Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, taufiq, dan hidayahnya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Promosi Kesehatan tentang “Makalah Metode Participatory Learning And
Action (PLA)”.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
a) Apa pengertian dari PLA?
b) Apa saja metode perencanaan PLA?
c) Bagaimana penerapan metode PLA?
d) Apa saja prinsip-prinsip PLA?
e) Apa saja manfaat metode PLA?
f) Apa saja kekurangan metode PLA?
g) Apa saja kelebihan metode PLA?
1.3 Tujuan
a) Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami tentang metode Participatory Learning and
Action
b) Tujuan Khusus
1) Untuk mengetahui apa pengertian dari PLA
2) Untuk mengetahui apa saja metode perencanaan PLA
3) Untuk mengetahui bagaimana penerapan metode PLA
4) Untuk mengetahui apa saja prinsip-prinsip PLA
5) Untuk mengetahui apa saja manfaat metode PLA
6) Untuk mengetahui apa saja kekurangan metode PLA
7) Untuk mengetahui apa saja kelebihan metode PLA
2
BAB 2
TINJAUAN TEORI
3
2.2 Metode Perencanaan PLA
Kegiatan PLA dimulai dengan melatih dua orang kader malaria desa
setiap desa ditingkat kabupaten dan setelah pelatihan kader malaria desa
kembali ke desa untuk melakukan kegiatan tindak lanjut berupa pertemuan
fasilitasi dengan stakeholder desa, membuat rencana kerja dan
melaksanakan upaya pengendalian malaria yang berfokus pada
pemberantasan genangan air di desa yang berpotensi menjadi breeding site
atau tempat perkembangbiakan nyamuk. Metode kegiatan PLA ini berawal
dari penyiapan fasilitator ditingkat provinsi Maluku Utara dan Kabupaten
Halmahera Selatan.Pada tahap ini juga dilakukan ujicoba Metode dan teknik
PLA malaria oleh Tim Malaria Center dengan bekerjasama Unicef di
beberapa daerah di wilayah Halmahera Selatan (Malaria Center Halsel,
2013)
. Hasil ujicoba kemudian dilakukan pengembangan dan perbaikan
dan selanjutnya dibabkukan menjadi sebuah modul pelatihan fasilitator yang
saat di ini sudah banyak digunakan di berbagai daerah. tahapan selanjuutnya
setelah pembuatan dan percetakan modul PLA adalah pelatihan fasilitator
dan kader PLA malaria ditingkat kecamatan dan desa.
4
dimana informan dipilih dengan sengaja, dengan menentukan kriteria
informan. Informan adalah pengelola program malaria, kepala desa, kader
malaria desa, petugas Polindes dan tokoh masyarakat. Informasi yang ingin
digali dari penelitian ini antara lain pelaksanaan pertemuan fasilitasi PLA
malaria, penyusunan rencana kegiatan masyarakat dan kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh masyarakat desa dalam upaya pemberantasan malaria. Data
yang diperoleh dari hasil wawancara dikumpulkan dandianalisis dengan
thematic analysis kemudian diinterprestasikan lalu disajikan dalam bentuk
narasi .
Tahap pertama dilakukan reduksi data yang merupakan proses
pemilihan, pemusatan, penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data
kasar yang ditemukan dilapangan. Kemudian, data yang diperoleh
digolongkan sesuai dengan variabel penelitian, lalu disajikan dalam bentuk
teks berikut analisisnya dengan menggunakan fakta.fakta yang ada
dilapangan. Setelah itu ditarik kesimpulan dengan melakukan pemaknaan atas
pola pola peristiwa dan alur sebab akibat yang menjawab semua variabel dari
penelitian ini.
5
keputusan dan (jika diperlukan) mereka akan meneruskannya kepada
pengambil keputusan
5. Pemimpin perubahan, dalam arti bahwa keputusan yang diambil
melalui PLA akan dijadikan acuan bagi perubahan-perubahan yang
akan dilaksanakan oleh masyarakat setempat.Melalui kegiatan PLA,
akan diperoleh beragam manfaat berupa: Segala sesuatu yang tidak
mungkin dapat dijawab oleh ‘orang Luar, Masyarakat setempat akan
memperoleh banyak pengetahuan yang berbasis pada pengalaman yang
dibentuk dari lingkungan kehidupan mereka yang sangat kompleks
6
2.7 Kelebihan metode PLA
PLA merupakan sebuah pendekatan pemberdayaan yang memiliki
keunggulan baik secara filosofis maupun nilai aksi dengan mengutamakan
pada proses belajar bersama
7
BAB 3
PEMBAHASAN
Kegiatan PLA dimulai dengan melatih dua orang kader malaria desa
setiap desa di tingkat kabupaten dan setelah pelatihan kader malaria desa
kembali ke desa untuk melakukan kegiatan tindak lanjut berupa pertemuan
fasilitasi dengan stakeholder desa, membuat rencana kerja dan melaksanakan
upaya pengendalian malaria yang berfokus pada pemberantasan genangan air
di desa yang berpotensi menjadi breeding site atau tempat perkembangbiakan
nyamuk. Upaya yang dilakukan oleh masyarakat dalam upaya mengurangi
dan menghilangkan tempat perkembangbiakan nyamuk berdampak pada
penurunan kasus malaria di Kabupaten Halmahera Selatan.
8
tentang penyakit malaria sehingga dapat menyampaikannya kemasyarakat lain
dan mempengaruhi untuk mengambil sikap dan tindakan.
9
Dari hasil penelitian pemberdayaan masyarakat di Desa Pota Wangka
dengan salah satu pendekatan Participatory Learning and Action (PLA) dapat
disimpulkan metode PLA menjadi salah satu opsi yang menarik dan mampu
diterapkan. PLA yang dikenal juga sebagai learning by doing (belajar
langsung) mampu diterapkan oleh LSM You Can melalui pelaksanaan
kegiatan sekolah lingkungan. Walaupun kegiatan ini cakupannya masih sangat
kecil dan terbatas , namun masyarakat sudah mampu menunjukkan keaktifan
melalui kehadiran serta partisipasi nyata dalam kegiatan yang dilaksanakan di
Desa Pota Wangka.
3.3 Peningkatan pengetahuan ibu hamil dan kader mengenai tanda bahaya
kehamilan dengan Metode PLA
Metode yang digunakan dalam aplikasi ipteks ini adalah pelatihan
kader posyandu balita dan pendidikan kesehatan pada ibu hamil melalui
pemberian materi terprogram pada kelas ibu hamil dan pemeriksaan
kehamilan denga menggunakan metode Participatory Learning and
Action (PLA).
Tahapan metode yakni berupa pengumpulan dan data ibu hamil,
pelatihan kader posyandu balita, Pendidikan Kesehatan melalui kelas prenatal
pada ibu hamil, Evaluasi Program.
Metode PLA dilakukan dengan melakukan kegiatan pelatihan kader
posyandu, peningkatan pengetahuan ibu hamil, screening kehamilan dan
peran serta dukungan keluarga.
Kegiatan ini menunjukkan adanya kemajuan berupa peningkatan
pengetahuan kader posyandu, bahwa pemberian pelatihan mampu
meningkatkan pengetahuan kader tentang kehamilan dan pengenalan
tanda bahaya dalam kehamilan, manajemen terpadu balita sehat dan
sakit, gizi dan tumbuh kembang balita serta manajemen pengelolaan
posyandu balita. Selanjutnya mengadakan kelas ibu hamil yang dilakukan
menggunakan panduan yang ditetapkan oleh Depkes RI tahun 2011. Hasil
10
akhir menunjukkan bahwa pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan
mengalami peningkatan. Lalu diadakan screening kehamilan dengan data
temuan yang diteruskan kepada bidan coordinator untuk ditindak lanjuti, Dan
hasil monitoring, pasien tersebut dilakukan pemeriksaan penunjang dengan
hasil protein urine positif. Lalu terakhir peran serta keluarga. Berkaitan
dengan dukungan keluarga pada ibu hamil masih belum dapat terukur secara
pasti karena adanya kesulitan untuk mengumpulkan pendamping / keluarga
ibu hamil sehingga hal ini menjadi tugas selanjutnya bagi ibu kader posyandu
untuk dapat melanjutkan aktivitas pantauan ibu hamil melalui kunjungan
rumah
Melalui program ini diharapkan kader dapat berperan sebagai
pendamping ibu hamil di masingmasing wilayah kerjanya melalui kegiatan di
posyandu maupun secara aktif mendatangi ibu hamil melalui kunjungan
rumah/home visit. Home visit maupun kelas ibu hamil/prenatal class
merupakan langkah strategis dan potensial dalam menurunkan risiko kematian
ibu
Denga menggunakan metode PLA, peningkatan pengetahuan ibu
hamil dan kader diharapkan akan berbanding lurus dengan perubahan perilaku
ibu hamil serta peningkatan. partisipasi kader dalam pendampingan ibu hamil
yang pada akhirnya dapat menurunkan angka kematian ibu. Hal ini sejalan
dengan program pemerintah dalam upaya penurunan angka kematian ibu di
Jawa Tengah, yaitu dengan melibatkan partisipasi seluruh masyarakat melalui
upaya pendampingan kepada ibu hamil selama proses kehamilan sampai
persalinan dan nifas, melalui kebijakan One Student One Client dan One
Team One Community dan posyandu yang berperan sebagai community center
masalah kesehatan di masyarakat.
11
Dari 3 jurnal di atas kami mendapat kesimpulan yakni Berdasarkan
teori dari Silbermen, bahwa cara pembelajaran dapat mempengaruhi tingkat
daya ingat yakni demonstrasi (30%), diskusi (50%), praktik (75%) dan
mengajar orang lain (90%). PLA menjadi salah satu opsi yang menarik dan
mampu diterapkan. PLA yang dikenal juga sebagai learning by doing (belajar
langsung) yang menambah wawasan bukan hanya dengan sebuah
penyampaian materi tetapi tentang penerapan materinya sehingga bukan
hanya terfokus pada suatu kegiatan yang menambah pengetahuan tetapi juga
menambah pengalaman dengan cara melakukan atau menerapkannya secara
langsung.
12
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Participatory Learning and Action (PLA) adalah metodologi pendekatan
pembangunan (pengembangan masyarakat) yang mengadopsi konsep
pembelajaran masyarakat. Tokoh pengembang PLA adalah Robert Chambers dari
Inggris, yang menyatakan bahwa salah satu sumber atau akar PLA adalah
pemikiran Paulo Freire tentang pendidikan kritis atau pendidikan pembebasan
yang mengartikan pembelajaran masyarakat sebagaipembelajaran untuk
mengatasi masalah dan meningkatkan kualitas hidupnya. Itu sebabnya
berkembang istilah pembelajaran aksi PLA, karena orang dewasa belajar agar bisa
bertindak.
Pada pembahasan jurnal yang pertama, dalam upaya pengendalian
malaria dengan melibatkan partisipasi masyarakat telah dilakukan di Kabupaten
Halmahera Selatan sejak tahun 2008. Pemberdayaan masyarakat dalam
pengendalian malaria dilakukan dengan pendekatan PLA, yakni kegiatan
memberikan pembelajaran kemasyarakat untuk dapat mengambil tindakan dalam
pengendalian malaria. Metode yang digunakan adalah metode partisipatif
sehingga tumbuh keinginan yang kuat di masyarakat untuk belajar dan saling
berbagi pengetahuan dalam pertemuan tersebut.
Pada pembahasan jurnal yang kedua, metode yang dipakai dalam
pemberdayaan pengelolaan sampah ini yakni, PLA. Melalui kegiatan ini
pengelolaan sampah organik dan non organic diharapkan menumbuhkan
kesadaran penduduk Desa Pota Wangka untuk melihat bahwa sampah memiliki
fungsi lain dengan kreasi baru yang lebih kreatif dan pemberdayaan sekolah
lingkungan ini dibagi ke dalam 3 tahap yakni, penumbuhan kesadaran akan
kebersihan lingkungan dari sampah, kegiatan kreasi sampah menggunakan
metode PLA, serta monitoring dan evaluasi.
13
Pada pembahasan jurnal ketiga, peningkatan pengetahuan ibu hamil dan
kader mengenai tanda bahaya kehamilan dengan Metode PLA. Metode yang
digunakan adalah pelatihan kader posyandu balita dan pendidikan kesehatan pada
ibu hamil melalui pemberian materi terprogram pada kelas ibu hamil dan
pemeriksaan kehamilan.
4.2 Saran
Sebaiknya perlu adanya koordinasi antara pimpinan perguruan tinggi dan
pimpinan pemerintah daerah agar bisa menjembatani kegiatan pendampingan-
pendampingan yang lain, sehingga konsep pemberdayaan bisa lebih optimal.
14
DAFTAR PUSTAKA
15