penelitian ini, untuk meningkatkan
kepemimpinan ini mengarah kepada hal kredibiltas penelitian maka akan
yang lebih substantif. Pendidikan memperhatikan teknik wawancara dan
kepemimpinan bertujuan untuk melakukan triangulasi dari berbagai informan
menghasilkan warga negara menjadi yang diwawancarai.
masyarakat yang lebih demokratis (Rost &
Barker, 2000). Pendidikan kepemimpinan Tempat dan Waktu Penelitian
akan lebih optimal dijalankan apabila Penelitian ini dilakukan pada beberapa
terhubung dengan pelatihan dan praktik regional Rumah Kepemimpinan yang dilakukan
yang didapatkan di universitas (Hall, secara daring dengan berkorespondensi kepada
2006). sejumlah informan yang dipilih. Beberapa
regional yang dipilih antara lain, regional
Vol. 9, No. 2 (2020): Empati Edisi Desember 2020 132 - 139 Empati: Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial
Program Pendidikan Pengembangan Kepemimpinan... 10.15408/empati.v9i2.18227
Jakarta, regional Yogyakarta dan regional Bogor. Tabel 1.1 Informan Penelitian
Pemilihan regional dipilih atas pertimbangan Informasi yang didapat Narasumber Jumlah
keterwakilan peserta program perempuan Latar belakang program, Bidang 1 orang
yang ada di regional Yogyakarta. pelaksanaan program dan Program
Selain itu, seluruh proses penelitian ini kendala dalam program
Latar belakang program, Supervisor 3 orang
dilakukan pada rentang waktu antara bulan
pelaksanaan program dan
Agustus-November 2020, mulai dari persiapan kendala dalam program
penelitian, pengambilan data, analisis data, Pelaksanaan program, Peserta 6 orang
hingga penulisan hasil penelitian. kendala dalam program, Program
manfaat yang dirasakan
Pemilihan Informan
Teknik Pengumpulan Data
Pemilihan informan yang dilakukan
untuk penelitian ini, dilakukan dengan Penelitian ini merupakan penelitian
pendekatan purposive dan informan juga dipilih dengan pendekatan kualtitatif. Dengan
dengan cara snowball picking dimana dengan demikian, terdapat berbagai metode dalam
menggunakan metodologi pemilihan informan pengumpulan data pada pendekatan kualitatif,
ini, informan didapat atas rekomendasi dari seperti pengkajian dokumen yang tersedia,
informan sebelumnya yang telah sebelumnya wawancara terbuka (open-ended interview),
diambil datanya. Pemilihan informan awal juga observasi dan beberapa metode lainnya yang
ditentukan oleh kecenderungan penguasaan mendukung (Djamba & Neuman, 2002).
informan pada penelitian yang sedang Namun demikian pada penelitian ini, akan
dijalankan (Djamba & Neuman, 2002). menggunakan dua metode, yakni observasi dan
Sebagai tambahan, pemilihan informan wawancara terbuka.
dengan cara snowball menyaratkan Observasi adalah salah satu metode
rekomendasi informan lanjutan dari pengumpulan data yang ada pada pendekatan
kelompok awal informan yang telah kualitatif. Observasi merupakan salah satu
dilakukan pengambilan data sebelumnya metode yang digunakan dalam penelitian
(Bryman, 2016). Dalam penelitian ini dipilih lapangan (field research) dimana peneliti
perwakilan dari Rumah Kepemimpinan yang melakukan obeservasi sepanjang penelitian
membidangi program pengembangan yang dilakukan. Peneliti juga mengambil catatan
kepemimpinan seperti kepala Bidang sepanjang penelitian yang berlangsung, terkait
Program, staf Bidang Program dan Supervisor fenomena apa yang terjadi, hal penting apa yang
(pengawal program) di sejumlah regional berubah dan lain sebagainya pada lokasi
(regional Jakarta, regional Yogyakarta, penelitian (Djamba & Neuman, 2002).
regional Bogor). Wawancara dalam penelitian kualitatif,
Kemudian, untuk mendapatkan dengan metode observasi yang telah dijelaskan
perspektif yang berlainan, selain melibatkan sebelumnya guna mendapatkan keterangan dan
informan dari pihak pengelola program, informasi yang paripurna pada situasi dan
penelitian ini juga akan melibatkan sejumlah lokasi dimana penelitian berlangsung.
peserta program dari setiap regional Rumah Wawancara dilakukan secara informal kepada
Kepemimpinan. Pelibatan peserta program informan yang dianggap mengetahui objek
dimaksudkan untuk mendapatkan perspektif penelitian (Djamba & Neuman, 2002).
objek dari program pengembangan Adapun sumber-sumber pertanyaan
kepemimpinan. didapat dari hasil observasi yang dilakukan
Berikut rangkuman pemilihan informan sebelumnya. Pertanyaan-pertanyaan dalam
dalam penelitian ini. wawancara, juga berfungsi untuk
Vol. 9, No. 2 (2020): Empati Edisi Desember 2020 133 - 139 Empati: Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial
Program Pendidikan Pengembangan Kepemimpinan... 10.15408/empati.v9i2.18227
mengonfirmasi beberapa asumsi yang pada proses transformasi yang tidak berjalan
sebelumnya disimpulkan oleh peneliti. Dalam dengan baik dan pada ujungnya kualitas suatu
penelitian ini, peneliti melakukan wawancara bangsa juga akan terdampak dengan itu. Logika
informal kepada beberapa objek penelitian. ini digunakan oleh Rumah Kepemimpinan
Dengan kata lain, peneliti melakukan sebagai Theory of Change (ToC) yang
unstandardized interviews kepada objek yakni dipedomani.
dengan tidak menyiapkan kerangka pertanyaan ToC merupakan cara yang ditempuh
dalam wawancara (Ryan et al., 2009). untuk mendeskripsikan serangkaian asumsi
yang menjelaskan pelayanan yang mengarah
HASIL DAN DISKUSI pada tujuan jangka panjang yang diminati dan
hubungan antara kegiatan program dan hasil
Dari data primer yang didapatkan
yang terjadi pada setiap langkah (Anderson,
dilapangan melalui wawancara kepada
2004). ToC yang dipedomani oleh Rumah
sejumlah informan (perspektif subjek dan
Kepemimpinan dijelaskan pada gambar berikut.
objek), setidaknya ada beberapa hal menarik
Gambar 1 Theory of Change Rumah
yang dapat diulas. Pembahasan akan dibagi Kepemimpinan
menjadi beberapa bagian, yakni sebagai berikut:
Vol. 9, No. 2 (2020): Empati Edisi Desember 2020 134 - 139 Empati: Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial
Program Pendidikan Pengembangan Kepemimpinan... 10.15408/empati.v9i2.18227
Pola pembinaan berasrama juga dipilih yang optimal pun juga perlu didukung dengan
sebagai pengejawantahan konsep ketersediaan input pada sejumlah elemennya.
pemberdayaan pemuda. Diharapkan dengan Input program pengembangan
pola berasrama yang diterapkan akan kepemimpinan yang dilakukan oleh Rumah
memunculkan dampak jangka panjang dari Kepemimpinan, sebagaimana didefinisikan oleh
intervensi-intervensi yang diberikan (de bidang Program Rumah Kepemimpinan dibagi
Araujo & Murray, 2010). Dari program yang menjadi tiga kategori elemen, diantaranya
dilakukan, diharapkan dapat menjawab sebagai berikut.
persoalan yang disasar oleh Rumah Pertama, Dana dalam konteks input
Kepemimpinan yakni krisis kepemimpinan. bermakna setiap satuan finansial yang
Tujuan yang ditempuh untuk menjawab dibutuhkan dalam pelaksanaan program
persoalan ini adalah dengan cara menyiapkan pengembangan kepemimpinan. Dana yang
pemimpin-pemimpin yang akan mengisi diperoleh Rumah Kepemimpinan bersumber
sektor strategis Nasional pada masa yang akan dari beberapa jenis pendanaan, diantaranya
datang. adalah alokasi corporate social responsibility
(CSR), dana zakat, infak dan sadaqah dari
Input Program organisasi filantropi muslim dan juga individu
Dalam suatu program intervensi, yang berdonasi kepada Rumah Kepemimpinan.
ketersediaan input menjadi penting sebagai Selain itu, Rumah Kepemimpinan juga tengah
prasyarat awal keberhasilan suatu program mengembangkan sayap usaha untuk membantu
dalam pencapaian tujuannya. Input yang tidak keberlangsungan pendanaan program.
memadai akan mengganggu jalannya program Adapun valuasi yang perlu untuk
yang pada akhirnya akan mengganggu dipenuhi oleh Rumah Kepemimpinan per
ketercapaian tujuan program. Ketersediaan peserta program adalah sebesar dua juta
Input yang memadai akan memberikan Rupiah. Valuasi tersebut mencakup uang saku
sumbangsih dalam pencapaian tujuan yang yang diterima oleh peserta program perbulan
diharapkan sebagaimana model logika yang dan juga fasilitas asrama dan kegiatan yang
digunakan. Model logika (logic model) didapatkan oleh peserta program per bulan.
merupakan deskripsi taktis dari proses dalam Valuasi yang dibutuhkan ini sudah secara
menuju suatu hasil yang menitiktekankan matang diperhitungkan sebelumnya oleh
secara mekanistik keberadaan input dan Rumah Kepemimpinan untuk mengoptimalkan
aktivitas, output yang mereka hasilkan, dan value for money yang dihasilkan. Sebagaimana
hubungan antara output dan hasil yang dengan value for money pelaksana program
diinginkan (Serrat, 2017). akan menentukan apakah program
Model logika yang dibuat, seringkali memberikan nilai uang yang optimal dari setiap
disebut dengan program theory. Program theory nominal yang dikeluarkan. Hal ini pun
juga menggunakan pentahapan seperti yang merupakan hal yang menarik bagi pemerintah
dijelaskan diatas, yakni input program, output nasional serta donor internasional dan
yang diharapkan dan mekanisme proses yang organisasi non-pemerintah (Fleming, 2013).
digunakan (Sharpe & Bay, 2011). Tujuan yang Input kedua adalah peserta program.
pada bagian sebelumnya telah disinggung, Program pengembangan kepemimpinan oleh
yakni menyiapkan pemimpin-pemimpin untuk Rumah Kepemimpinan memiliki standar dalam
mengisi sektor strategis Nasional pada waktu penentuan kriteria peserta program. Standar
yang akan datang, perlu didukung oleh proses kriteria didapat melalui proses seleksi peserta
yang optimal sebagaimana yang terjadi pada program yang terdiri dari beberapa tahapan.
alur model logika normal. Selanjutnya, proses Tahapan yang dimaksud antara lain (1)
Vol. 9, No. 2 (2020): Empati Edisi Desember 2020 135 - 139 Empati: Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial
Program Pendidikan Pengembangan Kepemimpinan... 10.15408/empati.v9i2.18227
Tahapan pemberkasan, (2) Pengisian Social Kepemimpinan memiliki dua puluh lima
Capital Assessment (SCA) untuk mengetahui karyawan yang terbagi di pusat dan di regional.
konsep diri dan perencanaan hidup calon Karyawan di Rumah Kepemimpinan yang
peserta program, serta yang terakhir adalah (3) bertugas di kantor pusat, memerankan beragam
Tes wawancara (Kepemimpinan, 2018). fungsi, mulai dari program, fundraising hingga
Sebelum tahap pemberkasan diinfokan personalia (human capital). Sedangkan
oleh Rumah Kepemimpinan bahwa kriteria karyawan yang bertugas di regional
awal pendaftaran bagi calon peserta program, memerankan dua fungsi utama yaitu,
antara lain: fundraising yang diampu oleh Manajer Regional
Pertama adalah, Mahasiswa tahun dan pendampingan program yang diampu oleh
pertama dan kedua yang berasal dari 11 Supervisor Regional.
Perguruan Tinggi Negeri mitra, yakni UI, UGM,
ITB, UNPAD, ITS, UNAIR, IPB, USU, UNHAS, Proses pelaksanaan program
UNMUL, UNS. Kedua adalah, beragama Islam,
Pelaksanaan program dimulai dengan
belum menikah dan bersedia untuk tidak
menerjemahkan tujuan-tujuan program dalam
menikah selama terdaftar sebagai peserta
bentuk indikator kompetensi dan perilaku.
Rumah Kepemimpinan
Indikator kompetensi dan perilaku ini
Ketiga, berkelakuan baik dan tidak
terhimpun dalam learning outcome yang
pernah bersangkutan perkara pidana dan
ditetapkan. Dalam dunia pendidikan learning
atau kasus yang berkaitan dengan NAPZA.
outcome sudah cukup dikenal sebagai satu
Keempat, Memiliki Indeks Prestasi Kumulatif
indikator yang menunjukkan apa yang
minimal 2,80. Kelima, Aktif dalam
sebenarnya dipelajari oleh pembelajar
berorganisasi atau sebagai relawan yang
(Solikhah, 2015). Indikator kompetensi yang
bergerak dibidang kemahasiswaan,
dijadikan sebagai pijakan perencanaan kegiatan
pendidikan, keilmuan, teknologi, sosial
antara lain: (1) Visioner, (2) Kepemimpinan, (3)
kemasyarakatan, kewirausahaan, industri
Spiritualitas, (4) Manajemen, (5) Pengetahuan,
kreatif atau kesehatan di dalam kampus
(6) Komunikasi, (7) Jaringan, dan (8)
maupun di luar kampus
Kebugaran.
Dari kriteria-kriteria awal yang telah
Kemudian, dari indikator kompetensi
dipenuhi oleh calon peserta program, maka
yang telah ada, pengelola program
pada proses seleksi terpilihlah sejumlah 30
menerjemahkan kedalam beberapa kegiatan
peserta program pada setiap asrama. Pemilihan
sebagai berikut:
lebih dititik-tekankan tidak hanya mencari yang
terbaik, namun juga mencari calon peserta Tabel 1.2 Kegiatan Rumah Kepemimpinan
program yang cocok (fit in) pada pola No. Jenis Kegiatan Variasi Kegiatan
berasrama dan memiliki keinginan yang tinggi 1 Khusus/tahunan National Leadership Camp
untuk berubah menjadi lebih baik. Latihan Gabungan
Selanjutnya, input ketiga yang disoroti 2 Bulanan Dialog Tokoh (DT)
adalah pengelola program. Disamping dua Diskusi Paska Kampus
elemen input diatas, yang juga tidak kalah (DPK)
Training Pengembangan
penting dan vital adalah keberadaan pengelola Diri (TPD)
program. Sebagaimana yang dijelaskan pada Kajian Islam Kontemporer
bagian awal pembahasan, Program (KIK)
pengembangan kepemimpinan ini dijalankan Coaching Session
oleh Rumah Kepemimpinan sebagai organisasi 3 Pekanan Kajian Islam Pekanan (KIP)
Sesi olahraga
non profit. Sebagai organisasi non profit, Rumah Family meeting
Vol. 9, No. 2 (2020): Empati Edisi Desember 2020 136 - 139 Empati: Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial
Program Pendidikan Pengembangan Kepemimpinan... 10.15408/empati.v9i2.18227
Vol. 9, No. 2 (2020): Empati Edisi Desember 2020 137 - 139 Empati: Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial
Program Pendidikan Pengembangan Kepemimpinan... 10.15408/empati.v9i2.18227
dalam menghadapi kehidupan pasca kampus. manfaat. Pertama adalah manfaat dalam bentuk
Hal ini secara tidak langsung membantu peserta peningkatan kapasitas dan kompetensi dari
program dalam mobilitas vertikal di ranah peserta program. Untuk peningkatan kapasitas
kontribusi masing-masing. dan kompetensi yang dirasakan oleh peserta
Para peserta program merasa informasi program antara lain pada: (1) kapasitas dan
yang diberikan oleh alumni program ini dan kompetensi kepemimpinan, (2) kapasitas dan
juga tokoh-tokoh yang didatangkan ke asrama kompetensi manajerial, dan (3) kapasitas dan
sangat bermanfaat dalam persiapan diri kompetensi komunikasi. Tiga kapasitas dan
menghadapi kehidupan pasca kampus. peserta kompetensi ini yang paling dirasakan
program merasa lebih siap untuk bertambah oleh peserta program.
mempersiapkan diri untuk masuk ke berbagai Manfaat yang kedua adalah pada
sektor kontribusi setelah usai dari kampus, bertambahnya kesiapan peserta program dalam
seperti halnya dunia birokrasi sebagai seorang menghadapi kehidupan pasca kampus. Peserta
Aparatur Sipil Negara (ASN), wirausahawan, program merasa bahwa beberapa sesi diskusi
profesional, akademisi, dan aktivis sektor ketiga yang mengundang alumni program ke asrama
(development sector). memberikan informasi-informasi berharga
Dengan penggunaan pendekatan learning terkait apa saja yang perlu dipersiapkan untuk
outcome sebagai acuan dalam pelaksanaan mobilitas vertikal peserta program ketika sudah
program, juga memberikan pengalaman berada pada kehidupan pasca kampus.
tersendiri bagi peserta program. Peserta Selanjutnya, praktik baik yang dilakukan
program program menyatakan bahwa, peserta oleh Rumah Kepemimpinan ini menjadi layak
program tidak hanya diposisikan sebagai objek untuk dijadikan rujukan bagi program
melainkan juga sebagai subjek dalam program pemberdayaan pemuda lainnya, khususnya
tersebut. Hal ini dikarenakan peserta program program yang fokus pada aspek pengembangan
diberikan hak dan ruang untuk mengetahui, kepemimpinan. Hal ini dikarenakan dengan
memilih, mengelola, menilai dan merefleksi pendekatan yang digunakan, secara nyata
sejauh mana masing-masing peserta program menjadikan program ini berorientasi pada hasil
mampu untuk mencapai indikator perilaku atau luaran yang telah tercantum ditentukan
tertentu yang tercantum pada learning outcome. sebelumnya, yakni pada perubahan berupa
peningkatan kapasitas dan kompetensi peserta
KESIMPULAN program.
Dari studi ini dilakukan, didapat bahwa
DAFTAR PUSTAKA
program pengembangan kepemimpinan yang
dilakukan oleh Rumah Kepemimpinan, Adi, I. R. (2012). Intervensi Komunitas dan
merupakan upaya pemberdayaan pemuda, Pengembangan Masyarakat. PT. Raja
terutama pada strategi peningkatan kesadaran Grafindo Persada.
dan pendidikan (peningkatan kompetensi). Ahmad, F., & Rahayu, E. (2019). The Role of
Program pengembangan kepemimpinan yang Students as Agent of Change in
dilakukan oleh Rumah Kepemimpinan secara Empowering Micro Enterprises. Asian
nyata memberikan manfaat bagi peserta. Social Work Journal, 4(4), 9–18.
Manfaat yang dirasakan setidaknya merujuk https://doi.org/10.47405/aswj.v4i4.107
pada learning outcome yang dibuat oleh Anderson, A. A. (2004). The Aspen Institute
pengelola sebagai acuan dari pelaksanaan Roundtable on Community Change.
program. www.aspeninstitute.org
Manfaat yang dirasakan oleh peserta Bryman, A. (2016). Social Research Method: The
program dapat dibedakan menjadi dua aspek nature and process of social research.
Vol. 9, No. 2 (2020): Empati Edisi Desember 2020 138 - 139 Empati: Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial
Program Pendidikan Pengembangan Kepemimpinan... 10.15408/empati.v9i2.18227
Vol. 9, No. 2 (2020): Empati Edisi Desember 2020 139 - 139 Empati: Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial