Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“IMPLEMENTASI ORGANISASI DAN MANJEMEN RUMAH SAKIT”

Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah

ORGANISASI DAN MANAJEMEN KESEHATAN

Dosen Pengampu:

DRS. H. Hasrinal, AMD, Kep, MM

Disusun Oleh: Kelompok 7

1. Sami Alifania (2203033)


2. Syarifah Nadira (2203041)
3. Silvira Putri Ananta (2203037)
4. Aqzaqya Aisa Atsesa (2203009)
5. Aulia Ramadani (2203001)
6. Viola Berie Agantha (2203046)

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

STIKES SYEDZA SAINTIKA

2023 M/ 1445 H

0
KATA PENGANTAR

Puji beserta syukur atas kehadirat Allah SWT. Karena limpahan karunia dan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Implementasi Organisasi dan
Manajemen Rumah Sakit” ini. Shalawat dan salam selalu tercurahkan untuk nabi Muhammad
SAW. Karena menjadi suritauladan bagi kita semua dan telah menuntun kita pada jalan yang
benar. Adapun makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah “Organisasi dan
Manajemen Kesehatan”. Ucapan terimakasih juga tidak lupa kami ucapkan kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini sehinnga makalah ini dapat terselesaikan.

Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Makalah ini
juga tentunya belum sempurna dan terdapat kesalahan didalamnya, karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi tercapaimya makalah yang baik.

Padang, 27 November 2023

Kelompok 7

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................1
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................2
BAB I..........................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................3
A. Latar Belakang.................................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................3
C. Tujuan..............................................................................................................................................3
BAB II.........................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................4
A. Pengelolaan Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit.......................................................................4
B. Pengelolaan Sumber Daya Keuangan di Rumah Sakit.....................................................................5
C. Pengelolaan Sumber Daya Sarana/Logistik di Rumah Sakit............................................................7
D. Permasalahan Terkini dan Tantangan Perumahsakitan di Indonesia..............................................11
BAB III......................................................................................................................................................13
PENUTUP.................................................................................................................................................13
Kesimpulan............................................................................................................................................13
Saran......................................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................14

2
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan salah satu organisasi yang kompleks dan memiliki ciri khas
tersendiri. Hal ini dikarenakan rumah sakit adalah institusi padat karya, serta mempunyai
suatu sifat dan ciri juga fungsi khusus dalam mengolah serta menghasilkan suatu produk
berupa pelayanan kesehatan.
Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem organisasi dan manajemen yang tepat untuk
dapat mengelola rumah sakit secara efektif dan efisien. Sistem organisasi dan manajemen
yang baik akan dapat membantu rumah sakit untuk mencapai tujuannya, yaitu memberikan
pelayanan kesehatan yang bermutu kepada masyarakat.
Perkembangan teknologi dan informasi. Perkembangan teknologi dan informasi telah
memberikan dampak yang signifikan terhadap dunia kesehatan, termasuk dalam pengelolaan
rumah sakit. Teknologi dan informasi dapat membantu rumah sakit untuk meningkatkan
efisiensi, efektivitas, dan kualitas pelayanannya.
Perubahan lingkungan. Lingkungan rumah sakit juga terus mengalami perubahan, baik
lingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Perubahan lingkungan ini menuntut rumah
sakit untuk dapat beradaptasi dan menyesuaikan diri agar dapat tetap bertahan dan
berkembang.
Peningkatan tuntutan masyarakat. Masyarakat semakin menuntut pelayanan kesehatan
yang bermutu dan berkualitas. Tuntutan ini menuntut rumah sakit untuk dapat meningkatkan
kualitas pelayanannya.
Implementasi organisasi dan manajemen rumah sakit merupakan suatu proses yang
berkelanjutan. Proses ini harus dilakukan secara berkesinambungan agar rumah sakit dapat
terus berkembang dan memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan tentang bagaimana pengelolaan sumber daya manusia di rumah sakit?
2. Menjelaskan tentang bagaimana pengelolaan sumber daya keuangan di rumah sakit?
3. Menjelaskan tentang bagaimana pengelolaan sumber daya sarana/logistik di rumah sakit?
4. Menjelaskan tentang bagaimana permasalahan terkini dan tantangan perumahsakitan di
Indonesia?
C. Tujuan
1. Dapat Mengetahui bagaimana pengelolaan sumber daya manusia di rumah sakit?
2. Dapat Mengetahui bagaimana pengelolaan sumber daya keuangan di rumah sakit?
3. Dapat Mengetahui bagaimana pengelolaan sumber daya sarana/logistik di rumah sakit?
4. Dapat Mengetahui bagaimana permasalahan terkini dan tantangan perumahsakitan di
Indonesia?

3
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengelolaan Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit
Manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu bidang dalam manajemen umum
yang meliputi segi-segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian,
karena sumber daya manusia dianggap semakin penting perannya dalam pencapaian tujuan,
maka berbagai pengalaman dan hasil penelitian dalam bidang sumber daya manusia
dikumpulkan secara sistematis dalam manajemen sumber daya manusia (Rivai, 2008).
Manajemen sumber daya manusia pada hakikatnya merupakan bagian integral dari
keseluruhan manajemen rumah sakit.

Suatu rumah sakit dapat sukses, tidak terlepas dari manajemen rumah sakit sebagai fungsi
penunjang terhadap fungsi utamanya yaitu pelayanan Kesehatan. Sebagai sarana pelayanan
maka rumah sakit harus mampu meningkatkan pelayanan yang bermutu dan terjangkau oleh
lapisan masyarakat agar tercipta peningkatan derajat Kesehatan masyarakat Indonesia yang
setinggi-tingginya. Variatif komponen berperan dan mendukung pelayanan Kesehatan yang
berkualitas, salah satu unsur utama pendukung kualitas pelayanan Kesehatan adalah sumber
daya manusia (SDM).

Strategi manajemen sumber daya manusia sebenarnya juga merupakan bagian integral
dari strategi rumah sakit. Dengan pemahaman bahwa sumber daya manusia adalah aset
utama rumah sakit. Saat ini keberhasilan sebuah rumah sakit sangat ditentukan oleh
pengetahuan, keterampilan, kreativitas dan motivasi staf karyawannya. Oleh karena itu
peranan manajemen sumber daya manusia sangat menentukan keberhasilan rumah sakit
untuk mencapai tujuannya.

Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu aset terpenting dalam rumah sakit, karena
SDM berperan dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan bermutu.
Pengelolaan SDM rumah sakit meliputi sejumlah kegiatan mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian atas pengadaan tenaga kerja,
pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja dengan
SDM secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan rumah sakit³.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan SDM rumah sakit adalah:
1. Menyusun strategi SDM yang sesuai dengan visi, misi, dan tujuan rumah sakit, serta
mengintegrasikannya dengan strategi rumah sakit secara keseluruhan.
2. Melakukan analisis kebutuhan SDM berdasarkan standar profesi, kompetensi, dan beban
kerja yang dibutuhkan oleh setiap unit kerja di rumah sakit.

4
3. Melakukan rekrutmen dan seleksi SDM yang objektif, transparan, dan akuntabel, serta
memperhatikan aspek kualifikasi, kinerja, dan potensi SDM.
4. Melakukan orientasi dan induksi SDM yang bertujuan untuk mengenalkan SDM baru
dengan lingkungan kerja, budaya organisasi, dan tugas-tugas yang harus dilaksanakan.
5. Melakukan pengembangan SDM yang meliputi pendidikan, pelatihan, penelitian, dan
pengabdian masyarakat, serta memberikan kesempatan bagi SDM untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap profesionalnya.
6. Melakukan penilaian kinerja SDM yang berbasis pada indikator kinerja yang telah
ditetapkan, serta memberikan umpan balik, penghargaan, dan sanksi yang sesuai.
7. Melakukan kompensasi SDM yang adil, kompetitif, dan sesuai dengan kontribusi SDM
terhadap pencapaian tujuan rumah sakit, serta memperhatikan aspek kesejahteraan dan
kepuasan SDM.
8. Melakukan integrasi SDM yang bertujuan untuk menciptakan kerjasama, koordinasi, dan
komunikasi yang efektif antara SDM di rumah sakit, serta mengembangkan budaya
organisasi yang positif dan kondusif.
9. Melakukan pemeliharaan SDM yang meliputi perlindungan, kesehatan, dan keselamatan
kerja, serta pemberian fasilitas dan keseimbangan kerja-hidup yang memadai bagi SDM.
10. Melakukan pemutusan hubungan kerja SDM yang dilakukan dengan prosedur yang jelas,
adil, dan humanis, serta memberikan hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang sesuai bagi
SDM yang berhenti bekerja.

B. Pengelolaan Sumber Daya Keuangan di Rumah Sakit


Rumah Sakit adalah bentuk organisasi pengelola jasa pelayanan kesehatan individual
secara menyeluruh. Di dalam organisasinya terdapat banyak aktivitas, yang diselenggarakan
oleh petugas berbagai jenis profesi, baik profesi medik, paramedik maupun non-medik.
Untuk dapat menjalankan fungsinya, diperlukan suatu sistem manajemen menyeluruh yang
dimulai dari proses perencanaan strategik (renstra), baik untuk jangka panjang maupun
jangka pendek. Suatu renstra dapat disebut baik apabila perencanaan tersebut dapat
ditindaklanjuti secara praktis ke dalam program-program operasional yang berorientasi
kepada economic – equity – quality. Artinya rumah sakit dikelola secara efektif dan efisien,
melayani segala lapisan masyarakat dan berkualitas. Agar rumah sakit mampu berkembang
dan memberikan pelayanan kesehatan yang berdaya guna dan berhasil guna perlu diberikan
kemudahan berupa fleksibilitas pengelolaan keuangan.
Rumah Sakit memiliki kewajiban untuk menghasilkan laporan keuangan. Laporan
keuangan yang dimaksud, mencakup neraca, laporan operasional, arus kas, dan catatan atas
laporan keuangan. Selain laporan keuangan, RSUD juga diwajibkan untuk menyusun laporan
kinerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan (PP No. 23 Th 2005, Permendagri No
61 Th 2007).
Manajemen Pengelola Keuangan Rumah Sakit sangatlah perlu untuk mengikuti suatu
pelatihan dengan topik manajemen keuangan rumah sakit dengan tujuan menambah
pengetahuan, kemampuan serta pemahaman pengelolaan keuangan rumah sakit. Sehingga
5
harapkan sumber daya rumah sakit yang bertugas untuk melakukan pengelolaan keuangan
Rumah Sakit dapat melakukan tugasnya dengan baik dan benar serta terarah sesuai dengan
ketentuan dan aturan yang berlaku dan diharapkan kemudian dapat menghasilkan output
kinerja yang optimal.
Tujuan
 Tujuan umum dari pelatihan ini adalah untuk meningkatkan keterampilan dan
wawasan manajemen rumah sakit untuk menuju era baru BLU (Badan Layanan
Umum) yang lebih fleksibel dalam keuangan dan mandiri dalam pengelolaan
manajemen rumah sakit serta mampu menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat.
Secara khusus tujuan yang ingin dicapai dari pelatihan ini adalah: Peserta mampu
menyusun laporan keuangan berbasis SAK
 Meningkatkan keterampilan peserta dalam hal penyusunan Dokumen tata kelola yang
memuat struktur Organisasi dan tata kelola, hospital bylaws dan medical staff bylaws
 Meningkatkan keterampilan peserta dalam hal penyusunan laporan keuangan pokok,
Unit Cost, Tarif, Rencana Bisnis Anggaran dan persiapan sistem akuntansi dan
keuangan untuk menjadi organisasi auditable
 Meningkatkan wawasan peserta dalam hal yang terkait dengan standar pelayanan
minimal dan meningkatkan keterampilan peserta untuk menyusun SPM sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi rumah sakitnya masing-masing
 Meningkatkan wawasan peserta dalam hal alur birokrasi dan advokasi yang harus
ditempuh terkait pengelolaan keuangan BLU
 Untuk menghasilkan laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi
keuangan
 Untuk menghasilkan informasi keuangan yang akurat, lengkap dan tepat waktu

Keuangan pengelolaan sumber daya rumah sakit adalah salah satu aspek penting dalam
manajemen rumah sakit, karena berkaitan dengan pengadaan, pengalokasian, dan
penggunaan sumber daya keuangan yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan rumah
sakit. Keuangan pengelolaan sumber daya rumah sakit meliputi beberapa hal, antara lain:
1. Manajemen modal kerja, yaitu proses mengelola sumber daya keuangan jangka pendek
yang digunakan untuk mendukung operasional rumah sakit, seperti kas, piutang,
persediaan, dan hutang lancar.
2. Manajemen kas, yaitu proses mengelola arus masuk dan keluar uang tunai di rumah sakit,
termasuk perencanaan, pengendalian, dan pengawasan kas, serta memastikan
ketersediaan kas yang cukup untuk memenuhi kebutuhan operasional dan investasi.
3. Manajemen piutang, yaitu proses mengelola tagihan yang harus dibayar oleh pihak ketiga
atau pasien kepada rumah sakit, termasuk penetapan kebijakan kredit, penagihan, dan
penyelesaian piutang, serta mengurangi risiko piutang tak tertagih.
4. Manajemen persediaan, yaitu proses mengelola barang-barang yang dibutuhkan oleh
rumah sakit, seperti obat-obatan, alat kesehatan, bahan habis pakai, dan lain-lain,

6
termasuk perencanaan, pengadaan, penyimpanan, distribusi, dan pengawasan persediaan,
serta memastikan ketersediaan, kualitas, dan efisiensi persediaan.
5. Manajemen investasi, yaitu proses mengelola sumber daya keuangan jangka panjang
yang digunakan untuk membiayai pengembangan rumah sakit, seperti pembelian atau
pembangunan fasilitas, peralatan, teknologi, dan lain-lain, termasuk perencanaan,
analisis, evaluasi, dan pengawasan investasi, serta memastikan kelayakan, kinerja, dan
dampak investasi.
6. Manajemen hutang, yaitu proses mengelola pinjaman atau kewajiban keuangan jangka
panjang yang dimiliki oleh rumah sakit, seperti utang bank, obligasi, leasing, dan lain-
lain, termasuk perencanaan, negosiasi, pengendalian, dan pelunasan hutang, serta
memastikan kesesuaian, kewajaran, dan kemampuan membayar hutang.
7. Manajemen aset, yaitu proses mengelola sumber daya fisik yang dimiliki oleh rumah
sakit, seperti tanah, bangunan, peralatan, kendaraan, dan lain-lain, termasuk perencanaan,
pengadaan, pemeliharaan, penilaian, dan penghapusan aset, serta memastikan
optimalisasi, perlindungan, dan peningkatan nilai aset.
8. Penentuan tarif rumah sakit, yaitu proses menetapkan harga jual layanan kesehatan yang
disediakan oleh rumah sakit, termasuk analisis biaya, permintaan, persaingan, dan
regulasi, serta mempertimbangkan aspek keseimbangan antara kualitas, aksesibilitas, dan
kelayakan tarif.
9. Evaluasi kinerja keuangan rumah sakit, yaitu proses mengukur dan menilai hasil yang
dicapai oleh rumah sakit dalam pengelolaan sumber daya keuangan, termasuk analisis
laporan keuangan, rasio keuangan, anggaran, audit, dan indikator kinerja, serta
membandingkan dengan standar, target, atau benchmark yang ditetapkan.

C. Pengelolaan Sumber Daya Sarana/Logistik di Rumah Sakit


Logistik adalah salah satu subsistem di rumah sakit yang memiliki tugas untuk
menyediakan barang dan bahan dalam jumlah, kualitas, dan pada waktu yang tepat sesuai
kebutuhan dengan harga yang efisien untuk kegiatan operasional rumah sakit. Menurut
Subagya MS (1994), logistik merupakan ilmu pengetahuan dan seni serta proses mengenai
perencanaan dan penentuan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, penyaluran, dan
pemeliharaan, serta penghapusan material/alat-alat. Pendapat lain mengatakan bahwa logistik
merupakan suatu ilmu pengetahuan dan seni serta proses mengenai perencanaan dan
penentuan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, penyaluran, dan pemeliharaan serta
penghapusan material/alat-alat.

Secara umum, logistik memiliki tiga tujuan, yaitu:


1. Tujuan operasional, ialah agar barang tersedia dengan jumlah yang tepat dan mutu yang
memadai.
2. Tujuan keuangan, ialah agar tujuan operasional dapat terlaksana dengan biaya yang
serendah-rendahnya.

7
3. Tujuan pengamanan, ialah agar persediaan tidak terganggu oleh kerusakan, pemborosan,
penggunaan tanpa hak, pencurian, dan nilai persediaan yang sesungguhnya dapat
tercermin dalam sistem akuntansi

Logistik di rumah sakit memiliki fungsi-fungsi. Fungsi logistik membentuk sebuah siklus
yang terdiri dari
1. Fungsi perencanaan dan penentuan kebutuhan Perencanaan merupakan langkah awal
dalam melaksanakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit. Perencanaan
adalah proses menetapkan sasaran, pedoman, dan dasar ukuran untuk penyelenggaraan
pengelolaan barang logistik dalam jangka waktu tertentu. Kegiatan perencanaan ini
mempengaruhi kelancaran pelayanan yang diberikan rumah sakit kepada pasien. Untuk
menentukan jumlah kebutuhan di rumah sakit dapat menggunakan metode yang
berdasarkan jumlah populasi, jenis layanan di rumah sakit, dan permintaan kebutuhan.
Perencanaan logistik dibagi menjadi tiga tipe, yaitu:
a. Perencanaan strategis Perencanaan strategis adalah suatu proses untuk
mengalokasikan sumber daya logistik selama jangka waktu yang panjang, konsisten,
dan tujuan organisasi. Perencanaan strategis merupakan perencanaan jangka panjang.
Jangka waktu perencanaan strategis yaitu 5 sampai 10 tahun.
b. Perencanaan operasional Perencanaan operasional adalah suatu proses untuk
mengembangkan kebijaksanaan dan rencana logistik untuk menangani tindakan
manajemen yang rutin atau reguler dalam suatu organisasi yang berjalan. Jangka
waktu perencanaan operasional hingga satu tahun. Tujuan perencanaan operasional
yaitu: modifikasi sistem, pelaksanaan, dan anggaran.
c. Perencanaan taktis Perencanaan taktis adalah suatu proses penyesuaian jangka pendek
dari suniber daya logistik untuk hal-hal yang tidak terduga. Jangka waktu pada
perencanaan taktis pendek karena hanya berorientasi pada kejadian.

Subagya (1994) menyatakan bahwa penentuan kebutuhan merupakan perincian


(detailering) dari fungsi perencanaan, sehingga semua faktor yang mempengaruhi
penentuan kebutuhan harus diperhitungkan. Terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi penentuan kebutuhan, yaitu factor yuridis, yaitu peraturan, ketentuan
prosedur, dan batasan terhadap keamanan, desain, penyediaan barang, pengadaan, dsb,
persyaratan proyek, yaitu tujuan. kondisi lokasi, dan perhubungan (transportası), faktor
sosio ekonomi, faktor tekno ekonomi; perkembangan swadaya dan swasembada;
inventarisasi dan pemeliharaan; perkembangan biaya; perkembangan industri dan suplai;
perkembangan politis; dan pertimbangan khusus penggunaan alat-alat besar.

2. Fungsi penganggaran
Penganggaran merupakan kegiatan untuk merumuskan rincian penentuan
kebutuhan. Ada hal yang perlu diperhatikan dalam penganggaran, yaitu penyesuaian

8
rencana pembelian dengan dana yang tersedia dan mengenali adanya kendala dan
keterbatasan agar tercipta reliable budgeting.

3. Fungsi pengadaan
Pengadaan adalah upaya untuk memenuhi kebutuhan barang berdasarkan
perencanaan, penentuan kebutuhan, dan penganggaran yang telah dibuat sebelumnya.
Sasaran dalam pengadaan yaitu pemenuhan kebutuhan dengan kualitas terbaik dan harga
yang minimal, serta pengiriman barang dapat dilakukan dengan cepat dan tat. Ada
berbagai cara-cara dalam pengadaan barang diantaranya dengan pembelian, pembuatan,
penyewaan, penghibahan, dan perbaikan.

4. Fungsi penyimpanan
Penyimpanan dilakukan agar persediaan dalam keadaan stabil, mudah dicari,
mudah diawasi, dan terjaga keamanannya. Penyimpanan barang logistik dapat dilakukan
dengan metode FIFO (First In First Out), Fast and slow moving, sistem abjad, kelompok
barang, dll.

5. Fungsi pemeliharaan
Pemeliharaan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menjamin agar sarana
barang logistik selalu dalam kondisi daya guna yang baik dan untuk mempertahankan
kondisi ekonomis dari barang tersebut.

6. Fungsi pendistribusian
Pendistribusian ialah kegiatan pengurusan, penyelenggaraan, dan pengaturan
pemindahan barang logistik dari tempat penyimpanan (gudang) ke tempat pemakai (user)
sehingga menjamin kelancaran pelayanan yang bermutu. Sistem pendistribusian barang
logistik dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Sentralisasi
Sistem pendistribusian langsung dari gudang penyimpanan ke tempat user
(pemakas) Sistem im biasanya dipakai oleh instansi yang memiliki organisasi kecil,
barang logistik tidak banyak, dan lokasi gudang tidak jauh dengan tempat pemakaian.

b. Desentralisasi
Sistem pendistribusian yang dilakukan tidak secara langsung. Sistem ini biasanya
dipakai oleh instansi dengan skala besar, jumlah barang banyak. lokasi gudang jauh,
jumlah pengguna (user) barang banyak, dan jenis barang logistik bervariasi.

7. Fungsi penghapusan
Penghapusan merupakan kegiatan pembebasan barang dari pertanggung jawaban
secara fisik. Aditama (2003) menyatakan bahwa penghapusan adalah usaha untuk
menghapus kekayaan (aset) karena kerusakan yang tidak dapat diperbaiki lagi.
9
dinyatakan sudah tua dari segi ekonomis maupun teknis, kelebihan, hilang, susut, dan
karena hal-hal lain menurut peraturan perundang-undangan yang. Kegiatan ini dilakukan
jika resiko dan biaya lebih besar daripada manfaat yang didapat oleh rumah sakit. Proses
penghapusan ada tiga tahap yaitu tahap identifikasi (identification), tahap penyaringan
(screening), tahap penyelesaian (clearing).

8. Fungsi pengendalian
Pengendalian merupakan fungsi inti dari pengelolaan logistik yang meliputi usaha
untuk memonitor dan mengamankan keseluruhan pengelolaan logistik. Pengendalian
ialah tindakan untuk memastikan pelaksanaan logistik sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan dengan menggunakan umpan balik (feedback) sehingga tujuan rumah sakit
dapat tercapai. Fungsi ini meliputi kegiatan pengendalian persediaan (inventory controly.
Inventory control bertujuan menciptakan keseimbangan antara persediaan dan
permintaan. Sistem pengendalian yang dapat digunakan oleh rumah sakit seperti Sistem
VEN dan Sistem ABC. Sistem-sistem tersebut digunakan untuk mengelompokkan barang
logistik berdasarkan nilai penggunaannya.

Sarana atau logistik pengelolaan sumber daya rumah sakit adalah segala sesuatu yang
berkaitan dengan penyediaan, penyimpanan, distribusi, pemeliharaan, dan penghapusan
barang-barang yang dibutuhkan oleh rumah sakit, seperti obat-obatan, alat kesehatan, bahan
habis pakai, dan lain-lain¹. Sarana atau logistik pengelolaan sumber daya rumah sakit
memiliki peran penting dalam menunjang pelayanan kesehatan yang berkualitas dan
bermutu, serta mengoptimalkan penggunaan sumber daya keuangan rumah sakit.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam sarana atau logistik pengelolaan sumber
daya rumah sakit adalah:
1. Melakukan perencanaan dan penentuan kebutuhan logistik berdasarkan standar,
kebijakan, dan prosedur yang berlaku, serta mengintegrasikannya dengan rencana
strategis rumah sakit.
2. Melakukan penganggaran logistik yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan rumah
sakit, serta memperhatikan aspek efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas.
3. Melakukan pengadaan logistik yang memenuhi kriteria kuantitas, kualitas, harga, dan
waktu yang diinginkan, serta memperhatikan aspek transparansi, kompetitif, dan
profesional.
4. Melakukan penerimaan dan penyimpanan logistik yang sesuai dengan standar dan
prosedur yang berlaku, serta memastikan keamanan, keteraturan, dan kebersihan gudang
atau tempat penyimpanan.
5. Melakukan penyaluran logistik yang tepat sasaran, tepat waktu, dan tepat jumlah, serta
memperhatikan aspek koordinasi, komunikasi, dan dokumentasi.
6. Melakukan pemeliharaan logistik yang bertujuan untuk menjaga kualitas, fungsi, dan
nilai logistik, serta mencegah kerusakan, pemborosan, dan kehilangan.

10
7. Melakukan penghapusan logistik yang sudah tidak layak pakai, rusak, kadaluarsa, atau
berlebihan, serta memperhatikan aspek legalitas, lingkungan, dan etika.
8. Melakukan pengawasan logistik yang bertujuan untuk memonitor dan mengendalikan
seluruh proses pengelolaan logistik, serta melakukan evaluasi dan perbaikan secara
berkelanjutan.
D. Permasalahan Terkini dan Tantangan Perumahsakitan di Indonesia
Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia masih menjadi PR yang perlu dibenahi
pemerintah. Baik dari segi pemerataan, regulasi, maupun integrasi antara sistem offline
dengan online. Founder dan Chairman Center for Healthcare Policy and Reform Studies
(Chapters) Indonesia Luthfi Mardiansyah menuturkan, setidaknya terdapat 6 kendala yang
perlu dibenahi dan disikapi secepatnya. Adapun kendala tersebut antara lain:
1. Konektivitas Kendala konektifitas menjadi penyebab utama sistem kesehatan digital (E-
Health) di Indonesia tidak berkembang, terutama di daerah-daerah terpencil yang
seharusnya butuh akses kesehatan yang sama dengan masyarakat kota.. Bila konektifitas
sudah merata di seluruh Indonesia, maka bisa dipastikan masyarakat bisa mendapat akses
kesehatan yang baik karena bisa berkonsultasi dengan dokter meski berjauhan. Pun
biayanya jauh lebih murah.
2. Kejelasan Regulasi Menurut sebuah survei dari Deloitte Indonesia, Bahar, dan Chapter,
sebesar 15,6 persen pengguna masih merasa tidak puas dengan adanya layanan kesehatan
digital. Ketidakpuasaan ini terjadi karena pengguna mengkhawatirkan keamanan data
yang diinput ke dalam layanan kesehatan digital tersebut. Pun belum adanya aturan
tentang tata cara pengantaran obat agar tidak terkontaminasi benda lain hingga sampai
kepada pasien. Selain keamanan data, yang masih menjadi masalah utama dalam
perkembangan layanan digital ini antara lain, terjadinya komunikasi yang kurang baik
antara dokter dengan penderita penyakit karena tidak memeriksa penyakit secara
langsung. Apalagi secara pengalaman, banyak dokter yang tidak terbiasa memeriksa
penyakit hanya melalui telepon. Kendala-kendala soal regulasi ini, tentu menjadi kendala
pada perkembangan e-health. Pemerintah hendaknya mengatur regulasi tersebut secara
cepat mengingat pengguna layanan kesehatan digital semakin bertumbuh.
3. Bonus Demografi Populasi Indonesia merupakan populasi ke-4 terbesar di dunia, yang
banyak didominasi oleh usia muda dan masyarakat ekonomi kelas menengah. Bonus
demografi ini menjadi kekuatan untuk Indonesia untuk bersaing di kancah global.
Sayangnya, bonus demografi ini tak dibarengi dengan pelayanan kesehatan yang baik.
Anak muda dan masyarakat yang dianggap mampu memajukan Indonesia justru jadi tak
terlindungi karena tidak ada pelayanan kesehatan yang baik.
4. Negara Kepulauan Menjadi negara kepulauan, memang sangat berpengaruh besar
terhadap potensi ekspor Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia. Indonesia terkenal dengan
beragam SDA dan keindahan alam yang mampu menarik wisatawan berkunjung. Di sisi
lain, distribusi pangan dan distribusi kesehatan banyak terkendala karena tidak bisa
ditempuh hanya dengan jalur darat.

11
5. Pelayanan Rendah, tingkat pelayanan rumah sakit di Indonesia relatif rendah. Ini
tercermin dari kendala masyarakat dalam mendapatkan layanan kesehatan di beberapa
rumah sakit. Pasien yang menderita penyakit berat diminta menanti pelayanan hingga 1
bulan lamanya di rumah. Akibatnya, banyak masyarakat di daerah yang akhirnya
memilih diluar, untuk berobat ketimbang di Indonesia.
6. Teknologi Tak Dimanfaatkan dengan Baik Teknologi yang ada tak dimanfaatkan dengan
baik untuk pelayanan kesehatan. Padahal, penggima internet di Indonesia paling tinggi
ketimbang negara lain.

Permasalahan terkini dan tantangan perumahsakitan Indonesia adalah topik yang cukup
kompleks dan luas, karena melibatkan berbagai aspek, seperti kesehatan, ekonomi, sosial,
budaya, politik, dan lain-lain. Namun, secara umum, dapat dikatakan bahwa permasalahan
dan tantangan perumahsakitan Indonesia saat ini berkaitan dengan:

1. Penyakit tidak menular (PTM), yang merupakan penyebab utama beban penyakit dan
kematian di Indonesia. PTM meliputi penyakit seperti jantung, stroke, diabetes, kanker,
dan lain-lain, yang banyak dipengaruhi oleh faktor gaya hidup, lingkungan, dan genetik.
PTM menimbulkan tantangan bagi rumah sakit, karena membutuhkan pelayanan
kesehatan yang komprehensif, berkelanjutan, dan mahal, serta memerlukan upaya
pencegahan dan promosi kesehatan yang efektif dan kolaboratif .
2. Pemerataan dan kualitas pelayanan kesehatan, yang masih menjadi isu yang belum
teratasi dengan baik di Indonesia. Masih banyak terjadi ketimpangan dalam hal akses,
mutu, dan biaya pelayanan kesehatan antara daerah perkotaan dan pedesaan, antara pulau
Jawa dan luar Jawa, antara rumah sakit pemerintah dan swasta, dan antara rumah sakit
besar dan kecil. Hal ini menimbulkan masalah seperti disparitas kesehatan, ketidakpuasan
pasien, ketidakadilan sosial, dan lain-lain, yang memerlukan perbaikan dari sisi
kebijakan, regulasi, sumber daya, dan manajemen rumah sakit.
3. Pengembangan dan inovasi teknologi kesehatan, yang merupakan salah satu faktor yang
dapat meningkatkan kinerja dan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit. Teknologi
kesehatan meliputi peralatan, obat-obatan, vaksin, prosedur, dan sistem informasi, yang
dapat membantu diagnosis, pengobatan, rehabilitasi, dan pencegahan penyakit. Namun,
pengembangan dan inovasi teknologi kesehatan juga menimbulkan tantangan bagi rumah
sakit, seperti biaya, ketersediaan, keterampilan, etika, dan keamanan, yang membutuhkan
kesiapan dan kewaspadaan dari rumah sakit dalam mengadopsi dan mengadaptasi
teknologi kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lokal .

12
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Setiap rumah Sakit harus memiliki organisasi yang efektif, efisien, dan akuntabel. Dan organisasi
kesehatan terbaik dikelola dengan konsep etika yang meminimalkan konflik antara pelanggan
dan penyedia. &rganisasi kesehatan yang dikelola dengan baik berusaha untuk menarik dan
mendorongorang-orang yang terlibat di dalamnya untuk berbagi nilai. Setiap 0umah Sakit harus
menyelenggarakan tata kelola rumah Sakit dan tata kelola klinis yang baik.

Manajemen rumah sakit yang baik harus memperhatikan beberapa aspek dalam
pengelolaannya. Aspek tersebut meliputi tata kelola klinis, pendanaan, manajemen sumber
dayamanusia, manajemen informasi serta manajemen sarana. Seluruh aspek tersebut saling
terkait untuk memberikan mutu pelayanan yang diharapkan.

Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya kita dapat memahami
tentang implementasi organisasi dan manajemen rumah sakit dalam rangka memajukan
kesehatan masyarakat serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, dan dengan
implementasi organisasi dan manajemen rumah sakit yaitu melalui pengelolaan kesehatan kita
sebagai perawat dapat memahaminya. Bagi pembuat kebijakan yaitu pemerintah juga dapat
diharapkan dapat melihat kondisimasyarakat yang ada di Indonesia serta melakukan monitoring
dan evaluasi dalam pembuatan kebijakan tersebut.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://repository.penerbitwidina.com/publications/557911/manajemen-sumber-daya-manusia-
rumah-sakit

https://fastindotraining.com/manajemen-keuangan-rumah-sakit/

file:///C:/Users/HP/Pictures/Camera%20Roll/file.pdf

https://aviat.id/3-tantangan-yang-dihadapi-rs-saat-ini-apa-saja-itu/

https://money.kompas.com/read/2019/08/19/171503026/6-kendala-ini-membuat-pelayanan-
kesehatan-di-indonesia-tak-maksimal?page=all

14
1. Sumber daya manusia yang kompeten merupakan salah satu faktor penting dalam
pengelolaan sumber daya rumah sakit. Berikut adalah salah satu upaya untuk meningkatkan
kompetensi sumber daya manusia rumah sakit, yaitu:

A. Pelatihan dan pengembangan

B. Penilaian kinerja

C. Pemberian insentif

Jawaban: (A) Pelatihan dan pengembangan

2. Ketersediaan sumber daya keuangan yang memadai merupakan salah satu faktor penting
dalam pengelolaan sumber daya rumah sakit. Berikut adalah salah satu upaya untuk
meningkatkan ketersediaan sumber daya keuangan rumah sakit, yaitu:

A. Meningkatkan pendapatan rumah sakit

B. Mengurangi biaya operasional rumah sakit

C. Mencari sumber dana baru

Jawaban: (A) Meningkatkan pendapatan rumah sakit

3. Ketersediaan sumber daya teknologi yang tepat merupakan salah satu faktor penting dalam
pengelolaan sumber daya rumah sakit. Berikut adalah salah satu upaya untuk meningkatkan
ketersediaan sumber daya teknologi rumah sakit, yaitu:

A. Melakukan investasi dalam teknolog

B. Mengembangkan sumber daya manusia yang menguasai teknologi

C. Melakukan kerjasama dengan pihak ketiga

Jawaban: (A) Melakukan investasi dalam teknologi

4. Berikut adalah beberapa jenis sumber daya rumah sakit, kecuali:

A. Sumber daya manusia

B. Sumber daya keuangan

C. Sumber daya teknologi

D. Sumber daya fisik

Jawaban: (D) Sumber daya fisik

15
5. Salah satu tujuan pengelolaan sumber daya rumah sakit adalah:

A. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan

B. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan kesehatan

C. Meningkatkan kepuasan pasien

D. Semua jawaban benar

Jawaban: (D) Semua jawaban benar

6. Salah satu tantangan dalam pengelolaan sumber daya rumah sakit adalah:

A. Ketersediaan sumber daya yang terbatas

B. Kompleksitas organisasi rumah sakit

C. Perkembangan teknologi yang pesat

D. Semua jawaban benar

Jawaban: (D) Semua jawaban benar

7. Salah satu peran manajemen dalam pengelolaan sumber daya rumah sakit adalah:

A. Menetapkan tujuan dan sasaran pengelolaan sumber daya

B. Menyusun rencana pengelolaan sumber daya

C. Mengorganisasikan sumber daya

D. Semua jawaban benar

Jawaban: (D) Semua jawaban benar

8. Salah satu fungsi manajemen yang paling penting dalam pengelolaan sumber daya rumah
sakit adalah:

A. Perencanaan

B. Pengorganisasian

C. Pergerakan

D. Pengendalian

Jawaban: (A) Perencanaa

16
9. Berikut adalah beberapa tujuan manajemen rumah sakit, kecuali:

A. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan

B. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan kesehatan

C. Meningkatkan kepuasan pasien

D. Meningkatkan pendapatan rumah sakit

Jawaban: (D) Meningkatkan pendapatan rumah sakit

10. Apa yang harus diperhatikan dalam perencanaan dan pengelolaan fasilitas fisik rumah sakit?

a. Efisiensi operasional

b. Ketersediaan obat

c. Kepuasan pasien

d. Semua jawaban benar

Jawaban: a. Efisiensi operasional

Essai:

1. Bagaimana cara mengelola sumber daya keuangan di rumah sakit?


Jawaban:
Sumber daya keuangan merupakan sumber daya yang diperlukan untuk membiayai
operasional rumah sakit. Sumber daya keuangan ini harus dikelola dengan baik agar
rumah sakit dapat beroperasi secara berkelanjutan.
Berikut adalah beberapa cara untuk mengelola sumber daya keuangan di rumah sakit:
a. Perencanaan keuangan. Perencanaan keuangan harus dilakukan secara matang agar
rumah sakit dapat memperoleh pendapatan yang cukup untuk membiayai
operasionalnya.
b. Penganggaran. Penganggaran harus dilakukan secara realistis agar pengeluaran rumah
sakit dapat dikendalikan.
c. Pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan harus dilakukan secara transparan agar
dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
d. Pengendalian keuangan. Pengendalian keuangan harus dilakukan secara
berkesinambungan agar pengeluaran rumah sakit dapat dikendalikan.
2. Bagaimana cara mengatasi tantangan dalam pengelolaan sumber daya rumah sakit?
Jawaban:

17
Ada beberapa cara untuk mengatasi tantangan dalam pengelolaan sumber daya rumah
sakit, antara lain:
a. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya. Rumah sakit harus
dapat menggunakan sumber daya yang tersedia secara efisien dan efektif agar dapat
mencapai tujuannya.
b. Meningkatkan kolaborasi antar unit kerja. Kolaborasi antar unit kerja akan membantu
rumah sakit dalam mengelola sumber daya secara lebih efektif.
c. Memanfaatkan teknologi. Teknologi dapat membantu rumah sakit dalam mengelola
sumber daya secara lebih efisien dan efektif.
d. Mengembangkan budaya organisasi yang mendukung pengelolaan sumber daya.
Budaya organisasi yang mendukung pengelolaan sumber daya akan menciptakan
lingkungan kerja yang kondusif dan mendukung tercapainya tujuan rumah sakit.

18

Anda mungkin juga menyukai