Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH METODE PARTICIPATORY

LEARNING AND ACTION (PLA)

Diajukan untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Promosi Kesehatan

Dosen Pengampu :

Herawati Mansyur., SST., M.Pd., M.Psi

Disusun Oleh :

Sukma Chairinnisa P17311174060

Ajeng Yulia Sari P17311174061

Zahin Fakhiroh Annur P17311174062

Mifta Amalia Darsono P17311174063

Devira Natalia P17311174064

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN MALANG

JURUSAN KEBIDANAN

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, taufiq, dan hidayahnya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Promosi Kesehatan tentang “Makalah Metode Participatory Learning And
Action (PLA)”.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah “Makalah Metode Participatory


Learning And Action (PLA)” ini dapat memberikan manfaat dan inspirasi bagi
pembaca.

Malang, 23 Agustus 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii


DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ......................................................................................................................... 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 3
2.1 Pengertian PLA ........................................................................................................... 3
2.2 Metode Perencanaan PLA ........................................................................................... 4
2.3 Penerapan Metode PLA .............................................................................................. 4
2.4 Prinsip-Prinsip PLA .................................................................................................... 5
2.5 Manfaat Metode PLA .................................................................................................. 6
2.6 Kekurangan Metode PLA ........................................................................................... 6
2.7 Kelebihan Metode PLA............................................................................................... 7
BAB 3 PEMBAHASAN ................................................................................................... 8
3.1 Evaluation of PLA (Participatory Learning and Action) Malaria ............................... 8
3.2 Program Peduli Lingkungan dengan Metode PLA ..................................................... 9
3.3 Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil Dan Kader Mengenai Tanda Bahaya
Kehamilan Dengan Metode PLA .............................................................................. 10
BAB 4 PENUTUP .......................................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................... 13
3.2 Saran .......................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 15

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemberdayaan adalah memampukan dan memandirikan masyarakat. Upaya
pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari tiga sisi, yaitu: Pertama, menciptakan
suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang. Kedua,
memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat. Ketiga, memberdayakan
mengandung pula arti melindungi (Mardikanto, 2015).
Dalam Bahasa Indonesia istilah pemberdayaan belum memperoleh
pembakuan. Istilah lain yang sering digunakan adalah kemampuan. Adapun jika
dilihat dari kata dasarnya, daya dapat diartikan: kemampuan untuk melakukan
sesuatu atau bertindak, kekuatan, tenaga, muslihat dan akal, ikhtiyar, upaya.
Menurut Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato (2015), pemberdayaan
masyarakat adalah suatu proses dimana masyarakat, terutama mereka yang miskin
sumber daya, kaum perempuan dan kelompok yang terabaikan lainnya, didukung
agar mampu meningkatkan kesejahteraannya secara mandiri. Dalam proses ini,
PLA berperan sebagai fasilitator yang mendampingi proses pemberdayaan
masyarakat.
Participatory Learning and Action (PLA) adalah metodologi pendekatan
pembangunan (pengembangan masyarakat) yang mengadopsi konsep
pembelajaran masyarakat. Tokoh pengembang PLA adalah Robert Chambers dari
Inggris, yang menyatakan bahwa salah satu sumber atau akar PLA adalah
pemikiran Paulo Freire tentang pendidikan kritis atau pendidikan pembebasan
yang mengartikan pembelajaran masyarakat sebagaipembelajaran untuk
mengatasi masalah dan meningkatkan kualitas hidupnya. Itu sebabnya
berkembang istilah pembelajaran aksi PLA, karena orang dewasa belajar agar bisa
bertindak.

1
1.2 Rumusan Masalah
a) Apa pengertian dari PLA?
b) Apa saja metode perencanaan PLA?
c) Bagaimana penerapan metode PLA?
d) Apa saja prinsip-prinsip PLA?
e) Apa saja manfaat metode PLA?
f) Apa saja kekurangan metode PLA?
g) Apa saja kelebihan metode PLA?

1.3 Tujuan
a) Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami tentang metode Participatory Learning and
Action
b) Tujuan Khusus
1) Untuk mengetahui apa pengertian dari PLA
2) Untuk mengetahui apa saja metode perencanaan PLA
3) Untuk mengetahui bagaimana penerapan metode PLA
4) Untuk mengetahui apa saja prinsip-prinsip PLA
5) Untuk mengetahui apa saja manfaat metode PLA
6) Untuk mengetahui apa saja kekurangan metode PLA
7) Untuk mengetahui apa saja kelebihan metode PLA

2
BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian PLA


Participatory learning and action (PLA) adalah sebuah proses
pembelajaran partisipatif bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan masyarakat untuk mengetahui dan mengenal penyakit malaria,
sumber penyebab dan penularan malaria serta mampu mengidentifikasi
potensi daerahnya dan melakukan community action plan dan ditindak-
lanjuti dengan kegiatan pemberantasan malaria berupa pengaliran dan
penimbunan genangan air, pembuatan dan perbaikan saluran air, MCK dan
lain-lain.
PLA merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh Pemerintah
Kabupaten Halmahera Selatan untuk mengendalikan malaria dengan
melibatkan partisipasi masyarakat dengan pendekatan PLA (Participatory
Learning and Action) yang merupakan kegiatan pembelajaran ke
masyarakat untuk dapat mengambil tindakan dalam pengendalian malaria.
tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan informasi dalam
mengevaluasi pelaksanaan Participatory Learning and Action malaria di
Desa Bori Kecamatan Bacan Timur Kabupaten Halmahera Selatan.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi.
Informan penelitian terdiri dari 6 orang yaitu :
1. pengelola malaria
2. kepala desa
3. kader malaria
4. desa
5. petugas
6. polindes dan tokoh masyarakat.
.

3
2.2 Metode Perencanaan PLA
Kegiatan PLA dimulai dengan melatih dua orang kader malaria desa
setiap desa ditingkat kabupaten dan setelah pelatihan kader malaria desa
kembali ke desa untuk melakukan kegiatan tindak lanjut berupa pertemuan
fasilitasi dengan stakeholder desa, membuat rencana kerja dan
melaksanakan upaya pengendalian malaria yang berfokus pada
pemberantasan genangan air di desa yang berpotensi menjadi breeding site
atau tempat perkembangbiakan nyamuk. Metode kegiatan PLA ini berawal
dari penyiapan fasilitator ditingkat provinsi Maluku Utara dan Kabupaten
Halmahera Selatan.Pada tahap ini juga dilakukan ujicoba Metode dan teknik
PLA malaria oleh Tim Malaria Center dengan bekerjasama Unicef di
beberapa daerah di wilayah Halmahera Selatan (Malaria Center Halsel,
2013)
. Hasil ujicoba kemudian dilakukan pengembangan dan perbaikan
dan selanjutnya dibabkukan menjadi sebuah modul pelatihan fasilitator yang
saat di ini sudah banyak digunakan di berbagai daerah. tahapan selanjuutnya
setelah pembuatan dan percetakan modul PLA adalah pelatihan fasilitator
dan kader PLA malaria ditingkat kecamatan dan desa.

2.3 Penerapan Metode PLA


Metode yang digunakan adalah metode partisipatif sehingga tumbuh
keinginan yang kuat dimasyarakat untuk belajar dan saling berbagi
pengetahuan dalam pertemuan tersebut. Dan dalam proses pertemuan
tersebut diselingi dengan permainan-permainan sehingga tidak
membosankan dan peserta tetap bersemangat untuk belajar bersama. Karena
pada prinsipnya sistem pembelajaran orang dewasa adalah saling
menghargai antar peserta. Data diperoleh dengan melakukan wawancara
mendalam (Indepth Interview) secara langsung terhadap informan.
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober tahun 2013 di Desa
Bori. Pemilihan informan dengan menggunakan teknik purposive sampling

4
dimana informan dipilih dengan sengaja, dengan menentukan kriteria
informan. Informan adalah pengelola program malaria, kepala desa, kader
malaria desa, petugas Polindes dan tokoh masyarakat. Informasi yang ingin
digali dari penelitian ini antara lain pelaksanaan pertemuan fasilitasi PLA
malaria, penyusunan rencana kegiatan masyarakat dan kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh masyarakat desa dalam upaya pemberantasan malaria. Data
yang diperoleh dari hasil wawancara dikumpulkan dandianalisis dengan
thematic analysis kemudian diinterprestasikan lalu disajikan dalam bentuk
narasi .
Tahap pertama dilakukan reduksi data yang merupakan proses
pemilihan, pemusatan, penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data
kasar yang ditemukan dilapangan. Kemudian, data yang diperoleh
digolongkan sesuai dengan variabel penelitian, lalu disajikan dalam bentuk
teks berikut analisisnya dengan menggunakan fakta.fakta yang ada
dilapangan. Setelah itu ditarik kesimpulan dengan melakukan pemaknaan atas
pola pola peristiwa dan alur sebab akibat yang menjawab semua variabel dari
penelitian ini.

2.4 Prinsip-Prinsip PLA


1. PLA merupakan proses belajar secara berkelompok yang dilakukan
oleh semua pemangku kepentingan secara interaktif dalam suatu proses
analisis bersama.
2. Multi perspektif, mencerminkan beragam interpretasi pemecahan
masalah riil yang dilakukan oleh para pihak yang beragam dan berbeda
cara pandangnya.
3. Spesifik lokasi, sesuai dengan kondisi para pihak yang terlibat.
4. Difasilitasi oleh ahli dan stakeholder (bukan anggota kelompok belajar)
yang bertindak sebagai katalisator dan fasilitator dalam pengambil

5
keputusan dan (jika diperlukan) mereka akan meneruskannya kepada
pengambil keputusan
5. Pemimpin perubahan, dalam arti bahwa keputusan yang diambil
melalui PLA akan dijadikan acuan bagi perubahan-perubahan yang
akan dilaksanakan oleh masyarakat setempat.Melalui kegiatan PLA,
akan diperoleh beragam manfaat berupa: Segala sesuatu yang tidak
mungkin dapat dijawab oleh ‘orang Luar, Masyarakat setempat akan
memperoleh banyak pengetahuan yang berbasis pada pengalaman yang
dibentuk dari lingkungan kehidupan mereka yang sangat kompleks

2.5 Manfaat Menggunakan Metode PLA


1. Melalui kegiatan PLA, akan diperoleh beragam manfaat berupa:Segala
sesuatu yang tidak mungkin dapat dijawab oleh ‘orang luar’
2. Masyarakat setempat akan memperoleh banyak pengetahuan yang
berbasis pada pengalaman yang dibentuk dari lingkungan kehidupan
mereka yang sangat kompleks
2 Masyarakat akan melihat bahwa masyarakat setempat lebih mampu
untuk mengemukakan masalah dan solusi yang tepat dibandingkan
orang luar

2.6 Kekurangan Metode PLA


Penelitian dengan metode ini cakupannya masih sangat kecil, hanya
sebatas aktualisasi PLA dalam memberdayakan masyarakat di Lubuk
Bintialo. Untuk penelitian-penelitian selanjutnya diharap bisa memperluas
cakupan karena desa ini sangat menarik sekali untuk diteliti. Desa terpencil
dengan kondisi masyarakat yang sangat sederhana dan menjadi tantangan
tersendiri bagi LSM untuk merangkul warga agar bersama-sama
memajukan desa

6
2.7 Kelebihan metode PLA
PLA merupakan sebuah pendekatan pemberdayaan yang memiliki
keunggulan baik secara filosofis maupun nilai aksi dengan mengutamakan
pada proses belajar bersama

7
BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Evaluation of PLA (Participatory Learning and Action) Malaria


Upaya pengendalian malaria dengan melibatkan partisipasi
masyarakat telah dilakukan di Kabupaten Halmahera Selatan sejak tahun
2008. Pemberdayaan masyarakat dalam pengendalian malaria dilakukan
dengan pendekatan Participatory Learning and Action (PLA), yakni kegiatan
memberikan pembelajaran kemasyarakat untuk dapat mengambil tindakan
dalam pengendalian malaria.

Kegiatan PLA dimulai dengan melatih dua orang kader malaria desa
setiap desa di tingkat kabupaten dan setelah pelatihan kader malaria desa
kembali ke desa untuk melakukan kegiatan tindak lanjut berupa pertemuan
fasilitasi dengan stakeholder desa, membuat rencana kerja dan melaksanakan
upaya pengendalian malaria yang berfokus pada pemberantasan genangan air
di desa yang berpotensi menjadi breeding site atau tempat perkembangbiakan
nyamuk. Upaya yang dilakukan oleh masyarakat dalam upaya mengurangi
dan menghilangkan tempat perkembangbiakan nyamuk berdampak pada
penurunan kasus malaria di Kabupaten Halmahera Selatan.

Metode yang digunakan adalah metode partisipatif sehingga tumbuh


keinginan yang kuat di masyarakat untuk belajar dan saling berbagi
pengetahuan dalam pertemuan tersebut. Dan dalam proses pertemuan tersebut
diselingi dengan permainan-permainan sehingga tidak membosankan dan
peserta tetap bersemangat untuk belajar bersama.

Berdasarkan teori dari Silbermen, bahwa cara pembelajaran dapat


mempengaruhi tingkat daya ingat yakni demonstrasi (30%), diskusi (50%),
praktik (75%) dan mengajar orang lain (90%). Teknik PLA seperti peta tubuh,
peta desa dan transect walk dapat mempengaruhi daya ingat masyarakat

8
tentang penyakit malaria sehingga dapat menyampaikannya kemasyarakat lain
dan mempengaruhi untuk mengambil sikap dan tindakan.

Kegiatan pemberantasan malaria yang dilakukan dengan kegiatan


kerja bakti rutin untuk menimbun genangan air dan membuat saluran air yang
melibatkan masyarakat dan mendapatkan dukungan dari pemerintah daerah.

3.2 Program Peduli Lingkungan dengan Metode Partisipatory Learning and


Action
Metode yang dipakai dalam pemberdayaan pengelolaan sampah ini
yakni, Partisipatory Learning anad Action ( PLA ). PLA merupakan salah satu
metode yang menggunakan pendekatan partisipasi penuh dengan seluruh
audiens. Berdasarkan UU No 18 Tahun 2008 pengelolaan sampah
didefinisikan sebagai kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan
berkesinambungan, yang meliputi pengurangan dan pengangan sampah.
Pengertian pengelolaan bukan hanya menyangkut aspek teknis, tetapi
mencakup juga aspek non-teknis, seperti bagaimana mengorganisir,
bagaimana membiayai dan bagaimana melibatkan masyarakat penghasil
limbah agar ikut berpartisipasi secara aktif atau pasif dalam aktivitas
penanganan tersebut. Hal tersebut sejalan dengan konsep dari PLA yakni,
learning by doing atau belajar sambil bekerja.

Dengan metode PLA melalui kegiatan pengelolaan sampah organik


dan non organic diharapkan menumbuhkan kesadaran penduduk Desa Pota
Wangka untuk melihat bahwa sampah memiliki fungsi lain dengan kreasi baru
yang lebih kreatif.

Secara garis besar, pemberdayaan sekolah lingkungan ini dibagi ke


dalam 3 tahap yakni, penumbuhan kesadaran akan kebersihan lingkungan dari
sampah, kegiatan kreasi sampah menggunakan metode PLA, serta monitoring
dan evaluasi.

9
Dari hasil penelitian pemberdayaan masyarakat di Desa Pota Wangka
dengan salah satu pendekatan Participatory Learning and Action (PLA) dapat
disimpulkan metode PLA menjadi salah satu opsi yang menarik dan mampu
diterapkan. PLA yang dikenal juga sebagai learning by doing (belajar
langsung) mampu diterapkan oleh LSM You Can melalui pelaksanaan
kegiatan sekolah lingkungan. Walaupun kegiatan ini cakupannya masih sangat
kecil dan terbatas , namun masyarakat sudah mampu menunjukkan keaktifan
melalui kehadiran serta partisipasi nyata dalam kegiatan yang dilaksanakan di
Desa Pota Wangka.

3.3 Peningkatan pengetahuan ibu hamil dan kader mengenai tanda bahaya
kehamilan dengan Metode PLA
Metode yang digunakan dalam aplikasi ipteks ini adalah pelatihan
kader posyandu balita dan pendidikan kesehatan pada ibu hamil melalui
pemberian materi terprogram pada kelas ibu hamil dan pemeriksaan
kehamilan denga menggunakan metode Participatory Learning and
Action (PLA).
Tahapan metode yakni berupa pengumpulan dan data ibu hamil,
pelatihan kader posyandu balita, Pendidikan Kesehatan melalui kelas prenatal
pada ibu hamil, Evaluasi Program.
Metode PLA dilakukan dengan melakukan kegiatan pelatihan kader
posyandu, peningkatan pengetahuan ibu hamil, screening kehamilan dan
peran serta dukungan keluarga.
Kegiatan ini menunjukkan adanya kemajuan berupa peningkatan
pengetahuan kader posyandu, bahwa pemberian pelatihan mampu
meningkatkan pengetahuan kader tentang kehamilan dan pengenalan
tanda bahaya dalam kehamilan, manajemen terpadu balita sehat dan
sakit, gizi dan tumbuh kembang balita serta manajemen pengelolaan
posyandu balita. Selanjutnya mengadakan kelas ibu hamil yang dilakukan
menggunakan panduan yang ditetapkan oleh Depkes RI tahun 2011. Hasil

10
akhir menunjukkan bahwa pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan
mengalami peningkatan. Lalu diadakan screening kehamilan dengan data
temuan yang diteruskan kepada bidan coordinator untuk ditindak lanjuti, Dan
hasil monitoring, pasien tersebut dilakukan pemeriksaan penunjang dengan
hasil protein urine positif. Lalu terakhir peran serta keluarga. Berkaitan
dengan dukungan keluarga pada ibu hamil masih belum dapat terukur secara
pasti karena adanya kesulitan untuk mengumpulkan pendamping / keluarga
ibu hamil sehingga hal ini menjadi tugas selanjutnya bagi ibu kader posyandu
untuk dapat melanjutkan aktivitas pantauan ibu hamil melalui kunjungan
rumah
Melalui program ini diharapkan kader dapat berperan sebagai
pendamping ibu hamil di masingmasing wilayah kerjanya melalui kegiatan di
posyandu maupun secara aktif mendatangi ibu hamil melalui kunjungan
rumah/home visit. Home visit maupun kelas ibu hamil/prenatal class
merupakan langkah strategis dan potensial dalam menurunkan risiko kematian
ibu
Denga menggunakan metode PLA, peningkatan pengetahuan ibu
hamil dan kader diharapkan akan berbanding lurus dengan perubahan perilaku
ibu hamil serta peningkatan. partisipasi kader dalam pendampingan ibu hamil
yang pada akhirnya dapat menurunkan angka kematian ibu. Hal ini sejalan
dengan program pemerintah dalam upaya penurunan angka kematian ibu di
Jawa Tengah, yaitu dengan melibatkan partisipasi seluruh masyarakat melalui
upaya pendampingan kepada ibu hamil selama proses kehamilan sampai
persalinan dan nifas, melalui kebijakan One Student One Client dan One
Team One Community dan posyandu yang berperan sebagai community center
masalah kesehatan di masyarakat.

11
Dari 3 jurnal di atas kami mendapat kesimpulan yakni Berdasarkan
teori dari Silbermen, bahwa cara pembelajaran dapat mempengaruhi tingkat
daya ingat yakni demonstrasi (30%), diskusi (50%), praktik (75%) dan
mengajar orang lain (90%). PLA menjadi salah satu opsi yang menarik dan
mampu diterapkan. PLA yang dikenal juga sebagai learning by doing (belajar
langsung) yang menambah wawasan bukan hanya dengan sebuah
penyampaian materi tetapi tentang penerapan materinya sehingga bukan
hanya terfokus pada suatu kegiatan yang menambah pengetahuan tetapi juga
menambah pengalaman dengan cara melakukan atau menerapkannya secara
langsung.

12
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Participatory Learning and Action (PLA) adalah metodologi pendekatan
pembangunan (pengembangan masyarakat) yang mengadopsi konsep
pembelajaran masyarakat. Tokoh pengembang PLA adalah Robert Chambers dari
Inggris, yang menyatakan bahwa salah satu sumber atau akar PLA adalah
pemikiran Paulo Freire tentang pendidikan kritis atau pendidikan pembebasan
yang mengartikan pembelajaran masyarakat sebagaipembelajaran untuk
mengatasi masalah dan meningkatkan kualitas hidupnya. Itu sebabnya
berkembang istilah pembelajaran aksi PLA, karena orang dewasa belajar agar bisa
bertindak.
Pada pembahasan jurnal yang pertama, dalam upaya pengendalian
malaria dengan melibatkan partisipasi masyarakat telah dilakukan di Kabupaten
Halmahera Selatan sejak tahun 2008. Pemberdayaan masyarakat dalam
pengendalian malaria dilakukan dengan pendekatan PLA, yakni kegiatan
memberikan pembelajaran kemasyarakat untuk dapat mengambil tindakan dalam
pengendalian malaria. Metode yang digunakan adalah metode partisipatif
sehingga tumbuh keinginan yang kuat di masyarakat untuk belajar dan saling
berbagi pengetahuan dalam pertemuan tersebut.
Pada pembahasan jurnal yang kedua, metode yang dipakai dalam
pemberdayaan pengelolaan sampah ini yakni, PLA. Melalui kegiatan ini
pengelolaan sampah organik dan non organic diharapkan menumbuhkan
kesadaran penduduk Desa Pota Wangka untuk melihat bahwa sampah memiliki
fungsi lain dengan kreasi baru yang lebih kreatif dan pemberdayaan sekolah
lingkungan ini dibagi ke dalam 3 tahap yakni, penumbuhan kesadaran akan
kebersihan lingkungan dari sampah, kegiatan kreasi sampah menggunakan
metode PLA, serta monitoring dan evaluasi.

13
Pada pembahasan jurnal ketiga, peningkatan pengetahuan ibu hamil dan
kader mengenai tanda bahaya kehamilan dengan Metode PLA. Metode yang
digunakan adalah pelatihan kader posyandu balita dan pendidikan kesehatan pada
ibu hamil melalui pemberian materi terprogram pada kelas ibu hamil dan
pemeriksaan kehamilan.
4.2 Saran
Sebaiknya perlu adanya koordinasi antara pimpinan perguruan tinggi dan
pimpinan pemerintah daerah agar bisa menjembatani kegiatan pendampingan-
pendampingan yang lain, sehingga konsep pemberdayaan bisa lebih optimal.

14
DAFTAR PUSTAKA

Mardikanto, Totok. 2015. Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Penerbit


ALFABETA

Rachman, Nurdizal M, Asep Efendi, Emir Wicaksana. 2011. Panduan Lengkap


Perencanaan CSR. Penebar Swadaya. Jakarta

15

Anda mungkin juga menyukai