Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MODEL PEMBERDAYAAN

MATA KULIAH
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Disusun oleh:
1. Abdul Malik Wahidin
2. Aida Putri Maryastuti
3. Ali Masykuri
4. Esti Melinda
5. Nia Asma Linda

SEMESTER 4A

KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN
YOGYAKARTA-MAGELANG
JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
YOGYAKARTA
2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Yogyakarta, 14 Maret 2019

Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesejahteraan masyarakat menurut United Nations Development Program (UNDP)
diukur dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM merupakan indikator komposit
dari tiga indikator sektor pembangunan: pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. IPM
Indonesia tahun 2010 berada pada peringkat 108, sementara tahun 2011 turun ke
peringkat 124. Fakta ini menunjukkan makin merosotnya kualitas hidup manusia Indonesia.
Pemberdayaan masyarakat merupakan metode yang dikembangkan dalam praktik
pekerjaan sosial yang salah satu tujuannya adalah mengatasi permasalahan yang ada
dalam masyarakat.
Keberdayaan masyarakat dapat diwujudkan melalui partisipasi aktif masyarakat yang
difasilitasi dengan adanya pelaku pemberdayaan. Sasaran utama pemberdayaan
masyarakat adalah mereka yang lemah dan tidak memiliki daya, kekuatan atau
kemampuan mengakses sumberdaya produktif atau masyarakat yang terpinggirkan dalam
pembangunan. Tujuan akhir dari proses pemberdayaan masyarakat adalah untuk
memandirikan warga masyarakat agar dapat meningkatkan taraf hidup keluarga dan
mengoptimalkan sumberdaya yang dimilikinya.
Sulistiyani (2004) menjelaskan lebih rinci bahwa secara etimologis pemberdayaan
berasal dari kata dasar "daya" yang berarti kekuatan atau kemampuan. Bertolak dari
pengertian tersebut, maka pemberdayaan dimaknai sebagai proses untuk memperoleh
daya, kekuatan atau kemampuan, dan atau proses pemberian daya, kekuatan atau
kemampuan dari pihak yang memiliki daya kepada pihak yang kurang atau belum berdaya.
Berdasarkan beberapa pengertian pemberdayaan yang dikemukakan tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa pada hakekatnya pemberdayaan adalah suatu proses dan upaya untuk
memperoleh atau memberikan daya, kekuatan atau kemampuan kepada individu dan
masyarakat lemah agar dapat mengidentifikasi, menganalisis, menetapkan kebutuhan dan
potensi serta masalah yang dihadapi dan sekaligus memilih alternatif pemecahannya
dengan mengoptimalkan sumber daya dan potensi yang dimiliki secara mandiri.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan model pemberdayaan masyarakat?
2. Bagaimana contoh dari model pemberdayaan masyarakat?
3. Bagaimana tujuan dari model pemberdayaan masyarakat?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian model pemberdayaan masyarakat.
2. Untuk mengetahui contoh pemberdayaan masyarakat yang ada.
3. Untuk mengetahui tujuan pelaksanaan model pemberdayaan masyarakat di lingkungan
sekitar.
.
BAB II
PEMBAHASAN
 Model-Model Pemberdayaan Masyarakat
Upaya pemberdayaan masyarakat telah mendapat perhatian besar dari berbagai pihak
yang meliputi aspek pemberdayaan ekonomi, sosial, dan politik. Pemberdataan masyarakat
dalam hal ini adalah dengan memberikan akses kepada masyarakat, lembaga, dan
organisasi masyarakat dengan memperoleh/memanfaatkan hak masyarakat bagi
peningkatan kualitas kehidupannya, karena penyebab ketidak berdayaan masyarakat
disebabkan oleh keterbatasan akses, kurangnya pengetahuan dan keterampilan, serta
adanya kondisi kemiskinan yang dialami sebagian masyarakat.
Model pemberdayaan masyarakat meliputi :
1. Model pembelajaran masyarakat
 Contohnya:
Memberdayakan bangunan akuifer buatan simpanan air hujan (ABSAH) untuk irigasi.
Sesuai tahapan pembelajaran masyarakat maka pelaksanaan kegiatan diawali
dengan penyusunan silabus atau kurikulum yang meliputi semi loka atau loka karya.
Kegiatan tersebut bertujuan untuk mendapat masukan materi, survey lokasi dan
penyusunan materi. Tahapan selanjutnya adalah melaksanakan pembelajaran
masyarakat agar memberdayakan bangunan ABSAH.
 Tujuan pembelajaran:
1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat agar mengenal keberadaan air di alam
sehingga masyarakat mampu memilih air sesuai kuantitas dan kualitasnya dalam
memenuhi kebutuhan air bersih untuk kehidupan sehari-hari.
2. Meningkatkan pengertian dan motivasi masyarakat untuk melakukan upaya bersama
dalam penyediaan air bersih untuk kebutuhannya.
3. Mendorong dan meningkatkan aktivitas, kreatifitas, prestasi, dan partisipasi
masyarakat.
4. Meningkatkan keterampilan masyarakat dalam pemanfaatan dan pemeliharaan.
5. Menciptakan kehidupan ekonomi yang berdampak pada peningkatan produktivitas
masyarakat.
6. Meningkatkan dan memanfaatkan peranan lembaga masyarakat yang berfungsi
sebagai wadah partisipasi masyarakat.
7. Mendorong terciptanya kesadaran dan kepedulian akan kelestarian alam.
 Manfaat pembelajaran:
1. Terjadinya transfer/diperolehnya pengetahuan dan keterampilan oleh masyarakat.
2. Diperolehnya kemampuan dalam merencanakan, melaksanakan, dan memantau.
3. Terjadinya sharing pengalaman antar peserta dalam peningkatan dan
pemberdayaan masyarakat dalam menumbuhkan dasar-dasar untuk hidup sehat
dan produktif atas kemampuannya sendiri.
4. Terjadinya penguatan kelembagaan organisasi masyarakat, sehingga kegiatan ini
mampu menimbulkan daya ungkit terhadap performen masyarakat tentang
pemanfaatan sesuai pengetahuan, keilmuan, dan keterampilan.
5. Diperolehnya masukan-masukan dari masyarakat dalam penyempurnaan substansi
modul pembelajaran masyarakat.
 Metode pembelajaran:
Dalam pelatihan ini metode yang digunakan adalah metode pembinaan untuk
orang dewasa (andragogi). Pertimbangan dalam penggunaan metode ini adalah
didasarkan pada pencapaian tujuan kurikulum dari pembelajaran masyarakat dengan
memperdayakan bangunan ABSAH dalam menghadapi dan memecahkan masalah air
bersih, dan perlindungan air bersih. Cara memecahkan permasalahannya secara
sistematis, praktis, dan berkesinambungan yang berkaitan dengan memenuhi
kebutuhan air bersih.
 Metode yang ada pada pembelajaran orang dewasa meliputi:
1. Ceramah dan Tanggung Jawab
Merupakan pembekalan materi yang lebih menekankan pada pengenalan dan
pemahaman konsep atau materi pelatihan pembelajaran masyarakat dalam
memberdayakan bangunan ABSAH.
2. Diskusi Terstruktur
Merupakan tahap pemantapan pemahaman konsep atau materi pembinaan dan
penyamaan pemahaman antar peserta, sehingga diperoleh satu persepsi dalam
memahami setiap materi pelatihan (pembelajaran masyarakat guna memberdayakan
bangunan ABSAH). Hal ini mengingat pengetahuan dan kemampuan setiap peserta
pada awal pelatihan ini tidak sama.
3. Simulasi dan Praktik
Merupakan tahap pemantapan sebuah pemahaman dan keterampilan peserta dalam
mengidentifikasi, membuat rencana, dan melaksanakan kegiatan pemecahan
masalah atau persoalan yang dihadapi oleh masyarakat.
Kurikulum model pembelajaran masyarakat untuk memperdayakan bangunan ABSAH
1. Pendekatan sosio-religius terhadap ABSAH
Tujuannya memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang bagaimana fungsi dan
peraanan masyarakat dalam pemanfaatan air, terutama bagi kesejahteraan sosio.
Materi :
a. Fungsi agama terhadap pemberdayagunaan air
b. Fungsi sosial terhadap pemberdayagunaan air
c. Air dan pembangunan masyarakat
d. Air dan kesejahteraan masyarakat

2. Pendekatan cultural religious terhadap ABSAH


Makna air tidak hanya berifat fisikal, tetapi juga spiritual. Secara fisikal air digunakan
untuk pemenuhan fisik-biologis, sedangkan dalam makna spiritual air adalah sarana
untuk menyucikan diri dari berbagai kotoran atau najis yang disandang oleh manusia,
oleh karena itu, penguatan tradisi local untuk pelestarian air kiranya menempati posisi
dalam kehidupan masyarakat. Salah satu cara dan strategi itu ialah dengan menggali
dan merumuskan tradisi yang berbasis nilai local dan hal itu dijadikan pijakan untuk
merumuskan kebijakan yang mengedepankan kebersamaan. Tujuannya untuk
memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang penguatan tradisi didalam
pelestarian air dalam kerangka peningkatan kesejahteraan masyarakat.

2. Model pemberdayaan ekonomi masyarakat


Mencermati terjadinya krisis ekonomi di Indonesia ternyata dibuktikan bahwa telah
terjadi kerapuhan sendi-sendi Indonesia secara global yang berujung terhadap tingginya
tingkat kemiskinan yang menjadi ancaman terjadinya konflik sosial di Indonesia. Cara
mendorong dan membangun untuk mencari alternative-alternatif strategi pemberdayaan
masyarakat sebab mencari peluang usaha pada era global sekarang ini bukan hal
mudah, tetapi membutuhkan kecerdasan, kejelian, dan daya kreatifitas yang tinggi lebih-
lebih bagi masyarakkat pedesaan yang umumnya lebih bersifat pasif dan menerima
realitta hidup yang serba apa adanya sementara tuntutan pemenuhan kebutuhan hidup
sehari-hari mutlak tidak bisa ditangguhkan barang seharipun karena menyangkut
kebutuhan hidup berikutnya.
Sebenarnya kalau kita mau jeli dan cerdas, potensi sumber daya alam di Idonesia
secara umum adalah sangat subur. Hanya persoalaannya kualitas sumber daya
manusia dan sumber dana yang menjadi persoalan, sehingga berapapun besarnya
potensi sumber daya alam yang kita miliki kalau tidak mempunyai kulaitas sumber daya
manusia, maka dapat dipastikan kita tidak mampu mengelola dengan baik. Misalnya
saja paket-paket program baik yang dilakukan oleh pemerintah ataupun non pemerintah
yang kaitaanya dengan sumber masyarakat contohnya dologe dengan paket beras
murah Jaring Pengamanan Sosial Operasi Pasar Khusus (JPS-OPK). JPS pendidkan,
JPS kesehatan, dan LSM-LSM masih syarat dengan KKN makanya paket-paket
program semacam itu tidak mujarab dan belum mampu mengubah kondisi mereka
secara berkelanjutan. Artinya paket program maupun bantuan bersifat temporer dan
habis pakai. Bukan berdasar inti masalah yang dituju yakni mencetak seseorang
bagaimana dia mendapat lapangan kerja sehingga dapat menghasilkan keuntungan
secara materil disamping dapat merekrut tenaga-tenaga baru

3. Model pengembangan masyarakat


Berdasarkan laporan Philip H. Combs dan Manjhoor Ahmed (1985) : (41-74), tipologi
pengembangan masyarakat ada 4 model pendekatan yaitu pendekatan penyuluhan,
model pendekatan pelatihan, pendektan koperasi swadaya dan pendekatan
pembanguna terpadu.
Tipologi yang dikemukakan ini merupakan contoh-contoh tipologi pengembangan
masyarakat pedesaan tentang desa tertinggal, diambilkan dari laporan Prof. Dr.
Mukhyarto (1994), sebagai percontohan pembangunan pedesaan didalam negeri bagian
akhir dari pembahasan model pengembangan masyarakat yakni dikemukakannya
pengembangan tipologi masyarakat pedesaan.
a. Contoh model pengembangan masyarakat dalam dan luar negeri:
1. Contoh model pengmbangan masyarakat luar negeri
Bagian pendekatannya itu bagian penyuluhan
a. Model Konvensional
Dengan beberapa modifikasi pada tiap Negara, model ini mempunyai ciri-ciri
umum seperti tujuan yang dicapai.
Tujuan utama menggairahkan dan membantu company meningkatkan
produksi dengan menerapkan cara-cara kerja teknis yang sempurna. Tujuan
lain diikhtiarkan memperbaiki kesejahteraan keluarga penduduk pedesaan
dengan memberi pendidikan kesejahteraan rumah tangga kepada kaum ibu.
Tujuan lain lagi adalah membina kaum petani muda yang modern dengan
mendirikan klub pemuda gaya.
 Golongan Sasaran
kelompok sasaran utama dan semula adalah kaum tani. Selanjutnya, para
wanita (para istri petani) dan anak muda (termasuk yang dewasa). Akan
tetapi yang diutamakan kaum tani yang berladang atau berlahan berjiwa
progresif, di wilayah geografis tertentu.
-Tenaga Kerja
Tenaga kerjanya, terdiri dari karyawan yang telah memperoleh pendidikan
dasar pertanian atau teknologi produksi, dan dilengkapi dengan keahlian teori
dan metode penyuluhan. Hal-hal lain diatur tersendiri.
-Bahan Pendidikan
Dikhususkan pada teknologi produksi. Lain-lain adalah soal ekonomi logistik,
perencanaan dan pengelolaan usaha pertanian, pemanfaatan kredit, dan
pengadaan input, dan pemasaran produksi.
-Metode-Metode
Metodenya adalah kombinasi dari ilmu pendidikan, ilmu komunikasi, ilmu
dakwah, dan ilmu perniagaan.
-Sedangkan dalam penyuluhan ada lima tahap: Memupuk kesadaran, (radio
dianggap media yang tepat untuk tujuan ini), membangkitkan minat (motivasi)
melalui rapat setempat, poster, pameran, dan sebagainya, informasi dan
persuasi, termasuk kunjungan kelompok binaan ke kebun peragaan,
percobaan oleh kaum tani di ladang milik sendiri, sambutan kaum tani yang
telah diyakinkan.
-Biaya dan dana
Usaha ini padat karya, perlu biaya. Biaya satuan dihitung per petani yang
diberi berbagai macam pelayanan, tergantung syarat-syarat pelatihan dan
skala gaji petugas lapangan. Sumber dana bias dari pusat, provinsi atau
negara bagian, atau sumber lain.
b. Model Konvensional versi Mutakhir
-Tujuan
Lembaga pelaksananya adalah ORD dan kegiatannya di Korea Selatan.
Lembaga ini banyak menerima bantuan teknis dari Amerika Serikat.
Tujuan utama adalah tercapainya kenaikan produk dengan menggunakan
cara kerja teknis yang telah disempurnakan.
-Golongan Sasaran
Sasaran utama adalah kaum tani beserta istri dan anak-anaknya yang telah
dewasa di seluruh negeri.
Sasaran Kaum Muda, dan titik beratnya adalah cara-cara kerja pertanian
modern, gerakan kelompok, dan pusat pelatihan khusus untuk pengajar.
-Organisasi
ORD sebagian alat pelaksana dari kementerian pertanian dan kehutanan
dengan otonomi yang luas, dipimpin oleh seorang direktur.
Sedangkan struktur dibagi dengan tingkat-tingkat (eselon): tingkat nasional,
provinsi, kabupaten, dan cabang tingkat lokal dimana tempat proyek
diselenggarakan.
-Tenaga kerja
Ada 60 ribu petugas penyuluhan.
Ada 100 ribu sukarelawan yang memimpin 3 jenis kelompok lokal.
Kelompok kesejahteraan di kalangan wanita dan fungsi tambahan sebagai
pemelihara.

Pertanian dapat dilakukan di setiap rumah dan lingkungan sekitar rumah.


Salah satu upaya menyeimbangkan kebutuhan pangan dan jumlah
kebutuhan pangan di perkotaan adalah dengan dibentuknya Kelompok
Rumah Pangan Lestari (KRPL). Metode yang dilakukan adalah dengan
melakukan pelatihan tanam, pelatihan perawatan, dan pelatihan teknik
pemanenan. Hasil menunjukkan bahwa dengan penanaman model
hidroponik pada KRPL lebih bisa dimanfaatkan oleh warga dan
membudidayakannya dengan lebih mudah dalam rangka memenuhi
kebutuhan pangan keluarga.

-Contoh model pengembangan masyarakat pedesaan dalam negeri


berbentuk tipologi desa dan berdasarkan mata pencaharian.

-Banyak contoh pengembangan masyarakat pedesaan yang bisa


dikemukakan, baik pembangunan diatas (top down) seperti tipologi desa
swasembada, swakarya, dan swadaya atau dari bawah (bottom up) seperti
desa miskin, sedang, dan desa makmur.
Contoh model pengembangan masyarakat pedesaan yang dikemukakan
disini ialah tipologi pengembangan yang didasarkan pada mata pencaharian
penduduknya.

-Alasannya ialah :

1. Mata pencaharian adalah realita yang ada di pedesaan


2. Tidak asing bagi para penduduk dalam arti digeluti dan ditekuni dalam
kehidupan sehari-hari sehingga dapat menjadi miilik penduduk desa
bersifat indigenous
3. Pengembangannya dibutuhkan oleh masyarakat pedesaan sehingga
geraknya dimulai dari bawah, dan menumbuhkan home industry di
pedesaan
4. Dan bisa menumbuhkan koperasi yang tepat guna.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Keberdayaan masyarakat dapat diwujudkan melalui partisipasi aktif masyarakat yang


difasilitasi dengan adanya pelaku pemberdayaan. Sasaran utama pemberdayaan
masyarakat adalah mereka yang lemah dan tidak memiliki daya, kekuatan atau
kemampuan mengakses sumberdaya produktif atau masyarakat yang terpinggirkan dalam
pembangunan. Tujuan akhir dari proses pemberdayaan masyarakat adalah untuk
memandirikan warga masyarakat agar dapat meningkatkan taraf hidup keluarga dan
mengoptimalkan sumberdaya yang dimilikinya.
Upaya pemberdayaan masyarakat telah mendapat perhatian besar dari berbagai pihak
yang meliputi aspek pemberdayaan ekonomi, sosial, dan politik. Pemberdataan masyarakat
dalam hal ini adalah dengan memberikan akses kepada masyarakat, lembaga, dan
organisasi masyarakat dengan memperoleh/memanfaatkan hak masyarakat bagi
peningkatan kualitas kehidupannya, karena penyebab ketidak berdayaan masyarakat
disebabkan oleh keterbatasan akses, kurangnya pengetahuan dan keterampilan, serta
adanya kondisi kemiskinan yang dialami sebagian masyarakat.
Model pemberdayaan masyarakat meliputi :
1. Model pembelajaran masyarakat
2. Model pemberdayaan ekonomi masyarakat
3. Model pengembangan masyarakat
DAFTAR PUSTAKA

Suhartini. 2005. Model-Model Pemberdayaan mayarakat. Pustaka Pesantren. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai