DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
tugas Mata Kuliah Manajemen Keperawatan tentang “Perhitungan Tenaga
Keperawatan”
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah
kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...............................................................................1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................2
C. Tujuan Penulisan ............................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi............................................................................................4
B. Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Tenaga Keperawat…….5
C. Prinsip-Prinsip Dalam Tenagakerjaan............................................5
D. Langkah Perencanaan Tenaga Keperawatan..................................9
E. Metode-Metode Cara Perhitungan Ketenagakerjaan……………..10
F. Rumusan Perhitungan Tenaga Perawat…………………………..16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketenagaan merupakan salah satu sumber daya yang diperlukan
dalam sistem kesehatan suatu negara untuk meningkatkan kesehatan hidup
masyarakat. Ketenagaan membutuhkan masa persiapan yang terpanjang
dibandingkan dengan sumber daya yang lain dan tergantung yang
menyalurkan mobilisasi atau usaha-usaha untuk pemerataan pelayanan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari perhitungan tenaga keperawatan?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan tenaga
keperawatan?
3. Apa saja prinsip-prinsip dalam ketenagakerjaan?
4. Bagaimana langkah perencanaan tenaga keperawatan?
5. Apa saja metode-metode cara perhitungan ketenagakerjaan?
6. Bagaimana cara rumusan perhitungan tenaga perawat?
2
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa definisi dari perhitungan tenaga keperawatan?
2. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan
tenaga keperawatan?
3. Untuk mengetahui apa saja prinsip-prinsip dalam ketenagakerjaan?
4. Untuk mengetahui bagaimana langkah perencanaan tenaga keperawatan?
5. Untuk mengetahui apa saja metode-metode cara perhitungan
ketenagakerjaan?
6. Untuk mengetahui bagaimana cara rumusan perhitungan tenaga perawat?
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan atau staffing merupakan
fungsi manajemen yang merupakan dasar pelaksanaan kegiatan keperawatan.
Perhitungan tenaga perawat sangatlah berhubungan dengan beban kerja
perawat. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengkaji
beban kerja tenaga perawat, yakni rasio pasien disbanding perawat, rasio
tempat tidur disbanding, serta perlunya memperhitungkan tugas non-
keperawatan yang dilakukan oleh perawat seperti transport pasien.
Perencanaan tenaga (staffing) keperawatan salah satu fungsi utama
pimpinan organisasi dalam keperawatan. Keberhasilan pimpinan organisasi
dalam merencanakan perawat ditentukan oleh kualitas SDM. Perencanaan
tenaga kesehatan adalah proses mem perkirakan jumlah tenaga dan jenis
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang dibutuhkan untuk mencapai
target pelayanan kesehatan yang telah ditentukan dan mencapai tujuan
kesehatan. Perencanaan ini mencakup persiapan : siapa yang berbuat, kapan,
dimana, bagaimana, dengan sumber daya apa dan untuk populasi mana.
Perencanaan tenaga rumah sakit adalah sebagai perencanaan tenaga
kesehatan untuk mencapai target pelayanan rumah sakit yang dibutuhkan
akan membantu pencapaian target kesehatan. Langkah-langkah perencanaan
tenaga rumah sakit secara garis besar sama dengan langkah-langkah
perencanaan tenaga pada umumnya, memang ada beberapa kekhususan sesuai
dengan fungsi rumah sakit.
4
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Tenaga Keperawatan
1. Faktor klien, meliputi : tingkat kompleksitas perawat, kondisi pasien
sesuai dengan jenis penyakit dan usianya, jumlah pasien dan fluktuasinya,
keadaan sosial ekonomi dan harapan pasien dan keluarga.
2. Faktor tenaga, meliputi : jumlah dan komposisi tenaga keperawatan,
kebijakan pengaturan dinas, uraian tugas perawat, kebijakan personalia,
tingkat pendidikan dan pengalaman kerja, tenaga perawat spesialis dan
sikap ethis professional.
3. Faktor lingkungan, meliputi : tipe dan lokasi rumah sakit, lay
out keperawatan, fasilitas dan jenis pelayanan yang diberikan,
kelengkapan peralatan medik atau diagnostik, pelayanan penunjang dari
instalasi lain dan macam kegiatan yang dilaksanakan.
4. Faktor organisasi, meliputi : mutu pelayanan yang ditetapkan dan
kebijakan pembinaan dan pengembangan.
5
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pengelompokkan dan pembagian kerja :
Disamping itu setiap staf mengetahui kepada siapa dia harus melapor,
minta bantuan atau bertanya, dan siapa atasan langsung serta dari siapa dia
menerima tugas
2. Pendelegasian Tugas
Pendelegasian adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab
kepada staf untuk bertindak dalam batas-batas tertentu. Dengan
pendelegasian, seorang pimpinan dapat mencapai tujuan dan sasaran
kelompok melalui usaha orang lain, hal mana merupakan inti manajemen.
Selain itu dengan pendelegasian , seorang pimpinan mempunyai waktu
lebih banyak untuk melakukan hal lain yang lebih penting seperti
perencanaan dan evaluasi. Pendelegasian juga merupakan alat
pengembangan dan latihan manajemen yang bermanfaat. Staf yang
memiliki minat terhadap tantangan yang lebih besar akan menjadi lebih
komit dan puas bila diberikan kesempatan untuk memegang tugas atau
tantangan yang penting. Sebaliknya kurangnya pendelegasian akan
menghambat inisiatif staf.
Keuntungan bagi staf dengan melakukan pendelegasian adalah
mengambangkan rasa tanggung jawab, meningkatkan pengetahuan dan
rasa percaya diri, berkualitas, lebih komit dan puas pada pekerjaan..
Disamping itu mamfaat pendelegasian untuk kepala bidang keperawatan
sendiri adalah mempunyai waktu lebih banyak untuk melakukan hal-hal
6
lain seperti perencanaan dan evaluasi, meningkatkan kedewasaan dan rasa
percaya diri, memberikan pengaruh dan power baik intern maupun
ekstern, dapat mencapai pelayanan dan sasaran keperawatan melalui usaha
orang lain.
Walaupun pendelegasian merupakan alat manajemen yang efektif,
banyak pimpinan yang gagal mengerjakan pendelegasian ini. Beberapa
alasan yang menghambat dalam melakukan pendelegasian :
a. meyakini pendapat yang salah “Jika kamu ingin hal itu dilaksanakan
dengan tepat, kerjakanlah sendiri”.
b. kurang percaya diri
c. takut dianggap malas
d. takut persaingan
e. takut kehilangan kendali.
f. merasa tidak pasti tentang apa dan kapan melakukan pendelegasian,
mempunyai definisi kerja yang tidak jelas.
g. takut tidak disukai oleh staf, dianggap melemparkan tugas.
h. menolak untuk mengambil resiko tergantung pada orang lain.
i. kurang kontrol yang memberikan peringatan dini adanya masalah,
sehubungan dengan tugas yang didelegasika.
j. kurang contoh dari pimpinan lain dalam hal mendelegasikan.
k. kurang keyakinan dan dan kepercayaan terhadap staf, merasa staf
kurang memiliki ketrampilan atau pengetahuan untuk melakukan tugas
tersebut.
7
e. jelaskan batas wewenang dan tanggung jawab yang dimiliki staf
tersebut.
f. minta staf tersebut menyimpulkan pokok tugasnya dan cek penerimaan
staf tersebut atas tugas yang didelegasikan.
g. tetapkan waktu untuk mengontrol perkembangan.
h. berikan dukungan.
i. evaluasi hasilnya
3. Koordinasi
Koordinasi adalah keselarasan tindakan, usaha, sikap dan
penyesuaian antar tenaga yang ada dibangsal. Keselarasan ini dapat
terjalin antar perawat dengan anggota tim kesehatan lain maupun dengan
tenaga dari bagian lain.
Manfaat Koordinasi :
Cara koordinasi :
4. Manajemen Waktu
Dalam mengorganisir sumber daya, sering kepala bidang
keperawatan mengalami kesulitan dalam mengatur dan mengendalikan
waktu. Banyak waktu pengelola dihabiskan untuk orang lain. Oleh karena
itu perlu pengontrolan waktu sehingga dapat digunakan lebih efektif.
Untuk mengendalikan waktu agar lebih efektif perlu :
8
a. analisa waktu yang dipakai : membuat agenda harian untuk menentukan
kategori kegiatan yang ada.
b. memeriksa kembali masing-masing porsi dari tiap aktifitas.
c. menentukan prioritas pekerjaan menurut kegawatan, dan
perkembangannnya serta tujuan yang akan dicapai.
d. mendelegasikan.
9
Untuk lebih akurat nya dalam perencanaan tenaga keperawatan, maka
pimpinan keperawatan harus mempunyai keyakinan tertentu dalam organisasi
nya, seperti :
a. Rasio antara perawat dan klien di dalam ruangan perawatan intensif adalah
1 : 1 atau 1 : 2
b. Perbandingan perawat ahli dan terampil di ruang medical bedah,
kebidanan, anak dan psikiatri adalah 2 : 1 atau 3 : 1
c. Rasio antara perawat dank lien saat shift pagi atau sore adalah 1 : 5 untuk
malam hari di ruang rawat dan lain-lain 1 : 10
1. Metode Douglas
2. Metode Sistem Akuitas
3. Metode Gillies
4. Metode Swanburg
1. Metode Douglas
Douglas (1984, dalam Swansburg & Swansburg, 1999) menetapkan
jumlah perawat yang dibutuhkan dalam suatu unit perawatan berdasarkan
klasifikasi klien, dimana masingmasing kategori mempunyai nilai standar
per shift nya, yaitu sebagai berikut :
10
Jumla Klasifikasi KLien
h
Minimal Parsial Total
Pasien
Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam
Dst
Contoh kasus :
11
2. Metode Sistem Akuitas
Kelas I : 2 jam/hari
Kelas II : 3 jam/hari
Kelas III : 4,5 jam/hari
Kelas IV : 6 jam/hari
Untuk tiga kali pergantian shift ¨ Pagi : Sore : Malam = 35% : 35 % :
30%
Contoh :
Rata rata jumlah klien
8 jam
8 jam
3. Metode Gillies
12
Jumlah jam keperawatan rata rata jumlah
Perawat
13
4. Rata rata klien per hari adalah jumlah klien yang dirawat di suatu unit
berdasarkan rata- rata biaya atau menurut Bed Occupancy Rate (BOR)
dengan rumus :
Contoh :
17 orang
Jadi :
4. Metode Swansburg
Contoh :
Pada suatu unit dengan 24 tempat tidur dan 17 klien rata rata perhari .
Jumlah jam kontak langsung perawat – klien = 5 jam /klien/hari.
15
= 14 orang (jumlah staf sama bekerja setiap hari dengan 6 hari kerja
perminggu dan 7 jam/shift)
16
- makanan dan minum dilakukan sendiri.
- ambulasi dengan pengawasan.
- observasi tanda-tanda vital setiap pergantian shift.
- minimal dengan status psikologi stabil.
- perawatan luka sederhana.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan atau staffing
merupakan fungsi manajemen yang merupakan dasar pelaksanaan kegiatan
keperawatan. Perhitungan tenaga perawat sangatlah berhubungan dengan
beban kerja perawat. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
mengkaji beban kerja tenaga perawat, yakni rasio pasien disbanding perawat,
rasio tempat tidur disbanding, serta perlunya memperhitungkan tugas non-
keperawatan yang dilakukan oleh perawat seperti transport pasien.
Perencanaan tenaga rumah sakit adalah sebagai perencanaan tenaga
kesehatan untuk mencapai target pelayanan rumah sakit yang dibutuhkan
akan membantu pencapaian target kesehatan. Langkah-langkah perencanaan
tenaga rumah sakit secara garis besar sama dengan langkah-langkah
perencanaan tenaga pada umumnya, memang ada beberapa kekhususan sesuai
dengan fungsi rumah sakit.
B. Saran
Penulis yakin dalam penyusunan makalah ini belum begitu
sempurna karena penulis dalam tahap belajar, maka dari itu penulis berharap
bagi para pembaca dapat memberi saran dan usul serta kritikan yang
membangun, sehingga makalah ini menjadi sederhana dan bermanfaat. Dan
apabila ada kesalahan serta kejang galan penulis mohon maaf karena penulis
hanya memiliki ilmu dan kemampun yang terbatas. Semoga makalah ini
dapat menambah wawasan bagi para pembaca.
18
DAFTAR PUSTAKA
19